Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : PSK Perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan) Chapter III IV

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti.
Termasuk di dalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian
itu berinteraksi satu sama lain dan apa pula produk interaksi yang berlangsung
(Siagian, 2011:52). Maksud dari tipe penelitian ini adalah untuk mendapatkan
data dan informasi dengan meneliti informan sebagai subjek penelitian dalam
lingkungan hidup kesehariannya, sehingga Peneliti sedapat mungkin berinteraksi
secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat kehidupan mereka,
mengamati dan mengikuti alur kehidupan informasi secara apa adanya.
Pendekatan studi kasus ini digunakan untuk mengetahui lebih dalam
mengenai faktor-faktor apa saja yang memengaruhi remaja menjadi PSK,
sehingga diharapkan dapat menemukan berbagai pendekatan dalam menangani
masalah PSK.

3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Losmen Bougenville berada di Jalan Setia Budi
No. 32 Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan. Alasan
penulis memilih Losmen Bougenville sebagai lokasi penelitian karena Losmen

Bougenville banyak memperkerjakan perempuan remaja.

Universitas Sumatera Utara

3.3 Unit Analisis dan Informan
3.3.1 Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan
sebagai subjek penelitian. Unit analisis ini dilakukan oleh peneliti agar validitas
dan reabilitas penelitian dapat terjaga, karena terkadang peneliti masih bingung
membedakan antara penelitian, subjek penelitian dan sumber data. Unit analisis
suatu penelitian dapat berupa individu, kelompok, organisasi benda, wilayah dan
waktu tertentu sesuai dengan fokus permasalahannya. Penentuan unit analisis
menjadi faktor yang utama untuk mendapatkan informasi dan data yang akurat
dilapangan.
3.3.2 Informan
Sampel pada penelitian kualitatif disebut informan. Informan adalah
orang-orang yang dipilih unutuk diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan
peneliti untu memberikan informasi, data ataupun fakta dari suatu objek
penelitian. Informan dalam penelitian ini terdapat dua jenis yaitu informan kunci
dan informan utama.

3.3.2.1 Informan Kunci
Informan kunci adalah orang yang dianggap mengetahui dan memiliki
berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci
dalam penelitian ini adalah pemilik dari tempat usaha losmen Bougenville adalah .
3.3.2.2 Informan Utama
Informan Utama adalah orang yang terlibat secara langsung dalam
interaksi sosial yang diteliti. Informan utama dalam penelitian ini adalah tiga
orang PSK di lokalisasi Bougenville. Kriteria untuk informan utama adalah PSK

Universitas Sumatera Utara

yang berusia diantara 15-21 tahun dan sudah bekerja sebagai PSK kurang lebih
setengah tahun.
3.3.2.3 Informan Tambahan
Informan Tambahan adalah orang yang juga dapat memberikan informasi
walaupun orang tersebut tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial
pelaku seks tersebut. Kriteria informan tambahan adalah keluarga, orang
tua, teman dekat sesama PSK.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang akurat

dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan
Studi pustaka dalam pengumpulan data yang diperlukan, dilakukan
melalui penelitian kepustakaan (Library research). Data akan diolah dari berbagai
sumber kepustakaan, antara lain buku-buku ilmiah, majalah, surat kabar, jurnal
dan bahan tulisan lainnya yang erat kaitannya dengan subjek penelitian.
2. Studi Lapangan
Studi lapangan yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian
dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan
dengan subjek penelitian yakni:
a) Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejalagejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila
sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta
dapat dikontrol keandalan dan kesahiannya. Observasi yang akan dilakukan

Universitas Sumatera Utara

adalah observasi partisipasi karena peneliti terlibat langsung secara aktif dalam
objek yang diteliti
b) Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara
tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data dan

menganalisis masalah yang ada dan diperlukan dalam penelitian ini. Jenis
wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara terpimpin dimana tanya
jawab dilakukan dengan terarah untuk mengumpulkan data-data yang relevan.
c) Dokumentasi, yaitu pengambilan data yang diperoleh melalui dokumendokumen. Data-data yang dikumpulkan melalui teknik observasi cenderung
merupakan data sekunder.

3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
yaitu dengan mengkaji data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah,
menyusun dalam suatu satuan, yang kemudian dikategorikan pada tahap
berikutnya, dan memeriksa keabsahan data serta mendefenisikannya dengan
analisis sesuai dengan kemampuan daya peneliti untuk membuat kesimpulan
peneliti (Moleong, 2007:247).
Selain itu, data-data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis
secara kualitatif, artinya untuk analisis data tidak diperlukan model uji statistik
dengan memakai rumus-rumus tertentu, melainkan lebih ditujukan sebagai tipe
penelitian deskriptif. Kutipan hasil wawancara dan observasi sejauh mungkin
akan ditampilkan untuk mendukung analisis yang disampaikan, sehingga pada
akhirnya dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian tersebut.


Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1

Keadaan Geografis

4.1.1

Letak dan Geografis Kelurahan
Kelurahan Simpang Selayang terletak di ketinggian 12 meter diatas

permukaan lautdengan luas wilayah 5,12 km2. Jumlah lingkungan kelurahan
Simpang Selayang adalah 17 lingkungan. Jarak kantor lurah dengan kantor camat
Medan Tuntungan yaitu 1 km. Berbatatasan dengan:
Sebelah utara


: Kecamatan Medan Selayang Kelurahan Tanjung Sari dan
Kelurahan Sempakata

Sebelah selatan

: Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan

Sebelah timur

: Kabupaten Deli Serdang

Sebelah barat

: Kelurahan Tanjung Sari Kecamatan Medan Tuntungan

4.1.2

Keadaan Lingkungan di Kelurahan Simpang Selayang
Kelurahan Simpang Selayang mempunyai 17 lingkungan dengan total luas


wilayah 512 Ha. Lingkungan IX merupakan lingkungan terluas pertama yaitu 53
Ha. Lingkungan IV merupakan lingkungan terluas kedua yaitu 52 Ha. Lingkungan
VII merupakan lingkungan terluas ketiga yaitu 45 Ha. Seperti dijelaskan pada
tabel berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1
Luas Wilayah Lingkungan Kelurahan Simpang Selayang
No.Lingkungan

Luas Wilayah

Persentase

Nama Kepala

(Ha)

Wilayah


Lingkungan

(%)
I

25

4.88

Sangap Barus

II

40

7.81

Misman


III

35

6.84

Elohim Tarigan

IV

52

10.6

Morina Br Sembiring

V

30


5.86

Bismar Sembiring

VI

14

2.73

Mawardy.T

VII

45

8.79

Demon Sembiring


VIII

17

3.32

Azhari Fauzi

IX

53

10.35

A. Sholly Munyi

X

35

6.84

Nurjannah

XI

40

7.81

Momon M. PeranginAngin

XII

6

1.17

Hj. Maurida Siregar

XIII

28

5.47

Yulfi Darwan

XIV

10

1.95

Abbas Nasution

XV

25

4.88

Istian

XVI

35

6.84

Yusuf

XVII

22

4.30

Iktiono Okto Bangun

JUMLAH

512

10.000

Lurah : Arman E.
Perangin-Angin, SP

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

Universitas Sumatera Utara

4.2

Struktur Susunan Kepegawaian

4.2.1

Struktur Organisasi Kelurahan

Lurah
Arman E Perangin-Angin, SP

Sekretaris
M.Yudha Prasatya,
S.STP

Jabatan Fungsional
Tertentu

Administrasi Umum
Anita Br Sembiring

Kasi Tata
Pemerintahan

Kasi Tertib

Pengurus
Barang

Kasi Pembangunan
Dewi Arbina Sembiring

Deby Chandra, SE
Administrasi
Pemerintahan
Esterlena Sembiring

Administrasi Trantib

Penyusun Pembangunan Kel

Juan Verry S.Sos

Kepala Lingkungan I - XVII

Universitas Sumatera Utara

Dapat dilihat pada bagan tersebut ini, Kelurahan Simpang Selayang
adalah salah satu kelurahan dari 9 kelurahan yang ada di Kecamatan Medan
Tuntungan.

Pada

dasarnya

pelaksanaan

tugas

dibidang

pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan di Kelurahan Simpang Selayang tetap
berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan PP Nomor &%
Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang susunan organisasinya adalah terdiri
dari: Lurah, Sekretaris Lurah, Kasi Pemerintahan, Kasi Pelayanan Umum, Kasi
Trantib, Kasi Sosial dan Para Kepala Lingkungan.
4.2.2

Pegawai Negeri Sipil Kelurahan
Tabel 4.2
Pegawai Negeri Sipil Kelurahan Simpang Selayang

No

Nama

NIP

Golongan

Pangkat

Jabatan

1

Arman E Perangin-Angin,

195912081980031008

III/C

Penata

Lurah

SP
2

M. Yudha Prastya, SSTP

199101142012061004

III/A

Penata Muda

Sekretaris

3

Deby Chandra, Se

198009022000031001

III/B

Penata Muda

Kasi

Tk.I

Pemerintah

Penata Muda

Kasi

Tk.I

Pembangunan

Penata Muda

Staf

4

5

Dewi Arbina Sari, B

Juan Verry Lingga, S.Sos

197505191998032002

197704202011011006

III/B

III/B

Tk.I
6

Anita Sembiring

196404241985032008

III/A

Penata Muda

Staf

7

Esterlina Sembiring

198402022010012041

II/D

Pengatur

Staf

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

Universitas Sumatera Utara

4.3

Data Monografi Kelurahan

4.3.1

Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin & Warga Negara
Tabel 4.3
Klasifikasi Penduduk Kelurahan Simpang Selayang Berdasarkan
Jenis Kelamin & Warga Negara
No

Jenis Kelamin

WNI

Orang Asing

1

Laki-laki

8511

85

2

Perempuan

9684

56

18195

141

Total

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan
Dari data yang disajikan pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa penduduk
Kelurahan Simpang Selayang yang berwarga negara Indonesia dengan jenis
kelamin laki-laki berjumlah 8511 jiwa dan perempuan berjumlah 9684 jiwa.
Sedangkan yang berwarga negara asing dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah
85 jiwa dan perempuan berjumlah 56 jiwa.

4.3.2

Penduduk Berdasarkan Agama/ Kepercayaan
Penduduk Kelurahan Simpang Selayang pada umumnya menganut agama

Islam dan Kristen. Mayoritas terbesar penganut agama Islam dan Kristen yaitu
7483 jiwa dan 7362 jiwa. Kemudian disusul dengan penganut agama Katolik yaitu
sebesar 3202 jiwa. Penganut agama budha sebesar 50 jiwa, hindu sebesar 38 jiwa,
dan konghucu tidak ada. Seperti yang diuraikan pada tabel berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.4
Klasifikasi Penduduk Di Kelurahan Simpang Selayang Berdasarkan
Agama/Kepercayaan
No

Lingkungan

Agama / Kepercayaan
Islam

Kristen

Katolik Budha Hindu Konghucu

1

I

305

314

300

-

-

-

2

II

1052

603

102

2

-

-

3

III

113

755

84

-

-

-

4

IV

984

826

478

-

-

-

5

V

102

426

72

5

-

-

6

VI

260

210

220

-

-

-

7

VII

323

896

380

29

38

-

8

VIII

224

118

126

-

-

-

9

IX

102

436

452

-

-

-

10

X

732

247

33

8

-

-

11

XI

424

279

120

3

-

-

12

XII

450

250

3

3

-

-

13

XIII

756

360

86

-

-

-

14

XIV

385

189

63

-

-

-

15

XV

450

300

255

-

-

-

16

XVI

527

270

297

-

-

-

17

XVII

285

883

131

-

-

-

7483

7362

3202

50

38

-

JUMLAH

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

4.3.3

Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Penduduk Kelurahan Simpang Selayang memiliki beragam mata

pencaharian seperti yang diuraikan di tabel berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5
Klasifikasi Penduduk Di Kelurahan Simpang Selayang Berdasarkan Mata
Pencaharian
N

Lingkunga

o

n

Mata Pencaharian
PNS Pegawa
i

TN

POLIS

Pedagan

Petan

DL

I

I

g

i

L

Swasta
1

I

32

47

-

5

57

28

750

2

II

101

93

1

8

31

8

-

3

III

38

58

1

6

70

30

749

4

IV

181

210

-

5

361

61

421

5

V

58

180

-

6

247

64

50

6

VI

8

3

-

-

21

3

-

7

VII

253

151

4

8

462

40

265

8

VIII

114

118

-

3

1

220

-

9

IX

102

225

-

3

280

180

200

10

X

54

126

1

3

2

2

-

11

XI

81

309

-

10

125

210

91

12

XII

400

292

-

1

6

-

7

13

XIII

255

150

9

6

-

-

7

14

XIV

25

265

1

1

81

5

259

15

XV

55

150

-

10

455

85

250

16

XVI

23

220

1

3

-

-

902

17

XVII

310

465

1

9

301

88

103

209

3062

20

79

2500

1024

405

Total

0

4

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

Universitas Sumatera Utara

4.3.4 Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa
Tabel 4.6
Klasifikasi Penduduk Di Kelurahan Simpang Selayang Berdasarkan Suku
Bangsa
No

Suku Bangsa

Jumlah

1

Karo

7646

2

Toba

2481

3

Simalungun

1155

4

Mandailing

1555

5

Pakpak

558

6

Jawa

3148

7

Melayu

339

8

Nias

284

9

Tionghoa

51

10

Dll

183

Total

17446

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

Dari data yang disajikan pada tabel 4.5 menunjukkan penduduk Kelurahan
Simpang Selayang cukup heterogen, terbukti dengan banyaknya suku bangsa yang
hidup menetap dan tinggal di wilayah ini. Mayoritas suku di kelurahan ini adalah
suku karo sebesar 7646 jiwa. Disusul dengan suku jawa dan toba yaitu 3148 dan
2481 jiwa.

Universitas Sumatera Utara

4.3.5 Penduduk Berdasarkan Mutasi/ Mutandis
Tabel 4.7
Klasifikasi Penduduk di Kelurahan Simpang Selayang Berdasarkan Mutasi
dan Mutandis
Mutasi/ mutandis penduduk
Lahir

JUMLAH

Mati

Datang

Pindah

2015

2016

2015

2016

2015

2016

2015

2016

124

107

56

48

112

317

58

72

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan
Dari tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa angka kelahiran dari tahun 2015
sampai 2016 mengalami penurunan. Angka kematian dari tahun 2015 sampai
2016 juga mengalami penurunan. Angka kedatangan penduduk dari tahun 2015
sampai 2016 mengalami kenaikan hampir dua kali lipat. Perpindahan penduduk
dari tahun 2015 sampai 2016 mengalami kenaikan.

4.4

Sarana/ Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat mendukung pencapaian

tujuan suatu program serta kegiatan pembangunan. Dengan adanya sarana dan
prasarana yang baik tentunya akan segala perencanaan dalam program maupun
kegiatan pembangunan akan dapat berjalan baik sehingga memudahkan
tercapainya tujuan yang didinginkan.
Untuk mendukung tugas pelayanan terhadap masyarakat dalam usaha
peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka di Kelurahan Simpang Selayang
tersedia berbagai sarana dan prasarana, seperti, sarana tempat ibadah, prasarana
kesehatan dan lain sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

4.4.1 Sarana Sekolah/ Yayasan/ Lembaga Pendidikan
Dalam hal ini pendidikan terbagi atas PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK,
dan AKADEMI hal ini dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.8
Sekolah/ Yayasan/ Lembaga Pendidikan Kelurahan Simpang
Selayang
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah (Unit)
1

PAUD

2

2

TK

5

3

SD

9

4

SMP

4

5

SMA

1

6

SMK

1

7

AKADEMI

1

Total

23

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

Dari tabel 4.8 dapat diketahui Kelurahan Simpang Selayang memiliki
semua sarana pendidikan mulai dari Paud hingga ke jenjang Akademi. Dengan
jumlah unit terbanyak yaitu SD.

4.4.2 Sarana Ibadah
Dalam hal ini keagamaan dan sarana peribadatan di Kelurahan Simpang
Selayang dapat dilihat dari tabel berikut ini :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.9
Tempat Ibadah Kelurahan Simpang Selayang
No

Tempat Ibadah

Jumlah (Unit)

1

Masjid

10

2

Gereja

14

Total

24

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan
Dapat dilihat dari tabel 4.9 bahwa sarana ibadah yang ada hanya masjid
yaitu 10 unit dan gereja yaitu 14 unit. Mengingat mayoritas terbesar agama di
Kelurahan Simpang Selayang adalah agama Islam dan Kristen.

4.4.3 Prasarana Kesehatan Kelurahan
Prasarana kesehatan yang terdapat di Kelurahan Simpang Selayang dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.10
Prasarana Kesehatan Kelurahan Simpang Selayang
No

Sarana Kesehatan

Jumlah (Unit)

1

Rumah Sakit

4

2

Posyandu

10

Total

14

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

4.4.4 Prasarana Olahraga Kelurahan
Kelurahan Simpang Selayang terdapat prasarana olahraga, dimana
prasarana olahraga ini dibuat untuk digunakan oleh masyarakat untuk melakukan
kegiatan olahraga. Prasarana olahraga di Kelurahan Simpang Selayang terdapat 1
unit Lapangan Sepak Bola, 8 unit Lapangan Bulu Tangkis, 3 unit Lapangan Voli,

Universitas Sumatera Utara

5 unit Lapangan Basket, 4 unit Lapangan Futsal, dan 7 unit Lapangan Tenis Meja.
Diuraikan pada tabel berikut:

No

Tabel 4.11
Prasarana Olahraga Kelurahan Simpang Selayang
Olahraga
Jumlah (Unit)

1

Sepakbola

1

2

Bulutangkis

8

3

Voli

3

4

Basket

5

5

Futsal

4

6

Tenis Meja

7

Total

28

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

4.4.5 Prasarana Perdagangan / Lembaga Keuangan
Prasarana ekonomi yang terdapat di Kelurahan Simpang Selayang dapat dilihat
pada tabel berikut tabel berikut ini:
Tabel 4.12
Prasarana Perdagangan/ Lembaga Keuangan Kelurahan Simpang
Selayang
No
Usaha Perdagangan
Jumlah (Unit)
1

SPBU

3

2

Mini Market

1

3

Swalayan

8

4

Pasar Tradisional

1

5

Pegadaian

1

Total

14

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

Universitas Sumatera Utara

4.5

Pertahanan Sipil dan Siskamling Kelurahan
Menjaga dan mempertahankan keamanan serta ketentraman penduduk

sangatlah diperlukan agar tercipta suasana kondusif, aman, dan nyaman. Untuk itu
sangat perlulah dibuat sistem keamanan seperti dalam Kelurahan Simpang
Selayang yang ada pada tabel berikut:
Tabel 4.13
Pertahanan Sipil dan Siskamling Kelurahan Simpang Selayang
No

Siskamling

Jumlah

1

Wanra

3

2

Poskamling

19

Total

22

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan
Tuntungan

Universitas Sumatera Utara

4.6

Data Usaha Ekonomi Kelurahan

Penduduk di Kelurahan Simpang Selayang mempunyai beragam usaha / dagang
seperti yang dilihat di tabel berikut:
Tabel 4.14
Usaha Ekonomi Kelurahan Simpang Selayang
No

Jenis Usaha / Dagang

Jumlah

1

Salon

20

2

Warnet

12

3

Loundry

8

4

Depot air

8

5

Sayur

47

6

Buah

3

7

Kelontong

88

8

Tukang jahit

17

9

Boutiq

1

11

Bengkel

23

12

Rumah makan

26

13

Doorsmeer

13

14

Tukang pangkas

4

15

Biro jasa

13

Total

286

Sumber : Kantor Lurah Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan

Universitas Sumatera Utara

BAB V
ANALISIS DATA

5.1 Pengantar
Melalui wawancara dan observasi, peneliti mengumpulkan data mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi remaja menjadi pekerja seks komersial.
Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
1. Penelitian diawali dengan melakukan observasi ke lokasi penelitian.
Adapun lokasi yang telah diobservasi peneliti adalah di Lokasi Losmen
Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan.
Observasi yang dilakukan merupakan partisipasi aktif peneliti di lapangan
bersama Pekerja Seks Komersial (PSK).
2. Melakukan wawancara mendalam dengan 3 orang PSK, 3 orang anggota
keluarga dari PSK, 1 orang pemilik tempat. Hasil penelitian yang telah dilakukan
di lapangan diperoleh berbagai data, untuk melihat gambaran yang lebih jelas dan
rinci. Penulis mencoba menguraikan petikan wawancara dengan informan serta
narasi penulis tentang data-data tersebut, diteliti, ditelaah, maka selanjutnya
adalah mengadakan kategorisasi perbandingan-perbandingan sebelum akhirnya
menarik kesimpulan. Informan utama yang menjadi sumber data penelitian ini
sebanyak 3 orang, dengan komposisi 3 orang informan tambahan, 1 orang
informan kunci. Pada informan kunci, informan utama, dan informan tambahan
dilakukan wawancara mendalam untuk memperoleh data mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi remaja menjadi PSK.

Universitas Sumatera Utara

5.2 Hasil Temuan
5.2.1 Informan Utama- I
Nama

:V

Umur

: 20 Tahun

Pendidikan Terakhir

: SMA

Agama

: Kristen

Suku

: Karo

Status

: Lajang

Pekerjaan orang tua
a. Ayah

: Petani

b. Ibu

: Petani

Usia saat pertama kali menjadi PSK

: 20 Tahun

V adalah wanita cantik yang baru saja terjun didunia malam. Jika dilihat
dari bentuk fisiknya yang berkulit kecoklatan, bentuk wajahnya yang oval ,
memiliki rambut hitam namun di cat pirang sehingga sangatlah menarik untuk
mengudang tamu yang akan datang. Balutan busana yang seksi V sedang berdiri
bersama dengan teman lainnya untuk menunggu tamu yang akan memakai jasa
mereka di salah satu ruko yang berada di sekitar losmen tersebut. Peneliti
mencoba untuk mendekati V dengan mengajak berkenalan. Awalnya peneliti juga
mengalami

kesulitan

karena

sulitnya

V

mempercayai

peneliti

untuk

mewawancarainya. V berpikir kalau peneliti ialah suruhan dari keluarganya atau
juga dari pihak yang berwajib. Ketika bisa meyakinkan, V pun mulai mau
merespon dan termasuk seseorang yang ramah. V bersedia membicarakan hal-hal

Universitas Sumatera Utara

yang ingin peneliti tanyakan tentang dirinya, pekerjaannya, masa lalunya, dan
masalah-masalah yang dialaminya. V merupakan salah seorang yang tidak
memiliki masalah pribadi pada dirinya.
V juga bukan lah pribadi yang taat beribadah, V yang beragama Kristen
juga mengaku kalau ia jarang beribadah ke gereja namun ia takut dengan dosa
pekerjaannya ini. Pernah terlintas di pikiran V ingin keluar dari dunia malam jika
ingat akan dosa. Di sisi keluarga sendiri V kurang mendapatkan ajaran dari kedua
orang tuanya tentang pentingnya beribadah dan sopan santun kepada keluarga dan
orang lain sebab kesehariannya ia habiskan

dengan berkumpul dan bergaul

dengan teman-temannya. Kurangnya berinteraksi dengan keluarga sendiri
menyebabkan V hidup ke arah yang salah. V tidak mempercayai nasehat dari
kedua orang tuanya yaitu sesibuk apapun pekerjaan yang kita lakukan kita harus
menyempatkan untuk beribadah dan selalu bersyukur atas nikmat yang sudah
Tuhan beri kepada kita.
V hanya tamatan SMA, apalagi saat sekarang ini pekerjaan sangat sulit
didapat. Dalam segi kreativitas lain ia juga tidak memiliki skill atau keterampilan
apa-apa. Pada satu saat V juga pernah mencoba bekerja disuatu instansi milik
negara namun dengan hanya bermodalkan ijazah SMA apalah daya tentu saja
hasil yang diperoleh pasti tidak seberapa dan tidak sejalan dengan kemauannya.
Hal ini lah yang membuat V harus melakukan pekerjaan sekarang ini. Tidak ada
syarat yang ia buat menjadi tamu yang dilayaninya.
V mengaku tidak pernah menggunakan pengaman saat melakukan
hubungan seksual. Selama V menjalani pfofesi menjadi PSK, V lebih sering
mendapatkan pelanggan yang baik, banyak pelanggan yang mereka memberi dia

Universitas Sumatera Utara

uang lebih. Bahkan ada beberapa pelanggan yang suka dengannya dan sempat
menjalin hubungan dengannya. V juga tidak menetapkan syarat kepada pelanggan
untuk menggunakan kondom saat berhubungan seksual. V juga memiliki
pemikiran kalau di usianya yang masih muda dia tidak akan mudah untuk
terserang penyakit yang sangat berbahaya, seperti kutipan dibawah ini:
“ kalau aku sedikit khawatir soal resiko pekerjaan ku ini tapi aku kan
masih muda masih kuatlah bang, soal penyakit kan konsumen ya ku suruh pakek
pengaman jadi kan aman dan aku gak usah ngerasa cemas-cemas kali”.
V juga sekarang lebih senang bergaul dengan teman-teman barunya di
lingkungan seprofesinya. V merasa sudah bisa memperoleh apa yang ia inginkan
dari hasil pekerjaan yang dijalaninya, dari hasil pekerjaan PSK ia memperoleh
penghasilan berkisar Rp. 300.000,00- 500.000,00 /malam. Dimana hasil yang
didapatnya juga dihabiskan untuk semua keperluan dirinya sendiri. Disuatu sisi V
sangat senang berbelanja bahkan ketika peneliti mewawancarainyai dia
mengatakan :
“kalo dibilang soal shopping setiap hari aku harus belanja bang, banyak
kali keperluanan ku, dalam sebulan ya tiga puluh kali juga aku harus berbelanja”.
Penampilan V juga sangat detail dengan barang-barang serta kosmetik
yang ia pakai. Produk yang sering dia gunakan ialah produk luar, ia tidak suka dan
mau memakai barang kalau barang itu tidak sesuai dengan apa yang dia biasa
sering gunakan apalagi kalau tahu barang itu dari produk lokal. Ia merasa produk
lokal

kurang

memberikan

hasil

yang

memuaskan

dalam

menunjang

penampilannya dalam profesi maupun gaya hidup kesehariannya. Urusan
pengeluaran baik itu kebutuhan yang lain dan berkomunikasi V mengeluarkan
uang sebesar Rp. 200.000,00 /hari. Wanita yang juga sangat menyukai makan

Universitas Sumatera Utara

bakso ini juga sangat sering berlibur, dan tempat wisata yang sering
dikunjunginya ialah Berastagi. Tempat yang sering dikunjungi selain mall adalah
sebuah restoran dekat losmen ia bekerja.
V bercerita kalau dulu ia sering mendapat perlakuan yang kasar dari
keluarganya. Ayahnya adalah sosok yang paling V takutin sebab jika sedikit saja
ia melakukan kesalahan ayahnya tidak segan-segan untuk langsung memukulinya.
Ia juga bercerita kepada peneliti yaitu sebagai berikut:
“ Kemarin aku pernah ketauan sama ayahku kepergok disuatu cafe, ya
sebetolnya aku juga kaget kenapa jam segini ayahku masih keluar. Disitu memang
aku ijinnya sih cuman kerumah kawan, cuman ya cemana lah bang namanya
hepi-hepi sama kawan. Pulangnya aku besok ayahku langsung kenak maki-maki
dan trus dipukilinya aku”.
Ketika V baru menginjak 15 tahun ia sudah mulai berpacaran. Disini
pergaulan V juga semakin tidak bisa terkontrol baik. V juga mulai bergaul dan
mengenali lawan jenisnya di usia yang seharusnya masih dihabiskan di bangku
sekolahan. Gaya berpacarannya V juga mengaku sudah melakukan perilaku seks
yang sangat menyalahi dan

perilaku tersebut mengundang pasangan untuk

melakukan tindakan yang lebih dari yang hanya berciuman menjurus ketindakan
yang melecehkan bagi wanita dan juga bisa mengakibatkan V akan kehilangan
keperawanannya.
Menurut V, keluarga juga tidak tahu kalau ia bekerja menjadi PSK, dia
akan selalu menyembunyikan pekerjaan ini walaupun dia sendiri tidak tahu
sampai kapan dia harus menutup-nutupi pekerjaan tersebut. Hati kecil nya pun
sebenarnya menyesali menjadi PSK, sedih yang ia rasakan. Dia lebih memilih
menyembunyikan keadaan sesungguhnya. Kalaupun keluarganya menebak-nebak,

Universitas Sumatera Utara

biarlah itu menjadi asumsi atau hasil tebakan mereka. Demikian pula kepada
tetangga sekitarnya dan dalam lingkungan keluarga sendiri juga tidak harmonis.
Pengaruh yang besar terjadi akibat ajakan teman V yang membawanya
untuk menjadi seorang PSK. Suatu saat dia menemukan teman berinisial EM
disuatu Resto. Ketika itu V yang sedang kalut menceritakan keluh kesahnya
kepada temannya. V mencurahkan isi hatinya akan keinginannya untuk dengan
mudah mendapatkan uang tapi dengan melakukan pekerjaan yang tidak sulit.
Lantas EM menjawab dan menawarkan V pekerjaan yang mana sebelumnya EM
juga sudah terlebih dahulu menjadi PSK. Mendengar EM menjelaskan pekerjaan
yang dijalaninya, V mulai tertarik dan mau mencoba pekerjaan haram tersebut.
Awalnya takut tegasnya namun setelah ia jalani dan meraup hasilnya, V
pun mau menjalani seterusnya. Tidak lama V juga mulai tidak tinggal di rumah,
dia sudah memasuki dunia kerja baru dalam hidupnya. Berdasarkan hasil
wawancara pada awalnya V menjadi PSK atas ajakan temannya dan ditambah
dengan keinginan sendiri, pertama kali ia melayani seorang pria saat dia mengenal
EM tersebut. V yang tertarik dengan tawaran tersebut akhirnya meminta untuk
diajarkan cara melacur kepada temannya. Ia mulai bekerja ketika jam 8 malam
sampai pagi. Sekali melayani V dibayar antara Rp. 130.000,00 - 150.000,00 untuk
waktu setengah jam. Bila waktu tersebut sudah lewat makan konsumen dikenakan
tarif baru.

Universitas Sumatera Utara

5.2.2 Informan Utama - II
Nama

: A

Umur

: 19 Tahun

Pendidikan Terakhir

: SMK

Agama

: Islam

Suku

: Karo

Status

: Menikah

Pekerjaan orang tua
a. Ayah

: Anggota PP

b. Ibu

: Polwan

Usia saat pertama kali menjadi PSK

: 13 Tahun

A adalah seorang wanita yang sudah lama berkecimpung di dunia
prostitusi ini. Dari segi fisik A memiliki tubuh yang sempurna, berkulit putih,
tinggi sangat menarik jika pria melihatnya. Waktu itu A sedang berdiri di disudut
jalan sendiri menunggu tamu yang akan memesan dirinya. Saat mencoba untuk
mendekati A dengan mengajak berkenalan. Peneliti mengalami kesulitan
dikarenakan sulitnya A mempercayai peniliti untuk mewawancarainya. Sudah
begitu dalam transaksi nego harga A meminta harga yang sedikit mahal. A juga
termasuk wanita yang cuek dan sensitif. Pekerjaannya sebagai PSK ia lakukan
atas kemauan sendiri, dengan alasan untuk membiayai kebutuhannya dan
anaknya.
Pada umur 15 tahun A sudah bekerja menjadi PSK. Di usia yang masih
remaja ini A merasa kalau pekerjaan yang sudah dijalaninya selama bertahun-

Universitas Sumatera Utara

tahun tidak terlalu menimbulkan resiko penyakit yang akan menimpanya. A
berpendapat dengan 4 tahun lamanya dia bekerja sebagai PSK, penyakit dan
gangguan kesehatan lainnya tidak dengan mudah menyerang tubuhnya. Dia
beranggapan kalau pekerja yang terkena penyakit ialah para PSK yang sudah tua
usianya dan pekerja sangat sering melakukan hubungan sex, dengan cara
membiarkan konsumen tidak memakai alat pengaman. Dia juga menceritakan
selama dia berhubungan badan dengan para pelanggannya A belum pernah
ternodai dengan kata lain pelanggan mengeluarkan

sperma tersebut kedalam

rahimnya disinilah pemikiran akan remeh atau spele makin merasukinya. Seperti
kutipan dibawah ini :
“ Udah lama kok bang aku kerja kayak gini, tengoklah sendiri aku masih
sehat-sehat aja belum ada ku keluhkan penyakit-penyakit lainnya, lagian aku
masih muda pulak, mana mungkin gampang terkena penyakit HIV itu, pada saat
berhubungan badan aku juga belom pernah ditembakkan dalam, ya lebih aman
nya aku suruh pakek pengaman ”.
A merupakan wanita muslim, namun bila ditanya tentang kesehariannya
untuk beribadah ataupun hal kebaikan, A mengaku tidak baik. Semua agama,
termasuk agama yang dianutnya adalah agama yang sangat membenci dan
melarang keras untuk mendekati bahkan sampai bekerja sebagai PSK. A juga
sudah membayangkan dosa dan ganjaran yang akan ia terima setelah dia
meninggalkan dunia nanti, walaupun sejujurnya A juga takut akan dosa yang dia
dapat terus-menerus setiap harinya. Pernah A bertaubat, namun hanya hitungan
hari dan ia kembali melakukan pekerjaannya. Godaan untuk terus melakukan
pekerjaan juga keimanan kurang membuatnya tak kuasa untuk tetap menjalani
profesinya ini.

Universitas Sumatera Utara

Riwayat pendidikan yang hanya bertamatkan SMK, ternyata sebelumnya
A juga pernah bekerja disuatu tempat seperti mini market sebagai karyawan.
Namun dengan penghasilan yang ia dapat kurang dan merasa tidak puas dan
cukup. Dia merasa selalu kekurangan dan berpikir pekerjaan apa yang hasil cepat
serta mendapat uang yang banyak. Di usia sekarang dia juga berkeinginan
berwiraswasta, namun modal tidak ada. Sampai suatu hari dia mengenal pekerjaan
ini. A bekerja sebagai PSK juga atas keinginan nya sendiri, dia menawarkan
dirinya pada pemilik losmen untuk bekerja sebagai PSK walaupun awalnya dia
sedikit ragu namun demi dapat memenuhi kebutuhannya dia rela melakukan
pekerjaan ini.
Apalagi status yang disandangnya sekarang sebagai single parent dan
harus terus hidup bersama anak yang dibawanya. A juga menceritakan kalau
orangtua atau keluarga tidak ada yang tau kalau dia bekerja sebagai PSK, dia
selalu menyembunyikan pekerjan ini kepada semua orang, bahkan agar orang tua
tidak tahu dia bekerja sebagai PSK. A membohongin kedua orangtuanya kalau dia
masih kerja sebagain karyawan mini market, hal lain yang A lakukan ialah dengan
selalu memakai seragam yang pernah ia dapatkan dari mini market tempat
kerjanya dahulu, guna mengalabuhi orangtua nya. Sesampainya di tempat
pekerjaan sebenarnya A melepas pakaian seragam yang digunakan untuk
membohongi orang tuanya. Hal ini terus dia lakukan sampai sekarang. Demi
menunjang penghasilan lebih A juga berprofesi sebagai biduan, keahlian nya
menyanyi

juga dapat membantunya dalam mencukupi kebutuhannya. seperti

yang dia ceritakan dibawah ini :
“Kalo pelanggan sepi aku beralih bekerja jadi biduan mas, Itung-itung
menambah penghasilan untuk mencukupi kehidupan”, ujarnya.

Universitas Sumatera Utara

A yang kadang juga bekerja sebagai biduan menjelaskan proses kerjanya
yang mana selesai pertunjukkan apabila dari pengunjung juga suka atau tertarik
pengujung juga bisa langsung memakai jasanya sebagai PSK dan memesan kamar
yang sudah disediakan.
Pada saat sekarang ini A juga sudah menikmati pekerjaannya sebagai PSK,
dengan mendapat penghasilan yang lebih dari pekerjaan yang dulu dia lakukan
sebelumnya. A juga menjadi tulang punggung keluarga bagi anak yang
dibawanya. Penghasilan yang dia dapat juga berkisar Rp. 300.000,00 –
600.000,00 /malam. Apalagi didukung dengan fisik nya yang terbilang cantik
maka A tidak akan kesulitan dalam mencari pelanggan. Dalam keseharian nya A
adalah wanita yang sedikit boros, A mengatakan kalau dalam hal berbelanja dia
melakukannya dalam 3 kali dalam seminggu. Dalam segi penampilan A juga
memilih produk luar untuk menunjang penampilannya, dia tidak mau memilih
produk dalam negeri yang A rasa kurang memberi efek yang cantik untuk gaya
berpenampilannya. Barang-barang yang dibelinya juga merk ternama. Dalam segi
pengeluaran A juga mengeluarkan uang sebesar Rp. 300.000,00 – 500.000,00
/bulan untuk biaya kebutuhan aksesoris dan berkomunikasi lainnya. A juga
mengatakan kalau tempat berlibur yang dia sering kunjungi adalah pantai cermin.
A juga yang menceritakan tentang masa lalu yang dialaminya bersama
mantan suami yang pernah menikahinya. A mengenal suatu sosok laki-laki di
usianya yang masih menginjak 13 tahun. Disini awal mulanya A berpacaran. Ia
mengaku pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah. Pergaulan bebas
sudah dikenalinya sejak usia belia dan ia menikmatinya. A sangat mencintai
mantan suaminya dulu yang ia pacari sejak lama. A hamil duluan mereka pun

Universitas Sumatera Utara

dinikahkan dan dikaruniakan 2 orang anak selama masa rumah tangga mereka
berjalan. A menceritakan kalau rumah tangganya juga penuh dengan masalah.
Sering terjadinya keributan dan alhasil A menjadi korban kemarahan suaminya
dari hari demi hari seperti dipukul, ditunjang itulah bentuk kekerasan yang A
dapatkan.
A juga bercerita kepada peneliti kalau suaminya tersebut selingkuh.
Pernah suatu ketika A melihat suaminya tersebut jalan dengan wanita lain, dan
parahnya lagi mantan suaminya selingkuh dengan kawan sepermainan A yaitu
sesama PSK juga. A yang tak kuasa menahan sedih langsung menghampiri
mantan suaminya tersebut dan berkata :
“Suatu saat kau akan menyesal atas semua perbuatan yang kau buat
samaku”

Tidak juga merasa puas akan perlakuan suaminya tersebut A

memutuskan untuk bercerai dengannya. Dan hak asuh anak mereka bagi, anak
pertama ikut bersamanya dan anak kedua ikut dengan suaminya.
Pada usia A yang baru menginjak 12 tahun ia sudah memulai berpacaran,
padahal disini usianya masih sangat anak-anak dan pendidikan ialah prioritas bagi
anak seusianya, ini malah A sudah mengenal sosok laki-laki. Disini A juga
melakukan hal-hal yang belum pantas ia lakukan seperti jalan dan berpegangan
tangan kepada lawan jenisnya tersebut dihadapan orang banyak. Ada juga perilaku
yang menyimpang yang A lakukan digaya berpacarannya yang tergolong masih
anak-anak, A sudah berani mencium serta rela dipegang-pegang oleh lawan jenis
nya tersebut. Hal ini juga yang menyebabkan pada usia belasan tahun A sudah
memutuskan untuk menikah dengan seorang laki-laki yang dia cintai. Dalam segi
usia A belum sangat layak untuk menikah karena dibawah 16 tahun. Namun

Universitas Sumatera Utara

akibat dari perilaku seks diluar nikah yang sudah dilakukannya duluan membuat
mau tidak mau orang tua A juga mengizinkan pernikahan itu berlangsung.

5.2.3 Informan Utama - III
Nama

: B

Umur

: 19 Tahun

Pendidikan Terakhir

: SMP

Agama

: Islam

Suku

: Karo

Status

: Sudah menikah

Pekerjaan orang tua
a. Ayah

:-

b. Ibu

: Bidan

Usia saat pertama kali menjadi PSK

: 15 Tahun

B adalah seorang wanita yang sudah lama bekerja sebagai PSK. Dari segi
fisik B tidak memiliki tubuh yang tidak terlalu cantik, berkulit coklat, pendek dan
memiliki kerusakan pada gigi depannya.

Tidak seperti wanita yang lainnya

didukung dengan fisik yang lumayan guna menunjang daya tarik pelanggan yang
akan memakai jasanya. Apalagi pekerjaan yang dia lakukan sekarang fisik adalah
hal yang utama. Waktu itu B sedang berdiri dipinggir jalan sendiri menunggu
tamu yang akan memesan dirinya.
Saat peneliti mencoba untuk mendekati B dengan mengajak berkenalan.
Peneliti tidak mengalami kesulitan bahkan si B yang memanggil peneliti berhenti,

Universitas Sumatera Utara

disinilah peneliti bernegosiasi untuk memesan jasa si B untuk diwawancarai.
Tidak ada kendala dalam proses wawancara dengan si B sebab iya terlalu ramah.
Dan transaksi harga dengannya juga tidak mahal dan mudah. Dia selalu
memberikan respon yang baik. B juga bersedia membicarakan terkait hal-hal yang
ingin peneliti tanyakan tentang masa lalunya yang penuh dengan masalah dan
kekerasan yang dialami dari orangtua dan mantan suami nya tersebut.
Semua bermula dari orangtua yang sudah menjodohkan nya dengan
seorang laki-laki yang ia pernah mengenalinya sama sekali. Hari demi hari orang
tuanya selalu memaksa agar B mau menikah dengan pilihan orangtua nya
tersebut. Merasa tidak tahan dengan perlakuan orangtuanya tersebut B melarikan
diri dari rumah. B juga terpaksa meninggalkan bangku sekolahnya demi
menyelamatkan diri dari paksaan orang tuanya tersebut.
Tidak lama seperginya dari rumah, B menemukan laki-laki yang ia cintai
sesuai dengan kemauan dan pilihan hatinya. Seiring berjalannya waktu, B
menikah muda dengan pria pilihannya tersebut dan dikaruniai 3 orang anak.
Waktu juga terus berjalan sampai usia pernikahan mereka melewati angka 4 tahun
disini ada terjadi masalah antara B dan suaminya. B menceritakan kalau suaminya
juga berniat meninggalkannya, perilaku suaminya berubah kepadanya tidak
seperti biasanya.
Dengan sikap suaminya yang seperti ini, B juga sudah mulai curiga dan
mencari tahu apa penyebab suaminya berubah drastis dari yang dulunya baik
sekarang menjadi kasar. Tak lama B mendapati suaminya jalan dengan wanita
lain, dengan melihat kejadian tersebut B juga tak kuasa menahan marah kepada
suaminya tersebut. Suami B yang pulang ke rumah langsung di interogasi oleh si

Universitas Sumatera Utara

B. Ia meminta klarifikasi kepada suaminya, akan tetapi suaminya menjawab
dengan omong kosong. Suaminya merasa tidak senang karena B menuduh ia
berselingkuh.
Adanya bentuk kekerasan yang B dapatkan selama mempuyai masalah
dengan suaminya tersebut dan bentuk kekerasan yang didapat B seperti mencekik
dan mengancam. Dengan tindak kekerasan yang terus B dapatkan dari suami
tersebut membuat dia merasa tersiksa dan memutuskan bercerai kepada suaminya.
Tak lama B meminta keputusan itu suaminya juga mengatakan iya sebab
suaminya juga menemukan wanita lain untuk mendampingi hidupnya. Hak asuh
anak dibagi dua, dua orang ikut suaminya dan satu lagi ikut dengannya.
B pun pergi mencari tempat tinggal baru bersama anaknya, dan akhirnya
B menemukan tempat tinggal di daerah kawasan simpang selayang. Selama B
tinggal disitu ia mengetahui kegiatan keseharian yang dilakukan orang sekitarnya
yaitu bekerja sebagai PSK. B yang tinggal di lingkungan PSK juga menjalin
pertemanan dengan PSK di daerahnya. B hanya bermodalkan ijazah SMP pernah
menjadi seorang sales disebuah toko sepatu namun karena gaji yang didapat tidak
mampu mencukupi kebutuhannya B pun memutuskan untuk berhenti dari
pekerjaan itu dan mencari pekerjaan yang hasilnya cukup serta lebih untuk
kehidupan bersama anaknya. Berhubung keadaan B yang sudah makin sulit dan B
yang juga hidup dilingkungan PSK terpengaruh untuk menjadi bagian dari
mereka. B menawarkan dirinya kepada germo untuk diterima menjadi PSK
ditempatnya. Alhasil ia juga diterima dan memulai pekerjaan barunya sebagai
PSK. Ada sempat keraguan dan keterpaksaan dalam memilih pekerjaan tersebut
namun demi mencukupi kebutuhan dengan cara yang cepat ia mengambil jalan

Universitas Sumatera Utara

ini. Wanita yang juga pernah menjadi sales ini juga mengatakan kalau ia ingin
bekerja di instansi milik negara.
B adalah remaja yang sepele akan kesehatan padahal dipekerjaan yang ia
lakukan sangat rentan akan penyakit yang akan menimpanya. B beranggapan kalu
ia bisa mencegahnya sendiri agar tidak terkena penyakit dengan menyuntikkan pil
KB kedalam tubuhnya selama 2 bulan sekali seperti kutipan yang ia ungkapkan
dibawah ini:
“ aku gak pernah takut bang sama efek dan penyakit yang akan ku
dapatkan dari pekerjaan ku ini, mamak ku kan bidan jadi dulu sempat berceritacerita tentang kehamilan gitu jadi gak sengaja aku dengar dan karena mendengar
itu serta dengan pekerjaan ku sekarang ya langsung aku buat apa yang dikatakan
mamak ku waktu itu, jadi sekarang untuk mencegahnya aku suntik pil KB aja
bang”.
Dalam segi beragama B bukanlah muslimah yang taat beribadah. Ia
mengaku jarang menyempatkan sholat didalam kehidupannya apalagi, ajaran
agama juga tidak dilaksanakan ditambah pekerjaan yang dilakukan sangat
melenceng dan sangat diharamkan oleh agama Islam. Namun demi mencukupi
kebutuhannya dia memilih pekerjaan ini.Jika ditanya tentang dosa pun

ia

menjawab takut dan memiliki hasrat untuk mengakhiri pekerjaan ini seperti
pernyataannya dibawah ini :
“Aku berharap ada satu hari aku bisa keluar dari pekerjaan ini dan mendapatkan
pekerjaan yang layak kembali dan bisa menafkahi anakku dengan rejeki yang
halal.”
Di gaya hidupnya sehari-hari B bukan wanita yang boros, untuk urusan
berbelanja B hanya berbelanja dalam seminggu itu sekali. Tidak seperti teman
PSK lainnya yang berfoya-foya atas hasil pekerjaannya, apalagi B juga
menghidupi anak yang dibawanya. Namun untuk urusan berpenampilan B juga
memilih produk luar guna menunjang penampilannya. Ia menolak memakai

Universitas Sumatera Utara

produk lokal dikarenakan kurang member efek yang bagus untuk penampilannya,
apalagi pekerjaannya penampilan adalah hal yang utama. Walaupun disisi lain
dengan perkembangan model dan merk yang semakin berkembang ia juga tidak
begitu antusias mengikuti model-model terbaru. Dalam penghasilan yang ia
dapatkan setiap harinya juga tidak begitu besar hanya berkisar Rp. 200.000,00 –
400.000,00 /malam. Ini disebabkan fisik B yang kurang menarik bagi pelanggan.
Sesibuk apapun dengan pekerjaannya B juga terkadang menyempatkan diri dan
anaknya untuk liburan, dan wisata yang sering ia kunjingi adalah tempat
pemandian Hairos. Untuk biaya pengeluaran untuk kebutuhan hidup,pulsa dan
lain sebagainya B harus mengeluarkan uang sebesar 500-600/bulan.

5.2.4 Informan Kunci - I
Nama

: ZV

Umur

: 37 Tahun

Pendidikan Terakhir

: SMP

Agama

: Kristen Protestan

Suku

: Karo

Status

: Sudah menikah

ZV adalah pemilik dari usaha Losmen Bougenville tempat ketiga informan
utama bekerja. ZV juga berkeluarga dan memiliki 4 orang anak. Selain
mengembangkan bisnis usaha losmen tersebut ZV juga memiliki usaha sayur dan
buah-buahan di kampung halaman mereka. ZV juga sudah lama menekuni bisnis
prostitusi ini yaitu selama 15 tahun. Mengenai cara pengrekrutan para pekerja

Universitas Sumatera Utara

PSK ini sendiri yaitu para PSK yang menawarkan diri kepada ZV untuk bekerja
sebagai PSK. Regenerasi pekerja juga diberlakukannya disini sebab ia menjaga
kepuasan pelanggan yang setiap saat nya ingin merasakan PSK yang masih muda.
ZV juga sering menerima PSK yang usianya masih tergolong muda. PSK
yang muda ini lebih mudah merekrutnya dan gampang dipengaruhi, daripada PSK
yang usia nya dia atas 30-an. Menurut ZV remaja zaman sekarang sangat labil dan
banyak keinginannya untuk mengikuti gaya modern juga trend baru, sementara
mereka belum berpenghasilan dan dengan menjadi PSK mereka dapat
mewujudkan itu. Para PSK di sini sangat bergantung pada pelanggan yang
berdatangan guna mencukupi perekonomian keluarganya. Misalnya para PSK
akan berebut menawarkan diri guna pelanggan akan memilihnya. Sementara itu
PSK yang bekerja ditempat ini ada yang berasal dari sekitaran wilayah Medan dan
ada juga yang berasal dari luar daerah Medan. Sewaktu diwanwancarai ZV juga
menuturkan bahwa :
“ya kalo dihitung-hitung dek hasil yang saya peroleh dari bisnis ini
lumayan menjanjikan, karena setiap hari banyak pelanggan yang masuk di
losmen ini”.
Di sisi pengamanan tempat pemilik losmen juga bekerja sama dengan
pihak yang berwajib dengan cara member uang iuran keamanan setiap pihak
tersebut datang, hal ini dilakukan gun ntuk menunjang kelancaran usaha dan
memberi kenyamanan kepada konsumen dan PSK. Jaminan kesehatan PSK itu
sendiri pemilik losmen tidak memberi jaminan kesehatan apa-apa, pemilik hanya
cuma mengingatkan hal-hal yang harus PSK ketahui sebelum melakukan kegiatan
tersebut seperti dengan memakai pengaman atau pun PSK harus pandai memilih
laki-laki yang akan bersetubuh dengannya. Bicara soal keamanan losmen tersebut
pemilik menuturkan bahwa pemilik juga menjalin kerja sama degan pihak

Universitas Sumatera Utara

kepolisian seperti membayar uang mingguan yang nominalnya tersebut tidak
dapat dikatakan oleh pemilik tersebut. Sehingga membuat PSK nyaman dalam
melakukan pekerjaannya. Inilah hal-hal yang menunjang bisnis usahanya terus
berjalan sampai sekarang. PSK yang bekerja di losmennya adalah PSK yang
memerlukan kebutuhan perekonomian, baik untuk memenuhi kebutuhan seharihari diri sendiri maupun sebagai tulang punggung keluarga.

5.2.5 Informan Tambahan - I
Nama

: EM

Umur

: 27 Tahun

Pendidikan Terakhir

: SMA

Agama

: Kristen

Suku

: Karo

Status

: sudah menikah

Pekerjaan

: PSK

EM adalah teman dari V yang sama berprofesi sebagai PSK. Dari EM lah
yang membujuk dan mengajak V untuk menjadi PSK. V yang sebelumnya sering
bergabung dengan EM di tempat Resto dimana tempat ini adalah wadah
berkumpulnya si EM dan rekan PSK lainnya untuki makan.
“Waktu itu kami ketemu ditempat makan dengannya, pertama kali kami
jumpa muka V murung kelihatan banyak masalah” kata EM.
Lalu dengan ramah EM menyapanya dan terus bercerita hingga larut
malam, masalah apa yang dialami V tersebut. EM pun menawarkan bergabung
dengan pekerjaannya sebagai PSK. Sampai disaat waktu mau pulang V meminta

Universitas Sumatera Utara

nomor HP untuk lain waktu bisa mengobrol-ngobrol kembali. Keesokan
malamnya mereka memutuskan untuk berjumpa kembali dan EM membujuk V
untuk bekerja dengan profesi yang sama dengan nya. V juga langsung menjawab
iya mau bekerja sebagai PSK. Menurut EM V merupakan wanita yang mampu
dipengaruhi akan ajakan yang menggiurkan. Selama EM mengenal V, V adalah
sosok wanita yang konsumtif ia selalu ingin berbelanja setiap harinya, seperti
yang dituturkan EM:
“Apalagi dia masih tergolong PSK baru jadi kalo banyak uang sedikit ya
dihabiskan untuk berbelanja dan foya-foya” ujar EM.
Walaupun EM juga bekerja sebagai PSK, EM juga pernah menasehatinya
akan dampak yang ditimbulkan dari pekerjaan ini, seperti penyakit, akan
diasingkan dari keluarga tetapi V tidak memperdulikan itu dia tetap pada
pendirian pertamanya yaitu menjadi PSK, guna mencukupi kebutuhan yang dia
mau. V juga mengatakan kalau dia mendapat kekerasan baik dari keluarga
maupun pasangannya dahulu. EM mengatakan kalau temanya itu sedikit takut
awalnya akan tertular penyakit dari pelanggannya. Tapi setelah ia menikmati
pekerjaannya rasa takut itu pun lambat laun sirna. EM juga tidak habis pikir
dengan pemikiran V yang belum menikah di usia muda tapi sudah berani turun
menjadi PSK. Namun menurut EM mungkin karena sebelumnya V juga sudah
terikut dalam pergaulan bebas di usianya.

5.2.6 Informan Tambahan- II
Nama

: IT

Umur

: 24 Tahun

Pendidikan Terakhir

: D3

Universitas Sumatera Utara

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Status

: sudah menikah

Pekerjaan

: Wiraswasta

IT adalah seorang pria yang berstatus sebagai pegawai yang sudah dekat
juga dengan A. Dalam kehidupan IT yang mengenal A adalah sosok perempuan
yang baik dan terlahir dari keluarga yang terpandang dan disegani oleh rekan dan
keluarga yang ada disekelilingnya. A juga dikenal IT sebagai wanita yang gemar
berbelanja serta agak acuh bila orang baru pertama mengenalnya. IT mengenal
kedua orangtua A yang ayahnya yang merupakan salah satu anggota di organisasi
masyarakat (PP), sedangkan ibu dari A adalah seorang polwan. Sepengetahuan IT
kehidupan A sudah sangat berkecukupan tapi entah mengapa A memilih
pekerjaan ini. IT hanya pernah mengetahui kalau A pernah dikabarkan kabur dari
keluarganya. Sampai suatu saat kami bertemu di suatu tempat yang sebenarnya ini
tidak pantas untuk dia ketahui bahkan apalagi dia sampai bekerja didalamnya tapi
apalah daya, takdir sudah berkata lain. A bekerja sebagai PSK juga karena masa
lalu yang buruk dari bekas mantan suaminya, yang telah lama berpisah dan
meninggalkan 2 orang anak.
Akhirnya dia memutuskan mengambil pekerjaan ini bersama dengan anak
yang dibawanya hasil dari pernikahan nya dengan suaminya yang terdahulu.
Sampai suatu ketika A kepergok saya waktu baru pertama tiba di losmen tersebut,
saya terkejut karena pakaian yang digunakan si A adalah pakaian seragam yang
pernah digunakan dari berkas pekerjaan lamanya. Dahulu sebelum disini A
bekerja di mini market namun ada suatu masalah yang membuat dia

Universitas Sumatera Utara

meninggalkan pekerjaan tersebut. Sehingga waktu itu dia dapat mengelabuhi
kedua orangtua nya kalau dia bekerja di mini market tersebut dan pada kenyataan
nya dia bekerja sebagai PSK.
Hari demi hari terus berlalu IT juga hanya bisa terdiam dan tidak dapat
berbicara kepada keluarganya sebab A juga pernah memohon kepada IT untuk
tidak memberi tahu pekerjaan ini kepada orang tua dan keluarganya. Biarlah ini
menjadi rahasia yang belum tau kapan akan terbongkar baik hari ini besok atau
kapan pun itu. Itulah akibatnya si A yang memilih menikah di usia muda dan
ujung-ujung nya yang didapat adalah kehancuran. Semua berawal dari rumah
tangga yang hancur serta ajakan teman-teman disekelilingnya yang mengajak dia
untuk bekerja sebagai PSK. IT pun menasehatinya untuk segera ber

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : Psk Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan)

1 74 108

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PEREMPUAN MENJADI PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI KELOPOAN KECAMATAN SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI

0 14 18

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : PSK Perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

0 0 10

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : PSK Perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : PSK Perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

0 1 10

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : PSK Perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

0 1 42

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : PSK Perempuan Lokalisasi Losmen Bougenville Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

0 0 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Seks - Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : Psk Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan)

0 0 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : Psk Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan)

0 0 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI REMAJA MENJADI PEKERJA SEKS KOMERSIAL (Studi Deskriptif : PSK Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan) SKRIPSI

0 0 10