t ipa 1007120 chapter3

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Pre Eksperimental dengan desain

One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2012). Pada desain ini,

subyek penelitian adalah satu kelas eksperimen tanpa pembanding. Kelompok subjek tunggal diberi pretest/tes awal (O), perlakuan (X), dan posttest/tes akhir (O). Instrumen pada saat pretest dan posttest sama, tetapi diberikan dalam waktu yang berbeda. Adapun desain penelitian yang dimaksud, dapat dilihat seperti gambar 3.1.

Gambar 3.1. Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest Keterangan:

O1 : Tes Awal (pretest)

O1 : Tes Akhir (posttest)

X : Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester II (dua) pada salah satu SMP Negeri di Sungailiat Provinsi Bangka Belitung yang terdaftar pada tahun ajaran 2011/2012. Sampel penelitian dipilih satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VIII.4 dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang per kelasnya. Sampel dipilih secara random dengan mengundi seluruh

O1 X O2


(2)

kelas populasi yang memiliki kemampuan yang setara tanpa mengacak siswa tiap kelasnya.

C. Langkah-langkah Penelitian 1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan pembelajaran fisika terutama pada konsep pembiasan cahaya di salah satu SMP Negeri di Sungailiat Provinsi Bangka Belitung. Studi pendahuluan ini dilaksanakan dengan cara mewawancarai guru fisika mengenai pelaksanaan pembelajaran fisika di sekolah tersebut. Hasilnya ditemukan bahwa prestasi belajar siswa masih cukup rendah, keterampilan generik sains siswa belum diketahui, dan guru belum pernah melaksanakan praktikum pada materi pembiasan cahaya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti seberapa besar keterampilan generik sains dan pemahaman konsep siswa di SMP tersebut.

2. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mencari teori-teori yang berkaitan dengan indikator keterampilan generik sains dan pemahaman konsep fisika terhadap standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) materi pembiasan cahaya. Studi ini juga dilakukan untuk mengkaji temuan-temuan penelitian sebelumnya dan teori-teori pengembangan penelitian.


(3)

Hasil studi literatur, selanjutnya, digunakan sebagai landasan mengembangkan pembelajaran inkuiri terbimbing.

3. Penyusunan Perangkat Pembelajaran dan Instrumen Penelitian

Hasil studi pendahuluan dan studi literatur digunakan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan teka-teki bergambar

(pictorial riddle). Perangkat pembelajaran tersebut kemudian

dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran fisika untuk mendapatkan masukan sehingga dapat mengimplementasikan pembelajaran dengan baik di kelas. Penyusunan instrumen penelitian diawali dari pembuatan instrumen penilaian keterampilan generik sains dan pemahaman konsep berupa soal tes tertulis jenis pilihan ganda berdasarkan indikator-indikator keterampilan generik sains dan pemahaman konsep yang telah diperoleh dari studi pendahuluan dan literatur. Selanjutnya dilakukan judgement oleh pakar untuk mengetahui validitas isi dari instrumen yang digunakan dalam penelitian tersebut. Terakhir dilakukan pembuatan skala sikap tanggapan siswa tentang pembelajaran inkuiri terbimbing serta lembar aktivitas guru dan siswa untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing.


(4)

4. Uji Coba Instrumen Penelitian

Sebelum instrumen penelitian digunakan, dilakukan uji coba soal untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. Pengujian instrumen penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII.1 di salah satu SMP Negeri di Sungailiat Provinsi Bangka Belitung. Dari hasil uji coba, butir soal yang memenuhi syarat langsung digunakan untuk mengambil data tes awal dan tes akhir.

5. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Rancangan pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan pada siwa kelas VIII di salah satu SMP Negeri di Sungailiat Provinsi Bangka Belitung. Ketika pelaksanaan pembelajaran, observer menggunakan lembar aktivitas siswa dan guru untuk mengamati keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing. Setelah pembelajaran, dilakukan penilaian kepada siswa tentang keterampilan generik sains dan pemahaman konsep pembiasan cahaya. Selanjutnya siswa diminta untuk mengisi skala sikap tanggapan tentang pembelajaran inkuiri terbimbing.

6. Teknik Pengumpulan Data

a. Tes Keterampilan Generik Sains

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan keterampilan generik sains yang dicapai siswa setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing.


(5)

b. Tes Pemahaman Konsep

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep yang dicapai siswa setelah diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing.

c. Keterlaksanaan Pembelajaran oleh Guru dan Siswa

Lembar observasi aktivitas guru dan siswa memuat sejumlah aktivitas yang harus dilaksanakan guru dan siswa selama pembelajaran inkuiri terbimbing dilaksanakan.

d. Skala Sikap Tanggapan Siswa

Skala sikap tanggapan siswa terhadap pembelajaran ini memuat daftar pernyataan tentang pelaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing yang telah dilaksanakan.

7. Tahap Analisis Data dan Pembahasan

Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan dan penskoran data yang telah didapatkan. Kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut dan seterusnya dilakukan pembahasan dan dilakukan pengambil kesimpulan.


(6)

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar 3.2 berikut ini:

Gambar 3.2. Alur Penelitian Pembelajaran Inkuiri Terbimibing Studi Literatur

Identifikasi Masalah

Pengembangan dan Uji Coba Instrumen Analisis Standar isi KTSP

SMP Kajian tentang konsep Pembiasan Cahaya

Analisis Keterampilan

Generik Sains (KGS) Inkuiri Terbimbing

Konsep-konsep

Pembiasan Cahaya Indikator KGS Pembelajaran inkuiri terbimbing

Tes Awal Tes Pemahaman Konsep Tes Keterampilan

Generik Sains (KGS)

Skala Sikap Respon Siswa Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran & Pictorial Riddle

Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Tes Akhir

Analisis Data Kesimpulan Studi Pendahuluan


(7)

D. Instrumen Penelitian

1. Tes Keterampilan Generik Sains

Tes keterampilan generik sains diberikan sebanyak dua kali, yaitu sebelum pembelajaran (pretest) dan setelah pembelajaran (posttest). Tes ini bertujuan untuk mengukur keterampilan generik sains siswa sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Berdasarkan hasil pretest dan posttest, akan dihitung gain yang dinormalisasi <g> untuk melihat peningkatan indikator keterampilan generik sains apa yang dapat dikembangkan melalui penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing.

Soal pada tes ini terkait dengan indikator keterampilan generik sains yaitu keterampilan pengamatan langsung, pemodelan matematik, kesadaran akan besaran skala, bahasa simbolis, dan kerangka logika taat asas terkait konsep pembiasan cahaya. Tes keterampilan generik sains ini berupa tes tertulis jenis tes pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.

2. Tes Pemahaman Konsep

Tes pemahaman konsep diberikan sebanyak dua kali, yaitu sebelum pembelajaran (pretest) dan setelah pembelajaran (posttest). Tes ini bertujuan untuk mengukur pemahaman konsep siswa sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Berdasarkan hasil pretest dan posttest, akan dihitung gain yang dinormalisasi <g> untuk melihat peningkatan indikator pemahaman konsep apa yang dapat dikembangkan melalui penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing.


(8)

Soal pada tes ini terkait dengan indikator pemahaman konsep yaitu kemampuan menafsirkan, membandingkan, mencontohkan, menjelaskan, dan menyimpulkan terkait konsep pembiasan cahaya. Tes pemahaman konsep ini berupa tes tertulis jenis tes pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.

3. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Lembar observasi aktivitas guru dan siswa ini memuat daftar aktivitas yang harus dilaksanakan guru selama pelaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing. Instrumen keterlaksanaan pembelajaran ini berbentuk rating scale yang memuat kolom ya dan tidak, dimana observer hanya memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai dengan aktivitas guru dan siswa yang diobservasi. Lembar observasi aktivitas guru ini dapat dilihat pada Lampiran B.4.1

4. Skala Sikap Tanggapan Siswa

Skala sikap ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing pada konsep pembiasan cahaya. Skala sikap ini memuat daftar pernyataan terkait penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilaksanakan. Instrumen skala sikap tanggapan ini memuat kolom sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan dan sangat tidak setuju (STS). Siswa diminta memberikan tanda cek () pada pernyataan yang terdapat pada


(9)

skala sikap. Skala sikap tanggapan siswa selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.5.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Instrumen Penelitian a. Validitas Soal

Pengujian validitas soal dilakukan secara validitas isi dengan cara meminta pertimbangan (judgement) oleh ahli, dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang disusun sudah mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan). Para ahli diminta memberikan tanggapan pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Jumlah tenaga ahli yang diminta pertimbangannya dalam validitas soal ini berjumlah dua orang. Pengujian validitas isi dilakukan dengan melihat kesesuaian antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan (SK dan KD), indikator keterampilan generik sains, dan indikator pemahaman konsep.

Hasilnya pertimbangan (judgement) ahli menyimpulkan bahwa instrumen keterampilan generik sains dan pemahaman konsep pembiasan cahaya yang disusun sudah dapat digunakan untuk keperluan penelitian. Tetapi ada beberapa hal terkait konteks, konten, dan redaksi yang perlu diperbaiki. Hasil pertimbangan (judgement) oleh ahli selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.2.2.


(10)

b. Reliabilitas Tes

Menurut Munaf (2001) reliabilitas juga dapat diartikan sebagai tingkat keajegan (konsisten) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten (tidak berubah-ubah) setiap kali dipakai. Hal senada juga diungkapkan oleh Arikunto (2012) bahwa reliabilitas tes berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.

Berdasarkan pengertian di atas, maka tes dikatakan reliabel jika hasil pengukurannya tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama (identik) meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda. Tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi, dan kondisi. Anastasi (Surapranata, 2004) menyatakan suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan koefesien reliabilitas.

Untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas (r), digunakan tolak ukur yang dibuat oleh J. P. Guilford (Ruseffendi, 2005) seperti pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Kategori Reliabilitas Tes

Koefisien reliabilitas Kategori

r≤ 0,20 Kecil

0,20 < r≤ 0,40 Rendah

0,40 < r≤ 0,70 Sedang

0,70 < r≤ 0,90 Tinggi


(11)

Berdasarkan hasil analisis reliabilitas instrumen tes keterampilan proses sains dan tes pemahaman konsep dengan menggunakan Software Microsoft Office Excel 2007, diperoleh besar koefisien reliabilitas (r) untuk tes keterampilan generik sains sebesar 0,72 yang berada pada kategori tinggi (Lampiran C.1.1). Sedangkan besar koefisien reliabilitas (r) untuk tes pemahaman konsep adalah sebesar 0,77 yang berada pada kategori tinggi (Lampiran C.1.2).

c. Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan mudah atau sukarnya suatu soal. Kategori penafsiran tingkat kesukaran item tes dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 ≤ P ≤ 0,30 Sukar

0,31 ≤ P ≤ 0,70 Sedang

0,71 ≤ P ≤ 1,00 Mudah

(Arikunto, 2012)

d. Daya Pembeda Item Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2012). Kategori daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.3.


(12)

Tabel 3.3

Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup

0,40 < D ≤ 0,70 Baik

0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali

(Arikunto, 2012) Selanjutnya, hasil analisis instrumen tes keterampilan generik sains menggunakan Software Microsoft Office Excel 2007 yang meliputi analisis tingkat kesukaran dan daya pembeda item soal tercantum pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda Item Soal Keterampilan Generik Sains

No. Soal Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keterangan

1 Sedang Baik Dipakai

2 Sedang Baik Dipakai

3 Mudah Cukup Dipakai

4 Sedang Baik Dipakai

5 Sedang Baik Dipakai

6 Sedang Baik Dipakai

7 Sedang Baik Dipakai

8 Sukar Jelek Tidak Dipakai

9 Sedang Cukup Dipakai

10 Mudah Cukup Dipakai

11 Sedang Jelek Tidak Dipakai

12 Sukar Jelek Tidak Dipakai

13 Sedang Baik Dipakai

14 Sedang Jelek Tidak Dipakai

15 Mudah Cukup Dipakai

Berdasarkan data hasil analisis pada Tabel 3.4, terdapat 4 butir soal keterampilan generik sains yang tidak dipakai yaitu soal no. 8,11,12, dan 14 disebabkan karena soal-soal tersebut memiliki daya pembeda item soal yang jelek dan validitasnya rendah. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.1.1.


(13)

Sebelas butir soal keterampilan generik sains yang terpakai mencakup lima indikator keterampilan generik sains yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu untuk pengamatan langsung, pemodelan matematik, kesadaran akan besaran skala, bahasa simbolis, dan kerangka logika taat asas. Distribusi indikator keterampilan generik sains pada soal tes yang diuji cobakan dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Distribusi Soal Tes Keterampilan Generik Sains yang Diujicobakan Indikator Keterampilan

Generik Sains

No. Soal

Jumlah Dipakai Tidak Dipakai

Pengamatan Langsung 1, 3, 9 8, 11, 14 6

Pemodelan Matematik 2, 5 - 2

Kesadaran akan Besaran Skala 13, 15 - 2

Bahasa Simbolis 6, 10 - 2

Kerangka Logika Taat Asas 4, 7 12 3

Jumlah 11 4 15

Sementara itu, hasil analisis instrumen tes pemahaman konsep yang meliputi analisis uji validitas butir, tingkat kesukaran, dan daya pembeda item soal tercantum pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Hasil Analisis Uji Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda Item Soal Pemahaman Konsep

No. Soal Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keterangan

1 Sedang Baik Dipakai

2 Sedang Baik Dipakai

3 Sedang Baik Dipakai

4 Mudah Cukup Dipakai

5 Sedang Baik Dipakai

6 Sedang Baik Dipakai

7 Sedang Baik Dipakai

8 Sedang Baik Dipakai

9 Sedang Baik Dipakai

10 Sukar Jelek Tidak Dipakai


(14)

No. Soal Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keterangan

12 Mudah Cukup Dipakai

13 Sedang Jelek Tidak Dipakai

14 Mudah Jelek Tidak Dipakai

15 Sukar Jelek Tidak Dipakai

16 Sukar Jelek Tidak Dipakai

17 Sedang Cukup Dipakai

18 Sedang Jelek Tidak Dipakai

19 Sedang Jelek Tidak Dipakai

20 Mudah Baik Dipakai

Berdasarkan data pada Tabel 3.6, terdapat 7 butir soal pemahaman konsep yang tidak dipakai yaitu soal nomor 10,13,14,15,16,18 dan 19. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.1.2.

Tiga belas butir soal pemahaman konsep yang terpakai mencakup lima indikator pemahaman konsep yang diteliti yaitu menafsirkan, mencontohkan, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Distribusi indikator pemahaman konsep pembiasan cahaya pada soal tes yang diujicobakan dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Distribusi Soal Tes Pemahaman Konsep yang Diujicobakan

Jenis Pemahaman Konsep No. Soal Jumlah

Dipakai Tidak Dipakai

Menafsirkan 1,4,6,20 13,14,16,19 8

Mencontohkan 5,8 - 2

Menyimpulkan 9,17 10,15 4

Membandingkan 11,12 - 2

Menjelaskan 2,3,7 18 4


(15)

2. Analisis Data

a. Membuat Tabulasi Skor Data

Memeriksa hasil tes setiap siswa sekaligus memberikan skor pada lembar jawaban tes keterampilan generik sains dan pemahaman konsep dengan soal yang jawabannya benar diberi skor 1 dan soal yang jawabannya salah diberi skor 0.

b. Menghitung skor gain yang dinormalisasi <g> hasil tes keterampilan generik sains dan pemahaman konsep

Peningkatan keterampilan generik sains dan pemahaman konsep pembiasan cahaya siswa yang dikembangkan melalui pembelajaran dihitung berdasarkan rata-rata skor gain dinormalisasi <g> (Hake, 1999).             pr e ma ks pr e post S S S S

g .... (3.1)

Keterangan :

<Spost > = rata-rata skor tes akhir

<Spre> = rata-rata skor tes awal

<Smaks> = rata-rata skor maksimum

Kriteria:

Tabel 3.8.

Kriteria Gain dinormalisasi

<g> Kriteria

<g> ≥ 0,7 Tinggi

0,3  <g> < 0,7 Sedang

<g> < 0,3 Rendah

(Hake, 1999)

Pengolahan data rata-rata skor gain dinormalisasi dianalisis menggunakan software Microsoft Office Excel 2007.


(16)

....(3.2) c. Menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing

berdasarkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa

% 100 diamati akan yang aspek n keseluruha Jumlah a terlaksan diamati yang aspek Jumlah naan keterlaksa %  

Untuk mengetahui interpretasi kategori keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan oleh guru dan siswa, dapat diinterpretasikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9.

Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran

KP (%) Kriteria

KP = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana 0 < KP < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 < KP < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KP = 50 Setengah kegiatan terlaksana 50 < KP < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 75 < KP < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KP = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

d. Analisis skala sikap tanggapan siswa tentang pembelajaran inkuiri terbimbing.

Model skala sikap yang digunakan adalah model skala sikap (Likert) dengan empat pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Arikunto (2012).

Skala sikap siswa pada tiap butir pernyataan, dihitung, ditabulasi kemudian dibuat persentase. Untuk menghitung persentase hasil skala sikap respon siswa tersebut menggunakan persamaan:

....(3.3)

∑ Responden yang menjawab (SS/S) atau (TS/STS) % Tanggapan Responden =


(17)

Untuk memudahkan dalam menginterpretasi tanggapan tersebut, digunakan kriteria seperti pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Kriteria Tanggapan Siswa

Alternatif jawaban (%) Deskripsi

100 Seluruh responden

100

75J  Hampir seluruh responden

75

50J  Sebagian besar responden

50 Setengah dari jumlah responden

50

25J  Hampir setengahnya dari jumlah responden

25

0J  Sebagian kecil responden


(1)

Tabel 3.3

Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 ≤ D ≤ 0,20 Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup

0,40 < D ≤ 0,70 Baik

0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali

(Arikunto, 2012) Selanjutnya, hasil analisis instrumen tes keterampilan generik sains menggunakan Software Microsoft Office Excel 2007 yang meliputi analisis tingkat kesukaran dan daya pembeda item soal tercantum pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda Item Soal Keterampilan Generik Sains

No. Soal Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keterangan

1 Sedang Baik Dipakai

2 Sedang Baik Dipakai

3 Mudah Cukup Dipakai

4 Sedang Baik Dipakai

5 Sedang Baik Dipakai

6 Sedang Baik Dipakai

7 Sedang Baik Dipakai

8 Sukar Jelek Tidak Dipakai

9 Sedang Cukup Dipakai

10 Mudah Cukup Dipakai

11 Sedang Jelek Tidak Dipakai

12 Sukar Jelek Tidak Dipakai

13 Sedang Baik Dipakai

14 Sedang Jelek Tidak Dipakai

15 Mudah Cukup Dipakai

Berdasarkan data hasil analisis pada Tabel 3.4, terdapat 4 butir soal keterampilan generik sains yang tidak dipakai yaitu soal no. 8,11,12, dan 14 disebabkan karena soal-soal tersebut memiliki daya pembeda item soal yang jelek dan validitasnya rendah. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.1.1.


(2)

Sebelas butir soal keterampilan generik sains yang terpakai mencakup lima indikator keterampilan generik sains yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu untuk pengamatan langsung, pemodelan matematik, kesadaran akan besaran skala, bahasa simbolis, dan kerangka logika taat asas. Distribusi indikator keterampilan generik sains pada soal tes yang diuji cobakan dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5

Distribusi Soal Tes Keterampilan Generik Sains yang Diujicobakan Indikator Keterampilan

Generik Sains

No. Soal

Jumlah Dipakai Tidak Dipakai

Pengamatan Langsung 1, 3, 9 8, 11, 14 6

Pemodelan Matematik 2, 5 - 2

Kesadaran akan Besaran Skala 13, 15 - 2

Bahasa Simbolis 6, 10 - 2

Kerangka Logika Taat Asas 4, 7 12 3

Jumlah 11 4 15

Sementara itu, hasil analisis instrumen tes pemahaman konsep yang meliputi analisis uji validitas butir, tingkat kesukaran, dan daya pembeda item soal tercantum pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6

Hasil Analisis Uji Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda Item Soal Pemahaman Konsep

No. Soal Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keterangan

1 Sedang Baik Dipakai

2 Sedang Baik Dipakai

3 Sedang Baik Dipakai

4 Mudah Cukup Dipakai

5 Sedang Baik Dipakai

6 Sedang Baik Dipakai

7 Sedang Baik Dipakai

8 Sedang Baik Dipakai

9 Sedang Baik Dipakai

10 Sukar Jelek Tidak Dipakai


(3)

No. Soal Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keterangan

12 Mudah Cukup Dipakai

13 Sedang Jelek Tidak Dipakai

14 Mudah Jelek Tidak Dipakai

15 Sukar Jelek Tidak Dipakai

16 Sukar Jelek Tidak Dipakai

17 Sedang Cukup Dipakai

18 Sedang Jelek Tidak Dipakai

19 Sedang Jelek Tidak Dipakai

20 Mudah Baik Dipakai

Berdasarkan data pada Tabel 3.6, terdapat 7 butir soal pemahaman konsep yang tidak dipakai yaitu soal nomor 10,13,14,15,16,18 dan 19. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.1.2.

Tiga belas butir soal pemahaman konsep yang terpakai mencakup lima indikator pemahaman konsep yang diteliti yaitu menafsirkan, mencontohkan, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Distribusi indikator pemahaman konsep pembiasan cahaya pada soal tes yang diujicobakan dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Distribusi Soal Tes Pemahaman Konsep yang Diujicobakan

Jenis Pemahaman Konsep No. Soal Jumlah

Dipakai Tidak Dipakai

Menafsirkan 1,4,6,20 13,14,16,19 8

Mencontohkan 5,8 - 2

Menyimpulkan 9,17 10,15 4

Membandingkan 11,12 - 2

Menjelaskan 2,3,7 18 4


(4)

2. Analisis Data

a. Membuat Tabulasi Skor Data

Memeriksa hasil tes setiap siswa sekaligus memberikan skor pada lembar jawaban tes keterampilan generik sains dan pemahaman konsep dengan soal yang jawabannya benar diberi skor 1 dan soal yang jawabannya salah diberi skor 0.

b. Menghitung skor gain yang dinormalisasi <g> hasil tes keterampilan generik sains dan pemahaman konsep

Peningkatan keterampilan generik sains dan pemahaman konsep pembiasan cahaya siswa yang dikembangkan melalui pembelajaran dihitung berdasarkan rata-rata skor gain dinormalisasi <g> (Hake, 1999).

    

      

pr e ma ks

pr e post

S S

S S

g .... (3.1)

Keterangan :

<Spost > = rata-rata skor tes akhir

<Spre> = rata-rata skor tes awal

<Smaks> = rata-rata skor maksimum

Kriteria:

Tabel 3.8.

Kriteria Gain dinormalisasi

<g> Kriteria

<g> ≥ 0,7 Tinggi

0,3  <g> < 0,7 Sedang

<g> < 0,3 Rendah

(Hake, 1999)

Pengolahan data rata-rata skor gain dinormalisasi dianalisis menggunakan software Microsoft Office Excel 2007.


(5)

....(3.2)

c. Menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing berdasarkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa

% 100 diamati akan

yang aspek n keseluruha Jumlah

a terlaksan diamati

yang aspek Jumlah naan

keterlaksa

%  

Untuk mengetahui interpretasi kategori keterlaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dilakukan oleh guru dan siswa, dapat diinterpretasikan pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9.

Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran

KP (%) Kriteria

KP = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana 0 < KP < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 < KP < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KP = 50 Setengah kegiatan terlaksana 50 < KP < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 75 < KP < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KP = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

d. Analisis skala sikap tanggapan siswa tentang pembelajaran inkuiri terbimbing.

Model skala sikap yang digunakan adalah model skala sikap (Likert) dengan empat pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Arikunto (2012).

Skala sikap siswa pada tiap butir pernyataan, dihitung, ditabulasi kemudian dibuat persentase. Untuk menghitung persentase hasil skala sikap respon siswa tersebut menggunakan persamaan:

....(3.3) ∑ Responden yang menjawab (SS/S) atau (TS/STS)

% Tanggapan Responden =


(6)

Untuk memudahkan dalam menginterpretasi tanggapan tersebut, digunakan kriteria seperti pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Kriteria Tanggapan Siswa

Alternatif jawaban (%) Deskripsi

100 Seluruh responden

100

75J  Hampir seluruh responden

75

50J  Sebagian besar responden

50 Setengah dari jumlah responden

50

25J  Hampir setengahnya dari jumlah responden

25

0J  Sebagian kecil responden