Preferensi Suhu Lingkungan dan Makanan

LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI HEWAN 2015-2016
PREFERENSI SUHU LINGKUNGAN dan MAKANAN

Asisten Koordinator : Rusnia J. Robo

Disusun Oleh:
Nama : Novalia Eka Nur Nazila
NIM : 201310070311123
Kelas : Biologi 4C
Kelompok 4

LABORATORIUM BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

A. Pendahuluan
1.

Latar Belakang
Didalam lingkungan terjadi interaksi kisaran yang luas dan kompleks. Ekologi


merupakan cabang ilmu biologi yang menggabungkan pendekatan hipotesis
dedukatif, yang menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menguji penjelasan
hipotesis dari fenomena-fenomena ekologis.

Ekologi mempunyai tingkatan

pengkajian yaitu unsur biotik dan abiotik. Lingkungan meliputi komponen abiotik
seperti suhu, udara, cahaya, dan nutrient. Yang juga penting pengaruhnya kepada
organisme adalah komponen biotik yakni semua organisme lain yang merupakan
bagian dari lingkungan suatu individu (Campbell, 2006).
Setiap makhluk hidup memiliki ciri-ciri tertentu, salah satunya menerima dan
menanggapi rangsang. Ketika terjadi perubahan terhadap kondisi lingkungan, maka
makhluk hidup akan melakukan penyesuaian diri atau adaptasi untuk merasa lebih
nyaman dan bisa beraktifitas dengan normal. Ketika makhluk hidup tersebut tidak
mampu untuk menyesuaikan diri, maka ia akan mengalami kematian atau seleksi
alam (Sukarsono, 2012).
Tumbuhan dan hewan yang berbeda memiliki kebutuhan akan cahaya, air,
suhu, dan kelembapan yang berbeda (Reinjtjes et al., dalam Sugiyarto., dkk, 2007).
Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengatur proses kehidupan

dan penyebaran organisme. Suhu mempunyai rentang yang dapat ditolelir oleh setiap
jenis organisme karena suhu sebagai pengatur aktifitas biologis organisme baik
hewan, tumbuhan, maupun manusia. Seperti halnya bentuk morfologi organ tubuh,
proses fisiologi di daalam tubuh makhluk hidup juga disesuaikan dengan
lingkungannya.
Air sebagai lingkungan tempat hidup organisme perairan harus mampu
mendukung kehidupan dan pertumbuhan organisme tersebut. Kualitas air tidak hanya
menentukan bagaimana ikan akan tumbuh tetapi juga bagaimana dapat bertahan
hidup. Ikan merupakan salah satu organisme akuatik yang rentan terhadap perubahan
lingkungan. Beberapa parameter fisika dan kimia perairan yang dapat mempengaruhi
kehidupan ikan adalah suhu, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, amonia, pH dan
alkalinitas (Weatherley., dalam Hamdan., 2009).
Semua hewan adalah mkhluk yang bersifar heterotripic artinya untuk
memperoleh nutrient organik untuk keperluan tubuhnya, hewan harus memakan
organisme lain baik yang masih hidup ataupun yang sudah mati. Dalam memenuhi
kebutuhan masukan energy hewan melakukan strategi pemilihan makanan dan
substitusi, untuk menemukan makanan, binatang mempunyai berbagai strategi untuk
mencari makan (Sukarsono, 2012).

2.


Tujuan
a. Untuk mengetahui preferensi suhu lingkungan pada Neolamprologus leleupi
b. Untuk mengetahui preferensi makanan pada Periplenata nila americana

3.

Dasar Teori
Preferensi adalah kisaran toleransi tertentu makhluk hidup terhadap kondisi-

kondisi intensitas atau besaran dari kondosi tempat hidupnya atau lingkungannya.
(Sugiyarto., dkk, 2007). Faktor lingkungan merupakan sumber rangsangan bagi
hewan yang kemudian akan ditanggapi atau direspon oleh hewan tersebut baik oleh
individu secara sendiri-sendiri dan akhirnya akan menjadi respon kelompok. Jika
perubahan tersebut tidak menguntungkan bagi hewan, maka respon yang akan
diberikan oleh hewan adalah penyesuaian diri hewan dengan perubahan tersebut. Jika
penyesuaian diri tersebut berhasil, maka hewan akan bertahan hidup, namun jika
tidak kuat hewan akan memberikan respon terhadap perubahan lingkungan tersebut
(Istamar, 2007). Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan
berreproduksi mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan

variabel lingkungan yang dihadapi organisme tersebut. Adaptasi tersebut berupa
respon morfologi, fisiologi, dan tingkah laku (Otto W, 2001).
Setiap makhluk hidup memiliki ciri-ciri tertentu, salah satunya menerima dan
menanggapi rangsang. Ketika terjadi perubahan terhadap kondisi lingkungan, maka
makhluk hidup akan melakukan penyesuaian diri atau adaptasi untuk merasa lebih
nyaman dan bisa beraktifitas dengan normal. Ketika makhluk hidup tersebut tidak
mampu untuk menyesuaikan diri, maka ia akan mengalami kematian atau seleksi
alam (Sukarsono, 2012).
Suhu merupakan faktor penting dalam ekosistem perairan. Suhu merupakan
parameter oseanografi yang mempunyai pengaruh sangat dominan terhadap
kehidupan ikan. Ikan yang berada pada suhu yang cocok, memiliki selera makan yang
lebih baik (Abd. Rasyid, 2010). Adanya variasi suhu lingkungan memiliki peranan
potensial dalam menentukan proses kehidupan, penyebaran, serta kelimpahan
populasi hewan. Kenaikan atau penurunan suhu air dapat menimbulkan kehidupan
ikan dan hewan air lainnya terganggu (Hamdan, 2009). Ikan merupakan hewan
ektotermik yang berarti tidak menghasilkan panas tubuh, sehingga suhu tubuhnya
tergantung atau menyesuaikan suhu linkungan sekelilingnya. Secara keseluruhan,
ikan lebih toleran terhadap perubahan suhu airbebrapa spesies mampu hidup pada
suhu air mencapai 29oC. Sedangkan jenis lain dapat hidup pada suhu air yang sangat
dingin, akan tetapi kisaran toleransi individual terhadap suhu umumnya terbatas

(Cecie, 2013).

Makanan sebagai sumber energi adalah salah satu komponen esensial untuk
kelangsungan hidup yang dapat membatasi pertumbuhan populasi hewan. Kualitas
Kesukaan hewan terhadap pakannya sangat tergantung pada jenis dan jumlah pakan
yang tersedia. Bila jumlah pakan tidak sebanding dengan yang dibutuhkan,
perpindahan kesukaan pakan hewan terhadap jenis tertentu dapat terjadi (Cecie,
2013). Kualitas makanan akan berpengaruh pada pertumbuhan dan siklus hidup
hewan, siklus hidup hewan akan cepat bila nutrisi tubuh terpenuhi, namun berbeda
dengan hewan yang nutrisi tubuhnya tidak terpenuhi (Herma, 2010).
Kesukaan hewan terhadap pakannya sangat tergantung kepada jenis dan
jumlah pakan yang tersedia. Bila jumlah pakan yang tersedia tidak sebanding dengan
jumlah pakan yang dibutuhkan, perpindahan kesukaan terhadap jenis pakan dapat
terjadi (Campbell, 2006). Selera hewan terhadap pakan yang disukai mempunyai
batas waktu tertentu. Bila hewan terlalu lama mengkonsumsi pakan tertentu, selera
makan hewan terhadap pakan tersebut menurun meskipun pakan itu sangat disukai
(Hadi, W., dkk, 2012).
Jenis kecoa yang sering ditemukan di lingkungan permukiman adalah kecoa
amerika Periplaneta americana (L.), kecoa jerman Blatella germanica (L.), dan
kecoa australia Periplaneta australasiae (F.). Jenis kecoa yang banyak ditemukan di

lingkungan permukiman Indonesia adalah kecoa amerika P. americana . Kecoa
amerika merupakan serangga omnivora, yang mengkonsumsi makanan asal tumbuhan
maupun hewan. Pada dasarnya kecoa sangat membutuhkan nutrisi untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi. Hal inilah yang memungkinkan adanya
preferensi dalam memilih makanan (Cornwell., dalam Herma amalia dan Idham S.H.,
2010).

B. Metode Praktikum
1.

Alat dan Bahan
1.1 Alat




Box preferensi suhu dan makanan




Stopwatch



Air panas dan es batu

Termometer batang

1.2 Bahan






2.

Ikan Lemon (Neolamprologus leleupi)
Kecoa (Periplenata nila americana )
Makanan 4 macam (terasi, kubis, rambutan, telur)


Cara Kerja

a. Preferensi Suhu Lingkungan
No.

Gambar

Keterangan

1.
Menyiapkan ikan lemon (Neolamprologus
leleupi) yang akan digunakan dalam

praktikum

2.
Menyiapkan box preferendum suhu yang
akan digunakan dalam praktikum


3.
Mengisi box preferendum zona 2,3 dan 4
menggunakan air kran biasa

4.
Mengisi box preferendum zona 1
menggunakan air es dengan suhu 18oC

5.
Memasukkan air panas 30oC pada zona 5
box preferendum suhu

6.

Memasukkan ikan lemon (Neolamprologus
leleupi) pada box preferendum zona

2,3 dan 4.
Mengamati ikan lemon (Neolamprologus
leleupi) selama 3 kali dalam 9 menit untuk


mengetahui tingkat kesukaan suhu ikan
dalam air.

b. Preferensi Makanan
No.

Gambar

Keterangan

1.
Menyiapkan Kecoa (Periplenata nila
americana ) yang akan digunakan dalam

praktikum

2.
Menyiapkan box preferendum makanan
yang akan digunakan dalam praktikum


3.
Meletakkan rambutan sebagai salah satu
makanan Kecoa (Periplenata nila
americana ) pada salah satu sudut box

preferendum

4.
Meletakkan terasi sebagai salah satu
makanan Kecoa (Periplenata nila
americana ) pada salah satu sudut box

preferendum
5.
Meletakkan telur sebagai salah satu
makanan Kecoa (Periplenata nila
americana ) pada salah satu sudut box

preferendum

6.
Meletakkan telur sebagai salah satu
makanan Kecoa (Periplenata nila
americana ) pada salah satu sudut box

preferendum

7.
Menutup boc preferendum makanan selama
5 menit. Hal ini dimaksudkan agar bau khas
dari makanan menyebar keseluruh box

8.

Mengamati Kecoa (Periplenata nila
americana ) 3 kali dalam 15 menit untuk

mengetahui tingkat preferensi Kecoa
(Periplenata nila americana ) terhadap
makanan

3. Lembar Kerja Praktikum (Dilampirkan)

C. Pembahasan
Pada preferensi suhu lingkungan ikan lemon (Neolamprologus leleupi)
dengan suhu pada zona 1 18oC dan 30oC pada zona 5 sehingga berpengaruh pada
zona lain yang mendekati zona 1 dan 5. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap
respon atau penyesuaian diri dari ikan lemon (Neolamprologus leleupi). Terspon atau
penyesuaian diri ikan lemon (Neolamprologus leleupi) dengan suhu pada box
preferendum ditunjukkan dengan selau berpindahnya ikan lemon (Neolamprologus
leleupi) dari zona 2, zona 3, hingga zona 4. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari

perubahan suhu yang terlalu ekstreme dan tidak menguntungkan bagi kelangsungan
hidupnya. Dari hasil pengamatan selama 9 menit, didapatkan pada 3 menit pertama
ikan lemon (Neolamprologus leleupi) berada pada zona 3, pada menit ke-6 ikan
lemon (Neolamprologus leleupi) sebagian besar tetap pada zona 3 namun ada 1 ikan
(Neolamprologus leleupi) berada da zona 1, begitu juga pada menit ke-9, hanya 1
ikan lemon (Neolamprologus leleupi) yang berada pada zona 2.

Faktor lingkungan merupakan sumber rangsangan bagi hewan yang kemudian
akan ditanggapi atau direspon oleh hewan tersebut baik oleh individu secara sendirisendiri dan akhirnya akan menjadi respon kelompok (Istamar, 2007).
Dengan begitu rata-rata ikan lemon (Neolamprologus leleupi) selau berada
pada zona 3 yang memiliki suhu 26oC. Suhu tersebut termasuk dalam suhu normal
bagi makhluk hidup didaerah tropis karena rata-rata suhu pada daerah tropis adalah
25oC-30oC. Bisa juga ikan lemon (Neolamprologus leleupi) memilih suhu tersebut
karena termasuk suhu hangat dan tidak terlalu dingin bagi kehidupan ikan lemon
(Neolamprologus leleupi). Karena apabila suhu lingkungan tidak cocok dengan tubuh
maka akan berpengaruh terhadap aktifitas didalam tubuh termasuk metabolisme ikan
lemon (Neolamprologus leleupi).
Secara keseluruhan, ikan lebih toleran terhadap perubahan suhu air, beberapa
spesies mampu hidup pada suhu air mencapai 29oC. Sedangkan jenis lain dapat hidup
pada suhu air yang sangat dingin, akan tetapi kisaran toleransi individual terhadap
suhu umumnya terbatas (Istamar, 2007).
Preferensi makanan menggunakan kecoa (Periplenata nila americana ) dengan
umpan terasi, rambutan, telur, dan selada yang diletakkan pada box preferendum
makanan. Respon kecoa (Periplenata nila americana ) terhadap umpan yang
diberikan awalnya kecoa diam pada tengah box preferendum, namun sekitar 1 menit
kemudian, kecoa mulai menghmpiri umpan yang telah diberikan. Dalam 10 menit,
rata-rata kecoa (Periplenata nila americana ) paling banyak menghampiri umpan telur
dengan jumlah kecoa (Periplenata nila americana ) 13 ekor. Hal ini bisa dikarenakan
telur mengandung banyak protein yang dapat membantu proses pertumbuhan dan
perkembagan kecoa (Periplenata nila americana ). Selain itu, telur memiliki bau yang
khas, lunak, dan warna yang mencolok (kuning telur) sehingga kecoa (Periplenata
nila americana ) tertarik untuk menghampiri umpan telur.

Nimfa lebih menyukai makanan yang bertekstur lunak dan berbentuk cair,
karena nimfa tidak mempunyai mandibel yang bergigi. Campuran selai kacang tanahselai stroberi-telur ayam, karena kandungan nutrisinya yang lengkap, sehingga
mampu menunjang pertumbuhan dan perkembangannya (Sugiyarto., dkk, 2007).
Pada 5 menit terakhir, kecoa mulai menghampiri umpan lain yang dipasang.
Hal ini terbukti dengan adanya 7 ekor kecoa (Periplenata nila americana ) yang
hinggap pada rambutan, 7 ekor tetap pada telur, dan 1 lainnya pada terasi. 7 ekor
kecoa (Periplenata nila americana ) yang hinggap pada rambutan bisa dikarenakan
rambutan memiliki terktur lembut dan rasa yang manis. Kecoa menyukai makanan
cair yang mengandung gula yang cukup banyak karena mudah untuk dicerna oleh
kecoa (Periplenata nila americana ) tersebut dan menghasilkan banyak energi untuk

tubuh kecoa. 1 kecoa hinggap pada terasi, hal tersebut bisa dikarenakan bau terasi
yang khas sehingga mampu menarik perhatian kecoa (Periplenata nila americana ).
Kecoa menyukai makananyang mengandung gula, protein, dan kadar air
tinggi, serta memiliki bau yang menyengat seperti hasil fermentasi (Winarno., dalam
Herma amalia dan Idham S.H., 2010). Selain itu imago kecoa juga menyukai telur
ayam karena imago memiliki mandibel yang kuat dan bergigi sehingga mampu
mengkonsumsi makanan yang berbentuk padat (Anonim 2000; Hadi 2006., dalam
Herma amalia dan Idham S.H., 2010).

D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini, hasil preferendum suhu lingkungan dengan
hewan coba ikan lemon (Neolamprologus leleupi) didapatkan hasil bahwa
respon ikan dengan berenang keliling box preferendum yang telah diberi
perlakuan. Hal tersebut bertujuan untuk penyesuaian diri ikan lemon dengan
suhu baru. Kisaran preferensi suhu lingkungan ikan lemon adalah 26 oC.
Hasil preferendum makanan dengan hewan coba kecoa (Periplenata
nila americana ) didapatkan hasil bahwa kecoa lebih suka dengan umpan

telur. Hal tersebut bisa dikarenakan warna, bau, dan tekstur dari telur. Selain
itu kecoa (Periplenata nila americana ) juga memilih umpan rambutan yang
berair dan memiliki kandungan gula yang banyak.
2. Saran
Praktikum pertama ini sudah berjalan dengan baik, namun untuk
instruktur sebaiknya lebih jelas lagi dalam memberikan materi karena kurang
komunikatif

dengan

praktikan.

Selain

itu

askor

diharapkan

lebih

memperhatikan praktikan agar tidak terjadi kesalahan pada saat praktikum.

E. Daftar Pustaka
Abd. Rasyid J. 2010. Distribusi Suhu Permukaan pada Musim Peralihan Barat-Timur
Terkait dengan Fishing Ground Ikan Pelagis Kecil di Perairan Spermonde.
Torani (Jurnal Ilmu Kelautan Dan Perikanan). 20(1). 2010: 1 – 7.

Alawi, Hamdan, dkk. 2009. Induksi Triploid Ikan Selais (Kryptopterus Lympok)
Menggunakan Kejutan Panas. Jurnal Perikanan Dan Kelautan. 14(1). 2009:
37-47.
Amalia, Herma dan Idham Sakti Harahap. 2010. Preferensi Kecoa Amerika
Periplaneta Americana (L.) (Blattaria: Blattidae) Terhadap Berbagai
Kombinasi Umpan. J. Entomol. Indon. 7(2): 67-77.

Campbell Reece-Mitchell. 2006. Biologi. Jakarta. Erlangga.
Soemarwoto, Otto. 2001. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta.
Djembatan.
Starr, Cecie, dkk. 2013. Biologi. Jakarta. Salemba Teknika.
Sukarsono. 2012. Pengantar Ekologi Hewan. Malang: UMM Press.
Sugiyarto, Efendi, M. Mahajoeno, E, Sugito, Y, Handayanto, E, Agustine, L. 2007.
Preferensi Berbagai Jenis Makrofauna Tanah Terhadap Sisa Bahan Organik
Tanaman pada Intensitas Cahaya Berbeda. Biodiversitas. 7(4): 96-100.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2007. IPA Biologi. Jakarta. Erlangga.
Warsito, Hadi, dan M. Bismark. 2012. Preferensi dan Komposisi Pakan Kasuari
Gelambir Ganda (Casuarius Casuarius Linn 1758) di Penangkaran (Food
Composition And Preference Of Double Jowls Cassowary (Casuarius

Casuarius Linn 1758) In Captivity). Jurnal Penelitian Hutan Dan Konservasi
Alam. 9(1) : 013-021.