Tinjauan Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Lepas (Aron) Di Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan
2.1.1 Pengertian Tinjauan
Tinjauan memiliki peran yang penting dalam penelitian ini. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tinjauan adalah pemeriksaan yang teliti,
penyelidikan, kegiatan pengumpulan data, pengolahan, dan analisa, serta penyajian
data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu
persoalan

(https://drummerfan.wordpress.com/2010/03/25/perbedaan-mekanisme-

proses-tinjauan-analisis-dan-evaluasi/).

2.2 Kehidupan Sosial Ekonomi
2.2.1 Pengertian Kehidupan Sosial Ekonomi
Manusia tak luput dari keadaan sosial ekonomi yang berbeda-beda, hal ini
terjadi karena apabila dilihat dari arti kata, kehidupan sebenarnya adalah cara atau
keadaan tentang hidup, sedangkan kata sosial itu berasal dari kata “socious” yang
berarti kawan. Dalam hal ini kawan tak terbatas, artinya kawan adalah mereka orangorang yang ada disekitar dan tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai
sifat yang saling mempengaruhi satu sama lain.


Namun menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI), kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan
masyarakat . Untuk istilah ekonomi itu sendiri berasal dari kata yunani yakni “oikos”
yang berarti keluarga, maka secara garis besar artinya adalah manajemen rumah
tangga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekonomi berarti ilmu-ilmu
mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang serta kekayaan
(KBBI, 1996 : 251).

Universitas Sumatera Utara

Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan manusia
yang hidup dalam suatu pergaulan. Oleh karena itu, kehidupan sosial pada dasarnya
ditandai dengan :
1. Adanya kehidupan bersama yang pada ukuran minimalnya berjumlah dua atau
lebih
2. Manusia tersebut berhubungan dan hidup bersama dalam waktu yang cukup lama.
Oleh karena itu berhubungan dan bergaul cukup lama dan hidup bersama, maka
akan terjadi adaptasi dan pengorganisasian perilaku serta munculnya satu

perasaan sebagai kesatuan (kelompok)
3. Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan satu kesatuan
4. Suatu kehidupan sistem bersama (Soleman, 1986: 9).
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur
secara sosial dan merupakan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur sosial
masyarakat pemberian posisi ini disertai pula dengan posisi tertentu dengan
seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pembawa status.
(Koentjaraningrat, 1990: 56).
Dari uraian tersebut kehidupan sosial ekonomi dapat dipandang sebagai
suatu sistem sosial, yaitu suatu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang
saling berhubungan dalam suatu kesatuan di suatu ruang lingkup pergaulan
kehidupan bersama. Artinya sosial ekonomi dapat disimpulkan menjadi segala
sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain
sandang, pangan, perumahan sebagai sistem sosial yakni satu keseluruhan bagianbagian atau unsur-unsur yang saling berpengaruh dalam satu kesatuan.

Universitas Sumatera Utara

Berhubungan dengan kehidupan sosial ekonomi yang didalamnya terdapat
unsur kebutuhan dan pemenuhannya, Abraham Maslow mengelompokkan 5 tingkat
kebutuhan manusia, yaitu:

1.

Kebutuhan dasar fisiologis/ kebutuhan fisik (Physiological Needs) yang
diperlukan untuk mempertahankan hidup seperti kebutuhan akan makanan,
istirahat, udara segar, air, vitamin, dan sebagainya. Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan primer.

2.

Kebutuhan akan rasa aman (Safety Needs) ditujukan oleh anak dengan
pemenuhan kebutuhan secara pasti, berkelanjutan, dan teratur. Anak mudah
terganggu dalam situasi yang dirasakan sebagai situasi yang membahayakan,
situasi yang kacau, tak menentu, ia mudah menarik diri dalam situasi asing
baginya. Anak membutuhkan perlindungan yang memberi rasa aman.

3.

Kebutuhan untuk mencintai dan cintai (Love Needs) merupakan dorongan atau
keharusan baginya untuk mendapatkan tempat dalam suatu kelompok dimana ia
memperoleh kehangatan perasaan dan hubungan dengan masyarakat lain secara

umum.

4. Kebutuhan akan harga diri (Estem Needs) menuntut pengalaman individu sebagai
pribadi yang bernilai, sebagai manusia yang berarti dalam memiliki martabat.
Pemenuhan kebutuhan ini akan menimbulkan rasa percaya diri sendiri,
menyadari kekuatan-kekuatannya, merasa dibutuhkan dan mempunyai arti bagi
lingkungannya.
5.

Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self Actualization) memberikan dorongan kep
ada setiap individu untuk mengembangkan atau mewujudkan seluruh potensi
dalam dirinya. Dorongan ini merupakan dasar perjuangan setiap individu untuk
merealisasikan dirinya, untuk menentukan dirinya/ identitasnya, dan menjadi diri

Universitas Sumatera Utara

sendiri. Kebutuhan ini tumbuh secara wajar dalam diri setiap manusia (Maslow,
1994: 43).

2.2.1 Indikator Sosial Ekonomi

Beberapa indikator yang dapat melihat kehidupan sosial ekonomi individu
adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan
Biro Pusat statistika merincikan pendapatan dalam kategori sebagai
berikut :


Pendapatan

berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang

sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi,
sumbernya berasal dari :
a) Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, serta kerja
lembur dan kerja kadang-kadang.
b) Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi,
penjualan dari kerajinan rumah.
c) Hasil investasi yankni pendapatan yang diperoleh dari kepemilikan tanah,
keuntungan yang diperoleh dari hak milik tersebut.



Pendapatan yang berupa barang yaitu pembayaran upah dan gaji yang di
tentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan, dan kreasi.
Berkaitan dengan hal tersebut mendefenisikan pendapatan adalah sebagai
seluruh penerimaan baik berupa uang ataupun barang dari pihak manapun
atau dari hasil sendiri, debgan jalan dinilai sejumlah atas harga yang berlaku
saat ini.

Universitas Sumatera Utara

2. Perumahan
Rumah adalah tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul,
dan membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga,

tempat

berlindung keluarga dan menyimpan barang bergharga, dan rumah juga
sebagi status lambing soial Perumahan adalah sekelompok rumah yang
berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasana
lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan

air minum, pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon, jalan yang
memungkinkan lingkungan pemukiman sebagai mana mestinya.
Menurut WHO (World Health Organization), rumah adalah struktur
fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna
untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaaan sosialnya baik untuk
kesehatan keluarga dan individu. (Komisi WHO Mengenai kesehatan dan
Lingkungan, 2001).

3. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran,

dan latihan bagi peranannya

dimasa yang akan datang. Pada dasarnya pengertian pendidikan menurut
Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, keceradasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

4. Kesehatan
Menurut

Organisasi

Kesehatan

Dunia

(WHO)

tahun


1948

menyebutkan pengertian kesehatan adalah suatu keadaan fisik, mental dan
sosial kesejahteraan bukan hanya ketiadaan penyakit. Dalam hal ini arti
kesehatan menjadi salah satu indikator yang dapat mengetahui kondisi
kemiskinan atau tidaknya individu.

5. Sandang dan Pangan
Sandang adalah pakaian manusia. Hal ini menjadi suatu kebutuhan
yang sangat primer,
pakaian

namun

karena

jika

manusia memang dapat hidup tanpa


status manusia sebagai makhluk sosial mengharuskan

mereka untuk menjadikan pakaian menjadi hal yang penting.
Pangan

dalah

kebutuhan

sumber

primer.

makanan

Manusia

hidup


bagi

manusia

membutuhkan

yang juga sebagai
pekerjaan

dalam

menghasilkan kebutuhan sehari-hari.

6. Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena
interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Syarat terjadinya
interaksi adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Saat bertemunya
orang-orang secara badaniah atau jasmani belaka tidak akan menghasilkan
pergaulan hidup dalam suatu kelompok. Artinya interaksi sosial merupakan
dasar proses sosial, yang menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang
dinamis. Apabila dua orang bertemu, mereka saling menegur, berjabat tangan,
saling bicara bahkan berkelahi maka pada saat itu interaksi sosial dimulai.

Universitas Sumatera Utara

Kemudian bila orang-orang bertemu tidak saling bicara atau tidak saling
menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi karena masing-masing
sadar

akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan

dalam perasaan maupun syaraf orang yang bersangkutan, misalnya bau
keringat, minyak wangi, suara langkah kaki dan sebagainya. Semuanya
tentu menimbulkan kesan dalam pikiran seseorang kemudian membuat orang
tersebut menentukan tindakan selanjutnya.

2.3 Kemiskinan
Mencher (2001) mengemukakan, kemiskinan adalah gejala penurunan
kemampuan

seseorang

atau sekelompok orang atau wilayah sehingga

mempengaruhi daya dukung hidup seseorang atau sekelompok orang tersebut,
dimana pada titik waktu secara nyata mereka tidak mampu mencapai kehidupan yang
layak (Siagian, 2012: 5).
Menurut Pearce, kemiskinan merupakan produk dari interaksi teknologi,
sumber daya alam dan modal, dengan sumber daya manusia serta kelembagaan.
Analisis kemiskinan ini didasarkan pada hipotesisi bahwa berbagai unsusr yang
menjadi elemen suatu ekosisitem senantiasa terlibat dalam suatu interaksi.
Kemiskinan ini suatu produk dari proses interaksi yang tidak seimbang di antara
berbagai elemen yang ada dalam ekosistem sehingga berdampak negatif bagi
kehidupan manusia (Siagian, 2012: 7).
Upaya mengetahui dan memahami kemiskinan dapat dilakukan melalui
pengenalan terhadap gejala-gejala kemiskinan. Salah satu cara dan langkah
pemahaman terhadap kemiskinan adalah melalui penelusuran gejala-gejala
kemiskinan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Kondisi Kepemilikan Faktor Produksi
Salah satu pendekatan untuk mengetahu kemiskinan adalah mengetahui
pekerjaan atau mata pencaharian, apa alat atau faktor yang digunakan dan bekerja
dalam upaya mendapatkan pencaharian itu.
2. Angka Ketergantungan Penduduk
Dalam sebuah keluarga dengan empat orang anak atau lebih, misalnya hanya
satu orang yang bekerja sedangkan yang lain hanya menggantungkan hidup pada si
pencari nafkah tersebut. Hal ini sangat umum terjadi di negara yang menawarkan
lapangan kerja yang sedikit atau kesempatan kerja yang kecil salah satunya di
Indonesia. Keadaan ini tentu tidak seimbang karena orang yang dalam posisi kerja
akan diperlakukan tidak manusiawi oleh pengusaha atau penyedia lapangan kerja
karena kondisi mereka yang power less.
3. Kekurangan Gizi
Pendapatan merupakan salah satu alat untuk memenuhi kebutuhan hidup
seseorang secara layak. Kita dapat lihat banyaknya laporan dari Dinas Kesehatan,
Puskesmas atau Rumah Sakit mengenai gambaran gizi masyarakat yang dalam posisi
rawan. Artinya banyak manusia yang belum mampu memenuhi kebutuhan hidupnya
terutama dalam kebutuhan fisik sehingga menyebabkan tingginya tingkat kurang gizi
yang dialami masyarakat.
4. Pendidikan Yang Rendah
Selain kesehatan kita dapat melihat gejala kemiskinan dalam dunia
pendidikan yang dianggap sebagai suatu hal yang penting untuk menentukan derajat
atau posisi seseorang dalam masyarkat di era globalisasi kini. Pendidikan dianggap
sebagai alat memenangkan

persaingan, karena hampir semua sektor pekerjaan

membutuhkan pengetahuan. Namun kini banyaknya masyarakat yang tidak dapat

Universitas Sumatera Utara

meraih pendidikan yang tinggi yang diakibatkan oleh kesadaran masyarakat yang
kurang atas pendidikan yang rendah.
Dari uraian gejala kemiskinan kita dapat mengetahui faktor kemiskinan.
Dalam (Siagian, 2012: 114-116), secara umum

kemiskinan juga didorong oleh

beberapa faktor-faktor yang secara kategoris dengan menitikberatkan kajian pada
sumbernya terdiri dari dua bagian besar, yaitu:
1. Faktor Internal
Dalam hal ini kemiskinan berasal dari dalam diri individu yang
mengalami kemiskinan itu yang secara substansial adalah dalam bentuk
kekurangmampuan, yang meliputi:
a. Fisik, dimana individu mengalami cacat, kurang gizi, sakit-sakitan,
b. Intelektual, kurangnya pengetahuan atau miskinnya informasi,
c. Mental emosional atau temperamental, dimana individu merasa putus asa,
mudah menyerah atau malas,
d. Spritual, individu yang tidak jujur, serakah serta tidak disiplin,
e. Sosial Psikologis, seperti kurangnya motivaasi, kurangnya rasa percaya
diri, depresi, stres, kurang relasi serta ketidakmampuan mencari
pendukung,
f. Keterampilan, dimana individu yang kurang memiliki keterampilan atau
keahlian sesuai dengan tuntutan lowongan lapangan pekerjaan,
g. Asset, dimana individu tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah,
h. rumah, tabungan, kendaraan dan modal kerja.

Universitas Sumatera Utara

2. Faktor Eksternal
Kemiskinan yang berasal dari luar diri individu atau keluarga yang
mengalami dan menghadapi kemiskinan itu, sehingga pada suatu titik waktu
menjadikannya miskin, hal ini meliputi :
a. Terbatasnya pelayanan sosial dasar
b. Tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah sebagai asset dan alat
memenuhi kebutuhan hidup
c. Terbatasnya lowongan pekerjaan formal dan kurang terlindunginya
usaha-usaha sektor informal
d. Kebijakan perbankan terhadap layanan kredit mikro dan tingkat bunga
yang tidak mendukung sektor usaha mikro
e. Belum terciptanya sistem ekonomi kerakyatan dengan prioritas sektor rill
masyarakat banyak
f. Sistem mobilisasi dan penyalahgunaan dana sosial masyarakat yang
kurang optimal
g. Dampak sosial negatif dari program penyesuaian struktural (Structural
adjusment program)
h.

Budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan

i.

Kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil atau daerah bencana

j.

Pembangunan yang berorientasi fisik materil

k. Pembangunan ekinomi antar daerah yang belum merata
l.

Kebijakan publik yang belum berpihak kepada penduduk miskin.

Universitas Sumatera Utara

2.4 Migrasi
Migrasi sangat erat kaitanya dengan perkembangan suatu daerah. Migrasi
dapat disebut sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke
daerah lain. Namun secara umum dapat diartikan sebagai perpindahan penduduk
dari suatu tempat ke tempat lain untuk tujuan menetap,

sehingga

jika tidak

terkontrol dengan baik migrasi dapat menyebabkan pemupukan penduduk di
suatu wilayah yang menjadi tujuan para migran yang dalam hal ini umumnya
daerah pedesaan.
Teori migrasi menurut Raveinstein mengungkapkan tentang perilaku
mobilitas penduduk

(migrasi) yang disebut dengan hukum migrasi berkenaan

sampai sekarang. Beberapa diantaranya sebagai berikut :
1. Para migran cenderung memilih tempat tinggal yang dekat dengan
daerah tujuan
2. Sulitnya memperoleh pendapatan di daerah asal dan kemungkinan
untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan
3. Adanya berita-berita dari sanak saudara atau teman-teman yang telah
pindah ke daerah lain menjadi salah satu informasi yang penting
4. Semakin tingginya pengaruh kekotaan terhadap seseorang, semaki
besar tingkat mobilitas migran

Universitas Sumatera Utara

2.5 Buruh Harian Lepas (Aron)
2.5.1 Pengertian Buruh
Istilah

buruh dipergunakan mulai zaman

penjajahan belanda,

yang

dimaksud buruh dan era ini adalah pekerja kasar seperti kuli, tukang, mandor
yang melakukan pekerjaan kasar, orang-orang ini disebut “Bule Collar”(Lalu Husni,
2003 :33).
Menurut Undang-Undang No. 22 Tahun 1957, yang dimaksud dengan
buruh adalah orang yang bekerja pada orang lain dan mendapat upah, sedangkan
tenaga kerja adalah setiap orang yang berada dalam usia kerja (Eggi Sudjana,
2002: 7).

2.5.2 Pengertian Buruh Harian Lepas(Aron)
Buruh harian lepas (aron) adalah buruh yang diikat dengan hubungan
kerja dari hari ke hari dan menerima upah atas kinerjanya sesuai dengan banyaknya
hari atau jam kerja serta berdasarkan banyaknya jenis barang yang disediakan oleh
mandor atau pemilik lahan. Disebut buruh harian lepas karena tidak terikat dengan
kewajiban masuk kerja dan memperoleh hak seperti buruh harian tetap, dan sifat
pekerjaan ini hanya musiman.
Dalam

penelitian ini yang dimaksud dengan buruh harian lepas (aron)

adalah orang yang bekerja di sektor pertanian, karena dalam hal ini mereka bekerja
ketika sang pemilik tanah hendak menanam maupun memanen sesuai dengan musim
dan kebutuhan sang mandor. Didaerah penelitian ini sangat mudah ditenukan buruh
harian lepas (aron), baik itu yang asli dari desa bahkan semakin meningkat akibat
para migran yang datang sekedar singgah bahkan yang menetap didesa ini untuk
memulai kehidupan yang lebih baik sebagai buruh harian lepas (aron).

Universitas Sumatera Utara

2.5.3Upah Pekerja Harian Lepas
Dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (pasal
88) ditegaskan bahwa setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang
memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Jumlah upah diperoleh oleh
pekerja/buruh beserta keluarganya secara wajar, antara lain meliputi sandang,
pangan, papan, pendidikan, kesehatan, rekreasi serta jaminan hari tua (Sutedi
Andrian, 2009: 144).
Penghitungan upah pekerja harian lepas ini pun telah diatur tersendiri dalam
Peraturan Menakertrans Republik Indonesia nomor 7 Tahun 2013 mengenai upah
minimum. Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa pekerja harian lepas yang
telah bekerja selama 1 bulan, paling lama 12 bulan, harus mendapatkan upah ratarata satu bulan minimal sebesar upah umum yang digunakan dalam perusahaan di
mana pekerja harian lepas tersebut bekerja. Peraturan ini seharusnya menjadi
landasan kuat bagi pekerja lepas untuk mendapatkan upah pekerja harian lepas yang
lebih layak dan tentunya mencukupi.
Lebih lanjut, dalam peraturan ini dijabarkan bahwa upah pekerja harian lepas
ditetapkan secara bulanan yang dibayar berdasarkan jumlah kehadiran dengan
perhitungan upah sehari, antara lain :
1.

Bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 6 (enam) hari dalam
seminggu, upah bulanan dibagi 25 (dua puluh lima).

2.

Bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja 5 (lima) hari dalam
seminggu, upah bulanan dibagi 21 (dua puluh satu).

Universitas Sumatera Utara

Berdasakan sistem upah yang ditetapkan sesuai dengan perhitungan
upah sehari, serta dibayar sesuai jumlah kehadiran serta jumlah unit
pekerjaan dengan cara pembayaran upah pekerja sebagai berikut:
1. Upah harian, yaitu imbalan yang diperoleh pekerja yang terutang
atau dibayar harian.
2. Upah mingguan, imbalan yang diperoleh pekerja atas kerja secara
mingguan.
3. Upah satuan, yaitu imbalan yang diperoleh pekerja berdasarkan
satuan unit hasil pekerjaan yang ia kerjakan.
4. Upah borongan, yaitu imbalan yang diperoleh berdasarkan
penyelesaian suatu jenis pekerjaan (Anggota IKPI, 2016: 45)

2.4

Kesejahteraan Sosial
Menurut Friedlander, kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisasi

dari pelayanan-pelayanan sosial dan institusi-institusi yang dirancang untuk
membantu

individu-individu

dan kelompok-kelompok

guna mencapai standar

hidup dan kesehatan yang memadai dan relasi-relasi personal dan sosial sehingga
memungkinkan mereka dapat mengembangkan kemampun dan kesejahteraan
sepenuhnya selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakatnya
(Fahrudin Adi, 2012: 9).
Romanshyn, kesejahteraan sosial mencakup persediaan/perbekalan dan
proses-proses yang secara langsung berkenaan dengan penyembuhan dan
pencegahan masalah-masalah sosial, pengembangan sumber daya manusia, dan
perbaikan dalam kualitas kehidupan. Kesejateraan sosial melibatkan pelayananpelayanan sosial kepada individu-individu dan keluarga-keluarga ataupun usaha-

Universitas Sumatera Utara

usaha untuk memperkuat atau mengubah institusi-institusi sosial (Adi Fahrudin,
2012: 20-21).
Menurut

Perserikatan

Bangsa-Bangsa

(PBB),

kesejahteraan

sosial

merupakan suatu kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan membantu penyesuaian
timbal balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial mereka ( Fahrudin
Adi, 2012: 9).
UU No.6 Tahun 1974 Pasal 2 Ayat 1, kesejahteraan sosial ialah suatu tata
kehidupan dan penghidupan sosial, materiil maupun spritual yang diliputi oleh rasa
keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi
setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri sendiri, keluarga
serta masyarakat dengan menjujung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia
sesuai dengan pancasila ( Fahrudin Adi, 2012: 9).
UU No.11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial, menyatakan bahwa
kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritual, dan
sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,
sehingga dapat melaksanakan fungsi melaksanakan fungsi sosialnya. Sebelum
diganti Undang-Undang yang mengatur kesejahteraan sosial adalah UU.No.6 Tahun
1974, namun terdapat perbedaan yang sangat mencolok tentang pengertian
kesejahteraan sosial dari keduanya yakni cara pemenuhan UU.No.6 Tahun 1974
sangat tegas menjunjung hak-hak asasi dan pancasila, namun dalam UU No.11
Tahun 2009 tidak dijelaskan dalam pengertian kesejahteraan sosial(Adi Fahrudin,
2012: 10).

Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka Pemikiran
Bekerja adalah suatu kegiatan yang sangat mempengaruhi baik tidaknya
kondisi kehidupan sosial ekonomi. Untuk memperbaiki kehidupan sosial ekonomi
tersebut membuat banyak individu melakukan segala hal. Harus diakui bahwa
mencari lapangan pekerjaan di Indonesia akhir-akhir ini sangat sulit. Kondisi ini
terjadi secara menyeluruh baik bagi tenaga kerja yang terampil dan juga yang tidak
terampil. Salah satu faktor terjadinya kondisi tersebut akibat lahan untuk lapangan
pekerjaan yang tidak merata, tentu hal ini menyebabkan banyaknya orang
berimigrasi kedaerah yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Salah satu daerah
yang membutuhkan banyak tenaga kerja adalah sektor informal seperti lahan
pertanian.
Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo adalah salah satu
daerah yang membutuhkan banyak tenaga kerja namun tidak terikat, hal ini karena
pekerjaan ada tergantung dengan situasi atau musim. Para pekerja sering disebut
sebagai buruh harian lepas (aron). Melalui penelitian ini akan diketahui lebih detail
kehidupan sosial ekonomi buruh harian lepas (aron) di daerah ini. Peneliti akan
meninjau bagaimana kehidupan sosial ekonomi buruh harian lepas (aron) yang ada
didesa ini melihat banyaknya para buruh ini baik dari desa itu maupun buruh yang
datang dari luar daerah untuk mengadu nasib dan menetap agar memperoleh
kehidupan yang lebih baik di desa ini karena banyaknya sektor informal yang
membutuhkan banyak tenaga kerja/ jasa untuk meningkatkan produktifitas barang
yang akan dipasarkan. Peneliti juga akan melihat bagaimana para buruh harian lepas
baik setempat maupun migrasi dalam berinteraksi, karena dapat kita lihat persaingan
dapat menimbulkan konflik baru. Artinya peneliti akan melihat baik tidakkah

Universitas Sumatera Utara

interaksi para buruh dalam memperjuangkan kehidupan yang lebih baik dalam
kebutuhan hidup mereka.
Bagan Alur Pemikiran

Buruh Harian Lepas (Aron)

Indikator Sosial Ekonomi Keluarga Di Desa Jaranguda
Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo

Kondisi Sosial Keluarga :
1. Interaksi Sosial

Kondisi Ekonomi Keluarga :
1. Pendapatan
2. Sandang dan Pangan
3. Kesehatan
4.

Pendidikan

5. Perumahan
6. Tabungan

Universitas Sumatera Utara

2.6 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional
2.6.1 Defenisi Konsep
Defenisi konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli
menggambarkan secara cermaat fenomena sosial yang di kaji. Untuk menghindari
salah pengertian atas makna konsep-konsep yang akan dijadikan objek, peneliti harus
menegaskan dan membatasi konsep yang akan diteliti. Perumusan defenisi konsep
dalam suatu penelitian ingin mencegah salah pengertian atas konsep yang akan
diteliti. Defenisi konsep adalah pengertian terbatas dari suatu konsep yang dianut
dalam suatu penelitian (Siagian, 2011: 136-138).
Berdasarkan pengertian defenisi konsep tersebut, maka konsep-konsep yang
digunaka peneliti untuk membatasi ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Tinjauan adalah pemeriksaan yang teliti, penyelidikan, kegiatan pengumpulan
data, pengolahan, analisa, dan penyajian data yang dilakukan secara
sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan.
2. Buruh Harian Lepas (aron) adalah orang-orang yang bekerja atau
dipekerjakan oleh perusahaan atau pemilik tanah untuk membantu
meningkatkan produktifitas barang dan jasa dan menerima upah sesuai
dengan banyaknya hari atau jam kerja yang telah disediakan oleh perusahaan
atau pemilik tanah.
3. Kehidupan sosial ekonomi adalah segala sesuatu kegiatan yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat terkait indikator sosial ekonomi
sebagai sistem sosial yang saling berperngaruh dalam satu kesatuan. Adapun
yang dimaksud dengan indikator sosial ekonomi serta petunjuk yang menjadi
tolak ukurnya adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Interaksi sosial adalah dasar proses sosial yang menunjukan hubunganhubungan sosial yang dinamais. Hal yang menjadi tolak ukur individu
dalam berinteraksi adalah seberapa sering dan banyakkah individu dalam
mengikuti suatu perkumpulan atau kegiatan desa dengan klasifikasi kata
sering adalah jika individu mengikuti minimal 6 pertemuan dalam sebulan
secara rutin, kata jarang

jika individu mengikuti 4 pertemuan dalam

sebulan serta kata tidak pernah ketika individu mengikuti pertemuan
sebanyak 0 sampai 1 pertemuan dalam sebulan.
2. Pendapatan adalah pembayaran upah baik dalam bentuk uang maupun
barang yang dianggap senilai dengan dianggap layak dari pihak yang
mempekerjakan individu. Klasifikasi yang menjadi indikator tolak ukur
kemiskinan menurut BPS tahun 2010 adalah jika individu memiliki
pendapatan rata-rata sebesar Rp. 211.000 perbulan per orang.
3. Sandang dan Pangan adalah kebutuhan primer manusia dalam menunjang
kegiatan guna menghasilkan serta memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Klaisfikasi individu dalam sandang adalah seberapa seringkah individu
dalam membeli pakaian sehari-hari. Kategori sering adalah jika individu
membeli pakaian minimal 5 kali dalam setahun, kategori jarang saat
individu membeli pakaian 2 sampai 3 kali dalm setahun serta kategori
tidak pernah adalah 0 sampai 1 kali dalam satahun.
4. Kesehatan adalah suatu keadaan

fisik, mental serta sosial seseorang

dalam kondisi tidak memiliki penyakit. Klasifikasi untuk mengetahui
kondisi ekonomi individu adalah dengan melihat kesehatan individu.
Kategori miskin adalah ketika individu tindak mampu berobat serta hanya
membeli mengkonsumsi obat-obat warung serta kategori sangat miskin

Universitas Sumatera Utara

ketika individu sama sekali tidak bisa berobat serta mengkonsumsi obatobat warung terdekat.
5. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
bimbingan, pengajaran serta latihan untuk melakukan perannya dimasa
yang akan datang. Hal yang menjadi klasifikasi pendidikan untuk
mengetahui kondisi ekonomi individu adalah dengan melihat pendidikan
terkahir individu yakni tidak sekolah, tidak tamat SD, hanya SMA.
6. Perumahan adalah sekelompok tempat yang berfungsi sebagai hunian
yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan. Hal ini yang menjadi tolak
ukur kemiskinan adalah persediaan air serta listrik yang dimiliki individu
dalam rumah.
7. Tabungan adalah suatu persediaan baik berupa uang maupun barang yang
dapat diinvestasikan guna berjaga-jaga dalam situasi yang akan datang.
Tolak ukur suatu individu tergolong miskin adalah ketika ia teidak
memiliki tabungan atau barang yang dapat dijual dengan nilai Rp.
500.000.

Universitas Sumatera Utara