Aplikasi Fakta Kepercayaan dan Kebenaran

Dafindra Ghifary Kresnadi
145120207111044
Etika & Filsafat Komunikasi F.KOM.3
Dosen Pengampu : Rachmat Kriyantono Ph.D
Ilmu Komunikasi
FISIP – Universitas Brawijaya

Bagaimana aplikasi fakta, kepercayaan dan kebenaran dalam praktik komunikasi (Media,
PR&Periklanan)?
Jawab :
FAKTA
Berdasarkan catatan kuliah Rachmat Kriyantono Ph.D (2015) fakta adalah segala sesuatu
yang ada di dunia. Fakta juga merupakan apa/sesuatu yang membuat suatu pernyataan
menjadi salah/benar. Dalam praktik komunikasi menurut saya Fakta diterapkan sebagai
berikut :
Media : Dalam media fakta dalam konteks filsafat ilmu diterapkan dalam membuat sebuah
berita. Berita merupakan sebuah informasi. Banyak masyakarakat yang menjadikan berita
sebagai pedoman mereka, dalam menyajikan sebuah berita, tentu jurnalis harus
mengedepankan sebuah fakta atau sesuatu yang benar-benar ada dan terjadi. Karena apabila
sebuah berita tidak berdasarkan fakta maka hal tersebut akan menimbulkan konflik atau
perpecahan dalam masyarakat.

Public Relations : Dalam praktik PR, Seorang konsultan PR harus mengedepankan fakta
sebelum mengambil sebuah kebijakan terutama saat menangani konflik. Seorang PR harus
melaporkan keadaan perusahaan dan lingkungan sesuai fakta yang ada di lapangan baik
kepada pemilik dan pimpinan perusahaan maupun kepada masyarakat terkait dan media
massa. Karena apabila seorang PR tidak memberikan sebuah fakta maka hal tersebut akan
menyangkut pada nama baik perusahaan yang menaunginya.

Periklanan : Dalam praktik dunia periklanan, perusahaan yang membuat iklan dalam
mempromosikan produknya harus memberikan fakta kepada target khalayak mereka, hal
tersebut agar khalayak percaya dan mau menggunakan produk tersebut dan perusahaan akan
mendapat profit. Karena apabila produk tersebut dipromosikan tanpa berdasarkan fakta maka
kepercayaan khalayak terhadap perusahaan tersebut akan memudar dan nama baik
perusahaan akan menjadi kurang baik.

KEPERCAYAAN
Kriyantono, Rachmat (2015) mengatakan bahwa kepercayaan adalah keyakinan bahwa suatu
fakta yang mengandung kebenaran terlepas apakah fakta tersebut mengandung kebenaran
ataukah tidak. Menurut Russel (1983) kepercayaan dibentuk dari pengalaman seseorang
dengan dunia luar, baik di masa sekarang maupun sebelumnya. Jadi dalam kepercayaan,
pikiran kita mereflesikan sesuatu yang berada di luar kita untuk merepresentasikan suatu

fakta yang kita percayai. Dalam praktik komunikasi, penerapan kepercayaan dalam sudut
pandang filsafat ilmu adalah sebagai berikut :
Media : Dalam menyampaikan sebuah berita, jurnalis juga harus yakin bahwa fakta yang ia
tuangkan dalam bentuk berita adalah benar karena masyarakat akan mempertanyakan
kebenaran fakta tersebut. Nantinya masyarakat akan percaya bahwa berita tersebut benar
adanya dan kepercayaan akan didapat media tersebut dari masyarakat sebagai sebuah media
yang kredibel.
Public Relations : Dalam praktik PR, seorang PR harus melakukan sebuah observasi dan
penelitian sebelum membuat laporan atau mengambil sebuah kebijakan terkait dengan
tupoksinya sebagai seorang PR ia harus yakin bahwa fakta yang ia temukan mengandung
sebuah kebenaran karena apabila ia dapat membuktikannya baik untuk dirinya sendiri,
pimpinan perusahaan maupun masyarakat yang terkait dengan perusahaannya dan media
massa maka ia akan mendapat kepercayaan tersebut.
Periklanan : Dalam membuat iklan, sebuah perusahaan harus dapat membuktikan fakta yang
ia sajikan karena nantinya konsumen akan membuktikan apakah janji yang diberikan
perusahaan terhadap produk yang ditawarkan benar ataukah tidak. Apabila janji tersebut
benar adanya maka akan muncul kepercayaan dari konsumen dan konsumen tersebut akan
terus menjadi pelanggan dari produk tersebut.

KEBENARAN

Kebenaran adalah suatu hubungan tertentu antara suatu kepercayaan dengan suatu
fakta/beberapa fakta diluar kepercayaan. Bila hubungan tersebut tidak ada maka kepercayaan
itu salah. (Kriyantono, Rachmat 2015) Kebenaran menurut Kriyantono, Rachmat (2015)
terbagi menjadi 3 kriteria, yaitu :
1. Kebenaran Korespondensi
Yaitu suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung
pernyataan itu berkorespondensi (berhubungan), menyerupa/merepresentasikan
dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut. Contoh penerapannya dalam
komunikasi adalah
A. Media : Seorang jurnalis dalam membuat sebuah berita harus melakukan proses
observasi bisa berupa wawancara, analisis terhadap kejadian-kejadian sebelumnya
yang terkait ataupun analisis berdasarkan teori-teori yang ada nantinya hasil
observasi tersebut saling dihubungkan satu sama lain sehingga menghasilkan
sebuah kesimpulan yang merepsentasikan berita yang akan diangkat.
B. Public Relations : Dalam membuat sebuah program atau press release seorang PR
harus melakukan pengumpulan dan analisis terhadap data dan informasi yang ada
di dalam perusahaan maupun luar perusahaan nantinya informasi dan data internal
serta eksternal tersebut dihubungkan sehingga menghasilkan sebuah kebijakan
atau program yang sesuai dengan kondisi yang ada dan dibutuhkan baik oleh
perusahaan maupun masyarakat terkait.

C. Periklanan : Agar sebuah produk dapat diterima oleh masyarakat, sebelum
melakukan promosi sebuah perusahaan harus melakukan survei tentang keinginan
konsumen dan hasil survei tersebut dipadukan dengan analisis produk yang akan
diluncurkan sehingga iklan yang akan disebarluaskan akan berjalan dengan
efektif.
2. Kebenaran Koherensi
Yaitu pernyataan dianggap benar bila pernyataan tersebut bersifat koheren/konsisten
dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Contohnya dalam
praktik ilmu komunikasi adalah sebagai berikut :
A. Media : Dalam membuat berita, seorang jurnalis harus konsisten dalam
menghadirkan sebuah informasi jangan sampai informasi yang disajikan saling
bertolak belakang.
B. Public Relations : Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang PR, dalam
menjalankan program PR, seorang public relations harus menjalankan program

yang sama atau sejenis sehingga masyarakat atau pemilik perusahaan tidak
bingung jangan sampai konten dalam program PR memiliki perbedaan antara satu
dengan yang lainnya sehingga target atau hasil yang ingin dicapai tidak sesuai.
C. Periklanan : Dalam membuat sebuah iklan, perusahaan harus menyajikan sebuah
produk sesuai dengan janji produk yang mereka janjikan dalam iklan mereka

sehingga masyarakat akan puas dan tidak kecewa.
3. Kebenaran Pragmatis
Yaitu menganggap suatu pernyataan dianggap benar jika pernyataan tersebut bersifat
berfungsi dalam kehidupan praktis. Suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan
tersebut mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia. Kriteria pragmatis
juga mensyaratkan bahwa kebenaran ditentukan dari definisi/intrepetasi kita atas
pernyataan atau tindakan orang lain, tetapi dalam mendefinisikan tersebut kita harus
mendasarkan pemhaman terhadap apa yang sebenarnya dilakukan orang lain itu
dalam siatuasi ilmiah atau alamiah. Contoh penerapan kebenaran pragmatis dalam
praktik ilmu komunikasi adalah :
1. Media : Dalam membuat sebuah berita, seorang jurnalis harus menggunakan
kaidah-kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh masyarakat sehingga berita tersebut dapat mudah
dibaca oleh masyarakat.
2. Public Relations : Dalam membuat sebuah program PR, seorang public relations
harus membuat program yang menarik bagi masyarakat sehingga pesan yang ingin
disampaikan dapat mudah diterima serta dalam membuat program PR, seorang
public relations harus membuat program yang sesuai dengan kebutuhan dan ciri
khas perusahaan sehingga mudah dilakukan oleh perusahaan.
3. Periklanan : Dalam membuat sebuah iklan, sebuah perusahaan harus


memperhatikan etika-etika dalam masyarakat, iklan pun harus dibuat semenarik
mungkin tanpa melupakan inti pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan
kepada konsumen sehingga apabila iklan dibuat sedemikian rupa maka konsumen
akan dengan mudah menerima produk dan pesan tersebut.