PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENDAMPINGAN ORANG TUA DI DUSUN BOJONG WETAN BOJONG MUNGKID MAGELANG

  PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENDAMPINGAN ORANG TUA DI DUSUN BOJONG WETAN BOJONG MUNGKID MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh:

  INAWIDYANINGSIH 201010201006 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ’AISYIYAH YOGYAKARTA 2014

  

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

REPRODUKSI REMAJA TERHADAP

PENDAMPINGAN ORANG TUA

DI DUSUN BOJONG WETAN

BOJONG MUNGKID

MAGELANG

NASKAH PUBLIKASI

  Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan

  Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta

  

Disusun Oleh :

  

INAWIDYANINGSIH

201010201006

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH

  

YOGYAKARTA

2014

  HALAMAN PENGESAHAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENDAMPINGAN ORANG TUA DI DUSUN BOJONG WETAN BOJONG MUNGKID MAGELANG NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh :

  INAWIDYANINGSIH 201010201006

  Telah Disetujui Oleh Pembimbing Pada Tanggal:

  26 Juni 2014 Pembimbing Atik Badi’ah, S.Kp., M.Kes.

  

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENDAMPINGAN

ORANG TUA DI DUSUN BOJONG WETAN BOJONG

  1 MUNGKID MAGELANG

2

3 Ina Widyaningsih , Atik Badi’ah

  

INTISARI

 

Latar Belakang: Persoalan yang banyak dihadapi para remaja adalah persoalan

  kesehatan reproduksi. Dampak kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja adalah meningkatnya angka kejadian remaja melakukan hubungan seksual sebelum nikah, kehamilan yang tidak diharapkan, angka pengguna narkoba, angka pengidap PMS/HIV-AIDS, serta kasus-kasus aborsi di kalangan remaja menunjukkan gejala yang cukup mengkhawatirkan. Orang tua seharusnya memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja agar dapat terhindar dari perilaku menyimpang. Kebanyakan orang tua tidak termotivasi untuk memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada remaja karena orang tua takut hal itu akan meningkatkan terjadinya hubungan seks bebas dan menganggap seks merupakan hal yang tabu dan tidak layak untuk diperbincangkan.

  

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pendidikan

  kesehatan tentang reproduksi remaja terhadap pendampingan orang tua di Dusun Bojong Wetan Bojong Mungkid Magelang.

  

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Desain One

Group Pretest-Posttest dengan sampel penelitian diambil secara sampling jenuh,

  subjek penelitian ini adalah 28 remaja di Dusun Bojong Wetan Bojong Mungkid Magelang. Rumus yang digunakan Wilcoxon Match Pairs Test. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dibuktikan menggunakan uji

  

Wilcoxon Match Pairs Test diperoleh nilai Z sebesar -4,630 dengan Asymp. Sig (2

tailed) (p) sebesar 0,000.

  

Simpulan: Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja

  terhadap pendampingan orang tua di Dusun Bojong Wetan Bojong Mungkid Magelang 2014.

  

Saran: Saran bagi peneliti selanjutnya bisa menambah waktu penelitian dan

kelompok kontrol dalam penelitian yang akan dilakukan.

  Kata kunci : Pendampingan orang tua, pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja Daftar pustaka : 25 buku (2003-2011), 7 internet, 5 skripsi Jumlah Halaman : xiii, 62 halaman, 1 tabel, 13 gambar, 16 lampiran

  1 Judul Skripsi

  2 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

  3 Dosen STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta

  

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ABOUT ADOLESCENT

REPRODUCTIVE HEALTH AMONG PARENT’S ASSISTANTS AT

  1 BOJONG WETAN, BOJONG MUNGKID MAGELANG

  

2

  3 Ina Widyaningsih , Atik Badi'ah

ABSTRACT

Background : The most problem in adolescent is reproductive health issues. The

  impact of less information on reproductive health among adolescents are increasing adolescent unmarried sexual behavior incidence, unwanted pregnancy, number of drug users, numbers of PMS/HIV-AIDS, and abortion. Based on the results of preliminary studies conducted on 10 October 2013, there were 6 adolescents who had unwanted pregnancy within 1 year, and 26 from 28 adolescents said that their parents never gave them any information or education related to adolescent reproductive health.

  : This study determined the effect of health education about adolescent

  Objective

  reproductive health among parent’s assistants at Bojong Wetan Bojong Mungkid Magelang.

  

Methods : This study used an experimental design one group pretest - posttest study.

  The 28 adolescents at Bojong Wetan, Bojong Mungkid Magelang, were taken as samples by non probability sampling technique. The statistical data analysis used Wilcoxon Match Pairs Test. The questionnaires used as data collectiing instrument. Results Wilcoxon Match Pairs Test showed Z -4.630 with Asymp. Sig (2-tailed) (p) 0.000.

  

Conclusion : There was an effect of health education about adolescent reproductive

health among parents assistants at Bojong Wetan Bojong Mungkid Magelang.

Suggestion : The adolescent should increase or learn about adolescent reproductive

health knowledge.

  Keywords : Parents assistance, adolescent reproductive health education Bibliography : 25 books (2003-2011), 7 internets, 5 thesis Number of Pages : xiii, 62 pages, 1 table, 13 figures, 16 appendices

  1 Title of The Thesis  

  2 Students of School of Nursing, ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta

  3 Lecture of School of Nursing, ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta    

LATAR BELAKANG MASALAH

  Menurut Efendi dan Makhfudli (2009) persoalan yang banyak dihadapi para remaja adalah persoalan kesehatan reproduksi. Dampak kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja adalah meningkatnya angka kejadian remaja melakukan hubungan seksual sebelum nikah, kehamilan yang tidak diharapkan, angka pengguna narkoba, angka pengidap PMS/HIV-AIDS, serta kasus-kasus aborsi di kalangan remaja menunjukkan gejala yang cukup mengkhawatirkan.

  Angka kejadian seksual pranikah dan kehamilan pranikah masih tinggi di Indonesia. Data BKKBN 2010 mencatat sebanyak 51% remaja di Jabotabek telah melakukan hubungan layaknya suami istri. Selain Jabotabek, data yang sama juga diperoleh di wilayah lain seperti Surabaya, hasilnya remaja perempuan lajang yang kegadisannya hilang mencapai 54%, di Medan 52%, Bandung 47% dan Yogyakarta 37%. Di Jawa Tengah sendiri pada tahun 2010, tercatat seks pranikah mencapai 98 kasus dan kehamilan pranikah mencapai 85 kasus, dari semua kejadiannya sekitar 51,4% dilakukan oleh remaja berusia 10-19 tahun.

  Salah satu firman Allah yang berkaitan dengan perilaku seksual yang tidak sesuai dengan tuntunan Islam adalah

  َءﺎَﺳَو ﺎًﻠﻴِﺒَﺳ َلَو  اﻮُﺑَﺮْﻘَﺗ ﺎَﻧﱢﺰﻟا ُﻪﱠﻧِإ َنﺎَآ ًﺔَﺸِﺣﺎَﻓ   “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (QS.Al-Isra’ : 32).

  Makin maraknya perilaku seksual pra nikah, juga tidak luput dari kurangnya peran sektor pendidik. Orang tua seharusnya membimbing, mengarahkan, memberi pengawasan, dan memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja agar dapat terhindar dari perilaku seksual pranikah (Pamangsah, 2008). Kebanyakan orang tua tidak termotivasi untuk memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada remaja karena orang tua takut hal itu akan meningkatkan terjadinya hubungan seks bebas dan menganggap seks merupakan hal yang tabu dan tidak layak untuk diperbincangkan (Djiwandono, 2008).

  Keterbatasan pengetahuan dan informasi tentang kesehatan reproduksi orang tua juga dapat menjadi pencetus perilaku atau kebiasaan tidak sehat pada remaja. Hal ini berawal dari sikap orang tua yang menabukan pertanyaan remaja tentang fungsi dan proses reproduksi, serta penyebab rangsangan seksualitas. Orang tua cenderung risih dan tidak mampu memberikan informasi yang memadai mengenai alat reproduksi dan proses reproduksi itu. Tidak adanya informasi dari orang tua membuat remaja mengalami kebingungan akan fungsi dan proses reproduksinya. Ketakutan kalangan orang tua dan guru, bahwa pendidikan yang menyentuh isu per-kembangan organ reproduksi dan fungsinya akan mendorong remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah, justru sebaliknya remaja yang diliputi oleh ketidaktahuan atau mencari informasi yang belum tentu benar, yang pada akhirnya justru dapat menjerumuskan remaja kepada ketidaksehatan reproduksi (Respati, 2010).

  Peran orang tua di dalam keluarga bertanggung jawab penuh sebagai pendidik yang utama dan pertama. Artinya, perilaku remaja merupakan cerminan bagaimana orang tua mendidik anaknya. Pendidikan kesehatan reproduksi dari orang tua diharap pkan bisa m meluruskan pemahama an anak te rkait seluru uh organ tubuh supaya pah ham terhadap p segala ris iko dari pen nyimpangan n (BKKBN, , 2008).

  Berdasark kan hasil stu udi pendah huluan yang g dilakukan n peneliti d di Dusun Bojong g Wetan D Desa Bojon ng Kecamat tan Mungki id pada ta anggal 10 Oktober 2013, terdapat 6 remaja y yang hamil l diluar nik kah selama a 1 tahun terakhir.

  Berdas sarkan hasil l pengumpu ulan data da ari 28 remaj ja didapat 1 19 (67,85% ) remaja menga atakan pern ah melakuk kan perilaku u seksual se eperti mem mbelai rambu ut lawan jenis, berpeganga an tangan d dengan law wan jenis, b berpelukan, , curi-curi p pandang bahkan n berciuma an dengan pasangann nya. Dan 2 26 (92,85% %) dari 28 remaja menga atakan bah hwa orang tua tidak k pernah memberika an informa asi atau pendid dikan keseh hatan khusu usnya tenta ang keseha atan reprodu duksi remaj a. Hasil wawan ncara denga an orang tua a remaja, m mengatakan bahwa 100 0% orang tu ua belum pernah h mendapat tkan materi i tentang k kesehatan r eproduksi r remaja dar i tenaga keseha atan atau pih hak-pihak t erkait seper rti puskesma as.

METO ODE PENE ELITIAN

  Penelitian n ini merup pakan penel litian Pre E Eksperimen n untuk men ngetahui pengar ruh pendidi ikan keseha atan reprodu uksi remaja terhadap pe endampinga an orang tua de engan ranc cangan pen nelitian On e Group P Pretest-post test Desigh hn yaitu rancan ngan peneli tian dimana a tidak ada a kelompok k pembandin ng (kontrol l), tetapi sudah dilakukan observasi pertama (P Pretest ) ya ang memun ngkinkan pe enelitian dapat menguji p perubahan-p perubahan y yang terjad di setelah a adanya eks sperimen (Sugiy yono, 2009) .

  Populasi adalah k keseluruhan subyek p penelitian (Arikunto, 2010). Popula asi dalam penelitian ini adalah seluruh a anak remaja a di Desa Bojong Mungk kid Magelan ng yang ber rjumlah 28 orang.

  Sampel a adalah bagi ian dari ju umlah kar rakteristik y yang dimil liki oleh popula asi tersebut (Sugiyono, , 2009). Sam mpel dalam m penelitian ini meliput ti remaja usia 12 2-21 tercat at sebagai w warga dusun n Bojong W Wetan Mung gkid Magela ang yang dipilih h secara sam mpling jenu uh yaitu den ngan menga ambil semu ua anggota p populasi menjad di sample (H Hidayat, 20 007).

  HASIL L PENELI

  ITIAN DAN N PEMBAH HASAN

1. Karakteristi ik Respond den K

  a. amin Respo onden Jenis Kela

  D Deskripsi m mengenai j jenis kelam min respon nden disajik kan pada diagram b berikut:

  ‐lak Laki ki

  12 Perempua 43% n ‐laki

  16… Laki

  Gam mbar 4.1 Dis stribusi jenis s kelamin re esponden Gam mbar 4.1 dia agram diata as menunju ukkan jenis kelamin re esponden d dalam pen elitian seb banyak 12 orang lak ki-laki (43% %) dan 16 6 orang perempuan p (57%).

  b. b Responden Umur R

  Deskripsi m D mengenai um mur respond den disajika an pada diag gram beriku ut ini:

  ‐2  Tahun

  20

  1 ‐13 Tahu 5 12 un

  9 12 ‐13 Tah hun 1 18% 32% 14 ‐15 tah un

  ‐1  Tahun

  18

  19 16 ‐17 Tah hun

  6 21% ‐19 Tah 18 hun ‐21 Tah 20 hun

  ‐17 Tahu ‐15 tah 16 un 14 hun

  3

  5 18% 11%

  Ga ambar 4.2 D Distribusi um mur respond den Gam mbar 4.2 di iagram diat tas menunju ukkan kara akteristik re esponden b berdasarkan n umur, yai itu responde en dengan umur 12-13 3 tahun seb banyak 9 orang (32% o %) responden n dengan um mur 14-15 t tahun seban nyak 5 oran ng (18%) responden d r dengan um mur 16-17 ta ahun sebany yak 3 orang g (11%) re esponden dengan um d mur 18-19 ta ahun sebany yak 6 orang g (21%) dan n responden n dengan u umur 20-21 1 tahun seba anyak 5 oran ng (18%).

c. Pendidika an atau Pek kerjaan Re esponden

  Deskr ripsi menge enai pendid dikan atau p pekerjaan r responden d disajikan pa ada diagram m berikut ini i:

  Petani Peda adang SD

  1 SD

  2

  3 4% 7 7% 11% SMP

  Ma ahasiswa

  4 SMA 14% Mahasisw wa SMP P

  9 Pedadan ng 32% % Petani SMA

  9 32%

  Gambar 4.3

  3 Distribusi i pendidikan n atau peker rjaan respon nden Gam mbar 4.3 diagram d di atas me enunjukkan n pendidika an atau p pekerjaan r responden diketahui b bahwa seba agian besar r responden n masih menempuh m pendidikan n di bangku u SMP seban nyak 9 oran ng (32%) da an SMA s sebanyak 9 orang pula (32%).

  d. gkat Pendi idikan Ora ng Tua (Ay yah) Respo onden Ting D3

  1 SMA SD 3%

  8

  9 29% 32% SD

  SMP P SMA A D3 SMP S

  10 36%

  Gambar 4. .4 Distribus si tingkat pe endidikan or rang tua (ay yah) responde en Gam mbar 4.4 dia agram di ata as menunju ukkan tingka at pendidika an orang tua (ayah) t responden yang diketa ahui sebagi ian besar SM MP yaitu 1 10 orang

  ( (36%) dan y yang paling g sedikit yai tu D3 seban nyak 1 oran ng (3%).

  e. gkat Pendi idikan Ora ng Tua (Ib bu) Respond den Ting D3 SD

  1

  4 SD 4% 14% % SMP

  SMA SMA

  12 D3 43% SMP

  11 39%

  Gam mbar 4.5 Di stribusi ting gkat pendid ikan orang tua (ibu) re sponden Gam mbar 4.5 dia agram di ata as menunju ukkan tingka at pendidika an orang t tua (ibu) re esponden y yang diketah hui sebagia an besar SM MP yaitu 1 11 orang

  (39%) dan ( SMA seba anyak 12 ora ang (43%) sedangkan untuk SD s sebanyak 4 orang (14 4 4%) dan yan ng paling se dikit yaitu D D3 sebanya ak 1 orang (3 3%).

  f. kerjaan Ora ang Tua (A Ayah) Respo onden Pek Bur uh

  6 Wiraswas sta Wiraswa asta 21 %

  6

  13 Petani 47% Pedagan ng Ped dagang Buruh

  5 18%

1 Petani

  4 14%

  Gambar 4.6

  6 Distribusi pekerjaan o orang tua (a ayah) respon nden Gam mbar 4.6 d diagram di atas menu unjukkan pe ekerjaan or rang tua

  (ayah) resp ( onden yang g diketahui sebagian be esar wirasw wasta yaitu 1 13 orang ( (47%) dan p paling sedik kit petani ya aitu 4 orang g (14%).

  g. kerjaan Ora ang Tua (Ib bu) Respon nden Pek

Wiraswasta

  

5

Ib bu  Rumah 

18%

Tangga Petani

  13

  2 46% 7% Wiraswast a Petani

  Pedagang Pedagang 5 18%

  Buruh B

  3 11%

  Gambar 4.

  7 Distribus i pekerjaan orang tua ( (ibu) respon nden Gam mbar 4.7 dia agram di ata as menunjuk kkan pekerj jaan orang t tua (ibu) responden y r yang diketa ahui sebagia an besar ibu u rumah tan ngga yaitu s sebanyak

  13 orang (4 46%) dan pa aling sedikit t petani yait tu 2 orang ( 7%).

  2. eskripsi Da ata Peneliti ian D

  a. Pendampin ngan orang g tua sebe elum dilak kukan pend didikan ke esehatan P t tentang rep produksi re emaja atau u saat prete est

  D Deskripsi mengenai pendampi ingan oran ng tua s ebelum di ilakukan pendidik kan kesehat tan tentang reproduksi remaja disa ajikan pada gambar ber rikut ini:

  Baik k   K Kurang Kurang  

  0%

  9 Cukup 32% Baik Cukup

  19 68%

  Gambar 4

  4.8 Distribu usi pendamp pingan orang g tua (prete est) G Gambar 4.8 8 diatas men nunjukkan tingkat pen ndampingan n orang tua sebelum dilakuka an pendidik kan kesehata an tentang r reproduksi r remaja dida apatkan data a kriteria kurang sebanyak 9 orang (32% %) dan cuku up sebanyak k 19 orang ( 68%).

  b. Pendampi ngan oran ng tua sete elah dilaku ukan pend didikan ke esehatan tentang rep t produksi re emaja atau u saat postte est

  Deskripsi D mengenai pendampi ingan oran ng tua s sesudah di ilakukan pendidik kan kesehat tan tentang reproduksi remaja disa ajikan pada gambar ber rikut ini:

   

Baik Kurang

2

7% 0%

    Kurang Cukup Baik

  Cukup

  26 93%

  Gambar 4

  4.9 Distribus si pendamp ingan orang g tua (postte est) Gam mbar 4.9 di iatas menun njukkan pen ndampingan n orang tua a setelah d dilakukan p pendidikan k kesehatan te entang repr roduksi rem maja didapatk kan data kriteria cuk k kup sebanya ak 26 orang (93%) dan baik sebany yak 2 orang g (7%).

c. Perbedaan pendampingan orang tua sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja

  30

  26

  25

  19

  20

  15 Pretest Posttest

  9

  10

  5

  2 Kurang Cukup Baik

Gambar 4.10 Distribusi Frekuensi perbedaan pendampingan orang tua sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang

  reproduksi remaja Dari gambar 4.10 diatas dapat diketahui pendampingan orang tua sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja dengan kriteria baik yaitu tidak ada (0%), kriteria cukup 19 orang (68%) dan kriteria kurang 9 orang (32%) sedangkan pendampingan orang tua setelah dilakukan pendidikan kesehatan diketahui kriteria baik sebanyak 2 orang (7%), kriteria cukup 26 orang (93%) dan kriteria kurang tidak ada (0%), hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan pendampingan orang tua sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja.

  Pengujian hipotesis komparatif dua sampel yang statistiknya nonparametris menggunakan uji Wilcoxon Match Pairs Test dan diperoleh nilai Z sebesar -4,630 dengan Asymp. Sig (2 tailed) (p) sebesar 0,000. Untuk menentukan hipotesis diterima atau ditolak maka besarnya taraf signifikansi (p) dibandingkan dengan taraf kesalahan 5% (0,05). Jika p lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak dan jika p lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka hipotesisi diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa p lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga disimpulkan bahwa hipotesisi (Ha) diterima. Dengan demikian hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja terhadap pendampingan orang tua di Dusun Bojong Wetan Bojong Mungkid Magelang pada tahun 2014.

  Hasil penelitian sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja diketahui pendampingan orang tua dengan kriteria baik yaitu tidak ada (0%), kriteria cukup 19 orang (68%) dan kriteria kurang 9 orang (32%). Hasil tersebut menunjukkan rata-rata tingkat pendampingan orang tua cukup akan tetapi masih ada sebanyak 9 orang (32%) dengan kriteria kurang.

  Hasil penelitian yang sudah ada sesuai dengan yang disampaikan oleh Djiwandono (2008) bahwa kebanyakan orang tua tidak termotivasi untuk memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada remajanya.

  Padahal menurut BKKBN (2009) Orang tua dalam keluarga bertanggung jawab penuh sebagai pendidik yang pertama dan utama. Artinya, dalam penelitian ini orang tua mempunyai peran yang sangat penting khususnya dalam hal pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja.

  Hasil penelitian sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja diketahui pendampingan orang tua dengan kriteria baik yaitu 2 orang (7%), kriteria cukup 26 orang (93%) dan tidak ada (0%) hasil dengan kriteria kurang. Setelah dilakukan pedidikan kesehatan tentang reproduksi remaja, pendampingan orang tua menunjukkan hasil yang cukup baik. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukankan oleh Rosmansyah (2012) dalam tulisannya yang berjudul “Mendampingi Anak Remaja” dimana tingkat pengetahuan orang tua mempengaruhi pola pikir, sikap dan tingkah laku orang tua dalam mendidik, membimbing dan memberi informasi terhadap anaknya.

  Pengujian hipotesis komparatif dua sampel yang statistiknya nonparametris menggunakan uji Wilcoxon Match Pairs Test dan diperoleh nilai Z sebesar -4,630 dengan Asymp. Sig (2 tailed) (p) sebesar 0,000. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa p lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga disimpulkan bahwa hipotesisi (Ha) diterima. Dengan demikian hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja terhadap pendampingan orang tua di Dusun Bojong Wetan Bojong Mungkid Magelang pada tahun 2014.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara statistik pemberian pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja berpengaruh terhadap pendampingan orang tua. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rijal (2011) dengan judul Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Tentang Perilaku Seksual Pada Remaja Di SMP Negeri 2 Galur Kulon Progo, dengan hasil tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja sebelum dilakukan penyuluhan termasuk dalam kategori cukup yaitu 21 orang (61,8%) dan setelah diberikan pendidikan kesehatan reproduksi sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori baik yaitu 25 orang (73,5%). Sedangkan untuk hasil pretest sikap seksual remaja termasuk dalam kategori cukup yaitu 23 orang (67,6%) dan untuk hasil posttest yaitu sebagian besar responden memiliki sikap tentang perilaku seksual dengan kategori baik yaitu 31 orang (91,2%).

  Keterbatasan Penelitian

  Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan antara lain: 1.

  Pengambilan data pretest dan post test dalam penelitian ini dilakukan cukup singkat yaitu dengan jarak 14 hari.

  2. Penelitian ini belum menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding sehingga belum dapat diketahui perbedaan pemberian pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja terhadap pendampingan orang tua antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

  Simpulan 1.

  Pendampingan orang tua sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja dengan kriteria baik yaitu tidak ada (0%), kriteria cukup 19 orang (68%) dan kriteria kurang 9 orang (32%).

  2. Pendampingan orang tua setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja diketahui kriteria baik sebanyak 2 orang (7%), kriteria cukup 26 orang (93%) dan kriteria kurang tidak ada (0%).

  3. Perbedaan pendampingan orang tua sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja. Hasil uji Wilcoxon Match

  Pairs Test menunjuukkan diperoleh nilai Z sebesar -4,630 dengan Asymp.

  Sig (2 tailed) (p) sebesar 0,000. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa p lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga disimpulkan bahwa hipotesisi (Ha) diterima. Dengan demikian hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang reproduksi remaja terhadap pendampingan orang tua di Dusun Bojong Wetan Bojong Mungkid Magelang pada tahun 2014.

  Saran

  Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah:

  1. Bagi Remaja di Dusun Bojong Wetan Bojong Mungkid Magelang Diharapkan remaja dapat meningkatkan pengetahuan khususnya tentang kesehatan reproduksi remaja dengan cara mengakses informasi dari sumber yang benar agar para remaja paham dan terhindar dari pengaruh negatif misalnya terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan hubungan seksual sebelum nikah.

  2. Bagi Warga Dusun Bojong Wetan Bojong Mungkid Magelang Diharapkan warga Dusun Bojong Wetan Mungkid Magelang lebih responsif terhadap masalah kesehatan reproduksi remaja yang selama ini menjadi masalah yang cukup mengkhawatirkan. Serta mencari cara yang efektif agar masalah tersebut tidak terjadi secara terus-menerus.

  3. Bagi Orang Tua di Dusun Bojong Wetan Bojong Mungkid Magelang Diharapkan orang tua tetap menerapkan dan mampu menjalankan perannya khususnya dalam pendamping kesehatan reproduksi serta menanamkan nilai religiusitas yang baik sebagai benteng anak agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.

  4. Bagi Peneliti Selanjutnya

  Diharapkan peneliti selanjutnya bisa menambah waktu penelitian dan kelompok kontrol dalam penelitian yang akan dilakukan.

  Daftar Pustaka

  Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta: Jakarta. BKKBN. (2009). Peran Orang Tua Dalam Pembinaan Remaja.

  

http://prov.bkkbn.go.id , diakses pada tanggal 3 Oktober 2013.

  Dwijandono, S. (2008). Penddikan Seks Remaja. Indeks: Jakarta. Efendi dan Mahfudi. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan . Salemba Medika: Jakarta.

  Hidayat, AAA. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisa Data . Salemba Medika : Jakarta. Pamangsah. (2008). Perilaku Seksual Remaja, http;//www.Bascomblogspot.com, diakses tanggal 2 Oktober 2013. Respati, W. (2010). Problematika Remaja Akibat Kurannya Informasi

  Kesehatan Reproduksi ,

http://www.esaunggul.ac.id/article/problematika-remaja-akibat-

kurangnya-informasi-kesehatan-reproduksi/ diakses pada tanggal 10

  Oktober 2013. Rijal, S. (2011). Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Reproduksi

  Terhadap Pengetahuan dan Sikap Tentang Perilaku Seksual Pada Remaja Di SMP Negeri 2 Galur Kulon Progo : Yogyakarta

  Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kuaalitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta.

   

Dokumen yang terkait

PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF ORANG TUA KEPADA ANAK

8 135 22

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN SEKS DENGAN TINDAKAN ORANG TUA DALAM PEMBERIAN PENDIDIKAN SEKS PADA REMAJA (Studi di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember)

0 3 21

KEINGINAN REMAJA TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI ORANG TUA

0 12 293

PERAN IBU ‘SINGLE PARENT’ DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN ANAK DI DESA BOJONG TIMUR MAGELANG

7 75 181

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA TERHADAP PENINGKATAN PERAN KADER DI DESA TAMBONG WETAN KALIKOTES KLATEN

0 0 9

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI SMK MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH

0 1 105

PENGARUH PEYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA KELAS XI DI SMU MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA TAHUN 2009 Deni Triyani

0 0 7

PENGARUH PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMA MUHAMMADIYAH 1 BANTUL TAHUN 2010

0 0 10

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERSONAL HYGIENE SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1 SEYEGAN SLEM

0 0 5

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA SISWA KELAS XI DI SMAN 1 KOKAP KULON PROGO YOGYAKARTA 2010 - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 8