S PSI 1002950 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Setiap manusia mengharapkan sebuah kesejahteraan atau kebahagiaan.
Sebagaimana

yang

diungkapkan

oleh

Aristoteles

bahwa

kebahagiaan

merupakan tujuan tertinggi dari kehidupan manusia (dalam Bertens, 1999).
Dengan itu mereka mencari jalan bagaimana mendapatkan kebahagiaan
tersebut dalam segala perbuatannya.

Kebahagiaan

merupakan

konsep

yang

abstrak

seperti

halnya

inteligensi, maka dari itu dalam ranah psikologi positif, konsep ini diolah
kembali, sehingga saat ini lebih mudah dipahami, diteliti, dan diukur tanpa
menghilangkan makna dasar dari kebahagiaan tersebut. Konsep ini disebut
sebagai subjective well-being (Seligman, 2012). Andrews dan Withey;
Diener; Myers dan Diener (dalam Eryilmaz, 2011) menerangkan bahwa
subjective well-being atau kebahagiaan mempunyai tiga komponen yang

ketiganya saling terkait, diantaranya yaitu afeksi emosi (positif dan negatif),
dan kognitif.
Penelitian mengenai kebahagiaan yang dilakukan oleh Program for
International Student Assessment (PISA) terhadap 510 ribu orang pelajar
berusia antara 15-16 tahun yang berasal dari 65 negara, menghasilkan temuan
bahwa negara Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara paling
bahagia di dunia (RDA, 2013). Salah satu dampak dari kebahagiaan bagi
remaja menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Huebner dan Diener
(2008), bahwa remaja yang memiliki tingkat kebahagian yang tinggi secara
umum menampilkan hubungan intrapersonal dan interpersonal yang baik.
Demikian
berkaitan

dengan

hubungan

intrapersonal

fungsi dari humor


dan

interpersonal

(Martin,

2003).

R Agung Ismail S, 2016
HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

yang

baik,

Martin (2001)


mendefinisikan humor sebagai kebiasaan individu yang berbeda-beda pada
setiap perilaku, pengalaman, perasaan, kesenangan, sikap, kemampuan untuk
menghubungkan sesuatu hal dengan kesenangan, tertawa, bercanda dan
sebagainya. Maka humor dinyatakan dapat meningkatkan afeksi positif pada
seseorag. Dalam observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 15
Bandung,

dikabarkan bahwa siswa

siswi mereka menggunakan humor

sebagai “pelepas penat” atau coping mereka terhadap masalah yang dihadapi,
seperti bercanda dengan temannya ketika terlambat sekolah, mengejek
temannya yang lebih sering terlambat dan tertawa bersama, dan bercerita lucu
mengenai kejadian-kejadian yang mungkin akan terjadi setelah mereka
diperbolehkan masuk kelas oleh gurunya.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Brown dan Keegan (1999), dimana
humor dapat menjadi cara untuk mengurangi ketegangan emosional, juga
membantu seseorang untuk mengatasi masalah dengan lebih baik. Humor
juga


diasumsikan

dapat

meningkatkan

subjective

well-being

dengan

fungsinya yaitu mengurangi afeksi negatif dan meningkatkan afeksi positif
pada seseorang. Remaja yang memiliki rasa humor

baik, diharapkan dapat

memiliki subjective well-being yang baik pula. Demikian rasa humor dapat
menjadikan suatu kehidupan lebih variatif, sehat dan lebih bahagia, juga

memandang hidup lebih menyenangkan.
Menurut Martin (2007) cara humor yang digunakan seseorang selain
sebagai metode coping atau untuk mengembangkan kualitas diri, humor juga
digunakan sebagai cara untuk mempererat hubungan dengan orang lain.
Dengan demikian, Martin (2007) membagi humor menjadi empat jenis, yaitu
affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, dan self-defeating
humor. Gaya atau jenis-jenis humor tersebut merupakan cara seseorang atau
remaja

untuk

mengatasi

ketegangan

dan

membahagiakan

lingkungannya.

R Agung Ismail S, 2016
HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

diri,

juga

Dari observasi dan wawancara yang telah dilakukan, dapat dilihat
bahwa siswa SMP Negeri 15 Bandung sudah menggunakan humor sebagai
coping atas masalah yang dihadapi, namun jenis humor atau humor styles
seperti apa, dan bagaimana humor styles ini berhubungan dengan subjective
well-being pada siswa SMP Negeri 15 Bandung dianggap perlu diteliti lebih
dalam, sehingga kesimpulan bagaimana humor styles berhubungan dengan
subjective well-being pada siswa SMP Negeri 15 Bandung dapat diperoleh.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa subjective wellbeing dapat dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satunya yaitu oleh humor.
Demikian seseorang memandang hidup


dan menangkap sisi variatifnya

dengan bagaimana humor styles atau jenis humor mereka. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan: bagaimana hubungan
humor styles dengan subjective well-being pada remaja awal di SMP Negeri
15 Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui gambaran humor styles pada remaja awal di SMP
Negeri 15 Bandung.
2. Untuk mengetahui gambaran subjective well-being pada remaja awal di
SMP Negeri 15 Bandung.
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan humor styles dengan subjective
well-being pada remaja awal di SMP Negeri 15 Bandung.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam
menambah khazanah bagi keilmuan psikologi positif dan memberikan

R Agung Ismail S, 2016

HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kontribusi dalam mengembangkan konsep humor styles dan subjective
well-being dalam bidang psikologi dan bidang-bidang keilmuan lainnya
yang berhubungan (sosial dan kesehatan).
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
intervensi pada humor styles juga diterapkannya unsur humor dan
memahami humor styles dalam komunikasi dan perilaku pada remaja di
setiap kegiatan atau acara, tidak lain untuk meningkatkan subjective wellbeing bagi para remaja.
E. Struktur Penulisan Skripsi
Berikut adalah struktur penulisan dari setiap bab dalam penelitian ini.
BAB I:

Pendahuluan
A. Latar Belakang Penelitian
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian
E. Struktur Penulisan Skripsi

BAB II:

Kajian Pustaka dan Kerangka Pemikiran
A. Kajian Pustaka
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian

BAB III: Metodologi Penelitian
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
B. Metode dan Desain Penelitian
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
D. Instrumen Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
R Agung Ismail S, 2016
HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB IV: Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan Pembahasan
BAB V: Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran

R Agung Ismail S, 2016
HUBUNGAN HUMOR STYLES DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING
PADA REMAJA AWAL DI SMP NEGERI 15 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu