Perilaku Pasien Diabetes Mellitus Dalam Melaksanakan Pola Hidup Sehat yang Dirawat Jalan di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini telah terjadi transisi epidemiologi yaitu
berubahnya pola penyebaran penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit
tidak menular.Penyakit tidak menular sejak tahun 2000 semakin meningkat yaitu
berupa penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes mellitus dan
penyakit saluran pernapasan.Hal ini dikarenakn pola hidup masyarakat yang tidak
sehat mulai dari pola konsumsi yang serba instan, semakin canggihnya teknologi
yang menyebabkan seseorang kurang bergerak atau melakukan aktivitas fisik, life
style, dan lain-lain (Waspadji, 2009).
Kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji, seperti makanan dan
minuman berkadar gula tinggi, sudah menjadi gaya hidup masyarakat moderen
sekarang ini yang kemudian memicu timbulnya penyakit-penyakit akibat pola
makan dan minum yang tidak sehat. Salah satu penyakit yang dapat terjadi makan
adalah Diabetes Melitus (DM) atau penyakit gula darah.Pola hidup modern
dengan pola makan modern pula, yang sekarang ini banyak dianut orang ternyata
sangat berpotensi rawan diabetes. Sebab, gaya hidup dan pola makan yang disebut
modern ini jelas sangat mengancam kualitas kesehatan, justru karena kelebihan
gizinya. Kelebihan gizi membuat orang menjadi kegemukan yang mengarah
munculnya penyakit kronis, khususnya DM. faktor lingkungan dan gaya hidup

yang tidak sehat, seperti makan berlebihan, berlemak, kurang aktivitas fisik dan
stress berperan besar sebagai pemicu diabetes (Siswono Darbiyono, 2011).

1
Universitas Sumatera Utara

2

Menurut WHO tahun 2014 penyakit tidak menular akan meningkat dari 38
juta kasus pada tahun 2012 menjadi 52 juta kasus pada tahun 2030. Salah satu
penyakit tidak menular adalah diabetes mellitus (DM). Diabetes mellitus
merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi glukosa
darah disertai munculnya gejala utama yang khas, yakni urine yang berasa manis
dalam jumlah yang besar (Bilous, dkk, 2014).
Oleh karena itu, berdasarkan data dari WHO (2000) diketahui bahwa
prevalensi penyakit DM seluruh dunia sebanyak 171 juta penderita pada Tahun
2000, dan akan meningkat 2 kali,menjadi 366 juta pada Tahun 2030. Prevalensi
DM di Indonesia mencapai jumlah 8.426 juta pada Tahun 2000 yang diperkirakan
akan meningkat pada Tahun 2030 sebesar 21.257 juta, hal ini berarti terjadi
kenaikan tiga kali lipat dalam waktu 30 Tahun.Berdasarkan data statistik WHO,

dari 10 besar negara yang memiliki penderita diabetes terbanyak, Indonesia
menepati peringkat ke-4 di dunia (Herliana, 2013).Oleh karena itu menurut
laporan World Health Organization (WHO) bahwa pada Tahun 2000 terdapat 1,0
juta penduduk mengalami kematian akibat diabetes dengan prevalensi sekitar
2,0% dan pada Tahun 2012 dilaporkan bahwa terdapat 1,5 juta penduduk
mengalami kematian akibat diabetes dengan prevalensi sekitar 2,7 %. Dari seluruh
kematian akibat DM di dunia, 70 % kematian terjadi di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2014).
Pola hidup sehat atau pengertian sehat menurut pandang Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 1984 menyatakan bahwa pengertian kesehatan
adalan suatu metal, fisik, kesejahteraan sosial dan bukan hanya pada ketiadaan

Universitas Sumatera Utara

3

penyakit kepada seluruh manusia. Sedangkan pola hidup sehat adalah keadaan
sejahtera pada badan, jiwa serta sosial yang memungkinkan setiap individu hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Pengaruh globalisasi disegala bidang,
perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada

perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya, misalnya
perubahan

pola

konsumsi

makanan,

berkurangnya

aktivitas

fisik

dan

meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti : jantung, tumor,
diabetes, hipertensi, gagal ginjal dan sebagainya.
Data Departemen Kesehatan menyebutkan jumlah penderita DM

menjalani rawat inap dan jalan menduduki urutan ke-1 di rumah sakit dari
keseluruhan pasien penyakit dalam, distribusi pasien baru DM yang berobat jalan
ke rumah sakit di Indonesia sebanyak 180.926 orang sedangkan jumlah pasien
yang meninggal berjumlah 5.585 orang dengan angka Case Fatality Rate (CFR)
sebesar 6.73% (Depkes RI, 2009). Berdasarkan data Riskesdas Tahun 2013
dilaporkan bahwa prevalensi DM sebanyak 2,1% lebih tinggi dibandingkan pada
Tahun 2007 sebanyak 1,1%. Prevalensi DM pada perempuan lebih tinggi dari
pada laki-laki dan cenderung lebih banyak pada masyarakat yang tingkat
pendidikannya tinggi dari pada tingkat pendidikan rendah, hal ini kemungkinan
akibat pola hidup yang tidak sehat (Kemenkes RI, 2013).
Meningkatnya prevalensi DM di Indonesia yang semakin meningkat
berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia yang dapat
mempengaruhi perkembangan kemajuan bangsa Indonesia.Kemajuan suatu
negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang baik, sehat dan

Universitas Sumatera Utara

4

unggul.Beberapa upaya pencegahan dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit

DM, baik secara primer maupun sekunder. Pencegahan primer yaitu berupa
pencegahan melalui modifikasi gaya hidup seperti pola makan yang sesuai,
aktivitas fisik yang memadai atau olahraga. Adapin pencegahan sekunder dapat
dilakukan dengan pengecekan atau kontrol fisik, pengecekan urine, penghentian
merokok bagi penderita yang merokok. Faktor resiko semakin banyak pada
masyarakat di perkotaan hal itu akan berpengaruh pada status kesehatan
masyarakat, khususnya masalah penyakit degenerative seperti diabetes mellitus.
Factor risiko antara lain terjadi karena keturunan, usia diatas 40 tahun, obesitas
dan aktivitas fisik yang rendah (Aditama, 2010).
Menurut Konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI,
2011) penatalaksanaan diabetes mellitus pada dasarnya terdiri atas empat pilar
yaitu edukasi (penyuluhan), terapi gizi medis (perencanaan makan), latihan
jasmani (exercise) dan intervensi farmakologis (obat OHO).Latihan jasmani yang
dianjurkan berupa latihan bersifat arobik seperti jalan kaki, bersepeda santai,
jogging dan berenang.Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan
status kesegaran jasmani.Selain itu, melakukan latihan jasmani yang teratur dapat
melebarkan pembuluh darah sehingga dapat terjadi penurunan tekanan darah
(Kusmana, 2006).Frekuensi yang dianjurkan adalah beberapa kali perminggu
selama 30 menit atau lebih atau secara teratur dan tidak berlebihan (Hitchcock,
1999 dalam Priyanto, 2012).Intesintas yang dianjurkan sebesar 40-70%, aktivitas

ringan samapi sedang (Ermita, 2009 dalam Priyanto, 2012).Latihan jasmani atau
olahraga yang dianjurkan salah satunya senam kaki diabetes mellitus (Akhtyo,
2009).

Universitas Sumatera Utara

5

Di Sumatera Utara, khususnya Kota Medan penyakit diabetes mellitus
berdasarkan data yang diperoleh dari data Surveilans Terpadu Penyakit (STP)
tahun 2008 terlihat kasus yang paling banyak adalah Diabetes Mellitus dengan
kasus Diabetes Mellitus mencapai 918 pasien yang ada di 123 rumah sakit 28
kota/kabupaten seluruh propinsi Sumatera Utara terkhususnya kota Medan
prevalensi Diabetes Mellitus mencapai 2.7%, dan prevalensi untuk Sumatera
Utara 1,98%, sementara data terakhir yang dikeluarkan Depkes RI menyatakan
prevalensi DM nasional adalah 5.7% (Depkes, 2009).Di Kota Medan, Penyakit
Diabetes Mellitus menempati urutan pertama dalam tabel penyakit yaitu diatas
penyakit jantung koroner. DM merupakan penyakit yang mencatatkan angka
penderita terbanyak dan jumlahnya terus meningkat jika dibandingkan dengan
jumlah pasien Penyakit Jantung Koroner atau penyakit yang lainnya Kepala Dinas

Kesehatan Kota Medan (Riset Kesehatan Dasar 2013).
Berdasarkan penelitian Diah (2009) menyatakan bahwa faktor risiko
terjadinya penyakit DM adalah pola makan tidak seimbang dan faktor individu
lainnya. Salah satu faktor penting dalam pola makan penderita DM adalah faktor
psikososial yang terdiri dari motif atau motivasi diri, kepercayaan diri, dukungan
keluarga dan persepsi tentang pola makan seimbang bagi penderita DM.
Berdasarkan penelitian Tengku (2015) yang di lakukan di RSU. Pirngadi Medan
di dapat jumlah kunjungan pasien diabetes melitus yang menjalani rawat jalan
pada tahun 2014 sebanyak 13.090 kunjungan. Menurut informasi yang diperoleh
bahwa pada Januari 2015 RSU Dr. Pirngadi menangani kasus Diabetes Melitus
tertinggi, hal ini menandai bahwa ada masalah pada pola makan dan dukungan

Universitas Sumatera Utara

6

keluarga penderita Diabetes Melitus yang menjalani rawat jalan di rumah.
Penderita diabetes mellitus seharusnya menerapkan pola makan seimbang untuk
menyesuaikan kebutuhan glukosa sesuai dengan kebutuhan tubuh melalui pola
makan sehat.

Berdasarkan survey pendahuluan pada tahun 2015 dari data kunjungan
pasien rawat jalan di Rumah Sakit Haji menunjukan penderita Diabetes Melitus.
Diperoleh data pasien yang melakukan kunjungan, pada tahun 2012 penyakit
diabetes mellitus sebanyak 3.152 kunjungan dan pada tahun 2013 sebanyak
3.033kunjungan pada tahun 2014 sebanyak 3.368 kunjungandan pada tahun
2015sebanyak 356kunjungan pasien diabetes mellitus mengalami penurunan, hal
ini menandai bahwa ada masalah pelayanan pada perubahan aturan BPJS sehingga
pasien tidak bisa menentukan sendiri dimana mereka akan berobat dan
ketersediaan obat yang kurang.Selain itu, bahwa pola hidup yang kurang sehat
seperti obesitas, jarang olahraga, makan tidak teratur dan jarang mengkonsumsi
makanan berserat, pola istirahat yang kurang dan kebiasaan merokok dalam
sehari-hari.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi trend penyakit
peningkatan jumlah/ kasus penderita DM pada tahun 2012 sampai 2014.Penyakit
DM pada tahun 2012 menempati urutan ke 1 di Rumah Sakit Haji, tahun 2013
menempati urutan ke 1, tahun 2014 menempati urutan ke 1 dalam urutan 10 besar
penyakit pada penderita rawat jalan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, peneliti tertarik
untuk mengetahuiperilaku pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan pola
hidupsehat yang dirawat jalan Di Rumah Sakit Haji Medan.


Universitas Sumatera Utara

7

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana perilaku pasien Diabetes
Mellitus dalam melaksanakan Pola Hidup Sehat yang dirawat jalan di Rumah
Sakit Haji Medan tahun 2016.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana perilaku pasien Diabetes Mellitus dalam

melaksanakan pola hidup sehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji Medan
tahun 2016.
1.3.2
1.


Tujuan Khusus

Untuk mengetahui karakteristikpasien diabetes mellitus (jenis kelamin, umur,
pekerjaan, pendidikan, penghasilan) terhadap pasien Diabetes Mellitus dalam
melaksanakan pola hidupsehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji
Medan.

2.

Untuk mengetahui sumber informasi (petugas kesehatan dan keluarga) pasien
Diabetes Mellitus dalam melaksanakan pola hidup sehat yang dirawat jalan di
Rumah Sakit Haji Medan.

3.

Untuk

mengetahui

pengetahuan


pasien

Diabetes

Mellitus

dalam

melaksanakan pola hidup sehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji
Medan.
4.

Untuk mengetahui sikap pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan pola
hidup sehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji Medan.

Universitas Sumatera Utara

8

5.

Untuk mengetahui tindakan pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan
pola hidup sehat yang dirawat jalan di Rumah Sakit Haji Medan.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1.

Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengalaman dan
mengembangkan wawasan peneliti dalam melakukan suatu penelitian ilmiah.

2.

Sebagai bahan masukan bagi masyarakat khususnya pasien Diabetes Mellitus
dalam

melaksanakan

pola

hidupyang

dirawat

jalan

dalam

proses

penyembuhan yang lebih optimal.
3.

Masukan kepada pengelola rumah sakit dalam pengambilan keputusan untuk
meningkatkan penyampaian informasi tentang Diabetes Mellitus.

Universitas Sumatera Utara