TM dan Laporan Praktikum Kimia Dasar M (2)

Nama
NIM
Kelas
Kelompo

Firman Ichsan
155100207111012
K
K4

k
BAB IV
PENENTUAN KONSENTRASI ZAT WARNA MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
TUJUAN:
1. Membuat kurva standar kaliumpermanganat
2. Menentukan konsentrasi kalium permanganat dalam larutan sampel yang belum diketahui
konsentrasinya dengan metode spektrometri
A. PRE-LAB
1. Jelaskan prinsip dasar analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis!
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai

sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak
(380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV- Vis
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan
kualitatif (Tim, 2007).
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan spektrum cahaya tampak dan warna komplementer!
Cahaya tampak adalah sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik dengan rentang panjang
gelombang antara 400 – 700 nm (Yanoff, 2009).
Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna
komplementer. Warna yang diserap oleh suatu senyawa atau unsur adalah warna
komplementer dari warna yang teramati. Hal tersebut dapat diketahui dari larutan berwarna
yang memiliki serapan maksimum pada warna komplementernya. Namun apabila larutan
berwarna dilewai radiasi, atau cahaya putih, maka radiasi tersebut pada panjang gelombang
tertentu, akan secara selektif sedangkan radiasi yang tidak diserap akan diteruskan
(Underwood, 2009).

3. Jelaskan yang dimaksud dengan kurva standar/kurva baku! (25)
Kurva standar merupakan standar dari sampel tertentu yang dapat digunakan sebagai
pedoman ataupun acuan untuk sampel tersebut pada percobaan. Pembuatan kurva standar
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya

sehingga konsentrasi sampel dapat diketahui. Terdapat dua metode untuk membuat kurva
standar yakni dengan metode grafik dan metode least square. (Underwood, 2009)
4. jelaskan hukum yang melandasi spektrofotometri ! (30)
Hukum yang melandasi spektrofotometri adalah hukum Lambert (1760), Beers (1852) dan
juga Bougher (Khopkar, 2006).
Bunyinya :
a. Ketika sinar radiasi monokromatik paralel memasuki sebuah media penyerap di sudut
yang tepat sejajar dengan permukaan medium, setiap lapisan kecil medium
mengurangi intensitas sinar yang masuk lapisan secara konstan.
b. Ketika cahaya monokromatik melewati medium transparan, tingkat penurunan
intensitas dengan ketebalan medium sebanding dengan intensitas cahaya.
c. Intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial sebagai mana
konsentrasi menyerap permukaan meningkat secara deret hitung.
Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu :
A = log ( Io / It )
= abc
Keterangan : Io = Intensitas sinar datang
It = Intensitas sinar yang diteruskan
a = Absorptivitas
b = Panjang sel/kuvet

c = konsentrasi (g/l)
A = Absorban

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai
sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar tampak
(380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri UV- Vis
melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga
spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan
kualitatif (Tim, 2007).
2. Pengertian Spektrum Cahaya Tampak dan Warna Komplementer


Cahaya tampak adalah sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik dengan
rentang panjang gelombang antara 400 – 700 nm (Yanoff, 2009).




Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut
warna komplementer. Warna yang diserap oleh suatu senyawa atau unsur adalah
warna komplementer dari warna yang teramati. Hal tersebut dapat diketahui dari
larutan

berwarna

yang

memiliki

serapan

maksimum

pada

warna

komplementernya. Namun apabila larutan berwarna dilewai radiasi, atau cahaya

putih, maka radiasi tersebut pada panjang gelombang tertentu, akan secara selektif
sedangkan radiasi yang tidak diserap akan diteruskan (Underwood, 2009).
3. Hukum yang Melandasi Spektrofotometri
Hukum yang melandasi spektrofotometri adalah hukum Lambert (1760), Beers (1852)
dan juga Bougher (Khopkar, 2006).
Bunyinya :
a. Ketika sinar radiasi monokromatik paralel memasuki sebuah media penyerap di sudut
yang tepat sejajar dengan permukaan medium, setiap lapisan kecil medium
mengurangi intensitas sinar yang masuk lapisan secara konstan.
b. Ketika cahaya monokromatik melewati medium transparan, tingkat penurunan
intensitas dengan ketebalan medium sebanding dengan intensitas cahaya.
c. Intensitas berkas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial sebagai mana
konsentrasi menyerap permukaan meningkat secara deret hitung.
Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu :
A = log ( Io / It )
= abc
Keterangan : Io = Intensitas sinar datang

It = Intensitas sinar yang diteruskan
a = Absorptivitas

b = Panjang sel/kuvet
c = konsentrasi (g/l)
A = Absorban

C. TINJAUAN BAHAN
a. Larutan KMnO4 (karakteristik sifat bahan dan kegunaannya dalam praktikum)

Larutan KMnO4 atau Kalium Permanganate merupakan salah satu bahan kimia yang
mudah teroksidasi dan merupakan zat pengoksidasi yang kuat. Sehingga larutan ini biasa
juga di gunakan sebagai oksidator. KMnO4 berbentuk Kristal berwarna ungu kehitaman
dengan titik didih : 32,350C dan titik beku : 2,830C. KMnO4 dapat larut dalam methanol
dan mudah terurai oleh sinar matahari . KMnO4 juga bereaksi dengan materi yang
tereduksi dan mudah terbakar menimbulkan bahaya api dan ledakan. KMnO4 dapat
digunakan sebagai oksidator yang kuat (Mulyono, 2005).
b. Aquades (Karaktersitik sifat bahan dan kegunaannya dalam praktikum)
Aquades adalah air hasil destilasi atau penyulingan, sama dengan air murni dan tidak ada
mineral-mineral lain Aquades merupakan cairan atau air yang biasanya digunakan di
dalam laboratorium sebagai pelarut atau bahan yang ditambahkan saat titrasi. Nama lain
aquades adalah air suling, berat molekunya sekitar 18,20 gr/mol dan rumus molekulnya
adalah H2O. Karakteristik aquades yaitu cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, dan

tidak mempunyai rasa. Dalam penyimpaan sebaiknya di tempat tertutup (Mulyono, 2005).

D. DIAGRAM ALIR
1. Penentuan panjang gelombang maksimum
Larutan KMnO4 10-3 M

Diencerkan menjadi 10 ml 3 x 10-4 1M

Larutan KMnO4 3 x 10-4 1M dimasukkan kedalam kuvet

Diukur absorbansinnya pada panjang gelombang 490-550 nm

Dicatat nilai absorbansinya

Nilai absorbansi tertinggi

Panjang gelombang (λ) maksimum

2. Pembuatan kurva standar
Larutan KMnO4 3 x 10-4M


Dimasukkan ke dalam masing – masing labu ukur

1 ml KMnO4 1x10-4 M

2 ml KMnO4 10-3 M

3 ml KMnO4 10-3 M

8 ml
Aquades

9 ml
Aquades

4 ml KMnO4 10-3 M

7 ml
Aquades


5 ml KMnO4 10-3 M
5 ml
Aquades

6 ml
Aquades

Dimasukkan kedalam 5 kuvet

Diukur absorbansinya (A) dengan menggunakan λ maksimum yang diperoleh sebelumnya

Dicatat nilai absorbansinya (A)

Dibuat kurva standar antara absorbansi (sumbu y) terhadap konsentrasi (sumbu x)

Kurva Standar
3. Pengukuran absorbansi sampel KMNO4
Sampel KmnO4

Dimasukkan kedalam kuvet


Diukur absorbansi pada λ maksimum yang digunakan pada pembuatan kurva standar

Dicatat nilai absorbansinya

Ditentukan konsentrasi larutan sampel dengan menggunakan kurva standar

DAFTAR PUSTAKA
Ambasta, B.K. 2008. Chemistey for Engineers. New Delhi: Laxmi Publications
Khopka, S.M. 2006. Basic Concepts of Analytical Chemistry. New Delhi: New Age International
Mulyono, HAM. 2005. Kamus Kimia. Cetakan ke-3. Jakarta : Bumi aksara

Tim Penyusun. 2007. Modul Kuliah Spektroskopi Fakultas Farmasi. Yogyakarta : Universitas
Sanata Dharma
Underwood, A.L dan R.A day, J.R. 2009. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta
Yanoff, Myron, Jay S. Duker dan James J. Augsburger. 2009. Ophthalmology Ed. 3. China:
Elsevier Health Sciences

C. DATA HASIL PRAKTIKUM
a. Penentuan panjang gelombang maksimum

Konsentrasi KMNO4 yang digunakan untuk mencari panjang gelombang maksimum = 3 x 10 -4
M
Panjanggelombang (nm)
range 400-700 nm
490

Absorbansi (A)
0,587

500

0,731

510

0,634

520

0,707

530

0,493

540

0,422

550

0,311

Panjang gelombang maksimum adalah 500 nm (panjang gelombang maksimum
adalah panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi paling tinggi)

b. Pembutan kurva standar
Konsentrasi Larutan
KMNO4(M) (sumbu x)

Absorbansi (diukur pada panjang
gelombang maksimum) (sumbu y)

1 x 10-4

0,280

2 x 10-4

0,489

3 x 10-4

0,706

4 x 10-4
5 x 10-4

1,014
1,266

Kurva Standar
1.4
1.2

f(x) = 2497x + 0
R² = 0.99

Absorbansi

1
0.8

Kurva Larutan Standar
Linear (Kurva Larutan
Standar)

0.6
0.4
0.2
0
0

0

0

0

0

0

0

0

0

Konsentrasi

c. Pengukuran absorbansi sampel KMNO4

0

0

Absorbansi sampel KMNO4 diukur pada panjang gelombang maksimum= 500 nm
Konsentrasi sampel A dan B KMNO4 =
Nama Sampel
Sampel A
Sampel B

Absorbansi
0,635
0,894

Konsentrasi sampel A KMnO4 :

Konsentrasi sampel B KMnO4 :

y = 2497x + 0,0019

y = 2497x + 0,0019

0,635 = 2497x + 0,0019

0,894 = 2497x + 0,0019

2497x = 0,6331

2497x = 0,8921

x = 2,5 x 10-4 M
Perhitungan Pengenceran

1. KMnO4 10-3 M menjadi 1 x 10-4 M
M1V1 = M2V2
10-3 x V1 = 1 x 10-4 x 10
V1 = 1 ml
2. KMnO4 10-3 M menjadi 2 x 10-4 M
M1V1 = M2V2
10-3 x V1 = 2 x 10-4 x 10
V1 = 2 ml
3. KMnO4 10-3 M menjadi 3 x 10-4 M
M1V1 = M2V2
10-3 x V1 = 3 x 10-4 x 10
V1 = 3 ml
4. KMnO4 10-3 M menjadi 4 x 10-4 M
M1V1 = M2V2
10-3 x V1 = 4 x 10-4 x 10
V1 = 4 ml

x = 3,5 x 10-4 M

5. KMnO4 10-3 M menjadi 5 x 10-4 M
M1V1 = M2V2
10-3 x V1 = 5 x 10-4 x 10
V1 = 5 ml

PERTANYAAN
1. Penentuan panjang gelombang maksimum!
Analisa Prosedur
Untuk penentuan panjang gelombang maksimum yaitu dengan menggunakan
larutan yang paling tengah kemolaran nya dari larutan yang kita gunakan. Contoh nya
disini kita menggunakan larutan 3 x 10-4 M dari antara larutan 1 x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x
10-4 M, 4 x 10-4 M, 5 x 10-4 M. Kemudian dari larutan 3 x 10-4 M kita cari volume yang
kita butuhkan untuk pengenceran larutan 3 x 10-4 M 10ml. Dengan menggunakan rumus
M1.V1=M2.V2, dan didapatkan hasil 3ml. Setelah itu encerkan 3ml larutan KMnO 4 3 x
10-4 dengan aquadest 7ml untuk mendapatkan larutan KMnO 4 3 x 10-4 1M. Ambil sampel
larutan tersebut kedalam kuvet untuk pengukuran panjang gelombang maksimum dengan
range 490-550 nm. Untuk menentukan mana panjang gelombang maksimum nya yaitu
dengan melihat absorbansi yang paling tinggi. Sehingga diketahui panjang gelombang
maksimum terdapat pada 500nm dengan absorbansi nya adalah 0,731.
Analisis Hasil
Penentuan konsentrasi KMnO4 dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri
UV-Vis. Proses absorpsi sinar yang dilewatkan dalam sampel secara umum sama pada
spektrofotometri yang lainnya, ketika cahaya datang engan berbagai panjang gelombang
mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang gelombang tertentu saja yang akan
diserap. Suatu molekul yang memegang peranan penting adalah elektron valensi dari
setiap atom yang ada sehingga terbentuk suatu materi. Ketika cahaya mengenai sampel
sebagian akan diserap, sebagian akan dihamburkan, dan sebagian lagi akan diteruskan.
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya yang dihamburkan
diukur sebagai transmitansi (T), yang dinyatakan dengan hukum Lambert-Beer yang
bunyinya “jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet,inframerah, dan lain-lain) yang

diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan fungsi eksponen dari
konsentrasi zat dan tebal larutan” (Windy, 2013).
Panjang gelombang yang digunakan pada percobaan ini yaitu 500 nm untuk
KMnO4. Panjang gelombang ini didapatkan dari memindai panjang gelombang
menggunakan larutan standar, proses pemindaian ini dinamakan mencari λ maksimum.
Panjang gelombang maksimum ditentukan dengan cara membuat deret standar
KMnO4 dalam berbagai konsentrasi. Larutan standar KMnO4 0,01 M, dibuat secara
terpisah dengan mengencerkan 1 ml, 2 ml, 3ml, 4ml, dan 5 mL larutan baku tersebut
dengan larutan aquades dalam labu takar 10 mL. Setelah mendapatkan nilai panjang
gelombang maksimum, selanjutnya larutan standar KMnO4 dan sampel diukur pada
panjang gelombang

tersebut. Dari pengukuran tiap larutan standar akan diperoleh

persamaan regresi linear yang akan digunakan untuk menentukan konsentrasi KMnO4
dalam larutan sampel.
2. Penetuan kurva standar!
Analisis Prosedur
Larutan KMnO4 10-3 M diencerkan menjadi 1 x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4 x
10-4 M dan 5 x 10-4 M dengan menggunakan rumus pengenceran M1V1 = M2V2(Chang,
2005).

M1 : Konsentrasi Awal (10-3 M)
V1: Volume Awal
M2 : Konsentrasi Akhir (1 x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4 x 10-4 M, 5 x 10-4 M)
V2: Volume Akhir (10 ml)
Sehingga didapatkan volume awal untuk masing – masing larutan secara berurutan adalah
1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml dan 5 ml. Kemudian masing-masing larutan diencerkan menjadi
10ml kedalam labu ukur hingga tanda batas. Setelah itu pindahkan larutan dari labu ukur
ke dalam masing – masing tabung reaksi yang telah dilabeli dan terbungkus dengan
aluminium foil terlebih dahulu. Fungsi aluminium foil adalah untuk mencegah perubahan
warna pada KMnO4. Kemudian dihitung absorbansi dari masing-masing larutan dengan
menggunakan spektofotometer. Mmengambil masing – masing larutan dan masukkannya
ke dalam masing – masing kuvet untuk diukur absorbansi masing masing larutan.
Mengatur λ sebesar 500 nm sesuai dengan panjang gelombang maksimum yang didapat.
Menekan tombol √ berwarna ungu. Memasukkan larutan blanko lalu menekan tombol

hijau, setelah nilai absorbansi terbaca, menekan tombol biru untuk mengkalibrasi.
Mengeluarkan larutan blanko, lalu memasukkan larutan KMnO4 yang telah diencerkan
menjadi 1 x 10-4 M ke dalam tempat kuvet, selanjutnya menekan tombol hijau lalu
mencatat nilai absorbansinya, mengeluarkan larutan KMnO4 1 x 10-4 M dan secara
bergantian melakukan kegiatan yang sama untuk larutan KMnO4 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4
x 10-4 M dan 5 x 10-4 M. Setelah mencatat nilai absorbansi semua larutan, kemudian
membuat kurva standar dengan konsentrasi KMnO4 sebagai sumbu x dan nilai absorbansi
sebagai sumbu y. Setelah diketahui absorbansinya kita dapat langsung menentukan kurva
standar nya. Bisa dengan menggunakan ms.excel. Dengan ketentuan sumbu y adalah nilai
absorbansi dan sumbu x adalah konsentrasi. Sehingga didapatkan persamaan y = 2497x +
0,0019 dan R2 = 0,9946.
Analisis Hasil
Larutan KMnO4 10-3 M diencerkan menjadi 1 x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4 x
10-4 M dan 5 x 10-4 M dengan menggunakan rumus pengenceran M1V1 = M2V2.
KMnO4 10-3 M menjadi 1 x 10-4 M
M1V1 = M2V2

KMnO4 10-3 M menjadi 2 x 10-4 M
M1V1 = M2V2

10-3 x V1 = 1 x 10-4 x 10

10-3 x V1 = 2 x 10-4 x 10

V1 = 1 ml

V1 = 2 ml

KMnO4 10-3 M menjadi 3 x 10-4 M
M1V1 = M2V2

KMnO4 10-3 M menjadi 4 x 10-4 M
M1V1 = M2V2

10-3 x V1 = 3 x 10-4 x 10

10-3 x V1 = 4 x 10-4 x 10

V1 = 3 ml

V1 = 4 ml

KMnO4 10-3 M menjadi 5 x 10-4 M
M1V1 = M2V2
10-3 x V1 = 5 x 10-4 x 10
V1 = 5 ml
Pengukuran absorbansi larutan KMnO4 1x 10-4 M, 2 x 10-4 M, 3 x 10-4 M, 4 x 10-4 M dan
5 x 10-4 M berturut turut ditemukan adalah 0.280, 0.489, 0.706, 1.014, 1.266. Dengan data
tersebut dapat ditentukan kurva standar dengan acuan persamaan absorbansi kurva standar
yaitu y = mx+c. dan didapatkan kurva y = 2497x + 0,0019 dan R2 = 0,9946. Dengan

konsentrasi KMnO4 sebagai sumbu x dan nilai absorbansi sebagai sumbu y (Widarsih,
2007).
3. Hasil konsentrasi sampel KMNO4!

Analisis Prosedur
Setelah di uji dengan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang
acuan sebesar 500 nm, di dapatkan nilai absorbansi larutan KMnO4 sampel A sebesar
0,635 dan untuk sampel B sebesar 0,894. Untuk menentukan konsentrasi dari larutan
KMnO4 sampel tersebut, maka harus dimasukkan ke dalam persamaan kurva standar yang
diperoleh yaitu sebesar y = 2497x + 0,0019 (sumbu y adalah nilai absorbansi dan sumbu x
adalah konsentrasi). Setelah dimasukkan dan dihitung diperoleh hasil konsentrasi untuk
larutan KMnO4 sampel A sebesar 2,5 x 10-4 M dan larutan KMnO4 sampel B sebesar 3,5 x
10-4 M.
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi nilai absorbansi antara lain (Widarsih, 2007) :
a) Tebal dan bahan penyusun dari media atau kuvet yang digunakan seperti penggunaan
gelas atau kuartz.
b) Intensitas Cahaya, saat kuvet ditembak dengan cahaya, maka harus diusahakan agar
tidak ada cahaya luar yang masuk karena dapat mempengaruhi nilai absorbansinya.
c) Sisi halus/transparan tersentuh sehingga kotoran, protein, lemak, dan keringat ikut
menempel dan mempengaruhi nilai absorbansi, maka dari itu sebelum dimasukkan ke
dalam tempat kuvet, sisi halus harus terlebih dahulu dibersihkan menggunakan tisue,
saat membersihkan haruslah satu arah saja.
d) Adanya cahaya yang dihamburkan atau dipantulkan sehingga tidak terserap oleh
larutan.
e) Jenis pelarut, pH larutan, suhu larutan dan suhu luar juga dapat mempengaruhi nilai
absorbansi.
Jadi, kelima faktor di atas adalah penyebab dari adanya perbedaan nilai absrobansi
larutan KMnO4 3 x 10-4 M di percobaan pertama dan kedua.
Analisis Hasil
Data yang didapatkan dari pengukuran absorbansi sampel A adalah 0,635 dan
untuk sampel B sebesar 0,894. Untuk menentukan konsentrasi dari masing-masing
sampel dengan memasukkan absorbansi sampel kedalam persamaan y = 2497x +
0,0019. Dengan konsentrasi KMnO4 sebagai sumbu x dan nilai absorbansi sebagai
sumbu y.
Konsentrasi sampel A KMnO4 :

Konsentrasi sampel B KMnO4 :

y = 2497x + 0,0019

y = 2497x + 0,0019

0,635 = 2497x + 0,0019

0,894 = 2497x + 0,0019

2497x = 0,6331

2497x = 0,8921

x = 2,5 x 10-4 M

x = 3,5 x 10-4 M

konsentrasi yang didapatkan untuk sampel A adalah 2,5 x 10-4 M dan sampel B adalah
3,5 x 10-4 M.

KESIMPULAN
Analisis kimia dengan metode spektrofotometri didasarkan pada interaksi panjang
gelombang tertentu yang sempit dan mendekati monokromatik dengan molekul dari suatu materi.
Interaksi tersebut meliputi proses adsorpsi, emisi, refleksi dan transmisi radiasi elektromagnetik
oleh atom-atom atau molekul dalam suatu materi. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa
molekul selalu mengabsorbsi cahaya elektromagnetik jika frekuensi cahaya tersebut sama dengan
frekuensi getaran dari molekul tersebut. Alat yang digunakan dalam pengukurannya disebut
spektrofotometer. Spektrofotometer merupakan penggabungan dua alat yaitu spektrometer
sebagai penghasil sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer sebagai
alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai
fungsi dari panjang gelombang.
Kurva standar dibuat dari hasil uji nilai cahaya atau absorbansi larutan KMnO4 dengan
volume yang berbeda. Dalam penentuan konsentrasi sampel larutan KMnO4 menggunakan rumus
yang ada di persamaan kurva standar dengan γ sebagai nilai absorbansi dan χ sebagai konsentrasi.

Analisis KMnO4 dapat dilakukan secara simultan dengan menggunakan spektrofotometri pada
panjang gelombang maksimum untuk KMnO4 yaitu 500 nm.

DAFTAR PUSTAKA
B.K., Ambasta. 2008. Chemistey for Engineers. New Delhi: Laxmi Publications
Mulyono, HAM. 2005. Kamus Kimia. Cetakan ke-3. Jakarta : Bumi aksara
S.M., Khopka. 2006. Basic Concepts of Analytical Chemistry. New Delhi: New Age International
Tim Penyusun. 2007. Modul Kuliah Spektroskopi Fakultas Farmasi. Yogyakarta : Universitas
Sanata Dharma
Underwood, A.L dan R.A day, J.R. 2009. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta
Yanoff, Myron, Jay S. Duker dan James J. Augsburger. 2009. Ophthalmology Ed. 3. China:
Elsevier Health Sciences

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga
Widarsih, Wiwi R, Arief R, dan Rohayati S. 2007. Spektrofotometri. Bogor : SMAK Bogor.
Windy S, Fatimawati, dan Aditya Y. 2013. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat pada
kecap asin. Manado: Pharmacon.

Tanggal

Nilai

Paraf
Asisten