Isolasi dan Uji Potensi Bakteri Pereduksi Sulfat dari Berbagai Sumber Terhadap Perubahan Media Tumbuh di Laboratorium

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada tahun 2007, Indonesia tercatat ada sekitar 13 ribu industri besar dan
menengah yang berpotensi mencemari air permukaan dan air tanah. Dari sekian
banyak industri yang ada, industri yang paling disorot karena kasus
pencemarannya adalah industri pertambangan yang melepaskan gas S ke atmosfer
akan mengakibatkan hujan asam dan air drainase yang bereaksi masam, industri
migas yang menghasilkan residu dan logam-logam berat ke dalam tanah terutama
logam As, Hg, Cu, Zn, Cr, industri pabrik kertas yang menambah reaksi
kemasaman dalam tanah kerana banyak menggunakan asam-asam kuat selama
dalam proses pembuburan kertas dan juga sektor pertanian dan perkebunan yang
banyak menggunakan pupuk yang mengandung ada tidaknya sulfur.
Dampak dari kasus pencemaran lingkungan sudah sangat banyak
menimbulkan masalah yang menuntun kepada terjadinya degradasi lahan.
Degradasi juga dapat diakibatkan karena penggunaan lahan yang tidak sesuai
dengan kemampuannya. Lahan sulfat masam merupakan lahan yang produktif jika
lapisan pirit tetap dalam keadaan tergenang. Perkebunan PT. Napoli Raya di Aceh
Tamiang merupakan salah satu perkebunan yang membuka lahan sulfat masam
secara besar-besaran untuk ditanam dengan kelapa sawit. Ketika lahan tersebut

dikeringkan (teroksidasi) maka lapisan piritnya menghasilkan asam sulfat yang
membuat pH tanah menjadi sangat rendah (2.8), miskin hara dan berbahaya bagi
tanaman. Akibatnya hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan dikarenakan
pertumbuhan yang terhambat. Oleh karena itu, sangat merugikan jika lahan sulfat

1

Universitas Sumatera Utara

2

masam tidak diperbaiki mengingat luasan lahan tersebut di Indonesia mencapai
sekitar 6.70 juta ha.
. Kemasaman yang tinggi berdampak negatif terhadap sifat kimia dan
aktivitas mikroba tanah karena tidak semua mikroba tanah mampu bertahan dalam
kondisi tanah sangat masam. Maka, diperlukan suatu paket teknologi untuk dapat
memperbaiki dan meningkatkan produktivitas lahan. Bakteri pereduksi sulfat
dikenal merupakan bakteri yang suka dan sangat membutuhkan kemasaman
(asidofil). Bakteri tersebut merupakan bakteri obligat anaerob, tumbuh pada
kisaran pH 2 sampai pH 9 dan menggunakan ion sulfat untuk mendapatkan

energinya. Mengingat bakteri pereduksi sulfat dapat ditemukan hampir di semua
lingkungan di bumi termasuk tanah sulfat masam, limbah kertas dan sumber air
panas belerang, maka mikroba tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki
kerusakan yang terjadi.
Hasil penelitian Widyati et al., (2005) menyatakan bahwa sludge kertas
mengandung bakteri pereduksi sulfat dimana bakteri tersebut mampu menaikkan
pH dan menurunkan konsentrasi sulfat pada kondisi masam. Hasil penelitian
Mukhlis dan Lestari (2009) menyatakan 6 isolat BPS unggul terpilih pada lahan
rawa sulfat masam mampu tumbuh pada media sangat masam (3.5), dapat
meningkatkan pH menjadi 6.2-6.8. Penelitian Taroreh et al., (2015) yang
mengisolasi bakteri pereduksi sulfat dari air panas belerang Sarongsong Kota
Tomohon, menemukan hasil bahwa terjadi penurunan sulfat dari 203.5 menjadi
18.1 ppm, dari 211 menjadi 20 ppm dan dari 235 menjadi 38 ppm.
Dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya sudah pernah dilakukan isolasi
dan uji potensi bakteri pereduksi sulfat baik dari limbah kertas, air panas belerang

2

Universitas Sumatera Utara


3

dan tanah sulfat masam, namun belum ada yang menggabungkan dan
membandingkan potensi ketiga sumber isolat tersebut untuk dilakukan pengujian
pada media pertumbuhan yang sama. Mengingat bahwa bakteri yang digunakan
merupakan bakteri yang berbeda lokal maka, penelitian ini perlu dikembangkan
dengan mengisolasi dan menguji potensi bakteri pereduksi sulfat dari berbagai
sumber terhadap perubahan media tumbuh di laboratorium.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengisolasi bakteri pereduksi sulfat dari berbagai sumber di
laboratorium.
2. Untuk menguji potensi bakteri pereduksi sulfat yang unggul dari berbagai
sumber pada media cair Posgate di laboratorium.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi tentang potensi bakteri pereduksi sulfat sebagai
agen bioremediasi.

3


Universitas Sumatera Utara