Tinjauan Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
1.

Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode

penelitian

deskriptif., yaitu

menggambarkan suatu objek yang diteliti melalui pencarian data-data dan sumbersumber informasi yang berkenaan dengan objek yang akan diteliti, menganalisis
data-data yang didapat serta menginterpretasikan kondisi-kondisi yang terjadi pada
objek penelitian berdasarkan data yang ada.
Menurut

(Siagian,

2011:

52)


penelitian

dilakukan

dengan

tujuan

menggambarkan dan mendeskripsikan objek dan fenomena yang diteliti. Termasuk
didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu
berinteraksi satu sama lain dan adapula produk interaksi yang berlangsung.
Sedangkan menurut (Sugiyono, 2003 : 11), penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara
variabel satu dengan variabel lainnya. Tujuan dari penelitian deskriptif ialah
membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data-data, sifatsifat serta hubungan antara objek yang diteliti.
2.

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten

Karo. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah karena peneliti ingin mengetahui
kehidupan sosial ekonomi buruh harian lepas (aron). Hal yang membuat peneliti
tertarik melakukan penelitian ditempat ini adalah karena adanya persaingan
memperoleh lahan kerja antara buruh harian lepas (aron) didesa ini yang berasal dari
luar daerah dengan buruh harian lepas (aron) lokal. Persaingan ini dilihat dari

Universitas Sumatera Utara

banyaknya pemilik lahan atau mandor yang menggunakan tenaga buruh harian lepas
(aron) luar desa daripada buruh harian lepas (aron) yang telah lebih dulu ada didesa
tersebut. Oleh karena itu peneliti menganggap ini adalah suatu masalah sosial yang
harus diteliti.
3.

Informan penelitian
Informan adalah orang yang berperan memberikan informasi tentang situasi

dan kondisi latar penelitian yang diperlukan selama proses penelitian berlangsung.

Informan penelitian ini terdiri dari :
1. Informan Kunci
Informan kunci adalah orang-orang yang mengetahui dan memiliki berbagai
informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, yaitu mandor atau pengguna jasa
buruh harian lepas (aron) berjumlah 2 (dua) orang.
2. Informan Utama
Informan utama adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam proses yang
diteliti, yakni para buruh harian lepas (aron) di Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka
Kabupaten Karo. Informan yang dibutuhkan dalam wawancara berjumlah 4 (empat)
orang dengan pembagian dua orang dari desa lokal dan dua orang dari luar daerah
(migrasi) yang meninggalkan keluarganya sementara demi menjadi buruh.

Universitas Sumatera Utara

4.

Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data atau informasi yang
menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah
buku, majalah, surat kabar, serta tulisan yang berhubungan terhadap
maalah yang diteliti.
2. Studi lapangan yaitu pengumpulan data atau informasi yang diperoleh
melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lokasi penelitian untuk
mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
Adapun alat-alat yang digunakan dalam studi lapangan yaitu :
1. Observasi, yaitu mengamati secara langsung objek dan fenomena
yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai
objek penelitian. Hal ini dilakukan dengan cara mengamati,
mendengar dan mencatat kejadian yang menjadi sasaran
penelitian.
2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara bertemu
langsung antara peneliti dengan responden untuk mengajukan
tanya jawab kepada responden serta mengikuti kegiatan seharihari responden untuk memperoleh data-data yang relevan. Dalam
hal ini peneliti akan menanyakan sederetan pertanyaan yang sudah
terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam untuk mendapatkan
keterangan


yang

pelaksanaannya

lebih

lengkap

pewawancara

dan

mendalam.

Cara

pedoman

yang


membawa

merupakan garis besar tentang yang ditanyakan.

Universitas Sumatera Utara

5.

Teknik Analisis Data
Setelah memperoleh data tahap berikutnya adalah melakukan analisis.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secar sistematis data yang
diperoleh dari

hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang
lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2003: 169).
Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan penulis adalah teknik
analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menjabarkan hasil penelitian

sebagaimana adanya. Kutipan hasil wawancara dan observasi sejauh mungkin akan
ditampilkan untuk mendukung analisis yang disampaikan sehingga akhirnya dapat
ditarik kesimpuln dari hasil penelitian.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
DESKRIFSI LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten
Karo
4.1

Letak Desa Jaranguda
Secara geografis kabupaten karo terletak di antara 2o50-3o19’ LU dan 97o55o-

98o38’ LS. Desa Jaranguda merupakan sebuah desa dari sembilan desa yang
termasuk kedalam wilayah Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Desa Jaranguda
didirikan oleh Mergan Surbakti yang terdiri dari 30 RW dan 10 RT dengan batas
wilayah desa Jaranguda sebagai berikut:

TABEL: 1

BATAS
Sebelah utara
Sebelah barat
Sebelah selatan
Sebelah Timur

Perbatas Wilayah
DESA
Hutan Negara
Desa Merdeka
Desa Gongsol
Desa Lau Gumba

KECAMATAN
Berastagi
Merdeka
Merdeka
Berastagi


Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013
Secara garis besar letak geografis desa Jaranguda masih terbilang desa yang
ramai. Hal ini bisa dilihat dari jarak tempuh dari desa jaranguda ke kota Brastagi
yang merupakan pusat wisata dan kegiatan ekonomi masyarakat karo hanya
memakan waktu kurang lebih 20 menit dengan jarak tempuh 5 Km. Desa Jaranguda
juga didukung oleh akses jalan yang memadai sehingga berimplikasi pada
ketersediaan alat angkutan umum yang diperoleh setiap saat. Selain itu menurut
potensi umum desa Jaranguda memiliki luas wilayah dari segi penggunaan adalah
sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

TABEL: 2
Luas Wilayah Menurut Penggunaan
Luas Pemukiman
Luas Persawahan
Luas Pekarangan
Luas Taman
Luas Perkantoran

Luas Prasarana umum lainnya
Total Luas
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

37,00 Ha
4,00 Ha
6,00 Ha
400,00 Ha
15,00 Ha
27,00 Ha
489,00 Ha

4.1.1 Penduduk Menurut Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU
No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Desa Jaranguda juga
memiliki tenaga kerja yang dibagi sesuai usia dan jenis kelamin. Berikut adalah
klasifikasi masyarakat desa Jaranguda menurut tenaga kerja:
TABEL: 3

Penduduk Menurut Tenaga Kerja
Tenaga Kerja
Laki-laki
Penduduk Masih Sekolah 7-18 tahun
114 Orang
Penduduk usia 0-6 tahun
94 Orang
Penduduk usia 18-56 tahun
589 Orang
Penduduk usia 18-56 tahun yang bekerja
564 Orang
Penduduk usia 18-56 tahun yang belum tau tidak 25 Orang

Perempuan
148 Orang
102 Orang
662 Orang
628 Orang
34 Orang

bekerja
Penduduk usia 56 tahun keatas

171 Orang

Jumlah

1.557 Orang 1.683 Orang
3.240 Orang

Total Jumlah
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

109 Orang

Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Penduduk Menurut Usia
Hasil dari pengolahan data pada sensus penduduk, keseluruhan warga desa
Jaranguda berjumlah 7.322 jiwa, yang terbagi ke dalam 1802 Kepala Keluarga (KK).
Jumlah penduduk kumulatif tersebut dapat dirinci menurut golongan usia dan jenis
kelamin sebagai berikut :
TABEL: 4
Penduduk Menurut Usia
NO
Golongan Usia
Laki-laki
Perempuan
0-12 bulan
160
201
1
13 bulan-4 tahun
320
372
2
5-6 tahun
190
152
3
7-12 tahun
220
328
4
13-15 tahun
275
350
5
16-18 tahun
472
213
6
19-25 tahun
652
354
7
26-35 tahun
221
290
8
36-45 tahun
153
193
9
203
197
10 46-50 tahun
350
183
11 51-60 tahun
220
430
12 61-75 tahun
215
405
13 76 tahun+
14 Jumlah
3654
3668
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

Jumlah
361
692
342
548
625
685
1006
510
346
400
533
650
620
7322

4.1.3 Penduduk Menurut Agama
Sebagian besar, penduduk asli disa Jaranguda beragama kristen, baik itu kristen
protestan atau katholik. Agama islam menduduki peringkat kedua setelah agama
kristen, lalu disusul agma budha. Penduduk desa Jaranguda merupakan penduduk
yang homogen dalam hal hukum adat, akan tetapi lain halnya dalam kepercayaan.
Mereka lebih bersikap heterogen, hal itu dapat dilihat dari beragam agama yang
dianut oleh masing-masing penduduk. Dari totalitas penduduk menurut agama yang
dianut dapat diklasifikasi sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

TABEL: 5
Penduduk Menurut Agana
Laki-laki
Budha
3 Orang
Islam
437 Orang
Katholik
113 Orang
Kristen
391 Orang
Jumlah
944 Orang
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013
Agama

Perempuan
4 Orang
450 Orang
158 Orang
408 Orang
1.020 Orang

4.1.4 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar manusia dalam mengembangkan potensi
diri serta meningkatkan kualitas manusia, baik secara spritual,kepribadian maupun
keterampilan, agar menjadi manusia yang lebih baik.
Kesadaran masyarakat desa Jaranguda saat ini merupakan transformasi dari
paradigma masyarakat dulu yang lebih mendiskriminasi perempuan dalam hal
pendidikan. Hal ini karena anak perempuan dipandang lebih baik cepat menikah
daripada sekolah tinggi, karena setinggi apapun pendidikan anak perempuan, mereka
akan tetap kembali ke dapur, mengurus anak dan merawat rumah. Beda halnya
dengan anak laki-laki yang lebih leluasa dalam hal pendidikan. Paradigma tersebut
kini mulai berubah, orangtua anak perempuan mulai menginginkan anaknya untuk
sekolah setinggi-tingginya sesuai biaya yang dapat mereka tanggung. Untuk melihat
klasifikasi pendidikan di desa Jaranguda dapat di tabelkan sebagai berikut :
TABEL: 6
Penduduk Menurut Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Laki-laki
Tamat D-3/Sederajat
23 Orang
Tamat S-1/Sederajat
14 Orang
Tamat S-2/Sederajat
2 Orang
Tamat SD/ Sederajat
95 Orang
Tamat SLB C
1 Orang

Perempuan
35 Orang
32 Orang
0 Orang
83 Orang
0 Orang

Universitas Sumatera Utara

Tamat SMP/ Sederajat
Tamat SMA/ Sederajat
Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP
Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak tamat
Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah
Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA

452 Orang
687 Orang
81 Orang
68 Orang
42 Orang
137 Orang

516 Orang
610 Orang
74 Orang
71 Orang
47 Orang
148 Orang

Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK

15 Orang

11 Orang

Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Playgroup

37 Orang

49 Orang

Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah

114 Orang

148 Orang

Total Jumlah

3.592

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

4.1.5 Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Data penduduk yang menurut pencaharian dibagi atas beberapa sektor,
yakni sebagai berikut :
Tabel 7
Penduduk Mata Pencaharian
1. Sektor Pertanian
Pekerjaan

Jumlah

Buruh Tani
262 Orang
Pemilik Usaha Tani
27 Orang
Petani
552 Orang
Total
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013
2. Sektor Perkebunan
Pekerjaan
Buruh Perkebunan
2 Orang
Total
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013
3. Sektor Peternakan
Pekerjaan
Buruh Usaha Peternakan

1041 orang

Jumlah
2 Orang

Jumlah
4 Orang

Universitas Sumatera Utara

Pemilik Usaha Peternakan
1 Orang
Total
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013
4. Sektor Industri Menengah dan Besar
Pekerjaan
Karyawan Perusaahan Pemerintah
2 Orang
Karyawan Perusahaan Swasta
57 Orang
Pemilik Perusahaan
2 Orang
Total
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

5 orang

Jumlah

61 orang

5. Sektor Jasa
Pekerjaan

Jumlah

Dosen Swasta
24 Orang
Dukun/Paranormal/Supranatural
1 Orang
Guru Swasta
3 Orang
Jasa Penyewaan Peralatan Pesta
1 Orang
Pembantu Rumah Tangga
2 Orang
Pensiunan PNS
1 Orang
Pensiunan TNI/POLRI
7 Orang
Tidak mempunyai matapencaharian tetap
27 Orang
TNI
1 Orang
Total
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

47 orang

Jika dilihat dari klasifikasi mata pencaharian diatas sebanyak 1041 orang
bekerja dibidang pertanian dan hanya 2 orang yang bekerja dibidang perkebunan..
Hal ini disebabkan oleh lingkungan mereka yang harus memanfaatkan sumber daya
alam yang telah ada.

4.2

Sarana dan Prasarana

4.2.1 Sarana Transportasi
TABEL: 8
Sarana Transportasi
Jenis Transportasi

Jumlah

Penduduk yang memiliki sepeda motor

108

Penduduk yang memeiliki mobil

48

Universitas Sumatera Utara

Penduduk yang memiliki bus

2
158

Total

Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013
Menurut data tersebut dapat dilihat bahwa di desa Jaranguda penduduk sudah
memiliki banyak alat transportasi, hal ini didukung dengan baiknya kondisi jalan
serta pekerjaan penduduk d apat dilakukan dengan mudah dan efesien.
4.2.2 Sarana Kesehatan
\

TABEL: 9

Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan
Balai Kesehatan Ibu dan Anak
Posyandu
Rumah Bersalin
Total
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

Jumlah
2
1
2
5

Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa desa Jaranguda

sudah

menggunakan tenaga ahli kesehatan seperti dokter, bidan, mantri serta perawat yang
telah memiliki pengalaman. Hal ini dapat dilihat dengan mudahnya menemukan
tempat untuk berobat di desa Jaranguda.

4.2.3 Sarana Peribadatan
Desa Jaranguda memiliki beberapa tempat beribadah bagi masyarakat untuk
menunaikan ibadah mereka sesuai dengan kepercayaan yang dianut masing-masing
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan mudahnya menemukan tempat beribadah
sesuai dengan kebutuhan mereka. Berikut adalah tabel mengenai tempat beribadah
masyarakat desa Jaranguda:
TABEL: 10
Sarana Peribadatan
Sarana Peribadatan
Gereja Kristen Protestan

Jumlah
2

Universitas Sumatera Utara

Langgar/Surau/Mushola
Masjid

1
2
5

Total
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

4.2.4 Sarana Pendidikan
Untuk menunjang proses belajar mengajar disediakan sarana pendidikan yang
dapat ditemukan dalam profil Desa Jaranguda adalah adanya satu (1) unit sekolah
yang bernama SMK Negeri 1 Merdeka yang terdiri atas beberapa sarana sebagai
berikut :
1. Ruang kelas
2. Laboratorium
3. Perpustakaan
4. Sanitasi Siswa

4.2.5 Sarana Hiburan dan Wisata
TABEL: 11
Sarana Hiburan dan Wisata
Jenis Hiburan/Wisata
Hotel Melati
Jumlah Tempat Wisata
Total
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

Jumlah
8
9
17

Desa Jaranguda adalah salah satu objek wisata yang sering dikunjungi turis
menyebabkan desa tersebut memiliki banyak tempat penginapan yang terdiri dari 8
(delapan) buah hotel bagi para pengunjung yang tertarik untuk mengunjungi 9
(sembilan) buah objek wisata yang terletak dekat dengan desa Jaranguda.

Universitas Sumatera Utara

4.2.6 Sarana Komunikasi
Setiap daerah memiliki beragam cara untuk dapat berkomunikasi dengan
masyarakat lain baik informasi dari dalam negeri maupun luar negeri. Pentingnya
informasi dapat membantu setiap individu maupun masyarakat dalam membantu dan
mempermudah setiap kegiatan masyarakat. Hal ini tak luput juga di Desa jaranguda
yang membutuhkan informasi serta memeberi informasi, maka sarana yang dapat
digunakan di desa Jaranguda adalah sebagai berikut:

1. Telepon
Telepon adalah salah satu alat yang sangat penting di jaman teknologi yang
berkembang dengan sangat pesat. Desa Jaranguda telah menggunakan sebanyak 27
orang pelanggan telekominikasi serta 6 unit warung internet sebagai saran membantu
bersosialisasi Berikut adalah tabel sarana komunikasi berupa telepon di desa
Jaranguda:
TABEL: 12
Alat Komunikasi
Jumlah Pelanggan Telkom
27 Orang
Warung Internet
6 Unit
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

2. Televisi
Sarana untuk melihat atau mempromosikan suatu barang serta jasa berupa iklan
tentu mejadi mudah ketika dipasarkan melalui radio dan televisi. Dari data yang
diperoleh masyarakat Jaranguda telah menggunakan televisi yakni berjumlah 828

Universitas Sumatera Utara

unit sebagai sarana hiburan serta informasi. Berikut adalah tabel mengenai jumlah
alat komunikasi berupa tempat penyampaian berita serta hiburan di desa Jaranguda:

TABEL: 13
Berita dan Hiburan
Jumlah Parabola
416 unit
Jumlah TV
412 Unit
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

4.3 Struktur Desa
Untuk mempermudah proses pembangunan desa tentu harus memiliki sistem
pemerintahan yang telah tersusun secara struktural. Hal ini berlaku juga terhadap
desa Jaranguda yang telah memiliki pimpinan serta perangkat-perangkat desa untuk
melayani masyarakat agar menjadi desa yang lebih berkembang. Dari data yang
diperoleh desa Jaranguda memiliki kepala desa bernama Bapak Elisa Sinuraya, S.H
dan Sekretaris desa Hedinta Tarigan serta beberapa perangkat lainnya yang dibagi
sesuai dengan banyak dusun yang ada di dalam desa serta adanya pembagian
perangkat desa yang dibagi sesuai dengan fungsi mereka masing-masing. Berikut
adalah gambar struktur desa Jaranguda :

Universitas Sumatera Utara

GAMBAR: 1
Struktur Desa

Kepala Desa : Elisa Sinuraya, S.H

Sekretaris Desa : Hedinta Tarigan

Kepala Seksi (KASI)
1. KASI Pemerintahan :
Fransisko Tarigan,SH

Kepala Dusun (KADUS):

2. KASI Kesejahteraan :
Arianto Sembiring

KADUS II : Budiaji ,SH

KADUS I : Lamhot Naibaho

KADUS III : Apul Barus
3. KASI Pelayanan :
Arjuna F Surbakti

KADUS IV: Ferdinan Bangun

Kepala Urusan terdiri atas
(KAUR):
1. KAUR Tata Usaha / Umum :
Basita Surbakti
2. KAUR Keuangan :
Daniel F Gurusinga
3. KAUR Perencanaan :
Iwanto Simbolon
Sumber : Kantor Kepala Desa Jaranguda ; 2013

Universitas Sumatera Utara

BAB V
ANALISIS DATA
Pada bab ini peneliti akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari
hasil penelitian dilapangan dengan teknik pengumpulan informasi secara wawancara
mendalam dengan informan kunci dan informan utama. Peneliti berhasil
mengumpulkan data informan mengenai kondisi sosial ekonomi buruh harian lepas
(aron) di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo melalui informan
sebanyak 6 (enam) orang dengan komposisi 2 (dua) informan kunci yaitu pemilik
lahan atau pengguna jasa buruh harian lepas (aron) dan 4 (empat) informan utama
yaitu buruh harian lepas (aron). Melalui wawancara dengan semua informan
diperoleh data mengenai kondisi sosial ekonomi buruh harian lepas (aron) dengan
indikatornya adalah interaksi sosial, pendapatan, sandang dan pangan, kesehatan,
pendidikan, perumahan dan tabungan terhadap kebutuhan sehari-hari. Pengumpulan
data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu :
1. Melalukan observasi dilingkungan desa Jaranguda Kecamatan Merdeka,
Kabupaten Karo, tempat para buruh harian lepas (aron) bekerja.
2. Melakukan wawancara mendalam dengan pemilik lahan atau pengguna jasa
buruh harian lepas (aron) dan buruh harian lepas (aron) dalam proses
penelitian informan dan mengetahui latar belakang informan utama,
kemudian dilanjutkan dengan wawancara informan kunci agar melengkapi
data-data yang dibutuhkan.
Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas dari data yang telah terkumpul,
penulis mencoba membagi dalam beberapa bagian terkait permasalahan yang ingin

Universitas Sumatera Utara

diuraikan dengan memasukkan petikan wawancara dari informan serta narasi penulis
tentang data-data.
5.1

Informan Kunci

5.1.1 Informan Kunci
Nama

: Netti Mariana br Sitanggang

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 25 Tahun

Agama

: Kristen Protestan

Suku

: Batak Toba

Status

: Menikah

Pekerjaan

: Petani

Jumlah dalam Keluarga

: 3 orang

Jumlah Anak

: 1 orang

Pendidikan Formal Terakhir : Sarjana (S1)
Peneliti melakukan wawancara dengan Netti Mariana br Sitanggang selaku
pemilik lahan sekaligus pengguna jasa buruh harian lepas (aron) di desa Jaranguda
Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo. Pertanyaan pertama yang peneliti tanyakan
kepada Netti Mariana br Sitanggang adalah selama menjadi pemilik lahan, sudah
berapa lamakah anda menggunakan jasa aron. Netti Mariana br Sitanggang
menuturkan kepada peneliti bahwa sudah 2 (dua) tahun sejak mereka memiliki lahan
dari warisan orangtua suaminya, ia telah mempekerjakan buruh harian lepas (aron).
“ ya sejak aku menikah dek 2 (dua) tahun yang lalu, suamiku dapat
warisan tanah ini. Ia kami kembangkanlah dengan bertani. Tapi gak
mungkin bisa tenaga kami aja yang mengerjakan tanah ini, ia kami
butuhlah tenaga aron-aron ini dek ”.

Universitas Sumatera Utara

Peneliti kemudian bertanya kepada Netti Mariana br Sitanggang, berapa banyak aron
yang dibutuhkan dalam menggerjakan lahan anda. Netti Mariana br Sitanggang
menuturkan untuk ukuran lahan yang ia miliki, ia mempekerjakan buruh harian lepas
(aron) sebanyak 6 (enam) orang.
“ Kalau untuk ukuran tanah kami ini kan dek, kami biasanya
mempekerjakan aron-aron ini sebanyak 6 (enam) aron ajanya dek ”.

Pertanyaan selanjutnya yang peneliti ajukan adalah bagaimana cara anda
memperoleh aron. Netti Mariana br Sitanggang menuturkan bahwa untuk
mendapatkan buruh harian lepas (aron), ia sering didatangi oleh para aron yang ingin
bekerja.
“ Disini banyak kali aron dek, jadi mereka lebih sering datangi kita yang
punya tanah dek buat kerja. Mereka yang nanya-nanya kita, trus kita
tinggal tentuin aja gajinya”.

Pertanyaan berikutnya yang diajukan peneliti adalah adakah ciri-ciri khusus
yang sudah anda tetapkan dalam menggunakan jasaaron. Netti Mariana br
Sitanggang menuturkan bahwa untuk mempekerjakan aron dia akan melihat
keterampilan dan ketepatan waktu buruh harian lepas saat bekerja.
“Kita kan kerja bukan untuk rugi dek, jadi kalau aron mau kerja kita harus
liat dulu dianya bisa nanam aja atau bisa nyiangi aja atau bisa semuanya,
trus kalau kerja jangan malas-malasan dek ”.

Peneliti melanjutkan bertanya kepada informan apakah masalah yang sering
alami ketika menggunakan jasa aron. Netti Mariana br Sitanggang menuturkan
bahwa dalam memepekerjakan aron diladang masalah yang paling sering muncul
adalah lambatnya buruh harian lepas (aron) saat bekerja membuat mereka sering

Universitas Sumatera Utara

ketinggalan mobil untuk jualan ke pasar serta masalah gaji yang mereka rasa kurang
memenuhi kebutuhan hidup.
“ kadang aron-aron ini dek kalau gak dijaga mereka lambat kali, ada yang
menggosiplah atau apalah, sementara kitakan ngejar mobil buat jualan
kepajak. Belum lagi gaji mereka yang mereka anggap kurang, sementara
pendatant-pendatang nias itu digaji 40.000 (empat puluh ribu rupiah) pun
mau dek yang penting kerja ”.

Pertanyaan penutup peneliti adalah apakah anda mempekerjakan aron yang
berbeda dalam tiap musimnya. Netti Mariana br Sitanggang menuturkan bahwa
untuk mempekerjakan aron dia lebih sering mengganti-ganti buruh harian lepas
sesuai dengan musim dan keterampilan yang buruh harian lepas (aron) miliki.
“Kakak kalau musim wortel nyari aron yang memang sudah terampil dan
paham semua tentang tanaman ini, kayak gitu juga kalau musim nanam daun
prei, daun sop, cabe gitulah dek ”.

5.1.2 Informan Kunci
Nama

: Herawati br Sinuhaji

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 35 Tahun

Agama

: Kristen Protestan

Suku

: Batak Karo

Status

: Menikah

Pekerjaan

: Petani

Jumlah dalam Keluarga

: 6 orang

Jumlah Anak

: 4 orang

Pendidikan Formal Terakhir : SMA

Universitas Sumatera Utara

Peneliti melakukan wawancara dengan informan kunci kedua yakni Herawati
br Sinuhaji selaku pemilik lahan sekaligus pengguna jasa buruh hRIn lepas (aron) di
desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Peneliti melakukan
wawancara dengan pertanyaan yang sama dengan informan kunci pertama,
pertanyaan yang diajukan peneliti adalah selama menjadi pemilik lahan, sudah
berapa lamakah anda menggunakan jasa aron. Herawati br Sinuhaji menuturkan
bahwa sudah menggunakan jasa buruh harian lepas (aron) selama 12 (dua belas)
tahun.
“ Bibi pake jasa aron sejak mulai berladang 12 (dua belas) tahun dek,
sejak menikah dan tinggal di desa ini ”.

Pertanyaan berikutnya yang peneliti ajukan adalah berapa banyak aron yang
dibutuhkan dalam menggerjakan lahan anda. Herawati br Sinuhaji menuturkan
bahwa banyaknya buruh harian lepas (aron) yang ia pekerjakan adalah berjumlah 8
(delapan) orang.
“ Karena tenaga kita gak mungkin cukup buat ngerjain ladang sendirian
kami gunakan 8 (delapan) aron dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara anda memperoleh aron.
Herawati br Sinuhaji menuturkan bahwa untuk memperoleh buruh harian lepas
(aron) ia didatangi langsung oleh mereka yang ingin bekerja.

“ Aron-aron itu lebih sering mendatangi kita kerumah atau nelpon kita
dek nanya kerjaan, ya kalau udah gitu kita ngomongin gaji, ya kalau
mereka uda setuju dengan gaji yang kita bilang ia kita pekerjakan mereka
dek ”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan selanjutnya adalah adakah ciri-ciri khusus yang sudah anda
tetapkan dalam menggunakan jasaaron. Herawati br Sinuhaji menuturkan bahawa
dalam mempekerjakan buruh harian lepas (aron) dia akan menempatkan sesuai
keterampilan mereka miliki.
“ Ya kalau kita rasa dia cocok dalam tanaman wortel besok-besok kita
pekerjakan aja lagi dia tapi khusus ditanaman itu dek, selanjutnya kalau
dia dri awal uda megang bawang prei ia dia juga kita tempatkan di
khusus tanaman itu dek ”.

Pertanyaan berikutnya yang peneliti ajukan adalah apakah masalah yang
sering alami ketika menggunakan jasa aron. Herawati br Sinuhaji menuturkan
bahawa masalah yang sering timbul adalah persoalan gaji yang mereka rasa kurang
pantas untuk menutupi kebutuhan sehari-hari.
“ Gaji itu masalah yang gak hilang-hilang dek, aron-aron ini terus minta
tambah alasan mereka ya karena harga semua makanan pokok udah
mahal. Padahal kita kan buat harga gaji itu sama kayak pasaran aronaron disini, lagian kalau kerjanya kita rasa rajin ia kita tambah kok ”.

Pertanyaan penutup yang diajukan oleh peneliti adalah apakah anda
mempekerjakan aron yang berbeda dalam tiap musimnya. Herawati br Sinuhaji
menuturkan bahwa ia mempekerjakan aron sesuai dengan musimnya.
“ Bibi kalau nyari aron sistem borongan dek, jadi kalau musimnya lagi
sayur ini ia bibi pekerjakan aron yang bibi rasa terampil dek, biar tepat
waktu juga jualannya ”.

Universitas Sumatera Utara

5.3 Informan Utama
5.3.1 Informan Utama
Nama

: Goina br Simbolon

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 55 Tahun

Agama

: Islam

Suku

: Batak

Status

: Menikah

Pekerjaan

: Buruh Aron

Jumlah dalam Keluarga

: 4 orang

Jumlah Anak

: 2 orang

Pendidikan Formal Terakhir : SMA
Peneliti melakukan wawancara dengan Goina br Simbolon selaku buruh
harian lepas (aron) yang bekerja di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten
Karo. Pertanyaan pertama yang diajukan peneliti seputar data dasar kepada informan
utama adalah apakah Ibu pernah pindah rumah. Goina br Simbolon menuturkan
bahwa ia pernah pindah rumah.
“ Pernah dek, ini ibu baru pindah lagi ke desa ini ”.

Pertanyaan berikutnya adalah sejak kapan ibu tinggal ditempat yang anda
tempati sekarang. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia baru 1 (satu) bulan
berada di desa ini.
“ Kalau didesa ini ibu baru satu bulan dek ”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan berikutnya adalah dimanakah Ibu tinggal sebelumnya. Goina br
Simbolon menyatakan bahwa ia sebelumnya tinggal di Lubuk Pakam.
“ Kalau ibu sebelumnya berasal dari Lubuk Pakamnya dek ”.

Pertanyaan selanjutnya yang peneliti berikan adalah apakah Ibu membawa
serta keluarga ke desa ini. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia tidak membawa
serta keluarganya ke desa ini.
“ Gak dek, suami dan satu anak ibu masih di pakam kerja, anak yang satu
lagi kan sudah nikah, jadi dia tinggal sama istrinya dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah sebelumnya sudah berapa kali ibu pindah
rumah. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia sudah 2 kali pindah rumah untuk
sementara waktu.
“ Ibu pindah sudah 2 (dua) kali dek, itupun karna adanya masalah yang
harus ditutupi makanya harus pindah ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah pekerjaan Ibu sebelumnya. Goina br
Simbolon menuturkan bahawa sebelumnya ia bekerja sebagai kepala buruh di sebuah
pabrik di Lubuk Pakam.
“ Sebelumnya ibu kerja jadi buruh pabrik dek di Lubuk Pakam, disana Ibu
udah jadi kepala bagian, tapi karena sudah merasa jenuh dan bosan
karena aktivitas itu dan ibu juga udah merasa capek ia keluarlah ibu ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah suami Ibu bekerja. Goina br Simbolon
menuturkan bahwa suaminya bekerja sebagai penarik becak di Lubuk Pakam.
“ Bapak ia kerjalah dek buat bantu nutupi pinjaman anak ibu di bank,
bapak kerja jadi penarik becak dek di Pakam sana ”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan berikutnya adalah sudah berapa lama Ibu bekerja sebagai buruh
aron. Goina br Simbolon menuturkan bahawa ia bekerja sebagai buruh harian lepas
sudah 1 (satu) bulan.
“ Ya sejak pindahlah dek, disini kalau untuk makan mah gampang banget
dek asal rajin pasti dapat duit ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah alasan Ibu bekerja sebagai buruh aron.
Goina br Simbolon menuturkan bahawa ia bekerja sebagai buruh harian lepas (aron)
untuk menutupi utang yang dipinjam sang anak.
“ Terpaksanya ibu dek, harus ada yang kami tutupi, pas ibu berhenti kerja
gak taunya anak ibu minjam uang dari Bank, karena ada sedikit masalah
dia jadi gak bisa bayar dan borohnya pake surat tanah ibu yang di Pakam
dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah siapakah yang mengajak Ibu untuk bekerja
sebagai buruh aron. Goina br Simbolon menuturkan bahwa yang mengajak ia bekerja
sebagai buruh harian lepas (aron) adalah saudaranya.
“ Yang ngajak kerja ngaron ini ya saudara dek tempat ibu tinggali
sekarang ”
.
Pertanyaan selanjutnya adalah bekerja dibidang manakah ibu. Goina br
Simbolon menuturkan bahwa ia bekerja untuk memanen dan masih belajar.
“ Karena masih baru-baru belajar dek, jadi masih memanen aja ibu ini
pun masih liat-liat cara kerja teman-teman yang lain ”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana status kependudukan Ibu di Desa
ini. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia belum mengurus KTP untuk desa
Jaranguda.
“ Gaklah dek, kan ibu bukan mau menetap lama, kadang ibu pulangpulang juganya atau bapak dan anak ibu datang kesini ”.

Pertanyaan selanjutnya yang diberikan peneliti untuk data kondisi sosial
ekonomi buruh harian lepas (aron) di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka
Kabupaten Karo adalah apakah yang Ibu lakukan jika memiliki waktu luang. Goina
br Simbolon menuturkan bahwa ia akan istirahat dirumah.
“ kalau gak ada jadwal aron ibu biasanya tidurlah dek di rumah istirahat ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ada kegiatan rutin (perkumpulan) yang
Ibu ikuti di Desa ini. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia tidak mengikuti
perkumpulan di desa Jaranguda.
“ gaklah dek, belum ada ya kalau di pakam ibu baru ikuti, kalau disini
gak dek. Istirahat ajalah dirumah ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah Ibu selalu melakukan interaksi dengan
tetangga diluar teman satu pekerjaan. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia
hanya senyum dan jarang untuk berbincang-bincang terlalu lama dengan tetangga.
“ ya karna ibu sebenarnya malas dek kalau untuk cerita-cerita dek,
kebiasaan ya kalau gak ada kerja tidur aja dirumah buat istirahat ”.

Pertanyaan berikutnya adalah tindakan menyimpang apa yang sering terjadi
di lingkungan Ibu. Goina menuturkan bahwa dia belum melihat hal-hal yang
mengganggu di desa Jaranguda.

Universitas Sumatera Utara

“ Mungkin karna masih baru dek jadi belum ada, sejauh ini aman dan baikbaik aja dek ”.

Pertanyaan

selanjutnya mengenai pendapatan buruh harian lepas (aron),

peneliti mengajukan pertanyaan apakah menjadi buruh aron merupakan pekerjaan
utama Ibu. Goina br Simbolon menuturkan bahwa buruh harian lepas (aron) adalah
satu-satunya sumber mata pencahariannya sekarang.
“ Kalau sekarang ia dek, disini jadi aron itu gampang kali asalah ada
kemauan ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana sistem pekerjaan dan penerimaan
upah jika Ibu bekerja. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia bekerja dengan
sistem borongan.
“ Kalau sitemnya dek ia borongan gitu, jadi kita diupah dengan gaji yang
uda disetujuin saudara ibukan, nah kami kerjakanlah mulai dari nanam
sampai panen dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakah jumlah pendapatan rata-rata Ibu
dalam seminggu. Goina br Simbolon menuturkan untuk gaji bisa memperoleh Rp.
350.000 (tiga ratus lima puluh ribu rupiah).
“ Kalau untuk gaji dek ia kalau kerja gak full seminggu paling-paling 5
(lima) kali dalam seminggu. Ya dapat-dapat Rp.350.000 (tiga ratus lima
puluh ribu rupiah) dek, kan kali Rp. 70.000 (Tujuh puluh ribu) perhari dek
”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapa rata-rata jam kerja Ibu dalam sehari.
Goina br Simbolon menuturkan bahwa jam kerja selama ia jadi buruh harian lepas
(aron) dalam seminggu adalah 10 samapai 12 jam.

Universitas Sumatera Utara

“ Kalau jam kerja kan dek mulai jam 8 (delapan) sampai jam 5 (lima), ya
kalau lembur sampai jam 7 dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah menurut Ibu jumlah upah yang
diterima telah sesuai dengan jumlah jam kerja tersebut. Goina br Simbolon
menuturkan bahwa untuk upah ia merasa upahnya sudah sesuai.
“ Upahnya ia ibu rasa sesuailah dek apalagi kalau dilihat-lihat aron-aron
ada juga yang di gaji dibawah 50.000 (lima puluh ribu rupiah) dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah jumlah upah yang Ibu terima telah
mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga. Goina br Simbolon menuturkan bahwa
gaji tersebut tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari informan utama tersebut.
“ Kalau untuk makan sih dek cukup, tapi kalau untuk sehari-hari gak dek,
apalagi kalau kita punya utang gini ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah Selain untuk kebutuhan makan sehari-hari,
digunakan untuk apakah pendapatan Ibu. Goina br Simbolon mnuturkan bahwa ia
menggunakan upahnya untuk membantu menutupi utang sang anak.
“ untuk sekarang fokus buat bayar utang anaklah dek, banyak lagi soalnya ”.

Pertanyaan yang peneliti ajukan seputar kondisi sandang dan pangan para
informan utama adalah dengan memberikan pertanyaan berapa kalikah dalam satu
hari Ibu makan. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia makan 3(tiga) kali sehari.
“Karena tinggal ditempat saudara dek ia tiga kalilah sehari, kan gak
mungkin kita gak makan ”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan berikutnya adalah apakah yang menjadi menu makanan
keseharian ibu. Goina br Simbolon menuturkan bahwa untuk makan sehari-hari
menunya selalu ada sayur dan ikan, untuk daging mereka makan sekali dalam 2 (dua)
minggu.
“ kalau disini ya ngikuti menu yang punya rumahlah dek, ikan-ikan teri
atau telur, ya kalau untuk daging kita biasanya sekali dalam 2 (dua)
minggu ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakali dalam setahun ibu sekeluarga
membeli pakaian. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia sangat jarang membeli
pakaian.
“ Kalau uda tua gini dek gak perlunya baju-baju baru, apalagi anak udah
besar-besar, setahun sekalipun belum tentu dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah dimana Ibu biasa membeli pakaian baru.
Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia membeli pakaian di pasar tempat ia biasa
belanja kebutuhan sehari-hari.
“ Beli baju ya paling deket-deket rumah dek, kalau kita biasa beli ikan
atau sayur gitu, ya disitulah kita beli dek ”.

Pertanyaan yang peneliti ajukan untuk data kondisi kesehatan para informan
utama adalah dengan memberikan pertanyaan apakah didalam keluarga ibu ada yang
sering sakit. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia dan keluarga hanya sering
sakit demam dan flu.
“ kalau sakit-sakit parah gak pernah dek, paling sakit kecil-kecil kayak
flu,demam atau sakit gigi gitu ”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan berikutnya adalah kemanakah biasanya ibu berobat jika jatuh
sakit. Goina br Simbolon menuturkan bahwa lebih memilih beli obat di warungwarung terdekat.
“ Karna sakit-sakit gitu ia paling beli obat warung aja dek, lebih murah
juga ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah pendapatan yang diperoleh setiap
bulannya cukup untuk membiayai pengobatan ibu jika sakit. Goina br Simbolon
menuturkan bahwa ia tidak memiliki tabungan khusus untuk kesehatan.
“ Kalau khusus buat gitu gak adalah dek, buat makan, bayar utang aja
uda syukur kali kalau bisa ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ibu tercatat sebagai anggota badan
penyelenggara jaminan sosial kesehatan. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia
tidak memiliki kartu jaminan kesehatan.
“ gak ada dek, kita kan berdoa aja mudah-mudahan jangan sakit yang
aneh-aneh, kita uda banyak masalah ya kalau bisa jangan nambah dek ”.

Pertanyaan yang peneliti ajukan selanjutnya untuk data seputar kondisi
pendidikan para buruh harian lepas (aron) adalah dengan bertanya apakah anak Ibu
ada yang masih bersekolah. Goina br Simbolon menuturkan bahawa ia sudah tidak
memiliki anak yang bersekolah, karena anak-anaknya sudah menikah dan bekerja.
“ gak dek, merekakan Cuma dua udah pada nikah dan kerja, inikan
tinggal yang bontot yang belum menikah tapi udaha kerja ”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah tujuan Ibu menyekolahkan anak.
Goina br Simbolon menuturkan bahwa sekolah untuk anak sangat penting agar
kehidupan sang anak bisa lebih baik dari orangtuanya.
“ ya kita para orangtua berharap anak itu pintar-pintar dek, sekolah yang
bagus, biar bisa lebih baik dan bantu orangtua juga ”.

Pertanyaan selanjutnya seputar kondisi perumahan para informan utama,
peneliti mengajukan pertanyaan pertama yakni bagaimana status rumah tempat anda
tinggali sekarang. Goina br Simbolon menuturkan bahwa rumah yang ia tempati di
Pakam adalah milik sendiri, namun rumah yang ia tempati di desa Jaranguda adalah
milik saudara.
“ Kalau rumah dipakam udah milik sendiri dek, tapi kalau disini ia tinggal
bareng saudara dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana bentuk rumah Ibu tempati
sekarang. Goina br Simbolon menuturkan bahwa rumah tersebut sudah permanen.
“ Rumah itu uda permanen dek, cukup-cukup buat ditempatilah gak
sempit yang penting nyaman ”.

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara Ibu memenuhi kebutuhan
sumber air bersih di rumah. Goina br Simbolon menuturkan bahwa mereka
menggunakan air Perusahaan Air Minum (PAM ).
“ Untuk air buat makan dan minum kami pake air dari PAM kok ”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana cara Ibu memeperoleh penerangan.
Goina br Simbolon menuturkan bahwa untuk listrik mereka sudah mudah
menggunakannya karena listrik sudah masuk kedaerah mereka.
“ Listrik udah masuk di desa kami dek, hanya masalahnya paling karena
kemahalan kita kalau bayar ”.

Pertanyaan selanjutnya tentang kondisi tabungan para informan peneliti
mengajukan pertanyaan apakah ibu menyisahkan uang dari hasil anda mengaron
untuk ditabung. Goina br Simbolon menuturkan bahwa ia tidak memiliki tabungan.
“ Boro-boro tabungan dek, utang lunas aja udah syukur, gak mikir yang
lain-lain dululah dek ”.

5.3.2 Informan Utama
Nama

: Yuniar br Sihotang

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 36 Tahun

Agama

: Kristen Protestan

Suku

: Batak

Status

: Menikah

Pekerjaan

: Buruh Aron

Jumlah dalam Keluarga

: 5 orang

Jumlah Anak

: 3 orang

Pendidikan Formal Terakhir : SMA
Peneliti melakukan wawancara dengan Yuniar br Sihotang selaku buruh
harian lepas (aron) yang bekerja di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten
Karo. Pertanyaan pertama yang diajukan peneliti seputar data dasar kepada informan

Universitas Sumatera Utara

utama adalah apakah Ibu pernah pindah rumah. Yuniar br Sihotang menuturkan
bahwa ia pernah pindah rumah.
“ Pernah, baru-baru ini juga pindah rumah kok tapi masih di dekat-dekat
desa ini ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah sejak kapan ibu tinggal ditempat yang anda
tempati sekarang. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa rumah yang ia tempati
sekarang sudah jalan 2 (dua) tahun.
“ kalau rumah yang sekarang udah jalan dua tahunlah ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah dimanakah ibu tinggal sebelumnya. Yuniar br
Sihotang menuturkan bahwa sebelumnya ia tinggal di seberang desa.
“ kemaren itu tinggal diseberang desa kok dek,desa Gongsol ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ibu membawa serta keluarga ke desa
ini. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia pindah beserta keluarga.
“Ia tentulah dek kan mau menetap, gak mungkin jauh-jauhan ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah sebelumnya sudah berapa kali ibu pindah
rumah. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia dan suami baru sekali pindah.
“ Kalau sejak menikah sih dek baru ini kami pindah dek ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah pekerjaan Ibu sebelumnya. Yuniar br
Sihotang menuturkan bahwa ia sudah 8 (delapan) tahun menjadi buruh harian lepas
(aron).
“ udah lama kali dek kerja kakak jadi aron, 8 (delapan) tahun pun
kakak kerja ngaronnya ”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan berikutnya adalah apakah suami ibu bekerja. Yuniar br Sihotang
menuturkan bahwa suaminya bekerja di kantor kepala desa Jaranguda sebagai salah
satu perangkat desa.
“ Kalau abangmu dek puji Tuhan kemaren diterima kerja jadi salah satu
perangkat desa ”.

Pertanyaan berikutnya adalah apakah alasan ibu bekerja sebagai buruh aron.
Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia menjadi buruh harian lepas (aron) karena
pekerjaan itu lebih mudah didapat dan sangat banyak lahan yang menerima.
“ Kalau di desa ini dek jadi aron itu gampang kali, cari duitnya juga gak
susah karena lahan banyak, yang penting rajin dan bener-bener
bertanggung jawab ”.

Pertanyaan berikutnya adalah bekerja dibidang manakah ibu. Yuniar br
Sihotang menuturkan bahwa ia bekerja di semua bidang dari menanam sampai
memanen.
“ Karena udah lama dek semua kakak ambil yang penting borongan
dia cara kerjanya ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana status kependudukan ibu di Desa.
Yuniar br Sihotang menuturkan bahawa ia telah memiliki KTP.
“Kalau KTP udah adalah dek, apalagi kakak juga udah lama tinggal
didaerah-daerah sini dek ”.

Pertanyaan selanjutnya untuk data tentang kondisi sosial ekonomi informan
utama, peneliti mengajukan pertanyaan berupa apakah yang Ibu lakukan jika
memiliki waktu luang. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa mengikuti kegiatan
yang ada didesa.

Universitas Sumatera Utara

“ kalau gak kerja ia ikut arisan, pesta atau jalan-jalan sama keluarga dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah ada kegiatan rutin (perkumpulan) yang
Ibu ikuti di Desa Jaranguda. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia selalu
mengikuti kegiatan perkumpulan didesa Jaranguda.
“ kalau kegiatan seperti arisan, STM dan perkumpulan gerja rutinlah dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah Ibu selalu melakukan interaksi dengan
tetangga diluar teman satu pekerjaan. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa
interaksi dengan tetangga sangat baik.
“ kalau sama tetangga ia sering kumpul cerita-ceritalah dek, terakap
dirumah kan. Kalau kumpul bisa bahas kerja juga kan ”.

Pertanyaan selanjutnya yang diajukan oleh peneliti menyangkut data kondisi
pendapatan buruh harian lepas (aron), peneliti mengajukan pertanyaan apakah
menjadi buruh aron merupakan pekerjaan utama Ibu. Yuniar br Sihotang menuturkan
bahwa ia tidak hanya bekerja sebagai buruh harian lepas (aron).
“ Gak dek, ada masih ladang kita yang kita sewa lahannya kita tanamlah,
itulah kerjaan selain aron dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana sistem pekerjaan dan penerimaan
upah jika Ibu bekerja. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa sistem ia bekerja
sebagai aron sebagai aron borongan.
“ Sistem kerja kakak dek ya sistem borongan, karena kalau harian
rugi kita karena gajinya juga gak tetap ”.

Universitas Sumatera Utara

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakah jumlah pendapatan rata-rata Ibu
dalam seminggu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa upah bekerja sebagai aron
dapat ia peroleh Rp. 280.000 (dua ratus delapan puluh ribu).
“ kalau khusus aron biasanya kurang lebih Rp. 280.000 (dua ratus
delapan puluh ribu) dek itu belum termasuk jam lembur ”.

Pertanyan berikutnya adalah berapa harikah rata-rata Ibu bekerja dalam
seminggu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa jam ia bekerja jadi buruh harian
lepas 3 sampai 5 hari dengan jam kerja sesuai dengan yang telah ditentukan oleh
buruh harian lepas (aron) pada umumnya yaitu dari pukul 08.00 wib sampai pukul
17.00 wib.
“ Kalau soal hari karena ini bukan pekerjaan utama kakak hanya kerja 3
sampai 5 hari, soal jamnya ia sama kayak aron umumnya dari jam 8
(delapan) pagi sampai 5 (lima) sore ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah menurut Ibu jumlah upah yang
diterima telah sesuai dengan jumlah jam kerja tersebut. Yuniar br Sihotang
menuturkan bahwa jika bekerja dengan sistem borongan upah yang telah ditetapkan
telah sesuai dengan jam kerja, namun jika sistem tetap tidak sesuai.
“ Kalau upahnya untukl sistem borongan udah bisalah itu dek, tapi kalau
kita kerja jadi aron tetap ya rugilah, udah gak bisa keladang yang lain
harus fokus keladang itu, gaji pun dibawah 60.000 (enam pulu ribu
rupiah) ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah selain untuk kebutuhan makan sehari-hari,
digunakan untuk apakah pendapatan Ibu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa
selain memenuhi kebutuhan sehari-hari ia juga menabung disalah satu koperasi atau
CU terdekat di desa Jaranguda.

Universitas Sumatera Utara

“ Ya biasanya kakak kalau uda gak selesai bayar kebutuhan sehari-hari.
Kakak nabung dek di CU dekat-dekat sini,yah lumayanlah kalau kita
nabungkan bisa minjam juga kalau dalam kebutuhan mendesak dek ”.

Peneliti selanjunya mengajukan pertanyaan tentang kondisi sandang dan
pangan para informan utama. Peneliti mengajukan pertanyaan berapa kalikah dalam
satu hari Ibu makan. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa mereka makan sebanyak
3 (tiga) kali dalam sehari.
“ Puji Tuhan masih bisa makan 3(tiga) kali dalam sehari dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah yang menjadi menu makanan
keseharian ibu. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa mereka lebih sering
mengkonsumsi ikan teri, untuk daging mereka konsumsi tiap seminggu sekali.
“ kalau makan kami sering lauknya ikan teri dek, sayur yah biasalah
kayak bayam, kangkung, wortel, kalau daging ya seminggu sekalilah
dek ”.

Pertanyaan berikutnya adalah darimanakah Ibu memperoleh bahan makanan
untuk keluarga. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa pada umumnya dia sering
belanja di pasar yang letaknya tepat di kota berastagi.
“ Kalu beli bahan makanan biasanya dari pajak yang dekat di kota
Berastagi dek, ya kalau kecil-kecil beli diwarung deket rumah, tapi kadang
pake bahan-bahan hasil ladang juga sih dek ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakali dalam setahun ibu sekeluarga
membeli pakaian. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa mereka belanja baju
sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun.

Universitas Sumatera Utara

“ Beli baju paling 2 (dua) kali dalam setahun dek, pas acara natal atau
mau pesta gitu-gitu aja ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah dimana Ibu biasa membeli pakaian baru.
Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa untuk membeli baju ia pergi ketoko baju.
“ Kakak lebih sering belanja ditoko baju dek, udah langganan juga
soalnya ”.

Pertanyaan selanjutnya tentang kondisi kesehatan, peneliti mengajukan
pertanyaan apakah didalam keluarga ibu ada yang sering sakit. Yuniar br Sihotang
menuturkan bahwa jarang ada yang sakit.
“ Kalau sakit sih yang ringan-ringan aja dek, paling parah paling cacar aja
”.

Pertanyaan selanjutnya adalah kemanakah biasanya ibu berobat jika jatuh
sakit. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa sering beli obat warung atau
kepuskesmas terdekat.
“ Kalau sakit-sakit ringannya dek ya beli obat warung aja tapi kalau uda
agak fatal kita bawa ke puskesmas desa ”.

Pertanyaan berikutnya adalah Apakah pendapatan yang diperoleh setiap
bulannya cukup untuk membiayai pengobatan bapak/ibu jika sakit. Yuniar br
Sihotang menuturkan bahwa pendapatan untuk pengobatan dalam keluarga telah
mencukupi.
“ Adalah dek buat jaga-jaga juga perlu, jadi kita sisih-sisihkan gitu dari
hasil aron atau ladang ”.
Pertanyaan berikutnya adalah apakah ibu tercatat sebagai anggota badan
penyelenggara jaminan sosial kesehatan. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia

Universitas Sumatera Utara

telh tercatat sebagai anggota Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan.
“ ada dek, kakk ikut BPJS tapikan belum digunakan masih buat jaga-jaga
aja ”.

Selanjutnya peneliti mengajukan pertanyaan tentang kondisi pendidikan.
Pertanyaan yang diajukan peneliti adalah apakah anak Ibu ada yang masih
bersekolah. Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa ia masih memiliki anak untuk
disekolahkan.
“ Anak kakak kan ada 3 (tiga) dek, tapi ya adalah 2 (dua) yang harus
disekolahkan sekarang ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apa status sekolah yang ditempuh anak ibu
sekarang. Yuniar br Sihotang menuturkan anak-anak yang ia sekolahkan masih tahap
Sekolah Dasar (SD) .
“ Yang sekolah ada 2 (dua) dek, satu baru masuk SD satu lagi udah kelas
4 (empat) SD ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah anak ibu mendapatkan bantuan
pendidikan dari sekolah untuk membantu pendidikannya. Yuniar br Sihotang
menuturkan bahwa anaknya yang kelas 4 (empat) SD pernah mendapat bantuan dari
sekolah.
“ Pernah dek, yang abangan uda 2 (dua) kali dapat bantuan dari
sekolahnya ”.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah tujuan Ibu menyekolahkan anak.
Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa tujuan mereka adalah agar anak memiliki
pendidikan yang tinggi dan pekerjaan serta kehidupan yang baik.

Universitas Sumatera Utara

“ Kitakan punya anak dek, sudah jadi kewajiban buat sekolahin anak
tinggi-tinggi biar dia bisa punya pekerjaan yang lebih baik, biar hidupnya
kedepan juga baik ”.

Pertanyaan selanjutnya tentang kondisi perumahan dengan mengajukan
pertanyaan bagaimana status rumah tempat ibu tinggali sekarang. Yuniar br Sihotang
menuturkan bahwa rumahnya sudah milik sendiri.
“ untuk sekarang dek udah rumah sendiri dek, udah nyaman dan
pemanenlah dek”.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara Ibu memenuhi kebutuhan
sumber air bersih di rumah . Yuniar br Sihotang menuturkan bahwa air bersih mudah
didapat karena ada pegunungan.