MAKALAH KREATIFITAS dan KEBERBAKATAN ANA

DASAR PERTIMBANGAN PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT

PENULIS :
Jamuna Ulfah
Rissha Novertha
KREATIVITAS dan KEBERBAKATAN ANAK
DOSEN PENGAMPU :
Novi Cahya Dewi,S.Pd.I, M.Pd.I

PRODI PGRA
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS
TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada akhirnya makalah ini
dapat disusun dan disajikan dengan waktu yang telah ditetapkan. Terima kasih
kepada keluarga, dosen, sahabat yang selalu setia, tak pernah lelah, dan tak
pernah bosan-bosannya untuk mengajari, mengingatkan maupun memberi nasehat

kepada kami.
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan. Selain daripada itu dalam makalah
ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, struktur
penulisan maupun hal-hal lainnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran positif yang membangun dari pembaca sekalian untuk perbaikan
dikemudian hari.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat berguna dan dapat digunakan
sebagai literatur tambahan bagi rekan-rekan mahasiswa lain.

Sambas, 09 April 2015
Penulis,

i

DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................

i


Daftar Isi........................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.

Latar Belakang......................................................................................
Rumusan Masalah.................................................................................
Tujuan Penulisan...................................................................................

1
1
1

BAB II PEMBAHASAN
A.
B.

C.
D.
E.

Pengertian dan Ciri-ciri Anak Berbakat................................................
Konsep Anak Berbakat dan Keberbakatan...........................................
Kebijakan tentang Pelayanan Pendidikan Anak Berbakat....................
Dasar Pertimbangan Anak Berbakat.....................................................
Pendidikan Anak Berbakat....................................................................

2
3
5
5
7

BAB III PENUTUP
A.
B.


Kesimpulan...........................................................................................
Saran.....................................................................................................

Daftar Pustaka

.............................................13

ii

10
12

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Anak yang memiliki kebutuhan khusus cendrung diasingkan bahkan
di buli di kalangan keluarga, masyarakat, dan pergaulannya. Ironis memang,
seorang manusia sempurna yang sama seperti manusia normal lainnya,

dijauhi dan dimusuhi hanya karena dia terlahir dengan IQ di bawah ratarata. Bahwasanya, setiap manusia berhak memiliki pendidikan, kehidupan,
bahkan kebahagiaan yang layak tanpa memandang siapa dia. Hal ini
tercantum dengan jelas dalam Al-Qur’an dan UUD 1945.
Anak berkebutuhan khusus sebenarnya memiliki keunikan dan ciri
khas yang sebenarnya tidak dimiliki oleh anak-anak lain seusianya. Setiap
anak yang dilahirkan di dunia ini tentu dikarunia berbagai macam kelebihan
dan bakat yang dianugrahkan oleh Allah.swt begitu juga mereka. Bahkan
jika dari awal pendidikan bagi mereka dapat dirancang dan dipertimbangkan
terlebih lagi bisa dikembangkan, maka mereka akan mampu menunjukkan
peningkatan yang nyata dalam prestasi, kompetensi dan harga diri yang
dapat memberi keuntungan dan kebanggaan bagi orang-orang di sekitarnya.

B.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan bagaimana ciri-ciri anak berbakat?
2. Bagaimana konsep anak berbakat dan keberbakatan?
3. Bagaimana kebijakan tentang pelayanan pendidikan anak berbakat?
4. Apa dasar pertimbangan anak berbakat?
5. Bagaimana pendidikan bagi anak berbakat?


C.

Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian dan ciri-ciri anak berbakat.
2. Mengerti konsep anak berbakat dan keberbakatan.
3. Mengetahui kebijakan tentang pelayanan pendidikan anak berbakat.
4. Memahami dasar pertimbangan anak berbakat.
5. Memahami pendidikan bagi anak berbakat.

1

BAB II
PEMBAHASAN
A.

Pengertian dan Ciri-ciri Anak Berbakat
Martinson (1974) mendaftar ciri-ciri anak berbakat sebagai berikut:
membaca pada usia lebih muda, membaca lebih cepat dan lebih banyak,
memiliki pembendaharaan kata yang luas, mempunyai rasa ingin tahu yang

kuat, mempunyai minit yang luas, juga terhadap masalah dewasa,
mempunyai inisiatif, dapat bekerja sendiri, menunjukan keaslian dalam
ungkapan verbal, memberi jawaban-jawaban yang baik, dapat memberikan
gagasan-gagasan, luwes dalam berfikir, mempunyai pengamatan yang
tajam, berfikir kritis, juga terhadap diri sendiri, senag mencoba hal-hal yang
baru, dll.
Suatu definisi merupakan pernyataan yang diungkapkan secara
eksplisit, dan menjadi bagian dari kebijakan dan bahkan juga dari
perantauan. Oleh karena itu adalah penting bahwa suatu definisi mengetahui
tiga kriteria berbakat, yakni : harus berdasarkan riset tentang karakteristik
orang berbakat, memberikan arah dalam seleksi dan/atau pengembangan
instrumen dan prosedur identifikasi, memberikan arah dan berkaitan dengan
praktek program seperti seleksi mencari dan metode instruksi serta seleksi
dan pelatihan guru anak berbakat.
Setiap dari ketiga kelompok ciri-ciri itu sama-sama menentukan
keberbakatan.

Berikut

akan


dibahas

masing-masing “cluster” ciri-ciri

tersebut.
1. Kemampuan Di Atas Rata-Rata (Intelegensi)
a. Intelegensi tidak sinonim dengan keberbakatan (Terman, 1959).
b. Mencapai skor tinggi dalam tes akademis belum tentu menentukan
2.

potensi kreatif (Wallach, 1976).
Kreatifitas
Kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru,
sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang

2

dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan
untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah

3.

ada sebelumnya.
Pengikatan Diri Terhadap Tugas
a. Peningkatan diri terhadap tugas sebagai bentuk motivasi yang
internal yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet
mengerjakan tugasnya, meskipun mengalami macam-macam
rintangan atau hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi
tanggung jawabnya, karena ia telah mengikatkan diri terhdap tugas
b.

tersebut atas kehendaknya sendiri.
Subjek yang kreatif dapat bertahan terhadap tekanan sosial karena
orientasi yang lebih kuat pada tuntutan tugas.

B.

Konsep Anak Berbakat dan Keberbakatan
1. Definsi Giftedness
Anak berbakat adalah mereka


yang

oleh

orang-orang

profesional diidentifikasikan sebagai anak yang mampu mencapai
prestasi yang tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang
unggul. Anak-anak tersebut memerlukan program pendidikan yang
berdiferensiasi dan merealisasikan sumbanagan mereka terhadap
2.

masyarakat maupun untuk pengembangan diri sendiri.
Definisi Terman
Dia menggunakan intelegensi sebagai kriteria tunggal untuk

3.

mengidentifikasikan anak berbakat yaitu, IQ 140.

Definisi USOE tentang Keberbakatan
Anak berbakat adalah mereka yang memiliki kemampuan baik
secara potensial maupun yang telah nyata meliputi : kemampuan
intelektual umum, kemampuan akademik khusus, kemampuan berpikir
kreatif-produktif, kemampuan memimpin, kemampuan dalam salah satu
bidang seni, kemampuan psikomotor (olah raga).

3

4.

Konsepsi Renzulli tentang Keterbakatan
Menurut Three-Ring Conception dari

Renzulli

keterbakatan

merupakan keterpautan antara kemampuan umum di atas rata-rata,
kreativitas di atas rata-rata, dan pengikatan diri terhadap tugas atau
motivasi internal
Konsep keberbakatan dan konsep kreativitas pada 4P/ Four P’s of
Creativity (pribadi, pendorong, proses, produk).
Definisi tentang keberbakatan dan kreativitas berdasarkan empat P,
menurut para pakar:
1.

Definisi Pribadi/Person
Intelegensi meliputi terutama kemampuan verbal, pemikiran
lancar, pengetahuan, perencanaan, perumusan maslah, penyusunan
stategi, represntasi mental, keterampilan pengambilan keputusan, dan
keseimbangan serta integrasi intelektual secara umum.
a. Tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian
b.

dalam interaksi dengan lingkungannya (Hulbeck, 1945).
Three Facet Model of Creativity (Sternberg, 1988): Kreativitas
merupakan titik pertemuan yang khas antara tiga atribut psikologis,

c.

yaitu intelegensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi.
Gaya kognitif dari pribadi yang kreatif menunjukkan kelonggaran
dari keterikatan pada konvensi, menciptakan aturan sendiri,
melakukan hal denga caranya sendiri, menyukai masalah yang
tidak terlalu terstruktur, senang menulis, merancang, lebih tertarik

2.

pada pekerjaan yang kreatif, seperti pengarang, saintis, arsitek.
Definisi Pendorong/Press
Kategori keempat dari definisi dan pendekatan terhadap
kreativitas menekankan faktor “press” atau dorongan, baik dorongan
internal/diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk menciptakan
atau bersibuk diri maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial
dan psikologis.

4

3.

Definisi Proses/Process
Definisi proses yang terkenal adalah definisi Torrance (1988)
tentang kreativitas yang pada dasarnya menyerupai langkah-langkah
dalam metode ilmiah. Definisi Torrance ini meliputi seluruh proses
kreatif dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan

4.

menyampaikan hasil.
Definisi Produk/Product
a. Torrance (1988) definisi Torrance ini meliputi seluruh proses
kreatif dan ilmiah mulai dari menemukan masalah sampai dengan
b.

menyampaikan hasil.
Rogers (dalam Vernon, 1982) mengemukakan criteria untuk produk
kreatif ialah :
1) Produk itu harus nyata (observable).
2) Produk itu harus baru.
3) Produk itu adalah hasil dari kualitas unik individu dalam.
interaksi dengan lingkungannya.

C.

Kebijakan tentang Pelayanan Pendidikan Anak Berbakat
Pendidikan anak berbakat atau juga disebut sebagai anak dengan
kemampuan dan kecerdasan luar biasa dinyatakan dalam : UU RI Nomor 2
tahun 1989, Pasal 24, dan GBHN 1993. Dan dinyatakan pula dalam UU RI
Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional Pasal 8 Ayat (2)
bahwa “Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa
berhak memperoleh perhatian khusus.” Selain itu dinyatakan juga dalam
UU RI 1945 bab IV bahwa “peserta didik yang memiliki kecerdasan luar
biasa perlu mendapat perhatian lebih khusus agar dapat dipicu
perkembangan prestasi dan bakatnya.”

D.

Dasar Pertimbangan Anak Berbakat
1. Keberbakatan tumbuh dari proses interaktif antara lingkungan yang
merangsang dan kemampuan pembawaan dan prosesnya.

5

2.

Pendidikan atau sekolah hendaknya memberikan kesempatan yang
sama kepada semua anak dalam mengembangkan potensinya (bakat-

3.

bakatnya sepenuhnya).
Jika anak berbakat dihambat dalam perkembangannya, maka akan
menjadi “underachiever”, atau mereka akan menjadi bosan, jengkel

4.

atau acuh tak acuh.
Pengadaan program yang memadai bagi anak berbakat mampu
menghasilkan hubungan sosial dan sikap yang lebih baik terhadap diri

5.

sendiri dan orang lain.
Kebanyakan anak dan remaja berbakat menjadi membentuk konsep diri
yang negatif terhadap dirinya dan cendrung merasa minat dan gagasan
mereka berbeda dari anak lainnya sehingga mereka terisolasi (Yaumil

6.

Achir,1990).
Jika pendidikan ini dapat dirancang dan dipertimbangkan dari awal
terlebih lagi bisa dikembangkan, maka mereka akan mampu
menunjukkan peningkatan yang nyata dalam prestasi, kompetensi dan

7.

harga diri.
Mereka yang berbakat akan memberikan sumbangan yang bermakna
kepada masyarakat dalam semua bidang usaha manusia jika diberi

8.

kesempatan dan pelayanan pendidikan yang sesuai.
Dari sejarah tokoh, memang ada diantara mereka yang tidak menonjol

9.

dalam prestasi, namun berhasil dalam hidup.
Anak berbakat memerlukan program yang sesuai dengan tahap

perkembangannya.
10. Tanggung jawab pendidikan untuk memberikan pelayanan pendidikan
khusus bagi mereka yang memiliki kemampuan unggul.
Jadi tidak benar bahwa anak yang berbakat akan dapat mencapai
prestasi tinggi dengan sendirinya dan tidak memerlukan perhatian dan
pelayanan pendidikan khusus (Utami Minandar, 1983).

6

E.

Pendidikan Anak Berbakat
1. Rencana Program Pendidikan
Rencana tersebut merumuskan:
a.

Tujuan-tujuan umum untuk kurun waktu 1982/83 sampai dengan
1989/1990 yang mencakup bidang: identifikasi anak berbakat,
program pendidikan anak berbakat, kurikulunm anak berbakat,
tenaga pendidik anak berbakat, evaluasi program anak berbakat
Rencana tindak lanjut untuk 1982/1983 yang meliputi kelima

bidang tersebut. Sebelum program anak berbakat dilaksanakan,
dilakukan penelusuran anak berbakat di sekolah-sekolah yang telah
dipilih untuk pelaksanaan program anak berbakat, dan guru-guru yang
akan membimbing anak berbakat telah ditatar sebagai persiapan untuk
tugas mereka.
2.

Kurikulum
Kurikulum didiferensiasi untuk siswa berbakat menurut Clark
(1983):

3.

a.
b.

Materi dipercepat atau lebih maju.
Pemahaman yang lebih majemuk dari generalisasi, asas, teori dan

c.
d.
e.
f.

struktur dari bidang materi.
Bekerja dengan konsep dan proses pemikiran yang abstrak.
Mencipta informasi atau produk baru.
Kemandirian dalam berfikir dan belajar.
Memindahkan pembelajaran pada bidang-bidang lain yang lebih

menantang.
Pelaksanaannya
Program pendidikan bagi siswa berbakat dapat diselenggarakan
melalui berbagai cara yang umumnya mempunyai tujuan yang sama,
yaitu: mempercepat waktu belajar (akselerasi), meluaskan pengalaman
dan pengetahuan dengan memperkenalkan bahan-bahan yang tidak
diberikan

dalam

kurikulum

biasa

(pemerkayaan

horizontal),

memberikan kesempatan untuk mendalami mata pelajaran yang

7

diminati

(pemerkayaan

vertikal),

mengembangkan

ketrampilan

penelitian dan pemecahan masalah secara kreatif agar menjadi produsen
pengetahuan dan bukan konsumen pengetahuan semata-mata.
Berikut ini beberapa kemungkinan penyelenggaraan program
pendidikan anak berbakat: uang sumber (resource room), kelas khusus
untuk sebagian waktu, kelas khusus penuh di dalam sekolah, “sekolah”
di waktu libur panjang, meloncat kelas, program di luar sekolah,
program mentor, masuk perguruan tinggi lebih awal.
Falsafah mengajar yang medorong kreativitas anak secara
keseluruhan, adalah sebagai berikut :
a. Belajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan.
b. Anak patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unik.
c. Anak hendaknya menjadi pelajar yang aktif. Mereka perlu
didorong untuk membawa pengalaman, gagasan, minat,dan bahan
mereka ke kelas. Mereka dimungkinkan untuk membicarakan
bersama dengan guru mengenai tujuan bekerja/belajar setiap hari,
dan

perlu

diberi

otonomi

dalam

menentukan

bagaimana

d.

mencapainya.
Anak perlu merasa aman nyaman dan dirangsang di dalam kelas.

e.

Hendaknya tidk ada tekanan dan ketegangan.
Anak harus punya rasa memiliki dan kebanggaan di dalam kelas.
Mereka perlu dilibatkan dalam merencang kegiatan belajar dan

f.

boleh membawa bahan-bahan dari rumah.
Guru merupakan narasumber, bukan polisi atau dewa. Anak harus

g.

menghormati guru, tetapi merasa aman dan nyaman dengan guru.
Anak perlu merasa bebas untuk mendiskusikan masalah secara
terbuka baik dengan guru maupun dengan teman sebaya. Ruang
kelas adalah milik mereka juga dan mereka berbagi tanggung

h.

jawab dalam mengaturnya.
Pengalaman belajar hendaknya dekat dengan pengalaman dari
dunia nyata.

8

4.

Peranan Kreativitas dalam Program Pendidikan Anak Berbakat
Beberapa peranannya yaitu :
a. Meningkatkan kreativitas merupakan bagian integral

dari

kebanyakan program untuk anak berbakat. Dimana kreativitas
biasanya disebut dengan prioritas.
b. Perhatian perlu diberikan bagaimana kreativitas itu dapat dikaitkan
5.

dengan semua kegiatan di dalam kelas dan setiap saat (De Bono).
Dasar Pertimbangan yang Berkaitan dengan Pengembangan Kreativitas
Anak
a. Kurangnya pelayanan pendidikan khusus bagi anak berbakat
b. Dituntutnya pengembangan kreativitas sebagai salah satu faktor
utama.
c. Adanya kesenjangan antara kebutuhan akan kreativitas dan
perwujudannya dalam masyarakat.
d. Sekolah lebih berorientasi pada pengembangan intelegensi daripada

6.

kreativitas.
e. Pendidik dan orang tua masih kurang memahami arti kreativitas.
Konsep Kreativitas
Maslow membedakan :
a. Kreativitas Talenta Khusus: Memiliki bakat atau talenta kreatif yang
luar biasa dalam bidang seni, sastra, musik, teater, dan lainnya.
Orang ini bisa saja menunjukkan penyesuaian serta aktualisasi diri
yang baik, tapi mungkin juga tidak.
b. Kreativitas Aktualisasi Diri: Sehat mental, hidup sepenuhnya, dan
produktif, menghadapi semua aspek kehidupannya secara fleksibel
dan kreatif. Tapi belum tentu memiliki talenta kreatif yang

7.

menonjol.
Orang-orang yang ikut ambil andil dalam pendidikan anak berbakat
yaitu: keluarga/orang tua, guru, mentor, psikolog, konselor, masyarakat.

9

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
1. Anak berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang profesional
diidentifikasikan sebagai anak yang mampu mencapai prestasi yang
tinggi karena mempunyai kemampuan-kemampuan yang unggul. Anakanak tersebut memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan
merealisasikan sumbanagan mereka terhadap masyarakat maupun untuk
pengembangan diri sendiri. Martinson (1974) mendaftar ciri-ciri anak
berbakat sebagai berikut: membaca pada usia lebih muda, membaca
lebih cepat dan lebih banyak, memiliki pembendaharaan kata yang luas,
mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, mempunyai minit yang luas, juga
terhadap masalah dewasa, mempunyai inisiatif, dapat bekerja sendiri,
menunjukan keaslian dalam ungkapan verbal, memberi jawabanjawaban yang baik, dapat memberikan gagasan-gagasan, luwes dalam
berfikir, mempunyai pengamatan yang tajam, berfikir kritis, juga
terhadap diri sendiri, senag mencoba hal-hal yang baru, dll.
2. Konsep keberbakatan dan konsep kreativitas pada 4P/ Four P’s of
Creativity (pribadi, pendorong, proses, produk).
3. Dinyatakan dalam UU RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem
pendidikan Nasional Pasal 8 Ayat (2) bahwa “Warga negara yang
memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh
perhatian khusus.” Selain itu dinyatakan juga dalam UU RI 1945 bab IV
bahwa “peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa perlu
mendapat perhatian lebih khusus agar dapat dipicu perkembangan
prestasi dan bakatnya.”

10

4.

Pertama, keberbakatan tumbuh dari proses interaktif antara lingkungan
yang merangsang dan kemampuan pembawaan dan prosesnya. Kedua,
pendidikan atau sekolah hendaknya memberikan kesempatan yang
sama kepada semua anak dalam mengembangkan potensinya (bakatbakatnya sepenuhnya). Ketiga, jika anak berbakat dihambat dalam
perkembangannya, maka akan menjadi “underachiever”, atau mereka
akan menjadi bosan, jengkel atau acuh tak acuh. Keempat, pengadaan
program yang memadai bagi anak berbakat mampu menghasilkan
hubungan sosial dan sikap yang lebih baik terhadap diri sendiri dan
orang lain. Kelima, kebanyakan anak dan remaja berbakat menjadi
membentuk konsep diri yang negatif terhadap dirinya dan cendrung
merasa minat dan gagasan mereka berbeda dari anak lainnya sehingga
mereka terisolasi (Yaumil Achir,1990). Keenam, jika pendidikan ini
dapat dirancang dan dipertimbangkan dari awal terlebih lagi bisa
dikembangkan, maka mereka akan mampu menunjukkan peningkatan
yang nyata dalam prestasi, kompetensi dan harga diri. Ketujuh, mereka
yang berbakat akan memberikan sumbangan yang bermakna kepada
masyarakat dalam semua bidang usaha manusia jika diberi kesempatan
dan pelayanan pendidikan yang sesuai. Kedelapan, ari sejarah tokoh,
memang ada diantara mereka yang tidak menonjol dalam prestasi,
namun berhasil dalam hidup. Kesembilan, anak berbakat memerlukan
program yang sesuai dengan tahap perkembangannya. Kesepuluh,
tanggung jawab pendidikan untuk memberikan pelayanan pendidikan

khusus bagi mereka yang memiliki kemampuan unggul.
5. Program pendidikan bagi siswa berbakat dapat diselenggarakan melalui
berbagai cara yang umumnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu:
mempercepat waktu belajar (akselerasi), meluaskan pengalaman dan
pengetahuan dengan memperkenalkan bahan-bahan yang tidak diberikan
dalam

kurikulum

kesempatan

untuk

biasa

(pemerkayaan

mendalami

mata

horizontal),
pelajaran

memberikan

yang

diminati

(pemerkayaan vertikal), mengembangkan ketrampilan penelitian dan

11

pemecahan masalah secara kreatif agar menjadi produsen pengetahuan
dan bukan konsumen pengetahuan semata-mata.
B.

Saran
Cintai dan sayangilah anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus
sama seperti anak-anak lainnya, karena apapun kondisi mereka baik
kekurangan maupun kelebihannya, itu semua anugerah dari Allah.swt.
Jangan pernah menyerah dan jangan pernah bosan untuk memberikan
mereka pendidikan yang layak yang didalamnya mengandung pengetahuan
yang mereka butuhkan/perlukan untuk menjalani kehidupan di dunia ini.
Mereka juga makhluk hidup, makhluk sosial, mereka manusia,
mereka di ikat dan dilindungi oleh UUD 1945 juga sama seperti manusia
normal lainnya. Mereka sama seperti kita. Kita sebagai generasi muda,
sudah sepatutnya menyantuni, membimbing, menyayangi bahkan bila perlu
mengayomi anak-anak tersebut untuk bisa hidup normal dan merasakan
kasih sayang, canda tawa, dan kebahagiaan seperti anak-anak normal pada
umumnya.
Kesabaran dan kasih sayang yang tinggi merupakan kunci utama
dalam mendidik anak-anak ini. Tanpa dua hal tersebut maka keberhasilan
hanya akan berakhir dengan hasil yang zero/nihil. Didik mereka dengan
perhatian dan kasih sayang, jangan didik mereka dengan rasa amarah dan
benci karena itu hanya akan membuat mereka bersedih dan semakin
terbelakang.
Percayalah, bahwa mereka punya kelebihan dan keunikan masingmasing yang bisa kita gali dan kita asah untuk membantu mereka hidup
berprestasi dalam dunia yang semakin lama semakin kejam ini.

12

DAFTAR PUSTAKA
Fanny, Yulli Miata. 2013. Dalam Resume “Buku Pengembangan Kreativitas Anak
Berbakat”.
Hafis. 2013. Dalam Resume Bab I “Buku Dasar Pertimbangan, Kebijakan, dan
Konsep Keberbakatan dan Kreativitas.
https://ifanwordblog.wordpress.com/2011/08/04/pendidikan-anak-berbakat/
http://11065ahs.blogspot.com/2013/09/dasar-pertimbangan-kebijakan-dankonsep.html
Tarsidi, Didi. Makalah “Anak-Anak Berbakat dalam Pendidikan”.
Yuliyanto. 2006. Tesis “Manajemen Penyelenggaraan Program Akselerasi dalam
Layanan Anak Berbakat di Sekolah Dasar. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.

13