B. SISTEM PENCATATAN (ADMINISTRASI) PERSEDIAAN - F1ED3 OK Jurnal8 Mina MD Akuntansi2

  

Analisis Sistem Persediaan dalam Akuntansi

  Mina Sari dan Muhammad Dahria

  

Abstrak

  Persediaan (inventory) adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak untuk dijual atau dikonsumsi tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan. Persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting, baik laporan laba/rugi maupun neraca, sebab mempengaruhi harga pokok penjualan, laba bersih dan aktiva. Persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan umumnya adalah nilai yang sebenarnya (sebesar harga perolehan) pada saat membuat laporan, namun denikian akan tergantung dari metode penilaian dan metode pencatatan persediaan yang dipakai.

  Kata Kunci: Akuntansi, Sistem Persediaan.

A. PENGERTIAN

  Persediaan (inventory) adalah meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual atau dikonsumsi dalam siklus operasi normal perusahaan. Aktiva lain yang dimiliki perusahaan, tetapi tidak untuk dijual atau dikonsumsi tidak termasuk dalam klasifikasi persediaan.

  Persediaan (inventory) untuk setiap perusahaan akan berbeda, tergantung kepada jenis perusahaan yang bersangkutan:

  1. Pada perusahaan dagang, berupa persediaan barang dagangan (merchandise inventory).

  2. Sementara pada perusahaan pabrik (manufaktur) persediaan terdiri atas:

  a. Persediaan bahan baku (Direct materials inventory)

  b. Persediaan barang dalam proses (Work in process inventory)

  c. Persediaan barang jadi (Finished goods inventory)

B. SISTEM PENCATATAN (ADMINISTRASI) PERSEDIAAN

  Ada dua sistem pencatatan persediaan, yaitu:

1. Sistem fisik/periodik (periodical inventory system), Berdasarkan sistem ini persediaan

  ditentukan dengan melakukan menghitung fisik terhadap persediaan. Penghitungan fisik persediaan dilakukan secara periodik. Dalam sistem ini pencatatan terhadap mutasi persediaan tidak selalu diikuti. Oleh karena itu prosedur penghitungan fisik persediaan pada akhir periode harus dilakukan (mandatory procedure) untuk dapat menentukan fisik persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Hasil perhitungan fisik ini dipakai sebagai dasar penentuan nilai persediaan. Untuk lebih jelasnya, sistem fisik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  a. Pembelian dan penjualan barang dagangan, tidak dicatat ke dalam akun “persediaan”, sehingga akun persediaan hanya menunjukkan informasi nilai persediaan barang dagang awal periode.

  375

  Jurnal SAINTIKOM

2. Sistem perpetual (perpetual inventory system), Pencatatan terhadap mutasi persediaan

  700.000,-

  Persediaan brg.dg…………..Rp.2.100.000,-

  b. Perpetual Inventory System

  Retur penjualan…Rp.200.000,- Piutang dagang………………...Rp.200.000,-

  Piutang dagang….Rp.1.000.000,- Penjualan…………………………..Rp.1.000.000,-

  Utang dagang…….Rp.100.000,- Retur pembelian………………..Rp.100.000,-

  Pembelian…………..Rp.2.100.000,- Utang dagang……………………..Rp.2.100.000,-

  a. Physical Inventory System

  Pembahasan :

  4. Diterima kembali barang yang dijual senilai Rp.200.000,dengan harga pokok Rp.140.000

  Jurnal SAINTIKOM

  2

  1. Dibeli barang dagangan secara kredit Rp.2.100.000,-

  Contoh Kasus :

  c. Saldo akun “persediaan” menunjukkan harga pokok (nilai) persediaan barang yang masih ada di dalam gudang.

   Harga pokok barang yang dijual, dicatat debit pada akun “harga pokok penjualan” dan kredit akun “persediaan”

   Harga (hasil) penjualan dicatat debit pada akun “kas” atau akun”piutang dagang”, dan kredit “akun “penjualan”.

  b. Transaksi penjualan barang dagang dicatat sebagai berikut:

  selalu diikuti secara konsisten, dengan mencatat semua transaksi yang menyebabkan berkurang atau bertambahnya persediaan. Penghitungan fisik persediaan menjadi tidak wajib diselenggarakan (mandatory procedure). Untuk lebih jelasnya, sistem fisik memiliki ciri-ciri sebagai berikut: akun “kas” atau “utang dagang”.

  c. Nilai persediaan pada akhir periode diketahui setelah dilakukan pemeriksaan dan penghitungan barang secara fisik.

  b. Transaksi pembelian barang dagang dicatat debit pada akun “pembelian” dan transaksi penjualan barang dagang dicatat sebesar harga jualnya.

  2. Dikirim kembali barang yang dibeli senilai Rp.100.000,- 3. Dijual barang dagangan secara kredit senilai Rp.1.000.000,-dengan harga pokok Rp.

  Utang dagang……………………..Rp.2.100.000,- Utang dagang…….Rp.100.000,-

  Persediaan brg.dg………………..Rp.100.000,- Piutang dagang….Rp.1.000.000,-

  Penjualan…………………………..Rp.1.000.000,- Harga Pokok Penjualan…Rp.700.000,-

  Persediaan brg.dg…………….Rp.700.000,- Retur penjualan…Rp.200.000,-

  Piutang dagang………………...Rp.200.000,- Persediaan brg.dg…..Rp.140.000,-

  Harga Pokok Penjualan…….Rp.140.000,-

  C. PENILAIAN PERSEDIAAN (INVENTORY VALUATION)

  Persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting, baik laporan laba/rugi maupun neraca, sebab mempengaruhi harga pokok penjualan, laba bersih dan aktiva. Persediaan yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan umumnya adalah nilai yang sebenarnya (sebesar harga perolehan) pada saat membuat laporan, namun denikian akan tergantung dari metode penilaian dan metode pencatatan persediaan yang dipakai.

  Metode Penilaian Persediaan

  Dalam melakukan penilaian terhadap persediaan terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu:

  1. Metode berdasarkan harga pokok (Cost Method)

  2. Metode taksiran (Estimated Method) 3. Metode Nilai terendah antara harga pokok dengan harga pasar (Lower of cost or market method).

  D. METODE BERDASARKAN HARGA POKOK (COST METHOD)

a. Physical System

  Pada pencatatan secara fisik, nilai persediaan barang diketahui setelah kuantitas barang yang tersisa pada akhir periode yang dihitung secara fisik lalu dikalikan dengan harga satuannya. Oleh karena harga barang yang dibeli bermacam-macam, maka untuk menentukan harga yang mana yang dijadikan dasar untuk menentukan nilai persediaan dapat digunakan salah satu metode penilaian persediaan sebagai berikut:

  1. Metode Harga Pokok rata-rata sederhana (Simple Average Method) Metode ini menghitung harga rata-rata per satuan barang dengan cara menjumlahkan harga persatuan setiap transaksi pembelian termasuk persediaan awal periode lalu dibagi dengan jumlah transaksi pembelian termasuk persediaan awal periode.

  3 Jurnal SAINTIKOM

  2. Metode Harga Pokok rata-rata tertimbang (Weight Average Method) Metode ini menghitung harga rata-rata per satuan barang dengan cara membagi jumlah harga pembelian barng yang disediakan untuk dijual dengan jumlah kuantitasnya.

  3. Metode F I F O (First In First Out Method) Menurut metode ini barang yang lebih dahulu masuk (dibeli) dianggap lebih dahulu keluar (dijual). Setelah barang tersebut habis baru menjual barang yang masuk berikutnya.

  4. Metode L I F O (Last In First Out Method)

b. Perpetual System

  Pada pencatatan dengan sistem perpetual, setiap terjadi transaksi penjualan barang, harga pokok barang yang dijual harus dihitung dan dicatat debit pada akun “harga pokok penjualan”. Dengan demikian penerapan metode ini dilakukan pada saat terjadi transaksi penjualan barang, bukan menghitung harga pokok barang yang masih ada (tersisa). Metode yang dapat digunakan pada metode ini adalah:

  1. Metode Harga Pokok rata-rata tertimbang (Weight Average)

  2. Metode F I F O (First In First Out)

  3. Metode L I F O (Last In First Out)

  Contoh Kasus :

  Berikut adalah data mengenai barang dagangan PT.Sari Jaya pada bulan Januari 2008:

  01 Januari 2008 Persediaan 100 unit @ Rp.10.000 =Rp.1.000.000,-

  10 Januari 2008 Pembelian 300 unit @ Rp.11.000 =Rp.3.300.000,-

  18 Januari 2008 Penjualan 200 unit

  24 Januari 2008 Pembelian 100 unit @ Rp.11.500 =Rp.1.150.000,-

  29 Januari 2008 Penjualan 150 unit Diminta: Hitunglah nilai persediaan akhir barang dagangan berdasarkan metode harga pokok rata - rata yang terdiri dari:

  A. Physical System

  a. Simple Average b.Weight Average

  c. F I F O

  d. L I F O

  B. Perpetual System

  a. Weight Average

  b. F I F O

  c. L I F O

  Pembahasan :

a. Physical System

  4 Jurnal SAINTIKOM

  Jurnal SAINTIKOM

  5

  1. Simple Average Harga pokok rata-rata perunit: = Rp.10.000,-+Rp.11.000,-+Rp.11.500,-

  3 = Rp10.833 Jadi nilai persediaan akhir = 150 unit X Rp10.833 = Rp. 1.625.000,-

  01/01/08 Persediaan 100 unit @ Rp.10.000,- = Rp. 1.000.000,- 10/01/08 Pembelian 300 unit @ Rp.11.000,- = Rp. 3.300.000,- 24/01/08 Pembelian 100 unit @ Rp.11.500,- = Rp. 1.150.000,- 500 unit Rp. 5.450.000,- Harga pokok rata-rata perunit: = Rp.5.450.000,-

  500 = Rp.10.900,-

   Jadi nilai persediaan akhir: 150 unit x Rp.10.900, -= Rp.1.635.000,-

  3. F I F O (First in First Out) Penjualan 350 unit: 01/01/08 Persediaan 100 unit @ Rp.10.000,- = Rp. 1.000.000,- 10/01/08 Pembelian 250 unit @ Rp.11.000,- = Rp. 2.750.000,- 350 unit Rp. 3.750.000,-

  Persediaan akhir: 10/01/08 Pembelian 50 unit @ Rp.11.000.- = Rp. 550.000,- 24/01/08 Pembelian 100 unit @ Rp.11.500,- = Rp. 1.150.000,- 150 unit Rp. 1.700.000,-

  Jadi nilai persediaan akhir adalah Rp. 1.700.000,-

  4. L I F O (Last in First Out) Penjualan 350 unit: 10/01/08 Pembelian 250 unit @ Rp.11.000 = Rp.2.750.000,- 24/01/08 Pembelian 100 unit @ Rp.11.500 = Rp.1.150.000,- 350 unit Rp.3.900.000,- Persediaan akhir: 01/01/08 Pembelian 100 unit @ Rp.10.000,- = Rp.1.000.000,- 10/01/08 Pembelian 50 unit @ Rp.11.000,- = Rp. 550.000, 150 unit Rp.1.550.000,- Jadi nilai persediaan akhir adalah Rp.1.550.000,.-

b. Perpetual System

  1

  3

  3 .

  .

  ,

  ,

  1

  1

  8

  8

  /

  /

  1

  /

  3 .

  /

  8

  8

  1

  1 R R

  p

  p .

  .

  1

  1

.

  .

  ,

  ,

  .

  3

  R

  3 R R

  1

  1

  1

  1 , , R R p p . .

  3 3 . .

  3

  3 . . , , - - - - - - - -

  1 1 R R p p . .

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  1

  1 . . . . , , - -

  3

  p

  .

  p .

  .

  1

  1

  1

  1 .

  .

  ,

  ,

  R

  R

  p

  p .

  R

  p

  3

  2 2 R R p p . .

  1 R R p p

  1

  1

  1

  1 , ,

  5

  5 R R p p . .

  1 1 . .

  1

  1

  5

  5 . . , , - - - - - - - -

  1

  8

  1

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  2 2 . .

  2

  2 . . , , - -

  1

  1 R R

  p

  p .

  .

  1

  1

  1

  1

  8

  p .

  1 1 . .

  .

  1

  1 .

  .

  .

  .

  ,

  ,

  1 1 R R p p . .

  1

  1

  

1

1 . . , , - - R R p p . .

  1

  1 / /

  1 . . , , - -

  2 2 R R p p . .

  1

  1

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  2 2 . .

  2

  2 . . , , - -

  2

  2

  4

  4 / /

  1

  3 R R p p

  P P e e m m b b e e l l i i a a n n P P e e n n j j u u a a l l a a n n S S a a l l d d o o T

  .

  i

  a

  g

  g

  r

  r

  a

  a

  H

  H

  t

  t

  i

  n

  J

  n

  U

  U

  h

  h

  a

  a

  l

  l

  m

  m

  u

  u

  a

  J

  T

  2

  2

  2

  1 / /

  1

  1 / /

  1

  1 . . . . , , - -

  1

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  1 1 R R p p . .

  8 - - - - - - - - - - - -

  8

  2

  u

  1 / /

  1

  1 / /

  1

  h

  h

  a

  a

  l

  l

  m

  m

  u

  J

  J

  a

  n

  g

  r

  r

  a

  a

  H

  H

  t

  t

  i

  i

  n

  U

  a

  U

  l

  l

  a

  a

  g

  g

  g

  g

  n

  n

  a

  a

  g

  a

  a

  n

  g

  

g

  r

  

r

  a

  a

  H

  H

  t

  t

  i

  i

  n

  J

  U

  U

  h

  h

  a

  a

  l

  l

  m

  m

  u

  u

  J

  1 .

  5

  5

  H

  u

  J

  J

  a

  a

  g

  g

  r

  r

  a

  a

  H

  t

  t

  m

  i

  i

  n

  n

  U

  U

  h

  h

  a

  a

  l

  u

  l

  m

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  2

  2

  /

  /

  1

  1

  /

  /

  1

  1

  1 . . . . , , - -

  1

  1 1 R R p p . .

  m

  8 - - - - - - - - - - - -

  8

  2

  2

  1 / /

  1

  1 / /

  1

  h

  h

  a

  a

  l

  l

  u

  m

  t

  J

  J

  a

  a

  g

  g

  r

  r

  a

  a

  H

  H

  t

  u

  i

  i

  n

  n

  U

  P P e e m m b b e e l l i i a a n n P P e e n n j j u u a a l l a a n n S S a a l l d d o o T T a a n n g g g g a a l l U

  (Last in First Out)

  F I F O (First in First Out) L I F O

  5 5 R R p p . .

  1 1 . .

  7

  7 . . , , - -

  u

  m

  8

  H

  u

  J

  J

  a

  a

  g

  g

  r

  r

  a

  a

  H

  t

  m

  t

  i

  i

  n

  n

  U

  U

  h

  h

  a

  a

  l

  l

  8

  3

  8

  R

  5

  5 R R

  p

  p .

  .

  1

  1

  

1

  1

.

  .

  ,

  ,

  R

  1

  p

  p .

  .

  1

  1 .

  .

  6

  6 .

  .

  ,

  ,

  5

  5 R R

  1

  8

  p .

  5

  ,

  ,

  R

  R

  p

  p .

  .

  1

  1 .

  .

  1

  1

  5 .

  8

  .

  ,

  ,

  2

  2

  9

  9

  /

  /

  1

  1

  /

  /

  p

  .

  3 R R

  3 .

  1

  .

  p .

  5 5 , , - - R R p p . .

  1 R R

  1 1 . .

  ,

  ,

  .

  3 .

  3

  .

  3

  .

  .

  p .

  p

  R

  R

  1

  1

  5

  5 . . , , - -

  1

  1

  p

  p

  1 .

  1

  1

  5

  1

  1

  1 .

  .

  ,

  ,

  R

  R

  p

  p .

  .

  5

  5

  5 .

  ,

  .

  ,

  ,

  .

  ,

  .

  1 .

  1 1 R R p p . .

  .

  p .

  1

  R

  1

  8

  ,

  .

  1 .

  1

  .

  p .

  p

  5 R R

  5

  1

  1

  1

  1

  p .

  1

  p

  1 R R

  1

  8

  8

  /

  /

  1

  1

  /

  /

  .

  1

  4

  ,

  .

  .

  .

  1 .

  1

  .

  p .

  p

  R

  R

  ,

  .

  5

  1 .

  1

  .

  p .

  p

  1 R R

  1

  ,

  ,

  .

  5 .

  4

  2

  ,

  R

  3

  3 3 . .

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  1

  1

  3 3 R R p p . .

  ,

  .

  1

  p

  ,

  2

  1

  p

  1

  ,

  ,

  1

  1

  1

  1

  6

  Jurnal SAINTIKOM Vol. VIII, No. 1 Januari 2010

  3 . . , , - -

  1

  1

  8

  1 . . , , - -

  1

  1 1 . .

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  1

  1

  1 1 R R p p . .

  1 . . . . , , - -

  1

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  1 1 R R p p . .

  2 . . , , - -

  2

  2 2 . .

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  1

  1

  2 2 R R p p . .

  8 - - - - - -

  8

  1 / /

  1

  8 / /

  ,

  1

  ,

  5

  5

  5

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  1

  1

  5 5 R R p p . .

  1 . . . . , , - -

  1

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  1 1 R R p p . .

  5 . . , , - -

  1

  5 .

  1

  1 1 . .

  5 5 , , - - R R p p . .

  1 1 . .

  1

  1

  1 1 R R p p . .

  8 - - - -

  8

  1 / /

  1

  5

  .

  1 R R

  5

  .

  5 .

  5

  5

  5

  .

  1 .

  1

  .

  p .

  5 R R

  1

  ,

  1

  5 . . , , - -

  5

  5

  5

  1 . . , , - - R R p p

  1

  1

  1

  5 5 R R p p . .

  ,

  9 / /

  9

  2

  p

  1

  ,

  ,

  .

  1 .

  1

  .

  1 .

  1

  .

  p .

  R

  2

  R

  ,

  ,

  .

  1 .

  1

  1

  1

  .

  p .

  p

  1 R R

  p

  p .

  .

  ,

  ,

  .

  5 .

  5

  1

  1

  .

  1 .

  1

  .

  p .

  p

  R

  R

  ,

  ,

  5

  5

  .

  1 .

  1

  1

  1

  p

  ,

  5

  ,

  R

  p .

  .

  2 .

  .

  1

  5 .

  .

  • -

    -

  5 . . , , - -

  R

  p

  p .

  .

  1

  1

  1

  1 .

  .

  5

  5

  ,

  ,

  p

  R

  1

  p .

  .

  1

  1 .

  .

  1

  1

  5

  5 .

  .

  ,

  ,

  1 R R

  8

  2 R R

  5

  ,

  5

  R

  6

  p

  6

  1 1 . .

  2

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  1

  1

  1

  5 5 R R p p . .

  8

  1

  ,

  1

  2

  2

  4

  4

  /

  /

  1

  1

  /

  /

  2

  p

  5

  9

  1

  5

  5 . . , , - -

  3 3 R R p p . .

  1

  1

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  3 3 . .

  3

  3 . . , , - -

  2

  2

  9 / /

  1 1 . .

  1

  1 / /

  8

  8 - - - - - -

  1

  1

  5 5 R R p p . .

  1

  1

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  1 1 . .

  6

  6

  1

  5 5 , , - - R R p p . .

  p .

  p .

  .

  1

  1 .

  .

  5

  7

  5

  5

  ,

  ,

  R

  R

  p

  .

  1 1 . .

  2

  2 .

  .

  1

  1

  5

  5 .

  .

  ,

  ,

  1 1 R R p p . .

  1

  1

  7

  7

  7

  .

  1

  1 .

  .

  ,

  ,

  R

  R

  p

  p .

  .

  1

  1 .

  .

  .

  ,

  p .

  ,

  1

  1 / /

  1

  1 / /

  2

  2

  8

  8

  3 3 R R p p . .

  1

  1

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  3 3 . .

  .

  p

  3 . . , , - - - - - - - -

  l

  Jurnal SAINTIKOM Vol. VIII, No. 1 Januari 2010

  7 Weight Average

  P P e e m m b b e e l l i i a a n n P P e e n n j j u u a a l l a a n n S S a a l l d d o o T

  T

  a

  a

  n

  n

  g

  g

  g

  g

  a

  a

  l

  1 R R

  U U n n i i t t H H a a r r g g a a J J u u m m l l a a h h U U n n i i t t H H a a r r g g a a J J u u m m l l a a h h U U n n i i t t H H a a r r g g a a J J u u m m l l a a h h

  1

  1

  /

  /

  1

  1

  /

  /

  2

  2

  8

  8

  1

  3

  1 1 R R p p . .

  .

  2 .

  1 .

  .

  7

  7

  5

  5

  ,

  ,

  R

  R

  p

  p .

  .

  2

  .

  .

  1

  1

  5

  5 .

  .

  ,

  ,

  2

  2 R R

  p

  p .

  .

  1

  1 .

  1

  p .

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  4 4 . .

  1

  1 . . . . , , - -

  3 3 R R p p . .

  1

  1

  1 1 . . , , - - R R p p . .

  3 3 . .

  3

  3 . . , , - -

  4 4 R R p p . .

  1 1 . .

  7

  7

  5 5 , , - - R R p p . .

  3

  p

  1

  2 R R

  2

  8

  8

  /

  /

  1

  3 . . , , - -

  /

  /

  8

  8

  1

  1

  5 . . , , - - Mina Sari dan Muhammad Dahria: Analisis Sistem Persediaan …

E. DAFTAR PUSTAKA Ahmed Riahi dan Belkaoui, 2000, Teori Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat.

  Ali Mahmudi, 2005, Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. James M. Reeve, 2008, Pengantar Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat.

  8 Jurnal SAINTIKOM

  Vol. VIII, No. 1 Januari 20