Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umun Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Barat

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Teoritis

2.1.1 Belanja Modal

2.1.1.1Definisi Belanja Modal

Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap berwujud yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010, “Belanja Modal meliputi anatar lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan asset tak berwujud”. Dengan kata lain belanja modal dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap/inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu tahun akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya memepertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas asset.

2.1.1.2Klasifikasi Belanja Modal

Menurut Syaiful (2006) belanja modal dapat di kelompokan sebagai berikut:

a) Belanja Modal Tanah

Belanja modal tanah adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk pengadaan/pemebelian/pembebasan penyelesaian, balik nama


(2)

dan sewa tanah, pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.

b) Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Belanja Modal Peralatan dan Mesin adalah pengeluaran / biaya yang digunakan untuk pengadaan / penambahan / penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesinserta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dansampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai

c) Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaran/ biaya yang digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai.

d) Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah pengeluaran / biaya yang digunakan untuk pengadaan / penambahan / peningkatan pembangunan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan


(3)

yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai.

e) Belanja Modal Fisik Lainnya

Belanja Modal Fisik Lainnya adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian/pembuatan sertaperawatan terhadap Fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan kedalam criteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang-barang purbakala dan barang-barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmiah.

2.1.2 Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Menurut Halim (2007:96), “Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Pendapatan asli daerah di pisahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu: pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, dan lani-lain PAD yang sah.

Undang–Undang No. 33 tahun 2004 Pasal I menyebutkan: Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pendapatan Asli Daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang asli digali di daerah yang digunakan untuk modal.


(4)

a. Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah

Menurut Halim (2007:96) kelompok Pendapatan Asli Daerah dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan yaitu:

1. Pajak Daerah

Sesuai dengan undang-undang nomor. 28 tahun 2009 jenis pendapatan untuk kabupaten/kota terdiri dari:

a) pajak hotel, b) pajak restoran, c) pajak hiburan, d) pajak reklame,

e) pajak penerangan jalan,

f) pajak pengambilan bahan galian golongan C, g) pajak parkir.

2. Retribusi Daerah

Retribusi daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal dari retribusi. Terkait dengan undang-undang perpajakan nomor 28 tahun 2009 jenis pendapatan retribusi untuk kabupaten /kota meliputi objek pendapatan yang terdiri dari:

a) retribusi pelayanan kesehatan,

b) retribusi pelayanan persampahan/kebersihan, c) retribusi penggantian biaya cetak KTP,


(5)

e) eetribusi pelayanan pelayanan pemakaman , f) retribusi pelayanan pengabuan mayat,

g) retribusi pelayanan parker ditepi jalan umum, h) retribusi pelayanan pasar,

i) retribusi pengujian kendaraan bermotor,

j) retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran, k) retribusi penggantian biaya cetak peta,

l) retribusi pengujian kapal perikanan, m) retribusi pemakaian kekayaan daerah ,

n) retribusi jasa usaha pasar grosir atau pertokoan, o) retribusi jasa usahatempat pelelangan,

p) retribusi jasa usaha terminal,

q) retribusi jasa usaha tempat khsusus parkir, r) retribusi jasa usaha tempat penginapan/villa, s) retribusi jasa usaha penyedot kakus,

t) retribusi jasa usaha rumah potong hewan, u) retribusi jasa usaha pelayanan pelabuhan kapal, v) retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olahraga, w) retribusi jasa usaha penyebrangan di atas air, x) retribusi jasa usaha pengolahan limbah cair,

y) retribusi jasa usaha penjualan produk usaha daerah, z) retribusi izin mendirikan bangunan,


(6)

bb) retribusi izin gangguan, cc) retribusi izin trayek.

3. Hasil pengolahan kekayaan milik daerah yang dipisahkan.

Hasil pengolahan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daerah yang berasal dari pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Jenis pendapatan ini dirinci menurut objek pendapatan yang mencakup:

a) bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik daerah (BUMD),

b) bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik Negara(BUMN),

c) bagian laba penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau kelompok usaha masyarakat.

4. Lain-lain PAD yang sah

Pendapatan ini merupakan penerimaan daerah yang berasal dari lain-lain milik pemerintah daerah. Rekening ini disediakan untuk mengakuntansikan penerimaan daerah selain yang disebut di atas. Sesuai dengan Mendagri nomor 59 tahun 2007 jeni pendapatan ini meliputi objek pendapatan sebagai berikut :

a) hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan secara tunai atau angsuran/cicilan,


(7)

b) jasa giro,

c) pendaptan bunga,

d) penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah,

e) penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan atau pengadaan barang atau jasa oleh daerah,

f) penerimaan keuntungan dari selisih dari niali tukar rupiah terhadap mata uang asing,

g) pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, h) pendaptan denda pajak,

i) pendapatan denda retribusi,

j) pendapatan hasil eksekusi atas jaminan, k) pendaptan dari pengembalian,

l) fasilitas social dan fasilitas umum,

m)pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, n) pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

2.1.3 Dana Alokasi Umum

Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.


(8)

Dana alokasi umum merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Berkaitan dengan perimbangan keuangan antar pemerintah pusat dan daerah, hal tersebut merupakan konsekuensi adanya penyerahan wewenang pemerintah pusat kepada pemerinth daerah. Dengan demikian, terjadinya transfer yang cukup signifikan di dalam APBN dari pemerintah pusat ke pemrintah daerah , dan pemerintah daerah secara leluasa dapat mengunakan dana ini apakah untuk pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat atau untuk keperluan lain yang penting.

Jumlah keseluruhan Dana Alokasi Umum (DAU) ditetapkan dalam APBNdengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan sekurang-kurangnya 26% dari pendapatan dalam negeri neto,

b. Proporsi DAU anatara provinsi dan kabupaten/kota dihitung dari perbandingan anatara bobot urusan pemerintahan yang menjadi wewenang provinsi dan kabupaten/kota,

c. Jika penentuan proporsi tersebut belum dapat dihitung secara kuantitatif, proporsi DAU anatara provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan dengan imbangan 10% dan 90%.


(9)

2.1.4 Dana Alokasi Khusus

Dana alokasi khusus merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan pada daerah tertentu untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional.

Kebijakan DAK secara spesifik: (www.depkeu.djpk.go.id) 1. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan

keuangandi bawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang telah merupakan urusan daerah;

2. Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di daerah pesisir dan pulau-pulau kecil, daerah perbatasan dengan negara lain, daerah tertinggal/terpencil, daerah rawan banjir/longsor, serta termasuk kategori daerah ketahanan pangan dan daerah pariwisata; 3. Mendorong peningkatan produktivitas perluasan kesempatan kerja

dan diversifikasi ekonomi terutama di pedesaan, melalui kegiatan khusus di bidang pertanian, kelautan dan perikanan, serta infrastruktur;

4. Meningkatkan akses penduduk miskin terhadap pelayanan dasar dan prasarana dasar melalui kegiatan khusus di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur;

5. Menjaga dan meningkatkan kualitas hidup, serta mencegah kerusakan lingkungan hidup, dan mengurangi risiko bencana melalui


(10)

kegiatan khusus di bidang lingkungan hidup, mempercepat penyediaan serta meningkatkan cakupan dan kehandalan pelayanan prasarana dan sarana dasar dalam satu kesatuan sistem yang terpadu melalui kegiatan khusus di bidang infrastruktur;

6. Mendukung penyediaan prasarana di daerah yang terkena dampak pemekaran pemerintah kabupaten, kota, dan provinsi melalui kegiatan khusus di bidang prasarana pemerintahan;

7. Meningkatkan keterpaduan dan sinkronisasi kegiatan yang didanai dari DAK dengan kegiatan yang didanai dari anggaran Kementerian/Lembaga dan kegiatan yang didanai dari APBD;

8. Mengalihkan secara bertahap dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang digunakan untuk mendanai kegiatan-kegiatan yang telah menjadi urusan daerah ke DAK. Dana yang dialihkan berasal dari anggaran Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Kesehatan.

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu

Menurut Erlina (2008 : 38) menyatakan bahwa kerangka teoritis adalah suatumodel yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktorpenting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil Pajak,


(11)

Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam, dan Belanja Modal adalah sebagai berikut berikut:

Tabel 2.1Kajian Penelitian Terdahulu

No Peneliti Variabel Peneltian Hasil Peneltian 1 Syafitri

(2009) Independen: 1Pertumbuhan Ekonomi 2.Pendapatan Asli Daerah 3.Dana Alokasi Umum Dependen: Belanja Modal

Secara parsial Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan positif terhadap belanja modal sedangkan pertumbuhan ekonomi pengaruh signifikan negatif terhadap belanja modal.

Secara simultan pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum, berpengaruh secara signifikan terhadap belanja modal.

2 Rina (2009) Independen :

1. Dana Alokasi

Umum

2.Dana Bagi Hasil Pajak

3.Dana Bagi Hasil SDA

Dependen:

Belanja Modal

Secara parsial Dana Alokasi Umum berpengaruh secara signifikan terhadap belanja modal, sedangkan Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam tidak berpengaruh secara signifikan terhadap belanja modal.

Secara simultan, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam yang merupakan transfer pemerintah pusat berpengaruh signifikan terhadap belanja modal

3 Alfan (2009)

Independen :

1. Dana Bagi Hasil Pajak 2. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dependen:

Belanja Modal

Secara parsial Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam berpengaruh signifikan positif terhadap belanja modal.

Secara simultan, Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam berpengaruh signifikan positif terhadap belanja modal.


(12)

1. Syafitri

Penelitian yang dilakukan oleh Syafitri (2009) yang berjudul “ Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara “.Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian asumsi klasik dan pengujian asumsi hipotesis. Hasil penelitian ini adalah Secara parsial Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan positif terhadap belanja modal sedangkan pertumbuhan ekonomi pengaruh signifikan negatif terhadap belanja modal. Secara simultan pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum, berpengaruh secara signifikan terhadap belanja modal.

2. Alfan

Penelitian yang dilakukan oleh Alfan (2009) yang berjudul Pengaruh Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara”.Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian asumsi kelasik dan pengujian asumsi hipotesis. Hasil penelitian ini adalah Secara parsial Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam berpengaruh signifikan positif terhadap belanja modal. Secara simultan, Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam berpengaruh signifikan positif terhadap belanja modal.


(13)

3. Rina

Penelitian yang dilakukan oleh Rina (2011) yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian asumsi kelasik dan pengujian asumsi hipotesis. Hasil penelitian ini adalah Secara parsial Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan positif terhadap belanja modal sedangkan pertumbuhan ekonomi pengaruh signifikan negatif terhadap belanja modal. Secara simultan pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum, berpengaruh secara signifikan terhadap belanja modal.

2.3 Kerangka Konseptual Penelitian

Menurut Erlina (2008 : 38) menyatakan bahwa kerangka teoritis adalah suatumodel yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktorpenting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Dalam penelitian ini, variabel indepeden adalah Pendapatan Asli Daerah, Dana AlokasiUmum dan Dana Alokasi Khusus variabel independen adalah Belanja Daerah.

Kerangka konseptual penelitiandapat dilihat digambar 2.1 dibawah ini.


(14)

Gambar 2.1

Variabel Independen Variabel Dependen H1

H2

H3 H4

Pendapatan daerah yang diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah maupun yang berasal dari Transfer Pemerintah pusat yang berupa dana perimbangan di gunakan oleh pemerintah daerah untuk membiayai belanja daerah, belanja modal merupakan salah satu komponen dari belanja daerah sehingga setiap kenaikan atas Pendapatan Asli Daerah maupun dana perimbangan yang berupa Dana Alokasi Umum maupun Dana Alokasi Khusus maka akan berpengaruh juga terhadap Belanja Modal suatu pemerintahan.

Peningkatan pendapatan asli daerah menunjukan kemampuan daerah dalam memperoleh dana yang dialokasikan untuk tujuan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Semakin besar kemampuan pemerintah daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah maka semakin besar pula kemampuan pemerintah daerah dalam menanggung beban dan membiayai kewajiban belanja modal yang merupakan bagian yang tak

Pendapatan Asli Daerah(X1)

Dana Alokasi Umum(X2)

Dana Alokasi Khusus(X3)

Belanja Modal (Y)


(15)

terpisahkan dari belanja daerah. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah sangat membantu dalam belanja pemerintah daerah terutama dalam pembangunan daerah menjadi lebih baik serta membantu pertumbuhan ekonomi daerah.

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.

Pendapatan Asli daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Pendapatan Asli Daerah dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan yaitu : Pajak Derah, retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Pendapatan asli Daerah merupakan komponen Utama sumber pembiayaan untuk belanja daerah, sementara belanja modal mrupakan bagian dari belanja daerah. Jadi menurut peneliti semakin besar pendapatan asli daerah yang diperoleh suatu daerah maka semakin besar juga bealanja modalnya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukkan oleh syafitri (2009) yang menyatakna bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan positif terhadap belanja modal. Untuk itu peneliti ingin mengkaji kembali pengaruh pendapatn asli daerah terhadap belanja modal. Peneliti merumuskan hipotesis pertama yang berbunyi :


(16)

H1: Pendapatan asli Daerah berpengaruh positif terhadap belanja modal

Dana Alokasi Umum merupakan Dana yang bersumbr dari pendapatan APBN yang di alokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dengan demikian terjadinya transfer yang cukup signifikan dalam APBN dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, pemerintah daerah secara leluasa dapat menggunakan dana ini untuk pelayanan atau keperluan lain yang penting, misalnya pembangunan infrastruktur daerah. Belanja infrastrukutur daerah merupakan bagian dari belanja modal. Sehingga semakin besar dana alokasi umum yang ditransfer oleh pemerintah pusat maka belanja modal disuatu daerah tersebut akan semakin meningkat pula. Hal ini sesuai dengan penelitianbyang dilakukan oleh syafitri (2009) dan rina (2009) berdasarkan penelitian yang mereka lakukan secara parsial dana alokasi umum berpengaruh secara signiikan positif terhadap belanja modal. Untuk itu peneliti ingin mengkaji kembali tentang pengaruh dana alokasi umum terhadap belanja modal, sehingga penulis merumuskan hipotesis kedua yang berbunyi :

H2: Dana alokasi umum berpengaruh signifikan positif terhadap belanja modal


(17)

DanaAlokasi khuusu merupakan Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang di alokasikan pada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional. Dana alokasi khusus diguankan untuk membiayai investasi pengadaan atau peningkatan prasarana dan sarana fisik dengan umur ekonomis yang panjang. Dalam keadaan tertentu dana alokasi khusus dapat membantu biaya pengoporasian dan pemeliharaan prsarana dan sarana tertentu untuk priode terbatas tidak melebihi tiga tahun. Saran dan prasarana fisik dengan umur ekonomis yang panjang merupakan bagian dari belnaj modal suatu daerah. Jadisemakin besar dana alokasi khusus maka semakin besar pula anggaran untuk belanja modalnya. Untuk itu peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh dana aloksi khusus terhadap belanja modal, sehungga lahir hipotesis ke tiga yang berbunyi:

H3: Dana alokasi khusus berpengaruh secara signifikan positif terhdap belanja modal.

Peningkatan pendapatan asli daerah menunjukan kemampuan daerah dalam memeperoleh dana yang di alokasikan untuk tujuan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Transfer dari pemerintah pusat yang terdiri dari Dana alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus di gunakan oleh pemerintah daerah untuk membiayai belanja modal, sehingga setiap kenaikan dari pendapatan asli daerah, dana aloksi umum, dan dana alokasi khusus makan akan berpengaruh terhadap peningkatan belanja modal. Hal ini


(18)

sesuai yang dilakukan oleh syafitri (2009) yaitu secara simultan pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum berpengaruh secara signifikan terhadap belanja modal. Oleh karna itu peneliti ingin meneliti lebih lanjaut tentang pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan dana aloksi khusus terhadap belanja modal. Oleh karna itu penulis merumuskan hipotesis ke empat yang berbunyi :

H4: pendapatan asli Daerah, Dana alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus secara bersama-sama berpengaruh terhadap belanja modal.


(1)

3. Rina

Penelitian yang dilakukan oleh Rina (2011) yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Perimbangan terhadap Pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian asumsi kelasik dan pengujian asumsi hipotesis. Hasil penelitian ini adalah Secara parsial Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum berpengaruh signifikan positif terhadap belanja modal sedangkan pertumbuhan ekonomi pengaruh signifikan negatif terhadap belanja modal. Secara simultan pertumbuhan ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum, berpengaruh secara signifikan terhadap belanja modal.

2.3 Kerangka Konseptual Penelitian

Menurut Erlina (2008 : 38) menyatakan bahwa kerangka teoritis adalah suatumodel yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktorpenting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Dalam penelitian ini, variabel indepeden adalah Pendapatan Asli Daerah, Dana AlokasiUmum dan Dana Alokasi Khusus variabel independen adalah Belanja Daerah.

Kerangka konseptual penelitiandapat dilihat digambar 2.1 dibawah ini.


(2)

Gambar 2.1

Variabel Independen Variabel Dependen

H1

H2

H3 H4

Pendapatan daerah yang diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah maupun yang berasal dari Transfer Pemerintah pusat yang berupa dana perimbangan di gunakan oleh pemerintah daerah untuk membiayai belanja daerah, belanja modal merupakan salah satu komponen dari belanja daerah sehingga setiap kenaikan atas Pendapatan Asli Daerah maupun dana perimbangan yang berupa Dana Alokasi Umum maupun Dana Alokasi Khusus maka akan berpengaruh juga terhadap Belanja Modal suatu pemerintahan.

Peningkatan pendapatan asli daerah menunjukan kemampuan daerah dalam memperoleh dana yang dialokasikan untuk tujuan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Semakin besar kemampuan pemerintah daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah maka semakin besar pula kemampuan pemerintah daerah dalam menanggung beban dan membiayai kewajiban belanja modal yang merupakan bagian yang tak

Pendapatan Asli Daerah(X1)

Dana Alokasi Umum(X2)

Dana Alokasi Khusus(X3)

Belanja Modal (Y)


(3)

terpisahkan dari belanja daerah. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah sangat membantu dalam belanja pemerintah daerah terutama dalam pembangunan daerah menjadi lebih baik serta membantu pertumbuhan ekonomi daerah.

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.

Pendapatan Asli daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Pendapatan Asli Daerah dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan yaitu : Pajak Derah, retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Pendapatan asli Daerah merupakan komponen Utama sumber pembiayaan untuk belanja daerah, sementara belanja modal mrupakan bagian dari belanja daerah. Jadi menurut peneliti semakin besar pendapatan asli daerah yang diperoleh suatu daerah maka semakin besar juga bealanja modalnya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukkan oleh syafitri (2009) yang menyatakna bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan positif terhadap belanja modal. Untuk itu peneliti ingin mengkaji kembali pengaruh pendapatn asli daerah terhadap belanja modal. Peneliti merumuskan hipotesis pertama yang berbunyi :


(4)

H1: Pendapatan asli Daerah berpengaruh positif terhadap belanja modal

Dana Alokasi Umum merupakan Dana yang bersumbr dari pendapatan APBN yang di alokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dengan demikian terjadinya transfer yang cukup signifikan dalam APBN dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, pemerintah daerah secara leluasa dapat menggunakan dana ini untuk pelayanan atau keperluan lain yang penting, misalnya pembangunan infrastruktur daerah. Belanja infrastrukutur daerah merupakan bagian dari belanja modal. Sehingga semakin besar dana alokasi umum yang ditransfer oleh pemerintah pusat maka belanja modal disuatu daerah tersebut akan semakin meningkat pula. Hal ini sesuai dengan penelitianbyang dilakukan oleh syafitri (2009) dan rina (2009) berdasarkan penelitian yang mereka lakukan secara parsial dana alokasi umum berpengaruh secara signiikan positif terhadap belanja modal. Untuk itu peneliti ingin mengkaji kembali tentang pengaruh dana alokasi umum terhadap belanja modal, sehingga penulis merumuskan hipotesis kedua yang berbunyi :

H2: Dana alokasi umum berpengaruh signifikan positif terhadap belanja modal


(5)

DanaAlokasi khuusu merupakan Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang di alokasikan pada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional. Dana alokasi khusus diguankan untuk membiayai investasi pengadaan atau peningkatan prasarana dan sarana fisik dengan umur ekonomis yang panjang. Dalam keadaan tertentu dana alokasi khusus dapat membantu biaya pengoporasian dan pemeliharaan prsarana dan sarana tertentu untuk priode terbatas tidak melebihi tiga tahun. Saran dan prasarana fisik dengan umur ekonomis yang panjang merupakan bagian dari belnaj modal suatu daerah. Jadisemakin besar dana alokasi khusus maka semakin besar pula anggaran untuk belanja modalnya. Untuk itu peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh dana aloksi khusus terhadap belanja modal, sehungga lahir hipotesis ke tiga yang berbunyi:

H3: Dana alokasi khusus berpengaruh secara signifikan positif terhdap belanja modal.

Peningkatan pendapatan asli daerah menunjukan kemampuan daerah dalam memeperoleh dana yang di alokasikan untuk tujuan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Transfer dari pemerintah pusat yang terdiri dari Dana alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus di gunakan oleh pemerintah daerah untuk membiayai belanja modal, sehingga setiap kenaikan dari pendapatan asli daerah, dana aloksi umum, dan dana alokasi khusus makan akan berpengaruh terhadap peningkatan belanja modal. Hal ini


(6)

sesuai yang dilakukan oleh syafitri (2009) yaitu secara simultan pendapatan asli daerah dan dana alokasi umum berpengaruh secara signifikan terhadap belanja modal. Oleh karna itu peneliti ingin meneliti lebih lanjaut tentang pengaruh pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan dana aloksi khusus terhadap belanja modal. Oleh karna itu penulis merumuskan hipotesis ke empat yang berbunyi :

H4: pendapatan asli Daerah, Dana alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus secara bersama-sama berpengaruh terhadap belanja modal.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jambi

6 89 104

The influence of original local government revenues, general allocation funds and special allocation funds to local government expenditures

0 12 99

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi(Studi Empiris di Kabupaten/Kota Eks Karesid

1 2 16

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi(Studi Empiris di Kabupaten/Kota Eks Karesid

0 4 18

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP ANGGARAN BELANJA Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Kabupaten Dan Kota Di Jawa Tengah (Tahun 2012)

0 3 12

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umun Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Barat

0 0 2

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umun Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Barat

0 0 8

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umun Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Barat

0 0 11

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umun Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Barat

0 0 2

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umun Terhadap Belanja Modal Pada Pemerintahan Kabupaten Kota di ProvinsiSumatera Barat

0 0 7