Perubahan Bunyi Bahasa Proto Autronesia dalam Bahasa Karo

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbriter yang digunakan oleh para anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri
(Kridalaksana,1983). Bahasa diturunkan oleh nenek moyang secara turun temurun dari satu
generasi ke generasi lain melalui proses yang panjang dan berkesinambungan. Panjangnya
proses penurunan bahasa ini menyebabkan proses evolusi bahasa dapat terjadi. Evolusi dalam
Cambridge Advance Learner’s Dictionary merujuk kepada proses perubahan dan
perkembangan secara beransur-ansur yang terjadi dalam kurun waktu yang lama. Gabungan
definisi bahasa dan evolusi ini menunjukkan bahwa bahasa adalah suatu sistem lambang yang
dinamis dan tidak statis. Selama bahasa tersebut digunakan oleh penuturnya, bahasa akan
berkembang mengikuti peredaran masa dan berubah sesuai dengan perubahan masyarakat
penutur bahasa tersebut.
Perubahan bunyi merupakan tipe perubahan bunyi yang lebih meneropong perubahan
bunyi secara individual yaitu semata-mata mempersoalkan bunyi proto itu tanpa
mengaitkannya dengan fonem-fonem lain dalam lingkungan yang dimasukinya. Sebaliknya
macam-macam perubahan bunyi didasarkan pada hubungan bunyi tertentu dengan fonemfonem lainnya dalam sebuah segmen, atau dalam lingkungan yang lebih luas.
Perubahan-perubahan


bunyi

berdasarkan

macam-macam

perubahan

bunyi

berdasarkan tempat di antaranya perubahan metatesis adalah suatu proses perubahan bunyi
yang berujud pertukaran tempat dua fonem, aferesis (apheresis) adalah suatu proses

1
Universitas Sumatera Utara

perubahan bunyi antara bahasa kerabat berupa penghilangan sebuah fonem pada awal
sebuah kata, sinkop (syncope) adalah bila perubahan bunyi itu berujud penghilangan sebuah
fonem di tengah kata, apokop (apocope) adalah perubahan bunyi berupa penghilangan sebuah

fonem pada akhir kata, protesis adalah suatu proses perubahan kata berupa penambahan
sebuah fonem pada awal kata, epentesis adalah proses penambahan kata berupa penambahan
sebuah fonem di tengah kata, paragog adalah bila sebuah kata mengalami perubahan
penambahan fonem pada akhir kata, linear adalah menurunkan bunyi yang sama dan inovasi
adalah perubahan terjadi bila suatu fonem proto mengalami perubahan dalam bahasa
sekarang. Dapat dilihat dalam contoh bahasa Proto Austronesia dan bahasa Karo seperti
/lidah/→/dilah/ ‘lidah’, /berjalan/→/erdalan/ ‘berjalan’, /jahit/→/jait/ ‘jahit’, /bapak/→/bapa/
‘bapak’, /baru/→/mbaru/ ‘baru’, /kail/→/kawil/ ‘kail’, /mata/→/mata/ ‘mata’, /air/→/lau/
‘air’.
Lingusitik Historis Komparatif adalah suatu cabang dari ilmu bahasa yang
mempersoalkan bahasa dalam bidang waktu serta perubahan-perubahan unsur bahasa yang
terjadi dalam bidang waktu tersebut. Linguistik Historis Komparatif memperlajari data-data
dari suatu bahasa atau lebih, sekurang-kurangnya dalam dua periode. Data-data dari dua
periode atau lebih itu dibandingkan secara cermat untuk memperoleh kaidah-kaidah
perubahan yang terjadi dalam bahasa itu. Demikian pula hal yang sama dapat dilakukan
terhadap dua bahasa atau lebih (Keraf, 1991: 22).
Peneliti tertarik dalam memilih judul ini, karena peneliti ingin mengkaji macammacam perubahan apa saja yang ada dalam perubahan bunyi Bahasa Proto Austronesia dalam
kajian Linguistik Historis Komparatif ini. Macam-macam Perubahan bunyi yang membuat
peneliti tertarik adalah perubahan berdasarkan tempat diantaranya perubahan metatesis,
aferesis (apheresis), sinkop (syncope), apokop (apocope), protesis, epentesis, paragog, linear


2
Universitas Sumatera Utara

dan inovasi. Peneliti juga tertarik menganalisis bagaimana cara fonem itu diletakkan
berdasarkan tempat pada posisi masing-masing berdasarkan dalam bahasa Proto Austronesia
dalam Bahasa Karo Desa Perbulan Kecamatan Lau Baleng Kabupaten Karo dalam
daftar 200 kosakata swadesh.
Dalam menetapkan bentuk macam-macam perubahan bunyi ini, peneliti tertarik
menganalisisnya karena perbedaan antara bahasa Proto Austronesia dan bahasa Karo itu
terlihat jelas bedanya dari berbagai macam-macam perubahan bunyi berdasarkan tempat yang
digunakan misalnya, dapat dilihat dalam contoh bahasa Proto Austronesia dan bahasa Karo
seperti /lidah/→/dilah/ ‘lidah’, /berjalan/
→/erdalan/ ‘berjalan’, /jahit/→/jait/ ‘jahit’,
/bapak/→/bapa/ ‘bapak’, /baru/→/mbaru/ ‘baru’, /kail/→/kawil/ ‘kail’, /mata/
→/mata/
‘mata’, /air/→/lau/ ‘air’.
1.2 Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka yang menjadi masalah dalam
penelitian ini adalah:


1. Macam-macam perubahan bunyi apa sajakah yang terdapat pada bahasa Proto Austronesia
dalam bahasa Karo

2. Bagaimana cara menganalisis perubahan bunyi bahasa Proto Autronesia dalam bahasa
Karo.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu
adanya batasan agar penelitian ini dapat lebih terarah dan tercapai tujuannya dengan baik.
Dalam penelitian ini, masalah yang diteliti terbatas pada macam-macam perubahan bunyi

3
Universitas Sumatera Utara

metatesis, aferesis (apheresis), sinkop (syncope), apokop (apocope), protesis, epentesis,
paragog, linear dan inovasi. Perubahan bunyi pada bahasa Proto dalam bahasa Karo.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan macam-macam perubahan bunyi bahasa Proto Autronesia dalam bahasa
Karo

2. Untuk menganalisis perubahan bunyi bahasa Proto Austronesia dalam bahasa Karo.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1.4.2.1 Manfaat Teoretis

Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, manfaat teoretis yang
diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk menambah reperensi
penerapan Linguistik Historis Komparatif dalam bahasa Karo.
2. Menjadi bahan bacaan yang dipergunakan sebagai bahan perbandingan bagi penelitipeneliti lainnya yang ingin meneliti bentuk penelitian yang sejenis.
3. Menambah wawasan peneliti pada bidang linguistik terutama dalam kajian linguistik
historis komparatif khususnya bahasa Karo, memberikan informasi kepada

masyarakat indonesia mengenai bahasa Karo dan menjadi bahan tambahan bagi
peneliti bahasa Karo pada bidang linguistik.

4
Universitas Sumatera Utara

1.4.2.2 Manfaat Praktis
Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, manfaat praktis
yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah
1. Penelitian ini dapat dijadikan sumber acuan bagi peneliti selanjutnya tentang
penerapan Linguistik Historis Komparatif dalam bahasa Karo.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru tentang perubahan
bunyi berdasarkan tempat dalam sistem pewarisan bahasa Proto pada bahasa Karo.
3. Melakukan pelestarian, pembinaan, dan pengembangan salah satu unsur bahasa yaitu
bahasa Karo di Kabupaten Karo.
4. Sebagai sumbangan bagi masyarakat untuk lebih memahami aspektualitas bahasa
Karo bagi budaya yang lain.

5
Universitas Sumatera Utara