Penentuan Kadar CaO pada Kapur pada Pengolahan Air Di PDAM Tirtanadi Delitua

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dan fungsinya
bagi kehidupan manusia tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain.
Manusia tidak dapat hidup tanpa air. Manusia memerlukan air untuk kehidupan
hayatinya.

Hampir semua kegiatan – kegiatan yang dilakukan manusia

membutuhkan air, mulai dari membersihkan diri (mandi), membersihkan ruang
tempat tinggalnya, menyiapkan makanan dan minuman sampai dengan aktivitas –
aktivitas lainnya. Air merupakan komponen utama baik pada tanaman, hewan dan
manusia. Sebagian besar tubuh semua organisme yang hidup terdiri dari air.
Sekitar 70 atau 90 persen bahan organik terdiri dari air. Reaksi kimia yang
mendukung kehidupan di semua tumbuhan dan hewan berlangsung di dalam
sebuah medium air. Air tidak hanya menyediakan media yang menjadi tempat
dimungkinkannya reaksi menyokong kehidupan, tapi air sendiri sering menjadi
produk atau reaktan yang penting dari reaksi-reaksi itu. Air hilang dalam berbagai
cara evaporasi dari permukaan pernafasan, evaporasi kulit, eliminasi tinja, dan
pengeluaran urin (Mulia, 2005).

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh
dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber
air pada setiap tempat berbeda-beda, tergantung pada keadaan alam dan kegiatan
manusia yang terdapat didaerah tersebut. Penduduk yang tinggal didaerah dataran
rendah dan berawa seperti Sumatera dan Kalimantan menghadapi kesulitan

Universitas Sumatera Utara

memperoleh air bersih untuk keperluan rumah tangga, terutama air minum. Hal
ini karena sumber air di daerah tersebut adalah air sungai yang berdasarkan
parameter baku mutu air tidak memenuhi persyaratan kualitas air bersih.
Air sungai mengandung senyawa organik terlarut yang menyebabkan air
menjadi berwarna coklat dan bersifat asam, sehingga perlu pengolahan khusus
sebelum siap untuk dikonsumsi. Senyawa organik tersebut adalah asam humus
yang terdiri dari asam humat, asam vulvat dan humin. Asam humus adalah
senyawa organik dengan berat molekul tinggi dan berwarna coklat sampai
kehitaman, terbentuk karena pembusukan tanaman dan hewan, sangat tahan
terhadap mikroorganisme dalam waktu yang cukup lama (Notodarmojo,1994).
Air sungai di Indonesia merupakan salah satu sumber daya air yang masih
melimpah, kajian Sumber Daya Geologi Dapertemen Energi dan Sumber Daya

Mineral melaporkan sampai tahun 2006 sumber daya lahan sungai di Indonesia
mencakup luas 26 juta ha yang tersebar di pulau Kalimantan (

50%) sumatera

( 40%) sedangkan sisanya tersebar di Papua dan pulau-pulau lainnya. Dan untuk
lahan sungai Indonesia menempati posisi ke- 4 terluas setelah Canada, Rusia, dan
Amerika Serikat (Tjahjono,2007)
Menurut Kusnaedi(2002), tujuan pengolahan air merupakan upaya untuk
mendapatkan air bersih dan sehat sesuai dengan standar mutu air. Proses
pengolahan air merupakan proses perubahan sifat fisik, kimia, dan biologi air
baku agar memenuhi syarat untuk digunakan. Pada dasarnya, pengolahan air dapat
diawali dengan penjernihan air, pengurangan kadar bahan-bahan kimia terlarut
dalam air sampai batas yang dianjurkan.

Universitas Sumatera Utara

Penjernihan air dapat dilakukan dengan penambahan tawas, gas klor dan
kapur. Tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan karena
bahan


ini

paling

ekonomis,

mudah

diperoleh

dipasaran

serta

medah

penyimpanannya. Jumlah pemakaian tawas tergantung kepada turbidti air
(kekeruhan) air baku. Semakin tinggi turbiditi air baku maka semakin besar
jumlah tawas yang dibutuhkan. Pemakaian tawas juga tidak terlepas dari sifatsifat kimia yang dikandung oleh air baku tersebut. Gas klor adalah desinfektan

yang bisa digunakan pada pengolahan air. Klorin banyak digunakan dalam
pengolahan air bersih dan air limbah sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai
oksidator, klorin digunakan untuk menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan
air bersih. Kapur (lime) secara umum terdapat dalam dua bentuk yaitu CaO dan
Ca(OH)2. CaO adalah bahan mudah larut dalam air dan menghasilkan Ca(OH)2.
Ca(OH)2 bersifat basa dan disertai keluarnya panas yang tinggi. Menurut Tarmiji,
1986, penggunaan dari kapur antara lain dibidang kesehatan lingkungan untuk
pengolahan air kotor, air limbah maupun industri lainnya. Pada pengolahan air
kotor, kapur dapat mengurangi kandungan bahan-bahan organik. Cara kerjanya
adalah kapur ditambahkan untuk mereaksikan alkalibikarbonat serta mengatur pH
air sehingga menyebabkan pengendapan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menulis karya
ilmiah dengan judul “Penentuan Kadar CaO dalam Kapur Pada Pengolahan Air di
PDAM Tirtanadi Delitua”.

Universitas Sumatera Utara

1.2. Permasalahan
1. Berapa kadar CaO dalam kapur yang digunakan sebagai penetralisasi air di
PDAM Tirtanadi Delitua.

2. Apakah kadar CaO dalam kapur yang diperoleh perusahaan sesuai dengan
standar kadar CaO menurut Standar SNI.

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar CaO dalam kapur yang digunakan sebagai
penetralisasi air di PDAM Tirtanadi Delitua.
2. Untuk mengetahui kadar CaO dalam kapur yang diperoleh perusahaan
sesuai dengan standar kadar CaO menurut Standar SNI.

1.4. Manfaat
1. Dapat memberikan informasi mengenai Pengolahan air di PDAM
Tirtanadi
2. Dapat mengetahui kadar CaO dalam kapur yang digunakan sebagai
penetralisasi air di PDAM Tirtanadi Delitua.
3. Dapat mengetahui kadar CaO dalam kapur yang diperoleh perusahaan
sesuai dengan standar kadar CaO menurut Standar SNI.

Universitas Sumatera Utara