GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS ANTANG MAKASSAR TAHUN 2014

  

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG

STUNTING PADA BALITA DI PUSKESMAS ANTANG MAKASSAR

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan

Program Ahli Madya Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

  

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

OLEH :

RAMLAH

NIM : 704000011052

  

PRODI KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2014

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

  Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain sebagian atau seluruhnya maka Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Makassar, 27 Agustus 2014 Penyusun

  RAMLAH Nim: 70400011052

KATA PENGANTAR ِﻢﻴ ِﺣﱠﺮﻟا ِﻦَٰﻤْﺣﱠﺮﻟا ِﻪﱠﻠﻟا ِﻢْﺴِﺑ

  Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, pencipta langit dan bumi, semoga rahmat, hidayah-Nya tercurahkan bagi kita semua sehingga segala aktifitas bernilai ibadah disisi Allah SWT. Pada baginda Rasulullah SAW kita haturkan salam dan do’a tercurahkan yang telah menunjukkan jalan kebenaran bagi penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “Gambaran

  

pengetahuan ibu menyusui tentang stunting pada balita di puskesmas

Antang Makassar tahun 2014”.

  Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di prodi kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.Penulis sangat menyadari akan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun merupakan masukan dalam penyempurnaan selanjutnya dan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

  Mengawali ucapan terima kasih ini disampaikan penghargaan yang teristimewa kepada ayahanda dan ibunda tercinta Musa dan Aisyah atas segala perhatian, kasih sayang, dukungan, doa’a restu serta pengorbanannya yang tak terhingga. Begitu pula kepada pihak keluarga yang senantiasa memberikan nasehat, doa serta bantuan dalam bentuk apapun, semoga

  Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga nilainya juga penulis sampaikan kepada:

  1. Bapak Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing, HT. Ms selaku rektor UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan kebijakan-kebijakan serta mengerahkan segala kemampuan demi membangun kampus UIN Alauddin Makassar agar menjadi perguruan tinggi yang terdepan dan lebih berkualitas.

  2. Bapak Dr.dr.H.Andi Armyn Nurdin, M.Sc selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar beserta Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III dan seluruh staf administrasi yang telah memberikan berbagai fasilitas kepada seluruh mahasiswa UIN Alauddin Makassar selama masa pendidikan.

  3. Ibu Firdayanti, S.SiT M.Keb selaku ketua prodi kebidanan yang telah menuntun, mendidik dan mengajarkan kepada penulis berbagai disiplin ilmu.

  4. Ibu dr. Rauly Ramadhani M. Kes. selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing, mengarahkan dan memberikan petunjuk serta memberikan motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini.

  5. Ibu Hj. Sitti Saleha, S.SiT.SKM,.M.Keb selaku penguji I yang telah banyak memberikan saran dan motivasi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini

  6. Bapak Dr. Burhanuddin, LC.M.ThI selaku penguji II yang telah banyak memberikan saran dan petunjuk dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah khususnya dalam bidang keagamaan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

  7. Gubernur Sulawesi Selatan/Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BALITBANGDA) Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Kesehatan Kota Makassar yang telah memberikan izin untuk penelitian

  8. Kepala puskesmas Antang Makassar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

  9. Rekan-rekan mahasiswi Jurusan Kebidanan angkatan 2011 yang telah bersama-sama penulis mengarungi samudera ilmu, saling berbagi suka maupun duka.

  10. Terima kasih untuk Sufriadi, Pidar, Dillah, Mida, Ayu yang senantiasa membantu dan memberikan semangat untukku.

  Terlalu banyak orang yang berjasa dan terlalu banyak orang yang mempunyai andil kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas sehingga tidak sempat dan tidak muat bila dicantumkan semua dalam ruang yang terbatas ini. Kepada mereka tanpa terkecuali, penulis mengucapkan terimah kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya semoga menjadi ibadah dan amal jariyah. Aaamin Yaa Rabb.

  Terima kasih atas segala bantuannya yang telah diberikan kepada penulis dalam penusunan Karya Tulis Ilmiah ini semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan Karunianya kepada kita semua. Amin.

  Makassar, Agustus 2014 Penyusun

  Ramlah 70400011052

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN KTI ................................................................. ii KATA PENGANTAR ..................................................................................... v DAFTAR ISI……............................................................................................ ix DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xviii ABSTRAK ....................................................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN................................................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ......................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ................................................................................

  9 C. Tujuan Penelitian .................................................................................

  9 1. Tujuan Umum ................................................................................

  9 2. Tujuan Khusus ...............................................................................

  9 D. Manfaat penelitian ...............................................................................

  10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................

  11 A. Tinjauan Umum Tentang Pertumbuhan dan perkembangan ..............

  11 1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan ................................

  11 2. Tahapan tumbuh kembang anak ....................................................

  12 3. Cirri-ciri pertumbuhan dan perkembangan ...................................

  15

  4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak ...........

  64 D. Tinjauan Umum Tentang Laktasi………………………………… ....

  76 3. Tingkatan Pengetahuan………………………………………... ...

  76 2. Jenis Pengetahuan……………………………………………… .

  76 1. Pengertian Pengetahuan………………………………………... ..

  75 E. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan……………………………....

  74 5. Manfaat Menyusui…………………………………………….. ...

  74 4. Pemeliharaan Laktasi…………………………………………… .

  72 3. Mekanisme Menyusui………………………………………….. ..

  72 2. Fisiologi Laktasi………………………………………………….

  72 1. Pengertian Laktasi……………………………………………......

  60 7. Pencegahan Stunting…………………………………………… ..

  17 5. Penilaian pertumbuhan anak…………………………………...

  54 6. Efek Jangka Panjang Stunting…………………………………....

  46 5. Tata Laksana Stunting…………………………………………....

  45 4. Penilaian Stunting Secara Antropometri……………………… ....

  36 3. Pendekatan Diagnostik Stunting………………………………. ...

  35 2. Etiologi Stunting ............................................................................

  35 1. Pengertian Stunting ........................................................................

  32 C. Tinjauan Umum Tentang Stunting.......................................................

  32 2. Klasifikasi Status Gizi....................................................................

  32 1. Pengertian Status Gizi....................................................................

  26 B. Tinjauan Umum Tentang Status Gizi ..................................................

  77

  4. Pengukuran Pengetahuan……………………………………… ...

  78 F. Kerangka Konseptual ...........................................................................

  79 1. Kerangka Pemikiran Variabel Penelitian .......................................

  79 2. Skema Kerangka Konsep ...............................................................

  80 3. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ....................................

  80 BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................

  83 A. Jenis Penelitian.....................................................................................

  83 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................

  83 1. Lokasi Penelitian............................................................................

  83 2. Waktu Penelitian ............................................................................

  83 C. Populasi dan Sampel ............................................................................

  83 1. Populasi..........................................................................................

  83 2. Sampel............................................................................................

  84 D. Metode Pengumpulan Data..................................................................

  85 E. Pengolahan dan Analisis Data .............................................................

  85 1. Pengolahan Data ............................................................................

  85 2. Analisis Data ..................................................................................

  86 F. Penyajian Data .....................................................................................

  87 G. Etika Penelitian…………………………………………………….. ..

  87 1. Informed consent............................................................................

  87 2. Anonimity .......................................................................................

  88 3. Anonfidentiality .............................................................................

  88 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...............................

  89

  A. Hasil Penelitian ...................................................................................

  89 B. Pembahasan ........................................................................................

  98 BAB V PENUTUP ........................................................................................

  110

  A. Kesimpulan .......................................................................................... 110

  B. Saran ................................................................................................... 111 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Tabel 2.1 Kategori Stunting berdasarkan Z-score standar WHO 2005

  49 Tabel 2.2 Standar Panjang Badan atau Tinggi Badan Berdasarkan

  umur Anak Laki-Laki Umur 0-60 Bulan ................................ ….51

Tabel 2.3 Standar Panjang Badan atau Tinggi Badan Berdasarkan umur Anak Perempuan Umur 0-60 Bulan ...............................

  53 Tabel 4.1 Distribusi frekuensi Ibu Menyusui Menurut Umur di Puskesmas Antang Makassar tahun 2014………………… ....

  91 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Menurut Pendidikan di Puskesmas Antang Makassar tahun 2014...............................

  92 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ibu Menyusui Menurut Pekerjaan di Puskesmas Antang Makassar Tahun 2014...............................

  93 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Defenisi Stunting di Puskesmas Antang Makassar Tahun 2014…………………………………………………...

  94 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Defenisi Stunting di Puskesmas Antang Makassar Tahun 2014…………………………………………………...

  94 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan ibu menyusui

  Tahun 2014………..................................................................

  95 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang tata laksana stunting di puskesmas Antang Makassar tahun 2014.............................................................................................

  96 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Stunting Efek Jangka Panjang Stunting di Di Puskesmas Antang Makassar Tahun 2014..........................

  97 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui

Tentang Pencegahan Stunting di Puskesmas Antang

Makassar Tahun 2014................................................................

  98

  DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman Gambar 2.1 Anak Stunting ...........................................................................

  36 Gambar 2.2 Bayi IUGR...............................................................................

  43 Gambar 2.3 Pengukuran Panjang Badan Anak Yang Belum Dapat Berdiri

  49 Gambar 2.4 Pengukuran Panjang Badan Anak Yang Sudah Dapat Berdiri

  50

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Kegiatan Konsultasi.

  Lampiran II : Lembar Persetujuan Responden (Informed Consent). Lampiran III : Lembar Kuesioner gambarn tingkat pengetahuan ibu menyusui

  tentang stunting pada balita di puskesmas Antang Makassar tahun 2014

  Lampiran IV : Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Awal dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar

  Lampiran V : Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Awal dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar kepada Kepala Puskesmas Antang Makassar

  Lampiran VI : Surat Permohonan Izin Penelitian dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar kepada Gubernur Sulawesi Selatan (Kepala Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan).

  Lampiran VII : Surat Izin/Rekomendasi Penelitian dari Gubernur Sulawesi Selatan/ Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sulawesi Selatan kepada Walikota Makassar

  Lampiran VIII : Surat Izin/Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kepada Kepala Dina Kesehatan Kota makassar

  Lampiran IX : Surat Izin /Rekomendasi Penelitian Dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar kepada Kepala Puskesmas Antang Makassar

  Lampiran X : Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Puskesmas Antang

  Makassar

  Lampiran XI : Master Tabel Penelitian Lampiran XII : Daftar Riwayat Hidup

  

ABSTRAK

DEPARTMENT OF MIDWIFERY UIN Alauddin MAKASSAR SCIENTIFIC WRITINGS, AUGUST 2014 Name : Ramlah, 70400011052 Title : " An Overview Knowledge Level About Breastfeeding Stunting In Toddlers at Publict Health Center Antang Makassar 2014 "

  Stunting is a chronic condition that describes the inhibition of growth due to the long-term malnutrition. Stunting is a short state of the body to exceed -2SD deficit below the median length or height. Stunting is a serious health problem in Indonesia.

  The research was held on August to 21 August 2014 at Antang Makassar Health Center, this study aims to describe the level of knowledge about breast- feeding mothers in the health centers of stunting among children by 2014 Makassar Antang type used is descriptive research with a population of 472 and 37 samples obtained were selected by purposive sampling using primary data, the data is processed manually with a calculator and displayed in a frequency distribution table and the percentage with an explanation.

  The results showed that the level of knowledge about stunting definitions, causes, management , long-term effects, and prevention of stunting is largely lacking. Good level of knowledge about the definition of stunting was 23.3% and the level of knowledge no less than 75.6% of breastfeeding mothers .The level knowledge about the causes of stunting was 18.9% in both categories, 45.9% in the category of pretty, and 35.1% in the low category. The level of breastfeeding knowledge about governance stunting, 54.0% had a good level of knowledge and 45.9% had less knowledge. The level of breastfeeding knowledge about the long- term effects of stunting, 5.4% of respondents have sufficient knowledge level and 94.5% of respondents have less knowledge level. The level of knowledge about the prevention of stunting nursing mothers, 45.9% had a good level of knowledge, 27.0% of respondents have sufficient knowledge level and 35.1% had less knowledge.

  The need for the role of government, cross-sector, health officials create and facilitate policies and practices that provide the main focus on the prevention and management of stunting. The role of health workers providing the information (extension) to the community about stunting.

  Bibliography : Literature 73 (2002-2014) Keywords : Knowledge, nursing mothers, stunting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia sebagai negara berkembang menghadapi tantangan yang

  lebih besar memasuki era globalisasi karena harus bersaing dengan negara- negara lain dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam menciptakan sumber daya berkualitas, salah satunya adalah aspek kesehatan. Salah satu komponen dari aspek kesehatan adalah gizi. Gizi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan sebuah negara dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas (Depkes RI 2009 dalam Rosary dkk 2013). Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Dahlia, 2012).

  Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta cerdas. Kualitas bangsa dimasa depan akan sangat dipengaruhi oleh status gizi pada saat ini, terutama anak dibawah usia lima tahun. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai usia dewasa muda (Rahim, 2011).

  Masa balita adalah masa yang sangat penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Masa balita merupakan

  

golden age (periode keemasan) yaitu periode penting dalam proses tumbuh

  kembang manusia, perkembangan dan pertumbuhan dimasa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya (Hurlock EB, 2006). Sistem persarafan terjadi petumbuhan otak pada masa balita secara berkelanjutan hingga 80% dan peningkatan keterampilan intelektual (Potts dan Mandleco 2007 dalam Nurhidayati 2011)

  Gangguan perkembangan dan pertumbuhan pada balita akan mempengaruhi ketahanan fisik dan kecerdasan sehingga dapat memberi dampak terhadap kehidupan pada masa yang akan datang. Digambarkan pula, ada kekhawatiran jika permasalahan gizi pada balita tidak ditanggulangi akan menyebabkan generasi yang hilang ( lost generation ), yaitu suatu keadaan yang berbahaya bagi kelangsungan suatu bangsa (Novayeni dkk, 2011). Anak dibawah usia lima tahun salah satu kelompok yang beresiko tinggi mengalami gangguan perkembangan fisik apabila ada gangguan gizi (Soetjiningsih 2002 dalam Shafwan, Kusnanto dan Fuad 2008). Masalah gizi dan kesehatan pada anak umumnya adalah gizi buruk, gizi kurang, gizi lebih, masalah pendek/stunting, anemia kekurangan besi, dan karies gigi (Soetardjo, 2011 ).

  Permasalahan gizi yang masih menjadi masalah utama di dunia adalah malnutrisi. Masalah malnutrisi merupakan permasalahan global. 25% populasi dunia mengalami kelebihan berat badan, 17% anak usia sekolah yang memiliki berat badan kurang dan 28,5% mengalami stunting (Indonesia health sector review, 2012). Malnutrisi akan membawa dampak yang luas diantaranya mudahnya anak terkena infeksi dan gangguan tumbuh kembang serta fungsi organ tubuhnya (Rodrigues L dan Cervantes A 2011 dalam Giri 2013).

  Masalah malnutrisi yang mendapat banyak perhatian akhir-akhir ini adalah masalah kurang gizi kronis dalam bentuk anak pendek atau stunting.

  

Stunting adalah masalah gizi utama dan makin mengkhawatirkan mengingat

  terdapatnya hubungan antara stunting dan penyakit tidak menular di kemudian hari, yang saat ini menjadi mayoritas beban penyakit di indonesia. Kaitan antara stunting dengan penyakit tidak menular belum sepenuhnya dipahami atau ditangani dengan baik oleh pembuat petugas kesehatan dan pembuat kebijakan (kebijakan gerakan sadar gizi, 2012).

  Stunting adalah kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya

  pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting merupakan keadaan tubuh yang pendek hingga melampaui deficit -2SD dibawah median panjang atau tinggi badan (Manary dan Solomons 2009 dalam Renyoet dkk, 2013).

  

Stunting merupakan masalah kesehatan utama dinegara berpendapatan

  rendah dan menengah karena hubungannya dengan peningkatan risiko kematian pada kanak-kanak. Selain menyebabkan kematian pada kanak- kanak, stunting juga mempengaruhi fisik dan fungsional tubuh (The lancet 2008 dalam Fitri 2012).

  Status gizi balita harus sangat dijaga dan diperhatikan oleh orang tua, karena terjadi malnutrisi pada masa ini dapat mengakibatkan kerusakan yang

  

irreversible yaitu sulit untuk pulih kembali. Sangat mungkin ukuran tubuh

  pendek adalah salah satu indikator atau petunjuk kekurangan gizi yang berkepanjangan pada balita. Kekurangan gizi yang lebih fatal akan berdampak pada perkembangan otak (Agria dkk 2012 dalam Dewi 2013).

  Kekurangan gizi kronis dalam bentuk anak pendek (stunting) masih umum di beberapa negara. Data PBB 2008 dalam Rah et al 2010, Di seluruh dunia pengerdilan mempengaruhi hampir sepertiga dari anak dibawah lima tahun, dengan prevalensi yang lebih tinggi di negara-negara sumber daya Sub- Sahara Afrika dan Asia Selatan (Renyoet dkk 2013), sedangkan menurut data yang dikeluarkan Unicef terdapat sekitar 195 juta anak yang hidup di negara miskin dan berkembang mengalami stunting (Shashidar 2009 dalam Wiyogawati 2010). Data dari world health statistic 2011 menunjukkan prevalensi stunting secara global mencapai 26,7% dan gizi kurang mencapai 16,2% (WHO 2012 dalam Soemardi dkk 2013).

  Para pemerediksi status gizi anak mengunjungi fasilitas kesehatan di wilayah Jimma Zone, Etiopia Barat Selatan analisis menunjukkan bahwa 14,4% kekurangan berat badan (underweight), 33,9% kerdil/pendek, dan 19,2% kurus (Beyene 2012 dalam Renyoet dkk 2013). Prevalensi stunting pada tahun 2007 di Asia adalah 30,6% (UNSCN 2008 dalam Fitri 2012).

  Penelitian Sengupta, Phillip dan Benjamin (2010) dalam Fitri (2012) yang dilakukan di Ludhinia India, prevalensi stunting pada anak usia 12-59 bulan adalah 74,55% , Sedangkan di Asia tenggara prevalensi stunting pada tahun

  2007 sebesar 29,1% (UNSCN 2008, Riskesdas 2010 dalam Susilo dan Widyastuti 2013).

  Indonesia telah berhasil menurunkan angka kekurangan gizi pada anak usia dibawah lima tahun (balita) dari 24,50% dari tahun 2005 menjadi 17,90% pada tahun 2010 (Riskesdas, 2010). Dalam perjalanannya Indonesia telah berhasil menurunkan angka gizi kurang dan gizi buruk. Namun demikian Indonesia dihadapkan pada pembangunan pangan dan gizi yang lain, yaitu masih tingginya prevalensi balita yang pendek (stunting). Walaupun penurunan prevalensi anak balita gizi kurang dan gizi buruk cukup bermakna, namun prevalensi anak balita pendek masih memprihatinkan (Bappenas, 2011).

  Prevalensi balita stunting pada tahun 2007 berdasarkan data riset kesehatan dasar (2007) di Indonesia secara nasional sebesar 36,8% (Riskesdas, 2007). Berdasarkan data riskesdas (2010), untuk skala nasional prevalensi balita stunting sebesar 35,6% atau turun 1,2% dibandingkan tahun 2007 (Riskesdas, 2010). Sedangkan prevalensi balita stunting secara nasional pada tahun 2013 adalah 37,2% atau meningkat 1,6% dibandingkan tahun 2010 (Riskesdas, 2013).

  Prevalensi balita stunting di provinsi Sulawesi Selatan tahun 2007 sebesar 29,1%. 13,9% kategori sangat pendek dan 15,2% kategori pendek (Riskesdas, 2007). Pada tahun 2010, prevalensi balita stunting di Sulawesi Selatan meningkat menjadi 38,9%. 15,8% balita dengan status sangat pendek, dan 23,1% balita dengan status pendek (Novayeni dkk 2011; Riskesdas 2010). Sementara berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi balita stunting di Sulawesi Selatan meningkat hingga >40%.

  Masalah kesehatan masyarakat dianggap berat bila prevalensi pendek sebesar 30-39 %, dan serius bila prevalensi pendek ≥40% (WHO, 2010 dalam Riskesdas 2013). Sulawesi Selatan merupakan urutan ketiga provinsi yang mengalami masalah kesehatan serius setelah Maluku yang menempati urutan kedua (Riskesdas, 2013).

  Pada kota Makassar, prevalensi balita stunting pada tahun 2007 sebesar 26,9%. Kategori sangat pendek yaitu 16,8% dan pendek 10,1% (Renyoet dkk 2013). Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota Makassar (2013), prevalensi stunting di kota Makassar berdasarkan pemantauan status gizi (PSG) pada tahun 2013 adalah 8,69% atau menurun sebesar 18,21%, dengan kategori pendek sebesar 7,3% dan sangat pendek sebesar 1,39% .

  Puskesmas Antang adalah salah satu puskesmas di kota Makassar. Data yang diperoleh dari puskesmas Antang tahun 2013, terdapat 1793 balita. Data dari pencatatan status gizi balita puskesmas Antang, terdapat 35 orang balita pendek (stunting), dengan kategori sangat pendek sebanyak 20 orang dan indikator pendek sebanyak 15 orang.

  Penyebab masalah gizi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung. Penyebab langsung yaitu faktor makanan dan penyakit infeksi. Faktor penyebab tidak langsung meliputi ketahanan pangan dalam keluarga, pola asuh, perawatan kesehatan dan sanitasi lingkungan yang kurang memadai. Keempat faktor tidak langsung tersebut saling berkaitan dengan pendidikan, pengetahuan, penghasilan, dan keterampilan ibu (Adisasmito 2007 dalam Giri dkk 2013).

  Penyebab munculnya kekurangan gizi sangat kompleks, namun salah satu faktor yang dominan adalah akibat perilaku pemberian makanan atau pola asuh gizi yang salah. Pola asuh gizi meliputi perilaku yang berkaitan dengan pemberian makanan pada anak baik dari segi jumlah maupun jenis makanan yang diberikan. Khusus untuk anak usia 0-24 bulan peranan Air Susu Ibu sangat penting. ASI adalah makanan yang aman untuk bayi, mempunyai komposisi gizi yang sesuai kebutuhan dan mengandung antibody yang melindungi bayi dari serangan penyakit sehingga pemberian ASI dapat mencukupi kebutuhan gizi.

  Studi-studi dibanyak negara berkembang mengungkap bahwa penyebab utama terjadinya gizi kurang dan hambatan pertumbuhan pada anak- anak usia balita berkaitan dengan rendahnya pemberian ASI (Susanty, Mery dkk 2012). Pemberian Air Susu Ibu adalah salah satu faktor penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak (Ahmad dkk, 2010).

  Pemberian ASI eksklusif dan MP-ASI yang tepat sampai usia 12 bulan dapat menurunkan prevalensi stunting dimana pemberian ASI dan MP-ASI yang tepat dapat menurunkan stunting 19,8% (Butta et al 2008 dalam Fitri 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Banten, pemberian ASI/MP- ASI yang kurang dan pemberian MP-ASI/susu formula terlalu dini dapat meningkatkan risiko stunting karena bayi cenderung mudah terkena infeksi seperti diare (Rahayu LS 2011 dalam Anugraheni dan Kartasurya 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Giri, Muliarta, dan Wahyuni (2013), menunjukkan ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan status gizi balita. Balita yang mendapat ASI eksklusif memiliki status gizi baik dibandingkan balita yang tidak mendapat ASI Eksklusif.

  Penelitian Picaully dan Toy (2013) mengatakan bahwa determinan kejadian stunting adalah pendapatan keluarga, pengetahuan ibu, riwayat infeksi penyakit, riwayat imunisasi, asupan protein dan pendidikan ibu. Salah satu faktor determinan kejadian stunting pada anak di bawah lima tahun adalah pengetahuan ibu.

  Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang (Notoadmodjo 2005 dalam Sulaeman 2011).

  Al-quran telah menempatkan ilmu pengetahuan dalam kedudukan yang sangat tinggi, sebagaimana firman Allah swt di dalam QS: Al-Mujadilah [85/11] :

  

           

            



         Terjemahnya:

  Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (AL-Kalam digital, 2009)

  Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang gambaran tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang stunting pada balita.

  B. Rumusan masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang stunting pada balita di puskesmas Antang tahun 2014.

  C. Tujuan penulisan

  1. Tujuan umum Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang stunting pada balita di puskesmas antang tahun 2014.

  2. Tujuan khusus

  a. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang defenisi stunting b. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang penyebab stunting c. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang tata laksana stunting d. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang efek jangka panjang stunting e. Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pecegahan stunting.

  D. Manfaat penulisan Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk :

  1. Bagi peneliti Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam penerapan ilmu yang diperoleh sewaktu perkuliahan

  2. Bagi masyrakat (keluarga) Memberikan masukan bagi keluarga agar memperhatikan gizi balita untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dalam rangka menciptakan sumber daya manusia berkualitas, cerdas, dan produktif.

  3. Bagi peneliti selanjutnya Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

  4. Instansi kesehatan (puskesmas) Memberikan masukan kepada pihak puskesmas dalam memberikan dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang optimal khususnya dalam perbaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan umum tentang pertumbuhan dan perkembangan

1. Defenisi pertumbuhan dan perkembangan

  Pada hakikatnya, semua manusia mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan terjadi setiap saat dalam tubuh manusia. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan (Fitriani, 2011). Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur menggunakan satuan panjang, satuan berat, dan ukuran kepala (Khamzah (2012).

  Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar atau jumlah dimensi pada tingkat sel, organ, ataupun individu, yang bias diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh) (Soetjiningsih (2012).

  Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, bersifat kualitatif, pengukuran dapat dilakukan menggunakan skrining perkembangan ( Khamzah, 2012; Fitriani 2011). Perkembangan merupakan progresif yang teratur sebagai akibat kematangan. Pengertian perubahan progresif adalah perubahan dalam perkembangan terdapat interelasi antara tugas-tugas perkembangan sebelumnya, saat ini, dan persiapan menghadapi tugas sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perubahan saat ini dipengaruhi perubahan sebelumnya dan perubahan saat ini akan mempengaruhi perubahan selanjutnya.

2. Tahapan tumbuh kembang anak

  Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan sel sperma dan sel telur (fertilisasi). Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut zigot dan akan melakukan pembelahan menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio kemudian menjadi fetus. Manusia diciptakan secara bertahap. Ini sebagaimana firman Allah swt dalam QS: Nuh [71/13-14] :

             Terjemahnya :

  “Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal dia Sesungguhnya Telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”. (Al-Kalam digital, 2009)

  Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Nuh as yang menasehati kaumnya seperti terbaca pada ayat sebelumnya, melanjutkan nasihat beliau dengan berkata :“mengapa kamu tidak mengharap bagi Allah penghormatan ? Padahal sungguh Dia telah menciptakan manusia berfase-fase”.Dari nutfah, alaqah, mudgah dan seterusnya dan pada setiap Menurut ulama Al-Baidhawi memahami kata tarju’na dalam arti mempercayai, sehingga ayat diatas dipahaminya dalam arti “ apa yang terjadi pada diri kamu sehingga kamu dalam keadaan tidak mempercayai keagungan, yang mengharuskan kamu berfirman dan bertakwa kepada- Nya (Shihab, M. Quraish, 2002).

  Tahap tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan, dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.

  Tahap-tahap pertumbuhan anak sebagai berikut :

  a. Masa prenatal atau intrauterine Masa ini dapat dibagi menjadi 2 periode : 1) Masa embrio

  Masa embrio adalah masa sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organism, terjadi diferensiasi yang berlangsung cepat, terbentuk system organ dalam tubuh.

  2) Masa fetus Masa fetus adalah sejak umur kehamilan 9 minggu sampai dengan kelahiran. Masa ini terdiri atas 2 periode, yaitu masa fetus dini dan masa fetus lanjut. Masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai trimester kedua kehamilan. Terjadi percepatan pertumbuhan dan alat tubuh mulai terbentuk dan mulai berfungsi. Sedangkan masa fetus lanjut pada trimester akhir kehamilan. Pertumbuhan berlangsung pesat dan adanya perkembangan fungsi-fungsi. b. Masa postnatal Masa postnatal atau masa setelah lahir terdiri dari beberapa periode, yaitu: 1) Masa neonatal (0-28 hari)

  Terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ lainnya.

  2) Masa bayi (1-24 bulan) Masa bayi dibagi menjadi dua, yaitu masa bayi dini (1-12 bulan) dan masa bayi akhir (1-2 tahun). Masa bayi dini pertumbuhan pesat dan proses pematangan Sberlangsung secara kontinyu terutama meningkatnya sistem saraf. Masa bayi akhir, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi ekskresi.

  3) Masa prasekolah (2-6 tahun) Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan dan proses belajar. 4) Masa sekolah (wanita : 6-10 tahun, laki-laki :8-12 tahun)

  Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah, keterampilan dan intelektual makin berkembang., senang bermain kelompok dengan jenis kelompok yang sama.

  5) Masa remaja (wanita : 10-18 tahun, laki-laki :12-20 tahun) Pada masa ini merupakan transisi dari periode anak ke dewasa.

  Pada masa ini, percepatan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang disebut Adolescent Growth Spurt (Fitriani 2011)

3. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan

  Secara garis besar terdapat 4 (empat) perubahan sebagai ciri pertumbuhan, yaitu : a. Perubahan ukuran

  Perubahan ini terlihat jelas pada pertumbuhan fisik yang dengan bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung, paru- paru, dan usus akan bertambah besar sesuai dengan peningkatan kebutuhan tubuh.

  b. Perubahan proporsi Selain bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga memperlihatkan perubahan proporsi. Anak bukanlah dewasa kecil, tubuh anak memperlihatkan perbedaan proporsi jika dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Proporsi seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak dan orang dewasa. Pada bayi baru lahir, kepala relative mempunyai proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan usia-usia lain. Titik pusat tubuh bayi baru lahir kurang lebih setinggi umbilicus sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh setinggi simpisis pubis.

  c. Hilangnya ciri-ciri lama Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan- lahan, seperti menghilangnya kelenjar thymus, lepasnya gigi susu, dan menghilangnya reflex-refleks primitif.

  d. Timbulnya ciri-ciri baru Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya gigi tetap yang menggantikan gigi susu yang lepas, dan munculnya tanda-tanda seks sekunder seperti tumbuhnya rambut pubis dan aksila, tumbuhnya buah dada pada wanita, dan sebagainya (Fitriani (2011).

  Ciri-ciri perkembangan :

  a. Perkembangan melibatkan perubahan Karena perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, maka setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan system reproduksi disertai dengan perubahan pada organ kelamin, perkembangan intelegensia menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

  b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya Seseorang tidak akan bias melewati suatu tahap perkembangan sebelum melewati tahapan sebelumnya. Seorang anak tidak akan bias berjalan sebelum ia bisa berdiri. c. Perkembangan mempunyai pola yang tetap Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu sefalokaudal dan proksimodistal. Perkembangan yang terjadi lebih dahulu di daerah kepala kemudian akan menuju ke

  kaudal , pola ini disebut sefalokaudal. Sedangkan proksimodistal

  adalah perkembangan yang terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (Gerakan kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang yang mempunyai kemampuan dalam gerakan halus.

  d. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak dapat terjadi secara terbalik.

  Seorang anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya.

  e. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dala kecepatan yang berbeda-beda. Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa remaja, sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin berkembang pada masa yang lainnya.