sains teknologi dan pembangunan didunia

SAINS, TEKNOLOGI DAN PEMBANGUNAN DI DUNIA ISLAM

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mandiri
Mata kuliah: Keterpaduan Islam dan Teknologi
Dosen : Edy Chandra, S.Si, MA

Disusun oleh:
Muhamad Taufik Aditia

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2012

IDENTITAS BUKU
Tujuan penulis ( Ziauddin sardar, 1997 )

diterjemah dari Science, Technology and

Development in Muslim World, Penerjemah Rahmani Astuti dan Penyunting A.Farobi. menulis
buku ini adalah sangat sederhana saja untuk memperkenalkan sebuah pandangan kaum muslimin
mengenai “pembangunan” sebuah jargon baru yang kian popular, serta menyoroti masalah yang

berhubungan dengan isutersebut yaitu masalah yang dewasa ini ramai diperdebatkan dinegara
islam dan internasional. Buku ini adalah yang pertama kali secara khusus berusaha
memperkenalkan sebuah sudut pandang kaum muslimin.
Isi buku ini menerangkan parameter- parameter dunia islam maupum filsafat islam, isi
buku ini meminta kita untuk meninjau sains, garis – garis kebijaksanaan dibidang sains dan
kultur islam agak teoritis, sebagian besar buku ini merupakan pembangunan yang dipandang
ekonomisdan materialistis yang sempit, sedangkan pandangan dimensi cultural dan etnis
pembangunan itu sendiri justru diabaikan.
Buku ini bersifat umum dan tak terfokus kepada sebuah Negara islam tertentu. Dengan
demikian saya harus ambil contoh dari berbagai Negara islam yang tepat. Dan mengambil contoh
Negara non Islam karena pengalaman dan kondisi mereka,yang lebih penting dari buku ini
adalah untuk memperoleh sebuah pandangan umum mengenai sains dan teknologi dan
pembangunan didunia islam tinimbang mengkhususkan diri kepada persoalan tertentu dari
Negara tertentu. Buku ini berisi 270 halaman sampai dengan daftar pustakanya.

IDE – IDE POKOK PENTING BUKU
Pembenturan antara sains dan agama yang bermula dari abad pertengahan masehi kini kian
using, kecendrungan sekarang ini adalah menuju sintesa bukan menujukonflik, buku ini berusaha
memperlihatkan bagaimana kaum muslimin dapat membantu mempercepat kelahiran sintesa itu
sebagai sumbangannya terhadap perkembangan sains dan teknologi setra masyarakat muslim itu

sendiri.
Menurut islam kedudukan manusia adalah secara de jure sebgai khalifah dan secara de
facto sebagai penguasa . dengan perkataan lain manusia harus melakukan tugasnya sebagai
khalifah Allah tapi ia sebenarnya mempunyai kemerdekaan untuk bersikap sebagai penguasa,
walupun kekuasaanya itu tanpa otoritas yang sah.
Akibat utama dari otoritas barat itu adalah bahwa perkembangan sains dan teknologi
dinegara islam hanyalah demi kepentingan barat. Kesempatan ini dimanfaaatkan terutama sekali
oleh pengusaha barat dalam beberapa komoditi seperti minyak di Iran dan Arab, Karet, Timah
dabn berbagai sumber penting lainnya di Malaysia dan Indonesia. Dalam konteks eksploitasi ini
mungkin sekali keuntungan dan sekaligus malapetaka yang paling besar adalah akibat dari
penyerangan militer yang besar-besaran terhadap Negara Muslim merdeka di Asia Tengah dalam
tahun 1920 an.
Didalam perkembangan ini kebanyakan kaum muslimin hanya diberi peranan – peranan
kecil dan dipersiapkan untuk posisi- posisi rendahan, kepentingan pokok kalangan elite baru
yang menerima warisan kekuasaan dari tuan mereka yang mengangkatnya. Sudah wajaranya
dalam perkembangan awal mereka, Negara islam yang baru merdeka iatu memakai prinsip
pembangunan ekonomi, kemajuan perkembangan industrialisasi, demokrasi pendeknya meniru
model Negara modern yang sesuai menurut pandangan barat.
Sesungguhnya perkembangan ilmu dan teknologi dibeberapa Negara islam sekarang ini
dipandang sebagai hal yang harus seiring dengan kemerdekaan politik. Perkembangan sains dan

teknologi itu telah menjadi sebuah aspirasi nasional, sebuah syarat yang tak dapat
dikesampingkan untuk kedaulatan dan kemuliaan bangsa. Kaum muslim mulai menyadari bahwa
merdeka yang masih bergantung kepada bantuan asing, merdeka yang seperti itu bukan merdeka
yang sesungguhnya, kaum muslimin tak lagi suka menerima transformasi ide yang searah dari

barat kenegara – Negara Islam begitu pula mereka tak mau tolerir hubungan cultural modern
lama.
Interaksi antara Negara Islam dengan Negara Barat sekarang ini harus berdasarkan saling
pengehargaan dan dialog antara dua pihak yang berkedudukan sama. Sesuatu yang tak pernah
terjadi dimasa lampau, maka sekarang ini mau tak mau kedua belah pihak harus saling
memanfaat kesempatan utnuk saling memahami, kami berharap bahwa melalui buku inimemberi
sekedar sumbangan demi terjalinnya saling memahami.
Apa yang membentuk Dunia Islam..bagi kebanyakan orang, dunia tearbagi menjadi dua
kelompok yang memiliki “ terlamapu banyak” dan kelomok yang memiliki “terlamapu sedikit”.
Kelompok kaya dan kelompok miskin kelompok terlampau banyak makan serta terlampau
gemuk . kelompok pertama dibagi lagi menjadi dua blok yang saling bertentanagan blok
pertama, yang dikatakan sebagai dunia merdeka ( Amerika Utara, Eropa Barat, Jepang dan
Australia). Yang karena merdeka harus mewujudkan segala hal yang adil, demokratis dan tak
dikekang. Blok kedua yang disebut sebagai blok komunitas yang terdiri dari Uni Soviet dan
Negara Eropa Timur yang merupakan anitesa daripada blok pertama.

Frantz Fanon yang mencetuskan istilah diatas melihat bahwa Negara yang mempunyai
terlampau sedikit itu sebenarnya Negara blok kekuatan ketiga, walupun kedua blok industry
diatas bisa saling bertentangan, Negara dari blok ketiga terpisah jauh dari mereka secara
ekonomis sehingga benar merupakan dunia ketiga yang dipandang dari sudut materialistis yang
murni.
Negara duniaketiga harus pula menimabng masalah “finlandisasi” dalam finlandisasi ini
sebuah Negara memelihara otominya yang sempurna dan kemerdekaan teritorialnya dari sebuag
Negara tetangga yang sangat kuat, tapi agar takmau terjadi konflik maka harus adanya
perundingan antar kedua Negara tersebut, bahaya dari Finlandisasi adalah bahwa sebuah Negara
bisa tergelincir menjadi Negara perwalian atau Negara satelit dan akhirnya akan bernasib lebih
jelek dari pada sebuah Negara jajahan sekalipun.

Dari sudut pandangan Muslim, duia hanya dibagi menjadi dua kategori yakni Dunia Islam
dan Dunia Bukan Islam, kita akan menanamkan dunia yang bukan islam sebagai barat, dan dunia
islam secara keseluruhannya sebagai Ummah. Rasanya perlu menerangkan terminology kita
secara terperinci.
KONSEP MENGENAI BARAT
Dunia merdeka atau blok kapitalis biasa disebut sebagai “ Barat” sebuah makna ganda
yang berkonotasi jelek tersirat kedalam sebuatan lawannya yaitu Timur, mungkin saja para
pemakai ini sebenarnya tidak perlu dan harus dihilangkan, pemakaian istilah barat untuk

menunjukan kepada Negara sekutu disebelah barat garis pemisah antara Jerman Barat Dan
Jerman Tengah pada akhir perang dunia kedua dengan sendirinya menyebabkan pemakai istilah
timur untuk menunjukan Negara yang berada dii sebelah timur garis itua yaitu pada umumnya
adalah Negara komuns. Alternatifnya istilah barat adalah untukmenunjukan kultur dan tempat
asal kekuatan penjajahan dalam tahun – tahun terakhir ini.
Tapi bagi kaum muslimin sebenarnya tidak ada perbedaan dalam asal usul cultural dan
territorial dari barat kapitalis dan timur komunitas, Marx, yang meanggunakan epistemology
golongan yahudi eropa dalam linhkungan cultural dan filsafat jerman abad ke 19 mengajukan
pemecahan terhadap masalah kontemporer Eropa pada zaman itu.
UMMAH MUSLIM
Di dunia Islam sangat banyak Negara misalnya Pakistan, Iran, Tunisia dan Mesir
diperintah oleh golongan elite yang berfaham barat sehingga merupakan warisan yang kurang
menguntungkan walaupun begitu secara keseluruhan dunia Islam adalah sebuah masyarakat
ideologis, dunia Islam yang saya maksud bukanlah sebuah kawasan geografis tertentu agak mirip
dengan konsep dunia ketiga Fanon, tetapi adalah persaudaraan international Islam. Ummah
Muslim adalah sebuah masyarakat supranasional, yang mempunyai satu kultur, satu yuriprudensi
dan satu kesadaran dari tertentu yaitu kesadaran akan kebersamaan.
Walaupun adanya perbedaan yang menyolok di dalam pembangunan mereka, namun
Negara islam mempunyaimasalah yang serupa dan seringkali mengajukan pemecahan masalah
yang serupa pula. Dalam hal ini lima sasaran pemecahan masalah umumnya cirri utama yaitu.


1.
2.
3.
4.
5.

Meningkatkan laju pertumbuhan
Industrilisasi
Pengerahan tenaga kerja yang sempurna
Pemerataan pendapatan yang lebih adil dan
Neraca pembayaran yang lebih mantap

Keemapat sasaran tersebut di satu pihak berhubungan dengan sains, teknologi dan perkembangan
sedangakan dipihak lain berhubungan dengan nilai cultural dan peradaban.
PANDANGAN MUSLIM TENTANG SAINS
Selama beberapa dasawarsa ini para ilmuan telah menikmati kedudukan istimewa
ditengah masyarakat. Salah satu dampak dari kedudukan istimewa ini adalah makin tajamnya
dikotomi antara sains dengan persoalan yang tidak ilmiah. Snow dan Bronowski telah mencoba
dengan yang cukup berani untuk mengatasi dikotomi ini dan untuk menutup jurang pemisah

antara sains dan kemanusiaan dengan memusatkan perhatian kita kepada kesamaan estetik antara
karya ilmiah dan kreativitas artistic, namun jurang pemisah itu malah semakin melebar, bagi
beberapa ilmuwan,keuntungan yang mereka peroleh dari kedudukan mereka yang istimewa itu
sudah jelas.
Tapi dewasa ini sains telah menjadi sedemikian pentingnya, sedemikian kuatnya dan
sedemikian mahalnya sehingga masyarakat tak mungkin lagi menyokong secara abstrak.
Keberhasilan sains telah mempengaruhi politik, keputuan politik yang penting semakin disoroti
oleh kritikan public dan garis kebijakan dibidang sains harus didiskusikan secara terbuka.
Sebenarnya sains dapat dipandang sebagai serangkaian aktivitas manusia walaupun
banyak yang akan menolak definisi seperti ini bagi sementara orang sains adalah semata – mata
sebuah metode sebuah metodologi objektif untuk mengukuhkan fakta yang dibuktaikan,
sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa sains adalah pengetahuan public yang semakin
besar dan koheren akibat dari penerapan metodologi itu secara kumulatif. Kita sendiri
memandang sains sebagaikombinasi yang kompleks dari ketiga buah pandangan sepihak diatas.
Namun yang lebih penting adalah bahwa kita menganggap setiap aspek sains harus berorientasi
kepada nilai dan seluruh sains harus merupakn sebuah aktivitas cultural, sebuah aktivitas yang
dibentuk oleh pandangan duniawi sang pelaku.

Sains modern adalah wujud dari aksi – aksi dan cultural Barat, sebagaimana terbukti dari asumsi
– asumsinya yang mengenai hubungan manusia dengan alam, jagat raya , waktu dan ruang.

Mengenai hal diatas Islam mempunyai asumsi yang sangat berbeda, jadi metoda pengetahuan
Islam atau sebuah sains yang berdasarkan asumsi – asumsi yang sesuai dengan ajaran islam akan
merpakan ihwal yang sama sekali berbeda.
ISLAM DAN PENGETAHUAN ILMIAH
Dibawah pengaruh islam sains tumbuh subur dan mempunyai sebuah bentuk yang unik,
sarjana Eropa Utara yang berkultur Latin benar bersimpun didepan ilmuwan muslim spanyol dan
dipusat peradaban islam disepanjang pantai Laut Tengah, untuk mempelajari dasar sains dan
aspek lain dari prestasi Islam.barulah pada abad keenam belas sains dan teknologi Eropa bisa
menyamai keunggulan Islam itu.
Tradisi sains dan ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh kaum muslimin betul unik
namun keunikan itu hanya terletak didalam metodologinya tetapi juga dalam epistemologinya.
Menurut epistemology Islam pengetahuan adalah sebagai sebuah tumbuh dan mengeluarkan
dedauanan beserta buah – buahan sesuai dengan sifat pohon tiu sendiri, tapi karena cabang –
cabng sebuah pohon tidak tumbuh terus menerus maka disiplin tak perlu dituntut melampaui
batasnya.
Tujuan mempelajari sesuatu masalah didalam Islam adalah karea pentingnya bagi
masyarakat atau relevansi sosialnya. Didalam islam tidak terdapat ide sains untuk sains. islam
juga menolak pengertian tentang sains yang utilitarian murni. Legitimasi untuk mmpelajari sains
kita jumpai didalam Al-Quran dimana manusia diperintahkan untukmerenungkan kejadian
langit , bumi dan segala sesuatu yang dikandungnya.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PARA ILMUAN
Seorang ilmuwan setidaknya mempunyai tiga buah tanggung jawab yakni 1). Terhadap
diri sendirinya, 2). Terhadap masyarakat dan lingkungannya dan 3). Terhadap perasaan batinnya
yaitu perasaan yang menentukan hal manakah secara hakiki penting dan bermanfaat.
Menurut pandangan neo-Apollonian yang rasionalis tanggung jawab terhadap diri sendiri
berarti memperjuangkan karir pribadi. Pada tanggung jawab yang kedua sang rasionali mendesak

agar masyarakat lingkungan harus sesuai dengan sains sehingga objek aktivitas dan kemajuan
dapat tercapai.
Tanggung jawab para ilmuwan itu jika dilihat dari sudut pandang rasionalis biasanya
berbentuk utilitarianisme kesejahteraan terbesar untuk kalangan terbesar pandangan seperti ini
tentu meminta pengorbanan kesejahteraan dari kalangan tertentu.
KEBIJAKSANAAN SAINS DAN PEMBANGUNAN
Didalam dasawarsa 1960 an sewaktu istilah pembangunan mulai menjadi semboyan
didunia politik international, istilah ini adalah sinonim dengan kemajuan, Negara Barat dianggap
telah maju secara industry, ekonomi dan teknologi. Negara lain dianggap sedang bergerak
menuju tujuan pembangunan menurut model Barat. Anggapan ini merupakan anggapan yang
sangat etho-sentris sebuah manifestasi yang terlambat dari ide sosial darwinismw di zaman
Victoria.
Titik kritis didalam rangkaian pembangunan itu pada ujung yang satu adalah Negara –

Negara yang sudah berkembang dan pada ujung yang lain adalah Negara yang terbelakang.
Didunia Islam terdapat banyak perbedaan dalam keadaan ekonomi, sains dan teknologi, tetapi
kita dengan mudah dapat menempatkan Negara islam itu kedalam kategori Negara – Negara
yang sedang berkembang. Perbuatan diatas akan mengaburkan keadaan hampir sudah
berkembang dari Negara yang kurang berkembang.
STRUKTUR KEMASYARAKATAN
Salah satu aspekdarikerusakan ini jelas terlihat dalam struktur kemasyarakatanyang kita
temukan dibanyak Negara Islam. Strkutr kemasyarakatan seperti ini disebabkan karena adanya
jurang pemisah antara kultur tradisional dan kultur barat yang diimpor maupun karena pengaruh
pola pembangunan alla barat. jika kita mengikuti pendapat Kalim Siddiqui maka kita menemui
empat kategori dari kelas sosial, dikalangan kaumuslimin yaitu kelas kapitalis, kelas tuan tanah,
kelas birokrat dan kelas ulama tradisional yang mempunyai berbagai julukan seperti ‘Mullah”
dan Syeikh.

SKETSA ISLAM UNTUK PEMBAHURUAN EKONOMI
Tindakan menaikan harga minyak oleh Negara anggota OPEC merupakan langkah
penting yang pertama baginegara yang sedang berkembang dalam menentang ekonomi
internasional yang sekarang ini.OPEC juga merupakan kekuatan pendorongan bagi siding khusus
dalam majelis Umum PBB. Untuk lebih menguntungkan Negara yang sedang berkembang itu,
tata perekonomian bari ini menyerukan pengakuan internasional atas hubungan antara harga

yang diterima oleh Negara miskin bagi bahan baku mereka dan harga yang harus dibayar. Bagi
dunia Islam, tata ekonomi internasional baru itu semata bararti meninggalkan kebangkrutan
sistem barat dan menuju kepada sistem Islam. Maka ada baikna kalau kita menyoroti, walaupun
secara sekilas prinsip ekonomi yang dijadikan dasar bagi Tata Perekonomian Baru Kaum
Muslimin.
Tujuan – tujuan ekonomi menurut pengertian Islam sangat berbeda dengan taujuan dari
berbagai sistem ekonomi Barat. Islam berusaha memecahkan persoalan ekonomi dengan
mengendalikan kebutuhan di satu pihak dan dengan mendistribusikan kekayaaan dipihak lain
sehingga tak terkonsentrasi kekayaan dan kekuasaan. Jika sistem ekonomi Islam memusatkan
perhatian kepada suatu hal, maka hal itu adalah distribusi kekayaan dan reduksi konsumsi.
Prinsip ekonomi Islam menekankan pentingnya mengurangi konsumsi pribadi, tabungan dan
investasi serta memperbesr pengeluaran dijalan Allah. Didalam Al –Quran dinyatakan :
“ Hai orang – orang yang beriman, keluarkan hal yang baik dari nafkahmu dan dari yang
telah kami keluarkan dari dalam bumi, janganlah mengeluarkan hal – hal yang kurang baik dan
kekayaanmu pada jalan Allah, sedang kamu sendiri tak mengehendaki kecuali dengan enggan.
Ketahuilah bahwa Allah Maha Cukup dan Maha terpuji.” ( QS.Al-Baqarah,2:267 ).
Menurut ajaran diatas jelaslah bahwa kebijaksanaan pembangunan konvensional
mengenai pertumbuhan ekonomi dan pembentukan modal tidak disukai oleh Islam. Islam ingin
menghambat pertmabhan konsumsi, kelebihan produksi dengan maksu hanya mencari
keuntungan semata, dengan kata lain islam memecahkan persoalan ekonomi manusia bukan
dengan menghantarkan kepada materialism tetapi dengan menghancurkan materialism itu
sendiri.

Kebutuhan pokok kaum muslimin ini dipenuhi berdasarkan dua unsure dalam filsafat Islam yaitu
tauhid dan persaudaraan (ukhuwah).
Tauhid adalah kesaksian akan keesaan

Allah. Tidak ada tuhan selain Allah, tapi

pengertiannya adalah jauh lebih luas dan dalam daripada sekedar kesaksian itu saja. Begitu
engkau mengakui bahwa Allah adalah satu –satunya paencipta alam semesta dan bahwa engkau
tak boleh patuh kepada siapapun selain ia.
Prinsip saudara dalam Islam itu sebenarnya adalah sebagian dari konsep tauhid,
persaudaraan adalah tauhid dalam perbuatan, persamaan dan kerja sama dalam sbuah bentuk
yang operasiona. Islam melarang setiap usaha yang merusak prinsip persaudaraan ini, terutama
membungakan uang, berjudi, menimbun kekayaan dan spekulasi.
MANA YANG MESTI DIPRIORITASKAN : PERTANIAN ATAU INDUSTRI
Dalam setiap strategi pembangunan kita dihadapkan kepada sebuah persoalan
fundamental yang menjadi tumpuan dari usaha menuju kemandirian dan keswasembadaan, ini
adalah yang dipriritaskan yakni pertanian atau perindustrian.
Negara – Negara barat yang telah maju terkenal karena proporsi tenaga kerja mereka
yang relative rendah dibidang pertanian. Memang demikianlah adanya. Hanya setelah kita bebas
dari keharusan memproduksi kebutuhan hidup pokok barulah kita dapat memproduksi barang
dan jasa lain.
Pengamatan ini dijadikan dasar alasan kalau pertumbuhan ekonomi sebaik-baiknya
dengan memusatkan perhatian kepada pembangunan industry dikawaan perkotan. Sebenarnya
hal ini telah dilakukan oleh banyak Negara Islam dalam dua dasawarsa yang lalu. Negara Islam
seperti di Pakistan, turki dan Indonesia yang ingin mendapatkan kemerdekaan ekonomi dan
kecukupan diri sendiri.
Beberapa argumentasi yang memihak industrilisasi telah diajukan,argumentasi yang
pertama mengatakan bahwa produk industry tak tergantung kepada factor yang tak dapat
diramalkan dan dirubah seperti cuaca. Argument kedua mngatakan bahwa industrilisasi
menimbulkan efek yang menguntungkan dalam neraca pembayaran dan dalam jangka panjang
industrilisasi ini akan terbukti sebagai suatu usahah yang sangt menguntungkan.’

Menurut islam pada umumnya adalah Negara pertanian /agrarian, maka pertambahan
kemakmuran penduduk pedesaan akan memperbesar tabungan dan kebutuhannya. Dengan
demikian akan meangsang pertumbuhan perekonomian. Kita bisa menutup kekeliruan karena
mengabaikan pentingnya pertanian dalam usaha pembangunan dan menyatakan bahwa hasil
pertaniaan yang mengcewakan disebabkan oleh keganasan alam, kebodohan para petani dan
kesuburan manusia dalam berkebang biak.
Menurut pendapat para tokoh yang menentukan politik perekonomian, para petani
senantiasa bandel. Bila rencana perekonomian Negara menyerukan lebih banyak produksi
pertanian mereka tidak memberikan respon.seperti yang sering dikatakan bertani di Negara Islam
bukan merupakan kegiatan ekonomi semata, tetapi merupakan sebuah pandangan hidup yang
aktif. Dalam gaya hidup yang seperti ini semuanya serasi, sesuai pada tempatnya dan berjalan
dengan lancar. Jika mekanisme diteruskan disektor pertanian dalam Negara Islam kita yakin
bahwa pengangguran akan terus meningkat, situasi pengangguran ini akan diperdebatkan oleh
keterlibatan Negara Islam dalam industry berat. Di Aljazair di mana politik “berdikari”
dijalankan pertanianArab yang tradisional meliputi kira – kira 75 % dari tanah yang dapat
ditanami. Mempekerjakan hampir 80% dari tenaga kerja diperdesaan.
Menurut pendapat kami Negara – Negara Islam perlu melaksnakan kebijakan yang
mengurangi import dan menggalakan pembangunan industry ringan, dengan denikian perkatanb
lain penekanan harus ditujukan kepada pengurangan import, tetapi pada saat yang bersamaan
kebijaksanaan yang berorientasi kepada ekspor dan dapat pula dijalankan.terutama ekspor ke
Negara – Negara Islam lain harus digalakan.
TEKNOLOGI IMPORT ATAU SWADAYATEKNOLOGI
Tampaknya terdapat banyak sekali definisi teknologi, sebanyak jumlah teknologi itu
sendiri, definisi teknologi berkisar dari penggunaan ilmu pengetahuan secara umun hingga ilmu
perindustrian peralatan termasuk mesin,tapi juga meliputi peralatan intelektual seperti bahasa
computer dan teknik matematikadan analisis kontemporer.
Pada umumnya teknologi barat konvensional telah berkembang sejalan dengan kondisi
dan lingkungan barat. ia mewarisi nilai – nilai dan norma barat. ia mengungkap kebudayaan
kebudayaan barat ia berciri padat modal, hemat tenaga kerja, dan berorientasi pada produksi.

Teknologi seperti itu sangat tidak cocok untuk negeri Muslim dimana tenaga kerja melimpah,
modal langka dan seringkali terdapat kekurangan tenaga kerja dan menejemen trampil. Di
masyarakat muslim, teknologi maju dengan cara mengahasilkan barang secara tepat dan murah
telah meningkaatkan penggangguran dengan mengganti tenaga kerja manusia dengan mesin dan
membuat tidak berhargaanya tukang yang menghasilkan barang yang sama dengan cara
tradisional.
Kenyataan adalah bahwa teknologi barat konvensional tidak dirancang bagi kebutuhan
atau kemampuan negeri muslim, mereka tidak memperhitungkan situasi khusus negeri muslim,
cara – cara yang paling cocok untuk memanfaatkan bahan mentah tertentu yang ada dinegeri
muslim, atau untukmemikirkan metoda prosesing yang cocok untuk bahan mentah tertentu
tersebut, jadi bagaimana kita bisa mengharapkan teknologi tersebut bekerja untuk kita dan
mengangkat kita dari lembah kemiskinan.
TEKNOLOGI DAN SUBVERSI BUDAYA
Umumnya diyakini bahwa teknologi merupakan kebutuhan pokok untuk “Maju” dan
membebaskan diri dari bencana alam. Akan tetapi, teknologi tiak hanya membebaskan , ia
memperbudak, dan kebebasan yang diberikan bukanlah kebebasan dari kebuasan alam. Tapi
kebebasan dari semua nilai – nilai transcendental. Pada saat yang sama ia mengukungkan pikiran
manusia pada semua yang bersifat teknis dan mekanis.
Teknologi bagaikan api. Selama anda bias menguasainya, anda bias mengambil manfaat
darinya, tapi jika anda biarkan ia lepas dari kendali maka anda adalah orang pertama yang akan
dimangsanya setelah itu pohon – pohon dan hutan, dan akhirnya bumi ini sendiri.
Teknologi menciptakan nafsu untuk produk yang lebih banyak dan lebih baik. Orientasi
produksi dan teknologi konvensional berarti dalam ekonomi bahwa anda tak bias menjual barang
konsumsi yang membanjiri ke luar dari pabrik kecuali jika terdapat nafsu yang simultan untuk
mengiventasikan lebih banyak modal dan sumber daya di pabrik baru untuk menghasilkan lebih
banyak barang.

PENIMBANGAN TEKNOLOGI
Kita percaya bahwa prinsip ekonomi Islam merupakan kasus bagi suatu pola kegiatan
teknologi yang sama sekali berbeda kita tidak menolak teknologi itu sendiri, sebab teknologi
diperlukan bahkan untuk membuat peneliti sekalipun. Tetapi kita menolak teknologi barat, dan
kita memang pasti menolaknya. Kita akan membahas cirri teknologi baru ini nanti.
Berbicara secara realitas, ketergantungan dunia muslim pada teknologi konvensional tidak
mungkin dikurangi dalam waktu singkat. Ia hanya bias dikurangi dan akhirnya dihilangkan
sedikit demi sedikit dan perlahan sementara kemampuan teknologi pribumi dikembangkan.
Tentu saja cirri teknologi baru yang menggantikan teknologi barat konvensional di dunia
muslim, hanya bisa diturunkan dari strategi keturunan yang dikemukakan garis besarnya dalam
bab 3. Disitu kita nyatakan bahwa semua kegiatan pembangunan mesti tunduk kepada prinsip
demostisitas pada dasarnya timbangan teknologi adalah alat kebijakan dan seperti halnya semua
alat kebijaksanaan, ada beberapa asumsi pada fondasi konseptual penimbangan teknologi.
MENGEMBANGKAN TEKNOLOGI PRIBUMI
Matilah kita kembali pada soal teknologi baru yang akan memenuhi tujuan prinsip
ekonomi Islam. Kita akan menyebut teknologi baru ini. Teknologi pribumi bisa “maju” jika ia
bisa direproduksi oleh industry local dalam waktu singkat dan jika ia menggunakan bahan baku
pribumi. Ia relative mudah jika kemampuan penelitian pribumi dikembangkan sepenuhnya, ini
merupakan argument untuk mengembangkan kemampuan riset local dan mengurangi
ketergantungan pada teknologi import.
Karena negeri – negeri muslim pada umumnya memiliki sejumlah bedar kaum
pengangguran atau setengah pengangguran dan kekurangan modal maka teknologi pribumi harus
memberikan tekanan pada maksimalisasi produktivitas modal, metode yang dipakai untuk
membuat suatu barang harus menghasilkan keuntungan yang sebesar – besarnya dari biaya
modal.
Penyebaran teknologi pribumi pribumi di negeri muslim terhalangoleh emapt factor
pertama, seperti telah kita tunjukan sikap terlalu tidak kritis dalam menerima teknologi padat
modal. Kemauan untuk secara sistematis menjelajahi kemungkinan alternative nampaknya

kurang sekali didunia muslim. Kedua , kebijakan perdagangan barat mempunyai dampak buruk
terhadap perkembangan dan penyebaran teknologi pada buruh. Ketiga, kebijaksanaan umum
Negara muslim mendorong pemakaian teknologi padat modal. Keempat, dibanyak negeri
kelompok paling kuat yang menjadi sandar bagi teknologi padat buruh adalah eli penguasaan
yang terbaratkan, jika polarisasi antara elit penguasa dan kepentingan perdagangan luar negeri di
satu pihak dengan kelompok intelektual tradisional dilain pihak, maka tidak akan ada motivasi
untuk memperkenalkan teknologi yang telah ditingkatkan.
Kebanyakan usulan untuk mendidik masyarakat menganai sains dan teknologi didasarkan
pda satu asumsi, bahwa masyarakat muslim harus belajar bahasa inggris. Akan tetapi, dalam
beberapa hal tidaklah mungkin bagi orang – orang muslim untuk belajar bahasa inggris. Karena
bahasa Al-Quran adalah bahasa arab, maka kaum muslimin memakai bahasa bukan arab
memberikan prioritas pertama untuk bahasa arab untuk mempelajari sebagai bahaa kedua. Akan
tetapi, ulama – ulama tradisional ada dalam posisi paling rapat dengan lapisan bawah lapisan
muslim. Dengan demikian, mereka punya posisi satu – satunya untuk mengajar sains dasar
dalam bahasa setempat. Tetapi lebih dari itu, sistem pendidikan tradisional bisa menghubungkan
sains dengan latar belakang masyarakat. Latar belakang tradisional masyarakat muslim sadar
sepenuhnya akan hukum alam.
Kepemimpinan intelektual di kawasan pedesaan di negeri muslim dipegang oleh orang –
orang muslim didikan tradisional. Menggunakan mereka untukmengajarkan sains adalah jalan
yang jelas untuk menjembatani kesenjangan sekolah dan masyarakat.

KELEBIHAN
Dalam buku ini untuk memperoleh sebuah pandangan umum mengenai sains, teknologi
dan pembangunan di dunia Islam serta mengenai konsep barat tentang persepsi dan strategi
dalam pembangunan teknologi baik didunia pendidikan / intelektual maupun di bidang ekonomi
barat. Dan untuk kaum muslim semoga buku mengetahui bahwa dengan strategi pembangunan
masa kini dan jika buku ini secara umum bisa menunjukan alternatif yang dapat dilaksanakan
kaum muslimin.

KELEMAHAN
Dalam buku ini tata bahasa yang digunakan belum begitu mudah untuk dipahami karena
menggunakan bahasa yang tidak baku sehingga sulit dimengerti, dan masih banyak tokoh yang
meragukan keabsahan buku ini, sebagian literatur pembangunan pandangan ekonomis dan
materialistik yang sempit sedangkan material dimensi kultur dan etnis pembangunan justru
diabaikan.