Sanksi Tindakan Sebagai Sarana Alternatif Penanggulangan Kejahatan Psikotropika Bagi Pecandu Dan Pelaku Anak Dalam Perspektif Hukum Pidana

SANKSI TINDAKAN SEBAGAI SARANA ALTERNATIF
PENANGGULANGAN KEJAHATAN PSIKOTROPIKA
BAGI PECANDU DAN PELAKU ANAK DALAM
PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

TESIS

OLEH
ANGGORO WICAKSONO
107005150/HK

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015

Universitas Sumatera Utara

SANKSI TINDAKAN SEBAGAI SARANA ALTERNATIF
PENANGGULANGAN KEJAHATAN PSIKOTROPIKA

BAGI PECANDU DAN PELAKU ANAK DALAM
PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Magister Hukum dalam Program Studi
Magister Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara

OLEH
ANGGORO WICAKSONO
107005150/HK

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2015


Universitas Sumatera Utara

Judul Tesis

:

SANKSI TINDAKAN SEBAGAI SARANA
ALTERNATIF PENANGGULANGAN
KEJAHATAN PSIKOTROPIKA BAGI PECANDU
DAN PELAKU ANAK DALAM PERSPEKTIF
HUKUM PIDANA

Nama Mahasiswa
Nomor Pokok
Program Studi

:
:
:


Anggoro Wicaksono
107005150
Ilmu Hukum

Menyetujui :
Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH., MS)
Ketua

(Prof. Dr. Budiman Ginting, SH., M.Hum)
Anggota

(Dr. Marlina, SH., M.Hum)
Anggota

Ketua Program Studi Ilmu Hukum

Dekan


(Prof. Dr. Suhaidi, SH., MH)

(Prof. Dr. Runtung, SH., M.Hum)

Lulus tanggal :

2014

Universitas Sumatera Utara

Telah diuji pada
Tanggal :

2014

PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua

: Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH, MS.


Anggota

: 1. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, M.Hum
2. Dr. Marlina, SH, M.Hum
3. Dr. Edi Ikhsan, SH, M.Hum
4. Dr. Madiasa Ablisar, SH, M.Hum

Universitas Sumatera Utara

PERNYATAAN

SANKSI TINDAKAN SEBAGAI SARANA ALTERNATIF
PENANGGULANGAN KEJAHATAN PSIKOTROPIKA BAGI PECANDU
DAN PELAKU ANAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan,

Januari 2015
Penulis,

ANGGORO WICAKSONO

Universitas Sumatera Utara

SANKSI TINDAKAN SEBAGAI SARANA ALTERNATIVE
PENANGGULANGAN KEJAHATEN PSIKOTROPIKA BAGI PECANDU
DAN PELAKU ANAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA
Anggoro Wicaksono *)
Alvi Syahrin **)
Budiman Ginting **)
Marlina **)
ABSTRAK

Satu permasalahan timul akibat dari penggunaan narkotika dan psikotropika
oleh pecandu anak. Anak dilindungi melalui Undang-Undang No. 3 Tahun 1997
tentang Pengadilan Anak dimana dapat diterapkan sanksi tindakan kepada anak
melalui undang-undang tersebut. Muncul pertanyaan bagaimana bila pecandu anaklah
yan gmengedarkan narkotika dan psikotropika, apakah penghukuman melalui sanksi
tindakan cukup dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul dikarenakan anak
dilindugi oleh undang-undang sementara pecandu harus dihukum berat oleh undangundang.
Tindak pidana yang dilakukan seorang anak harus dilihat dan dipahami
sebagai suatu gejala sosial, artinya seseorang tidak boleh memberikan suatu stigma
atau tanda yang jelek bahwa anak tersebut jahat karena melakukan tindak pidana,
melainkan kita harus memahami dan memberikan perhatian dan kasih sayang kepada
mereka. Pendekatan yuridis kepada ank yang melakukan tindak pidana hendaknya
lebih mendekatkan pada pendekatan persuasif, edukatif, psikologis, yang berarti
sejauh mungkin menghindari proses hukum yang semata-mata bersifat menghukum,
menjatuhkan mental (degradasi mental) dan menghadpi stigatisasi yang dapat
menghambat perkembangan dan kematangan yang wajar dari anak.
Sanksi tindakan sangatlah efektif untuk diterapkan kepada anak yang
melakukan tindak pidana dan yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang
bagi anak, baik menurut peraturan perundang-undangan maupun meurut peraturan
hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.

Sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat (2) Sub a dan b Undang-Undang No. 3 Tahun
1997 tentang Pengadilan Anak dan begitu pula dengan Pasal 24 mengenai sanksi
tindakan yang mengutamakan kesejahteraan anak, untuk mengikuti pendidikan,
pembinaan yang melihat masa depan anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus
bangsa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Sebaiknya Pemerintah melakukan
revisi terhadap Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, ketika
berhadapan dengan seorang pecandu, hakim harus diwajibkan untuk hanya
menjatuhkan sanksi tindakan bukan saja sanksi pidana. Setelah merevisi Undang*
) Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
**
) Dosen Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, seharusnya Pemerintah melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap sarana dan prasrana masyarakat. Sebaiknya, hakim
dalam mnejatuhkan hukuman kepada pecandu anak lebih memilih untuk
menggunakan dan menerapkan sanksi tindakan daripada sanksi pidana.
Kata Kunci : - Sarana alternatif penanggulangan kejahatan psikotropika;

- Pecandu dan pelaku anak dalam perspektif hukum pidana.

Universitas Sumatera Utara

ACTION ALTERNATIVE SANCTION AS A TOOL FOR FIGHTING CRIME
PSYCHOTROPIC ADDICTS AND OFFENDERS/PERPETRATOR IN
CRIMINAL LAW’S PERSPECTIVE
Anggoro Wicaksono *)
Alvi Syahrin **)
Budiman Ginting **)
Marlina **)
ABSTRACT
One problem arising from the use of narcotics and psychotropic substances
by children addict. Children are protected by Law No. 3 of 1997 on the Juvenile
Court in which action alternative sanction can be applied to children through the
law. The question arises what if the addict child which distribute narcotics and
psychotropic substances, whether punitive action is done through sanctions. These
questions arise because the child is protected by law while the addict must be
severely punished by law.
Criminal offenses committed by a child should be seen and understood as a

social phenomenon, meaning that one should not give a bad stigma or sign that the
child is evil for committing a crime, but we must understand and give attention and
affection to them. Judicial approach to the child who committed the crime should be
closer to the approach persuasive, educational, psychological, which means as far as
possible to avoid legal proceedings solely punitive, dropping mental (mental
degradation) and face stigmatization that can inhibit the growth and maturity of a
reasonable of children.
Sanction are a very effective action to be applied to children who do not
perform criminal and that which had been outlawed for childre, both according to the
laws and other legal regulations according to which live and act in the community.
As set forth in Article 1 (2) action that promotes the welfare of children, to
participate in education, coaching is seeing the future of Indonesian children as the
future generation.
The results showed that : The government should revise the Law No. 5 of
1997, when dealing with an addict, a judge should be required to impose sanctions
only course of action is not criminal sanction. After the revision of Law No. 5 of
1997, the Government should make improvements to community facitlities and
infrastructure. Instead, the judge sentenced him to addict children prefer to use
sanctions, rather than criminal sanctions.
Key Words : - Alternative means of crime prevention psychotropic;

- Addicts and child actors in the criminal law perspective.
*
) Student of Master of Law at Faculty of Law in University of North Sumatra.
**
) Lecturers of Master of Law at Faculty of Law in University of North Sumatra.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulilah, Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis serta Nabi Muhammad SAW atas doa serta
syafaatnya, penulis masih diberikan kesehatan dan kesempatan serta kemudahan
dalam mengerjakan tesis ini.
Pada penulisan tesis ini, penulis dengan ketulusan hati, mengucapkan terima
kasih sebesaar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian penulisan tesis ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada :
1. Kombes Pol. Nico Afinta Karo-Karo, S.Ik., SH, MH., sebagai Kapolresta
Medan yang telah memberikan kesempatan dan Motivasi mengikuti studi
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M.&H., M.Sc. (C.T.M.), Sp.A.(K.),
sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara;
3. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., sebagai Dekan Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara;
4. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum., sebagai Pembantu Dekan I
Fakultas Hukum Sumatera Utara, dan kebetulan juga menjadi Dosen
Pembimbing II penulis;
5. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M.Hum., sebagai Ketua Program Magister (S2)
dan Doktor (S3) Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara;

Universitas Sumatera Utara

6. Bapak Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum., sebagai Sekretaris Program
Magister (S2) Ilmu Hukum Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara;
7. Bapak Prof. Dr. Alvi Syahrin, SH., MS., sebagai Dosen Pembimbing I yang
sangat Penulis hormati karena telah memberikan masukan dan ide-ide serta
telah bersabar menghadapi Penulis dalam hal penulisan tesis ini sampai
dengan selesai;
8. Bapak Dr. Marlina, S.H., M.Hum., sebagai Dosen Pembimbing III pada saat
penulis menjalani studi pada Program Magister Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan motivasi dan dorongan kepada
penulis;
9. Bapak Dr. Edi Ikhsan, S.H., M.Hum., sebagai Dosen Penguji yang
memberikan kritik dan rekomendasi yang baik untuk penulisan tesis ini;
10. Bapak Dr. Madiasa Ablisar, S.H., M.Hum., sebagai Dosen Penguji yang juga
memberikan saran-saran mengenai cara-cara penulisan tesis;
11. Para Dosen dan Tata Usaha Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Hukum Universitas
Sumatera Utara yang telah membantu selama penulis menjalani studi di
Sekolah Pasca Sarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara;
12. Terima kasih yang sangat besar kepada kedua orang tua saya
Drs. KARYONO dan Ibunda SRI WAHYUNI,

Ayahanda

yang selalu mendoakan,

mencurahkan segenap kasih sayangnya dan segala pengorbanannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi ini;
13. Terima kasih penulis kepada Istri saya RIKA APRILIA ELVANDARI, SE.,
yang telah menjaga dan mendidik anak-anakku NAURA PUTRI SYAKELA

Universitas Sumatera Utara

WICAKSONO dan FULVIAN PUTRA SYAKIR WICAKSONO yang sangat
memberikan

motivasi

kepada

penulis

dan

doanya

sehingga

dapat

menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Program Studi Ilmu Hukum
Universitas Sumatera Utara;
14. Tidak ketinggalan terima kasih kepada sahabat-sahabatku rekan mahasiswa,
sudah membantu selama penyelesaian tesis, yang

tidak dapat penulis

sebutkan namanya satu-persatu;

Akhir kata kiranya tulisan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan, terutama dalam penerapan serta pengembangan ilmu hukum di
Indonesia.

Wassalamualaikum wr. wb.
Medan,

Januari 2015
Penulis,

ANGGORO WICAKSONO

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.

DATA PRIBADI
NAMA

: ANGGORO WICAKSONO, SH., S.IK., MH.

TMPT /TGL LAHIR : PEKANBARU, 23 DESEMBER 1979
PANGKAT

: KOMISARIS POLISI

JABATAN

: KAPOLSEK

KESATUAN

: POLRESTA MEDAN

AGAMA

: ISLAM

NAMA AYAH

: DRS. KARYONO

NAMA IBU

: SRI WAHYUNI

ISTERI

: RIKA APRILIA ELVANDARI, SE.

ANAK

: 1. NAURA PUTRI SYAKELA WICAKSONO
2. FULVIAN PUTRA SYAKIR WICAKSONO

SUKU / BANGSA

II.

: JAWA/ INDONESIA

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

1. PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH UMUM
a. SD
: SD LAB UNUD SINGARAJA BALI
lulus tahun 1992
b. SMP

: SMP NEGERI 3 MALANG
lulus tahun 1995

c. SMA

: SMU NEGERI 3 MALANG
lulus tahun 1998

Universitas Sumatera Utara

2. PENDIDIKAN TINGGI
a. S1
: FAKULTAS
HUKUM
UNIVERSITAS
BHAYANGKARA JAKARTA, 2010
b. S2
: PROGRAM STUDI MAGISTER HUKUM,
FAKULTAS
HUKUM
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA, MEDAN, (2010 – 2014)

3. PENDIDIKAN KEPOLISIAN
a. AKADEMI KEPOLISIAN LULUS TAHUN 2002
BATALYON WICAKSANA LAGHAWA
b. PERGURUAN TINGGI
LULUS TAHUN 2010

III.

RIWAYAT JABATAN :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

VI.

ILMU KEPOLISIAN (PTIK) JAKARTA

PAMAPTA POLRES BONTANG POLDA KALTIM
KA. SPK POLRES KUTAI TIMUR POLDA KALTIM
KANIT LAKA SATLANTAS POLRES KUTAI TIMUR
KANIT RESKRIM POLRES KUTAI TIMUR
KAPOLSEK BENGALON POLRES KUTAI TIMUR
KANIT NARKOBA POLRES KUTAI TIMUR
KASAT RESKRIM POLRESTA BINJAI
PANIT SAT TIPITER DIT.RESKRIM POLDA KALTIM
PS. KANIT SAT TIPITER POLDA SUMUT
KANIT IDIK IV/RANMOR POLTABES MEDAN
KASAT RESKRIM POLRES DELI SERDANG
KAPOLSEKTA MEDAN HELVETIA POLRESTA MEDAN
KAPOLSEKTA DELI TUA POLRESTA MEDAN

TANDA JASA :
-

SATYA LENCANA KESETIAAN VIII

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
PERNYATAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR ISI

Halaman
iii
v
vi
viii
ix
xii
xiv

BAB I

: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
F. Kerangka Teori dan Konsep
1. Kerangka Teori
2. Kerangka Konsep
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sifat Penelitian
2. Sumber Bahan Hukum
3. Tekhnik Pengumpulan Data
4. Analisis Data

1
1
18
18
19
19
21
21
26
30
31
32
34
35

BAB II

: SANKSI TINDAKAN KEPADA PECANDU DAN PELAKU
TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA
A. Sanksi Tindakan

36

Pengertian Sistem Satu Jalur (Single Track System) dan
Sistem Dua Jalur (Double Track System) Menurut
Pandangan Beberapa Ahli Hukum
2. Kebaikan dan Kelemahan Sanksi Tindakan
B. Aturan Hukum Terhadap Pecandu dan Anak Sebagai Pelaku
Tindak Pidana Psikotropika
C. Dasar Hukum Pengadilan Anak Dalam Menjatuhkan Sanksi
Tindakan dan Kaitannya Dengan Tindak Pidana Psikotropika
D. Dampak-Dampak Penjatuhan Sanksi Tindakan Terhadap Pecandu
Anak Pelaku Tindak Pidana Psikotropika

37

1.

37

40
42
46
52

Universitas Sumatera Utara

BAB III

BAB IV

: PERTIMBANGAN
HUKUM
DALAM
MENJATUHKAN
SANKSI TINDAKAN TERHADAP PECANDU ANAK PELAKU
TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA SEBAGAI SARANA
ALTERNATIF DALAM PENANGGULANGAN KEJAHATAN
PSIKOTROPIKA
A. Pengaturan Usia Bagi Pelaku Anak Tindak Pidana Psikotropika
B. Pidana dan Pemidanaan
1. Pengertian Pidana dan Pemidanaan
2. Sistem Pidana dan Pemidanaan
3. Tujuan Pemidanaan
a. Aliran Klasik
b. Aliran Modern
c. Aliran Neo Klasik
1) Teori
Absolut
atau
Teori
Pembalasan
(retributive/vergeldings theorie)
2) Teori
Relatif
atau
Teori
Tujuan
(utilitarian/doeltheorien)
a. Prevensi Umum (general preventie)
b. Prevensi Khusus (speciale preventie)
3) Teori Gabungan (verenigings theorien)
C. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim Menjatuhkan Sanksi
Tindakan Terhadap Pecandu dan Anak Pelaku Tindak Pidana
Psikotropika

58

: SANKSI TINDAKAN SEBAGAI SARANA ALTERNATIF
PENANGGULANGAN KEJAHATAN PSIKOTROPIKA BAGI
PECANDU DAN PELAKU ANAK
A. Kebijakan Hukum Pidana
1. Pengertian Kebijakan Hukum Pidana dan Ruang Lingkupnya
2. Kebijakan Penanggulangan Hukum Pidana Dalam
Penanggulangan Tindak Pidana
B. Sanksi Tindakan Terhadap Pecandu dan Pelaku Anak dalam
Tindak Pidana Psikotropika Sebagai Sarana Alternatif Dalam
Penanggulangan Kejahatan Psikotropika
C. Rasionalitas dan Relevansi Sanksi Tindakan sebagai Alternatif
Penanggulangan Tindak Pidana Psikotropika dalam Perspektif
Kebijakan Hukum Pidana
1. Tidak Adanya Aturan Hukum yang Imperatif Bagi Hakim
dalam Menjatuhkan Sanksi Tindakan
2. Tujuan Pemidanaan sebagai Pedoman Penjatuhan Sanksi
Tindakan bagi Pecandu dan Anak Pelaku Tindak Pidana
Psikotropika

98

58
63
63
66
78
81
82
84
86
88
89
90
90
95

98
98
104
126

131

136
137

Universitas Sumatera Utara

BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

143
143
144
146

Universitas Sumatera Utara