Transportasi Darat di Kota Pematang Siantar (Studi Etnografi Transportasi Umum Roda Tiga Becak Motor Birmingham Small Arm’s )

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Awal mula dari terciptanya alat transportasi terjadi sejak zaman prasejarah.
Manusia pada zaman dahulu bepergian hanya dengan berjalan kaki ataupun
menggunakan hewan. Dalam sebuah artikel yang menjelaskan tentang
perkembangan sejarah dan awal mula Terciptanya transportasi, dimana manusia
perlahan-lahan mulai menciptakan roda untuk mengangkut beban-beban berat
yang kemudian disatukan dengan kuda ataupun unta. Roda dapat dikatakan
sebagai salah satu bagian terpenting dalam bagian transportasi dan juga
merupakan awal dari cikal bakal terciptanya transportasi atau kendaraan saat ini.
Negara yang pertama kali menggunakan roda adalah Syria dan Sumeria kira-kira
4000 dan 3500 Sebelum Masehi (SM). Sekitar tahun 3000 SM di Mesopotamia
pedati beroda sudah menjadi barang umum, dan sampai di Indus kira-kira 2500
SM. Sementara di negara Mesir pedati beroda digunakan pada sekitar 2500 SM.
(Sutrisno: 2000 : 2)
Transportasi sangatlah penting untuk kehidupan semua sosial manusia. Bentuk
paling sederhana dari trasportasi secara teoritis adalah semua hal dipengaruhi
penggunaan tangan manusia, punggung, dan kaki tanpa menggunakan perangkat
budaya. Penggunaan tali dan keranjang hanyalah untuk meningkatkan daya
dukung manusia. (Ralph, Harry :1959)

(Koentjaranigrat: 1979) mengemukakan transportasi sebagai salah satu 7
unsur kebudayaan yaitu sistem peralatan hidup dan teknologi. Teknologi adalah

1
Universitas Sumatera Utara

jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh para anggota suatu masyarakat,
meliputi keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya dengan
pengumpulan bahan bahan mentah, pemrosesan bahan bahan itu untuk dibuat
menjadi alat kerja, pakaian, tempat tinggal, alat trasportasi dan kebutuhan lain
yang berupa benda meterial.
Memasuki abad ke 20 seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan
industri, transportasi berubah menjadi salah satu aspek yang paling dibutuhkan
manusia. Perkembangan transportasi di setiap negara di dunia tentulah berbedabeda, mengikuti kemajuan teknologi di negara masing-masing. Secara umum
transportasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu transportasi darat, laut, dan udara.
Keberadaan transportasi dapat membantu roda pergerakan perekonomian
suatu daerah, baik di tingkat nasional maupun lokal. Kegunaan transportasi
berperan vital dalam membantu penyaluran barang dan jasa jika kita lihat di era
modernisasi 1 saat ini, dimana segala sesuatu hal haruslah cepat dan juga tepat
sasaran.Transportasi umum atau transportasi publik merupakan kendaraan yang

mengangkut manusia dengan daya angkut yang relatif banyak serta dengan tujuan
yang sama. Moda transportasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : darat, udara,
dan laut. (http://blogspot.co.id/peran transportasi.com)
Di setiap kota-kota yang ada di Indonesia tentu mempunyai jenis-jenis
transportasi tersendiri dengan kegunaan dan fungsi yang berbeda-beda. Seperti
kendaraan roda tiga yang dapat ditemui di kota Pematang Siantar.

1

Modernisasi adalah proses pergeseran sikap sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai
dengan tuntutan masa kini

2
Universitas Sumatera Utara

Kota Pematang Siantar merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera
Utara setelah kota Medan. Kota Pematang Siantar di kategorikansebagai
Kotamadya tingkat II dengan letak geografis pada titik 3,01˚-2,54,40˚ LU dan
99,06,23˚-99,01,10˚ BT dengan ketinggian 400 Mdpl 2. Kota Pematang Siantar
memiliki topografi 3 daerah yang berbukit-bukit rendah. Hal ini menyebabkan

sebagian jalan di kota ini berkarakter naik turun. Keadaan topografi ini yang
membuat becak-becak di kota Siantar menggunakan mesin berkapasitas besar.
Selain itu juga terdapat beberapa sungai yang digunakan sebagai saluran air.
Sungai-sungai ini juga digunakan sebagai batas-batas wilayah kelurahan maupun
kecamatan.(http://co.id/gambaran-umum-tingkat-II-kotamadya-pematang-siantar)
Sebagai kota yang memenuhi kebutuhan kawasannya sendiriPematang Siantar
mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Hal ini dipicu masuknya
urbanisasi 4 penduduk dari kabupaten Simalungun menuju kota Pematang Siantar.
Selain itu faktor perluasan wilayah dan peningkatan pelayanan publik juga
memperngaruhi peningkatan jumlah penduduk di kota ini.
Berdasarkan data dari Badan Statistik Kotamadya Pematang Siantar, dimana
pertambahan penduduk pada tahun 1960 dengan luas wilayah 1.248 km persegi
jumlah penduduk yaitu 114.900 jiwa hampir mengalami peningkatan 50% pada
tahun 2006 yang mencapai 247.837 jiwa dengan luas wilayah 7.997 km persegi.
Meningkatnya pertumbuhan inilah yang melatarbelakangi pemerintah pusat

2

Mdpl adalah Meter diatas permukaan laut
Topografi adalah keadaan muka bumi pada suatu kawasan atau daerah

4
Urbanisasi adalah perubahan budaya di suatu tempat yang bermula bersifat desa menuju ke sifat
kota
3

3
Universitas Sumatera Utara

memperluas wilayah administratif 5 Pematang Siantar di tahun 1986 dari 1.248
Km persegi menjadi 7.997 km persegi 6.
Kota Pematang Siantar memiliki bentuk kendaraan yang berbeda dengan
kendaraan lain, hal ini dapat kita lihat pada salah satu kendaraan roda tiganya
yaitu becak. Becak Siantar begitu panggilan akrab yang sering disebut oleh
masyarakat pada umumnya. Becak di kota Pematang Siantar berbentuk sepeda
motor tua yang telah digandengkan dengan bak. Bak digunakan untuk
mengangkut barang dan penumpang. Untuk ukurannya, becak siantar mempunyai
ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan becak motor di kota Medan.
Awal mulanya becak Siantar merupakan kendaraan perang yang digunakan
oleh para tentara Belanda sebagai transportasi perang. Setelah kemerdekaan
Indonesia yang kemudian disusul dengan mundurnya para tentara Belanda dari

Indonesia, maka kendaraan ini di tinggal dan banyak terdapat dibeberapa daerah
di Indonesia.
Sepeda motor dari becak Siantar merupakan buatan pabrikan dari Inggris yang
diberi namaBirmingham Small Arms (BSA). Kendaraan ini dibuat di negara
Inggris dimana lokasi pembuatannya adalah di kota Birmingham. Produk BSA
awal mulanya merupakan pembuat senjata api untuk memenuhi kebutuhan perang
pada masa perang dunia I dan II. Namun dengan seiring perkembangan kebutuhan
untuk moda transportasi perang, maka BSA meluncurkan kendaraan yang
bertujuan untuk memudahkan pergerakan para tentara menuju titik lokasi perang.
Motor BSA di produksi pada tahun 1937 sampai 1965dengan kapasitas mesin 500
5

Administratif adalah yang bersangkut paut dengan administrasi, administrasi merupakan usaha
dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan.
6
http://.co.id/gambaran-umum-tingkat-II-kotamadya-pematang-siantar

4
Universitas Sumatera Utara


cc dan memiliki 4 transmisi gigi. Selama perang berlangsung sekitar 126.000 unit
motor jenis BSA M20 SV paling banyak digunakan oleh tentara Inggris. Sepeda
motor ini di desain oleh Valentine Page (1892-1978) yang terlibat juga dalam
pengembangan sepeda motor Ariel dan Triumph. Valantine Page mulai mendesain
M20 pada tahun 1937 menggunakan mesin 500cc. BSA M20 SV 500 merupakan
sepeda motor yang tangguh. Dengan biaya perawatan dan mesin yang sederhana
pada masa tersebut 7.
Banyak negara-negara yang menggunakan kendaraan ini pada zaman perang
dahulu, salah satu negaranya yaitu Belanda. Masuknya kendaraan ini ke Indonesia
sangat berkaitan erat dengan masa kolonial Belanda yang sempat menjajah
Indonesia. Seiring perkembangan Kota Pematang Siantar, kendaraan BSA yang
awal mulanya sebagai transportasi untuk perang mulai diubah fungsinya menjadi
transportasi umum roda tiga dan menjadikannya moda transportasi yang sangat
populer pada masa itu. Becak Siantar ini memiliki nilai historis yang cukup
panjang dan juga menjadi saksi bisu akan zaman peperangan dahulu ketika negara
Belanda mencoba merebut kembali Indonesia dari negara Jepang dengan bantuan
tentara Inggris.
Pada tahun 1960 becak mulai beroprasi dan merupakan sarana transportasi
yang banyak diminati masyarakat pada saat itu. Hal ini di karena pada masa itu
sarana transportasi umum yang ada di kota Pematang Siantar sangatlah minim.

Hanya ada sado sebagai transportasi umum di Pematang Siantar. Pada
perkembangan selanjutnya jumlah becak kian meningkat dimana pada tahun

7

http://www.gobatak.com/siantar-sekilas-tentang-sejarah-dan perjalanan-hidupnya

5
Universitas Sumatera Utara

1974-1978 diperkirakan jumlah sepeda motor BSA di kota Pematang Siantar
mencapai lebih kurang sekitar 3000 unit. Pada tahun ini sepeda motor BSA
mengalami masa keemasan. Bukan hanya peningkatan jumlahnya saja, namun
keunikannya yang menggunakan motor BSA sebagai penariknya. Jika pada tahun
1973 pabrik Brimingham Small Arms (BSA) di Inggris tutup, namun di Pematang
Siantar jenis motor ini tetap bisa bertahan dan menjadi sarana transportasi yang
diminati oleh masyarakat. Tidak hanya sebagai transportasi saja, keunikan dari
kendaraan ini menjadikannya sebagai salah satu ciri khas yang dimiliki kota
Pematang Siantar. Namun pada tahun 2006 jumlah becak Siantar menurun secara
drastis, hal ini ditunjukkan dengan jumlahnya yang kian berkurang menjadi

sekitar 500 unit 8.
Di tahun 2012 jumlah becak Siantar sekitar ± 200 unit saja, dalam jangka
waktu 7 tahun saja jumlah becak ini berkurang lebih dari 500 unit. Sebelumnya
jumlah kendaraan ini terbilang cukup banyak bahkan hampir mencapai sekitar 800
unit yang ada di kota Pematang Siantar. (http://www.tribun medan.com/becakunik-pematang-siantar).
Jalur yang dilalui kendaraan ini adalah seluruh daerah Kotamadya Pematang
Siantar, namun ada beberapa yang mencakup jalur hingga perbatasan antara kota
dengan Kabupaten Simalungun. Daerah-daerah perbatasan tersebut seperti ;
rambung merah, beringin, perumnas,dan beberapa wiayah yang terdapat di
Kabupaten Simalungun. Untuk tarif

kendaraan ini dibanderol dengan harga

Rp.15.000 hingga Rp.30.000 untuk sekali pengangkutan dan harga tersebut
tergantung dengan jarak tempuh yang diinginkan para penumpang becak. Bahkan
8

http://co.ic/sejarah-dan-peranan-becak-siantar.

6

Universitas Sumatera Utara

jika ada wisatawan yang hanya ingin sekedar berkeliling Kota Pematang Siantar
menggunakan becak, maka para penarik becak mengenakan tarif Rp 30.000
sampai Rp. 50.000 dalam sekali angkut.
Dalam setiap transportasi umum tentu memiliki tempat dimana transportasi
tersebut menaikan dan menurunkan penumpang atau sering disebut dengan tempat
mangkal. Untuk becak Siantar sendiri biasanya banyak ditemui di sekitar simpang
Jln. Sutomo dan juga Jln. Merdeka. Lokasi tersebut diantaranya, Pajak Horas,
Jln.Surabaya, Jln.Bandung, pajak parluasan, jln.Diponegoro, Makam Pahlawan,
Lapangan H.Adam Malik, dan Stasiun Kereta Api kota Pematang Siantar.
Kondisi lalu lintas di Kota Pematang Siantar sendiri tergolong ramai
dikarenakan dengan adanya kemajuan teknologi dan jenis-jenis kendaraan yang
baru setiap tahunnya, tentu hal ini berdampak buruk bagi lalu lintas di kota ini.
Titik-titik yang sering terjadinya kemacetan adalah Jln.Merdeka dan Jln.Sutomo
di sekitaran Pajak Horas serta daerah Jln.kartini. Kendaraan seperti angkutan kota
adalah kendaraan yang paling sering menyebabkan macet, mulai dari menurunkan
dan menaikkan penumpang di sembarang tempat, hingga berhenti tidak sesuai
dengan tempat yang telah ditentukan.
Pada tahun 2009 hingga sekarang ini motor BSA (Birmingham Small Arms)

yang mulanya digunakan sebagai mesin penariknya mulai diganti dengan motormotor pabrikan buatan Jepang. Hal ini di sebabkan karena motor BSA merupakan
motor yang terbilang cukup tua dan barang langka, sehingga untuk perawatannya
saja membutuhkan perawatan yang khusus pula. Selain itu suku cadang yang
digunakan pada motor ini sudah tidak lagi diproduksi dikarenakan pabrik pembuat
motor BSA di Inggris sudah lama tutup. Barang-barang yang digunakan pada

7
Universitas Sumatera Utara

motor BSA saat ini semua adalah barang-barang yang sudah rusak dan dibentuk
kembali dengan cara di bubut ulang hingga menyerupai bentuk aslinya.
Becak Siantar sendiri sudah dapat dikatakan sebagai salah satu cagar budaya
lokal yang ada di Sumatera Utara. Mengapa dikatakan sebagai benda cagar
budaya, hal tersebut dikarenakan kendaraan ini sudah masuk didalam kategori
benda cagar budaya jika ditinjau dari Undang-undang mengenai cagar budaya
dalam konteks kriteria cagar budaya. Seperti dalam Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 11 tahun 2010 Tentang Cagar Budaya pada pasal 5 Bab III
tentang kriteria cagar budaya yang menjelaskan bahwa :
Benda, bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai benda cagar budaya,
bangunan cagar budaya, atau struktur cagar budaya apabila memenuhi kriteria :

1. Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih;
2. Mewakili masa gaya paling singkat 50 (lima puluh) tahun;
3. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,
dan/atau kebudayaan; dan
4. Memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa (Undangundang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar
Budaya).
Jika dilihat dari poin-poin yang ada pada Undang-undang tentang kriteria
cagar budaya maka becak motor BSA sudah mememenuhi kriteria-kriteria
tersebut. dan menjadikannya sebagai salah satu benda cagar budaya yang dimiliki
Indonesia terkhususnya kota Pematang Siantar.

8
Universitas Sumatera Utara

Penulis melihat dalam bagian ini dimana posisi motor BSA yang diganti
dengan motor pabrikan jepang merupakan suatu langkah untuk menyediakan
sarana transportasi massal yang memadai baik untuk para konsumen dan juga para
pengendara atau pemilik becak Siantar sendiri. Namun di satu sisi juga, jika
dilihat dari segi identitas kota Pematang Siantar, secara tidak langsung pergantian
jenis motor tersebut lamban laun akan dapat menyebabkan hilangkan ciri khas
transportasi yang di miliki kota Pematang Siantar dalam hal ini becak Siantar
sebagai salah satu ikon kota tersebut. Tetapi pergantian ini merupakan langkah
untuk mempermudah para pemilik atau para pengendara becak untuk mencari
sumber pendapatan dengan cara menggunakan motor yang minim akan biaya
perawatan dan biaya suku cadang juga.
Penelitian ini mengkaji tentang keberadaan becak motor Birmingham Small
Arms (BSA) sebagai alat transportasi umum yang unik di kota Pematang Siantar.
Serta melihat penyebab-penyebab berkurangnya becak motor BSA di kota
Pematang Siantar.
Pembahasan tentang kendaraan becak motor BSA ini tidak terlepas dari
kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah kota Pematang Siantar dan
juga organisasi BOMS (BSA Owner Motorcycle’s Siantar) sebagai wadah untuk
para penarik becak Siantar. Langkah ini diambil guna untuk tetap menjaga
kelestarian/keberadaan dari becak motor BSA yang dimiliki kota Siantar serta
membuat suatu perubahan ataupun inovasi dalam dunia transportasi umum roda
tiga.
Keberadaan becak Siantar saat ini dari tahun ketahun memang berkurang
jumlahnya, banyak faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya kendaraan

9
Universitas Sumatera Utara

berkapasitas besar ini. salah satu faktor yang menyebabkannya yaitu motor BSA
yang digunakan sebagai becak siantar adalah termasuk kedalam kategori barang
antik ataupun tua. Sehingga kendaraan ini banyak dilirik oleh para kolektorkolektor atau penikmat kendaraan tua, baik dari dalam maupun luar negeri.
Motor–motor ini pun kemudian dikirim ke berbagai kota-kota di luar Pematang
Siantar dalam hal ini motor tersebut sudah diperjual belikan antara pemilik motor
dengan sang kolektor motor tua. Permintaan pasar yang tinggi akan motor BSA
ini menyebabkan berkurangnya jumlah dari kendaraan tersebut. kebanyakan
motor tua ini dikirim ke pulau Jawa dikarenakan banyaknya peminat akan motor
antik di pulau Jawa. namun ada juga sebagian pemilik kendaraan ini yang tidak
memperjual belikan kendaraan tersebut disebabkan kendaraan ini mempunyai
nilai sejarah ataupun historis tersendiri.
1.2 Tinjauan Pustaka
Pada dasarnya becak siantar (motor BSA) merupakan kendaraan yang dibuat
untuk membantu para pasukan bangsa Eropa (Inggris) untuk berperang. Ketika
kendaraan ini masuk ke Indonesia perlahan lahan kegunaannya mulai beralih,
yang semula digunakan untuk perang beralih ke kendaraan transportasi umum
roda tiga.
Pengertian dari transportasi adalah memindahkan atau mengangkut dari suatu
tempat ke tempat lain (Morlok 1981 dalam Djoko, Russ 2003). Menurut
(Bowersox 1981 dalam Djoko, Russ 2003) definisi transportasi adalah
perpindahan barang atau penumpang dari satu lokasi ke lokasi lain, dengan

10
Universitas Sumatera Utara

produk yang digerakkan atau dipindahkan ke lokasi yang dibutuhkan atau
diinginkan.
Transportasi adalah transportasi memiliki arti sebagai usaha memindahkan,
menggerakkan, mengangkut, dan mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke
tempat lain, dimana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat
berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Karena dalam pengertian di atas terdapat
kata-kata usaha, berarti transportasi merupakan sebuah proses pindah, proses
gerak, proses mengangkut dan mengalihkan dimana prose ini tidak bisa
dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses
perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan (Fidel, 2005: 4). Pada
prinsipnya dalam transportasi secara garis besar dibedakan atas transportasi darat,
transportasi laut, dan transportasi udara (Djoko, Russ: 2003)
Ada tiga wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat (1979: 186-187).
Pertama wujud kebudayaan sebagai ide, gagasan,nilai atau norma. Kedua wujud
kebudayaan sebagai aktivitas atau pola tindakan manusia dalam masyarakat.
Ketiga adalah wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Berbicara tentang transportasi roda tiga, sejarah tentang keberadaan becak di
indonesia juga ikut andil dalam perkembangan becak saat ini. Dalam tulisan
(Djoko, Russ 2003: 66). Kehadiran becak relatif baru bila di bandingkan mobil
atau kereta api. Awalnya didatangkan dari Singapura dan Hongkong pada tahun
1930. Encyclopedia Britannica, menyebutkan becak merupakan pengembangan
kendaraan berupa gerobak beroda dua yang ditarik oleh manusia dan hingga kini
masih banyak terdapat di Hongkong ataupun Cina. Menurut ensiklopedia
Indonesia, kota pertama yang mengoperasikan becak adalah kota Surabaya pada

11
Universitas Sumatera Utara

tahun 1941, baru setelah itu memnyebar ke kota-kota lainnya yang ada di
Indonesia. Saat ini becak hampir beroprasi di seluruh provinsi di Indonesia,
kecuali di Bali, NTB, dan NTT. Di DKI Jakarta dihilangkan (dilarang beroprasi)
namun dengan adanya krisis ternyata kembali beroprasi seperti semula.
Dahulunya suku Indian menggunakan tenaga hewan (kuda) sebagai alat
transportasi untuk bepergian dan juga orang-orang Eskimo yang tinggal di bagian
kutub utara juga menggunakan tenaga hewan (anjing) sebagai alat transportasi
sebagai dasar tenaga untuk kereta luncur di daratan salju. Hewan sapi, keledai,
dan unta digunakan untuk mengangkut barang dalam ruang lingkup yang cukup
luas/jauh, sementara hewan rusa dan gajah hanya memiliki ruang lingkup sangat
terbatas. Di ujung utara wilayah Eropa dan Asia rusa digunakan sebagai hewan
untuk mengangkut barang dan juga di wilayah Scandinavia orang-orang Siberia
menggunakan rusa hanya pada saat di musim panas (Ralph, Harry : 1959).
Sebuah jurnal yang berjudul Tinjauan Ekonomis Alih Fungsi Kapal Feri
Penyebrangan Suarabaya – Madura Sebagai Kapal pariwisata, didalam jurnal ini
menuliskan latar belakang permasalahan yang menyebabkan kapal feri
penyeberangan mulai dialih fungsikan menjadi kapal pariwisata. Dimana
sehubungan dengan beroprasinya jembatan Suramadu maka harus diadakan
pemberdayaan kapal feri agar keberadaannya masih tetap ada. Berdasarkan survei
lokasi Selasa (19/7/2009), jumlah kendaraan yang menyebrang dengan
menggunakan kapal feri dari Madura jauh menurun dari biasanya. Sebelum
jembatan Suramadu dioperasikan, pelabuhan ini selalu ramai dipadati oleh
kendaraan roda dua maupun roda empat serta di padati dengan penumpang pejalan
kaki. Kapal yang masuk ke pelabuhan dari arah Surabaya cenderung kosong.

12
Universitas Sumatera Utara

Namun kapal feri yang datang dari Madura ke Tanjung Perak Surabaya terlihat
masih dipenuhi penumpang (Agung, dkk : 2010).
Dalam Jurnal ini yang bertuliskan tentang pengalihan fungsi kapal feri
penyebarangan Surabaya-Madura yang dasarnya digunakan untuk mengangkut
penumpang dan juga kendaraan bermotor diubah menjadi kapal wisata di sekitar
perairan Suarabaya dan Madura. Di dalam tulisan ini juga di terangkan penyebabpenyebab mengapa kapal feri tersebut di alih fungsikan menjadi kapal wisata.
Menurut (Morlok, 1981 dalam Djoko, Russ: 2003) skomponen utama dalam
transportasi adalah sebagai berikut :
1. Manusia dan barang (yang diangkut)
2. Kendaraan (alat pengangkut)
3. Jalan (tempat pergerakan)
4. Terminal (simpul sistem transportasi)
5. Sistem pengoprasian (mengatur 4 komponen lainnya)
Dalam buku yang berjudul Ekonomi Wilayah Dan Perkotaan mengemukakan
bahwa transportasi perkotaan merupakan tulang punggung kegiatan ekonomi dan
sosial sebuah kota. Karena itu pengembangan transportasi daerah perkotaan
merupakan kebiakan pokok yang sangat strategis untuk peningkatan kegiatan
pembangunan kota. Unsur-unsur pokok transportasi daerah perkotaan ini meliputi
aspek-aspek :
1. Sistem angkutan kota
2. Karakteristik angkutan kota
3. Moda dan jenis angkutan kota (Sjafrizal, 2003: 259-261)

13
Universitas Sumatera Utara

Dalam tulisan ini mengemukakan tentang transportasi sebagai salah satu
faktor pendorong kemajuan perekonomian suatu wilayah atau daerah. Di kota
Pematang Siantar sendiri kegunaan becak (motor BSA) merupakan salah satu
jenis kendaraan publik yang ikut berperan penting dalam menggerakkan
perekonomian kota Siantar.
Dalam skripsi Angeline Tambunan mengenai Kemajemukan Hukum Dalam
Pengoperasian Angkutan Kota (Studi Deskriptif Tentang Pengoperasian Angkutan
Kota di Medan) mengemukakan bahwa angkot merupakan sarana transportasi
yang dapat membantu pembangunan, seperti yang tertulis dalam GBHN 1993
mengamanatkan bahwa dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Keenam
(Repita ke VI) pembangunan transportasi lebih diarahkan pada peningkatan
peranannya sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik, dan
pertahanan keamanan antara lain dengan meningkatkan saran dan prasarana
transportasi serta menyempurnakan pengaturan yang harus selalu didasarkan
pada kepentingan nasional.
Di dalam buku An Introduction To Anthropology menuliskan tentang
kegunaan dari kereta luncur. Kereta luncur digunakan oleh orang-orang Eskimo
yang terdapat di bagian Kutub Utara yang memiliki cuaca bersalju atau es. Untuk
menggerakkan kereta luncur tersebut mereka menggunakan anjing atau rusa
sebagai tenaga dasar kereta luncur tersebut, sehingga memudahkan mereka untuk
mengangkut barang ataupun bepergian. Lain halnya dengan orang-orang di Mesir,
kereta luncur digunakan sebagai alat bantu untuk mengangkut bahan material
yang berat, seperti batu untuk membuat bangunan piramida. Para petani juga
menggunakan kereta luncur untuk mengangkut kayu bakar dari hutan. Ketika

14
Universitas Sumatera Utara

kereta roda tidak mampu bergerak dikarenakan tekstur tanah yang terlalu lembek
atau datar, maka penggunaan kereta luncur sebagai alternatif merupakan hal yang
lebih efisien untuk mengangkut beban. (Ralph, Harry: 1959)
1.3 Rumusan Masalah
Berubahnya fungsi sepeda motor BSA yang semula digunakan sebagai
kendaraan perang menjadi transportasi umum roda tiga di kota Pematang Siantar
merupakan suatu bentuk inovasi 9. Namun seiring perkembangan teknologi dalam
dunia transportasi, keberadaan dari becak motor BSA saat ini semakin berkurang
setiap tahunnya. Maka dilakukan suatu penelitian untuk memahami hal tersebut
dengan pertanyaan:
1. Bagaimana keberadaan becak motor BSA sebagai alat transportasi umum
yang unik dalam sistem transportasi darat di kota Pematang Siantar ?
2. Bagaimana pengaruh becak motor BSA terhadap pendapatan para penarik
becak motor BSA ?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan di kota Pematang Siantar ini bertujuan untuk
melihat, menuliskan dan menggambarkan transportasi umum roda tiga di Kota
Pematang Siantar. Mulai dari becak Siantar yang digunakan sebagai kendaraan
perang, kemudian menjadi kendaraan penumpang, penyebab berkurangnya becak
motor BSA, pengaruhnya terhadap perekonomian para penarik becak motor BSA,
hingga perencanaan motor BSA sebagai cagar budaya dan kendaraan pariwisata di
Pematang Siantar.
9

Inovasi adalah pembaharuan atau penemuan baru yang berbeda dengan yang sudah ada atau yang
sudah dikenal sebelumnya

15
Universitas Sumatera Utara

Manfaat dari penelitian ini sendiri adalah menambah wawasan keilmuan
dalam ilmu antropologi dan juga kebijakan-kebijakan tentang transportasi.
Mempertahankan keberadaan becak Siantar sebagai benda cagar budaya lokal .
Keberadaan dari becak siantar ini sendiri adalah salah satu wujud/hasil dari
kebudayaan yang ada di kota Pematang Siantar. Namun dari perkembangan setiap
tahunnya keberadaan kendaraan ini mulai perlahan-lahan menghilang.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu pelestarian becak motor BSA yang
nantinya akan dijadikan sebagai benda cagar budaya yang dimiliki kota Pematang
Siantar. Serta dapat memberikan masukan bagi pemerintah bahwa dengan adanya
kebijakan khusus yang mengatur tentang Becak motor BSA maka diharapkan
keberadaan dari kendaraan unik ini mampu menjadi icon atau ciri khas dari kota
Pematang Siantar.
1.5 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota Pematang Siantar dimana hanya kota ini yang
memiliki kendaraan becak yang menggunakan motor BSA sebagai penarik becak.
Kota Pematang Siantar saat ini masih menggunakan motor BSA sebagai
transportasi umum roda tiga yang digunakan untuk mengangkut penumpang dan
barang.Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat etnografi 10.
Metode atau pendekatan kualitatif ini sendiri dipilih penulis sebagai metode
untuk mengumpulkan data dan juga sebagai modal awal untuk memahami secara
10

Etnografi adalah pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan dengan tujuan memahami suatu
pandangan hdup dari sudut pandang penduduk asli. Etnografi berasal dari kata ethnos yang berarti
bangsa dan grafein yang berarti menulis, lukisan, gambaran. Oleh karena itu, etnografi juga bisa
dipahami sebagai deskripsi tentang suatu suku bangsa menyangkut struktur, adat istiadat, dan
kebudayaannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana dalam metode ini tidak
menggunakan angka dan statistik namun dapat memperoleh data secara mendalam dan juga
menyeluruh.

16
Universitas Sumatera Utara

mudah mengenai kelompok ataupun informan penarik becak di kota Pematang
Siantar. Penelitian ini bukan hanya sekedar memperoleh data dengan cara
penelitian

mendalam,

namun

juga

haruslah

bersifat

menyeluruh.Untuk

menghasilkan data yang akurat maka peneliti melakukan teknik pengumpulan
data dengan cara observasi dan wawancara :
1.5.1

Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seorang peneliti

di lokasi penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Observasi dilakukan
sebelum memulai penelitian dengan cara mengamati subjek 11 yang dilihat
peneliti. Obervasi yang sudah dilakukan adalah mengamati titik lokasi terminal
atau tempat para penarik becak menunggu penumpang. Selanjutnya mengamati
berapa banyak penarik becak yang saat ini masih menggunakan motor BSA
sebagai mesin penarik becak dan juga membuat daftar pertanyaan yang akan
diajukan kepada para informan 12.
Selain dari pada itu peneliti juga melakukan observasi pada bengkelbengkel yang khusus menangani permasalahan pada becak motor BSA yang ada
di kota Pematang Siantar. Diharapkan dengan melakukan observasi ini dapat
membantu menemukan data-data yang lainnya. Observasi ini dilakukan sebagai
modal awal peneliti sebelum melakukan penelitian.
1.5.2

Wawancara

11

Subjek adalah pokok pembahasan, pokok pembicaraan, dan pokok penelitian.
Informan adalah orang yang memberi informasi atau orang yang menjadi sumber data dalam
penelitian.
12

17
Universitas Sumatera Utara

Wawancara adalah tahap yang di lakukan setelah melakukan observasi, hal
ini dilakukan untuk membangun hubungan antar peneliti dengan informan.
Perencaan wawancara dimulai dengan para penarik becak, baik yang masih
menggunakan motor BSA atau yang menggunakan motor buatan Jepang.
Masyarakat umum yang menggunakan jasa angkutan becak, Kepala Dinas
Perhubungan kota Pematang Siantar bagian Angkutan Umum, kepala Dinas
Budaya dan Pariwisata kota Pematang Siantar, bengkel-bengkel yang menangani
permasalahan Becak BSA, dan organisasi BOM’S Pematang Siantar.
Dalam wawancara yang akan dilakukan nantinya, peneliti juga
memerlukan alat bantu untuk mempermudah pengumpulan data di lapangan. Alat
bantu tersebut berupa : kamera untuk dokumentasi dan alat rekam untuk merekam
percakapan anatara informan dan juga penulis.
1.6 Pengalaman Penelitian
Fokus pembahasan penelitian penulis mengenai keberadaan becak motor
Birmingham Small Arms (BSA) di kota Pematang Siantar dan pengaruhnya
terhadap pendapatan/perekonomian bagi para penarik becak. lokasi dari penelitian
sendiri terletak di kota Pematang Siantar, dan merupakan daerah tempat tinggal
penulis sendiri. Setelah mendapatkan surat izin penelitian dari pihak departemen
Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara pada tanggal 23 januari 2015 lalu, peneliti langsung menuju kota asalnya
yaitu Pematang Siantar untuk mengambil data sebagai bahan awal dalam
penulisan skripsi nantinya.
Sebelum melakukan penelitian atau terjun kelapang, Saya membuat
beberapa daftar pertanyaan yang akan diajukan kebeberapa informan nantinya.

18
Universitas Sumatera Utara

Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut nantinya akan berkembang kembali menjadi
pertanyaan lainnya. tak lupa pula mempersiapkan alat rekam suara dan juga
kamera untuk menunjang keberhasilan memperoleh data nantinya. Ada perasaan
sedikit ragu dalam diri saya sebelum melakukan penelitian, apakah nantinya
penelitian ini akan berhasil atau malah sebaliknya. Hal itu yang menjadi
penghambat saya sebelum melakukan penelitian. Namun saya membulatkan tekat
untuk melakukan penelitian walaupun ada beberapa hal yang tidak diinginkan
nantinya.
Pada tanggal 2 februari 2015, merupakan hari pertama bagi saya untuk
melakukan penelitian. Targetan utama penelitian saya adalah para abang becak
yang masih menggunakan becak motor BSA sebagai kendaraan untuk mencari
nafkah. Setelah berbincang-bincang, saya bertemu dengan salah satu informan
yaitu Bapak Yatmianto, Bapak Slamet, dan Bapak Hutagaol. Mereka
menceritakan secara umum tentang becak BSA mulai dari pertama masuk ke
Siantar hingga bertahan sampai saat ini. selain itu mereka juga bercerita awal
mulanyanya ia berprofesi sebagai abang becak, suka duka menjadi abang becak,
hingga berhasil menafkahi keluarga mereka.
Ketiga penarik becak tersebut merekomendasikan saya untuk bertemu
dengan bapak Kusma Erizal Ginting selaku presiden BOM’S dan juga orang yang
lebih memahami mengenai becak BSA di Siantar..
Pada tanggal 4 Februari 2016, pukul 10:00 pagi saya bergegas menuju
kantor Dinas Kebudayan dan Pariwisata Pemko Pematang Siantar. sesampainya di
lokasi saya kembali memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud dan tujuan
saya datang ke kantor tersebut. namun sslah satu pegawai kantor mengatakan

19
Universitas Sumatera Utara

bahwa Ibu Kepala Dinas sedang tidak berada dilokasi, dan Ia menyarankan saya
untuk datang keesokan harinya pada pukul 09:00.
Keesokan harinya saya kembali datang ke kantor Dinas Budaya dan
Pariwisata, saya langsung bertemu dengan Bapak Sekretaris, sambil menunjukkan
surat pengantar dari FISIP USU. Beliau merekomendasikan untuk bertemu
dengan bapak Ermand dibagian Cagar Budaya untuk melakukan wawancara
berkaitan dengan becak motor BSA. Saya kemudian bergegas menemui Bapak
Ermand, dan disambut hangat oleh beliau. Setelah berbincang cukup lama dengan
Beliau, Ia kembali merekomendasikan saya untuk pergi ke Badan Penelitian dan
Pusat Pengembangan kota Pematang Siantar untuk mengeluarkan surat izin
penelitian. Saya langsung menuju ke lokasi yang dituju.
Sesampainya di kantor Badan Penelitian dan Pengembangan saya
langsung masuk dan kembali lagi memperkenal diri ke pada pegawai yang
bertugas. Salah satu pegawai menyuruh saya untuk membawa foto copy KTM,
KTP, materai 6000 3 buah, surat rekomendasi dari FISIP USU untuk
mengeluarkan surat izin penelitian di kota Pematang Siantar. keesokan harinya
lagi, saya kembali ke kantor tersebut dan membawa berkas yang telah di katakan
pada hari sebelumnya. Setelah itu saya memberikan berkas-berkas tersebut,
pegawai tersebut menyuruh saya untuk kembali lagi tiga hari kemudian untuk
mengambil surat izin penelitian dengan alasan “prosesnya memakan waktu yang
cukup lama”.
Ditanggal 8 Februari 2016, saya kembali ke kantor Dinas Penelitian dan
Pusat Pengembangan kota Pematang Siantar untuk mengambil surat izin
penelitian seperti yang telah dijanjikan sebelumnya. Ada perasaan lega setelah

20
Universitas Sumatera Utara

saya mendapatkan surat penelitian tersebut. Surat penelitian tersebut merupakan
salah satu perantara yang akan sangat membantu saya melakukan wawancara
dengan Dinas-Dinas terkait.
Pada tanggal 9 februari saya mendatangi Dinas Perhubungan kota
Pematang Siantar untuk mendapatkan data mengenai jumlah transportasi yg ada di
kota Pematang Siantar.
“Kalau kamu dari mahasiswa USU coba pergi ke ruangan
skeretaris dek (sambil menunjukkan tangan ke arah ruangan yang
dituju), nanti di sana bisa diproses. Kalau mau jumpa sama Kadis hari
ini tidak bisa, karena Bapak mau rapat ke luar kota”.
Sesampainya diruangan kadis terlihat ruangan tersebut kosong dan tidak
ditemukan satu orang pun di dalam ruangan tersebut. Saya bertanya ke pegawai
lainnya, dan mereka menjawab kalau bapak Serketaris sedang keluar sebentar.
Dengan perasaan sedikit kecewa saya berpamitan dan kembali menuju rumah.
Saya di telpon dari Dinas Perhubungan untuk bertemu dengan salah satu
kepala bidang transportasi. Namun beliau juga menolak untuk dilakukan
wawancara. Dengan alasan tidak tahu menahu tentang becak motor BSA.
“Kalau masalah itu Saya tidak tahu menau dek, salah tempat
kau ini. mestinya jangan sama saya, kalau kau tanya itu saya mana
tau. Coba kau pergi ke bagian Angkutan Umum di Jalan Asahan.
Mereka lebih tau masalah itu. Kalau kau nanya saya, saya pun gak
ngerti”.
Beliau kembali merekomendasikan saya untuk pergi ke kantor Dishub
bagian Angkutan Umum yang terletak di Jalan Asahan. Dengan perasaan sedikit
kesal saya bergegas kembali menuju rumah dan berencana untuk melakukan
wawancara keesokan harinya. Dari pelayaan Dinas-dinas terkait bisa Saya
simpulkan bahwa para pegawai seperti lempar tanggung jawab dalam melayani

21
Universitas Sumatera Utara

masyarakat. Dibagian Dinas Perhubungan Saya sangat banyak membutuhkan
waktu untuk bertemu dengan salah satu kepala Bidang.
Tanggal 16 februari 2016, saya mendatangi kantor Dishub bagian
Angkutan Umum, dan lagi-lagi saya harus kecewa karena Kepala Bidang sedang
tidak berad dilokasi. Keesokan harinya saya kembali lagi ke kantor tersebut.
setelah menunggu hampir satu jam saya bertemu dengan Bapak Ferdinand
Pasaribu selaku kepala bidang Angkutan Umum. Tidak kurang dari satu jam saya
berbincang-bincang dengan beliau. Kemudian saya berpamitan untuk kembali.
Setelah itu saya menuju pusat kota Pematang Siantar untuk mengambil beberapa
foto lokasi pangkalan becak yang ada di kota Pematang Siantar. ada beberapa titik
lokasi yang tersebar di seputaran Jalan Merdeka dan Jalan Sutomo.
Selama dua hari tidak turun kelapangan karena kondisi fisik saya sedang
tidak bagus. Selang beberapa hari tepatnya pada tanggal 18 Februari 2016, saya
mendatangi salah satu bengkel BSA yaitu bengkel Leo yang terletak di simpang
Rame lorong dua puluh. Saya langsung bertemu dengan Bapak Syafi’i selaku
pemilik bengkel Leo, namun beliau sedikit menolak disaat saya ingin melakukan
wawancara dikarenakan jam tersebut beliau sedang melakukan pengerjaan
pembuatan motor BSA berjenis Sespan (gandeng). Beliau menyarankan saya
untuk bertemu dengannya pada hari minggu ketika hari libur bengkel.
Selang tiga hari kemudian tepatnya tanggal 21 februari 2016, saya bertemu
dengan beliau di bengkel Leo. Sambutan beliau cukup ramah kepada saya. Saya
pun langsung melakukan wancara dengan beliau, sembari ia mengerjakan sedikit
pekerjaan yang belum ia selesaikan. Beliau bercerita panjang lebar mengenai

22
Universitas Sumatera Utara

becak BSA dimulai dari pembuatan ulang, ongkos/tarif pengerjaan BSA, hingga
harga jual motor BSA per unit.
“Kalau paling sering ngulah ya ininya, pengapian sama
porsnellingnya. Kalau pengapian sering ngulah, kadang apinya kecil
kadang gede, payah nyetelnya karena barang tua itu. Kalau di bagian
porsnelling sering cepat haus (gundul) dekat giginya, mesti dibubut
ulang lah”.
Seperti perkataan dari Bapak Syafi’i mengenai harga jual motor BSA per unit :
“Untuk harga nya beragam, kalau dia jual becak itu harga bisa
45 juta sampai 50 juta per unit. Kalao motor BSA nya bentuk single
tergantung bentuk dan kondisi bisa mencapai harga 70 juta smpai 120
juta. Ini aja BSA yang lagi uwak kerjai (sambil menunjuk ke arah
BSA jenis sespan) biayanya udah lebih ratusan juta. Mesti banyak
uang kalau mau buat yang kayak gini”.
Sekitar hampir dua jam lebih kamu berbincang-bincang mengenai BSA,
saya kemudian berpamitan untuk kembali pulang ke rumah sambil berjabat tangan
dengan beliau. Beliau juga merekomendasikan saya untuk bertemu dengan Bapak
Kusma Erizal Ginting jika ingin mendapatkan data yang lebih akurat mengenai
motor BSA.
Untuk menambah data yang semakin akurat, saya kembali melakukan
wawancara dengan Bapak Selamet yang berprofesi sebagai penarik becak di Jalan
Surabaya. Kami berbincang mengenai pendapatan yang dihasilkan ketika menarik
becak dalam perhari hingga perminggu. Bagaimana becak motor BSA tersebut
dapat memenuhi kebutuhan keluarganya dan segala kebutuhan lainnya.
Saya juga melakukan wawancara dengan Bapak hutagaol yang berprofesi
sebagai penarik becak. Beliau dahulunya memiliki becak motor BSA yang
digunakan sebagai sumber pencari nafkahnya. Namun faktor kebutuhan ekonomi
yang menyebabkan beliau menjual becak motor BSA nya dan kini beralih ke
becak mesin buatan Jepang. Masyarakat pengguna becak motor BSA juga tak

23
Universitas Sumatera Utara

luput saya untuk dimintai data. Saya ingin melihat respon masyrakat dengan
kehadiran becak motor BSA di Pematang Siantar saat ini.
Dari semua data yang telah terkumpul dimulai dari penarik becak, Bapak
Syafi’i pemilik bengkel Leo, pihak Dinas Budaya dan pariwisata, dan Pihak
Dishub bidang Angkutan Umum saya merasa ada kekurangan data mengenai
becak BSA yang berkaitan dengan cagar budaya. beberapa hari kemudian saya
mencoba untuk menemui Bapak Erizal Ginting yang merupakan persiden BOM’S
dan sebagai orang yang mengerti akan sepeda motor BSA. saat ingin melakukan
pertemuan dengan beliau di penginapan Humanitas, beliau sedang tidak ada di
lokasi karena sedang pergi ke Kepulauan Riau menghadiri acara perkumpulan
motor tua se Indonesia.
Seminggu kemudian saya mencoba menghubungi beliau melalui via telpon
seluler. Beliau menyarankan saya untuk bertemu di sore hari di penginapan
Humanitas miliknya. Sore harinya saya menuju ke lokasi yang telah dijanjikan
dengan beliau. Beliau tamapk sangat ramah menyambut kedatangan saya.
Dari hasil pertemuan dengan Bapak Kusma Erizal Ginting saya banyak
mendapatkan data tambahan yang dibutuhkan sebelum melakukan penulisan.
Pertama-tama beliau menerangkan asal mula motor BSA darimana, selanjutnya
masuknya motor BSA ke Indonesia beserta penyebab-penyebabnya dan kemudian
proses dari becak motor BSA yang digadang-gadang sebagai benda cagar budaya
dan transportasi wisata resmi di kota Pematang Siantar. Seperti yang diungkapkan
oleh Bapak Erizal Ginting :
“Saat ini becak motor BSA sudah masuk kedalam benda cagar
budaya dan transportasi wisata. Namun ada beberapa kendala yang

24
Universitas Sumatera Utara

kita alami sampai saat ini. kita lagi nunggu perturan daerah yang
khusus membahas tentang keberadaan becak motor BSA di Siantar”.
Tidak hanya disitu saja, beliau juga memaparkan mengapa becak motor
BSA berkurang jumlahnya, berubah menjadi becak buatan Jepang. Rencana dari
pemerintah ingin menghapuskan becak motor BSA dan berdirinya BOM’S juga
beliau paparkan dengan sangat lugas.
Perbincangan kami sore itu berlangsung santai sembari ditemani dengan
secangkir kopi yang merupakan minuman favorit Pak Rizal. Ketika malam hari
beliau meminta izin kepada saya, bahwa ia ingin bertemu dengan salah satu
temannya di tempat lain. Langsung saja saya mengiyakan perkataan beliau.
Sebelum berpamitan beliau menanyakan akun sosial media milik saya berupa
facebook.
Setelah data semua data terkumpul, saya mencoba menuliskan kembali
hasil percakapan dengan beberapa informan yang telah saya rekam sebelumnya.
Butuh waktu hingga empat hari untuk menuliskan hasil percakapan tersebut. hal
ini saya lakukan untuk memudahkan dalam melakukan penulisan dan juga
memilah data.
Dari secara keseluruhan penelitian yang penulis lakukan, terdapat banyak
hambatan yang ditemui ketika ingin memperoleh data di lapangan. Hambatan
tersebut mayoritas berasal dari pihak dinas-dinas pemerintahan terkait. Mereka
sangat sulit sekali ketika dinas-dinas tersebut ingin dimintai keterangan atau
informasi terkait masalah becak motor BSA.

25
Universitas Sumatera Utara