Analisis Butir Soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) Mata Pelajaran Matematika pada Tahun 2016 SMP Negeri 36 Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

  

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH (UAS) MATA

PELAJARAN MATEMATIKA PADA TAHUN AJARAN

2015/2016 SMP NEGERI 36 MAKASSAR

  

Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Matematika pada

  Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

  Oleh

  

ANDI SURAHMA HALIK

NIM: 20700113120

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

KATA PENGANTAR

  Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Al Hamdulillahi Rabbil’Alamin. Itulah kalimat yang paling pantas penulis

  haturkan untuk menggambarkan rasa syukur kehadirat Allah swt atas rahmat, kesehatan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Salam dan shalawat semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad S.A.W, yang menjadi obor dalam menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

  Perjuangan dan ketulusan beliau mempertaruhkan jiwa dan raganya demi membawa kita semua ke masa dimana kita bisa melihat peradaban yang diterangi oleh iman dan pengetahuan.

  Melalui tulisan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya terkhusus kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Muh. Khalik L dan Ibunda Buana, serta segenap keluarga besar yang telah memberi semangat, membimbing dan membantu penulis selama menempuh pendidikan, sampai selesainya skripsi ini, kepada beliau penulis senantiasa memanjatkan doa semoga Allah swt mengasihi, memberikan rahmat, berkah, hidayah, dan inayah-Nya serta mengampuni dosanya. Aamiin Ya Robbal Alaamiin Ya Allah.

  Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya selaku pembimbing I dan II yang telah memberi arahan, pengetahuan baru dan koreksi dalam penyusunan skripsi ini, serta membimbing penulis sampai tahap penyelesaian.

  Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu penulis juga patut menyampaikan terima kasih kepada: 1.

  Prof. Dr. H. Musafir Pabbabari, M.S., selaku Rektor UIN Alauddin Makasar beserta wakil rektor I, II, III, dan IV.

  2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar beserta wakil dekan I, II, dan III.

  3. Dr. Sitti Mania, S.Ag., M.Ag dan Fitriani Nur, S.Pd.I., M.Pd selaku Pembimbing I dan II.

  4. Dr. Andi Halimah, M.Pd dan Sri Sulasteri, S.Si., M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika UIN Alauddin Makassar.

  5. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang secara konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tak langsung.

  6. Nurchalis, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 36 Makassar dan Aras Latief, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 36 Makassar, yang sangat memotivasi penyusun, dan seluruh staf atas segala pengertian dan kerjasamanya selama penulis melaksanakan penelitian.

  7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa pendidikan matematika angkatan 2013 yang telah memberikan kebersamaan dan keceriaan kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

8. Rekan-rekan tentor LBB Gadjahmada khususnya tentor matematika yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian studi.

  9. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan sumbangsih kepada penulis selama kuliah hingga penulisan skripsi ini.

  Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis serahkan segalanya, semoga semua pihak yang membantu penulis mendapat pahala di sisi Allah swt.

  Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

  Makassar, November 2017 Penulis,

ANDI SURAHMA HALIK NIM: 20700113120

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................ iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x ABSTRAK ...................................................................................................... xi

  

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1-11

A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 10 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIK................................................................. 12-40

A. Evaluasi Pendidikan .................................................................. 12 B. Tes ............................................................................................. 15 C. Teori Analisis Butir ..………..................................................... 17 1. Klasik .................................................................................. 17 2. Modern ............................................................................... 19 D. Kualitas Butir Soal ................................................................... 20 1. Tingkat Kesukaran .............................................................. 22 2. Daya Pembeda .................................................................... 27 3. Efektifitas Pengecoh ........................................................... 32

  F.

  Kajian Penelitian yang Relevan ................................................ 34 G.

  Kerangka Pikir .......................................................................... 39 H. Hipotesisi Penelitian ................................................................. 40

  

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 41-48

A. Pendekatan, Jenis, dan Desain Penelitian ............................... 41 B. Lokasi Penelitian ....................................................................... 42 C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 42 D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........... 42 E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 43 F. Instrumen Penelitian ................................................................ 43 G. Teknik analisis Data ................................................................. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 49-60

A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................ 49 B. Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 52 C. Pembahasan ............................................................................. 53

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 61-63

A. Kesimpulan ............................................................................... 61 B. Implikasi Penelitian .................................................................. 61 C. Saran ......................................................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. ... 63

LAMPIR AN …………………………………………..……………………. 67

RIWAYAT HIDUP PENULIS

  

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran ...................................................

  26 Tabel 2.2. Kriteria Indeks Daya Pembeda .........................................................

  31 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kesukaran Soal Ujian Akhir Sekolah Mata Pelajaran Matematika pada Tahun Ajaran 2015/2016 SMP Negeri 36 Makassar ...........................................................................

  50 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Daya Pembeda Soal Ujian Akhir Sekolah Mata Pelajaran Matematika pada Tahun Ajaran 2015/2016 SMP Negeri 36 Makassar ............................................................................

  50 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Efektifitas Opsi Soal Ujian Akhir Sekolah Mata Pelajaran Matematika pada Tahun Ajaran 2015/2016 SMP Negeri 36 Makassar ............................................................................

  51 Tabel 4.4 Hasil Analisis Butir Soal Ujian Akhir Sekolah Mata Pelajaran Matematika pada Tahun Ajaran 2015/2016 SMP Negeri 36 Makassar ...............

  65 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kualitas Butir Soal Ujian Akhir Sekolah Mata Pelajaran Matematika pada Tahun Ajaran 2015/2016 SMP Negeri 36 Makassar ...........................................................................

  72

  

ABSTRAK

Nama : Andi Surahma Halik Nim : 20700113120 Jurusan : Pendidikan Matematika Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan Judul : Analisis Butir Soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) Mata Pelajaran

  Matematika p ada Tahun 2016 SMP Negeri 36 Makassar”

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas butir soal ujian akhir sekolah (UAS) mata pelajaran matematika pada tahun 2016 SMP Negeri 36 Makassar dilihat dari segi tingkat kesukaran, daya beda, dan keefektifan pengecoh.

  Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat evaluasi dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 36 Makassar dengan sampel sebanyak 258 lembar jawaban siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan bantuan aplikasi Anates versi 4.09.

  Hasil penelitian menggunakan aplikasi Anates versi 4.09 menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan kriteria tingkat kesukaran soal diperoleh soal sangat mudah 2 butir (5%), sedang 24 butir (60%), sukar 12 butir (30%), dan sangat sukar 2 butir (5%). (2) Berdasarkan kriteria daya beda soal diperoleh soal dengan daya beda sangat jelek 3 butir (7,5%), jelek 12 butir (30%), cukup 14 butir (35%), dan baik 11 butir (27,5%). (3) Berdasarkan keefektifan pengecoh diperoleh 28 butir (70%) dalam kategori sangat baik, 9 butir (22,5%) dalam kategori baik, dan 3 butir (7,5%) dalam kategori buruk.

  Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa sebanyak 15 butir (37,5%) soal berkualitas baik, 16 butir (40%) soal berkualitas kurang baik, dan 9 butir (22,5%) soal berkulitas jelek. Butir soal yang berkualitas baik dapat dimaksukkan ke bank soal, butir soal yang kurang baik dapat direvisi, dan butir soal yang jelek diganti dengan membuat soal yang baru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah perbuatan/cara mendidik yaitu memelihara dan memberi

  1

  latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran, sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan

  2

  dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya. Selain dari pengertian tersebut, masih banyak pengertian lain tentang pendidikan yang diutaran oleh para ahli, dengan maksud dan tujuan yang sama yaitu menjadikan anak mencapai kedewasaannya dan bertanggung jawab.

  Pendidikan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua Negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks

  3

  pembangunan bangsa dan Negara. Pendidikan yang dilakukan dapat dikatakan baik apabila hasil yang diperoleh baik. Sebaliknya pendidikan dikatakan kurang baik atau bahkan buruk apabila hasilnya buruk. Untuk mengetahui hal tersebut perlu dilakukan evaluasi terhadap pendidikan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

  20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), evaluasi 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta : Pusat Bahasa, 2008),

  h. 352 2 3 Abu Ahmadi, dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2003), h. 69 Muslikah Purwanti, “Analisis Butir Soal Ujian Akhir Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan

menggunakan Microsofy Office Excel 2010”, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesi 7, no 1 (2014): h. dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaran pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, diantaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program

  4

  pendidikan. Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan, dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambilan

  5

  keputusan. Evaluasi juga merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan

  6

  dalam proses pembelajaran. Evaluasi merupakan proses sangat penting dalam kegiatan pendidikan formal. Bagi guru evaluasi dapat menentukan efektivitas kinerjanya selama ini, sedangkan bagi pengembang kurikulum evaluasi dapat

  7

  memberikan informasi untuk perbaikan kurikulum yang sedang berjalan. Jadi, evaluasi sangat perlu dilakukan demi pendidikan yang lebih baik.

  Proses evaluasi harus sesuai dengan tipe tujuan yang biasanya dinyatakan dalam bahasa perilaku, dikarenakan tidak semua perilaku dapat dinyatakan dengan alat evaluasi yang sama, maka evaluasi menjadi salah satu hal yang sulit dan

  8

  menantang yang harus disadari oleh para guru. Guru perlu mengetahui hal-hal yang dijadikan alat evaluasi.

  Ralph Tyler dalam Suharsimi menyatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian 4 5 Sukardi, Evaluasi Pendidikan (cet.2 ; Jakarta : Bumi Aksara, 2009), h. 1 6 Sukardi, Evaluasi Pendidikan, h. 1 Suryawati dan Yulfikar, “Kualitas Tes dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP

  Negeri Banda Aceh Tahun Pelajaran 2011/2012 7 ”, Jurnal Peluang 1, no1 (Oktober 2012): h. 73 Aliati dan Muchtar Ibrahim, “Kualitas Tes Ujian Nasional Matematika Siswa SMP Negeri di

Kabupaten Buton Utara Tahun Ajaran 2011/2012”, Jurnal Penelitian Pendidikan Matematika 1, no 1

(Mei 2013): h. 2

  9

  mana tujuan pendidikan sudah tercapai, sedangkan menurut Cronbach dan Stufflebeam dalam Suharsimi proses evaluasi bukan sekadar mengukur sejauh mana

  10

  tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Berdasarkan pengertian evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses menilai dan mengukur sejauh mana tujuan pendidikan tercapai, dan dengan hal tersebut dapat dilakukan suatu pengambilan keputusan.

  Proses mencapai tujuan atau keberhasilan yang telah ditetapkan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor guru terhadap peserta didik dalam proses belajar mengajar di kelas, peserta didik yang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, minat peserta didik terhadap suatu pelajaran, kegiatan pembelajaran, strategi penggunaan metode pembelajaran, fasilitas yang tersedia, suasana evaluasi serta alat evaluasi dan bahan evaluasi yang baik sehingga peserta didik dapat

  11

  diketahui hasil belajarnya tinggi atau rendah. Semua faktor yang disebutkan menjadi pertimbangan saat melakukan evaluasi.

  Teknik dalam mengevaluasi hasil belajar siswa di sekolah ada dua, yaitu

  12

  evaluasi dengan teknik tes dan non tes. Pada kegiatan evaluasi, dibutuhkan instrumen untuk mengevaluasi suatu proses pembelajaran. Instrumen tersebut dapat berupa tes maupun non tes. Teknik non tes diantaranya skala bertingkat, kuisioner, daftar cocok, wawancara, pengamatan, dan riwayat hidup, sedangkan teknik tes 9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Ed. Revisi, cet. 11 Jakarta : Bumi

  Aksara, 2010), h. 3 10 11 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h. 3 Suryawati dan Yulfikar, “Kualitas Tes dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri Banda Aceh Tahun Pelajaran 2011/2012 12 ”, h. 72 Muslikah Purwanti, “Analisis Butir Soal Ujian Akhir Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan berdasarkan segi kegunaan untuk mengukur siswa diantaranya tes diagnostik, tes

  13

  formatif, dan tes sumatif. Biasanya instrumen yang digunakan pada kebanyakan sekolah adalah instrumen tes.

  Menurut Amir Daien Indrakusuma dalam Suharsimi tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan obyektif untuk memperoleh data-data atau keterangan- keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat, sedangkan Muchtar Bukhori menyatakan bahwa tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran

  14

  tertentu pada seorang murid atau kelompok murid. Tes adalah cara dalam mengukur dan menilai di bidang pendidikan dalam bentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, sehingga dapat diketahui nilai prestasi siswa. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh siswa

  15

  lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu. Jadi, tes adalah alat evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kemampuan seseorang.

  Ketika mengontruksi atau memilih tes atau instrumen evaluasi, pertanyaan yang sering muncul dari pemikiran seorang guru adalah pada kondisi apakah interpretasi skor yang dihasilkan dari penggunaan instrumen tepat, bermanfaat, dan dapat digunakan pada keadaan sekolah yang ada? Ada banyak tes dan bervariasi pula kegunaannya bergantung dari tujuan yang hendak dicapai. Tanpa melihat jenis instrumen dan kemampuan guru dalam memilih jenis tes dalam melakukan evaluasi terhadap siswa, semua instrumen yang disebutkan tersebut perlu memenuhi 13 14 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h. 26 & 33 15 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h. 32 Tutut Kurniawan, “Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran IPS

  16

  karakteristik tertentu agar memiliki kemampuan mengevaluasi. Salah satu karakteristik yang harus dipenuhi adalah kesesuaian materi dengan yang dievaluasi.

  Tindakan dalam pengaturan pendidikan adalah tindakan yang dilakukan oleh

  17

  guru untuk menganalisis data kelas dan efektifitas proses belajar mengajar. Salah satu hal yang dilakukan seorang guru untuk mengevaluasi hasil belajar siswa adalah dengan memberikan tes berupa ujian, baik ujian harian, bulanan, tengah semester, semester, hingga ujian akhir sekolah. Tes yang dibuat harus mampu mengukur kemampuan setiap siswa sehingga tes tersebut dibuat sesuai dengan kriteria pembuatan soal tes.

  Tes dikatakan baik sebagai alat ukur apabila memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki : validitas, reliabilitas, objektifitas, praktisibilitas dan ekonomis. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Tes dikatakan dapat dipercaya apabila memberikan hasil yang tepat apabila diteskan berkali-kali. Susunan tes dikatakan objektif apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi. Sebuah tes dikatakan memiliki praktisibilitas tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis yaitu mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya dan dilengkapi petunjuk-petunjuk yang jelas, sedangkan persyaratan ekonomis artinya bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan

  18

  biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan waktu yang lama. Tes yang baik dapat diketahui dengan melakukan analisi butir soal tes. Informasi yang diperoleh dari

  16 17 Sukardi, Evaluasi Pendidikan, h. 29 Heba Bakr Khoshaim dan Saima Rashid, “Assessment of the Assessment Tool : Analysis of

Items in a Non-MCQ Mathematics Exam ”, International Journal of Instruction 9, no 1 (Januari 2016):

  h. 122

  19 kegiatan tersebut meliputi tingkat kesukaran, daya beda, dan efektifitas pengecoh.

  Tingkat kesukaran diperoleh dari menghitung persentase siswa yang dapat menjawab benar soal tersebut. Semakin banyak siswa yang dapat menjawab benar suatu soal semakin mudah soal itu. Sebaliknya, semakin banyak siswa yang tidak dapat menjawab suatu soal maka semakin sukar soal itu. Tingkat kesukaran dihitung melalui indeks kesukaran (difficulty index) yaitu angka yang menunjukkan proporsi siswa yang menjawab benar soal tersebut. Semakin tinggi angka indeks kesukaran maka semakin mudah soal tersebut. Sebaliknya semakin kecil angka indeks

  20

  kesukaran maka semakin sukar soal tersebut. Agar butir soal dapat membedakan kemampuan siswa yang pintar dan kurang pintar setelah diadakannya tes maka soal

  21

  tersebut perlu dianalisis indeks daya bedanya. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengecoh itu berfungsi atau tidak. Karena, pengecoh atau opsi yang diberikan dapat menjadi pilihan bagi siswa ketika melakukan proses penyelesaian soal. Opsi yang menjadi pengecoh dicantumkan dalam pembuatan soal

  22

  harus karena salah konsep, salah hitung, atau salah prosedur. Tingkat kesukaran, daya beda, dan efektifitas opsi dalam melakukan analisis butir soal perlu dilakukan untuk mengetahui soal/tes tersebut baik atau tidak.

  Daya pembeda adalah kemampuan item tes membedakan siswa pandai dan siswa yang tidak pandai. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Indeks ini 19 Surekha Kashyap, “Item Analysis of Multiple Choice Questions”, International Journal of

  Current Research 7 (Desember 2015): h.1 20 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika (Ed. 1, Cet. 1, Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h. 244 21 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h. 228 memungkinkan adanya tanda negatif ketika suatu tes terbalik menunjukkan kualitas

  23 tes yaitu anak pandai disebut kurang pandai dan anak kurang pandai disebut pandai.

  Tingkat kesukaran merupakan indikasi sejauh mana kesukaran soal untuk peserta. Tingkat kesukaran butir soal ditentukan dengan persentase peserta ujian terhadap soal

  24

  25

  yang diberikan. Rentang nilai dari 0% sampai 100%. Efektifitas opsi adalah bagaimana opsi memberikan umpan kepada peserta untuk dipilih karena opsi tersebut mendekati jawaban sebenarnya. Opsi yang efektif harus seimbang, masuk akal, dan

  26

  logis. Tiga karakteristik ini memiliki rentang nilai masing-masing dalam penentuan kategori suatu soal.

  Pada Penelitian yang dilakukan oleh Noor Hamidah pada tahun 2011 dengan judul “Analisis Butir Soal Ujian Nasional Matematika Tahun 2010 pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Banjarmasin”. Hasil penelitian sebagai berikut : (1) Tingkat kesukaran soal dalam kategori sukar sebanyak 3 butir (7,50%), sedang sebanyak 35 butir (87,50%), dan mudah sebanyak 2 butir (5,0%). Artinya soal dalam kategori baik sebanyak 87,50%. (2) Soal memiliki daya pembeda baik sebanyak 16 butir (40,00%), cukup sebanyak 20 butir (50,00%), dan jelek sebanyak 5 butir (10,00%). Artinya soal tersebut dapat membedakan kemampuan siswa yang pandai dan kurang pandai dikarenakan 40% dengan daya pembeda baik dan 50% cukup baik. 23 Syamsuddin,

  “Pengukuran Daya Pembeda, Taraf Kesukaran, dan Pola Jawaban Tes (Analisis Butir Soal)”, At-Tajdid 1, no. 2 (Juli 2012): h. 188 24 Evroro and Edhereveno Sylvanus, “Item Analysis of Test of Number Operations”, Asian Journal of Educational research 3, no 1 (2015): h. 18-19 25 C. Boopathiraj and K. Chellamani, “Analysis of Test Items on Difficulty Level and

  

Discrimination Index in the Test for Research in Education”, International Journal of Social Science &

Interdisciplinary Research 2, no 2 (Februari 2013): h. 190 26 Surekha Ka

  (3) Efektifitas pilihan dalam kategori berfungsi efektif sebesar 95,00%, tidak berfungsi efektif sebesar 3,75%, dan menyesatkan 1,25%. Artinya soal sangat baik karena mampu dipahami oleh siswa, hal ini ditunjukkan dari kecilnya opsi yang menyesatkan yaitu 1,25%. (4) validitas soal dalam kategori valid sebanyak 36 butir (90%) dan tidak valid sebanyak 4 butir (10%). Artinya soal tersebut dapat dinyatakan valid dikarenakan hanya 10% yang tidak valid yang disebabkan tidak berfungsinya

  27

  opsi pengecoh. (5) Reliabilitas butir soal sebesar 100%. Artinya soal tersebut dinyatakan reliabel. Penelitian yang dilakukan oleh Noor Hamidah dan penulis memiliki persamaan, yakni keduanya menganalisis soal mata pelajaran Matematika pada tingkat SMP. Sementara itu, perbedaannya penelitian ini menganalisis butir soal secara kuantitatif dan kualitatif.

  Pada penelitian yang dilakukan oleh Inayahtur Rofiqoh pada tahun 2011 dengan judul “Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata Pelajaran Fisika Menggunakan Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII MA Negeri Kendal Tahu n Pelajaran 2010/2011”. Hasil penelitian sebagai berikut : (1) Validitas soal dalam kategori valid sebanyak 16 butir (40%) dan tidak valid sebanyak 24 butir (60%). Artinya soal tersebut tidak dapat dikatakan valid karena 60% tidak valid. (2) Reliabilitas mencapai 0,69 yang berarti tingkat reliabel tinggi. (3) Tingkat kesukaran butir soal dalam kategori mudah 100%. Artinya soal dapat dikatakan tidak baik karena terlalu mudah. (4) Daya pembeda butir soal dalam kategori baik sebanyak 4 butir (10,00%), cukup sebanyak 10 butir (25,00%), jelek sebanyak 25 butir (62,50%),

  27

  28

  dan dibuang sebanyak 1 butir (2,50%). Artinya soal tidak dapat membedakan siswa yang pandai dan kurang pandai.

  Penelitian yang dilakukan oleh Suryawati dan Zulfikar dengan judul “Kualitas Tes dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2011/2012” menghasilkan; (1) 28% soal pilihan ganda tergolong sukar dan 72% tergolong sedang. Hal ini berarti soal dapat dikatakan baik. (2) 32% daya beda tergolong jelek, 20% tergolong cukup, 16% tergolong baik, dan 28%

  29

  tergolong sangat jelek dengan daya beda bertanda negatif. Hal ini berarti soal tidak dapat membedakan siswa pandai dan kurang pandai.

  Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu guru matematika di SMP Negeri 36 Makassar bahwa di sekolah tidak pernah melakukan analisis terhadap soal ujian akhir sekolah (UAS) melainkan hanya pada ulangan harian. Kepala Sekolah juga tidak mendesak atau mengharuskan guru melakukan analisis terhadap soal UAS, padahal untuk dapat mengetahui kualitas soal yang diujikan kepada siswa perlu dilakukan analisis. Selain itu, kurangnya pengetahuan akan kegiatan analisis butir soal juga menjadi penyebab tidak dilakukannya hal tersebut. Hasil dari ujian siswa juga tidak memberikan gambaran jelas apakah soal- soal tersebut sukar, sedang, atau mudah dan guru juga tidak dapat membedakan siswa yang pintar dan kurang pintar, sehingga sangat perlu dilakukan analisis terhadap soal UAS agar dapat diketahui soal tersebut sukar atau tidak dan soal tersebut dapat 28 Inayahtur Rofiqoh, “Analisis Butir Soal Ujian Madrasah Mata Pelajaran Fisika

  

Menggunakan Taksonomi Bloom Ranah Kognitif Kelas XII MA Negeri Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011 ”, Skripsi (Semarang: Fak. Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo, 2011), h. 61-

  62 29

  30

  dijadikan bahan rujukan untuk pembuatan soal berikutnya. Pada umumnya, setiap kegiatan pendidikan yang telah dilakukan diakhiri dengan melakukan evaluasi, salah satunya adalah dengan mengevaluasi soal ujian akhir sekolah yang telah diujikan.

  Berdasarkan uraian masalah yang ada di SMP Negeri 36 Makassar, penulis tertarik untuk melakukan “Analisis Butir Soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) Mata Pelajaran Matematika pada Tahun 2016 SMP Negeri 36 Makassar”.

  B.

   Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1.

  Bagaimana tingkat kesukaran soal ujian akhir sekolah mata pelajaran matematika pada tahun 2016 SMP Negeri 36 Makassar ?

  2. Bagaimana daya beda soal ujian akhir sekolah mata pelajaran matematika pada tahun 2016 SMP Negeri 36 Makassar ?

  3. Bagaimana efektifitas opsi soal ujian akhir mata pelajaran matematika pada tahun 2016 SMP Negeri 36 Makassar ?

  C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan dilaksanakannya penelitian ini sebagai berikut : 1.

  Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal ujian akhir sekolah mata pelajaran matematika pada tahun 2016 SMP Negeri 36 Makassar

  2. Untuk mengetahui daya beda soal ujian akhir sekolah mata pelajaran matematika pada tahun 2016 SMP Negeri 36 Makassar

30 Aras Latief, Guru Matematika SMP Negeri 36 Makassar, Wawancara, Makassar, 9 Januari

  3. Untuk mengetahu efektifitas opsi soal ujian akhir sekolah mata pelajaran matematika pada tahun 2016 SMP Negeri 36 Makassar

  D.

   Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.

  1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan khususnya dalam evaluasi hasil belajar.

  2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai tugas akhir pendidikan strata satu (S1).

  b.

  Bagi Mahasiswa, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan materi, bacaan, atau referensi apabila melakukan penelitian yang sama.

  c.

  Bagi Guru, penelitian ini bermanfaat sebagai alat atau cara untuk mengetahui apakah soal yang dibuat berkualitas baik yang dilihat dari segi tingkat kesukaran, daya beda, dan efektifitas opsi serta sebagai bahan rujukan untuk menggunakan kembali soal tes yang sudah dievaluasi apabila soal itu baik.

  d.

  Bagi Siswa, penelitian ini bermanfaat sebagai cara untuk mengetahui kemampuan atau hasil belajarnya tinggi atau rendah dan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal yang dikerjakan.

BAB II TINJAUAN TEORITIK A. Evaluasi Pendidikan Evaluasi adalah proses penilaian. Evaluasi dapat diartikan sebagai proses

  1 pengukuran akan efektivitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan.

  Evaluasi merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam proses

  2

  pembelajaran. Evaluasi merupakan bagian dari proses dan secara keseluruhan tidak

  3

  dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut evaluasi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Selain itu evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau mengenai hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Grounland dalam Ali Hamzah menyatakan bahwa evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan program telah

  4

  tercapai. Jadi, evaluasi adalah proses penilaian untuk mengetahui hasil dari tujuan pendidikan.

  Tujuan evaluasi dari segi siswa adalah dapat mengetahui apakah hasil kerja siswa tersebut memuaskan. Dilihat dari segi guru adalah untuk menentukan apakah siswa yang dievaluasi sudah memenuhi syarat untuk melanjutkan pendidikan 1

  “Evaluasi”, Wikipedia Ensiklopedia Bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Evaluasi (26 Januari 2017) 2 Suryawati dan Yulfikar, “Kualitas Tes dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri Banda Aceh Tahun Pelajaran 2011/2012 3 ”, Peluang 1, no1 (Oktober 2012): h. 77-78 Tutut Kurniawan, “Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran IPS Sekolah Dasar”, Journal of Elementary Education 4, no 1 (2015): h. 2 4 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika (Ed. 1, Cet. 1, Jakarta : Rajawali Pers,

  selanjutnya, apakah metode yang digunakan sudah tepat, dan apakah materi yang diajarkan sudah baik. Dilihat dari segi sekolah adalah untuk mengetahui kondisi

  5

  pembelajaran di sekolah. Tujuan evaluasi tersebut mencakup subjek pendidikan pada umumnya.

  Tujuan dilaksanakannya evaluasi pendidikan adalah untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang diperoleh peserta didik sehingga dapat diketahui tingkat kecerdasannya. Selain untuk mengevaluasi peserta didik, kegiatan evaluasi juga dapat mengevaluasi pendidik yaitu sejauh mana ia bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan pendidikan. Sekolah juga dapat mengetahui kondisi pembelajaran yang terjadi disekolah.

  Gilbert Sax dalam Zainal Arifin menyatakan bahwa tujuan evaluasi dan pengukuran untuk menyeleksi, menempatkan, mendiagnosis dan memperbaiki, umpan baliknya meliputi dijadikan sebagai referensi, motivasi dan bimbingan belajar, program dan perbaikan kurikulum, evaluasi formatif dan sumatif, dan pengembangan

  6

  teori. Jadi, ada banyak tujuan dari evaluasi yang nantinya jadi referensi perbaikan kedepannya.

  Scriven dalam Zainal Arifin menyatakan bahwa fungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum yang sedang dikembangkan, sedangkan fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan 5

  “Pengertian, Fungsi, dan Tujuan serta Proses Evaluasi Pendidikan,” www.dosenpendidikan.com (22 Desember 2016) 6 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Cet. Kelima, Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

  mengenai kebaikan dari sistem secara keseluruhan, dan fungsi ini baru dapat

  7

  dilaksanakan apabila pengembangan suatu kurikulum telah dianggap selesai. Hal ini berarti fungsi evaluasi berupa fungsi sumatif dapat terlaksana setelah fungsi formatif terlaksana.

  Fungsi evaluasi berdasarkan pada pemberian instrumen jenis tes dibagi

  8

  menjadi fungsi penempatan, formatif, diagnostik, dan sumatif. Fungsi evaluasi juga

  9

  adalah untuk keperluan Bimbingan dan Konseling (BK). Cronbach dalam Zainal Arifin menyatakan fungsi evaluasi adalah untuk meningkatkan konstribusi pada pendidikan dengan mengevaluasi hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan

  10

  yang telah dilakukan. Jadi, fungsi evaluasi sangat penting untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran dan untuk memberikan konstribusi pada pendidikan.

  Alat evaluasi adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Kata “alat” biasa disebut juga dengan istilah “instrumen”. Dengan demikian,

  11

  alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi. Instrumen evaluasi adalah alat ukur yang digunakan dalam rangka kegiatan mengumpulkan dan mengolah informasi

  12

  untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Jadi alat evaluasi adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu pencapaian. 7 8 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, h. 16 9 Ali Hamzah, Evaluasi Pembelajaran Matematika, h. 56 Perpus Kampus, “Fungsi Evaluasi dalam Proses Belajar Mengajar”, BlogPerpus Kampus.

  

http://www.perpuskampus.com/2012/04/fungsi-evaluasi-dalam-proses-belajar.html (26 Januari 2017)

10 11 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, h. 16 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h. 25-26

  Alat atau instrumen yang digunakan dalam kegiatan evaluasi berupa tes dan non tes. Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.

  B.

   Tes

  Tes merupakan alat ukur yang paling sering digunakan guru untuk mengukur hasil belajar siswa. Guru dapat mengetahui sejauh mana tujuan tercapai dari hasil tes yang telah didapatkan. Tes dapat mengukur hasil dengan tepat jika dikembangkan dengan benar. Tes dapat dikatakan berarti bila terdiri dari butir-butir soal yang menguji tujuan penting dari pengadaan tes dan mewakili seluruh bahan yang

  13

  diujikan. Tes adalah cara dalam mengukur dan menilai di bidang pendidikan dalam bentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, sehingga dapat diketahui nilai prestasi siswa. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh siswa lainnya, atau dibandingkan dengan nilai

  14

  standar tertentu. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

  13 Muslikah Purwanti, “Analisis Butir Soal Ujian Akhir Mata Pelajaran Akuntansi Keuangan

menggunakan Microsofy Office Excel 2010”, Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesi 7, no 1 (2014): h.

  82 14 Tutut Kurniawan, “Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran IPS

  15

  ditemukan. Berdasarkan uraian tersebut, tes merupakan alat untuk mengukur hasil belajar siswa.

  Tes harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Masing-masing jenis tes memiliki karakteristik tertentu, baik dari segi

  16

  bentuk soal, tingkat kesukaran, maupun cara pengolahan dan pendekatannya. Tes yang biasa digunakan sekolah untuk menguji hasil belajar siswa ada dua tipe, yaitu tes dalam bentuk soal esai dan soal pilihan ganda. Tes dalam bentuk soal esai biasanya adalah soal ulangan harian, sedangkan dalam bentuk soal pilihan ganda adalah soal ujian akhir semester ataupun ujian akhir sekolah.

  Tes pilihan ganda merupakan jenis tes objektif yang paling banyak digunakan. Konstruksi tes pilihan ganda terdiri atas dua bagian, yaitu pokok soal dan alternatif jawaban. Satu diantara alternatif jawaban tersebut adalah jawaban yang benar atau yang paling benar (kunci jawaban), sedangkan alternatif jawaban yang lain berfungsi sebagai pengecoh. Pokok soal dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu dalam pernyataan tidak selesai atau dalam bentuk kalimat tanya. Jumlah alternatif jawaban yang dibuat

  

17

  terdiri atas empat atau lima opsi jawaban. Keunggulan dari soal pilihan ganda yaitu mengukur berbagai jenjang kognitif; penskorannya mudah, cepat, objektif, dan dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi/kompetensi dasar yang luas; bentuk ini sangat tepat untuk ujian yang pesertanya sangat banyak. Keterbatasannya yaitu memerlukan

  15 Suryawati dan Yulfikar, “Kualitas Tes dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri Banda Aceh Tahun Pelajaran 2011/2012 ”, Jurnal Peluang 1, no1 (Oktober 2012): h. 72-

  73 16 Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pengajaran (Makassar : Alauddin University Press, 2012),

h. 49-50

17 Gita Kostania, “Pedoman Penyusunan Soal Pilihan Ganda”, artikel (September 2013): h. 5-

  waktu yang relatif lama untuk membuat soalnya, sulit membuat pengecoh yang

  18

  homogen dan berfungsi; terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban. Soal pilihan ganda adalah soal yang memiliki keunggulan dan juga keterbatasan.

  Soal pilihan ganda sangat efektif untuk mengukur kemampuan seperti kemampuan dalam pengetahuan, pemahaman dan penggunaan konsep. Selain itu, soal pilihan ganda juga dapat mengukur kemampuan mengenal istilah, fakta, prinsip, metode dan prosedur, mengidentifikasi penggunaan fakta dan prinsip,

  19

  menginterpretasi hubungan sebab akibat, serta menilai metode dan prosedur. Tes bentuk objektif berupa pilihan ganda bertujuan untuk mengukur hasil belajar secara kompleks serta yang berhubungan dengan aspek ingatan, definisi, analisis, aplikasi,

  20

  sintesis, dan evaluasi. Berdasarkan uraian tersebut soal pilihan ganda mampu mengukur beberapa kemampuan peserta tes.

  C.

   Teori Analisis Butir

  Ada dua teori analisis butir soal secara kuantitatif, yaitu teori analisis klasik dan teori analisis modern.

1. Klasik

  Teori analisis butir yang pertama kali digunakan adalah teori klasik analisis butir. Menurut teori tes klasik, skor tampak/amatan merupakan penjumlahan dari skor

  18 naskah presentasi

  Endang Mulyani, “Kaidah Penulisan Soal”,

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Endang%20Mulyani,%20M.Si./EVALUASI %20-%20Kaidah%20Penulisan%20Soal.pdf (19 Januari 2017) 19 20 Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pengajaran, h. 63-64 Putri Eka Desvia Miastutie, “Survey tentang Penggunaan Alat Evaluasi pada Mata sebenarnya dan skor kesalahan pengukuran. Pernyataan tersebut dapat dituliskan

  21

  dalam bentuk matematis : X = T + E dengan :

  X : skor tampak T : skor sebenarnya E : skor kesalahan pengukuran Menurut teori tes klasik, ada tiga parameter butir yang diestimasi yaitu tingkat kesukaran, daya beda dan dugaan (guessing). Ketiga parameter tersebut dapat digunakan untuk melakukan analisis butir soal dengan menghitung tingkat kesukaran, dan daya beda. Soal yang berbentuk pilihan ganda dapat diteruskan dengan menghitung jumlah respon testee terhadap opsi yang disediakan atau dengan istilah

  22

  lain dengan melakukan analisis terhadap berfungsi tidaknya pengecoh. Berdasarkan teori tes klasik, analisis butir soal yang dilakukan akan memberikan perhitungan berupa tingkat kesukaran, daya beda, dan efektifitas opsi.

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Ekspositori pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tambun Kabupaten Tolitoli - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 3 129

Quality Control pada Pascasarjana Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 9 325

Analisis Prokrastinasi Akademik Pembimbingan Ilmiah : Studi Kasus pada Pascasarjana UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 67

Suara Rindu di Negeri Pohon - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 3 141

Analisa Penyebab Perubahan Organisasi di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 69

Analisis Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Pokok Bahasan Program Linear dalam Mata Pelajaran Matematika Kelas IV MI DDI Kalukuang Kec. Tallo Kota Makassar Sulawesi Selatan - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 4 74

Analisis Pemahaman Konsep Kalkulus pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Semester 1 Tahun Akademik 2016/2017 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 124

Diagnosis Kesulitan Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Lingkaran Kelas VIII SMP Negeri 2 Barombong Kabupaten Gowa - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 6 162

Analisis Soal Matematika Ujian Akhir Semester Genap di Kelas VIII SMPN 1 Sinjai Timur - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 119

Analisis Pemahaman Konsep Aljabar pada Mata Kuliah Aljabar Linear Elementer Mahasiswa Pendidikan Matematika UIN Alauddin Makassar angkatan 2016 - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 87