Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal

KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro
Dosen pengampu:
Putu Mahardika Adi Saputra, Ph.D.

Oleh:
Rizky Ananda Putri

155020300111052

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
April, 2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Inflasi, pertumbuhan output, dan pengangguran merupakan tiga persoalan

dalam ilmu ekonomi makro. Sebenarnya, para pengambil kebijakan pemerintah
menginginkan inflasi yang rendah, pertumbuhan output yang tinggi, dan
pengangguran yang rendah1. Namun pada kenyataannya, harapan tersebut tidak
mudah untuk direalisasikan, karena yang terjadi justru inflasi dengan berbagai
tingkatan baik pada negara maju maupun negara berkembang. Inflasi yang terjadi
akan menyebabkan harga yang terus melonjak sehingga petumbuhan output
menjadi rendah. Selain itu, inflasi juga akan berdampak pada jumlah
pengangguran yang tinggi, seperti yang dijelaskan pada kurva Philips.
Saat ini, para pengambil kebijakan telah menerapkan beberapa kebijakan
yang dapat mengendalikan keadaan ekonomi makro. Kebijakan-kebijakan tersebut
diantaranya, kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal diterapkannya saling berhubungan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana pengertian kebijakan moneter dan kebijakan fiskal?
1.2.2 Bagaimana hubungan antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal?
1.2.3 Bagaimana penerapan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal pada suatu
1.3


negara?
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan pembuatan

makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
1.3.2 Untuk mengetahui hubungan antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
1.3.3 Untuk mengetahui penerapan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal pada
suatu negara.

1 Karl E. Case dan Ray C. Fair, Prinsip-Prinsip Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 5

1

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian

Kebijakan moneter merupakan salah satu cara yang dilakukan guna

mengatasi permasalahan ekonomi dengan tujuan utama nilai rupiah yang stabil,
sesuai yang tertera pada UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia.
Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, kebijakan moneter
adalah upaya atau tindakan Bank Sentral sebagai pengambil kebijakan dalam
mempengaruhi variabel-variabel moneter untuk mencapai tujuan ekonomi
tertentu. Variabel-variabel dari kebijakan moneter yang dimaksud adalah uang
beredar, suku bunga, kredit dan nilai tukar. Selain yang disebut sebelumnya,
kebijakan moneter juga memiliki beberapa tujuan lain, yaitu penyediaan lapangan
kerja, stabilitas harga, dan keseimbangan neraca pembayaran (Natsir, 2008: h. 3).
Pengendalian moneter dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya operasi
pasar terbuka, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum,
dan pengaturan kredit dan pembiayaan yang juga dapat dilaksanakan dengan
prinsip syariah. Dampak dari kebijakan moneter sendiri tidak langsung kepada
sektor riil, namun pertama kali akan dirasakan oleh pihak-pihak perbankan yang
kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan fiskal merupakan salah satu justifikasi mengenai adanya campur
tangan pemerintah dalam mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas ekonomi
(Afdi, 2010: h. 102). Kebijakan fiskal adalah upaya atau tindakan pemerintah

sebagai pengambil kebijakan dengan mengubah-ubah penerimaan pajak dan
pengeluaran negara. Pajak dan pengeluaran pemerintah merupakan variabel utama
dalam kebijakan fiskal. Tujuan dari kebijakan fiskal ini adalah menstabilkan
permintaan agregat dan tingkat produksi. Kebijakan moneter yang dapat
dilakukan diantaranya anggaran defisit, anggaran surplus, dan anggaran
berimbang.
2.2 Hubungan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
Inflasi sebagai masalah utama, tidak hanya bisa dikendalikan hanya oleh
pemerintah atau bank sentral, namun keduanya harus saling berkoordinasi.
Kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral dan kebijakan fiskal yang

2

ditetapkan oleh pemerintah harus saling berkaitan agar lebih optimal dalam
mengatasi masalah inflasi.
Kebijakan moneter yang ditetapkan bank sentral akan mempengaruhi pasar
uang, dan pasar uang tersebut akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga,
dan tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal yang
ditetapkan pemerintah akan berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran
agregat, yang pada gilirannya permintaan dan penawaran agregat itu akan

menentukan keadaan di pasar barang dan jasa. Kondisi di pasar barang dan jasa
ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukan tingkat
pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan. Keduanya akan memiliki umpan
balik yaitu pendapatan akan memberikan umpan balik terhadap permintaan
agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat
dan pasar uang serta pasar surat berharga.2
Di Indonesia sendiri, hubugan keduanya terlihat dari Pemerintah dan Bank
Indonesia sebagai pengambil kebijakan secara rutin menggelar Rapat Koordinasi
untuk membahas keadaan eknomi terkini. Selain itu, keduanya juga terlibat secara
bersamaan dalam penyusunan bersama Asumsi Makro di Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) yang dibahas bersama di DPR.
2.3 Contoh Konkret
Kebijakan moneter di Indonesia ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Contohnya adalah kebijakan yang ditetapkan Bank Indonesia pada saat Rapat
Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18 Juni 2015. Dalam rapat tersebut
ditetapkan bahwa Bank Indonesia mempertahankan BI Rate sebesar 7,50%,
dengan suku bunga Deposit Facility 5,50% dan Lending Facility pada level
8,00%. Keputusan tersebut sejalan dengan upaya untuk menjaga agar inflasi
berada pada sasaran inflasi 4±1% di 2015 dan 2016, serta mengarahkan defisit
transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dalam kisaran 2,5-3% terhadap PDB

dalam jangka menengah.3 Bank Indonesia tetap fokus pada upaya menjaga
stabilitas makroekonomi dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi melalui
pelonggaran kebijakan makroprudensial.
2 Himayani Anjayati, Makalah Kebijakan Moneter dan Fiskal, diakses dari http://
himayanii.blogspot.co.id/2015/02/makalah-kebijakan-moneter-dan-fiskal.html, pada tanggal 10
April pukul 19.13 WIB
3 Bank Indonesia, Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2015, diakses dari http://www.
bi.go.id/id/publikasi/kebijakan-moneter/tinjauan/Pages/Tinjauan-Kebijakan-Moneter-Juni2015.aspx, pada tanggal 10 April pada pukul 23.50 WIB

3

Pertumbuhan ekonomi pada semester II 2015 di Indonesia diperkirakan
membaik, didasarkan pada meningkatnya konsumsi dan investasi pemerintah
yang sejalan dengan semakin meningkatnya implementasi proyek-proyek
infrastruktur dan meningkatnya penyaluran kredit perbankan. Secara keseluruhan
tahun, pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada pada kisaran 5,0-5,4% pada
2015.4
Sedangkan kebijakan fiskal yang diterapkan pada tahun 2015 diatur dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara. Dimana UU tersebut memaparkan mengenai Anggaran

Pendapatan dan Belanja Pemerintah untuk tahun 2016. Dengan rincian anggaran
pendapatan pemerintah pada tahun 2016 sebesar Rp1.822.545.849.136.000,00
(satu kuadriliun delapan ratus dua puluh dua triliun lima ratus empat puluh lima
miliar delapan ratus empat puluh sembilan juta seratus tiga puluh enam ribu
rupiah), didapat dari penerimaan perpajakan, PNBP, dan penerimaan hibah. Dan
anggaran belanja untuk tahun 2016 sebesar Rp2.095.724.699.824.000,00 (dua
kuadriliun sembilan puluh lima triliun tujuh ratus dua puluh empat miliar enam
ratus sembilan puluh sembilan juta delapan ratus dua puluh empat ribu rupiah)
yang terdiri dari anggaran Belanja Pemerintah Pusat dan anggaran Transfeer ke
Daerah dan Dana Desa.
Dari uraian tersebut didapat bahwa kemungkinan Indoneisa akan mengalami
defisit sebesar Rp273.178.850.688.000,00 (dua ratus tujuh puluh tiga triliun
seratus tujuh puluh delapan miliar delapan ratus lima puluh juta enam ratus
delapan puluh delapan ribu ruiah) yang rencananya akan dibiayai dari pembiayaan
anggaran dalam negeri maupun luar negeri. Dengan alokasi anggaran seperti yang
tersebut, diharapkan pada tahun 2016 pemerintah mampu menurunkan tingkat
kemiskinan menjadi 9,0%, menyerap tenaga kerja sebesar 2.000.000.000 orang,
menurunkan tingkat Rasio Gini menjadi 0,39, dan meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia mencapai 70,1.


4 Ibid.

4

DAFTAR PUSTAKA
Anjayati, Himayani. 2015. Makalah Kebijakan Moneter dan Fiskal, (Online),
(http://himayanii.blogspot.co.id/2015/02/makalah-kebijakan-moneter-danfiskal.html, diakses 10 April 2016).
Anonim. Koordinasi Kebijakan Moneter dan Fiskal, (Online),
(http://www.bi.go.id/id/moneter/koordinasi-kebijakan/Contents/Default.aspx,
diakses 10 April 2016).
Anonim. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, (Online), (http://www.anggaran.depkeu.go.id
/Content/Publikasi/NK%20APBN/UU%20APBN%202016.pdf, diakses 10
April 2016).
Anonim. Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2015, (Online),
(http://www.bi.go.id/id/publikasi/kebijakan-moneter/tinjauan/Pages/TinjauanKebijakan-Moneter-Juni-2015.aspx, diakses 10 April 2016).
Anonim. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia, (Online), (http://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-bi
/Documents/uu_bi_no0304.pdf, diakses 9 April 2016).

Natsir, Muhammad. 2008. Peranan Jalur Suku Bunga dalam Mekanisme
Transmisi Kebijakan Moneter di Indonesia, (Online), (http://118.97.35.230/
pustaka/download/Peranan-Jalur-Suku-Bunga-dalam-Mekanisme-TransmisiKebijakan-Moneter-di-Indonesia.pdf, diakses 9 April 2016).
Nizar, Muhammad Afdi. 2010. Penentuan Efek Dan Arah Kebijakan Fiskal
Pemerintah Indonesia: Fiscal Impulse Measure, (Online), (https://mpra.ub.
uni-muenchen.de/65603/1 /MPRA_paper_65603.pdf, diakses 9 April 2016).
Seprillina, Linda. 2013. Efektivitas Instrumen Kebijakan Moneter terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, (Online), (http://jimfeb.ub.ac.id
/index.php/jimfeb/article/viewFile/288/235, diakses 09 April 2016).

5

Simorangkir, Iskandar. 2007. Koordinasi Kebijakan Moneter dan Fiskal di
Indonesia: Suatu Kajian dengan Pendekatan Game Theory, (Online),
(https://docs.google.com/viewerng/viewer?
url=http://journalbankindonesia.org/index.php/BEMP/article/viewFile/207/18
4, diakses 9 April. 2016).

6