Strategi Pengembangan Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu GunungsitoliDalam Meningkatkan PAD Kabupaten Nias

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Krisis yang melanda Indonesia mencapai puncaknya pada tahun 1998

menuntut perubahan yang besar pada segala sektor kehidupan bangsa Indonesia.
Peralihan kekuasaan dari Orde Baru ke Era Reformasi juga menandai peralihan
pelaksanaan pemerintahan yang sentralistik kepada pelaksanaan pemerintahan
yang desentralistik. Sistem pemerintahan desentralisasi diterjemahkan kedalam
UU Nomor 22 tahun 1999 yang kemudian di sempurnakan melalui UU Nomor 2
tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang menjadi bukti penting kerinduan dari
bangsa Indonesia untuk melakukan perubahan dalam roda pemerintahannya. Azas
desentralisasi sendiri merupakan terjemahan dari konsep yang disebut dengan
Otonomi Daerah.
UU Nomor 32 tahun 2004 pasal 1 ayat (7) menyebutkan bahwa azas
desentralisasi adalah penyerahan wewenang oleh pemerintah pusat kepada daerah
otonom untuk mengurus dan mengatur urusan pemerintahan dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Seiring dengan kebijakan desentralisasi atau biasa

disebut dengan kebijakan otonomi daerah yang diatur dalam Undang-undang
Nomor 32 tahun 2004 memberikan kewenangan yanlebih luas, nyata, dan
bertanggung jawab kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan melaksanakan kewenangan atas prakarsa sendiri sesuai

1
Universitas Sumatera Utara

dengan kepentingan masyarakat setempat dan potensi daerah masing-masing
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adanya otonomi
daerah ini diharapkan dapat mencapai pembangunan nasional yang lebih baik dan
berkesinambungan dengan meliputi seluruh lapisan kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara yang dilakukan melalui pelaksanaan pembangunan daerah.
Kemudian dalam UU nomor 32 tahun 2004 disebutkan juga bahwa dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat UndangUndang Dasar Tahun 1945 dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia, Pemerintahan Daerah yang mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan, diarahkan untuk kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan,
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya
saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,

keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia demi terwujudnya pembangunan daerah yang lebih baik.
Sejak berlakunya Undang-undang Pemerintahan Daerah di Indonesia
yang sekaligus memperkuat dasar yuridis otonomi daerah di Indonesia, maka
pemerintah daerah berhak untuk menjalankan roda pemerintahan di wilayah
hukum yang diberikan kepadanya secara mandiri dan proporsional dengan
berdasarkan undang-undang untuk mensejahterakan masyarakatnya. Dengan dasar
hukum tersebut, segala hak dan kewajiban yang melekat pada pemerintah daerah
wajib dilaksanakan dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan publik kepada
masyarakat daerah, sehingga pemerintah daerah dapat memenuhi kebutuhan

2
Universitas Sumatera Utara

rumah tangganya sendiri dengan baik serta dapat mengurangi tingkat
ketergantungan kepada pemerintah pusat dalam hal pembiayaan penyelenggaraan
pemerintah, hingga tercipta pembangunan daerah yang diinginkan.
Meningkatkan pembangunan daerah sudah pasti pemerintah daerah
membutuhkan sumber daya manusia dan dukungan dana untuk mencukupi segala
kebutuhan pembangunan dan belanja daerah tersebut. Salah satu dasar hukum

yang mengatur tentang sumber-sumber pendapatan daerah dalam menjalankan
roda pemerintahannya adalah Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang mana dalam
undang-undang tersebut menjelaskan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri
atas:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh daerah
dan dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan meliputi:
a. Pajak daerah
b. Retribusi daerah, termasuk hasil dari pelayanan badan layanan umum
(BLU) daerah
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain
bagian laba dari BUMD (perusahaan daerah), hasil kerjasama dengan
pihak ketiga
d. Lain-lain PAD yang sah.

3
Universitas Sumatera Utara

2. Dana perimbangan yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN

yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Salah satu sumber pendapatan asli daerah menurut undang-undang yang
berlaku adalah melalui perusahaan daerah (BUMD) yang mana perusahaan daerah
tersebut merupakan perusahaan yang modal/sahamnya dimiliki oleh Pemerintah
Daerah, dimana kekayaan perusahaan dipisahkan dari kekayaan negara. Hasil
BUMD tersebut dikelola oleh daerah tersebut sesuai dengan bentuk dan pelayanan
yang diberikan oleh perusahaan daerah dengan tujuan untuk meningkatkan
pendapatan daerah itu sendiri demi pelaksanaan pembangunan daerah.
Pendirian perusahaan daerah bertujuan untuk melayani kebutuhan
masyarakat di daerah tersebut hingga dapat terpenuhi dan juga untuk memperoleh
keuntungan, yang mana keuntungan dari perusahaan daerah tersebut akan
digunakan

untuk

pembangunan

di


daerahnya

sendiri

dengan

aturan

kewenangannya di serahkan seutuhnya kepada kepala daerah yang bersangkutan.
Ada banyak jenis dari perusahaan daerah diantaranya, seperti: pasar daerah, bank,
perusahaan air minum, dan lain sebagainya. Salah satu jenis perusahaan daerah
yang cukup berpengaruh dalam penerimaan asli daerah yaitu pasar daerah, dimana
pasar daerah dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap PAD jika
dikelola atau dikembangkan dengan baik.

4
Universitas Sumatera Utara

Sebagai daerah otonom, Kabupaten Nias juga berusaha meningkatkan

pendapatan asli daerahnya melalui perusahaan daerah yang dimiliki yaitu salah
satunya dengan pendirian Pasar Ya’ahowu Gunungsitoli. Dalam peningkatan
penerimaan asli daerah yang diinginkan demi menopang penyelenggaraan
pemerintahan Kabupaten Nias, maka Pasar Ya’ahowu Gunungsitoli harus dikelola
dengan baik dan profesional sehingga diperlukan adanya peraturan daerah yang
mengatur tentang perusahaan daerah Pasar Ya’ahowu Gunungsitoli sebagai
pedoman dan landasan hukum dalam pengelolaannya. Hal tersebut diperkuat
dengan adanya Peraturan Daerah Kabupaten Nias Nomor 2 Tahun 2010 Tentang
Pendirian Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu Gunungsitoli, yang mana peraturan
daerah ini diharapkan mampu mengarahkan Pasar Ya’ahowu Gunungsitoli dalam
meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Nias. Namun semenjak Pasar
Ya’ahowu Gunungsitoli didirikan secara resmi empat tahun yang lalu sampai
sekarang, nampak masih belum beroperasi secara maksimal yaitu dibuktikan
dengan masih banyak toko-toko yang masih kosong dan pengunjungnya bisa
dikatakan

masih

sedikit


yang

datang

untuk

berbelanja.

(https://sepinya+konsumen+pasar+Ya’ahowu&oq=sepinya+konsumen+pasar+Ya
’ahowu&sourceid=chrome&espv=210&es_sm=122&ie=UTF8#q=pasar+Ya’ahowu+sepi+pedagang diakses pada 24 Februari 2014 Pukul 8.40
WIB).
Apabila

Pasar

Ya’ahowu

Gunungsitoli

ini


dapat

dioptimalkan

pengembangannya, bisa menjadi suatu solusi yang baik bagi peningkatan
pendapatan asli daerah Kabupaten Nias. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-

5
Universitas Sumatera Utara

upaya lebih lanjut untuk mengembangkan Pasar Ya’ahowu Gunungsitoli tersebut,
sehingga fungsinya sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah dapat
terealisasikan dengan baik, yang nantinya akan berdampak langsung pada
peningkatan pendapatan serta pembangunan daerah.
Berdasarkan uraian permasalahan dan penjelasan di atas, maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Strategi pengembangan
Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu Gunungsitoli dalam Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah”.


1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

perlu untuk membuat suatu rumusan masalah yang sangat berguna bagi arah dan
langkah penelitian supaya lebih jelas dalam melakukan penelitian. Adapun
rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah “Bagaimana Strategi
Pengembangan Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu Gunungsitoli Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Nias?”.

1.3.

Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentunya ingin mencapai suatu sasaran

yang hendak dicapai atau suatu tujuan yang diharapkan untuk menghasilkan suatu
hasil penelitian. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris pada
umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran
suatu ilmu pengetahuan itu sendiri.


6
Universitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan jawaban terhadap
perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, adapun yang menjadi tujuan
peneliti adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman dalam menyusun Stretegi Pengembangan
Perusahaan

Daerah

Pasar

Ya’ahowu

Gunungsitoli

Dalam


Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Nias;
2. Untuk menggambarkan Strategi Pengembangan Perusahaan Daerah
Pasar Ya’ahowu Gunungsitoli Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Nias.

1.4.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Adapun

yang menjadi manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan menulis
karya ilmiah dalam menganalisa permasalahan di lapangan;
2. Bagi instansi, penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber
informasi

dan

pengetahuan

tentang

Strategi

Pengembangan

Perusahaan Daerah Pasar Ya’ahowu Gunungsitoli, selain itu sebagai
sumbangan pemikiran, saran dan sebagai bahan pertimbangan bagi
pengelola Perusahan Daerah Pasar Ya’ahowu Gunungsitoli;
3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan akan mampu menyumbang
khasanah ilmiah dan kepustakaan baru dalam penelitian sosial

7
Universitas Sumatera Utara

1.5.

Kerangka Teori
Untuk menerangkan suatu permasalahan yang terjadi dalam masyarakat

maka diperlukan asumsi-asumsi, konsep ataupun proposisi-proposisi yang secara
ilmiah telah diteliti untuk kemudian dihubungkan dengan konsep-konsep yang
lainnya. Asumsi-asumsi, konsep ataupun proposisi-proposisi ini yang oleh Masri
Singarimbun didefinisikan sebagai teori.

Kerangka teori membantu peneliti

dalam mengkonstruksi pemahaman terhadap realita yang ada dalam masyarakat
yang akan diteliti.
1.5.1. Manajemen Strategis
1.5.1.1. Pengertian Manajemen Strategis
Keberhasilan suatu organisasi tidak terlepas dari kemampuan organisasi
tersebut dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan persaingannya. Hadirnya
kompetitor-kompetitor memaksa organisasi tersebut untuk mengeluarkan strategistrategi untuk bertahan dalam persaingan bahkan untuk mengungguli kompetitor
lainnya. Seorang pemimpin dalam organiasasi tersebut akan berusaha untuk
menyusun suatu langkah-langkah kerja, taktik dan pilihan-pilihan rencana yang
akan dikerjakan oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan di pasar bebas.
Globalisasi yang melanda juga membuat organisasi-organisasi untuk mulai
mempersiapkan diri menghadapi persaingan bebas.
Kemampuan suatu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan tidak terlepas dari manajemen strategis yang diciptakan oleh
organisasi tersebut dalam menentukan dan mengarahkan pergerakan organisasi
tersebut. Seorang pemimpin yang adalah simbol keberhasilan suatu organisasi

8
Universitas Sumatera Utara

sangat dituntut untuk harus bisa berpikir strategis dalam mengolah organisasinya.
Apabila pemimpin tersebut tidak mampu untuk mengembangkan berpikir strategis
maka bisa dipastikan organisasi tersebut akan tertinggal jauh bahkan tidak dapat
mencapai tujuannya. Itu artinya bahwa seorang pemimpin dituntut untuk bisa
berpikir strategis, terlebih dalam merumuskan strategi perusahaan dan dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang ada.
Hadirnya manajemen strategis sebagai suatu hal penting yang dibutuhkan
oleh organisasi dan pemimpinnya kemudian berkembang menjadi suatu ilmu yang
banyak dipelajari dan diajarkan untuk dapat membantu dalam berpikir strategis.
Dengan manajemen strategis maka perencana strategi/pemimpin perusahaan akan
berpikir atau memandang perusahaan/organisasi secara keseluruhan (gajah secara
utuh), bukan setengah-setengah seperti yang dilakukan oleh manajer tiap
divisi/bagian, sehingga akan mudah dan cepat baginya untuk mengidentifikasi
masalah-masalah strategik (umumnya saling berkaitan) yang muncul (Agustinus
Sri Wahyudi, 1996:5).
Banyak ahli mencoba untuk mendefinisikan manajemen strategis tersebut
untuk mempermudah dalam memahami dan berpikir kritis. Manajemen strategis
sendiri berfokus kepada pengambilan keputusan-keputusan strategis yang
berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang untuk
organisasi secara keseluruhan. Menurut Crown Dirgantoro (2001:9) manajemen
strategis

adalah

kombinasi

ilmu

dan

seni

untuk

memformulasikan,

mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan yang bersifat crossfungsional yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Sedangkan

9
Universitas Sumatera Utara

menurut Agustinus Sri Wahyudi (1996:15) manajemen strategik adalah suatu seni
dan ilmu dari pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi
(evaluating)

keputusan-keputusan

strategis

antar

fungsi-fungsi

yang

memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang.
Secara garis besar, terdapat tiga elemen besar yang membentuk
manajemen strategik, yaitu:
 Analisis lingkungan (Internal dan Eksternal)
Analisis lingkungan dilakukan dengan tujuan utama adalah untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan peluang atau opportunity yang bisa muncul
serta kemungkinan-kemungkinan ancaman atau threat yang bisa terjadi
yang diakibatkan oleh adanya perubahan-perubahan, yang terjadi baik
pada tingkatan lingkungan bisnis/industri, maupun lingkungan internal
organisasi. Analisis juga dilakukan terhadap kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki atau yang ada dalam organisasi untuk melihat seberapa
besar

organisasi

dapat

memanfaatkan

peluang

yang

ada

atau

mengantisipasi ancaman dan tantangan yang muncul.
 Penetapan Visi, Misi dan Objective
Menetapkan visi dimaksudkan untuk memberikan arahan tentang akan
menjadi apa atau seperti apa organisasi atau perusahaan dimasa yang
akan datang, atau secara lebih ringkas suatu pandangan ke depan tentang
perusahaan. Misi lebih spesifik lagi dibandingkan dengan visi. Misi akan
secara spesifik menekankan tentang produk yang diproduksi, pasar yang
dilayani, dan hal-hal lain yang secara spesifik berhubungan langsung

10
Universitas Sumatera Utara

dengan bisnis. Secara singkat visi memberi penjelasan tentang apa bisnis
perusahaan. Objective lebih kepada penetapan target secara spesifik dan
sedapat mungkin terukur, yang ingin dicapai oleh perusahaan untuk suatu
jangka waktu tertentu.
 Strategi (Formulasi, Implementasi, Pengendalian)
Pada tahapan strategi ada tiga hal yang penting untuk dipahami, yaitu:
1. Formulasi strategi
Pada tahap ini penekanan lebih diberikan kepada aktivitasaktivitas utama yang antara lain adalah:
 Menyiapkan strategi alternatif
 Pemilihan strategi
 Menetapkan strategi yang akan digunakan
2. Implementasi Strategi
Tahap

ini

adalah

tahapan

dimana

strategi

yang

telah

diformulasikan tersebut kemudian diimplementasikan. Pada tahap
implementasi ini beberapa aktivitas atau cakupan kegiatan yang
mendapat penekanan antara lain adalah:
 Menetapkan tujuan tahunan
 Menetapkan kebijakan
 Memotivasi karyawan
 Mengembangkan budaya yang mendukung
 Menetapkan struktur organisasi yang efektif
 Menyiapkan budget

11
Universitas Sumatera Utara

 Mendayagunakan sistem informasi
 Menghubungkan kompensasi karyawan dengan performance
perusahaan.
3. Pengendalian Strategi
Untuk mengetahui atau melihat sejauh mana efektivitas dari
implementasi strategis, maka dilakukan tahapan berikutnya, yaitu
evaluasi strategi yang mencakup aktivitas-aktivitas utama sebagai
berikut:
 Review faktor eksternal dan internal yang merupakan dasar
dari strategi yang sudah ada
 Menilai performance strategi
 Melakukan langkah koreksi
(Crown Dirgantoro, 2001:12-14)
1.5.1.2. Manfaat Manajemen Strategis
Manajemen strategis sangat diperlukan oleh seorang pemimpin dalam
mengelola setiap kebijakan-kebijakan strategis yang dibuat. Adapun manfaat yang
diperoleh dari manajemen strategis adalah:
1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju;
2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi;
3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif;
4. Mengidentifikasi

keunggulan

komparatif

suatu

organisasi

dalam

lingkungan yang semakin beresiko;

12
Universitas Sumatera Utara

5. Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan
untuk mencegah munculnya masalah dimasa datang;
6. Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi
mereka pada tahap pelaksanaannya;
7. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi;
8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
(Agustinus Sri Wahyudi, 1996:19)
1.5.1.3. Proses Manajemen Strategis
Manajemen strategis dapat dicapai melalui tahapan-tahapan yang
kolektif, dimana setiap tahapan memiliki fungsi dan tujuannya masing-masing dan
harus dikerjakan karena sangat penting dalam menentukan keberhasilan dari
manajemen strategis tersebut.
Proses dari manajemen strategi tersebut terdiri dari:
1. Formulasi Strategi
Formulasi

stategi

meliputi

mengembangkan

visi

dan

misi,

mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman dari luar
organisasi,

menetapkan

tujuan-tujuan

(sasaran-sasaran)

jangka

panjang, menghasilkan strategi-strategi tertentu untuk dijalankan.
2. Implementasi Strategi
Implementasi strategi menghendaki supaya menetapkan sasaransasaran per tahun, menetapkan kebijakan-kebijakan, memotivasi
karyawan dan mengalokasikan sumber daya agar strategi yang telah
dirumuskan

dapat

dilaksanakan,

pengimplementasian

strategi

13
Universitas Sumatera Utara

mencakup membangun suatu budaya yang mendukung strategi,
menciptakan sebuah struktur organisasi yang efektif, mengarahkan
kembali

usaha-usaha

mengembangkan

dan

pemasaran,
menggunakan

menyiapkan
sistem

anggaran,

informasi

dan

menghubungkan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi.
3. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam manajemen strategik.
Dalam hal ini para manajer berusaha keras mengetahui kapan strategi
tertentu tidak berjalan dengan baik, penilaian strategi merupakan alat
utama untuk memperoleh informasi ini.
(M. Qudrat Nugraha, 2007:113).
1.5.2. Formulasi Strategi
Formulasi strategi adalah tahap awal dari manajemen strategis. Formulasi
strategi secara sederhana dapat dipahami sebagai penentuan aktivitas-aktivitas
yang berhubungan dengan pencapaian tujuan (Crown Dirgantoro, 2001:82).
Sebagai suatu proses input, maka formulasi strategi menghimpun informasiinformasi penting dari analisis lingkungan,

eksternal dan internal, untuk

kemudian memunculkan pilihan-pilihan yang dapat digunakan sebagai cara
mencapai tujuan organisasi. Formulasi strategi merupakan bagian yang sangat
penting karena akan menentukkan langkah dari organisasi tersebut dalam jangka
panjang hingga mencapai tujuan.

14
Universitas Sumatera Utara

Dalam melakukan formulasi strategi, ada beberapa hal yang patut untuk
dipertimbangkan. Crown Dirgantoro (2001:83) kemudian menguraikan hal
tersebut sebagai berikut:
1. Harus dipahami benar visi, misi, dan objective perusahaan sehingga
kita akan mengetahui ke arah mana perusahaan akan dibawa serta
bagaimana caranya untuk menuju ke arah tersebut;
2. Hal kedua yang harus dipahami adalah tentang posisi perusahaan pada
saat ini. Posisi perusahaan itu dapat berupa pangsa pasar yang
dikuasai, posisi laba/rugi perusahaan, kondisi internal seperti
kompetensi orang-orang yang berada dalam perusahaan, dan lain-lain;
3. Kemampuan

untuk

mengidentifikasi

faktor-faktor

lingkungan

(internal maupun eksternal) yang sedang dihadapi perusahaan saat ini.
Dengan mengidentifikasikan faktor-faktor tersebut akan memudahkan
dalam memahami keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan.
Sedangkan dalam proses penyusunan strategi memerlukan tahapantahapan tertentu untuk dipenuhi. Terdapat sedikitnya enam tahapan yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan suatu strategi, antara lain:
1. Seleksi yang mendasar dan kritis terhadap permasalahan.
2. Menetapkan tujuan dasar dan sasaran strategi.
3. Menyusun perencanaan tindakan (action plan).
4. Menyusun rencana penyumberdanaan.
5. Mempertimbangkan keunggulan.
6. Mempertimbangkan keberlanjutan.
(Triton P.B., 2007:17-18).

15
Universitas Sumatera Utara

Mencari alternatif solusi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan
organisasi secara lebih efisien dimasa yang akan datang. Semakin banyak solusi
yang relevan yan bisa ditawarkan bisa juga menunjukkan kemampuan yang selalu
berkembang atau selalu diasah dari orang-orang yang berada dalam organisasi
atau perusahaan, atau mungkin juga bisa menunjukkan inovasi dari mereka untuk
selalu mengikuti perubahan yang terjadi dan kemampuan untuk mengantisipasi
perubahan tersebut, meskipun hal tersebut mungkin tidak bisa ditunjukkan secara
langsung sebagai hubungan sebab akibat.
1.5.2.1. Formulasi Strategi Tingkat Perusahaan
Stretegi tingkat perusahaan diformulasikan oleh pimpinan puncak
organisasi. Pimpinan puncak organisasi bertanggung jawab untuk menentukkan
arah kemana organisasi akan bergerak. Seorang top manager akan berusaha
merumuskan formulasi kebijakan yang akan diterapkan dalam mengelola
organisasinya. Dalam menyusun formulasi strategi, manejer puncak akan
menghimpun

informasi-informasi

penting

yang

berhubungan

dengan

formulasinya. Untuk formulasi strategi tingkat perusahaan, ada empat aktivitas
utama yang harus dilakukan, yaitu:
1. Menetapkan beberapa general strategy yang relevan.
Pada tahap ini pimpinan pucuk akan menunjukkan alternatif-alternatif
strategi yang bisa digunakan/diperlukan oleh perusahaan. Alternatifalternatif strategi ini bergantung pada analisis lingkungan dan lainlain.

16
Universitas Sumatera Utara

 Concentration strategy adalah strategi di mana perusahaan
memfokuskan diri kepada satu lini bisnis saja.
 Stability strategy adalah usaha-usaha yang akan dilakukan
perusahaan dalam mempertahankan lini bisnis yang dipilih.
 Growth strategy adalah usaha dari perusahaan untuk meningkatkan
pertumbuhan secara terus menerus yang berkelanjutan.
2. Memilih satu strategi untuk dikembangkan.
3. Menentukkan peran dari setiap lini bisnis dalam perusahaan.
4. Melakukan alokasi sumber daya.
(Crown Dirgantoro, 2001:84-85).
1.5.2.2. Formulasi Strategi Tingkat Unit Usaha
Formulasi tingkat unit usaha adalah formulasi yang dibuat oleh unit-unit
usaha yang segaris dengan strategi bisnis secara keseluruhan. Salah satu
pendekatan yang banyak digunakan untuk memformulasikan strategi tingkat unit
usaha adalah The Five Forces Model yang dikemukakan oleh Michael Porter
(dalam Crown Dirgantoro 2001) terdiri atas: ancaman pesaing baru, kekuatan
tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, ancaman produk
pengganti, persaingan antara perusahaan yang sudah ada dalam industri. Untuk
menyusun formulasi strategi, Porter kemudian membuat suatu model strategik
generik yang bisa digunakan.

17
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1
KEUNGGULAN BERSAING

Biaya Rendah

Diferensiasi

Keunggulan Biaya

Diferensiasi

Fokus Biaya

Fokus Diferensiasi

Sasaran Luas

CAKUPAN PERSAINGAN

Sasaran Sempit

(Crown Dirgantoro, 2001:105).
1.5.2.3. Formulasi Strategi Tingkat Fungsional
Formulasi strategi fungsional dilakukan untuk tiap-tiap bidang fungsional
dari bisnis. Strategi tersebut akan menghasilkan tugas-tugas khusus yang dibentuk
sebagai realisasi strategi bisnis. Yang diperlukan adalah koordinasi dari seluruh
kegiatan untuk memastikan bahwa seluruh strategi tetap konsisten.
Formulasi strategi tingkat fungsional terdiri atas:
 Marketing strategy, titik berat dari strategi ini adalah pada segmentasi
pasar, target pasar, dan positioning.
 Financial strategy, menitikberatkan kepada peramal dan perencanaan
keuangan, pengendalian sumber dan penggunaan dana, evaluasi
usulan investasi, dan menjamin keamanan investasi.

18
Universitas Sumatera Utara

 Operating

strategy,

berperan

untuk

mengambil

keputusan

berhubungan dengan kapasitas pabrik, layout pabrik, dan proses. Hal
yang paling penting disini adalah biaya pengendalian dan efisiensi
pabrik.
 Human

resource

strategy,

berhubungan

dengan

perekrutan,

penyeleksian, penilaian dan motivasi.
 Research and Development strategy, berperan dalam menghasilkan
produk-produk baru untuk bisnis dan perusahaan secara keseluruhan
dengan menemukan ide-ide produk baru dan mengembangkannya
sampai produk tersebut diproduksi dan memasuki pasar.
(Crown Dirgantoro, 2001:115-116).
1.5.3. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi atas keadaan kekuataan,
kelemahan, peluang dan tantangan yang akan dihadapi oleh perusahaan. Analisis
SWOT digunakan untuk mengamati lingkungan dalam dan luar perusahaan
sebelum mengeluarkan kebijakan bisnisnya. Dengan bantuan analisis SWOT,
perusahaan dapat memperhitungkan langkah-langkah apa yang harus diambil
untuk bisa mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Bahkan dengan analisis
yang tepat, perusahaan justru dapat menciptakan pasar baru yang bisa dikuasai
sepenuhnya oleh perusahan. Analisis SWOT terdiri atas:
 Strength, yaitu kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan yang
memungkinkan perusahaan tersebut dapat menguasai pasar yang
dituju.

19
Universitas Sumatera Utara

 Weakness, yaitu kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam suatu
perusahaan yang bisa menurunkan kinerja perusahaan.
 Opportunity, yaitu peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan oleh
perusahaan dalam menyusun strateginya untuk meningkatkan
kemampuan perusahaan.
 Threats, ancaman-ancaman yang mungkin akan dihadapi oleh
perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
Tabel 1.2
Matriks SWOT

Opportunity (O)

Strength (S)

Weakness (W)

SO:

WO:

Strategi yang dihasilkan Strategi

dibuat

untuk

didasarkan pada kekuatan meminimalisir kelemahan
dan

Threats (T)

kesempatan

yang berdasarkan kesempatan

dimiliki perusahaan.

yang ada.

ST:

WT:

Strategi yang dihasilkan Strategi yang dihasilkan
akan menciptakan suatu bertujuan

untuk

kekuatan bagi perusahaan mengatasi kelemahan dan
untuk menekan ancaman ancaman-ancaman
yang dihadapi.

yang

dihadapi perusahaan.

(Freddy Rangkuti, 2004)

20
Universitas Sumatera Utara

1. Strategi SO
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki
untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST
Strategi ini menggunakan

kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi

ancaman.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi
ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan
internal serta menghindari ancaman.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT
bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari
ancaman eksternal.
1.5.3.1. Analisis SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi
Analisis SWOT merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis
strategi yang telah dibuat. Dalam menganalisis, analisis SWOT digunakan untuk
membandingkan antara faktor eksternal dan faktor internal.

21
Universitas Sumatera Utara

Gambar 1.1
Diagram Analisis SWOT

3. mendukung strategi
turn-around

BERBAGAI
PELUANG

KELEMAHAN
INTERNAL

4. Mendukung strategi
defensif

1. mendukung strategi
agresif

KEKUATAN
INTERNAL

BERBAGAI
ANCAMAN

2. mendukung strategi
diversifikasi

(Fredi Rangkuti, 2004:19)
 Kuadran I
Ini merupakan situasi menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki
peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif.
 Kuadran II
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang
dengan cara strategi diversifikasi (pasar/produk).

22
Universitas Sumatera Utara

 Kuadran III
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain
pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi
ini yaitu meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat
merebut pasar yang lebih baik.
 Kuadran IV
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus
strategi yaitu melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari
kerugian yang lebih besar.
1.5.3.2. Proses Analisis SWOT
Dalam melakukan analisis SWOT sangat penting untuk terlebih dahulu
mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dari sebuah organisasi atau perusahaan.
Faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan akan memberikan
gambaran bagaimana kondisi internal dari organisasi atau perusahaan untuk
mempersiapkan diri mencapai tujuannya. Faktor eksternal yang terdiri dari
peluang dan ancaman yang senantiasa akan mempengaruhi organisasi atau
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sehingga demikian, apabila identifikasi
terhadap faktor-faktor lingkungan organisasi telah siap maka tahapan selanjutnya
adalah proses analisis.
Proses analisis menjadi sangat penting untuk diperhatikan sebelum
memulai untuk menganalisis dengan analisis SWOT. Menurut Boulton (dalam

23
Universitas Sumatera Utara

Rangkuti, 2004:14), proses untuk melakukan analisis kasus dapat dilihat pada
diagram Proses Analisis Kasus sebagai berikut:
Gambar 1.2
Diagram Proses Analisis Kasus

Jelaskan
Situasi

Evaluasi
situasi

Mengetahui strategi
perusahaan

Tentukan
dan
evaluasi
lingkungan
Peluang
dan
Ancaman

Tentukan
dan
evaluasi
Kekuatan
dan
Kelemahan
Perusahaan

Analisis masalah yang
perlu mendapat perhatian
Cari
pemecahan
masalah

Tentukan alternatif dan
pilihan strategi

1.5.4. Perusahaan Daerah
Perusahaan daerah secara sederhana dapat dipahami sebagai badan usaha
yang seluruhnya atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh daerah, sehingga
arah kebijakannya mendukung untuk peningkatan keuangan daerah tersebut.
Dalam undang-undang tentang perimbangan keuangan daerah juga dibenarkan

24
Universitas Sumatera Utara

bahwa salah satu sumber keuangan daerah adalah melalui badan usaha milik
daerah tersebut.
Berdasarkan UU RI Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah,
sektor-sektor yang dikelola daerah antara lain sebagai berikut.
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.
3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.
4. Penyediaan sarana dan prasarana umum.
5. Penanganan bidang kesehatan.
6. Penyelenggaraan pendidikan.
7. Penanggulangan masalah sosial.
8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan.
9. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah.
10. Pengendalian lingkungan hidup.
11. Pelayanan pertahanan.
12. Pelayanan kependudukan dan catatan sipil.
13. Pelayanan administrasi umum pemerintahan.
14. Pelayanan administrasi penanaman modal.
15. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya.
16. Urusan wajib lain yang diamanatkan peraturan perundang-undangan.
Dalam memenuhi tercapainya sektor-sektor diatas, maka daerah
mempunyai alternatif dalam membiayai pembangunan itu semua dengan

25
Universitas Sumatera Utara

keuntungan dari pelaksanaan perusahaan daerah yang mana kewenangannya di
serahkan seutuhnya kepada kepala daerah yang bersangkutan.

1.6.

Definisi Konsep
Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga

dapat

dipakai

untuk

menggambarkan

berbagai

fenomena

yang

sama

(Singarimbun, 1995:45). Dengan adanya konsep akan mempermudah dalam
membatasi pemahaman yang jelas terhadap variabel yang akan diteliti.
Berdasarkan pengertian diatas, maka penulis menyusun definisi dari
konsep yang akan digunakan sebagai berikut:
1. Manajemen

Strategi

adalah

kombinasi

ilmu

dan

seni

untuk

memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan
yang bersifat cross-fungsional yang memungkinkan organisasi mencapai
tujuannya
2. Formulasi Strategi adalah tahap awal dari manajemen strategis. Formulasi
strategi secara sederhana dapat dipahami sebagai penentuan aktivitasaktivitas yang berhubungan dengan pencapaian tujuan.
3. Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi atas keadaan kekuataan,
kelemahan, peluang dan tantangan yang akan dihadapi oleh perusahaan.
Analisis SWOT digunakan untuk mengamati lingkungan dalam dan luar
perusahaan sebelum mengeluarkan kebijakan bisnisnya.

26
Universitas Sumatera Utara

1.7.

Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep dan
sistematika penulisan.
BAB II : METODE PENELITIAN
Berisi bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.
BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Berisi gambaran umum mengenai karakteristik lokasi penelitian.
BAB IV : PENYAJIAN DATA
Berisi hasil penelitian dilapangan dan dokumentasi yang akan
dianalisis.
BAB V : ANALISIS DATA
Berisi analisis data yang

diperoleh dari hasil penelitian dan

memberikan interpretasi atas permasalahan yang diteliti.
BAB VI : PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang akan diperoleh dari hasil
penelitian.

27
Universitas Sumatera Utara