Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta karya - DOCRPIJM 836eb0d685 BAB VIIBab 7 RPIJM Kab Tasik

Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur Cipta karya

7.1 Pengembangan Permukiman

7.1.1 Isu Strategis Pengembangan Permukiman

  Isu strategis dalam bidang Pengembangan Permukiman terkait dengan kawasan kumuh di perkotaan dan kondisi infrastruktur yang tersebar di Kabupaten Tasikmalaya. Adapun isu strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Tasikmalaya seperti yang dijelaskan pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.1 Isu-isu Strategis Pengembangan Permukiman di Kabupaten Tasikmalaya

  

No Isu Strategis Keterangan

  Masih kurangnya Dokumen Perencanaan Sektor

  1 Pengembangan Permukiman Belum tuntasnya penanganan kawasan kumuh dan rumah

  2 tidak layak huni Banyaknya permohonan pembangunan jalan lingkungan di

  3 Kabupaten Tasikmalaya Belum optimalnya sarana dan prasarana dasar permukiman yang mendukung aksebilitas masyarakat berpenghasilsan

  4 rendah di perkotaan dan perdesaan, dikarenakan keterbatasan anggaran Daerah

  Sumber : Renstra Distarkim 2016 - 2021

  Perkembangan Permukiman hendaknya juga mempertimbangkan aspek-aspek sosial budaya masyarakat setempat, agar pengembangannya dapat sesuai dengan kondisi masyarakat dan alam lingkungannya, pada akhirnya tujuan pengembangan permukiman adalah untuk : 1.

  Mengarahkan pemerataan pertumbuhan dan perkembangan wilayah.

  2. Memenuhi kebutuhan pengembangan permukiman (Prasarana dan sarana dasar permukiman).

  3. Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur.

  4. Menunjang kegiatan ekonomi melalui pengembangan permukiman.

7.1.2 Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

  9 Cipakat 2,7

  Sumber : SK Kumuh 648,11/Kep.283-Distarkim/2015

  Jumlah Luasan 115,3

  16 Padasuka 1,9

  15 Wargakerta 0,2

  6 Sukarame

  14 Kamulyan 11,0

  13 Kalimanggis 47,0

  5 Manonjaya

  12 Karang Mekar 2,9

  11 Karangnunggal 10,6

  4 Karangnunggal

  10 Singaparna 4,0

  Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah wajib memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya, dan berkeadilan sosial. Pengembangan Permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang sehat dan layak huni (liveble), aman, nyaman, damai dan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

  Kondisi permukiman perkotaan di Kabupaten Tasikmalaya sangat erat dengan pesatnya pembangunan dan perkembangan kota yang mengarah pada kegiatan perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa meningkatkan daya tarik bagi para penduduk, sehingga kebutuhan perumahan juga akan semakin meningkat. Tingginya perkembangan kebutuhan perumahan dan permukiman di perkotaan membawa dampak tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh demikian juga di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Kawasan kumuh di Kabupaten Tasikmalaya telah tercatat dalam SK Kumuh 648,11/Kep.283-Distarkim/2015. Untuk lebih mengetahui mengenai kawasan kumuh yang terdapat di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

  3 Singaparna

  7 Tanjung Pura 5,0

  6 Rajapolah 1,6

  5 Manggungjaya 7,0

  4 Dawagung 9,0

  2 Rajapolah

  3 Kurniabakti 5,7

  2 Kertamukti 2,8

  1 Gombong 1,3

  1 Ciawi

  No Kecamatan No Desa Luas (Ha)

Tabel 7.2 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten Tasikmalaya

  8 Cikunten 2,6

7.1.3 Permasalahan Dan Tantangan

  Sektoral bidang PKP sebagai pendukung kelengkapan readiness

  Belum optimalnya sarana dan prasarana dasar permukiman yang mendukung aksebilitas masyarakat berpenghasilsan rendah di perkotaan dan perdesaan, dikarenakan keterbatasan anggaran Daerah 2. Belum tuntasnya penanganan kawasan kumuh perkotaan dan rumah tidak layak huni

  4 Aspek Lingkungan Permukiman 1.

  Kecilnya anggaran pembangunan dalam Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kabupaten Tasimalaya

  3 Aspek Pembiayaan

  2 Aspek Kelembagaan Masih kurangnya SDM

  program pembangunan Pengembangan Permukiman.

  criteria untuk pengajuan

  Proses program pembangunan Pengembangan Permukiman di Kabupaten Tasikmalaya selama ini terkendala dengan belum adanya Dokumen Perencanaan Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Hal ini pula yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan pemrograman di Bidang PKP Kabupaten Tasikmalaya . Adapun untuk lebih jelasnya mengenai permasalahan dan tantangan dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

  Sosialisasi kepada para petinggi kekuasaan di Kabupaten Tasikmalaya mengenai peran pentingnya pelaksanaan Pemrograman Bidang Cipta Karya khususnya dalam sektor Perumahan dan Kawasan Permukiman.

  2. Penyusunan data dasar mengenai kondisi eksisting PKP di Kabupaten Tasikmalaya 3. Penyusunan Dokumen

  3. Kebijakan yang masih belum berpihak kepada Bidang Cipta Karya 1.

  2. SDM yang masih belum optimal

  Kurangnya anggaran dalam Bidang Keciptakaryaan khususnya PKP

  Pendataan terkait jumlah infratsruktur PKP di Kabupaten Tasikmalaya 1.

  Belum adanya dokumen Sektoral yang mendukung pelaksanaan kegiatan Pengembangan Permukiman 2. Belum adanya kegiatan

  1 Aspek Teknis 1.

  

Kabupaten Tasikmalaya

No Aspek Pengembangan Permukiman Permasalahan yang Dihadapi Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

Tabel 7.3 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

  Sumber : Renstra Distarkim 2016

  • – 2021 dan Analisis Tahun 2016

7.1.4 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.

  Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Analisis kebutuhan juga harus mengacu pada target pengembangan permukiman yang termuat dalam RPIJM, RTRW maupun Renstra SKPD. Kebutuhan pengembangan permukiman

  Kabupaten Tasikmalaya diprioritaskan sesuai dengan arahan RPJMN tahun 2015

  • – 2019 yaitu penuntasan kawasan permukiman kumuh hingga 0% di tahun 2019. Berdasarkan hal tersebut maka disusunlan roadmap penuntasan kawasan kumuh seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.4 Roadmap Penanganan Kawasan Kumuh

  

Kabupaten Tasikmalaya

Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 Luas Kawasan Kumuh (Ha) 65,90

  • 49,43 32,95 16,48

  Roadmap Penanganan Kawasan Per

  16,48 16,48 16,48 16,48

  Tahun

Roadmap Gerakan 100-0-100 100% 75% 50% 25% 0%

  Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

  7.1.5 Kriteria Persiapan Daerah

  Dalam kegiatan usulan program pembangunan Sektor Pengembangan Permukiman Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2017 – 2022 disesuaikan dengan ketersediaan readiness criteria. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, Kabupaten Tasikmalaya hingga tahun 2015 belum mempunyai dokumen sektoral dan readiness criteria yang dapat mendukung kegiatan pembangunan. Begitu pula dengan ketersediaan dana dalam hal ini DDUB sebagai pendamping pelaksanaan kegiatan pembangunan, Kabupaten Tasikmalaya masih mengalami kendala dalam ha tersebut.

  7.1.6 Usulan Program Dan Kegiatan

A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

  Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara kondisi eksisting dengan kebutuhan, maka disusunlah usulan program dan kegiatan. Usulan program dan kegiatan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan kriteria kesiapan daerah. Untuk lebih lengkapnya mengenai usulan dan prioritas program infrastruktur permukiman Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.5 Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Tasikmalaya

  Kegiatan Volume Satuan Biaya ( x Rp 1.000.-) Lokasi No

  Penyusunan Dokumen

1 RP2KPKP Kabupaten

  1 Kabupaten 900.000 Kabupaten Tasikmalaya Tasikmalaya

  Kegiatan Volume Satuan Biaya ( x Rp 1.000.-) Lokasi No

  Penyusunan Profil Kawasan Kawasan Kumuh Kabupaten

2 Kumuh Kabupaten

  16 Laporan 8.000.000 Tasikmalaya

  Tasikmalaya Revitalisasi Kawasan

  Kawasan Kumuh Kabupaten

  3 106,3 Ha 20.500.000

  Permukiman Kumuh Tasikmalaya

  Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

B. Usulan Pembiayaan Pembangunan Permukiman

  Usulan pembiayaan dapat dijabarkan baik yang bersumber dari APBD Kabupaten Tasikmalaya, APBD Provinsi Jawa Barat, APBN, maupun masyarakat dan swasta. Usulan pembiayaan pembangunan permukiman di Kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.6 Usulan Pembiayaan Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Tasikmalaya

  APBD APBN Swasta CSR Total APBD

Prov

Masyarakat

  No Kegiatan Kab/kota (Rp x Juta) (Rp x (Rp x (Rp x (Rp x Juta) (Rp x Juta) (Rp x Juta) Juta) Juta) Juta)

  Penyusunan Dokumen RP2KPKP

  1 900

  900

  Kabupaten Tasikmalaya Penyusunan Profil Kawasan Kumuh

  2 8.000 - - - 8.000 -

  • Kabupaten Tasikmalaya Revitalisasi Kawasan Permukiman

  3

  • 2.500 6.000 12.000 20.500 Kumuh Penataan Kawasan Terpilih Pusat

  4

  934 - - - - -

  934

  Pengembangan Desa (KTP2D) Pendampingan Pelaksanaan Penataan

  5

  • 200 -
  • 200 - Kawasan Nelayan Penyusunan DED PSD Permukiman

  6

  • 400 400 - - - - Pedesaan Penataan Kawasan Permukiman

  7 4.500

  4.500 -

  Perdesaan Agropolitan

  • - - - Jumlah Anggaran 7.900 6.934 20.600 35.434

  Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

  Usulan program pembangunan Pengembangan Permukiman Kabupaten Tasikmalaya secara rinci telah tertuang dalam Indikasi Program RPIJM. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Pengembangan Permukiman Kabupaten Tasikmalaya.

7.2 Penataan Bangunan Dan Lingkungan

7.2.1 Isu Strategis Penataan Bangunan Dan Lingkungan

  Penataan Bangunan dan Lingkungan merupakan serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan khususnya wujud fisik bangunan dan lingkungannya. Tujuan yang ingin dicapai dari strategi penataan bangunan dan lingkungan. Adapun di Kabupaten Tasikmalaya, penataan bangunan dan lingkungan masih belum menjadi isu prioritas pembangunan di Bidang Cipta Karya. Berdasarkan hal tersebut terdapat beberapa isu strategis mengenai kondisi penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.7 Isu Strategis Penataan Bangunana dan Lingkungan Kabupaten Tasikmalaya No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis 1.

  Belum terealisasinya secara total pembangunan gedung kantor pemerintahan di Kawasan Pusat Pemerintahan Aspek Penyelenggaraan 2.

  Pengelolaan data dan informasi pembangunan di kawasan pusat

  1 Bangunan Gedung Dan Rumah pemerintahan belum optimal Negara 3.

  Perlunya pemeliharaan gedung-gedung pemerintahan secara berkala 1. Masih kurangnya Dokumen Perencanaan Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya

  2. Belum memiliki alat survey yang maksimal

  2 Aspek Teknis 3.

  Sarana dan prasarana yang masih terbatas dalam pengendalian dan pengawasan

  4. Kurangnya sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang perijinan Aspek Sumber Daya Manusia 1.

  Keterbatasan SDM dalam perencanaan dan pengawasan bangunan

  3 (SDM) gedung seringkali tidak dapat mengimbangi volume pekerjaan

  Sumber : Renstra Distarkim 2016 - 2021

7.2.2 Kondisi Eksisting Penataan Bangunan Dan Lingkungan

  Kondisi penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya belum dapat dipaparkan secara mendetail. Hal ini dikarenakan masih belum adanya dokumen perencanaan pendukung yang dapat menjelaskan mengenai kondisi eksisting PBL di Kabupaten Tasikmalaya.

  Secara umum Kabupaten Tasikmalaya telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Tasikmalaya No 8 Tahun 2011 tentang Bangunan Gedung. Dimana dalam Perda Bangunan Gedung tersebut sebagai suatu landasan hukum yang digunakan untuk membantu menata pembangunan agar sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya.

  Selain itu juga adanya Perda Bangunan Gedung membantu mewujdukan pembangunan yang berwawasan lingkungan dengan melalui adanya kegiatan penertiban dan penataan bangunan dalam wilayah Kabupaten Tasikmalaya.

7.2.3 Permasalahan Dan Tantangan

  Permasalahan dan tantangan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya dirinci berdasarkan aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek peran serta masyarakat/swasta dan aspek lingkungan permukiman yang meliputi kegiatan penataan lingkungan permukiman, kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara serta kegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan.

  Permasalahan dan tantangan serta solusi alternatif pemecahannya dalam penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya meliputi :

  1. Masih kurangnya Dokumen Perencanaan Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya 2. Keterbatasan SDM dalam perencanaan dan pengawasan bangunan gedung seringkali tidak dapat mengimbangi volume pekerjaan

  3. Belum terealisasinya secara total pembangunan gedung kantor pemerintahan di Kawasan Pusat Pemerintahan 4. Pengelolaan data dan informasi pembangunan di kawasan pusat pemerintahan belum optimal 5. Belum memiliki alat survey yang maksimal 6. Sarana dan prasarana yang masih terbatas dalam pengendalian dan pengawasan 7. Kurangnya sosialisasi peraturan perundang-undangan tentang perijinan 8. Perlunya pemeliharaan gedung-gedung pemerintahan secara berkala.

7.2.4 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan Dan Lingkungan

  Analisis kebutuhan program dan kegiatan sektor penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada lingkup tugas Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk sektor penataan bangunan dan lingkungan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010. Pada Permen PU No. 8 Tahun 2010, dijabarkan bahwa kegiatan penataan bangunan dan lingkungan meliputi:

1. Peraturan Penataan Bangunan Lingkungan 2.

  Penyelenggaraan Bangunan Gedung 3. Penataan Bangunan 4. Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) 5. Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan 6. Pengembangan Kawasan Destinasi Wisata 7. Rawan Bencana 8. Kawasan Tematik Perkotaan dan Khusus Lainnya 9. Pos Lintas Batas Negara

  Adapun berdasarkan peraturan diatas maka dapat diidentifikasi kebutuhan Kabupaten Tasikmalaya dalam penyelenggaran pemenuhan kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan Kabupaten Tasikmalaya dalam sektor Penataan Bangunan Dan Lingkungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.8 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk 5 Tahun Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V No Uraian Volume Satuan

  Ket Lokasi

I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

  Ruang Terbuka Hijau

  1

  (RTH) Penataan Kawasan Alun - Kec.

  2 2 10.000 M

  Alun Ciawi

  Penataan Kawasan Alun - Kec.

  2 3 10.000 M

  Alun Manonjaya Manonjaya

  Penataan Kawasan Kec.

  2 4 10.000 M

  Geger Hanjuang Leuwisari

  Penataan Kawasan Kec.

  2 5 10.000 M

  Perkotaan Cikatomas Cikatomas

  Penataan Ruang Terbuka Kec.

  2 6 10.000 M

  Hijau Pusat Pemerintahan Singaparna Pembangunan Ruang Kec.

  2 7 10.000 M

  Terbuka Hijau Singaparna

  Penyediaan lahan Tempat Kab.

  2

8 Pemakaman Umum 10.000 M

  Tasikmalaya (TPU) Pemeliharaan Taman Kec.

  2 9 10.000 M

  Kota Singaparna

  Sumber : Hasil Analisis Tahun 2016

7.2.5 Kriteria Persiapan Daerah

  Untuk mendukung program dan kegiatan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya , kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi:

1. Penyusunan Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi :

  • Kawasan Gegerhanjuang pada tahun 2018
  • Kawasan Cipasung pada tahun 2018
  • Kawasan Perkotaan Cikatomas pada tahun 2019 2.

  Penyusunan Dokumen DED yang terdiri dari :

  • Kawasan Alun – Alun Manonjaya pada tahun 2018
  • Kawasan geger Hanjuang pada tahun 2019
  • Kawasan Perkotaan Cikatomas pada tahun 2020

  • Kawasan Pendidikan Cipasung pada tahun 2018
  • Kawasan Wisata Ziarah Pamijahan pada tahun 2019

7.2.6 Usulan Program Dan Kegiatan

  Usulan prioritas program dan kegiatan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Tasikmalaya telah tertuang dalam indikasi program RPIJM Bidang Cipta Karya tahun 2017 - 2022. Untuk lebih jelasnya mengenai usulan program tersebut dapat dilihat pada Tabel

  

Lampiran 2 Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Penataan Bangunan dan

Lingkungan (PBL) Kabupaten Tasikmalaya.

7.3 Sistem Penyediaan Air Minum (Spam)

7.3.1 Isu Strategis Pengembangan Spam

  Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Indonesia untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum. Isu-isu strategis tersebut adalah::

  1. Peningkatan Akses Aman Air Minum 2.

  Pengembangan Pendanaan 3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan 4. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan 5. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum 6. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat 7. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan

  Penerapan Inovasi Teknologi Sedangkan untuk Kabupaten Tasikmalaya isu strategis pembangunan bidang air minum, meliputi:

  1. Masih rendahnya cakupan pelayanan air minum PDAM ; 2.

  Masih tingginya tingkat kebocoran air minum PDAM perkotaan dan perdesaan; 3. Belum sesuainya kapasitas terpasang dengan kapasitas produksi infrastruktur yang ada; 4. Belum termanfaatkannya sumber-sumber air baku baru.

  5. Masih rendahnya cakupan air bersih khususnya untuk masyarakat perdesaan yang disebabkan karena kondisi geografis, terbatasnya sumber air serta minimnya sarana dan prasarana penunjang air bersih.

7.3.2 Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM

A. Aspek Teknis

  Aspek teknis pengambangan SPAM di Kabupaten Tasikmalaya meliputi:

1. Sistem Perpipaan

a. Sistem Jaringan

  109.039

  40.648 858

Tabel 7.9 Daerah Pelayanan PDAM Kabupaten Tasikmalaya

  No Daerah Pelayanan Tahun 2012 2013 Juni 2014 1. Cabang Singaparna

  Jumlah Penduduk Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)

  Jumlah Penduduk 63.090 63.784 64.486

  Unit Salawu

  15,90 5.

  54.727 532

  458 14,28

  15,24 54.132

  53.543 351

  Jumlah Penduduk Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)

  Unit Mangunreja

  13,81 4.

  852 14,23

  3.47 20,02

  12,66 40.206

  Saat ini PDAM Tirta Sukapura diKabupaten Tasikmalaya telah mampu melayani 24 kecamatan dari 47 kecamatan yang ada di kota dan kabupaten Tasikmalaya dengan sambungan langganan 37.897 (Juli 2014). Dalam pelayanan air minum, PDAM Kabupaten Tasikmalaya terbagi dalam wilayah pelayanan cabang dan unit IKK yang didasarkan pada pembagian produksi yang dihasilkan dari masing-masing sumber air yang ada di wilayah tersebut. Dalam beberapa periode ini, perkembangan jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Tasikmalaya relatif stagnan, tidak menunjukan pertumbuhanyang agresifsebagaimana pertumbuhan kabupatennya. Peningkatan jumlahpelanggan selamakurun waktu 3 tahun, hanya terjadi penambahan 32 SR, artinyapenambahan pertahunnya hanya 110 SR. Adapun alasannya adalah keterbatasan dan kemampuan jaringan pipa dan keterbatasan air baku. Daerah pelayanan PDAM Kabupaten Tasikmalaya dibagi menjadi 2 cabang dan 9 unit dari 11 wilayah pelayanan. Jumlah sambungan terbanyak adadiwilayah cabang Singaparna yang mencapai 3.59 SL pada akhir Juni 2014. Berikut daerah pelayanan PDAM Kabupaten Tasikmalaya.

  Jumlah Penduduk Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)

  Unit Leuwisari

  66.689 1.132 13,82 3.

  65.964 1.141 11,33

  1.18 12,40

  65.246

  Jumlah Penduduk Jumlah SR Pemakaian Rata-rata (m³)

  Cabang Ciawi

  3.59 19,81 2.

  111.451

  110.239 3.500 20,63

  39.679 847

  Tahun No Daerah Pelayanan 2012 2013 Juni 2014

  Jumlah SR 519 509 514 Pemakaian Rata-rata (m³) 13,47 13,97 13,39

  Unit Manonjaya

  Jumlah Penduduk 65.160 65.877 66.601 6. Jumlah SR 1.112 1.162 1.196 Pemakaian Rata-rata (m³) 16,76 14,40 15,13

  Unit Sukaraja

  Jumlah Penduduk 51.280 51.844 52.414 7. Jumlah SR 128 138 142 Pemakaian Rata-rata (m³) 14,13 16,79 20,37

  Unit Bantarkalong

  Jumlah Penduduk 127.413 128.815 130.232 8. Jumlah SR 665 705 711 Pemakaian Rata-rata (m³) 10,64 14,11 13,83

  Unit Cisayong

  Jumlah Penduduk 56.253 56.872 57.497 9. Jumlah SR 358 393 405 Pemakaian Rata-rata (m³) 15,81 11,67 14,08

  Unit Rajapolah

  Jumlah Penduduk 48.120 59.095 49.184 10. Jumlah SR 345 607 331 Pemakaian Rata-rata (m³) 9,39 7,74 11,22

  Unit Pageurageung

  Jumlah Penduduk 58.452 59.095 59.745 11. Jumlah SR 764 607 696 Pemakaian Rata-rata (m³) 6,30 7,74 9,38

   Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014

  Jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 251.888 jiwa atau 10,41% dari jumlah penduduk sebanyak 2.423.110 jiwa yang terdiri daripenduduk Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 1.756.94 jiwa dan penduduk Kota Tasikmalaya sebanyak 666.147 jiwa. Sedangkan penduduk teknis yang terlayani sebanyak 251.888 jiwa atau 26,95% dari jumlah penduduk yang ada jaringan pipa PDAM sebanyak 94.572 jiwa. Cakupan pelayanan masih di bawah target RPJMN debesar 62.5% dikarenakan hal-hal sebagai berikut: 1)

  Kapasitas sumber air baku (mata air) yang dimanfaatkan cenderung menurun 2)

  Keterbatasan kemampuan instalasi dari jaringan pipa serta kondisi jaringan perpipaan yang sudah melebihi usia ekonomis sehingga sulit menambah kapasitas debit air. 3)

  Sistem produksi unitIKK juga berada diluar sistem regional Tasikmalaya sehingga memerlukan penambahan kapasitas sumber air di beberapa lokasi pelayanan dan keterbatasan dana PDAM Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya untuk melaksanakan investasi pengembangan/ penggantian jaringan.

  4) Masih rendahnya masyarakat pengguna air bersih yang berasal dari PDAM Tirta

  Sukapura Kabupaten Tasikmalaya,karena adanya sumber air alternatif yang bisa digunakan.

b. Sumber Air Baku dan Unit Produksi

  Sebagian besar sumber air baku yang digunakan PDAM Kab. Tasikmalaya berasal dari Sumber Mata Air yaitu sebanyak 9 titik mata air dengan kapasitas terpasang sekitar 117,5 l/detik dan air dan air permukaan dengan Instalasi Pengolahan (IPA) sebesar 20 l/ detik.

  Tingkat pemanfaatan pada beberapa sumber air baku ada yang belum maksimal. Data mengenai sumber air baku ini dijelaskan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 7.10 Sumber Air Baku PDAM Kab Tasikmalaya Tahun 2012 – Juni 2014 Kapasitas Terpakai (Liter/ detik) Lokasi Sumber No Jenis Sumber Air Baku 2012 2013 Juni 2014

  1 Cipondok Mata Air 421.32 280 282

  2 Cisitu Mata Air

  9

  9

  9

  3 Cibatur Mata Air

  4 Cibulak Mata Air

  3

  3

  3

  5 Cilangla Air Permukaan

  18

  18

  20

  6 Leuwirupit Mata Air

  10

  10

  10

  7 Cisaladah Mata Air

  1.5

  1.5

  1.5

  8 Cianeut Mata Air

  12

  12

  12

  9 Sangiang Mata Air

  10 Cipanyusupan Mata Air

  6.5

  6.5

  6.5 JUMLAH 481.32 340 344

  Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014

  Selain itu terdapat sumber air lain yang berpotensi untuk digunakan sebagai sumber air baku antara lain:

  1. Sumber mata air Cipondok di desa Mekarwangi Kecamatan Kadipaten sebesar 40 l/d.

  2. Sumber air permukaan dari Sungai Citanduy di Kec. Pagerageung (dalam proses kajian teknis PDAM)

  3. Sungai Cilongan di Kec. Cibalong sebesar20 l/d yang sudah diusulkan masuk ke RPIJM Pemerintah Provisi Jawa Barat

  Kapasitas produksi yang telah dibangun belum semuanya dapat dimanfaatkan, namun demikian kapasitas produksi riil sudah dapat dipergunakan sepenuhnya, adapun rincinnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

  • 194.302,10

  (315.360) 8.830.060 89.521,90

  12

  10 8.830.080

  283.824 94.608

  567.648 567.648

  47.304 204.984 378.432 315.360

  60.093 390.775

  (0.40) (194.40)

  117.551,60 6.072

  34.515 176.873

  567.648,40 87.432,40

  47.498 15.360,00

  630.720 8.830.060 89.521,90

  34.515 176.873

  567.648,40 87.432,40

  47.498 15.360,00

  630.720

  Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014

  65

  1.5

  18

  18

  7-13

Tabel 7.11 Kapasitas Produksi PDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya

  No Instalasi Kapasitas Terpasang (L/d) Kapasitas Produksi Kapasitas Riil Volume Produksi Kapasitas Menganggur

  Terpasang m³ Tidak Dimanfaatkan m³

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  Mata Air Cisitu/ Cibatur Mata Air Cibulak Mata Air Cilangla Mata Air Cibunigeulis Mata Air Cisaladah Mata Air Cipanyusupan Mata Air Sangiang Mata Air Leuwi Rupit

  280

  9

  3

9 Mata Air Cipondok dan Cikawali

  • JUMLAH 358 11.289.888 510.238,90 10.779.649,10 10.779.649,10 -
Plant Utility Factor/ Faktor penggunaan dari instalasi yang ada,menunjukan angka 95% artinya hanya 5% saja dari kapasitas yang ada belum diproduksi/ hampir semua instalasi sudah tereksploitasi. Kapasitas produksi terpasang tidak dapat dimanfaatkan sebanyak 510.238,90 m³ (4.52%), disebabkan sebagai berikut:

  a) Keterbatasan kapasitas unit pengolahan sehingga sebagian air yang masuk tidak tertampung b)

  Kebocoran padapipatransmisi dari unitpengolahan kereservoir Gunung Tajur (sepanjang 20m), karena sudah melebigi umur ekonomis. Di Samping itu, letak pipa beradadi tengah sawah dan di bagian bawah bangunan rumah penduduk sehingga kesulitan dalam melakukan pemeliharaan pipa.

  c) Dalam system air bersih regional Tasikmalaya terdapat sisa kapasitas sebesar 45 l/d yang belum dimanfaatkan karena dijadikan cadangan untuk musim kemarau d)

  Sistem air bersih unit Cisayong dan mangunreja distribusinya diturunkan dari kapasitas terpasang 20 l/d menjadi 10l/d karena masih rendahnya jumlah pelanggan akibat terbatasnya jaringan pipa distribusi. Hal ini dilakukan untuk menghindari resiko pecahnya pipa pada bagian yang melalui jalur sungai akibat tekanan yang terlalu tinggi.

  e) Sistem air bersih unit Bntarkalong, kapasitas produksi WTP yang baru sebesar 20 l/d, baru dimanfaatkan sebesar 5 l/d, karena rendahnya jumlah pelanggan akibat terbatasnya jaringan pipa distribusi.

  Seluruh kapasitas produksi riil telah digunakan untuk produksi. Dari volume air yang diproduksi, dihasilkan air sebesar 10.779.649,00 m³ dan telah didistribusikan ke pelanggan sebesar 9.745.900,18 m³. Dengan demikian persentase NRW (non revenue water) atau air tanparekening di unit produksi tahun 2013 sebesar 9,59% darivolume produksi riil, sedangkan pada tahun 2012 sebesar 8,42%. NRW tahun 2013 nail 1,17% disbanding tahun 2012. NRW di unit produksi ini disebabkan : a.

  Pemakaian sendiri olehPDAM Tirta Sukapura Kab. Tasikmalaya sendiri untuk pembersihan sedimentasi,pencucian filter, wash-out, memfungsikan air release valve, pengurasan reservoir.

  b.

  Pemakaian tercatat tetapitidak terjual,yaitu adanya penyadapan (tapping) daripipa transmisi untuk pemakaian masyarakat dikawasan sumber air, sebagai kompensasi penggunaan sumber air.

  c.

  Jaringan pipa transmisi sudah melebihi umur teknis,sehinggarentan terjadinya kebocoran d.

  Adanya jebakan udara dalampipa sehingga air tidak masuk/ mengalirdan menimbulkan over flow Dari volume air yang didistribusikan ke pelanggan sebesar 9.453.380,62 m³, telah dijualke pelanggan sebesar 6.461.896,00 m³. Dengan demikian,presentase NRW distribusi tahun 2013 sebesar 33,70% dari air yang didistribusikan,sedangkan pada tahun 2012 sebesar 30,50%. Persentase NRW masih lebih tinggi dibandingkan dengan standar yang ditentukan sebesar 20%. Masih tingginya tingkat NRW distribusi tahun 2013 disebabkan : a.

  Jaringan pipa distribusi danretikulasi sudah melebihi usia teknis b. Pada jaringan pipa distribusi terdapat p[ipa jenis Asbestos Cement Pipe (ACP) yang sudah tua dan sudah tidakdiproduksi,sehingga sulit dalam pemeliharaannya c.

  Kebocoran pada pipa tersier/ dinas, terutama pipa jenis besi yang sudah keropos akibat korosi d.

  Kondisi meter air pelanggan banyak yang melewati batas usia pemakaian dan akurasinya telah berkurang e.

  Pencurian air f. Kesalahan administrasi/pencatatan meter g.

  Water meter induk yangtidakberfungsi h. Pemakaian sendiri untuk pengurasan pipa distribusi i. Bencana longsor di daerah Salawu

c. Jaringan Perpipaan

1. Cabang Singaparna

  Cabang Singaparna merupakan SPAM Regional dari 3 unit SPAM IKK, yaitu unit IKK Manonjaya,Unit IKK Leuwisari, dan Unit IKK Mangunreja. Cabang Singaparna ini mengambil air baku dari MA Cipondok, MA Cikawali, MA DHV, MA P2KT, MA Turap dan MA Inpres dengan kapasitas produksi 280 l/dtk, Kapasitas terpasang/ distribusi 58 liter/detik, jumlah SL mencapai 5.972 yang tersebar di Kec. Singaparna dan 3 unit SPAM IKK tersebut. Daerah pelayanan dari cabang Singaparna ini adalah Kec. Singaparna, Kec. Manonjaya, Kec. Leuwisari dan Kec. Mangunreja. Berikut adalah tabel dan skematik SPAM Cabang Singaparna.

Tabel 7.12 SPAM Cabang Singaparna

  Parameter Jumlah No Lokasi Kecamatan Modul Jumlah IKK Tingkat Penduduk Jenis Jumlah Terlayani Pelayanan

  

1 Kec. Singaparna 88.157 SL 3.500 21.752 24,67 %

  

2 Kec. Manonjaya 59.518 SL 1.162 7.458 12,53 %

  

3 Kec. Leuwisari 36.428 SL 852 6.012 16,50 %

  4 Kec. Mangunreja 50.154 SL 458 3.282 6,54 % Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014

Gambar 7.1 Skematik Cabang Singaparna

2. Unit Salawu

  Unit Salawu ini memanfaatkan air baku dari MA Cisitu dan MA Cibatur, dengan kapasitas produksi 9 liter/ detik. Kapasitas terpakai 8,49 ltr/dtk dengan jumlah Sambungan Langsung adalah 509 SL. Tingkat kebocoran Unit Salawu ini 11,11%, sedangkan daerah pelayanan unit ini dari MA Cisitu adalah Dsn. Karangmukti, Dsn. Nangerang, Dsn. Salawu. Sedangkan daerah pelayanan unit ini dari MA Cibatur adalah Dsn. Margasari, Dsn. Sindang Palay dan Dsn. Warung Peuteuy.

Gambar 7.2 Sumber Air Baku Unit Salawu

  3. Unit Sukaraja

  Unit Sukaraja ini memanfaatkan air baku dari MA Cibulak, dengan kapasitas produksi 3 liter/ detik. Kapasitas terpakai 2,91 ltr/dtk dengan jumlah Sambungan Langsung adalah 138 SL. Tingkat kebocoran Unit Sukaraja ini 23,54%, sedangkan daerah pelayanan unit ini adalah Kecamatan Sukaraja.

  4. Unit Cisayong

  Unit Cisayong ini memanfaatkan air baku dari MA Leuwirupit, dengan kapasitas produksi 10 liter/ detik. Kapasitas terpakai 2,30 ltr/dtk dengan jumlah Sambungan Langsung adalah 393 SL. Tingkat kebocoran Unit Cisayong ini 20,01%, sedangkan daerah pelayanan unit ini adalah Kecamatan Cisayong (Ds. Cisayong, Ds.Sukamaju danDs. Pagendingan). Berikut Skematik SPAM Unit Cisayong.

Gambar 7.3 Skematik Unit Cisayong

  5. Unit Rajapolah

  Unit Rajapolah ini memanfaatkan air baku dari MA Cisaladah, dengan kapasitas produksi 1,5 liter/ detik. Kapasitas terpakai 1,5 ltr/dtk dengan jumlah Sambungan Langsung adalah 330 SL. Tingkat kebocoran Unit Rajapolah ini 12,03%, sedangkan daerah pelayanan unit ini adalah Kecamatan Rajapolah.

Gambar 7.4 Skematik Unit Rajapolah

  6. Unit Pageurageung

  Unit Pagerageung ini memanfaatkan air baku dari MA Cipanyusupan, dengan kapasitas produksi 6,5 liter/ detik. Kapasitas terpakai 3,09 ltr/dtk dengan jumlah Sambungan Langsung adalah 701 SL. Tingkat kebocoran Unit Pagerageung ini 19,85%, sedangkan daerah pelayanan unit ini adalah Kecamatan Pagerageung. Berikut Skematik SPAM Unit Pagerageung.

Gambar 7.5 Skematik Unit Pagerageung

  7. Unit Bantarkalong/ Karang Nunggal

  Unit Bantarkalong ini memanfaatkan air baku dari Sungai Cilangla, dengan kapasitas produksi 18 liter/ detik. Kapasitas terpakai 9,90 ltr/dtk dengan jumlah Sambungan Langsung adalah 705 SL. Tingkat kebocoran Unit Pagerageung ini 11,26%, sedangkan daerah pelayanan unit ini adalah Kecamatan Bantarkalong dan Kec. Karangnunggal. Berikut Skematik SPAM Unit Bantarkalong dan Karangnunggal.

Gambar 7.6 Skematik Unit Bantarkalong dan Karangnunggal

  8. Unit Taraju

  Unit Taraju ini tidak aktif karena debit sumber air baku yaitu MA Palasari berkurang, terjadinya penggundulan hutan dan catchment area yang berkurang.

  9. Unit Cineam

  Unit Cineam ini tidak aktif karena debit sumber air baku yaitu S. Ciampanan berkurang dan kualitas yang kurang memadai.

  10. Unit Cibalong

  Unit Cibalong ini tidak aktif karena debit sumber air baku yaitu MA Cigelap berkurang dan konflik dengan petani.

  11. Unit Cigalontang

  Unit Cigalontang ini tidak aktif karena debit sumber air baku yaitu MA Cimonyong berkurang.

12. Cabang Ciawi

  Cabang Ciawi ini memanfaatkan air baku dari MA Sangiang dan MA Cianeut, dengan kapasitas produksi 12 liter/ detik. Kapasitas terpakai 9,51 ltr/dtk dengan jumlah Sambungan Langsung adalah 1.141 SL. Tingkat kebocoran cabang ciawi ini 44,21%, sedangkan daerah pelayanan cabang ini adalah Kecamatan Ciawi. Berikut Skematik SPAM Cabang Ciawi.

Gambar 7.8 Skematik Cabang Ciawi

  Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi eksisting jaringan perpipaan pada SPAM IKK di Kabupaten Tasikmalaya, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.13 SPAM Eksisting Jaringan Perpipaan IKK Kabupaten Tasikmalaya SPAM Jumlah

  Demand/ Unit Unit Air Baku Unit Produksi Tingkat No Lokasi IKK Penduduk Pelayanan Tingkat Pelayanan (Jiwa)

  Kebutuhan Kapasitas Kapasitas Jumlah (%) Jenis Jenis (L/dtk) (L/dtk) SR/HU

  BPT (3

  1 Rajapolah 47.633 Mata Air 1,5 1,5 330 SL 3,5

  Unit) BPT (4

  2 Pagerageung 54.002 Mata Air 6,5 3,09 701 SL 6,5

  Unit)

  3 Salawu 5.995 Mata Air

  9 Pengumpul 8,49 509 SL 42,5

  4 Sukaraja 52.249 Mata Air

  3 2,91 138 SL 1,3 Bantarkalong

  Air

  5 dan 121.687

  18 IPA 9,9 705 SL 2,9 Permukaan

  Karangnunggal

  6 Cisayong 54.721 Mata Air

  10 Reservoir 2,3 393 SL 3,6

  7 Cabang Ciawi Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014

  d. Reservoir

  Tipe bangunan reservoar berbentuk bujur sangkar dengan kontruksi beton, mempunyai

  3

  3 350 m untuk reservoar Mangunreja dan 750 m untuk reservoar cabang Singaparna .

Gambar 7.9 Reservoar Unit Mangunreja Dan Reservoar Cabang Singaparna

  e. Jumlah Pelanggan

  Dalam beberapa periode ini, perkembangan jumlah pelanggan PDAM Kabupaten Tasikmalaya relatif stagnan, tidak menunjukan pertumbuhanyang agresifsebagaimana pertumbuhan kabupatennya. Peningkatan jumlahpelanggan selamakurun waktu 3 tahun, hanya terjadi penambahan 32 SR, artinyapenambahan pertahunnya hanya 110 SR. Adapun alasannya adalah keterbatasan dan kemampuan jaringan pipa dan keterbatasan air baku.

  Berikut adalah data perkembangan pelanggan PDAM di wilayah Kabupaten Tasikmalaya dari tahun 2012 s/d 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 7.14 Perkembangan Pelanggan PDAM Kabupaten Tasikmalaya No Klasifikasi Pelanggan 2012 2013 Juni 2014

  1 Sosial Umum 414 437 447

  2 Sosial Khusus 194 201 207

  3 Kran umum/ Hidran umum 101 101 102

  4 Rumah Tangga 1 5.048 2.253 5.353

  5 Rumah Tangga 2 23.148 2.966 24.404

  6 Rumah Tangga 3 2.186 2.141 2.128

  7 Pemerintah & Hankam 659 644 501

  8 Niaga Kecil 2.810 2.865 2.859

  9 Niaga Besar 1.774 1.629 1.627

  10 Industri Kecil 127

  95

  90

  11 Industri Besar

  40

  36

  35

  12 Khusus

  

JUMLAH 36.501 37.368 37.897

Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014

2. Sistem Non Perpipaan

  Untuk penyediaan sarana air bersih masyarakat pada bukan jaringan perpipaan (BJP) di wilayah Kabupaten Tasikmalaya di bawah wewenang Dinas Tata Ruang dan Permukiman.

B. Aspek Pendanaan

a. Pendapatan Air per Kelompok Tarif

  Pendapatan Air (termasuk bebantetap) perkelompok tariff pada PDAM Tirta Sukapura KabupatenTasikmalaya tahun 2014 sebesar Rp. 3.460.958.526,90. Untuk lebih jelasya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.15 Tarif Air Per Kelompok

  No Kelompok Piutang Pemakaian Air (M³) Jumlah Pendapatan (Rp)

  Rumah Tangga Kelompok 1 564.206 1.670.111.950

  1 Kelompok2 3.819.413 18.648.601.176

  Kelompok 3 462.889 2.715.104.700 Sosial

  

2 Umum 147.230 145.986.900

  Khusus 238.590 204.370.700 Niaga

  

3 Niaga Kecil 577.964 3.265.071.500

  Niaga Besar 306.816 4.224.484.200 Industri

  

4 Industri Kecil 13.767 236.014.650

  Industri Besar 19.729 418.771.600

  

5 Instansi Pem/ ABRI 281.079 1.825.533.450

  

6 Kran Umum 20.621 20.033.700

  

7 Tangki Air 9.574 86.874.000

Jumlah 6.461.896 33.460.958.526 Sumber : RISPAM Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014

  

7-23

  19 Pancatengah 3.979 MAG Stimulan Pipa

  25

  15 Ciawi 3.835 APG Broncap, Pemas. Pipa, HU

  2 Cibahayu

  30

  16 Cibalong 7.241 MAG Broncap, Pemas. Pipa, HU 1,5 Setiawaras

  30

  17 Bojonggambir 4.219 MAG Stimulan Pipa

  2 Kertanegla

  25

  18 Karangnunggal 2.690 MAG Stimulan Pipa 1,5 Cintawangi

  35

  3 Cibongas

  14 Sukaraja 7.656 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK

  40

  20 Cikatomas 6.873 MAG Stimulan Pipa

  2 Cogreg

  50

  21 Cikatomas 3.388 MAG Stimulan Pipa

  2 Linggalaksana

  35

  22 Cibalong 3.300 MAG S I P A S

  2 Cibalong

  50

  23 Pagerageung 5.824 MAG S I P A S 2,5 Sukapada

  2 Sirnajaya

  20

Tabel 7.16 SPAM Eksisting Jaringan Perpipaan Perdesaan

  2 Janggala

  NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT PELAYANAN TINGKAT PELAYANAN JENIS KAP (L/Dtk)

JENIS

KAP

  (L/Dtk) DESA TERLAYANI SR/HU

  1 Bantarkalong 2.843 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK

  2 Bojongasih

  2 Cikatomas 5.822 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK

  3 Pakemitan

  3 Cikatomas 3.878 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK

  2 Lengkongbarang

  4 Cigalontang 4.222 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK

  2 Pusparaja

  5 Sukaraja 4.791 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK

  6 Bojonggambir 6.233 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 1,5 Ciroyom

  2 Tanjungbarang

  7 Kadipaten 5.802 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK

  5 Buniasih

  8 Cibalong 3.265 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK

  2 Karyabakti

  9 Ciawi 5.006 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK

  2 Mekarsari

  10 Cigalontang 1.224 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 2,5 Parentas

  11 Kadipaten 4.611 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK

  3 Kadipaten

  12 Salopa 6.546 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK 1,5 Kaputihan

  13 Cikatomas 3.270 MAG Broncap, Pem. Pipa, HU, MCK

  20

  

7-24

NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT PELAYANAN TINGKAT PELAYANAN JENIS KAP (L/Dtk)

  4 Puspasari 50 11%

  36 Salawu 3.753 MAG Stimulan Pipa

  2 Kutawaringin 50 12%

  37 Leuwisari 3.939 MAG Stimulan Pipa

  5 Linggamulya 50 11%

  38 Cigalontang 4.764 MAG Stimulan Pipa

  3 Lengkongjaya 50 9%