Laporan Triwulan III Tahun 2016 06012017 FINAL

KATA PENGANTAR
Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia merupakan publikasi triwulanan yang
diterbitkan oleh Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, yang didasarkan
pada publikasi dan data-data yang sudah dipublikasikan oleh Kementerian/Lembaga, dan
instansi internasional, maupun hasil dari Round Table Discussion yang dilakukan bersama
dengan beberapa Kementerian/Lembaga, pengamat, dan praktisi ekonomi.
Publikasi triwulan III tahun 2016 ini memberikan gambaran dan analisa mengenai
perkembangan ekonomi dunia dan Indonesia hingga triwulan III tahun 2016. Dari sisi
perekonomian dunia, publikasi ini memuat perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan
negara-negara kawasan Eropa, serta kondisi ekonomi regional Asia. Dari sisi perekonomian
nasional, publikasi ini membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III tahun 2016
dari sisi moneter, fiskal, neraca perdagangan, perkembangan investasi dan kerja sama
internasional, industri dalam negeri, serta perekonomian daerah. Dalam publikasi ini juga
tersaji Policy Brief terkait kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi terkini.
Sangat disadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan banyak
perbaikan dan penyempurnaan. Oleh sebab itu, masukan dan saran yang membangun dari
pembaca tetap sangat diharapkan, agar tujuan dari penyusunan dan penerbitan publikasi ini
dapat tercapai.
Jakarta, Desember 2016

Deputi Bidang Ekonomi BAPPENAS


Ringkasan Eksekutif
Pada triwulan III tahun 2016, perekonomian negara-negara di beberapa kawasan
masih tumbuh melambat. Uni Eropa tumbuh sebesar 1,6 persen (YoY), melambat
dibandingkan triwulan III tahun 2015 sebesar 2,0 persen (YoY). Ekonomi Uni
Eropa masih dapat tumbuh positif karena masih tumbuhnya permintaan
domestik dan investasi dibidang konstruksi serta adanya kebijakan suku bunga
rendah European Central Bank (ECB). Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) tumbuh
sebesar 2,9 persen (YoY), merupakan fase tercepat dalam dua tahun terakhir.
Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh penguatan kinerja ekspor yang tumbuh
sebesar 10,0 persen (YoY) yang merupakan kenaikan terbesar sejak triwulan IV
tahun 2013, serta kenaikan inventori investasi.
Perekonomian Tiongkok tumbuh sebesar 6,7 persen (YoY) dan merupakan
pertumbuhan terendah sejak tahun 2009, yang dipengaruhi oleh melambatnya
investasi swasta dan kinerja ekspor. Pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang
oleh pemerintah dan sektor perumahan sehingga mencegah pelemahan ekonomi
Tiongkok yang tajam. Sementara itu, perekonomian Jepang tumbuh sebesar 2,2
persen (YoY), lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, akibat perbaikan kinerja
ekspor selama tiga triwulan berturut-turut yang disebabkan oleh kenaikan
pengiriman komponen smartphone.

Perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,0 persen (YoY), meningkat
dibandingkan triwulan III tahun 2015 yang sebesar 4,7 persen (YoY) namun lebih
rendah dibandingkan triwulan II tahun 2016 yang sebesar 5,2 persen (YoY). Secara
kumulatif sampai dengan triwulan III tahun 2016, ekonomi Indonesia dapat
tumbuh sebesar 5,0 persen. Dari sisi domestik, kinerja pertumbuhan ekonomi
didorong oleh terjaganya permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga
yang tumbuh cukup kuat, namun realisasi belanja pemerintah APBN lebih rendah
dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya akibat pemotongan
anggaran. Hingga akhir triwulan III tahun 2016 inflasi sebesar 3,07 persen (YoY)
dengan IHK 125,4 basis poin, menurun dibandingkan triwulan yang sama tahun
sebelumnya.
Secara spasial, seluruh pulau/wilayah mengalami pertumbuhan positif dengan
rata-rata pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Maluku dan Papua. Rata-rata
pertumbuhan di wilayah Maluku dan Papua; Sulawesi; Jawa; serta Bali dan Nusa
Tenggara lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara
itu, perkembangan kontribusi daerah terhadap PDB dari tahun ke tahun relatif
tidak banyak berubah. Kontribusi terbesar terhadap PDB dari triwulan I tahun
I

2010 sampai dengan triwulan III tahun 2016 didominasi pulau Jawa, yaitu sebesar

58,4 persen.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III tahun 2016 mengalami
suplus sebesar USD5,7 miliar. Kinerja tersebut meningkat signifikan dibandingkan
dengan NPI pada triwulan III tahun 2015 yang defisit sebesar USD4,6 miliar
maupun triwulan II tahun 2016 yang surplus sebesar USD2,2 miliar. Peningkatan
tersebut dipengaruhi oleh menurunnya defisit pada neraca transaksi berjalan dan
meningkatnya surplus neraca transaksi modal dan finansial secara signifikan.
Total ekspor Indonesia pada sampai dengan akhir triwulan III tahun 2016 sebesar
USD104,4 miliar, mengalami penurunan sebesar 9,4 persen jika dibandingkan
dengan periode yang sama tahun 2015. Hal ini sejalan nilai impor Indonesia
secara total adalah sebesar USD98.693,4 juta atau menurun sebesar 8,6 persen
(YoY). Sementara itu, cadangan devisa Indonesia pada triwulan III tahun 2016
mencapai sebesar USD115,7 miliar atau setara dengan 8,5 bulan impor.
Realisasi Penerimaan Perpajakan hingga September 2016, mencapai Rp896,3
triliun atau sekitar 58,2 persen dari APBN-P 2016. Realisasi pembiayaan defisit
hingga September 2016 mencapai Rp392,4 triliun, lebih tinggi dibandingkan
target APBN-P 2016 (sebesar Rp296,7 triliun). Dari jumlah tersebut, pinjaman
dalam negeri mendominasi dengan nominal sebesar Rp405,1 triliun. Sementara
itu, realisasi pinjaman luar negeri (neto) hingga September 2016 sebesar minus
Rp12,7 triliun. Disisi lain, realisasi PMDN mengalami pertumbuhan positif sebesar

16,2 persen (YoY) dibandingkan triwulan III tahun 2015 yaitu sebesar Rp55,6
triliun. Sementara itu, realisasi PMA mengalami penurunan dengan tumbuh
negatif sebesar -0,2 persen (YoY) menjadi sebesar USD7.389,5 juta.
Penjualan mobil tumbuh sebesar 5,1 persen (YoY) walaupun secara nilai
mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu sebesar 251.340
unit. Sementara itu, penjualan motor kembali mengalami pertumbuhan negatif
sebesar -16,0 persen (YoY) dengan penjualan sebesar 1,3 juta kendaraan.
Penjualan semen tumbuh sebesar 3,3 persen (YoY), yaitu mencapai 15,2 juta ton
pada triwulan III tahun 2016. Secara kumulatif, penjualan semen pada Januari
hingga September 2016 sebesar 44,7 juta ton, meningkat 3,2 persen
dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Sementara itu, jumlah kunjungan
wisatawan mancanegara (wisman) adalah sebesar 3,1 juta wisman atau tumbuh
sebesar 21,2 persen, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2015 dan
2014.

II

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................. III
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... VI

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... X
POLICY BRIEF .......................................................................................................... 3
Isu Perkembangan Ekonomi Domestik .................................................................... 3
PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA ..................................................................... 12
PEREKONOMIAN DUNIA ........................................................................................ 13
PEREKONOMIAN DUNIAPertumbuhan Ekonomi ............................................ 14
Tingkat Pengangguran .................................................................................... 16
Perkiraan Ekonomi Dunia................................................................................ 18
PERKEMBANGAN KEUANGAN INTERNASIONAL .................................................... 23
Nilai Tukar Mata Uang terhadap USD ............................................................. 23
Inflasi ............................................................................................................... 25
Suku Bunga Kebijakan ..................................................................................... 27
Cadangan Devisa ............................................................................................. 28
PERKEMBANGAN HARGA KOMODITAS INTERNASIONAL...................................... 29
Perkembangan Harga Internasional .............................................................. 29
Harga Minyak Dunia dan Gas Alam................................................................. 31
Harga Komoditas Utama Pangan .................................................................... 32
Isu Terkini Kerjasama Ekonomi Internasional ................................................. 33
Kerjasama Ekonomi Internasional .................................................................. 34
Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA . 37

PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA.............................................................. 46
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA ................................................................ 47
PERKEMBANGAN EKONOMI DAERAH ................................................................... 54
PERKEMBANGAN HARGA KEBUTUHAN POKOK .................................................... 58
Perkembangan Harga Domestik ..................................................................... 58
Indeks Harga Bahan Pokok Nasional ............................................................... 59
INDEKS TENDENSI KONSUMEN ............................................................................. 60
INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN ........................................................................... 62
PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI ..................................................................... 63
Kondisi Bisnis Indonesia .................................................................................. 63
Pertumbuhan Industri Pengolahan ................................................................. 65
Data Penjualan Komoditas Industri Utama..................................................... 69
Kredit Investasi dan Kredit Modal Kerja Industri ............................................ 72
III

Manufacturing Purchasing Manager Index .................................................... 74
Perkembangan Sektor Pariwisata ................................................................... 76
Kebijakan Pembangunan Pariwisata Indonesia..................................................... 80
KEUANGAN NEGARAKEUANGAN NEGARA ............................................................ 83
PENDAPATAN NEGARA .......................................................................................... 85

BELANJA PEMERINTAH .......................................................................................... 86
PEMBIAYAAN PEMERINTAH .................................................................................. 88
Posisi Utang Pemerintah ................................................................................. 90
Surat Berharga Negara (SBN) .......................................................................... 91
Pinjaman Luar Negeri ...................................................................................... 94
PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN............................................................ 97
ISU TERKINI PERDAGANGAN INTERNASIONAL ............................................... 97
NERACA PEMBAYARAN ......................................................................................... 98
TRANSAKSI BERJALAN.......................................................................................... 100
Perkembangan Ekspor .................................................................................. 100
Perkembangan Impor ................................................................................... 105
Perkembangan Neraca Perdagangan............................................................ 110
Neraca Pendapatan....................................................................................... 116
NERACA MODAL DAN FINANSIAL ........................................................................ 118
CADANGAN DEVISA ............................................................................................. 120
PERKEMBANGAN INVESTASI ............................................................................... 123
Isu Terkini Perkembangan Investasi ............................................................. 123
PERKEMBANGAN INVESTASI ............................................................................... 124
REALISASI INVESTASI ........................................................................................... 125
Realisasi Per Sektor ....................................................................................... 125

Realisasi Per Lokasi ....................................................................................... 127
Realisasi per Negara ...................................................................................... 129
PERKEMBANGAN MONETER DAN KEUANGAN .................................................. 132
PERKEMBANGAN INDIKATOR MONETER ............................................................ 133
Tingkat Inflasi ................................................................................................ 133
Nilai Tukar Rupiah ......................................................................................... 136
SEKTOR PERBANKAN ........................................................................................... 140
Kredit Usaha Rakyat ............................................................................................ 142
SEKTOR PERBANKAN SYARIAH ............................................................................ 143
LAMPIRAN .......................................................................................................... 146
Lampiran 1: Inflasi Kabupaten/Kota .................................................................... 147
Lampiran 2: Inflasi Kabupaten/Kota .................................................................... 148
IV

Lampiran 3 : Nilai Tukar Mata Uang .................................................................... 149
Lampiran 4: Indeks Harga Komoditas Internasional............................................ 150
Lampiran 5: Harga Bahan Pokok Nasional........................................................... 151

V


DAFTAR TABEL
Tabel 1. Waktu yang Dibutuhkan untuk Menyamai PDB per Kapita Negara ................... 5
Tabel 2. Bukti Empiris Pengaruh Kebijakan terhadap TFP................................................ 7
Tabel 3. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Menurut IMF ....................................................18
Tabel 4. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Menurut ADB (YoY) ..............................21
Tabel 5. Tingkat Inflasi Global Triwulan III-2016 (% YoY) ...............................................26
Tabel 6. Perubahan Suku Bunga Bank Sentral Beberapa Negara Triwulan III Tahun 2016
(persentase poin)............................................................................................................27
Tabel 7. Posisi Cadangan Devisa Beberapa Bank Sentral (miliar USD) ...........................29
Tabel 8.Perkembangan Harga untuk Komoditas terpilih Periode Bulan JanuariSeptember Tahun 2016 ..................................................................................................30
Tabel 9. Perkembangan Harga Minyak dan Gas Dunia ..................................................32
Tabel 10.Status Perjanjian Ekonomi Internasional (per November 2016) .....................34
Tabel 11.Presentase Penggunaan SKA terhadap Total Ekspor Indonesia ......................36
Tabel 12. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan
Oseania (juta USD)..........................................................................................................37
Tabel 13. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan
Asia Selatan (juta USD) ...................................................................................................38
Tabel 14. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan
Asia Tenggara (juta USD) ................................................................................................39
Tabel 15. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan

Timur Tengah (juta USD) ................................................................................................42
Tabel 16. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan
Asia Timur (juta USD) .....................................................................................................42
Tabel 17. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan
Afrika (juta USD) .............................................................................................................43
Tabel 18. Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara-Negara Mitra FTA di Kawasan
Eropa (juta USD) .............................................................................................................44
Tabel 19. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan III Tahun
2016 Menurut Lapangan Usaha (YoY) ............................................................................49
Tabel 20. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan III Tahun
2016 (Persen) Menurut Jenis Pengeluaran (YoY) ...........................................................52
VI

Tabel 21. Koefisien Variasi Harga Antar Waktu Periode Bulan Januari-September Tahun
2016 ................................................................................................................................58
Tabel 22. Koefisien Variasi Harga Antar Wilayah Bulan Januari-September Tahun 2016
........................................................................................................................................59
Tabel 23.Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan III Tahun 2016
Menurut Sektor dan Variabel Pembentuknya................................................................60
Tabel 24. Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Januari 2016 – Oktober 2016 ..........62

Tabel 25. Indeks Tendensi Bisnis Menurut Sektor Triwulan III Tahun 2016 ..................64
Tabel 26. Perkembangan Komposisi Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah, ............85
Tabel 27. Komposisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa, 2011-2016 (triliun rupiah) ..88
Tabel 28. Perkembangan Realisasi Komposisi Pembiayaan APBN, 2011 – 2016 (Rp triliun)
........................................................................................................................................89
Tabel 29. Sebagian besar utang pemerintah pusat bersumber dari penerbitan Surat
Berharga Negara (SBN). ..................................................................................................90
Tabel 30. Perkembangan Realisasi Pembayaran Pokok dan Bunga Utang Pemerintah
Pusat ...............................................................................................................................90
Tabel 31.Posisi Outstanding Surat Berharga Negara 2011 - 2016 (triliun Rupiah) ........91
Tabel 32. Posisi Outstanding Surat Berharga Negara 2011 - 2016 (triliun Rupiah) .......92
Tabel 33.Posisi Pinjaman Luar Negeri Berdasarkan Kreditur (Rp Triliun) ......................94
Tabel 34. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan III Tahun 2014 – Triwulan III Tahun
2016 (Miliar USD) ...........................................................................................................99
Tabel 35.Perkembangan Ekspor Bulan Januari-September Tahun 2016 .....................100
Tabel 36.Perkembangan 10 Golongan Barang dengan Nilai Ekspor Nonmigas Terbesar
Bulan Januari-September Tahun 2016 .........................................................................102
Tabel 37.Golongan Barang dengan Volume Ekspor Nonmigas Terbesar Bulan JanuariSeptember Tahun 2016 ................................................................................................103
Tabel 38. Perkembangan Ekspor Nonmigas ke Negara Tujuan Utama Bulan JanuariSeptember Tahun 2016 ................................................................................................104
Tabel 39. Perkembangan Impor Januari-September Tahun 2016................................105
Tabel 40. Perkembangan Impor Nonmigas Menurut Golongan Barang Terpilih Bulan
Januari-September Tahun 2016 ...................................................................................107
Tabel 41.Perkembangan Volume Impor Nonmigas Menurut Golongan Barang Terpilih
Bulan Januri-September Tahun 2016 ...........................................................................108
VII

Tabel 42. Negara Utama Asal Impor Nonmigas Januari-September Tahun 2016 ........109
Tabel 43. Neraca Perdagangan Indonesia Januari-September Tahun 2016 ................110
Tabel 44. Neraca Perdagangan Indonesia-Tiongkok Bulan Januari-September Tahun
2016 ..............................................................................................................................110
Tabel 45.Neraca Perdagangan Indonesia-Amerika Bulan Januari-September Tahun 2016
......................................................................................................................................111
Tabel 46. Neraca Perdagangan Indonesia-Jepang Bulan Januari-September Tahun 2016
......................................................................................................................................112
Tabel 47.Neraca Perdagangan Indonesia-India Bulan Januari-September Tahun 2016
......................................................................................................................................112
Tabel 48. Neraca Perdagangan Indonesia-Thailand Periode Januari-September Tahun
2016 ..............................................................................................................................113
Tabel 49. Neraca Perdagangan Indonesia-Singapura Bulan Januari-September Tahun
2016 ..............................................................................................................................113
Tabel 50. Pertumbuhan dan Share PMTB Triwulan III Tahun 2016 (persen) ...............124
Tabel 51. Realisasi PMA dan PMDN Tahun 2010- Triwulan III Tahun 2016 .................125
Tabel 52. Pertumbuhan dan Share Realisasi Investasi PMDN dan PMA Triwulan III Tahun
2016 Berdasar Sektor ...................................................................................................126
Tabel 53. Lima Besar Sektor Realisasi Investasi Triwulan III Tahun 2016 ....................127
Tabel 54. Pertumbuhan dan Share Realisasi Investasi PMDN Triwulan III 2016
Berdasarkan Lokasi (Rp Triliun) ....................................................................................127
Tabel 55. Pertumbuhan dan Share Realisasi Investasi PMA Triwulan III 2016 Berdasarkan
Lokasi (USD Milyar).......................................................................................................128
Tabel 56. Lima Besar Lokasi Realisasi Investasi Triwulan III Tahun 2016 .....................129
Tabel 57. Lima Besar Negara Asal Realisasi Investasi PMA Triwulan III Tahun 2016 ...129
Tabel 58. Tingkat Inflasi Domestik Triwulan III- 2016 ..................................................133
Tabel 59. Tingkat Inflasi Domestik berdasarkan Komponen ........................................134
Tabel 60. Inflasi berdasarkan Sumbangan (Share) Triwulan III-2016 ...........................134
Tabel 61. Share Inflasi Kelompok Pengeluaran terhadap Pembentukan Inflasi Bulanan
......................................................................................................................................135
Tabel 62. Struktur Suku Bunga Operasi Moneter Bank Indonesia ...............................138
Tabel 63. Nilai Tukar Mata Uang per USD ....................................................................149
VIII

Tabel 64. Indeks Harga Komoditas Internasional ........................................................150
Tabel 65. Harga Bahan Pokok Nasional ........................................................................151

IX

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pertumbuhan PDB Potensial Indonesia ............................................................. 5
Gambar 2. Ilustrasi Teori ..................................................................................................... 6
Gambar 3. Reformasi Struktural dan Tambahan Produktivitas berdasarkan Kelompok
Pendapatan Negara ............................................................................................................. 8
Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III Tahun 2016 di Beberapa Negara (YoY) .. 14
Gambar 5. Tingkat Pengangguran di Beberapa Negara .................................................... 16
Gambar 6. Posisi USD terhadap Mata Uang Negara Lain per akhir Juli-September 2016 (%
YtD) .................................................................................................................................... 24
Gambar 7. Perkembangan Indeks Harga Komoditas Pangan Global ................................ 33
Gambar 8. Persentase Penggunaan SKA Preferensi terhadap Total SKA Preferensi ....... 36
Gambar 9. Persentase Penggunaan SKA Nonpreferensi terhadap Total SKA Nonpreferensi
........................................................................................................................................... 37
Gambar 10. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I Tahun 2014 - Triwulan III Tahun
2016 (Persen) .................................................................................................................... 47
Gambar 11. Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi di Enam Pulau Besar di Indonesia pada
Triwulan I Tahun 2011 - Triwulan III Tahun 2016 (Persen) ............................................... 55
Gambar 12. Kontribusi di Enam Pulau Besar Indonesia terhadap PDB............................. 55
Gambar 13.Perkembangan Indeks Harga Komoditas Cabai Merah dan Bawang Merah 60
Gambar 14. Perkembangan Indeks Tendensi Konsumen Triwulan I Tahun 2014 – Triwulan
III Tahun 2016 .................................................................................................................... 61
Gambar 15. Indeks Tendensi Bisnis Indonesia Triwulan I Tahun 2012 - Triwulan III Tahun
2016 ................................................................................................................................... 64
Gambar 16. Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-Migas (YoY, %) ............................... 65
Gambar 17. Pertumbuhan Subsektor Industri Pengolahan Non Migas Tahun 2016
(akumulasi Triwulan III) (YoY, persen) ............................................................................... 66
Gambar 18. Komposisi Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan Non-Migas ................ 68
Gambar 19. Ekspor Produk Industri .................................................................................. 69
Gambar 20. Penjualan Mobil Triwulan III Tahun 2016 ...................................................... 70
Gambar 21.Penjualan Motor Di Indonesia Triwulan III Tahun 2016 ................................. 71
Gambar 22.Penjualan Semen Triwulan III tahun 2016 (Ton) ............................................ 72

X

Gambar 23. Kredit Modal Kerja Dan Investasi Triwulan III Tahun 201673Gambar
24.
Prompt Manufacturing Index Indonesia............................................................................ 74
Gambar 25. Manufacturing Capacity Utilization Rate ...................................................... 75
Gambar 26. Pertumbuhan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Triwulan III Tahun
2016 ................................................................................................................................... 77
Gambar 27. Jumlah Wisatawan Mancanegara Triwulan III Tahun 2016........................... 78
Gambar 28. Jumlah Wisatawan Mancanegara Menurut Kebangsaan Triwulan III Tahun
2016 ................................................................................................................................... 79
Gambar 29. Jumlah Wisatawan Mancanegara Menurut Lima Besar Pintu Masuk Utama
Triwulan III Tahun 2016 ..................................................................................................... 80
Gambar 30. Perbandingan Total Uang Tebusan di Berbagai Negara (Rp Triliun) ............. 86
Gambar 31. Perkembangan Komposisi Realisasi Belanja Negara, 2010 – 2016 ............... 86
Gambar 32. Perkembangan Komposisi Realisasi Belanja Pemerintah Pusat .................... 87
Gambar 33. Perkembangan Realisasi Defisit APBN (Rp Triliun) ........................................ 88
Gambar 34. Komposisi Kepemilikan SBN oleh Asing berdasarkan Tenor (% Total SBN) .. 92
Gambar 35. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan III Tahun 2014 – Triwulan III Tahun
2016 (Miliar USD) .............................................................................................................. 98
Gambar 36. Nilai dan Volume Ekspor Hingga September 2016 ...................................... 100
Gambar 37. Nilai dan Volume Impor Hingga September 2016 ....................................... 105
Gambar 38. Neraca Perdagangan Jasa ............................................................................ 114
Gambar 39. Neraca Perdagangan Jasa Perjalanan dan Transportasi .............................. 115
Gambar 40. Pendapatan Primer ...................................................................................... 116
Gambar 41. Sebaran Tenaga Kerja Indonesia Berdasarkan Kawasan (dalam ribu jiwa) . 117
Gambar 42. Pendapatan Sekunder ................................................................................. 118
Gambar 43. Neraca Transaksi Finansial Indonesia Triwulan III Tahun 2013 – Triwulan III
Tahun 2016 (Miliar USD) ................................................................................................. 118
Gambar 44. Real Effective Exchange Rate ASEAN-5 (2010=100) ................................... 136
Gambar 45. Nominal Effective Exchange Rate ASEAN-5 (2010=100) ............................ 136
Gambar 46. Pertumbuhan Uang Beredar Triwulan III-2016 ........................................... 137
Gambar 47. Perkembangan Kinerja Bank Umum di Indonesia ....................................... 140
Gambar 48. Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Kredit di Indonesia ........................ 141
XI

Gambar 49. Perkembangan Kredit Berdasarkan Tujuan Pemakaiannya ........................ 142
Gambar 50. Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia ............................. 143
Gambar 51. Perkembangan Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan di Indonesia .............. 144
Gambar 52. Perkembangan Pembiayaan Berdasarkan Tujuan Pemakaiannya .............. 145
Gambar 53. Inflasi YoY 82 Kabupaten/ Kota Juli-September 2016 ................................. 147
Gambar 54. Inflasi MtM 82 Kabupaten/ Kota Juli-September 2016 ............................... 148

XII

POLICY BRIEF

1

POLICY BRIEF

2

POLICY BRIEF
Isu Perkembangan Ekonomi Domestik
Pertumbuhan PDB Potensial Indonesia
Oleh: Mochammad Firman Hidayat, SE, MA
Perencana Muda – Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Statistik

Studi ini menunjukkan penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak hanya
disebabkan oleh perubahan yang sifatnya sementara, tetapi juga disebabkan oleh
penurunan pada kapasitas potensial dari ekonomi. Dengan menggunakan metode
Hodrick Prescott Filter, PDB potensial ditunjukkan terus menurun. Untuk dapat keluar dari
Middle Income Trap, reformasi struktural adalah langkah kebijakan yang harus dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi potensial. Kunci bagi
keberhasilan reformasi struktural adalah kebijakan dan pentahapan yang tepat.
Pendahuluan
Selepas krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 dan 2009, pertumbuhan
ekonomi Indonesia terus menurun secara persisten. Sempat menikmati pertumbuhan
ekonomi di atas 6 persen secara berturut-turut di tahun 2010-2012, pertumbuhan
ekonomi Indonesia terus menurun hingga di bawah 5 persen di tahun 2015.
Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan penurunan pertumbuhan ekonomi
tersebut. Salah satunya adalah berakhirnya era commodity boom. Harga komoditas yang
tinggi di tingkat global menjadi salah satu pendorong utama ekspor yang tumbuh hingga
di atas dua digit pada periode 2010-2011, yang kemudian juga mendorong pertumbuhan
ekonomi. Faktor lainnya adalah quantitave easing yang menyebabkan derasnya aliran
modal masuk ke negara emerging market, termasuk Indonesia. Tahun 2012, harga
komoditi perlahan mulai turun, dan the Fed mulai melakukan normalisasi kebijakan sejak
pertengahan tahun 2013.
Penurunan pertumbuhan ekonomi yang persisten tersebut mengindikasikan bahwa
penurunan tersebut tidak disebabkan hanya oleh perubahan yang sifatnya sementara,
misalkan efek siklus bisnis, tetapi juga oleh penurunan pada kapasitas produktif dari
perekonomian. Kapasitas produktif suatu perekonomian biasanya diukur dengan PDB
pote sial. PDB pote sial e er i ka pereko o ia
erada pada ko disi fullemployment , atau dala ahasa lai pada ti gkat PDB de ga pe ggu aa su er daya
yang tinggi.
3

Studi ini berusaha mengevaluasi apakah penurunan pertumbuhan ekonomi dalam
beberapa tahun terakhir juga disebabkan oleh penurunan PDB potensial Indonesia.
Dengan menggunakan metode Hodrick-Prescott Filter, studi ini mengkonfirmasi dugaan
tersebut. Kemudian, studi ini berusaha menganalisis faktor penyebab penurunan tersebut
dengan membreak-down pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan growth accounting
menggunakan data dari Asian Productivity Organization (APO). Hasil analisis
menunjukkan reformasi struktural adalah langkah kebijakan yang harus dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi potensial. Pentahapan reformasi
menjadi kunci bagi kesuksesan transformasi struktural.
PDB Potensial dan Metode Hodrick-Prescott (HP) Filter
Ada banyak definisi dari PDB potensial. Salah satunya dari OECD yang mendefinisikan PDB
potensial sebagai tingkat output yang dapat diproduksi suatu perekonomian pada tingkat
inflasi yang konstan. Produksi output yang melebihi tingkat PDB potensial akan
berdampak pada meningkatnya tingkat inflasi. Definisi lain di banyak buku mata kuliah
makroekonomi menyebutkan PDB potensial adalah tingkat output ketika perekonomian
e apai ko disi full employment , yak i ketika se ua ora g ya g e ari kerja
mendapatkan pekerjaan. Secara sederhana, PDB potensial mencerminkan kapasitas
produktif dari suatu perekonomian. Bagi pemangku kebijakan, PDB potensial penting
untuk mengukur output gap (selisih antara PDB potensial dan PDB aktual) yang
memberikan informasi ada tidaknya ruang untuk memberikan stimulus terhadap
permintaan agregat.
HP filter adalah metode yang banyak digunakan untuk mengukur PDB potensial. HP filter
menghilangkan komponen siklus dari suatu data runtun waktu (time series). Ketika
komponen siklus dihilangkan, maka yang tersisa adalah underlying tren dari data tersebut.
Aplikasinya dalam PDB, HP filter akan menghilangkan fluktuasi/deviasi jangka pendek,
menyisakan tren PDB yang mencerminkan potensialnya.
Secara matematis, data runtun waktu seperti PDB dapat didekomposisi menjadi
komponen trennya, �, dan komponen siklusnya, c. Misalkan, �� adalah PDB dengan � =
, , … , , maka PDB dapat didekomposisi menjadi �� = �� + �� + �� . Metode HP filter
mencari komponen tren sesuai persamaan sebagai berikut:


min (∑ �� − ��


�=

�−

+ � ∑[ ��+ − �� − �� − ��− ] )
�=

Di bagian pertama dari persamaan, nilai kuadrat dari �� − �� memberikan penalti bagi
komponen siklus dari PDB. Bagian kedua, dari persaman memberikan penalti bagi variasi
4

pertumbuhan komponen tren. � menggambarkan besarnya penalti yang diberikan dan
bergantung pada frekuensi data yang digunakan.
Dengan menggunakan metode HP filter dan menggunakan data triwulanan PDB riil
Indonesia sejak 2001Q1 hingga 2016Q2, terlihat penurunan pertumbuhan PDB potensial
Indonesia sejak tahun 2009 (Gambar 1).
Gambar 1. Pertumbuhan PDB Potensial Indonesia

PDB

2016q1

2015q2

2014q3

2013q4

2013q1

2012q2

2011q3

2010q4

2010q1

2009q2

2008q3

2007q4

2007q1

2006q2

2005q3

2004q4

2004q1

2003q2

2002q3

2001q4

2001q1

10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0

PDB Potensial

Sumber: Hasil Perhitungan Penulis

Meningkatkan PDB Potensial: Reformasi Struktural
Target pemerintah dalam jangka menengah adalah keluar dari Middle Income Trap (MIT),
yakni masuk menjadi tingkat negara maju, dengan pendapatan sekitar USD12,700 per
kapita. Berdasarkan HKS (2015), untuk dapat keluar dari MIT, dalam satu dekade ke
depan, PDB per kapita harus tumbuh sekitar 8,5 persen atau dengan asumsi laju
pertumbuhan penduduk > 1 persen, berarti pertumbuhan ekonomi harus di atas 9,5
persen per tahunnya.
Tabel 1. Waktu yang Dibutuhkan untuk Menyamai PDB per Kapita Negara

Skenario 1

Skenario 2

Skenario 3

Skenario 4

Pertumbuhan ekonomi (%)

5

6

7

8

Pertumbuhan penduduk (%)

1,38

1,2

1,1

1

Selevel Thailand (tahun)

>100

>100

45

26

Selevel Malaysia (tahun)

>100

>100

67

44

PDB per kapita (USD)

5

Skenario 1

Skenario 2

Skenario 3

Skenario 4

Selevel Korea (tahun)

>100

>100

>100

83

Selevel Jepang (tahun)
Sumber: Hasil Perhitungan Penulis

>100

76

60

49

Angka di atas baru mencerminkan kondisi ketika Indonesia berhasil keluar dari MIT tanpa
memperhatikan perbandingannya dengan negara lain. Tabel 1 menggambarkan hasil
exercise waktu yang dibutuhkan Indonesia untuk tidak hanya keluar dari MIT tetapi
tingkat pendapatan per kapitanya bisa menyamai negara tetangga. Dalam exercise ini
diasumsikan negara tetangga tumbuh konstan sesuai dengan pertumbuhan PDB per
kapita jangka panjangnya (1966-2014). Exercise ini menggambarkan Indonesia
membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk mengejar ketertinggalannya
dengan negara lain.
Gambar 2. Ilustrasi Teori

Namun mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai tanpa
meningkatkan PDB potensial. Ilustrasi pada gambar 2 menunjukkan kondisi saat ini dan
target pertumbuhan ekonomi yang dibutuhkan untuk keluar dari MIT. PDB potensial
adalah ouput pada kurva penawaran jangka panjang (Long Rung Aggregate Supply/LRAS).
Kondisi saat ini digambarkan dengan bergesersnya kurva permintaan agregat ke kiri
(�� → �� ), seiring dengan turunnya investasi dan ekspor. Untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi 7 persen bisa saja dilakukan dengan kebijakan sisi permintaan.
Namun tanpa meningkatkan PDB potensial, stimulus terhadap permintaan akan
6

menyebabkan ekonomi mengalami overheating, ditandai dengan tingkat inflasi yang
meningkat. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, kurva penawaran jangka panjang
harus digeser dari � � → � � . Untuk melakukan itu, reformasi struktural harus
dilakukan.
Menurut IMF (2015), reformasi struktural identik dengan kebijakan untuk memperkuat
mekanisme pasar pada antara lain pasar barang dan jasa domestik, pasar tenaga kerja,
pasar modal dan keuangan, serta perdagangan. Reformasi struktural juga dapat diartikan
sebagai kebijakan yang mengubah struktur ekonomi. Namun reformasi struktural juga
bisa mencakup kebijakan untuk mengatasi kegagalan pasar atau kebijakan lain yang
dampak secara langsung terhadap produktivitas.
Studi lain dari Abdychev et al (2015) merangkum variabel yang berpengaruh terhadap
tingkat produktivitas (Total Factor Productivity/TFP):
Tabel 2. Bukti Empiris Pengaruh Kebijakan terhadap TFP

No

Variabel

Pengaruh thd TFP

Kebijakan

1

Utang pemerintah thd PDB

(-)

Reformasi Fiskal

2

Ekspor-impor thd PDB

(+)

Reformasi Perdagangan

3

FDI thd PDB

(+)

Perbaikan Iklim Investasi

4

Kredit thd PDB

5

Share Pertanian thd PDB

6

Share Manufaktur thd PDB

7

Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan

8

Inflasi

(+)/(-)

Stabilisasi Makroekonomi

9

Lama Sekolah

(+)

Kebijakan Pendidikan

10

Missmatch keahlian

(-)

Kebijakan Tenaga Kerja

(+)/(-)

Reformasi Sektor Keuangan

(-)

Transformasi Struktural

(+)

Transformasi Struktural

(+)/(-)

Kebijakan Tenaga Kerja

Sumber:Abdychev et al (2015)

IMF (2015) mengidentifikasi kebijakan yang memberikan manfaat tertinggi terhadap
produktivitas dibagi berdasarkan kelompok pendapatan per kapita suatu negara. Untuk
negara berpendapatan menengah seperti Indonesia, kebijakan yang memberikan
tambahan produktivitas tertinggi adalah yang berwarna hijau, dengan prioritas pada
perbaikan regulasi bisnis, pasar tenaga kerja, infrastruktur, dan reformasi fiskal. Melihat
itu, langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah sejak tahun 2015 sudah sesuai.
Setelah keempat reformasi tersebut dilakukan, prioritas kebijakan berikutnya adalah
reformasi di sektor keuangan, terutama di sektor perbankan dan pasar modal (non-bank).

7

Gambar 3. Reformasi Struktural dan Tambahan Produktivitas berdasarkan Kelompok Pendapatan Negara

T
i
p
e

Teknologi & inovasi
Regulasi industri
Regulasi bisnis
Pasar tenaga kerja
Infrastruktur

R
e
f
o
r
m
a
s
i

Reformasi struktural fiskal
Sistem perbankan
Pengembangan pasar modal
Sistem hukum & hak
kepemilikan
Liberalisasi Perdagangan
Pertanian
LIDCs

Ems

Ams

Tingkat Pendapatan
Reformasi prioritas tertinggi

Reformasi prioritas lain

Sumber: IMF (2015)

Namun di luar prioritas kebijakan yang berwarna hijau, pemerintah tetap perlu
memperhatikan setidaknya dua kebijakan lain yakni reformasi perdagangan dan
reformasi pertanian. Reformasi perdagangan disini menuntut kebijakan perdagangan
Indonesia untuk tetap terbuka. Sementara reformasi pertanian berkaitan erat dengan
transformasi struktural, proses peralihan dari pertanian ke industri manufaktur. Kedua
reformasi ini masih menjadi PR bagi pemerintah, dan mengingat seharusnya reformasi ini
sudah selesai ketika Indonesia masih berpendapatan menengah ke bawah, dua kebijakan
ini harus menjadi perhatian utama.
Pentahapan terakhir dari reformasi struktural berkaitan dengan pengembangan teknologi
dan inovasi. Namun, mengingat perkembangan teknologi dan inovasi yang pesat saat ini,
Indonesia juga perlu untuk memulai reformasi struktural terkait teknologi dan inovasi
sejak sekarang.
Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan
Studi singkat ini menunjukkan terjadinya penurunan pertumbuhan PDB potensial
Indonesia sejak tahun 2009. Tanpa ada peningkatan PDB potensial ke depan, sulit bagi
Indonesia untuk dapat keluar dari MIT. Peningkatan PDB potensial dilakukan dengan
melakukan reformasi struktural.
8

Kebijakan yang pemerintah lakukan sudah sejalan dengan reformasi struktural yang
dianjurkan dalam literatur. Untuk itu, saat ini pemerintah perlu melakukan monitoring
dan evaluasi yang ketat terhadap berbagai kebijakan yang telah diambil, untuk
memastikan implementasinya berjalan sesuai dengan rencana. Kesuksesan reformasi
struktural juga tergantung pada pentahapan yang tepat. Dalam jangka yang lebih pendek,
pemerintah harus memprioritaskan kebijakan-kebijakan yang memberikan dampak
peningkatan produktivitas terbesar. Sementara dalam jangka menengah dan panjang,
kebijakan difokuskan pada kebijakan lainnya seperti reformasi di sektor keuangan dan
pengembangan teknologi dan inovasi.
Referensi
A dy he , Aidar, et al.
5. I reasi g Produ ti ity Gro th i Middle I o e
Cou tries . IMF Working Papers, 15(2). International Monetary Fund.
Hodri k, Ro ert J. da Ed ard C. Pres ott. 997. Post ar U.“. Busi ess Cy le: A
E piri al I estigatio . Journal of Money, Credit and Banking 29(1): 1-16.
I ter atio al Mo etary Fu d.
5. “tru tural Refor s A d Ma roe o o i
Performance: Initial Consideratio s For The Fu d . Washi gto , D.C: I ter atio al
Monetary Fund.
OECD.

. The OECD E o o i Outlook: “our es a d Method . OECD.

9

10

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA

11

PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA

12

PEREKONOMIAN DUNIA
Perekonomian global masih
melambat seiring dengan
perlambatan ekonomi
Tiongkok, rendahnya harga
komoditas, dan kondisi
ketidakpastian yang terus
berlanjut di kawasan Eropa
terkait Brexit.

Pergerakan beberapa harga
komoditas khususnya energi
mengalami kenaikan pada
triwulan III tahun 2016.

Perekonomian global masih melambat yang disebabkan
oleh perlambatan ekonomi Tiongkok, rendahnya harga
komoditas, serta gejolak geopolitik masih mempengaruhi
perekonomian dunia. Selain itu, ketidakpastian ekonomi,
politik, dan kelembagaan terkait Brexit akan berdampak
bagi menurunnya aliran uang dan perdagangan Inggris
dengan seluruh Kawasan Eropa, serta memberi
konsekuensi negatif bagi kondisi makroekonomi global.
Hal ini menyebabkan lambatnya perbaikan ekonomi yang
berimplikasi pada pelemahan perdagangan global dan
inflasi yang tetap rendah. Namun demikian, aktivitas
ekonomi Amerika Serikat mengalami perbaikan sampai
triwulan III 2016.
Pada triwulan III tahun 2016, harga sebagian besar
komoditas khususnya energi relatif mengalami
peningkatan meskipun masih pada level yang rendah.
Harga komoditas 13nergy naik lebih dari 3,0 persen
dibandingkan triwulan II tahun 2016. Harga batu bara
meningkat 30,0 persen dikarenakan penutupan tambang
oleh pemerintah Tiongkok dan pengurangan kelebihan
kapasitas serta perampingan 13nergy13e batu bara.
Selain itu, negara Tiongkok mengurangi produksi batu
bara tahun ini menyebabkan produksi batu bara turun 11
persen selama sembilan bulan pertama serta
menargetkan pemangkasan hingga 500 juta ton pada
akhir dekade ini. Harga gas alam Amerika Serikat juga
meningkat hingga 33,0 persen karena penurunan produksi
dan kenaikan ekspor ke Meksiko dan negara-negara
Amerika Selatan. Namun demikian, pergerakan harga
minyak mentah cenderung fluktuatif yang dipengaruhi
oleh kebijakan pembatasan produksi OPEC dan gangguan
lainnya seperti kebakaran hutan di wilayah sumur minyak
Alberta, Kanada

13

PEREKONOMIAN DUNIA
Pertumbuhan Ekonomi

Persentase (%)

Gambar 4. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III Tahun 2016 di Beberapa Negara (YoY)

8,0
7,0
6,0
5,0
4,0
3,0
2,0
1,0
0,0
-1,0
-2,0

7,0

2,8
1,3

7,0

2,7 2,4
1,6

I
-1,0

6,9

6,8

1,7 1,91,6 1,8 1,71,7
0,7
0,4
II

Amerika Serikat

III

6,7

2015
Uni Eropa

2,0 2,1
1,6

1,8 1,91,7

IV-0,4
Tiongkok

6,7

0,5
I

6,7

2,0 2,3 2,2
1,6
0,6
0,2

II
Jepang

III

2016
Singapura

Sumber: Bloomberg (diolah)

Perekonomian Amerika
Serikat tumbuh sebesar 2,9
persen (YoY), akibat
penguatan kinerja ekspor
dan kenaikan investasi
inventori.

Perekonomian negara-negara di berbagai kawasan pada
triwulan III tahun 2016 masih tumbuh lambat, meskipun
beberapa negara mengalami peningkatan. Amerika
Serikat (AS) tumbuh sebesar 2,9 persen (YoY), meningkat
dibandingkan triwulan III tahun 2015 yang tumbuh
sebesar 2,0 persen (YoY). Pertumbuhan Ekonomi AS
triwulan III tahun 2016 merupakan dalam fase tercepat
dalam dua tahun terakhir. Kondisi ini dipengaruhi oleh
penguatan kinerja ekspor yang tumbuh sebesar 10,0
persen (YoY) atau kenaikan terbesar sejak triwulan IV
tahun 2013 dan kenaikan investasi inventori. Disisi lain,
perlambatan konsumsi rumah tangga yang memberikan
kontribusi sekitar 70,0 persen terhadap PDB, dengan
tumbuh sebesar 2,1 persen (YoY), melambat
dibandingkan triwulan III tahun sebelumnya yang sebesar
2,7 persen (YoY).
Perekonomian Uni Eropa tumbuh sebesar 1,6 persen
(YoY), relatif tidak berubah dibandingkan triwulan III
tahun 2015. Namun demikian, negara-negara lebih kecil di
kawasan Eropa termasuk Portugal mengalami perbaikan

14

Perekonomian Uni Eropa
tumbuh melambat
akibat pelemahan
perdagangan global,
ketidakpastian kebijakan
terkait Brexit dan
perekonomian Amerika
yang belum stabil.

Perlambatan ekonomi
Tiongkok dipengaruhi oleh
melambatnya investasi
swasta dan kinerja ekspor,
diimbangi oleh kenaikan
pengeluaran pemerintah
dan boom sektor
perumahan.

ekonomi, mengalami fase pertumbuhan tercepat sejak
tahun 2013. Perekonomian Uni Eropa triwulan III tahun
2016 didukung oleh perbaikan permintaan domestik,
investasi di bidang konstruksi yang lebih tinggi, dan
kebijakan suku bunga rendah European Central Bank
(ECB). Namun, pelemahan perdagangan global,
ketidakpastian kebijakan terkait Brexit dan masih belum
stabilnya
perekonomian
Amerika
Serikat
ikut
mempengaruhi kondisi perekonomian Eropa sepanjang
bulan Juli hingga September 2016. Office of Nation
Statistics juga merilis data pertumbuhan ekonomi Inggris
yang tumbuh sebesar 2,3 persen (YoY). Perekonomian
Inggris tetap menguat pasca Brexit disebabkan oleh
peningkatan 15nergy jasa sebesar 0,8 persen (YoY) yang
berkontribusi 80,0 persen dari PDB. Namun kondisi
tersebut dibayangi penurunan kinerja 15nergy konstruksi
sebesar -1,4 persen (YoY) yang terdiri dari pembangunan
infrastruktur dan fasilitas 15nergy.
Pada triwulan III tahun 2016, perekonomian Tiongkok
tetap tumbuh sebesar 6,7 persen (YoY) dan merupakan
pertumbuhan terendah sejak tahun 2009. Kondisi ini
dipengaruhi oleh melambatnya investasi swasta dan
kinerja ekspor. Namun demikian, kenaikan pengeluaran
pemerintah dan lonjakan sektor perumahan telah
mendorong aktivitas ekonomi sehingga mencegah
pelemahan ekonomi Tiongkok semakin tajam. Selain itu,
kredit perbankan mencapai rekor tertinggi dengan
menyalurkan kredit baru sebesar CNY948.7 miliar
(USD142,19 miliar) pada bulan Agustus 2016, lebih besar
dua kali lipat dibandingkan bulan Juli 2016 sebesar
CNY463,6 miliar. Berdasarkan data kredit baru yang
disalurkan, pinjaman hipotek mencapai CNY528,6 miliar
atau mencapai 71,0 persen. Pemerintah Tiongkok telah
melakukan langkah antisipasi terkait kenaikan tajam harga
di sektor perumahan, salah satunya pembatasan
pembelian rumah di beberapa kota. Selanjutnya, People
15

Bank of China (PboC) juga tidak akan menurunkan suku
bunga dan giro wajib minimum dalam waktu dekat, serta
lebih fokus terhadap kemungkinan risiko kredit.
Perekonomian Jepang
tumbuh lebih tinggi dari
perkiraan akibat perbaikan
kinerja ekspor selama tiga
triwulan berturut-turut.

Sementara itu, pere