S PKK 1102409 Chapter 3

BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
yang bertujuan menggali informasi secara mendalam tentang pengembangan program
pelatihan batik berbasis kearifan lokal bagi remaja yang dapat dikembangkan di
Industri Batik Cimahi.

A. Lokasi dan Sumber Data Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian ini bertempat di tiga Industri Batik Cimahi, yaitu:
a. Lembur Batik Cimahi yang beralamat di Jalan Pesantren No. 131 CibabatCimahi.
b. Sekar Putri yang beralamat di Jalan Permana Timur D-21, Kel. Citeureup, Kec.
Cimahi Utara.
c. Batik Anggraini yang beralamat di Jalan Gunung Krakatau No. 04 RT/RW 05/09
Kel. Pasir Kaliki Kec. Cimahi Utara

2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari lima orang. Lima orang tersebut
yaitu terdiri dari tiga orang dari praktisi pengelola pelatihan di industri batik Cimahi,
dan dua orang ahli dalam bidang batik.


B. Teknik Pengumpulan Data
Langkah pertama yang peneliti tempuh dalam mengumpulkan data yaitu dengan
menentukan alat pengumpul data/instrument, menyusun pertanyaan, memperbanyak
alat pengumpul data, menyebarkan alat pengumpul data kepada para validator dan
mengumpulkan kembali data yang telah disebarkan. Alat pengumpul data yang
disebarkan kepada para responden disertai dengan rancangan program dan modul
pelatihan batik berbasis kearifan lokal yang terlampir.
Gheafani Fikria Zaki, 2015
PENGEMBANGAN PROGRAM PELATIHAN BATIK BERBASIS KEARIFAN LOKAL BAGI REMAJA
D I INDUSTRI BATIK CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

Teknik pengumpulan data dalam penelitian diawali ketika melakukan studi
pendahuluan

untuk

mengidentifikasi kebutuhan


pengembangan

program dengan

menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Sedangkan untuk
menguji kelayakan rancangan pengembangan batik berbasis kearifan lokal, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data berupa expert judgment.
Uraian mengenai teknik pengumpulan data yang dilakukan dapat dipaparkan
secara lebih rinci , yaitu sebagai berikut:

1. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti saat studi pendahuluan kepada pengelola
industri batik di Cimahi yang bertujuan untuk mendapatkan data-data pendukung
dalam pengembangan program pelatihan batik ini.

2. Observasi
Observasi

dilakukan


dilaksanakan

di

untuk

industri

mengamati
batik

bagaimana

Cimahi

sebagai

proses
data


pelatihan

pendukung

batik
dalam

pengembangan program pelatihan ini. Observasi yang dilakukan oleh peneliti
berupa observasi non-sistematis yang pada pelaksanaannya tidak menggunakan
instrument pengamatan (Arikunto, 2010).

3. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan oleh peneliti guna memperkuat data yang telah
didapat sebelumnya. Peneliti menstudii beberapa materi pelatihan batik yang
tersusun dalam modul pelatihan batik dari beberapa industri batik, brosur industri
batik, lembar paket biaya pelatihan, serta dokumentasi kegiatan peserta pelatihan
yang

sedang


mengikuti

kegiatan

pelatihan.

Peneliti

juga

mendokumentasikan kegiatan pelatihan batik yang peneliti sendiri lakukan.

sempat

40

4. Expert Judgment
Expert Judgment dilakukan dalam penelitian ini kepada beberapa ahli untuk


memvalidasi program pengembangan pelatihan batik berbasis kearifan lokal.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
1. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan peneliti dalam mewawancarai
pengelola industri batik Cimahi mengenai program pelatihan batik. Pedoman
wawancara ini berisikan sejumlah pertanyaan yang akan diajukan kepada
pengelola industri batik Cimahi.

2. Format validasi
Format validasi pada penelitian ini sebagai alat pengumpul data yang didalamnya
terdiri dari beberapa pertanyaan yang terkait dengan pengembangan program
pelatihan batik yang akan disampaikan kepada para validator. Hasil data yang
diperoleh selanjutnya distudii kelayakannya mengenai pengembangan program
pelatihan batik berbasis kearifan lokal yang telah dirancang.
Format validasi ini dibuat dalam bentuk ceklis dengan menggunakan skala
pengukuran Guttman. Data yang diperoleh pada skala Guttman berupa dua
alternatif sehingga akan mendapatkan jawaban yang tegas yakni “ya dan tidak”
(Sugiyono, 2011). Jawaban responden berupa skor tertinggi bernilai 1 untuk

jawaban ya, dan skor terendah bernilai 0 untuk jawaban tidak.

D. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh melalui hasil expert judgment , wawancara dan observasi
yang berbentuk uraian terperinci dirangkum dan difokuskan menurut hal-hal yang
penting, kemudian disusun secara sistematik sehingga memberikan gambaran yang
jelas.

41

Data-data yang telah terkumpul, selanjutnya peneliti analisis sehingga muncul
sebuah kesimpulan yang diharapkan dapat memberi masukan kepada industri batik,
khususnya industri batik di Cimahi.
Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan langkah- langkah berikut:

a. Reduksi Data
Data yang terkumpul baik itu lewat wawancara, ataupun observasi selanjutnya
direduksi.

Reduksi data berarti peneliti melakukan pemusatan perhatian pada


penyederhanaan data menjadi bentuk uraian rinci dan sistematis, memilih data-data
pokok yang dipandang penting, membuang data yang dianggap tidak diperlukan
sehingga tercipta suatu gambaran yang lebih terarah mengenai hasil pengamatan dan
mempermudah peneliti untuk mencari kembali data apabila diperlukan. Proses
reduksi data ini berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung.

b. Penyajian Data
Data yang telah tereduksi selanjutnya diupayakan oleh peneliti untuk disajikan
guna

melihat

gambaran

keseluruhan

data

atau


bagian-bagian

tertentu dalam

penelitian. Peneliti menggunakan teks naratif dalam menyajikan data yang diambil
dari catatan lapangan.

c. Persentase dan Penafsiran Data
Persentase data yang digunakan bertujuan untuk melihat besar kecilnya frekuensi
jawaban dalam format validasi yang dihitung dalam jumlah presentase. Pendapat
yang dikemukakan oleh Ali (1985: 184) bahwa rumus untuk menghitung presentasi
adalah
Keterangan:
P

= Jumlah presentasi yang dicari (kelayakan program pelatihan)

f


= Skor yang diperoleh

n

= Skor maksimum

100% = Bilangan tetap

42

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka rentang persentase dan kriteria uji
kelayakan pengembangan program pelatihan batik dapat ditetapkan pada tabel
dibawah ini:

Tabel 3.1
Rentang Persentase dan Kriteria Kelayakan Program Pelatihan
Kriteria

Tingkat Validitas


82% - 100%

Sangat layak digunakan

63% - 81 %

Layak digunakan

44% - 62%

Cukup layak digunakan

25% - 43%

Kurang layak digunakan

Sumber: Sudjana (2005) dengan modifikasi

d. Penarikan Kesimpulan
Peneliti melakukan kegiatan penarikan kesimpulan dari penyajian data hasil
expert judgment. Kesimpulan yang didapat bahwa produk yang dihasilkan dalam

penelitian ini berupa perancangan program pelatihan batik berbasis kearifan lokal
yang layak digunakan di industri Batik Cimahi.