PENGARUH BIMBINGAN TEKHNIK MENYUSUI DAN PEMBERIAN MINUMAN LOKAL TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MENYUSUI PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR TAHUN 2017

  406 PENGARUH BIMBINGAN TEKHNIK MENYUSUI DAN PEMBERIAN MINUMAN LOKAL TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MENYUSUI PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR TAHUN 2017 Dewi Sartika

  1

, Andi Nurlinda

  2 , Fatmah afrianty Gobel

  3

  1 Pasca Sarjana UMI Makassar

  2 Pasca Sarjana UMI Makassar

  3 Pasca Sarjana UMI Makassar ((Alamat Korespondensi: dewisartikanowi@gmail.com/081342140431)

  ABSTRAK

  Perlu diketahui juga bahwa banyak hal yang mempengaruhi produksi ASI. Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua hormon, yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran ASI. Prolaktin berkaitan dengan nutrisi ibu, semakin baik asupan nutirisinya semakin baik pula produksi ASI, oleh sebab itu selain tehnik yang perlu diperhatikan nutirisi ibu juga sangat perlu untuk diperhatikan karena faktor tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan menyusui. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Pengaruh Bimbingan Tekhnik Menyusui dan Pemberian Minuman Lokal Terhadap Tingkat Keberhasilan Dalam Menyusui Pada Ibu Post Partum Di Puskesmas Kassi- Kassi Makassar Tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain Quasi Experiment dengan rancangan penelitian the pretest – postest two group design, penelitian ini terdiri dari pengambilan data pretest (sebelum) dan posttest (setelah) untuk mengetahui keadaan sebelum dan setelah dilakukan intervensi. Hasil peenlitian ini adalah Dari hasil uji statistik di dapatkan bahwa perbedaan yang bermakna antara kepuasan produksi ASI, kelancaran produksi ASI dari indikator bayi, dan kelancaran produksi ASI dari indikator ibu antara kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi yang memperoleh tehnik bimbingan lebih mempengaruhi “Sukses ASI ”.

  Kata kunci : Tekhnik menyusui, minuman lokasl, post partum PENDAHULUAN

  Pada hakekatnya tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk mewujudkan terciptanya SDM yang berkualitas yaitu manusia yang sehat dan cerdas dipengaruhi oleh pemberian asupan gizi masa kecil yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI). Bayi yang mendapat ASI Eksklusif morbiditas dan mortalitasnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif. Menurut WHO, di dunia terdapat1-1,5 juta bayi meninggal setiap tahunnya karena tidak mendapat ASI Eksklusif (Cahayani, 2012)

  Waktu yang direkomendasikan WHO untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa tambahan. Dalam kajian WHO, yang melakukan penelitian sebanyak 3000 kali, menunjukkan bahwa ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, mulai hormon antibodi, faktor kekebalan, hingga antioksidan.

  Berdasarkan hal tersebut, WHO kemudian mengubah ketentuan mengenai ASI eksklusif yang semula 4 bulan menjadi 6 bulan. Sejalan dengan WHO, menteri kesehatan melalui Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004 pun akhirnya menetapkan perpanjangan pemberian ASI secara eksklusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan (Riksani, 2012).

  Sebuah analisis yang dilakukan Hellen Keller (2002) menerangkan bahwa memberikan Air Susu Ibu (ASI) selama 6 bulan dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa diseluruh dunia, termasuk 22% nyawa yang melayang setelah kelahiran. Pedoman international yang menganjurkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya (Prasetyono, 2009).

  United Nations Of Children’s Fund (UNICEF) menyatakan bahwa 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta kematian anak balita di dunia setiap tahun bisa

  407

  selama 6 bulan sejak sejam pertama setelah kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayi ( Prasetyono, 2009). Data yang diperoleh dari cakupan

  pemberian air susu ibu eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan pada 2013 di Indonesia sebesar 61,5%, pada tahun 2014 relatif turun menjadi 52,4%, pada tahun 2015 naik menjadi 53,4%, dan itu masih jauh dari target yang telah ditentukan yaitu 80% (Kementrian Kesehatan RI).

  Di sulawesi selatan cakupan ASI Eksklusif juga belum tercapai, dari data profil kesehatan Sulawesi – Selatan yaitu, pada tahun 2010 presentasi ASI Eksklusif 67,58%, pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 41,32%, pada tahun 2012 kembali meningkat menjadi 53, 33%, pada tahun 2013 berjumlah 62, 70% pada tahun 2014 berjumlah 56, 31% (Profil Kesehatan Sulawesi Selatan Tahun 2014).

  Banyak faktor yang menjadi kendala ketika menyusui yaitu dari faktor internal seperti pengetahuan ibu yang tidak memadai, ibu yang tidak mengerti tentang cara menyusui bayi yang tepat, manfaat ASI, dampak yang akan ditemui bila tidak menyusui bayinya, dll. (Prasetyono, 2009). Ditambahkan oleh Riksani (2012) faktor yang mempengaruhi cara menyusui yang benar antara lain, penatalaksanaan rumah sakit yang sering kali tidak memberlakukan rawat gabung, dan tidak jarang fasilitas kesehatan yang justru memberikan susu formula kepada bayi yang baru lahir. Kesalahan lain juga bisa disebabkan saat ibu menghentikan proses menyusui kurang hati-hati (Maryunani, 2009).

  Hasil penelitian Rinata (2015) mengemukakan bahwa tekhnik menyusuilah yang sangat berpegaruh dalam pemberian ASI selain dari beberapa faktor lain seperti, umur, pendidikan, gestasi, kondisi bayi, dan dukungan keluarga. Hal tersebut menunjukkan bahwa tekhnik menyusui sangat penting dalam keberhasilan menyusui. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai keberhasilan menyusui antara lain dengan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu post partum tentang cara perawatan payudara dan tekhnik menyusui yang benar, namun fenomena yang ada menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan tersebut belum berhasil sepenuhnya.

  Perlu diketahui juga bahwa banyak hal yang mempengaruhi produksi ASI. Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua hormon, yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran ASI. Prolaktin berkaitan dengan semakin baik pula produksi ASI, oleh sebab itu selain tehnik yang perlu diperhatikan nutirisi ibu juga sangat perlu untuk diperhatikan karena faktor tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan menyusui (Yanti, 2010)

  Status gizi ibu menyusui memegang peranan penting untuk keberhasilan menyusui yang indikatornya diukur dari durasi ASI eksklusif, pertumbuhan bayi dan status gizi ibu pasca menyusui (Fikawati dkk, 2015). Wanita yang menyusui membutuhkan 500-1000 kalori lebih banyak dari wanita yang tidak menyusui. Wanita menyusui rentan terhadap kekurangan magnesium, vitamin B6, folat, kalsium, dan seng. Nutrisi yang tidak adekuat dan stress dapat menurunkan jumlah produksi ASI (Proverawati & Rahmawati, 2010).

  Hasil penelitian yang dilakukan oleh Radharisnawati ( 2016), pada ibu menyusui di Puskesmas Bahu Menado menjelaskan bahwa pemenuhan gizi ibu sangatlah berpengaruh terhadap kelancaran produksi ASI, Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2016) yang berjudul hubungan kecukupan energi dan protein dengan produksi ASI pada ibu menyusui di Desa Bawen Kecamatan Bawen yang menunjukkan ada hubungan antara tingkat kecukupan energi dengan produksi ASI pada ibu menyusui di Desa Bawen Kecamatan Bawen Tahun 2016 dan ada hubungan antara tingkat kecukupan protein dengan produksi ASI pada ibu menyusui di Desa Bawen Kecamatan Bawen Tahun 2016. Sehingga dengan demikian peningkatan asupan gizi pada ibu menyusui sangatlah penting. Beberapa zat gizi yang harus di tingkatkan yaitu magnesium, vit.

  B6, asam folat, kalsium, dan seng. Vitamin tersebut bisa di dapatkan dengan pemberian makanan tambahan seperti pemberian buah yang bisa di modifikasi dalam bentuk minuman local

  Pengambilan data awal yang dilakukan Puskesmas Kassi- Kassi Makassar di dapatkan presentasi cakupan ASI eksklusif pada tahun 2014 berjumlah 27,75%, pada tahun 2015 naik menjadi 31,16%, dan pada tahun 2016 berjumlah 45,90%. Berdasarkan hasil wanwancara langsung yang dilakukan dengan petugas gizi yang bertanggung jawab dalam cakupan ASI eksklusif menyatakan bahwa, penyebab ASI eksklusif belum bisa tercapai yaitu karena masih ada ibu yang beralasan tidak memberikan ASI secara eksklusif karena dia berkerja, takut payudara kendor, tidak memiliki ASI dari awal, dan tidak mengetahui tekhnik menyusui sehingga ketika dia menyusui menimbulkan masa lain seperti Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen.

HASIL PENELITIAN

BAHAN DAN METODE

  1. Analisis Univariat Pada analisis univariat data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat disajikan bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

  Kebutuhan gizi pada ibu yang sedang menyusui harus dipertimbangkankarena

  Minuman lokal yang dikembangkan peneliti adalah minuman lokal yang terdiri dari Nangka, melon dan kersen yang memiliki kandungan Gizi (Karbohidrat, vit.A, Vit. C, Kalium, kalsium,dll ). Kandungan gizi yang sangat di butuhkan oleh ibu post partum yang menyusui, selain untuk memulihkan kesehatannya kembali ini juga bertujuan untuk membantu memproduksi ASI lebih baik agar keberhasilan menyusui dapat tercapai dimana dapat dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan bayi.

  PEMBAHASAN

  Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2016) yang berjudul hubungan kecukupan energi dan protein dengan produksi ASI pada ibu menyusui di Desa Bawen Kecamatan Bawen yang menunjukkan ada hubungan antara tingkat kecukupan energi dengan produksi ASI pada ibu menyusui di Desa Bawen Kecamatan Bawen Tahun 2016 dan ada hubungan antara tingkat kecukupan protein dengan produksi ASI pada ibu menyusui di Desa Bawen Kecamatan Bawen Tahun 2016. Sehingga dengan demikian peningkatan asupan gizi pada ibu menyusui sangatlah penting. Beberapa zat gizi yang harus di tingkatkan yaitu magnesium, vit. B6, asam folat, kalsium, dan seng. Vitamin tersebut bisa di dapatkan dengan pemberian makanan tambahan seperti pemberian buah yang bisa di modifikasi dalam bentuk minuman lokal.

  Hasil penelitian yang dilakukan pada ibu menyusui di Puskesmas Bahu Menado menjelaskan bahwa pemenuhan gizi ibu sangatlah berpengaruh terhadap kelancaran produksi ASI,

  Hasil penelitian ini adalah Dari hasil uji statistik didapatkan data bahwa pemberian makanan tambahan dan konseling menyusui sangat berpengaruh terhadap kenaikan berat badan bayi dan peningkatan skor pengetahuan dan sikap responden tentang ASI eksklusif.

  Tehnik ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan antara beberapa variabel bebas secara bersamaan terhadap suatu variable.

  3. Analisis Multivariat Analisis multivariat adalah tehnik analisis dengan variabel bebas yang lebih dari satu.

  408 kassi makassar, 2017).

  Pengambilan data awal yang dilakukan Puskesmas Kassi- Kassi Makassar di ruang bersalin ibu post partum pada tahun 2016 sebanyak 354 orang. Hasil wanwancara langsung yang dilakukan kepada kepala ruangan bersalin dan perawatan nifas menyatakan bahwa semua ibu yang melahirkan di Puskesmas kassi- kassi dilakukan tekhnik IMD dan wajibkan untuk menyusui bayinya secara eksklusif dan sangat tidak dianjurkan untuk pemberian susu formula, meskipun demikian masih banyak ibu yang meminta susu formula dengan alasan karena ASInya masih belum keluar, belum tahu cara menyusui dan masih lelah setelah persalinan (Ruang INC, PNC puskesmas kassi-kassi makassar, 2017).

  4. Cleaning, yaitu memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan kedalam mesin pengelolah data sesuai dengan yang sebenarnya.

  3. Entering, yaitu memindahkan data yang telah diubah menjadi kode kedalam mesin pengelola data.

  2. Coding, yaitu memberikan kode tertentu pada setiap koesioner sehingga mudah dibaca oleh mesin pengelola data.

  1. Editing, yaitu proses dimana peneliti melakukan klarifikasi, konsistensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam pengisian koesioner.

  Pengolahan data dilakukan dengan tahap – tahap sebagai berikut :

  Pengolahan Data

  Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian dilakukan di puskesmas kassi-kassi kota Makassar. Informan kunci adalah ibu post partum.

  Lokasi, informan

  Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik mengambil topik penelitian tentang Pengaruh Bimbingan Tekhnik Menyusui Dan Pemberian Minuman Lokal Terhadap Tingkat Keberhasilan Dalam Menyusui Pada Ibu Post Partum Di Puskesmas Kassi- Kassi Makassar Tahun 2017.

  Analisis data

  409

  SARAN

  Serta Konsentrasi Gula Terhadap Mutu Permen Jahe (Hard Candy). Jurnal rekayasa pangan dan pertaniaan, Vol. 3, No. 3, hal. 295 – 300.

  . Daniela Connie, Lubis Linda dan Nainggolan R. 2015. Pengaruh Perbandingan Sari Buah Nanas Dengan Melon

  Depok. Cahayani, Ririh. 2012. Perbedaan Pengetahuan tentang ASI Eksklusif antara Ibu yang Memberikan ASI Eksklusif dengan Ibu yang Memberikan PASI di Kelurahan Sendang Mulyo Kecamatan Tembalang Semarang.ejournal.stikestelogorejo.ac.id. Volume 1,nomor 2. Diakses tanggal 10 februari 2017.

  Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi Dan Nutrisi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Budiarti , T. 2010. Peningkatan Produksi ASI Ibu Nifas Seksio Sesarea Melalui Pemberian Paket “Sukses ASI” .

  DAFTAR PUSTAKA Arief,P, S. 2010. Agribisnis melon. pustaka gravika, Jawa barat.

  Perawatan payudara dan tekhnik menyusui yang benar sebagai upaya tekhnik yang dilakukan tersebut belum berhasil sepenuhnya.

  Dari faktor yang mempengaruhi cara menyusui yang benar antara lain, penatalaksanaan rumah sakit yang sering kali tidak memberlakukan rawat gabung, dan tidak jarang fasilitas kesehatan yang justru memberikan susu formula kepada bayi yang baru lahir. Kesalahan lain juga bisa disebabkan saat ibu menghentikan proses menyusui kurang hati-hati

  semasa bayi. Selain itu, ibu yangmemiliki gizi yang cukup juga dapat membantu pemulihan yang lebih cepat pasca persalinan. Selain itu, produksi ASI juga dapat bertambah. Apabila gizi ibu tidakterpenuhi dengan baik semasa hamil dan menyusui, tentu akan menimbulkandampak negatif terhadap status gizi ibu , kesehatan ibu dan anak karena ASI yangakan dihasilkan akan berkualitas rendah.Zat gizi yang dibutuhkan ibu yang sedang menyusui antara lain:

  Berdasalkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang menjadi kendala ketika menyusui yaitu dari faktor internal seperti pengetahuan ibu yang tidak memadai, ibu yang tidak mengerti tentang cara menyusui bayi yang tepat, manfaat ASI, dampak yang akan ditemui bila tidak menyusui bayinya, dll.

  KESIMPULAN

  Diperlukan tambahan dalam jumlah yang cukup besar sekitar 400 mg, karenadalam proses produksi ASI, tubuh juga menjaga konsenterasi kalsium dalam ASIagar tetap dalam kondisi normal walaupun kalsium dalam tubuh cukup ataukurang. Jika kalsium tidak mencukupi maka kebutuhan kalsium dalam produksiASI akan diambil dari simpanan kalsium yang ada pada tubuh ibu, termasukdalam tulang..

  c. Zat besi Terdapat sebanyak 0,3 mg/ hari dikeluarkan dalam bentuk ASI. Oleh karenaitu, perlu penambahan zat besi untuk kebutuhan sehari-hari. Rata-rata kebutuhanzat besi untuk 6 bulan pertama menyusui adalah 1,1 mg/hari. Sehinggamemerlukan tambahan zat besi sebesar 5 mg/ hari.

  Tambahan protein dibutukan sebesar 16 g/hari untuk 6 bulan pertama. Pada 6 bulan kedua di butuhkan protein sekitar 12 g/ hari dan untuk tahun kedua di butuhkan sebesar 11g/hari.

  a. Energi Kebutuhan energi pada masa menyusui jauh lebih besar dibandingkan padawaktu hamil. Pada umumnya wanita menyusui memerlukan tambahan 500 kaloridi atas kebutuhan hariannya. Kebutuhan ini akan jauh lebih banyak lagi apabilamenyusui bayi kembar. Untuk itu dibutuhkan sebesar 700 kkal/hari (6 bulan pertama menyusui) Untuk 6 bulan kedua menyusui dibutuhkan sekitar rata-rata500 kkal/ hari dan pada tahun kedua dianjurkan tambahan sebanyak 400kkal/hari b. Protein

  Diella Yoeniar. 2014. Nutrisi Bagi Ibu Menyusui. https://www.scribd.com. Diakses tanggal 27 maret 2017. Doloksaribu, T, DKK. 2015. Pertumbuhan Bayi Dan Pemberian Asi Ekslusif Oleh Ibu Penerima Konseling Menyusui Dan Makanan Tambahan Torbongun. Bogor.

  Kristiyanasari, Weni. 2010, Gizi Ibu Hamil. Multi Media. Bantul. Martalia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak, CV. Trans info medika, Jakarta timur. Maryunani, Anik. 2012, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Trans info Media, Jakarta timur. M. N. Aini. 2015. Aneka buah berkhasiat obat. Nuha, Yogyakarta. Munifa, Retno, Yael.M.T., Fransiska .2015. Gizi kuliner dasar. Graha Ilmu, Yogyakarta.

  410

Dokumen yang terkait

View of HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI RUMAH SAKIT LABUANG BAJI MAKASSAR

0 0 5

View of FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI UPTD PUSKESMAS AJANGALE

0 0 6

View of PERAN POLA ASUH ORANG TUA DALAM MEMOTIVASI BELAJAR ANAK USIA 6 -12 TAHUN DI KELURAHAN BIRU WATAMPONE KAB.BONE TAHUN 2017

0 0 6

View of PENGARUH PEMBERDAYAAN DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KELELAHAN KERJA PEGAWAI DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK PERTIWI PROVINSI SULAWESI SELATAN

0 0 5

View of PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION DI RUMAH SAKIT UMUM WISATA UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR TAHUN 2017

0 0 5

PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN CITRA TERHADAP KEPUASAN DAN MINAT KEMBALI UNTUK MEMANFAATKAN PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR TAHUN 2017

0 3 5

PENGARUH ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK ANAK USIA 25-60 BULAN PADA YAYASAN AN-NUR KALLA KOTA MAKASSAR

0 0 6

View of PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDAI KABUPATEN MAROS TAHUN 2017

0 0 6

PENGARUH EDUKASI MENGGUNAKAN VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG CEDERA OLARGA, INTENSITAS LATIHAN DAN POLA TIDUR PADA ATLET KLUB BOLA VOLI UNHAS MAKASSAR

0 0 6

View of ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DM TIPE II DI RSUD DAYA MAKASSAR TAHUN 2017

0 0 6