Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan Toko (Studi Pada Pusat Perbelanjaan Ramayana Buana Plaza Medan)

 

 

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Di era globalisasi yang telah dirasakan saat ini perkembangan metode

dalam

mengembangkan

kegiatan

usaha

untuk


meningkatkan

tingkat

perekonomian masyarakat sudah semakin pesat. Seperti yang dapat kita ketahui
berbagai macam cara dapat dilakukan setiap pelaku usaha untuk memperlancar
tujuan usaha yang akan dilakukan, mulai dari pengembangan ide usaha sampai
dengan praktik secara langsung dalam usaha yang akan di tekuni. Untuk
meningkatkan produktivitas usaha yang dilakukan para pelaku usaha maka
terlebih dahulu diperlukan suatu tempat ataupun lokasi khusus untuk
melaksanakan kegiatan usahanya dengan maksimal misalnya seperti kegiatan
usaha jual beli barang, dimana akan terjadi kegiatan interaksi dari pihak penjual
yang akan menawarkan barang produksinya baik berupa barang elektronik,
kebutuhan pangan, maupun benda lain yang dapat di perjual belikan terhadap
pembeli (konsumen) guna memenuhi kebutuhan dari setiap masyarakat. Maka
untuk mendukung kegiatan usaha jual beli yang dilakukan oleh para pelaku usaha
tersebut diperlukan tempat berupa ruangan toko yang akan digunakan sebagai
tempat terjadinya kegiatan usaha tersebut.
Setiap pelaku usaha yang akan melakukan suatu kegiatan usaha dapat

menggunakan ruangan berupa toko ataupun kios di mana pun lokasi yang akan
dijangkau untuk mendukung proses kelancaran dari kegiatan usaha tersebut, baik
lokasi toko tersebut di daerah pusat kota maupun di pinggiran kota. Dalam hal


 
Universitas Sumatera Utara


 

pelaksanaan kegiatan usaha ini tentu diperlukan kerjasama antara sesama
manusia, sebagaimana yang dapat kita ketahui bahwa manusia tidak dapat hidup
sendirian karena manusia adalah makhluk sosial yang diistilahkan dengan “Zoon
Polition” oleh Aristoteles, oleh karena itu manusia harus hidup bermasyarakat
ataupun saling bergantung satu sama lain dengan makhluk hidup lainnya untuk
memberikan kelancaran dalam kegiatan yang dilakukan.
Dengan adanya hubungan saling ketergantungan antar sesama manusia itu
maka dapat kita lihat dalam hal pemenuhan kegiatan usaha ini untuk mendapatkan
tempat yang akan digunakan untuk melakukan kegiatan usaha tersebut dapat

dilakukan dengan menyewa ruangan toko kepada pihak pengelola dari ruangan
toko tersebut apabila pelaku usaha tidak mampu untuk membeli ruko untuk
melaksanakan kegiatan usahanya dikarenakan harga dari suatu bangunan relatif
tinggi maka pelaku usaha tersebut dapat memilih untuk menyewa sebuah ruangan
toko yang harganya lebih terjangkau daripada dengan membeli bangunan ruko,
sehingga timbul hubungan saling ketergantungan antara pelaku usaha sebagai
penyewa dengan pihak yang menyewakan ruangan tersebut.
Sebelum melakukan penyewaan tempat yang akan digunakan untuk
melakukan kegiatan usahanya, penyewa haruslah mengetahui bahwa dalam
melakukan kegiatan tersebut si penyewa harus melakukan suatu perjanjian
terlebih dahulu kepada pihak pengelola toko di suatu lokasi yang telah di jangkau
oleh pelaku usaha tersebut agar terjadinya suatu kesepakatan atas persewaan
tersebut.
Suatu Perjanjian atau Overeenkomst mengandung pengertian yaitu
hubungan hukum kekayaan atau harta benda antara dua orang atau lebih

 

 
Universitas Sumatera Utara



 

yangmemberi kekuatan hak pada satu pihak untuk memperoleh prestasi dan
sekaligus mewajibkan pada pihak lain untuk menunaikan prestasi.1
Ada beberapa unsur yang memberi wujud pengertian perjanjian, antara
lain hubungan hukum (rechtsbetrekking) yang menyangkut Hukum Kekayaan
antara dua orang (persoon) atau lebih, yang memberi hak pada satu pihak dan
kewajiban pada pihak lain tentang suatu prestasi. Dengan demikian perjanjian
(overeenkomst) adalah hubungan hukum atau rechtsbetrekking yang oleh hukum
itu sendiri diatur dan disahkan cara perhubungannya.
Hubungan hukum antara pihak yang satu dengan yang lain tidak dapat
timbul dengan sendirinya. Hubungan itu tercipta oleh karena adanya “tindakan
hukum” atau rechtshandeling. Tindakan atau perbuatan hukum yang dilakukan
oleh pihak-pihaklah yang menimbulkan hubungan hukum perjanjian sehingga
terhadap satu pihak diberi hak oleh pihak yang lain untuk memperoleh prestasi.
Sedangkan pihak yang lain itupun menyediakan diri dibebani dengan “kewajiban”
untuk menunaikan prestasi.Tanpa prestasi hubungan hukum yang dilakukan
berdasar tindakan hukum sama sekali tidak mempunyai arti apa-apa bagi hukum

perjanjian. Pihak yang berhak atas prestasi mempunyai kedudukan sebagai
“schuldeiser”

atau

“kreditur”.Pihak

yang

wajib

menunaikan

prestasi

berkedudukan sebagai “schuldenaar” atau “debitur”.2
Di dalam Pasal 1313 KUH Perdata diatur mengenai Perjanjian. Pasal 1313
KUH Perdata ini berbunyi: “Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu
pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.”
Definisi perjanjian dalam Pasal 1313 ini adalah

                                                            
1

M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, (Bandung : Alumni, 1986), hal. 6.
Ibid., hal. 7.

2

 

 
Universitas Sumatera Utara


 

1.

Tidak jelas, karena setiap perbuatan dapat disebut perjanjian;


2.

Tidak tampak asas konsensualisme;

3.

Bersifat dualisme.
Ketidakjelasan definisi diatas disebabkan dalam rumusan tersebut hanya

disebutkan perbuatan saja, sehingga yang bukan perbuatan hukum pun disebut
dengan perjanjian.Untuk memperjelas pengertian itu maka harus dicari dalam
doktrin.Menurut doktrin (teori lama) yang disebut perjanjian adalah :
“Perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.”
Definisi ini telah tampak adanya asas konsensualisme dan timbulnya
akibat hukum (tumbuh atau lenyapnya hak dan kewajiban). Unsur-unsur
perjanjian, menurut teori lama adalah sebagai berikut :
1.

Adanya perbuatan hukum;


2.

Persesuaian pernyataan kehendak dari beberapa orang;

3.

Persesuaian kehendak ini harus dipublikasikan atau dinyatakan;3

4.

Perbuatan hukum terjadi karena kerja sama antara dua orang atau lebih;

5.

Pernyataan kehendak (wilsverklaring) yang sesuai harus saling bergantung
satu sama lain;

6.

Kehendak ditujukan untuk menimbulkan akibat hukum;


7.

Akibat hukum untuk kepentingan yang satu atas beban yang lain atau
timbal balik;

8.

Persesuaian kehendak harus dengan mengingat peraturan perundangundangan.

                                                            
3

Salim H.S, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat Di Indonesia, (Buku Kesatu.
Jakarta: Sinar Grafika, 2003), hal. 15.

 

 
Universitas Sumatera Utara



 

Penyempurnaan terhadap definisi perjanjian ( Pasal 1313 KUH Perdata )
adalah sebagai berikut :
“ Suatu hubungan hukum di bidang harta kekayaan yang didasari kata sepakat
antara subjek hukum yang satu dengan yang lain, dan diantara mereka ( para
pihak atau subjek hukum) saling mengikatkan dirinya sehingga subjek hukum
yang satu berhak atas prestasi dan begitu juga subjek hukum yang lain
berkewajiban untuk melaksanakan prestasinya sesuai dengan kesepakatan yang
telah disepakati para pihak tersebut serta menimbulkan akibat hukum.”4
Didalam Pasal 1337 Buku III KUH Perdata yang mengatur tentang
perikatan menganut sistem terbuka dan mengenal azas kebebasan (Contract
Vrijheid), yang memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk mengadakan
atau tidak mengadakan perjanjian apa saja dan dengan siapa saja serta bebas pula
untuk menentukan isi dan bentuk perjanjian tersebut asal tidak bertentangan
dengan undang-undang, kesusilaan, dan ketertiban umum. Hal ini terlihat dalam
Pasal 1337 KUH Perdata yang berbunyi :
“Suatu sebab adalah terlarang, apabila dilarang oleh undang-undang, atau

apabila berlawanan dengan kesusilaan baik atau ketertiban umum.”
Hal ini mengandung makna bahwa Buku III KUH Perdata dapat diikuti
oleh para pihak atau dapat juga para pihak menentukan lain atau menyimpanginya
dengan beberapa syarat namun hanya yang bersifat pelengkap saja yang dapat
disimpanginya, karena di dalam ketentuan umum ada yang bersifat pelengkap dan
pemaksa (yang bersifat pemaksa, misalnya pada Pasal 1320 KUH Perdata).

                                                            
4

Handri Raharjo(1), Hukum Perjanjian di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia,
2009), hal. 42.

 

 
Universitas Sumatera Utara


 

Syarat-syarat yang diperlukan untuk sahnya suatu perjanjian di dalam
Pasal 1320 KUH Perdata ini yaitu untuk sahnya perjanjian-perjanjian diperlukan
empat syarat :
1.

Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

2.

Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3.

Suatu hal tertentu;

4.

Suatu sebab yang halal.
Pasal 1320 KUH Perdata ini merupakan pasal yang sangat popular karena

menerangkan tentang syarat yang harus dipenuhi untuk lahirnya suatu
perjanjian.Syarat tersebut baik mengenai pihak yang membuat perjanjian atau
biasa disebut syarat subjektif maupun syarat mengenai perjanjian itu sendiri (isi
perjanjian) atau yang biasa disebut syarat objektif.5
Secara ringkas masing-masing syarat tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut : Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya mengandung makna bahwa
para pihak yang membuat perjanjian telah sepakat atau ada persesuaian
kemauanatau saling menyetujui kehendak masing-masing, yang dilahirkan oleh
para pihak dengan tiada paksaan, kekeliruan, dan penipuan.6
Kecakapan adalah kemampuan menurut hukum untuk melakukan
perbuatan hukum (perjanjian).Kecakapan ini ditandai dengan dicapainya umur 21
tahun atau telah menikah, walaupun usianya belum mencapai 21 tahun. Khusus
untuk orang yang menikah sebelum usia 21 tahun tersebut, tetap dianggap cakap
walaupun dia bercerai sebelum mencapai usia 21 tahun. Walaupun ukuran
                                                            
5

Ahmadi Miru, Sakka Pati, Hukum Perikatan Penjelasan Makna Pasal 1233 sampai
1456 BW, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 67-69.
6
Riduan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-asas Hukum Perdata, (Bandung: Alumni,
1985), hal. 214. 

 

 
Universitas Sumatera Utara


 

kecakapan didasarkan pada usia 21 tahun atau sudah menikah, tidak semua orang
yang mencapai usia 21 tahun dan telah menikah secara otomatis dapat dikatakan
cakap menurut hukum karena ada kemungkinan orang yang telah mencapai usia
21 tahun atau sudah menikah tetapi tetap dianggap tidak cakap karena berada di
bawah pengampuan, misalnya karena gila atau bahkan karena boros.
Mengenai hal tertentu, sebagai syarat ketiga untuk sahnya perjanjian ini
menerangkan tentang harus adanya objek perjanjian yang jelas.Jadi suatu
perjanjian tidak bisa dilakukan tanpa objek yang tertentu.
Syarat keempat mengenai suatu sebab yang halal, ini juga merupakan
syarat tentang isi perjanjian.Kata halal di sini maksudnya adalah bahwa isi
perjanjian tersebut tidak dapat bertentangan dengan undang-undang kesusilaan
dan ketertiban umum.
Dalam suatu perjanjian apabila tidak memenuhi dua syarat yang pertama
atau syarat subjektif maka salah satu pihak mempunyai hak untuk meminta
supaya perjanjian dibatalkan.7Pihak yang dapat meminta pembatalan adalah pihak
yang tidak cakap atau pihak yang telah memberikan sepakat secara tidak
bebas.Sementara

itu,

perjanjian

yang

tidak

memenuhi

syarat

objektif

mengakibatkan perjanjian itu batal demi hukum (null and void).Perjanjian seperti
ini sejak semula dianggap tidak pernah ada.Oleh karena itu, para pihak tidak
mempunyai dasar untuk saling menuntut.
Sistem terbuka dan azas kebebasan berkontrak yang diatur dalam Buku III
KUH Perdata memungkinkan bagi setiap orang untuk mengadakan perjanjianperjanjian yang tidak ada pengaturannya secara khusus dalam Undang-Undang
                                                            
7

Budiman N.P.D. Sinaga, Hukum Kontrak Dan Penyelesaian Sengketa dari Perspektif
Sekretaris, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), hal. 18-19.

 

 
Universitas Sumatera Utara


 

seperti perjanjian jual beli secara angsuran (perjanjian kredit) dan perjanjian sewa
beli, sedangkan untuk perjanjian yang diatur secara khusus oleh Undang-Undang
yakni perjanjian bernama seperti jual beli, tukar menukar, sewa menyewa, dan
lain-lain. Diantara sekian banyak perjanjian bernama itu, perjanjian sewamenyewa merupakan perjanjian yang dari dahulu sering dilakukan berbagai pihak
dalam kegiatan sehari-hari.Hal ini terjadi karena ada sebagian masyarakat yang
berada pada golongan menengah yang tidak mampu untuk membeli suatu
bangunan maka mereka lebih memilih untuk menyewa sebuah ruangan yang
harganya lebih terjangkau maka dari itu dilakukanlah perjanjian sewamenyewa.Selain itu dikarenankan perjanjian sewa-menyewa mendatangkan
keuntungan bagi para pihak yang melakukan perjanjian tersebut yakni :
1.

Bagi pihak yang menyewakan ia akan memperoleh keuntungan dari harga
sewa yang diberikannya juga dapat memperluas bidang usaha yang akan
dikembangkannya.

2.

Bagi pihak penyewa ia dapat menghemat sebagian dari dananya dengan
cara menyewa suatu tempat atau barang daripada ia membelinya
dikarenakan harga membeli suatu barang relatif tinggi. Selain itu ia juga
tidak disibukkan dalam hal pembayaran pajak terhadap barang ataupun
bangunan lokasi apabila ia membeli suatu barang.
Sewa-menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu

mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan
dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu
harga

 

yang

oleh

pihak

yang

tersebut

terakhir

itu

disanggupi

 
Universitas Sumatera Utara


 

pembayarannya.Demikianlah defenisi yang diberikan oleh Pasal 1548 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata mengenai perjanjian sewa-menyewa.
Sewa-menyewa seperti halnya dengan jual beli dan perjanjian-perjanjian
lain pada umumnya adalah suatu perjanjian konsensual. Artinya, ia sudah sah dan
mengikat pada detik tercapainya sepakat mengenai unsur-unsur pokoknya, yaitu
barang dan harga.8
Hal-hal yang membedakan perjanjian sewa-menyewa ini dengan
perjanjian jual beli adalah dalam sewa-menyewa tidak ada penyerahan dalam arti
pengalihan hak milik, yang ada hanyalah penyerahan kekuasaan atas suatu barang
untuk

dinikmati

penyewa.9Oleh

karena

itu,

tidak

dituntut

atau

tidak

dipersyaratkan bahwa yang menyerahkan barang harus pemilik barang,
sebagaimana halnya dalam perjanjian jual beli atau tukar-menukar. Jadi,
meskipun seseorang hanya mempunyai “hak menikmati hasil” atas suatu barang
dan “bukan pemilik”, yang bersangkutan sudah dapat secara sah menyewakan
barang tersebut.
Di dalam penjelasan diatas telah dipaparkan bagaimana perjanjian yang
baik itu seharusnya dilakukan.Walaupun telah terdapat aturan-aturan mengenai
perjanjian tersebut masih banyak juga terdapat permasalahan di dalam penerapan
suatu perjanjian yang dilakukan.Berdasarkan hal diatas penulis, membuat skripsi
ini dengan judul “PERJANJIAN SEWA-MENYEWA RUANGAN TOKO
(STUDI PADA PUSAT PERBELANJAAN RAMAYANA BUANA PLAZA
MEDAN)”.
                                                            
8
R. Subekti(1), Aneka Perjanjian, (Cetakan X. Bandung: PT. CITRA ADITYA BAKTI,
1995), hal. 40.
9
I.G. Rai Widjaya, Merancang Suatu Kontrak, Contract Drafting Teori Dan Praktik,
(Jakarta: Kesaint Blanc, 2008), hal. 168.

 

 
Universitas Sumatera Utara

10 
 

B.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi permasalahan

dalam tulisan ini adalah :
1.

Apakah prosedur pelaksanaan dan bentuk perjanjian sewa menyewa
ruangan toko telah sesuai dengan ketentuan undang-undangdan tidak
bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum?

2.

Apakah konsekuensi yang akan diterima pihak penyewa perihal masalah
penunggakan (terlambat pembayaran) uang sewa dalam perjanjian sewamenyewa ruangan toko?

3.

Bagaimana cara penyelesaian perselisihan sengketa para pihak dalam
perjanjian sewa menyewa ruangan toko?

C.

Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut :
1.

Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan dan bentuk perjanjian sewa
menyewa ruangan toko telah sesuai dengan ketentuan undang-undang dan
tidak bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum.

2.

Untuk mengetahui konsekuensi yang akan diterima pihak penyewa perihal
masalah penunggakan (terlambat pembayaran) uang sewa dalam
perjanjian sewa menyewa ruangan toko.

3.

Untuk mengetahui cara dari penyelesaian perselisihan sengketa para pihak
dalam perjanjian sewa-menyewa ruangan toko.

 

 
Universitas Sumatera Utara

11 
 

Adapun yang menjadi manfaat dalam penyusunan penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut :
1.

Secara Teoretis
a. Agar dapat memberikan wawasan serta ilmu pengetahuan dalam hal
peristiwa hukum dalam perjanjian sewa-menyewa terkait dengan asas
hukum, syarat-syarat dilakukannya suatu perjanjian, dan lain
sebagainya.
b. Untuk dapat menerangkan kepada individu mengenai manfaat dan
masukan dengan memberikan analisa yang bersifat objektif yang
terkait dengan pengembangan ilmu pengetahuan dalam penulisan
skripsi ini.

2.

Secara Praktis
a. Memberikan masukan dalam rangka pengembangan wawasan kepada
masyarakat luas maupun kaum intelektual yang akan membaca skripsi
ini sebagaimana telah dijelaskan dalam hal melakukan perjanjian
sewa-menyewa serta ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan hal
tersebut, para pihak juga akan mengetahui apa saja yang akan menjadi
kewajiban maupun hak dari masing-masing pihak yang terikat dalam
perjanjian sewa-menyewa tersebut dan mengetahui bagaimana cara
menyelesaikan masalah dalam perjanjian sewa-menyewa ini apabila
terjadi sengketa.
b. Untuk memberikan pandangan yang lebih baik kepada individu
sebelum melakukan suatu perjanjian, yang dalam hal ini terkait dengan

 

 
Universitas Sumatera Utara

12 
 

perjanjian sewa-menyewa sehingga dapat meminimalisirkan hal-hal
yang tidak diinginkan para pihak.

D.

Keaslian Penulisan
Dalam rangka meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat, maka

berbagai macam metode pelaksanaan untuk melakukan kegiatan usaha semakin
gencar dilaksanakan, khususnya di dalam melakukan perjanjian sewamenyewa.Penulis merasa perlu untuk menjelaskan sedikit terkait dengan
perjanjian sewa-menyewa yang dalam hal ini penulis menulis skripsi dengan judul
“Perjanjian Sewa-Menyewa Ruangan Toko (Studi Pada Pusat Perbelanjaan
Ramayana Buana Plaza Medan).Yang dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk
membuat judul tersebut untuk lebih memasyarakatkan pengetahuan mengenai
bagaimana terjadinya perjanjian sewa-menyewa ruangan toko tersebut antara si
penyewa dengan pihak yang menyewakan ruangan toko yang terjadi pada pusat
perbelanjaan.Penulisan skripsi ini dilakukan dengan mengumpulkan bahan
pustaka yang berkaitan dengan perjanjian khususnya yang berkaitan dengan sewamenyewa serta bentuk perjanjian secara umum serta dengan melakukan riset ke
lokasi persewaan tersebut.
Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan yang telah dilakukan di
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara terdapat beberapa judul skripsi yang
memiliki sedikit kesamaan dengan judul di atas yaitu antara lain :
1.

Suatu tinjauan perjanjian sewa menyewa safe deposit box

2.

Tinjauan yuridis dari perjanjian sewa menyewa apartement (study kasus
pada gedung arthaloka Jakarta)

 

 
Universitas Sumatera Utara

13 
 

3.

Tinjauan yuridis sewa menyewa ruang perkantoran pada PT. Putri Mega
Asri Indah (Hotel Grand Angkasa Medan)

4.

Tinjauan yuridis tentang perjanjian sewa meyewa safe deposit box (studi
pada PT. Bank Negara Indonesia 1946 (Persero) Tbk cabang
Lhokseumawe)
Meskipun semua skripsi tersebut mengenai perjanjian sewa menyewa,

akan tetapi dalam pembahasan dan permasalahannya memiliki sudut pandang
yang berbeda, juga setelah melihat dari media elektronik yang ditelusuri tidak
ditemukan kesamaan dalam pembahasan permasalahan perjanjian sewa menyewa
ruangan toko studi pada Ramayana Buana Plaza Medan yang di bahas dalam
skripsi ini. Maka dengan demikian secara akademis keaslian penelitian ini dapat
dipertanggung jawabkan.

E.

Metode Penulisan
Untuk menyimpulkan hasil dari penulisan skripsi ini agar dapat menjadi

suatu hasil karya ilmiah, maka penulis menggunakan metode penelitian sebagai
berikut :
1. Spesifikasi Penelitian
c. Jenis Penelitian
Jenis metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode
penelitian normatif yaitu pengelolahan dan analisis data yang hanya
mengenal data sekunder saja, yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan
hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.10
                                                            
10

Amiruddin, H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2004), hal. 163.

 

 
Universitas Sumatera Utara

14 
 

d. Sifat Penelitian
Sifat dari penelitian ini adalah bersifat deskriptif yakni dengan
menguraikan dan menggambarkan permasalahan yang ada disertai dengan
pembahasan mengenai permasalahan-permasalahan tersebut.
2. Pendekatan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini dilakukan pendekatan secara yuridis yakni
dengan melakukan tinjauan aspek-aspek hukum yang berkaitan dengan
perjanjian sewa menyewa untuk membantu menganalisa dan menjawab
permasalahan-permasalahan dalam skripsi ini.
3. Sumber Data
Dalam mengerjakan skripsi ini terdapat beberapa bahan hukum untuk
melengkapi penulisan penelitian antara lain :
a.

Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mengikat.Dalam
penulisan skripsi ini yang menjadi bahan hukum primer adalah Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata mengenai perjanjian dan juga sewa
menyewa dalam bahasan skripsi perjanjian sewa-menyewa ruangan toko
di Pusat Perbelanjaan Ramayana Buana Plaza Medan.

b.

Bahan Hukum Sekuder
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang menjelaskan bahan
hukum primer.Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi bahan hukum
sekunder adalah buku-buku literatur tentang perjanjian dan sewamenyewa, hasil-hasil penelitian dan tulisan para ahli hukum, majalah
hukum, dan lain-lain.

 

 
Universitas Sumatera Utara

15 
 

c.

Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang dapat memberikan
petunjuk

atau

penjelasan

terhadap

bahan

hukum

primer

dan

sekunder.Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi bahan hukum tersier
adalah kamus, ensiklopedia, dan lain sebagainya.
4. Analisis Data
Analisis data merupakan proses memaknai atau menafsirkan suatu data
yang selanjutnya data-data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan dan
penelitian lapangan tersebut diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode
kualititatif yang disusun secara sistematis selanjutnya dianalisis untuk mencapai
kejelasan suatu hasil karya ilmiah sehingga skripsi ini dapat dimengerti
masyarakat luas.

F.

Sistematika Penulisan
Sistematika dari skripsi ini dibagi dalam lima bab dan diantara bab

tersebut masih terbagi lagi atas sub. Adapun sistematika penulisan dari skripsi ini
adalah sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Dimana di dalam bab ini membahas mengenai hal-hal yang bersifat
umum sebagai langkah awal dalam penulisan skripsi ini. Adapun di
dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.

 

 
Universitas Sumatera Utara

16 
 

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP HUKUM PERJANJIAN
Di dalam bab ini membahas tentang penjelasan secara teoritis
mengenai perjanjian secara umum, yakni berisikan tentang
pengertian dan lahirnya suatu perjanjian, asas-asas hukum dalam
suatu perjanjian, syarat sahnya suatu perjanjian, serta akan
membahas mengenai berakhirnya suatu perjanjian.

BAB III

TINJAUAN UMUM PERJANJIAN SEWA-MENYEWA
Bab ini membahas tentang uraian secara teoritis mengenai hal yang
berkaitan dengan sewa-menyewa yakni dalam bab ini mencakup
tentang pengertian dan dasar hukum sewa-menyewa, objek
perjanjian sewa menyewa, hak dan kewajiban bagi para pihak
dalam perjanjian sewa-menyewa, perihal risiko dalam sewamenyewa, serta berakhirnya sewa-menyewa.

BAB IV

PERJANJIAN

SEWA-MENYEWA

RUANGAN

TOKO

(STUDI PADA PUSAT PERBELANJAAN RAMAYANA
BUANA PLAZA MEDAN).
Bab ini akan menjawab perihal dari permasalahan yang akan di
bahas di dalam skripsi ini yaknidiawali dengan membahas perihal
prosedur pelaksanaan dan bentuk perjanjian sewa-menyewa
ruangan toko, masalah penunggakan (terlambat pembayaran) uang
sewa dalam perjanjian sewa menyewa ruangan toko, serta
membahas tentang penyelesaian perselisihan sengketa para pihak
dalam

perjanjian

sewa-menyewa

yang

terdapat

di

Pusat

Perbelanjaan Ramayana Buana Plaza Medan.

 

 
Universitas Sumatera Utara

17 
 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Didalam bab ini, penulis akan menguraikan penjelasan dari
kesimpulan skripsi ini serta memberikan saran yang mungkin
berguna bagi setiap pihak yang membaca.

 

 
Universitas Sumatera Utara