BAB 7 RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN - DOCRPIJM 15031148847. Bab 7 Rencana Pembangunan dan Matrix Kab Wakatobi

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

BAB 7
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
7.1.

Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman

7.1.1.

Kondisi Eksisting Kawasan Permukiman Kabupaten Wakatobi
Sebagai pusat aglomerasi, Kabupaten Wakatobi tidak akan terlepas dari kehadiran para pendatang,
khususnya di Ibu Kota Kabupaten Wakatobi Wangi-Wangi. Di samping penduduk asli, jumlah
penduduk di Kabupaten Wakatobi mengalami pertambahan oleh keberadaan kaum migran tetap,
sirkuler maupun commuter (penglaju) yang berasal dari daerah sekitar Kabupaten Wakatobi.
Namun, fakta menunjukkan bahwa Pulau Wangi-Wangi tidak cukup mampu untuk memenuhi
kebutuhan tempat tinggal secara layak bagi penduduknya karena keterbatasan lahan. Gambaran
pola permukiman di Ibu Kota Kabupaten Wakatobi Wangi-Wangi pada umumnya adalah
membentuk permukiman atau perkampungan kota.



Pola Permukiman dan Perumahan di Kabupaten Wakatobi

Pola tempat tinggal atau perumahan di permukiman ibukota kabupaten dan kecamatan pada
umumnya mempunyai ciri yang kurang teratur, prasarana dan sarana kurang memenuhi syarat,
penduduknya membaur antara penduduk kelas ekonomi atas dan ekonomi tidak layak. Tingkat
ekonomi memiliki spectrum dari yang miskin sampai menengah. Disamping itu, permukiman di
setiap pulau Kabupaten Wakatobi mempunyai tingkat kepadatan yang sedang atau hanya sekitar
5% saja yang mampu dan mempunyai minat untuk pindah. Sedangkan 95% karena kemampuan
ekonomi yang kurang dan mata pencaharian yang tergantung pada wilayah kabupaten sehingga
mempunyai kecenderungan untuk tetap bertempat tinggal dekat dengan tempat kerjanya.


Perkembangan Perumahan dan Permukiman

Akhir–akhir ini, walaupun wilayah permukiman penduduk tampak masih dalam kota, namun ada
tanda-tanda bergeser kearah pinggiran kota dengan menggusur lahan pertanian. Pada kawasan
“pinggiran kota” ini di mungkinkan adanya pembangunan perumahan baru. Seiring dengan
perkembangan Kabupaten Wakatobi, maka banyak tumbuh pusat-pusat perekonomian baru

berbentuk “ruko” (rumah toko), khususnya pada Ibukota Kabupaten Wakatobi walaupun masih
mempergunakan bangunan lama dan tanah yang ada. Belum ada pembelian kawasan khusus dari
investor untuk pembangunan ruko yang dengan serta merta menggusur permukimam penduduk.
Arah perumahan dan permukiman yang tadinya berada di sekitar permukiman ibukota kecamatan,
sudah mulai di alihkan ke pinggiran. Beberapa lokasi permukiman terdapat di Kecamatan WangiWangi Selatan (sekitar Kawasan Mola) untuk lokasi perumahan masyarakat kurang mampu (MBR).
Tahun 2011 sd 2012 ini, Pemerintah Kabupaten Wakatobi melaksanakan Program Pembangunan
Sejuta Rumah bekerjasama dengan Pemerintah Pusat yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

dan tak mampu (MBR) di Pulau Wangi-Wangi dan Pulau Tomia. Sementara dari kalangan swasta,
ada perumahan di Motika Mandati III dan Numana yang disediakan untuk kalangan ekonomi
menengah, sangat cocok untuk PNS/TNI Polri.
7.1.1.1. Pulau Wangi-Wangi
Wangi-wangi adalah merupakan salah satu pulau yang ada di Kabupaten Wakatobi yang tersisir
dari dua kecamatan yaitu Kecamatan Wangi-Wangi dan Kecamatan Wangi-Wangi Selatan yang
merupakan pusat ibukota Kabupaten Wakatobi atau merupakan PKW Perkotaan Wangi-Wangi yang
terdapat dalam dokumen RTRW Kabupaten Wakatobi. Identifiktasi kawasan permukiman di pulau
wangi-wangi terdiri dari Kawasan Permukiman Mola, Mandati, Wandoka, Pongo, Kapota dan

Kawasan Patuno.
A. Kawasan Mola
Kawasan Permukiman Mola terletak di Kelurahan Mola Utara, Mola Selatan, Mola Bahari, Mola
Samaturu, Mola Nelayan Bakti atau merupakan penggabungan Kawasan Mola Raya, yang
merupakan bagian dari Kecamatan Wangi-Wangi Selatan.
Berdasakan identifikasi yang ada diketahui bahwa kawasan Mola merupakan Kawasan yang
perkembangan penduduknya cukup padat dengan ditandai oleh tingkat kepadatan bangunan
yang rapat, jumlah kepada keluarga dalam 1 rumah dihuni oleh minimal 5 Kepala Keluarga,
dan merupakan kawasan yang dulunya merupakan kawasan yang berada diatas air. (Bajo
Mola), seiring perkembangan pembangunan kawasan ini menjadi daratan akibat masyarakat
yang melakukan penimbunan sedikit demi sedikit pada bagian bangunan rumah diatas air.
Kawasan permukiman Mola Raya menghadapi beberapa kendala dan masalah antara lain :
o

Sistem Penyediaan air minum yang tingkat pelayanannya baru mencakup 50 % dari
populasi penduduk yang ada di Kawasan tersebut.

o

Tidak terdapat ruang terbuka hijau yang dapat dimanfaatkan sebegai ruang publik yang

dapat mendukung kawasan

o

Jaringan drainase tidak ada baik kanal saluran pembuang maupun drainase primer

o

Sebagian material bangunan yang ada menggunakan bahan material kayu yang terlihat
lapuk dan menambah kesan kumuh

o

MCK langsung dibuang kelaut

o

Minim fasilitas

o


1 Rumah dihuni Oleh 5 Kepala Keluarga

o

Sampah Langsung dibuang kelaut.

o

Jalan titian terputus yang dimanfaatkan oleh warga sebagai penghubung antar bagian
rumah dan posisinya berada ditengah akses keluat masuk perahu

o

Sanitasi sangat buruk

o

Tingkat kepadatan bangungan sangat tinggi


RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

B. Kawasan Mandati
Kawasan Mandatidapat dikatakan sebagai kawasan perkotaan wangi-wangi yang ditandai
dengan aktivitas perkantroan dan perdagangan jasa perkotaan wangi-wangi. Sebagai kawasan
perkotaan maka kondisi sarana dan prasarana yang ada dikawasan ini cenderung lebih baik
ketimbang daerah lain yang ada dikawasan perkotaan.
Kondisi jaringan jalan yang sudah cukup baik dimana arteri primer sudah merupakan jalan
dengan kondisi beraspal hotmix termasuk kelengkapan sarana dan prasarananya. Masalah
utama pada kawasan ini adalah masalah drainase yang belum terkoneksi dengan baik
terutama masalah elevasi saluran drainase yang menyebabkan genangan pada saat musim
hujan ditambah lagi dengan persoalan penegasan sempadan bangunan yang sangat rapat
dengan badan jalan.
Eksisting condtion dan berapa permasalahan menyangkut keciptakaryaan dapat ditemui
sebagai berikut :
o

Sistem drainase belum terkoneksi dengan baik, termasuk masalah pembangunan drainase
yang belum meperhatikan elevasi saluran.


o

Masalah penegasan garis sempadan bangunan

o

Jaringan air minum PDAM bermasalah dengan sumber air baku yang berkurang pada
musim hujan dimana sumber air utama kawasan merupakan mata air goa dengan sistem
pompanisasi.

o

Kurangnnya kurangnya keselamatan pejalan kaki dan akses kendaraan terhadap
penanggulangan bencana kekabakaran yang masih memerlukan penanganan.

C. Kawasan Wandoko dan Pongo
Kawasan Wandoka dan Pongo dengan delineasi kawasan seluas 115 Ha. Yang merupakan
kawasan perkotaan wangi-wangi pada sisi utara berbatasan dengan Mola dan Mandati pada
sisi utara kota. Kawasan wandoka dan pongo merupakan kawasan permukiman perkotaan

dengan tingkat kepadatan antara 868, 9 – 1.377,14 Jiwa/Ha.
Lingkungan Sea ditandai juga oleh Bangunan di kawasan tepian air yang berkembang cepat,
padat, tidak tertata dan tidak memberikan karakteristik spesifik dari kawasan tepian. Bangunan
rumah juga tumbuh menempati area sempadan pantai hingga ruang di atas air. Hal ini
mengindikasikan perumahan tersebut tidak memenuhi persyaratan kelestarian lingkungan
pantai Kolaka.
Pada kawasan di sepanjang Jalan Utama Kota pejalan kaki tidak diberikan jalur khusus di
sepanjang,, sehingga tidak aman bagi pejalan dan kualitas fisik lingkungan rendah. jalan arteri
kawasan berfungsi sebagai jalan penghubung utama Kota. Terjadi konflik pemanfaatan ruang
pada sebagian bahu jalan yang tidak memiliki sempadan bangunan pada hampir sepanjang
ruas jalan utama kota yang merupakan jalan arteri primer kawasan.

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

Eksisting condtion dan berapa permasalahan menyangkut keciptakaryaan dapat ditemui
sebagai berikut :
o

Kualitas Lingkungan yang buruk ditandai dengan sanitasi yang tidak memadai


o

Kondisi permukiman yang kumuh dan tidak tertata

o

Sistem jaringan drainase belum ada

o

Sistem penyediaan air minum telah terlayani oleh PDAM, namun kapasitas penyediaan air
minum belum merlayani secara keseluruhan.

o

Tingkat kepadatan bangunan cukup tinggi

o


Masalah sosial lainnya terutama Terjadi konflik pemanfaatan ruang di daerah sempadan
pantai. Berbagai kegiatan yang ada Kegiatan tersebut membuat area pantai kurang
bersifat publik bagi warga kotanya, namun berbagai kegiatan tersebut memberikan
karakteristik kota tepian pantai. Kegiatan ini perlu dilestarikan karena memberikan
gambaran sosial budaya masyarakat nelayan dan berkaitan dengan perekonomiannya.
Namun perlu dipikirkan upaya penataan untuk meminimalkan konflik pemanfaatan ruang
publik.

o

Kawasan tumbuh cepat ke arah area sempadan pantai bahkan di atas air (laut) sehingga
berpotensi merusak kelestarian lingkungan. Padahal bila bangunan rumah tersebut ditata
baik, dapat memberikan keunikan fasade bagunan rumah panggung yang menjadi daya
tarik pariwisata budaya.

D. Kawasan Patuno
Kawasan Patuno dengan delineasi kawasan seluas 1.1869 Ha. Yang merupakan kawasan
permukiman perkotaan yang dipersiapkan untuk tumbuh dan berkembang sebagai pusat
pertumbuhan permukiman baru dan pusat kegiatan pariwisata Kabupaten Wakatobi dengan
tingkat kepadatan antara 166,83/Ha atau memiliki kepadatan rendah.

Kawasan Patuno ditandai oleh perkembangan pusat kegiatan wisata hal ini terlihat dari
obyektivitas lokasi yang telah tumbuh dan berkembang sebagai kawasan pariwisata termasuk
pengembangan Bandara Matahora. Kondisi permukiman dikawasan patuno masih belum padat
dan dominan sebagai areal yang masih kosong dan diperlukan infiltrasi pembangunan pada
kawasan ini.
Eksisting condtion dan berapa permasalahan menyangkut keciptakaryaan dapat ditemui
sebagai berikut :
o

Dominan sebagai kawasan yang masih kosong

o

Muncul sebagai kawasan pertumbuhan priwisata Kabupaten Wakatobi ditandai dengan
adanya resort yang menyediakan fasilitas pendukung kegiatan wisata,

o

Masalah Pengolahan air limbah yang terpusat belum dimiliki oleh masing-masing
pengelolah resort

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

o

Munculnya spekulasi lahan akibat adanya pengembangan kawasan

o

Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung kawasan terutama untuk kegiatan
permukiman baru yang dipersiapkan sebagai kawasan Siap bangun dan Lingkungan siap
bangun (KASIBA-LISIBA)

o

Potensi pengembangan pariwisata yang belum dikelolah dengan baik.

o

Dimensi jalan yang kurang lebar untuk diamanfaatkan sebagai akses utama penghubung
antara bandara Matahora dengan Kawasan perkotaan wangi-wangi.

7.1.1.2. Pulau Kaledupa
Kawasan Kaledupa terdiri dari dari sembilan 9 kawasan prioritas yang teridentifikasi sebagai
kawasan prioritas Pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan dari 9 kawasan prioritas
yang ada masing-masing memiliki karasteristik tersendiri antara lain jika dipilah berdasarkan
tipologinya maka kawasan permukiman pesisir merupakan kawasan permukiman yang lebih
dominan dibandingkan dengan kawasan permukiman daratan. Kawasan Kaledupa juga terdapat
Kawasan permukiman diatas air yang merupakan permukiman suku bajo (membangun diatas air)
terutama pada daerah Mantigola, Sampela dan Lohoa. Sebilan kawasan yang dimaksud antara
lain :
1. Kawasan Waduri
2. Kawasan Buranga
3. Kawasan Peropa
4. Kawasan Sombano
5. Kawasan Tanomeha/Langge
6. Kawasan Lalulua/Ambeua
7. Kawasan Lohoa (Permukiman diatas Air)
8. Kawasan Matigola (Permukiman diatas Air)
9. Kawasan Sampela (Permukiman diatas Air)
Eksisting condtion dan berapa permasalahan menyangkut keciptakaryaan dapat ditemui dimasingmasing Kawasan antara lain sebagai berikut :
o

Dominan bangunan yang ada dikategorikan sebagai kawasan kumuh pesisir

o

Jaringan Jalan Masih merupakan jalan Tanah perkerasan

o

Sebagian Jalan lingkungan rabat beton rusak berat

o

Jalan titian di kawasan permukiman bajo lohoa kondisinya sangat membahanyakan pengguna
dan penghuni dkawasan Permukiman diatas air Bajo Lohoa

o

Kondisi Jalan titian/Jembatan titian terputus dan tidak terkoneksi, termasuk fasilitas
penghubung utama permukiman suku bajo Mantigola daran dan Kawasan permukiman diatas
Air Mantigola terputus

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

o

Jaringan Drainase di wilayah daratan tidak terkoneksi

o

Sanitasi Buruk

o

Jaringan Air Minum masih belum melayani seluruh lapisan masyaraka, terdapat pipa distribusi
air minum tetapi sumber air minumnya masih bermaslah dengan sistem pompanisasi yang
belum dimiliki (Belum memiliki Pompa)

o

Jaringan listrik yang masih menggunakan sambungan sederhana dan panel surya sebagai
alternatif

o

Pendidikan masyarakat rendah terutama kawasan bajo lohoa

o

Inftrastruktur pendukung permukiman seperti jalan titian terputus

o

Budaya hidup mengelompok masyarakat betah hidup diatas air.

o

Aktivitas dan budaya Penduduk memanfaatkan Laut sebagai lapangan kerja utama (nelayan)
dengan tetap menjaga dan melestarikan alam.

o

Tidak ada tambatan perahu

o

Padat hunian dan tergolong kumuh

o

Tipologi bangunan rumah panggung

o

Listrik beroperasi malam hari antara Pukul 18.00-06. Pagi hari

o

Tidak memiliki Tempat Pembuangan Sampah

o

Masalah Luapan Sumber air pada musim hujan yang perlu penanganan

o

Masalah Kualitas Hunian

7.1.1.3. Pulau Tomia
Kawasan Tomia terdiri dari dari sembilan 3 kawasan prioritas yaitu kawasan prioritas Bahari Usuku,
Kawasan Waha Onemay dan Kawasan Lamanggau. yang teridentifikasi sebagai kawasan prioritas
Pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan. Kawasan Tomia
Karasteristik kawasan Tomia juga ditandai dengan adanya Bandara Khusus Wisatawan (Bandara
Mangrango) yang merupakan Bandara yang diperuntuukan untuk kegiatan wisata dengan rute
penerbangan Wisata Bali dan Singapura. Pesawat khusus yang mendarat di Bandara ini merupakan
Pesawat Carteran yang dipersiapkan oleh salah satu Investor asal Australia dengan nama Resort
One Mobaa atau masyakat menyebutnya dengan Resort Lorens yang menyewa Lahan milik
masyarakat untuk kegiatan pembangunan Resort. Kawasan tomia juga merupakan Kawasan yang
paling banyak memiliki tempat penyelaman bawah laut dan terindah di Kabupaten Wakatobi.
Kawasan prioritas di Tomia terdiri dari 3 kawasan prioritas yaitu :
1. Kawasan Bahari
2. Kawasan Waha/Onemay
3. Kawasan Lamanggau

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

Kondisi Eksisting dan berapa permasalahan menyangkut keciptakaryaan dapat ditemui dimasingmasing kawasan antara lain yaitu :
o

Revitalisasi kawasan benteng patua terkendala oleh biaya dan konstruksi yang besar

o

Adanya Penerusan jalan baru yang berada dibibir Pantai membutuhkan konstruksi yang lebih
baik (membuka Akses Baru) dan merupakan jalan lingkar luar Kawasan

o

Kondisi jalan rusak berat di kawasan kulati-laghole dan dan sebagian kawasan di tomia induk

o

Jaringan drainase yang belum terubung/ terkoneksi dengan baik

o

Jaringan air Air belum melayani seluruh kawasan

o

Jaringan listrik yang menggunakan tenaga genset dan panel surya sebagai alternatif

o

Belum terdapat tempat Pembuangan Sampah Sementara

o

Belum adanya ruang publik RTH..

o

Sebagian jaringan jalan yang belum teraspal

7.1.1.4. Pulau Binongko
Kawasan prioritas Binongko terdiri dari 4 Kawasan prioritas yaitu Popalia, Wali, Rukua dan Taipabu
yang merupakan permukiman Ibukota Kecamatan Binongko dan Togo binongko.
Mata pencarian penduduk dikawasan perkotaan Binongko adalah sebagai nelayan tradisional dan
bekerja pada sektor industri kerajinan tangan (Pandai Besi) untuk itu Kawasan ini dikenal dengan
sebutan Kepulauan Tukang Besi, Karena Kawasan Binongko merupakan penghasil kerajinan
Parang dengan kualitas yang sangat dicari dikawasan timur indonesia, nilai jual kerajinan tangan ini
masih kurang bersaing dengan daerah lainnya sehingga tingkat pendapatan penduduk pada
kawasan perkotaan binongko masih cukup rendah. Dalam dokumen RTRW dikatakan bahwa
kawasan Perkotaan Binongko merupakan kawasan tertinggal dan dilihat dari kepentingan ekonomi
Kabupaten kawasan ini ditetapkan sebagai Kawasan Industri Kerajinan Tangan Non Polutan.
1. Kawasan Popalia
2. Kawasan Wali
3. Kawasan Rukuwa
4. Kawasan Taipabu
Kondisi Eksisting dan berapa permasalahan menyangkut keciptakaryaan dapat ditemui dimasingmasing Kawasan antara lain sebagai berikut :
o

Masih banyaknya obyek wisata yang belum dikembangan guna meningkatkan pendapatan
masyarakat yang akan mampu memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi

o

Infrastruktur jaringan jalan rusak berat.

o

Masih terdapat Jalan Lingkungan dengan Kondisi Jalan tanah

o

Jaringan drainase belum sepenuhnya ada pada sebagian kawasan permukiman

o

Jaringan air Memadai belum memadai dan masih air tadah hujan

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

o

Kualitas hunian yang buruk

o

Masalah penambangan pasir pantai

o

Berada dalam kawasan rawan bencana gelombang pasang dan abrasi pantai

o

Tidak ada penanganan /pengembangan pada lokasi yang berpotensi sebagai pusat pariwisata.

o

Potensi abrasi sangat besar karena berada diantara laut banda dan laut flores

o

Tanggul penahan ombak rusak dibeberapa tempat

o

Infrastruktur sangat minim (masuk dalam kategori kawasan tertinggal) jalan, drainase, dll.

o

Kondisi permukiman tidak layak, bermukim di tebing/tepi pantai (Popalia)

o

Sanitasi terbatas

o

Iistrik hanya beroprasi di malam hari

o

Akses pasar terbatas dan Nilai jual Hasil industri yang masih rendah.

7.1.1.5. Luas Kawasan Kumuh
Keputusan Bupati Wakatobi Nomor 225 Tahun 2015 menetapkan Lokasi Perumahan Kumuh dan
Perumahan Kumuh di Kabupaten mencakup 14 (empat belas) lokasi di 8 (delapan) kecamatan
dengan luas total sebesar 143,76 (seratus empat puluh tiga koma tujuh puluh enam) hektar.Lokasi
merupakan satuan perumahan dan permukiman dalam lingkup wilayah Kabupaten Wakatobi yang
dinilai tidak laik huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi
dan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.
7.1.1.6. Evaluasi Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Penyediaan kawasan permukiman sebagai kebutuah pokok manusia telah mewajibkan Pemda
Kabupaten Wakatobi untuk berkomitmen dalam terus mengalokasikan sebagian anggaran belanja
daerahnya bagi penyediaan kawasan bermukim layak melalui berbagai pembangunan bidang
pengembangan kawasan permukiman. Berikut ini adalah evaluasi program yang telah dan/atau
akan dilaksanakan oleh Pemda Kabupaten Wakatobi guna mengembangkan dan menyediakan
kawasan bermukim yang layak.
Tabel 7.1. Evaluasi Program Pengembangan Kawasan Permukiman
No
Program/Kegiatan
Lokasi
Satuan
Biaya (Rp)
Tahun 2015
Pembangunan Jembatan Titian Desa
Desa Tanomeha Kec.
1
Paket
Rp 315,770,000
Tanomeha Dusun Lohoa Kec. Kaledupa
Kaledupa
Pembangunan PavinBlok/Jalan Rabat
Kel. Wandoka Utara Kec.
2
Paket
Rp 38,682,000
Puskesdes Wandoka Utara
Wangi-Wangi
Pembangunan Jalan Pavinblok/Rabat
Desa Posalu Kec. Wangi3 Beton Menuju Puskesdes Desa Posalu
Paket
Rp 38,682,000
Wangi
Kec. Wangi-Wangi
Pembangunan Pavinblok/Jalan Rabat
Desa Liya Togo Kec.
4 Ponta Liya Togo Kec. Wangi-Wangi
Paket
Rp 200,000,000
Wangsel
Selatan
Pembangunan Paving Blok Jalan One
Kel. Wanci Kec. Wangi5
Paket
Rp 200,000,000
Laro
Wangi

Status

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

No
6

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Program/Kegiatan
Pembangunan Pavinblok Gang Bunga
Kambahu Kel. Pada Raya Kec. WangiWangi
Pembangunan Pavinblok/Jalan Rabat
Beton Menuju Danau Kapota Kec.
Wangsel
Pembangunan Pavinblok/Jalan Rabat
Kelurahan Sowa Kec. Togo Binongko
Pembangunan Rabat/Paving Blok Danau
Kapota Kolowowi
Pembangunan Rabat/Paving Blok Pantai
Kapota (DAK) Tambahan
Pembangunan Rabat/Paving Blok
Numana (DAK) Tambahan
Pembangunan Rabat/Paving Blok Pulau
Hoga (DAK) Tambahan
Pembangunan Rabat/Paving Blok
Kelurahan Popalia (DAK) Tambahan
Pembangunan Rabat/Paving Blok
Kelurahan Taipabu (DAK) Tambahan
Pembangunan Rabat/Paving Blok Pasar
Malam Mola (DAK) Tambahan
Pembangunan Rabat/Paving Blok
Ambeua (DAK) Tambahan
Pembangunan Rabat/Paving Blok
Menuju Danau kapota (DAK) Tambahan
Pembangunan Rabat/Paving Blok
Kelurahan Waitii Tomia (DAK) Tambahan
Pembangunan Rabat/Pavingblok
Lingkungan Korowawi (DAK) Tambahan
Pembangunan Rabat/Paving Blok Desa
Dete Kec. Tomia (DAK) Tambahan
Pembangunan Jalan Rabat Beton Kel.
Sowa

22

Jalan Rabat Beton Lingkungan Topa

23

Jalan Rabat Beton Desa Sandaha Kec.
Wangi2

24

Jalan Rabat Beton Kel. Wandoka

26

Rabat Jalan Masuk ke Masjid Al Hikmah
lingkungan Topa I Kel. Wanci
Rabat Jalan Lingkungan Lontoi

27

Rabat Tersebar Wandoka Raya

28

Rabat Jalan Kel. Ambeua

29

Rabat Jalan Desa Liwuto

30

Rabat Jalan Kel. Mandati III

31

Rabat Jalan Kel. Mandati I

32

Rabat Jalan Kel. Palahidu Kec. Binongko

25

33
34

Lanjutan Pembangunan Rabat Jalan Air
Balalaoni Liya Togo
Pembangunan Jalan Rabat Beton Waha

Lokasi

Satuan

Kel. Padaraya Kec.
Wangi-Wangi

Paket

Rp 80,200,000

Desa Kapota Kec.
Wangsel

Paket

Rp 172,850,000

Paket

Rp 170,300,000

Paket

Rp 461,360,000

Paket

Rp 200,000,000

Paket

Rp 200,000,000

Paket

Rp 200,000,000

Paket

Rp 200,000,000

Paket

Rp 200,000,000

Paket

Rp 100,000,000

Paket

Rp 200,000,000

Paket

Rp 200,000,000

Desa Waitii Kec. Tomia

Paket

Rp 200,000,000

Kec. Wangi-Wangi

Paket

Rp 100,640,000

Paket

Rp 200,000,000

Paket

Rp 150,000,000

Paket

Rp 138,000,000

Paket

Rp 138,000,000

Paket

Rp 185,000,000

Paket

Rp 66,000,000

Paket

Rp 184,000,000

Paket

Rp 184,000,000

Paket

Rp 46,000,000

Paket

Rp 46,000,000

Paket

Rp 90,000,000

Paket

Rp 90,000,000

Paket

Rp 175,000,000

Paket

Rp 90,000,000

Paket

Rp 150,000,000

Kel. Sowa Kec. Togo
Binongko
Desa Kapota Kec.
Wangsel
Desa Kapota Kec.
Wangsel
Desa Numana Kec.
Wangsel
P. Hoga Desa Ambeua
Raya Kec. Kaledupa
Kel Popalia Kec. Togo
Binongko
Kel. Taipabu Kec.
Binongko
Desa Mola Selatan Kec.
Wangsel
Kel. Ambeua Kec.
Kaledupa
Desa Kapota Kec. WangiWangi Selatan

Desa Dete Kec. Tomia
Timur
Kel Sowa Kec. Togo
Binongko
Ling Topa Kec. WangiWangi
Desa Posalu Kec. WangiWangi
Kel. Wandoka Kec.
Wangi-Wangi
Kel. Wanci Kec. WangiWangi
Kab. Wakatobi
Kel. Wandoka Kec.
Wangi-Wangi
Kel Lau Lua Kec.
Kaledupa
Desa Liwuto Kec.
Kaledupa
Kel. Mandati III Kec.
Wangsel
Kel. Mandati I Kec.
Wangsel
Kel. Palahidu Kec.
Binongko
Desa Liya Togo Kec.
Wangsel
Desa Wali Dan Desa Oihu

Biaya (Rp)

Status

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

No

Program/Kegiatan
– Oihu

35
36
37
38
39
40
41

42

Rabat Jalan Kelurahan Wanci
Pembangunan Rabat Jalan Letnan
Hasan Wandoka
Pembangunan Rabat Jalan lingkungan
Bente
Pembangunan Rabat Jalan Kelurahan
Laou Kec. Kaledupa
Rabat/Paving Perkuburan Usuku
Pembangunan Jalan Paving Blok Jalan
Mesjid Darul Ilmi
Pembangunan Jalan Paving Blok Jalan
Liya Onemelangka (Patinggu) Kec.
Wangsel
Pembangunan Rabat/Paving Perkuburan
Usuku

7.1.2.

Lokasi
Kec. Togo Binongko
Kel. Wanci Kec. WangiWangi
Kel. Wandoka Kec.
Wangi-Wangi
Kel. Pongo Kec. WangiWangi

Satuan

Kel. Laulua Kec. Kaledupa
Kompleks Perkuburan
(Ktr. PLN) Kec. Tomia
Timur
Kel. Wanci Kec. WangiWangi
Onemelangka (Patinggu)
Desa Liya Kec. WangiWangi Selatan
Kompleks Perkuburan
Tongano Barat Kec.
Tomia Timur

Biaya (Rp)

Paket

Rp 138,000,000

Paket

Rp 138,000,000

Paket

Rp 225,000,000

Paket

Rp 138,000,000

Paket

Rp 185,000,000

Paket

Rp 95,162,400

Paket

Rp 95,162,400

Paket

Rp 177,000,000

Status

Sasaran Program Kawasan Permukiman Kabupaten Wakatobi
Gerakan 100 – 0 – 100 telah mentargetkan bahwa luas kawasan kumuh di pada tahun 2019 adalah
0%. Tabel 7.2 berikut di bawah ini menyajikan sasaran program penanganan permukiman kumuh di
Kabupaten Wakatobi

7.1.3.

Program Kawasan Permukiman Kabupaten Wakatobi
Untuk mencapai tujuan, kebijakan dan strategi yang telah disepakati maka dirumuskan program
pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kabupaten Wakatobi baik dalam skala kota
ataupun skala kawasan. Perumusan program ini merupakan langkah aplikatif dalam pelaksanaan
strategi (skala kota dan kawasan) dengan tetap memperhatikan implikasi (dampak) dan korelasi
dengan pembangunan sektor lainnya. Tabel program pembangunan permukiman dan infrastruktur
perkotaan Kabupaten Wakatobi dapat dilihat pada tabel 7.26.

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI
Tabel 7.2. Luas Kawasan Kumuh Kabupaten Wakatobi

NO.

1
1
2
3
4

NAMA LOKASI

2
Kawasan Mola, Kec. Wangi-Wangi
Selatan
Kawasan Mandati, Kec. Wangi-Wangi
Selatan
Kawasan Kapota, Kec. Wangi-Wangi
Selatan
Kawasan Kabita, Kec. Wangi-Wangi
Selatan

LUAS
(Ha)

LINGKUP ADMINISTRATIF

KOORDINAT

KEKUMUHAN

PERT. LAIN

LEGALITAS
LAHAN

PRIORITAS

12

13

14

Berat

Tinggi

Legal

1

367

Berat

Tinggi

Legal

1

123°29'52"

367

Berat

Tinggi

Legal

1

5°20'31"

123°30'00"

367

Berat

Tinggi

Legal/Ilegal

1

RT/RW

KEL/
DESA

KEC/
DISTRIK

LINTANG

BUJUR

NILAI

TINGK

NILAI

TINGK

3

4

5

6

7

8

9

10

11

28.00

x

x

X

5°20'45"

123°32'24.15"

367

22.00

x

x

X

5°20'07"

123°32'24"

0.82

x

x

X

5°20'21"

1.82

x

x

X

5

Kawasan Pongo, Kec. Wangi-Wangi

44.36

x

x

X

5°19'33.03"

123°32'17.10"

367

Berat

Tinggi

Legal

1

6

Kawasan Wandoka, Kec. WangiWangi

6.21

x

x

X

5°17'30"

123°32'45"

367

Berat

Tinggi

Legal

1

7

Kawasan Laulua, Kec. Kaledupa

3.62

x

x

X

5°29'55.09"

123°45'08.89"

367

Berat

Tinggi

Legal/Ilegal

1

8

Kawasan Waduri, Kec. Kaledupa

3.69

x

x

X

5°30'51.00"

123°46'23"

367

Berat

Sedang

Ilegal

4

9

Kawasan Sampela, Kec. Kaledupa

9.41

x

x

X

5°29'22"

123°44'49"

367

Berat

Sedang

Ilegal

4

10

Kawasan Tanomeha, Kec. Kaledupa
Selatan

5.07

x

x

X

5°33'00"

123°48'15"

367

Berat

Sedang

Legal/Ilegal

4

11

Kawasan Onemay, Kec. Tomia

2.79

x

x

X

5°43'12"

123°54'27"

367

Sedang

Tinggi

Legal

2

12

Kawasan Bahari, Kec. Tomia Timur

0.96

x

x

X

5°46'42"

123°56'15"

367

Sedang

Tinggi

Legal

2

13

Kawasan Taipabu, Kec. Binongko

9.54

x

x

X

5°55'05.59"

123°58'44.23"

367

Berat

Sedang

Legal

4

14

Kawasan Popalia, Kec. Togo
Binongko

5.47

x

x

X

5°57'55.77"

123°59'33.74"

367

Berat

Tinggi

Legal

1

JUMLAH LUAS KAWASAN

143.76 HA

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

No

Uraian Sasaran Program

Tabel 7.3. Sasaran Program Kawasan Permukiman Kabupaten Wakatobi
Sasaran Program (Ha)
TotalLuas Kawasan (Ha)
2015
2016
2017
2018
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

(1)

(2)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Kawasan Mola, Kec. Wangi-Wangi Selatan
Kawasan Mandati, Kec. Wangi-Wangi Selatan
Kawasan Kapota, Kec. Wangi-Wangi Selatan
Kawasan Kabita, Kec. Wangi-Wangi Selatan
Kawasan Pongo, Kec. Wangi-Wangi
Kawasan Wandoka, Kec. Wangi-Wangi
Kawasan Laulua, Kec. Kaledupa
Kawasan Waduri, Kec. Kaledupa
Kawasan Sampela, Kec. Kaledupa
Kawasan Tanomeha, Kec. Kaledupa Selatan
Kawasan Onemay, Kec. Tomia
Kawasan Bahari, Kec. Tomia Timur
Kawasan Taipabu, Kec. Binongko
Kawasan Popalia, Kec. Togo Binongko

28.00
22.00
0.82
1.82
44.36
6.21
3.62
3.69
9.41
5.07
2.79
0.96
9.54
5.47

22,4
17,6
0,656
1,456
35,488
4,968
2,896
2,952
7,528
4,056
2,232
0,768
7,632
4,376

16,8
13,2
0,492
1,092
26,616
3,726
2,172
2,214
5,646
3,042
1,674
0,576
5,724
3,282

11,2
8,8
0,328
0,728
17,744
2,484
1,448
1,476
3,764
2,028
1,116
0,384
3,816
2,188

5,6
4,4
0,164
0,364
8,872
1,242
0,724
0,738
1,882
1,014
0,558
0,192
1,908
1,094

KET

2019
(8)

(9)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

7.2.

Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

7.2.1.

Kondisi Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Wakatobi
Sebagai kabupaten otonom yang sedang berkembang, pembangunan di Kabupten Wakatobi
semakin hari semakin pesat perkembangannya. Hampir setiap saat ijin-ijin pembangunan kawasan
permukiman, sebagian bangunan perdagangan (ruko), bangunan toserba/mini mall, bangunan
wisata/hotel/losmen, perkantoran, dan pergudangan yang dikeluarkan oleh SKPD terkait. Semakin
pesatnya perkembangan pembangunan tersebut bila tidak dilakukan kontrol sejak dini maka
Kabupten Wakatobi akan menjadi kabupaten kepulauan yang kumuh, berantakan, miskin, tidak
tertata yang pada akhirnya akan tercipta ketidakaturan.
Saat ini dibentuk Tim Koordinasi Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian Pembangunan dan
Penataan Lingkungan Permukiman yang mempunyai tugas:
1. Melakukan koordinasi dengan dinas terkait dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengendalian
pembangunan dan penataan lingkungan perkotaan;
2. Menyusun program perencanaan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana
lingkungan perkotaan secara lintas sektoral yang terpadu;
3. Melakukan pengendalian terkait dengan perencanaan, pembangunan dan pemanfaatan ruang
dan penataan lingkungan permukiman;
4. Merumuskan dan menganalisis pengambilan keputusan strategis sebagai bahan masukan
Bupati Wakatobi dan/atau Wakil Bupati Wakatobi, terkait pembangunan lingkungan permukiman
yang berkelanjutan;
5. Melakukan rapat koordinasi secara berkala maupun pertemuan-pertemuan setiap bulan sesuai
dengan perkembangan pembangunan dan lingkungan perkotaan yang sedang berjalan;
6. Melaporkan hasilnya kepada Bupati Wakatobi dan/atau Wakil Bupati Wakatobi.
Selain itu aturan-aturan tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan garis
SEMPADAN telah diterapkan di Kabupaten Wakatobi sebagai penjabaran dari Rencana Tata Ruang
dan Wilayah (RTRW) yang telah diperdakan sekarang ini. Guna lebih menata bangunan di
Kabupaten Wakatobi telah ditetapkan beberapa zonasi pembangunan seperti zona permukiman di
Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Zona Pelabuhan dan Industri di Kecamatan Wangi-Wangi, Zona
perdagangan dan pusat kota di Kecamatan Wangi-Wangi, Zona Pariwisata, Pendidikan dan
Perikanan di Kecamatan Kaledupa dan Tomia, Zona Penyangga Perdagangan/Jasa dan Perikanan
di Kecamatan Tomia Timur, dan Kecamatan Binongko dan Togo Binongko merupakan zona home
industri.
Seperti halnya kabupaten-kabupaten lain di Indonesia tentunya permasalahan di bidang penataan
bangunan pasti ada, begitu pula di Kabupaten Wakatobi. Adapun permasalahan tersebut yaitu:
1. Masih kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan
gedung.

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

2. Masih kurangnya penerapan dan pengawasan aturan garis sempadan jalan, sungai/kali dan laut.
3. Rendahnya kualitas koordinasi dinas terkait tentang pelayanan publik dan perijinan bangunan
gedung.
4. Kurang diperhatikannya aturan pembangunan kawasan dalam pemberian ijin membangun dan
ijin usaha, sehingga masih terdapat bangunan yang tidan sesuai dengan peruntukan kawasan.
5. Masih banyak bangunan gedung yang pengembangannya belum berdasarkan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan.
6. Masih banyak bangunan gedung yang belum dilengkapi sarana dan prasarana bagi penyandang
cacat, bahaya kebakaran, dan ancaman bencana alam.
7. Kabupaten Wakatobi belum memiliki atau belum membentuk lembaga institusi dan Tim Ahli
Bangunan Gedung yang bertugas dalam pembinaan penataan bangunan dan lingkungan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 Penataan bangunan dan
lingkungan adalah kegiatan pembangunan untuk merencanakan, melaksanakan, memperbaiki,
mengembangkan atau melestarikan bangunan dan lingkungan/kawasan tertentu sesuai dengan
prinsip pemanfaatan ruang dan pengendalian bangunan gedung dan lingkungan secara optimal,
yang teridiri atas proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan
pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan gedung dan lingkungan. Hasil dari proses
perencanaan penataan bangunan dan lingkungan yaitu dokumen RTBL yang memuat panduanpanduan dalam penataan bangunan dan lingkungan.
Kondisi penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Wakatobi untuk saat ini belum selurunya
mengacu pada RTBL yang dibuat. Kabupaten Wakatobi terbagi menjadi beberapa zonasi
pembangunan seperti zona permukiman green-metropolitan di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan,
Zona Pelabuhan dan Industri di Kecamatan Wangi-Wangi, Zona perdagangan dan pusat kota di
Kecamatan Wangi-Wangi, Zona Pariwisata, Pendidikan dan Perikanan di Kecamatan Kaledupa dan
Tomia, Zona Penyangga Perdagangan/Jasa dan Perikanan di Kecamatan Tomia Timur, dan
Kecamatan Binongko dan Togo Binongko merupakan zona home industri
7.2.2.

Sasaran Program Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Wakatobi
Sasaran program penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Wakatobi dapat dilihat pada
tabel 7.3 berikut di bawah ini.

7.2.3.

Usulan Program Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Wakatobi
Penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Wakatobi Tahun 2013 adalah pembangunan fisik
dukungan PSD penataan permukiman tradisional / bersejarah kawasan Benteng Keraton Liya,
Kawasan Sama Bahari, Horou dan Mantigola (kawasan Suku Bajo) Kaledupa. Pada bidang
kawasan Ruang Terbuka Hijau yang menjadi prioritas proyek yaitu pembangunan fisik Ruang

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

terbuka hijau berupa penyusunan rencana tindak untuk dukungan prasarana dan sarana RTH Hutan
Motika Wangi-Wangi dan RTH Waha Tomia.Tabel usulan program penataan bangunan dan
lingkungan Kabupaten Wakatobi dapat dilihat pada tabel 7.26.

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI
Tabel 7.4. Sasaran Program Penataan Bangunan dan Lingkungan
No

Uraian Sasaran Program

(1)

(2)
Revitalisasi Kawasan dan Rencana Tindak Penataan
Kawasan Wisata
Menyusun panduan rancang bangun suatu kawasan dengan
karakter, tematik kawasan serta bangunan gedung
masyarakat lokal yang unik dan menjadi daya tarik wisata.
Peningkatan akses pemadam kebakaran dan jalur pejalan
kaki yang ramah dan aman bagi pengunanya

1.
2.
3.

Sasaran Penanganan
(3)

2015
(4)

2016
(5)

Sasaran Program
2017
2018
(6)
(7)

2019
(8)

KET
(9)

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

7.3.

Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)

7.3.1.

Kondisi Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten Wakatobi
Wilayah pelayanan PDAM Kabupaten Wakatobi dibagi atas kawasan-kawasan untuk setiap wilayah
kecamatan dengan tujuan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Adapun
pembagian kawasan-kawasan ini adalah sebagai berikut :


Wangi-Wangi / Sumber Kontamale di bagi atas 4 kawasan (Kawasan Wandoka, Kawasan
Tindoi, Kawasan Wanci/Pongo dan Kawasan Mandati I - II)



Wangi-Wangi Selatan / Sumber Numana di bagi atas 3 kawasan (Kawasan Mandati, Kawasan
Numana, dan Kawasan Mola Raya)



Kapota / Sumber Air Kollowo’uo dibagi atas 2 kawasan (Kawasan Kapota dan Kawasan
Kabita)



Bantanbawi Kaledupa Selatan dibagi atas 2 kawasan yakni kawasan Sandi-Langge dan
Kawasan Peropa-Kaswari



Lentea dibagai atas 2 kawasan yakni kawasan Lentea dan Kawasan Darawa



Kahianga Tomia Timur di bagi atas 3 kawasan yakni Kawasan Patua, Kawasan KahiangaWawotimu-Kulati, dan Kawasan Waitii-Lamanggau

Pemerintah Kabupaten Wakatobi mengadakan survey infrastruktur (khususnya kondisi pelayanan
air bersih) dengan kriteria survey air bersih seperti tersebut berikut ini.
Gambaran umum infrastruktur dasar permukiman untuk air minum layanan perpipaan PDAM dapat
digambarkan seperti tersebut dibawah ini.
A. Kecamatan Wangi-Wangi
Untuk gambaran umum sistem perpipaan PDAM di Kecamatan Wangi-Wangi yaitu pada Kelurahan
Pongo, Wanci, Wandoka, Pada Raya, Tindoi, Waginopo, Wandoka Utara, Wandoka Selatan,
Sombu, Mandati I dan Kelurahan Mandati II sebagian besar warganya terlayani oleh PDAM.
Untuk kasus di Desa Tindoi, Waginopo, Tindoi Timur adanya bak penampungan air dari sumber
mata air Wa Gehe-gehe merupakan bantuan dari pihak PDAM yang penggunaannya disalurkan ke
perumahan masyarakat dan sesekali untuk mesjid, sehingga komersialisasi perpipaan pribadi yaitu
penjualan air kerumah-rumah melalui instalasi individu lebih banyak terpakai oleh warga.
B. Kecamatan Wangi-Wangi Selatan
Untuk gambaran umum kondisi sistem perpipaan di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan dapat
digambarkan sebagai berikut.
1.

Kelurahan Mandati III
Pada Kelurahan Mandati III warga pada umumnya terlayani oleh PDAM, namun ada pula
warga yang masih menggunakan sumur gali dan atau dalam goa sebagai alternatif pelayanan
air bersih seperti yang terdapat di Poros Mandati (Tee Endapo dan Topa Mandati), serta ada
juga warga yang mempergunakan pelayanan air bersih milik individu yang mempergunakan

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

mesin pompa biasa dari dalam sumur gali kemudian dialirkan ke rumah-rumah warga dengan
perpipaa 1 inchi
2.

Desa Numana
Pada Desa Numana pada umumnya warga terlayani oleh PDAM

3.

Kawasan Mola Raya
Pada Kawasan Mola Raya, pada umumnya sudah terlayani air bersih utamanya di Mola Utara
dan Mola Bahari. Sementara di Mola Nelayan Bakti, Mola Samaturu, dan Mola Selatan masih
ada sebagian warga yang mempergunakan air bersih dari milik individu yang bukan PDAM.

4.

Kecamatan Kaledupa
Untuk gambaran umum kondisi sistem perpipaan di Kecamatan Kaledupa dapat digambarkan
sebagai berikut

C. Kelurahan Ambeua Raya dan Kelurahan Lagiwae
Untuk kasus di Kelurahan Ambeua Raya dan Kelurahan Lagiwae, warga pada umumnya terlayani
oleh sumur gali yang dimiliki oleh masing-masing rumah. Ada perpipaan PDAM dari Bente – Pajam
namun belum dimanfaatkan dengan baik.
1. Kelurahan Laulua dan Desa Lewuto
Sedangkan pada Kelurahan Laulua dan Lewuto, warga pada umumnya terlayani oleh sumur gali
dengan memasang pompa air di masing-masing rumah
2. Desa Sama Bahari
Mengingat desa ini terpisah dengan Pulau Kaledupa, maka kebutuhan air diperoleh dari membeli
air di Lewuto melalui pengisian ceregen yang kemudian dimuat di perahu menuju permukiman.
Sebenarnya sudah ada perpipaan PDAM ke Sama Bahari namun terkendala penyaluran air dari
Bente-Pajam belum maksimal.
3. Kelurahan Buranga, Desa Ollo Selatan, Ollo, Waduri dan Sombano
Sedangkan pada Kelurahan Buranga, Desa Ollo Selatan, Ollo, Waduri dan Sombano, warga
pada umumnya mempergunakan air bersih terlayani oleh sumur gali dengan memasang pompa
air di masing-masing rumah
D. Kecamatan Kaledupa Selatan
Untuk gambaran umum kondisi sistem perpipaan di Kecamatan Kaledupa Selatan dapat
digambarkan sebagai berikut
1. Kelurahan Langge dan Sandi
Pada Kelurahan Langge dan Sandi mempergunakan air bersih dari Pajam/Batanbawi, namun
masih sebagian besar masyarakat mempergunakan sumur gali di masing-masing rumah.
2. Desa Peropa dan Sombano
Sedangkan di Desa Peropa disamping mempergunakan air bersih dari Pajam/Batanbawi
namun ada juga yang mempergunakan sumur gali (4 unit) dan kebutuhan air tawarnya di ambil
di Desa Tampara sejauh 3 km baik mempergunakan mobil maupun gerobak motor.

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

3. Desa Tanomeha dan Desa Tanjung
Pada kedua desa ini, sebagian besar warganya terlayani air bersih dari sumur yang digali
sendiri, yang mana sumber air bersih sangat melimpah
4. Desa Lentea
Desa Lentea mendapat pelayanan air bersih dari PDAM, karena sumber air di Pulau Lentea
tidak ada maka pelayanan air diperoleh dari sumber air di Darawa melalui pipa bawah air laut.
E. Kecamatan Tomia
Untuk gambaran umum kondisi sistem perpipaan di Kecamatan Tomia dapat digambarkan sebagai
berikut
1. Kelurahan Waha dan Onemay
Pada Kelurahan Onemay dan Waha, untuk sementara ini belum ada pelayanan air bersih.
Warga memperoleh air bersih dari sumur gali di setiap rumahnya. Namun Tahun 2012 ini baru
akan dikembangkan sarana air bersih melalui penyediaan genset, pompa dan pipa pelayanan
ke dua kelurahan tersebut.
2.

Desa Patua dan Patua II
Kasus Desa Patua dan Patua II, sebenarnya sejak tahun 2008, sudah pernah ada pelayanan
PDAM dari Kahianga, namun karena kerusakan pompa, maka sementara terhenti. Desa Patua
setelah dilakukan penyempurnaan sarana, maka beberapa waktu yang lalu sudah terlayani
melalui optimalisasi bak air. Sementara sebagian besar warganya masih ada mempergunakan
sumur gali bantuan PNPM dan penyediaan bak air tadah hujan.

3.

Desa Kollo Soha
Sementara kasus Desa Kollo Soha, hingga sekarang juga belum memperoleh pelayanan air
bersih dari PDAM. Warga disamping mempergunakan air bersih yang diperoleh di Kelurahan
Waha, juga ada sebagian yang membeli air pada pengecer dan sebagian lainnya masih
mempergunakan air dari bak tadah hujan.

4.

Desa Waitii dan Waitii Barat
Desa Waitii dan Waitii Barat, pelayanan air bersih pada tahun 2003-2005 telah mendapat
pelayanan air dari Tee Luo Usuku Binaan Yayasan/LSM, namun alasan debit air yang
sedemikian kecil, maka ditutup pelayanan. Setelah itu, masyarakat mempergunakan
pelayanan air bersih dari sumur gali yang diperoleh dari PNPM.

5.

Desa Lamanggau
Karena Desa Lamanggau terpisah dengan Pulau Tomia, maka pelayanan airnya diperoleh dari
PDAM Kahianga. Namun juga ada sebagian yang mengambil air di Teemoane dari air yang
mengalir dari bawah tanah pesisir pulau serta ada juga yang membeli di Usuku melalui
kenderaan kapal kayu. Walaupun di beberapa warga masih ada yang mempergunakan bak air
tadah hujan.

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

F. Kecamatan Tomia Timur
Untuk gambaran umum kondisi sistem perpipaan di Kecamatan Tomia Timur dapat
digambarkan sebagai berikut
1. Kelurahan Tongano Barat, Kelurahan Patipelong, Tongano Timur, Bahari, Timu dan
Dete
Untuk gambaran umum kondisi sistem air bersih di Kelurahan Tongano Barat, Kelurahan
Tongano Timur, Kelurahan Bahari, Kelurahan Patipelong, Desa Timu dan Desa Dete
dapat digambarkan bahwa warga masyarakat mendapat pelayanan air bersih melalui
Yayasan Tee Luo.
2. Desa Kahianga
Kasus Desa Kahianga memperoleh air bersih berasal dari air yang di pompa dari mata air
Tee Wali yang selama ini dikelola langsung oleh PDAM Kabupaten Wakatobi.
3. Desa Wawotimu dan Kulati
Kedua desa ini, sejak lama masih mempergunakan air dari bak tadah hujan. Walaupun di
Desa Kulati ada sumber air Tee Timu namun cukup jauh dari perkampungan dan warga
harus turun ke pesisir pantai sedalam 400 meter.
Penyediaan air minum sebagai kebutuah pokok manusia telah mewajibkan Pemda Kabupaten
Wakatobi untuk berkomitmen dalam terus mengalokasikan sebagian anggaran belanja daerahnya
bagi penyediaan air minum layak melaalui berbagai pembangunan bidang penyediaan air bersih/air
minum.
Data-data Program-program kegiatan yang telah dilaksanakan beberapa tahun belakangan ini
melalui alokasi dana APBD sebagai bentuk komitmen Pemda/masyarakat swasta setempat maupun
terhadap program-program dari Pemerintah Pusat yang dudanai melalui penganggaran APBN
terhadap kegiatan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti ditunjukkan pada tabel
berikut.
Tabel 7.5. Evaluasi Program Penyediaan Air Minum
No
Program/Kegiatan
Lokasi
Satuan
Biaya (Rp)
Tahun 2015
Pengadaan/Pembangunan
1 Canal Pemukiman Desa Mola
Desa Mola Selatan
Paket
Rp
424,300,000
Selatan
Relokasi Jaringan Pipa SPAM
2
Numana
Paket
Rp
163,400,000
Numana
Pembangunan Jaringan SPAM
3 Ibukota Kec. Tomia (DAK
Kecamatan Tomia
Paket
Rp
404,800,000
Tambahan)
Pembangunan Jaringan SPAM
4 Layanan Palahidu Barat (DAK
Palahidu Barat
Paket
Rp
288,360,000
Tambahan)
Pembangunan Jaringan SPAM
Kelurahan Rukuwa 5 Kel. Rukuwa - Kel. Palahidu
Paket
Rp
99,500,000
Kelurahan Palahidu
Tahap II
Pengadaan Dan Pemasangan
6
Paket
Rp 1,020,700,000
Sambungan Rumah (SR)

Status

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

No

Program/Kegiatan
Water Meter Dan Accesoris
Tersebar Kab. Wakatobi
Pengadaan Dan Pemasangan
7 Jaringan Perpipaan Air Bersih
Mola (DAK Tambahan)
8 Pengadaan Sumur Gali
Penyusunan Master Plan
9
Perpipaan
Peningkatan Jaringan SPAM
10
Layanan Longa - Patuno (DAK)
Pengadaan Dan Pemasangan
Jaringan SPAM Jalur
11
Wandoka-Wapia-Pia/BPS Desa
Waha
Peningkatan Jaringan SPAM
12
Desa Patua I - Wali
Peningkatan SPAM Layanan
13
Pulau Hoga
Pengadaan Mesin Pompa Dan
14
Genset
Penyusunan Rencana Teknis
15
Air Bersih
Tahun 2016
Lanjutan Peningkatan Spam
1 Layanan Desa Patuno Waelumu
Lanjutan Peningkatan Spam
2
Layanan Tindoi - Tindoi Timur
Peningkatan Spam Layanan
3
Kapota (Menuju Danau Kapota)
Peningkatan Spam Layanan
4
Ibu Kota Kabupaten
Lanjutan Peningkatan Spam
5
Layanan Matahora
Lanjutan Peningkatan Spam
6
Layanan Rsud Wakatobi
Peningkatan Spam Layanan
7
Liya
Lanjutan Peningkatan Spam
8
Layanan Polres - Wandoka
Pembangunan Pagar
9
Pengaman Sumber Tee Bete
Peningkatan Spam Layanan
10
Ambeua
11
12
13
14
15
16

Lokasi

Satuan

Biaya (Rp)

Mola

Paket

Rp

222,500,000

Paket

Rp

277,860,000

Longa - Patuno

Paket

Rp

760,990,000

Desa Waha

Paket

Rp

598,790,000

Desa Patua I

Paket

Rp

308,900,000

Paket

Rp

816,610,000

Paket

Rp

696,598,000

Paket

Rp

135,570,000

Kec. Wangi-Wangi

Paket

Rp 3,995,000,000

Kec. Wangi-Wangi

Paket

Rp

Kec. Wangi-Wangi
Selatan

Paket

Rp 1,238,600,000

Kab. Wakatobi

Paket

Rp 8,771,755,000

Paket

Rp

460,000,000

Paket

Rp

182,250,000

Paket

Rp 1,071,000,000

Kec. Wangi-Wangi

Paket

Rp

849,000,000

Kec. Wangi-Wangi
Selatan

Paket

Rp

186,780,000

Kec. Kaledupa

Paket

Rp

674,300,000

Peningkatan Spam Layanan
Kaledupa Selatan
Lanjutan Peningkatan Spam
Layanan Pulau Hoga
Peningkatan Spam Layanan
Lentea

Kec. Kaledupa Selatan

Paket

Rp

854,500,000

Kec. Kaledupa

Paket

Rp

510,300,000

Kec. Kaledupa Selatan

Paket

Rp

503,000,000

Peningkatan Spam Layanan
Kahiyanga - Kulati
Peningkatan Spam Layanan
Tomia
Lanjutan Peningkatan Spam
Layanan Desa Wali

Kec. Tomia Timur

Paket

Rp 3,395,000,000

Kec. Tomia

Paket

Rp

950,000,000

Kec. Binongko

Paket

Rp

205,000,000

Kec. Wangi-Wangi
Selatan
Kec. Wangi-Wangi
Selatan
Kec. Wangi-Wangi
Selatan

503,500,000

Status

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

No
17
18
19
20
21

22

23

24

7.3.2.

Program/Kegiatan
Peningkatan Spam Layanan
Teemoane Dan Lamanggau
Peningkatan Spam Layanan
Togo Binongko
Lanjutan Peningkatan Spam
Layanan Binongko
Peningkatan Spam Layanan
Jaya Makmur - Wali
Pengadaan Sambungan
Rumah Layanan Ibu Kota
Wangi-Wangi
Pengadaan Sambungan
Rumah Murah Layanan
Binongko Dan Togo Binongko
Pengadaan Sambungan
Rumah Murah Layanan
Kaledupa Dan Kaledupa
Selatan
Pengadaan Sambungan
Rumah Murah Layanan Tomia
Dan Tomia Timur

Lokasi

Satuan

Biaya (Rp)

Kec. Tomia

Paket

Rp

Kec. Togo Binongko

Paket

Rp 8,289,862,000

Kec. Binongko

Paket

Rp

860,500,000

Kec. Tomia

Paket

Rp

184,700,000

Kab. Wakatobi

Paket

Rp

186,200,000

Kec. Togo Binongko

Paket

Rp

133,500,000

Kec. Kaledupa Selatan

Paket

Rp

132,200,000

Kec. Tomia

Paket

Rp

191,300,000

Status

558,100,000

Sasaran Program Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten Wakatobi
Sasaran program sistem penyediaan air minum di Kabupaten Wakatobi dapat dilihat pada tabel 7.4
– Tabel 7.8

7.3.3.

Usulan Program Sistem Penyediaan Air Minum di Kabupaten Wakatobi
Usulanprogram sistem penyediaan air minum di Kabupaten Wakatobi dapat dilihat pada tabel 7.26

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

7.3.4.

Proyeksi Kebutuhan Air Bersih
Tabel 7.6. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kabupaten Wakatobi Tahun 2015
Saluran Rumah (SR)
Jumlah

Kecamatan

Penduduk
Tahun 2015

Hidran Umum (HU)

Kebutuhan Air

Tingkat
Pelayanan

Cakupan

Air Bersih 80

Pelayanan

%

90% (Jiwa)

Kebutuhan Air

Cakupan

Jumlah

Kebutuhan Air

(220 ltr/org/hr)

Pelayanan

SR

(30 ltr/org/hr)

Domestik

Jumlah SR

ltr/hari

ltr/dtk

10% (jiwa)(300 jiwa/Unit) ltr/hari

ltr/dtk

ltr/hari

8.463

6.770

6.093

1.219

1.340.539

16

677

2

20.311

0 1.360.850

Togo Binongko

4.770

3.816

3.435

687

755.600

9

382

1

11.448

0

Tomia

7.089

5.672

5.104

1.021

1.122.961

13

567

2

Tomia Timur

8.784

7.027

6.325

1.265

1.391.417

16

703

2

10.733

8.586

7.728

1.546

1.700.076

20

859

Kaledupa Selatan
Wangi - Wangi

Non Domestik

Domestik dan Non

(30% dari Domestik)

Domestik

Kebocoran (25%)

5 Jiwa/Unit

Binongko

Kaledupa

Kebutuhan Air

ltr/dtk

ltr/hari

ltr/dtk

ltr/hari

ltr/dtk

ltr/hari

ltr/dtk

16

408.255

53

1.769.106

68

442.276

17

767.048

9

230.114

30

997.163

38

249.291

10

17.015

0 1.139.976

13

341.993

44

1.481.968

57

370.492

14

21.082

0 1.412.499

16

423.750

54

1.836.249

71

459.062

18

3

25.759

0 1.725.834

20

517.750

67

2.243.585

87

560.896

22

7.782

6.226

5.603

1.121

1.232.669

14

623

2

18.677

0 1.251.346

14

375.404

48

1.626.749

63

406.687

16

26.023

20.818

18.736

3.747

4.122.012

48

2.082

7

62.455

1 4.184.466

48

1.255.340

161

5.439.806

210

1.359.952

52

Wangi - Wangi Selatan

147.599

118.079

106.271

21.254 23.379.682

271

11.808

39

354.238

4 23.733.919

275

7.120.176

916 30.854.095 1.190

7.713.524

298

Jumlah

221.243

176.995

159.295

31.859 35.044.955

406

17.699

59

530.984

6 35.575.939

412 10.672.782

1.373 46.248.720 1.784

11.562.180

446

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

RENCANA PENGEMBANGAN INVESTASI JANGKA MENEGAH (RPIJM)
BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN WAKATOBI

Tabel 7.7. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kabupaten Wakatobi Tahun 2016
Saluran Rumah (SR)
Jumlah
Kecamatan

Penduduk
Tahun 2016

Hidran Umum (HU)

Kebutuhan Air

Kebutuhan Air

Tingkat
Pelayanan

Cakupan

Air Bersih 80

Pelayanan

%

90% (Jiwa)

Kebutuhan Air

Cakupan

Jumlah

Kebutuhan Air

(220 ltr/org/hr)

Pelayanan

SR

(30 ltr/org/hr)

Non Domestik

Domestik

Jumlah SR