Kebiasaan Posisi Tidur Miring Dengan Kesehatan Jantung Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Chapter III VI

BAB 3
KERANGKA PENELITIAN

3.1.

Kerangka Konseptual
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel
yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Kerangka konseptual pada penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kebiasaan posisi tidur miring dengan kesehatan jantung lansia di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai.
Berdasarkan tinjauan pustaka tentang kesehatan jantung lansia dan
kebiasaan posisi tidur miring serta sesuai dengan tujuan penelitian, maka dapat
dirumuskan kerangka konsep sebagai berikut:

Kebiasaan Posisi Tidur
Miring dengan Kesehatan
Jantung Lansia:
1. Tidak Terbiasa


Sehat
Tidak Sehat

2. Terbiasa

Skema 1. Kerangka Konseptual Penelitian

21
Universitas Sumatera Utara

22

3.2.

Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi Operasional

No. Variabel


Definisi

Alat Ukur

Hasil Ukur

Skala

Terbiasa:

Ordinal

Operasional
1.

Kebiasaan

Kebiasaan

posisi Kuesioner


Posisi Tidur tidur miring adalah sebanyak 8 5-8
Miring

suatu

upaya

dilakukan

yang pertanyaan
untuk dengan

mempertahankan
kesehatan
dapat
dengan

pilihan


Tidak
Terbiasa:
0-4

tubuh, jawaban:

diaplikasikan Ya = 1
miring ke Tidak = 0

kanan

ataupun

miring ke kiri.

2.

Kesehatan

Kesehatan


jantung

lansia

lansia

suatu

jantung Kuesioner

Ordinal

merupakan sebanyak
kemampuan 20

jantung

untuk pertanyaan


mempertahankan
fungsinya

dengan

secara pilihan

efektif untuk dapat jawaban:
meningkatkan

Sehat:
11-20
Tidak Sehat:
0-10

Ya = 0

Universitas Sumatera Utara

23


kualitas hidup.

Tidak = 1

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN

4.1.

Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang

bertujuan untuk mengetahui kebiasaan posisi tidur miring dengan kesehatan
jantung lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai.
4.2.

Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1. Populasi
Populai merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
lansia yang berada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai yang
jumlahnya diperkirakan sekitar 172 orang.
4.2.2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari objek yang diteliti yang dianggap
dapat mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2012). Untuk menentukan
jumlah minimal sampel penelitian, maka pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:
N
n=
1 + N (d)2
Keterangan : n = jumlah sampel
N = besarnya populasi
d = batas toleransi error (10%)

24
Universitas Sumatera Utara


25

172
n=
1 + 172 (0,1)2
172
n=
1 + 172 (0,01)
172
n=
1 + 1,72
172
n=
2,72
n = 63,23
n = 63
Dari perkiraan rumus diatas, didapatkan bahwa jumlah sampel
yang dapat mewakili keseluruhan populasi adalah 63 orang.
4.2.3. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling,

yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara
populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan/masalah
penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi
yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2009).
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
1. Lansia yang berada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai
2. Berusia 60 tahun ke atas
3. Membiasakan tidur miring
4. Bersedia menjadi responden.

Universitas Sumatera Utara

26

4.3.

Lokasi dan Waktu Penelitian
4.3.1. Lokasi
Lokasi penelitian ini yaitu di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Binjai. Pertimbangan peneliti memilih lokasi ini karena UPT Pelayanan

Sosial Lanjut Usia Binjai merupakan panti sosial terbesar di Sumatera
Utara yang dimiliki oleh pemerintah sehingga memudahkan penili dalam
mendapatkan informasi dari lansia yang berada di lokasi tersebut. Selain
itu, di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai belum pernah dilakukan
penelitian mengenai kebiasaan posisi tidur miring dengan kesehatan
jantung lansia.
4.3.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan Fakultas Keperawatan USU yaitu pada bulan Maret-Juli 2017.

4.4.

Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan pengesahan dari Komisi Etik

Penelitian Keperawatan dan mendapatkan izin dari Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara, lalu mengirimkan surat izin ke UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Binjai sebagai tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan dari
Pimpinan UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai peneliti mulai mengumpulkan
data dengan memberikan lembar persetujuan (informed consent) kepada
responden yang diteliti. Sebelum responden mengisi dan menandatangani lembar
persetujuan, peneliti menjelaskan maksud, tujuan, prosedur penelitian dan
penelitian ini bersifat sukarela sesuai dengan ketentuan yang berlaku tanpa adanya

Universitas Sumatera Utara

27

tekanan baik secara fisik maupun psikologis. Peneliti menanyakan kesediaan
responden untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani lembar
persetujuan tersebut atau bersedia secara lisan. Jika responden tidak bersedia,
maka peneliti tidak memaksa dan menghormati keputusan responden.
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama
pada lembar pengumpulan data. Peneliti cukup memberikan kode pada masingmasing lembar kuesioner. Kerahasiaan catatan tentang data responden dijaga
dengan tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian tetapi hanya
menuliskan inisial namanya saja untuk menjaga kerahasiaan semua informasi
yang diberikan. Data-data yang telah diperoleh dari calon responden juga hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam, 2008).
4.5.

Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner

yang pertama berisikan data demografi yang meliputi: kode, tanggal pengisian
kuesioner, ruangan, usia, jenis kelamin, suku, agama, dan pendidikan. Kuesioner
kedua beisikan kuesioner kebiasaan posisi tidur lansia untuk mengetahui apakah
responden membiasakan tidur miring untuk mengetahui apakah pasien mampu
memposisikan tidur miring tanpa resiko cedera. Penilaian penelitian ini
menggunakan skala Guttman yang dijawab dengan pilihan jawaban yaitu Ya dan
Tidak yang diberi skor 1 untuk jawaban Ya dan skor 0 untuk jawaban Tidak,
dengan skor tertinggi yaitu 8. Penilaian skor 5-8 poin artinya responden terbiasa
memposisikan tidur miring, dan skor 0-4 artinya responden tidak terbiasa
memposisikan tidur miring. Kuesioner ketiga berisikan kuesioner kesehatan

Universitas Sumatera Utara

28

jantung pada lansia. Penilaian pada penelitian ini juga menggunakan skala
Guttman yang dijawab dengan pilihan jawaban yaitu Ya dan Tidak yang diberi
skor 0 untuk jawaban Ya dan skor 1 untuk jawaban Tidak, dengan skor tertinggi
yaitu 20. Skor 0-10 artinya jantung tidak sehat, dan skor 11-20 artinya jantung
sehat.
4.6.

Validitas dan Reliabilitas
4.6.1. Validitas
Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid
jika mampu mengukur apa yang diinginkan dengan mengungkap variabel
yang diteliti secara tepat (Nursalam, 2009). Sebelum dilakukan
pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Uji validitas pada instrumen ini dilakukan oleh dosen dari departemen
Komunitas Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
4.6.2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmojo, 2012). Uji
reliabilitas untuk kuesioner kebiasaan posisi tidur terhadap kesehatan
jantung lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai dilakukan

Universitas Sumatera Utara

29

sebelum pengumpulan data terhadap responden lain sebanyak 20 orang di
tempat yang sama di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai, dan hasil
data yang diperoleh diolah dengan menggunakan komputerisasi. Uji
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi yaitu
KR21. Hasil yang diperoleh untuk uji reliabilitas kebiasaan posisi tidur
miring lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai yaitu 0,72. Dan
hasil uji reliabilitas kesehatan jantung lansia di UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Binjai yaitu 0,74. Polit and Beck (2003) menjelaskan bahwa
suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki nilai reliabilitas >0,70.
4.7.

Rencana Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: pertama-

tama pengumpulan data dilakukan setelah melakukan permohonan izin
pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
kemudian mengirimkan surat permohonan izin pengambilan data yang diperoleh
dari fakultas ke Badan Penelitian dan Pengembangan Sumatera Utara, selanjutnya
mengirimkan surat dari Badan Penelitian dan Pengembangan Sumatera Utara ke
Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat Sumatera Utara,
kemudian mengirimkan surat dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan
Perlindungan Masyarakat Sumatera Utara ke Dinas Sosial Sumatera Utara yang
kemudian surat tersebut ditujukan untuk UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Binjai. Setelah mendapat persetujuan dari UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Binjai, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Peneliti menjelaskan
pada calon responden tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kuesioner.

Universitas Sumatera Utara

30

Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani informed consent
(surat persetujuan). Selanjutnya peneliti mengambil data dari responden yang
bersedia mengisi kuesioner dan responden diberikan kesempatan untuk bertanya
bila ada yang tidak dimengerti. Setelah selesai, peneliti kemudian memeriksa
kelengkapan data. Jika ada data yang kurang, dapat langsung dilengkapi
Selanjutnya data yang diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa.
4.8.

Analisa Data
Analisis data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan program

komputer (program microsoft office excel 2013 dan Statistical Package for the
Social atau SPSS 20.0) dan disajikan dalam bentuk tabel. Proses pengolahan data
dilakukan melalui tahap berikut: Pertama yaitu editing, merupakan upaya untuk
memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing
dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. Kedua
yaitu coding, merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori. Dalam pemberian kode dibuat daftar kode dan
artinya untuk memudahkan dalam memasukkan data (data entry). Ketiga yaitu
entri data, merupakan kegiatan memasukkan data yakni jawaban-jawaban dari
masing-masing responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf)
dimasukkan ke dalam program atau “software” komputer. Keempat yaitu cleaning
data, setelah semua data dari setiap responden selesai dimasukkan, perlu di cek
kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan
kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau
koreksi. Kelima yaitu saving, data yang telah diperiksa dilakukan penyimpanan

Universitas Sumatera Utara

31

data untuk siap dianalisa. Keenam yaitu analisisdata, data yang telah terkumpul
dianalisis kembali untuk menghindari terjadinya kesalahan data. Kemudian data
yang dianalisa ditabulasikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.

Hasil Penelitian
Pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian dan

pembahasan tentang kebiasaan posisi tidur miring dengan kesehatan jantung
lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai, dengan jumlah responden
sebanyak 63 orang. Selanjutnya hasil data penelitian meliputi karakteristik
responden dan deskripsi kebiasaan posisi tidur miring dengan kesehatan jantung
lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai.
5.1.1. Karakteristik Responden
Berdasarkan penelitian dengan jumlah responden 63 orang di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai menunjukkan gambaran hasil
penelitian tentang karakteristik responden yang mencakup usia, jenis
kelamin, suku, agama, dan pendidikan.
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden di
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai berusia 60-69 tahun yaitu
sebanyak 30 orang (47,6%). Dan sebagian besar responden berjenis
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 34 orang (54%). Sedangkan sebagian
besar responden dalam penelitian ini bersuku Jawa dengan jumlah 29
orang (46%). Kemudian mayoritas responden beragama Islam dengan
jumlah 59 orang (93,7%). Serta sebagian besar responden memiliki tingkat
pendidikan SD sebanyak 34 orang (54%).

32
Universitas Sumatera Utara

33

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan data
demografi (n=63)
Variabel
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Usia:
60-69 tahun

30

47,6

71-79 tahun

24

38,1

81-89 tahun

8

12,7

91-99 tahun

1

1,6

Laki-laki

34

54,0

Perempuan

29

46,0

Batak

11

17,5

Jawa

29

46,0

Melayu

2

3,2

Lain-lain

21

33,3

Islam

59

93,7

Kristen

4

6,3

Tidak Sekolah

7

11,1

SD

34

54,0

SMP

14

22,2

SMU

7

11,1

Perguruan Tinggi

1

1,6

Jenis Kelamin:

Suku:

Agama:

Pendidikan:

Universitas Sumatera Utara

34

5.1.2. Kebiasaan Posisi Tidur Miring Lansia di UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Binjai
Hasil penelitan menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
berada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai memiliki kebiasaan
posisi tidur miring yaitu 52 orang (82,5%).
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase kebiasaan posisi tidur miring lansia
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai (n=63).
Kebiasaan Posisi Tidur
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Miring Lansia
Tidak Terbiasa

11

17,5

Terbiasa

52

82,5

5.1.3. Kesehatan Jantung Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Binjai
Hasil penelitian menunjukkan dari 63 orang responden terdapat 56
responden memiliki kesehatan jantung yang sehat dengan persentase
88,9%, sedangkan 7 responden memiliki kesehatan jantung yang tidak
sehat dengan persentase 11,1%.
Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase kesehatan jantung lansia di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai (n=63).
Kesehatan Jantung
Frekuensi (n)
Persentase (%)
Lansia
Tidak Sehat

7

11,1

Sehat

56

88,9

Universitas Sumatera Utara

35

5.2.

Pembahasan
5.2.1. Kebiasaan Posisi Tidur Miring Lansia di UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Binjai
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa kebiasaan posisi tidur miring lansia yang berada di
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai sebanyak 52 orang (82,5%). Hal
ini menunjukkan bahwa hampir seluruh lansia yang berada di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai terbiasa dengan posisi tidur miring
dan merasa nyaman memposisikan tidur miring. Dalam penelitian
Bahammam (2011) menyatakan bahwa rata-rata orang dewasa lebih
terbiasa tidur miring, terutama miring ke kanan karena seiring
bertambahnya

usia

dan

perubahan

terkait

usia

pada

struktur

muskuloskeletal ataupun fungsi jantung.
Hasil penelitian Sutrisno (2015) bahwa sebanyak 11 orang (55%)
pasien penyakit jantung koroner di poli jantung RSUD Gambiran Kediri
memiliki kebiasaan posisi tidur miring ke kiri, 9 orang (45%) memiliki
kebiasaan tidur tengkurap, dan 0% memiliki kebiasaan posisi tidur miring
ke kanan. Hal ini terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan mereka
tentang tidur sehat, dan apa saja posisi yang boleh diterapkan untuk
penderita penyakit jantung. Posisi tidur yang baik sangat penting untuk
kesehatan tubuh, terutama dalam proses penyembuhan suatu penyakit.
Posisi tidur miring ke kanan jantung merupakan posisi tidur yang baik
bagi kesehatan jantung.

Universitas Sumatera Utara

36

Suatu praktik klinis menyatakan bahwa penderita gagal jantung
sering mengeluhkan ketidaknyamanan saat tidur dengan posisi miring ke
kiri, dan mereka lebih memilih posisi tidur miring ke kanan, dan beberapa
laporan kesehatan menyarankan bahwa tidur miring ke kanan mungkin
dapat melindungi pasien dengan penyakit gagal jantung (Ozeke et al,
2011). Sejalan dengan studi ilmiah pada tahun 2003 yang diterbitkan
dalam The Journal of American College of Cardiology melakukan
penelitian pada subjek dengan penyakit jantung memiliki kecenderungan
yang signifikan untuk menghindari tidur di sisi kiri, sementara pada subjek
tanpa riwayat penyakit jantung tidak menghindari tidur di sisi kiri.
Menghindari tidur miring ke kiri berhubungan dengan meningkatnya pada
jantung. Temuan ini sesuai dengan konsep bahwa posisi tidur miring ke
kiri dapat memberikan efek buruk pada tekanan jantung, curah jantung
atau fungsi saraf pada jantung. Hal ini timbul dari ketidaknyamanan
karena merasakan detak jantung yang lebih kuat (Ray, 2011).
Sebuah studi ilmiah menilai efek dari tiga posisi tidur yaitu posisi
tidur terlentang, posisi tidur miring ke kiri, dan posisi tidur miring ke
kanan, hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas jantung paling baik pada
subjek yang tidur dengan posisi miring ke kanan. Penelitian lain
menunjukkan bahwa posisi telentang mempengaruhi aktivitas sistem saraf
otonom pada pasien gagal jantung kongestif (Bahammam, 2011).

Universitas Sumatera Utara

37

5.2.2. Kesehatan Jantung Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Binjai
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa kesehatan jantung lansia yang berada di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai adalah 7 orang (11,1%) kesehatan
jantungnya tidak baik dan 56 orang (88,9%) kesehatan jantungnya baik.
Hal ini dilihat dari riwayat penyakit jantung, tekanan darah, riwayat
kolesterol, riwayat diabetes, kebiasaan merokok, gaya hidup, pola makan,
dan tanda gejala penyakit jantung seperti nyeri dada, pusing, berkeringat
dingin, sesak nafas, dan jantung berdebar-debar.
Penyakit jantung merupakan penyakit yang terjadi karena adanya
kelainan pada pembuluh darah di jantung. Resiko terjadinya penyakit
jantung dapat dikurangi dengan menjalankan berbagai tahap untuk
mencegah dan mengontrol faktor resiko yang memperburuk terjadinya
penyakit jantung atau serangan jantung (The State Goverment of Victoria,
2004). Faktor resiko penyakit jantung yang paling utama adalah hipertensi,
hiperkolesterolemi, dan merokok. Ketiga faktor tersebut dapat saling
mempengaruhi dan memperkuat resiko penyakit jantung, akan tetapi dapat
diperbaiki dan bersifat reversibel bila upaya pencegahan benar-benar
dilaksanakan. Faktor resiko lainnya adalah usia, jenis kelamin, geografis,
ras, diet, obesitas, diabetes, exercise, perilaku dan kebiasaan, stress,
keturunan, dan perubahan keadaan sosial (Anwar, 2004). Aktivitas
intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk pasien penyakit

Universitas Sumatera Utara

38

jantung diantaranya menempatkan pasien dalam posisi yang terapeutik
(Melanie, 2012). Posisi tidur miring ke kanan menyimpan banyak manfaat
terutama bagi kesehatan jantung karena berdasarkan analisa medis tidur
miring ke kanan dapat membuat jantung dan pembuluh darah besar besar
berada di sebelah kiri menjadi lebih bebas dalam memompa dan
mengalirkan darah (Widjajakusuma, 2015).
Hasil penelitian Sutrisno (2015) bahwa sebanyak 12 orang (60%)
memiliki resiko tinggi terjadinya serangan ulang, 7 orang (35%) memiliki
resiko sedang terjadinya serangan ulang, dan 1 orang (5%) memiliki resiko
rendah terjadinya serangan ulang pada pasien penyakit jantung koroner di
poli jantung RSUD Gambiran Kediri. Dari penelitian ini didapatkan
hubungan kebiasaan posisi tidur miring dengan resiko terjadinya serangan
ulang pada pasien penyakit jantung koroner di poli jantung RSUD
Gambiran Kediri, dimana tingginya angka resiko tinggi terjadinya
serangan

ulang

pasien

penyakit

jantung

dikarenakan

kurangnya

pengetahuan responden mengenai tidur sehat dan posisi tidur yang boleh
untuk penderita penyakit jantung.
Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2009,
jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena
jantung diperlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga
tubuh mendapatkan oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk
metabolisme tubuh. Oleh karena itu, jantung perlu dijaga agar dapat
menjalankan fungsinya secara baik. Dan hal yang perlu dihindari adalah

Universitas Sumatera Utara

39

penyakit jantung teruma penyakit jantung koroner yang merupakan salah
satu penyakit yang berbahaya yang dapat menyebabkan serangan jantung.
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan jantung yaitu dengan memiliki
kebiasaan posisi tidur yang baik. Posisi tidur yang baik untuk kesehatan
jantung yaitu tidur dengan miring ke kanan karena posisi tidur ini dapat
memungkinkan darah terdistribusi merata dan terkonsentrasi disebelah
kanan, hal ini menyebabkan beban aliran darah yang masuk dan keluar
dari jantung menjadi lebih rendah dampaknya yaitu denyut jantung
menjadi sedikit lebih lambat, tekanan darah akan menurun serta akan
membantu kualitas tidur (Setiawati, 2015).
Ditinjau dari kebiasaan posisi tidur lansia yang berada di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai yang berdasarkan penelitian termasuk
dalam kategori baik, maka status kesehatan jantung lansia dalam keadaan
baik. Kesehatan jantung yang tidak baik disebabkan karena riwayat
hipertensi, riwayat hiperkolesterolemi, dan kebiasaan merokok. Jadi setiap
manusia harus menjaga kesehatan jantungnya, salah satu caranya adalah
dengan terbiasa dengan posisi tidur. Walaupun sederhana hal ini dapat
meringankan kerja jantung selama kita tidur, sehingga beban aliran darah
yang masuk dan keluar dari jantung menjadi lebih rendah. Dampak
lainnya adalah denyut jantung menjadi lebih lambat, tekanan darah juga
menurun, serta membantu meningkatkan kualitass tidur.

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan tentang kebiasaan
posisi tidur miring dengan kesehatan jantung lansia di UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Binjai adalah sebagai berikut:
6.1.

Kesimpulan
Hasil penelitian dengan jumlah responden 63 orang di UPT Pelayanan

Sosial Lanjut Usia Binjai menunjukkan bahwa sebagian besar responden di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai berusia 60-70 tahun yaitu sebanyak 33 orang
(52,4%). Dan sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak
34 orang (54%). Sedangkan sebagian besar responden dalam penelitian ini
bersuku Jawa dengan jumlah 29 orang (46%). Kemudian mayoritas responden
beragama Islam dengan jumlah 59 orang (93,7%). Serta sebagian besar responden
memiliki tingkat pendidikan SD sebanyak 34 orang (54%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang berada di
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai memiliki kebiasaan posisi tidur miring
yaitu 52 orang (82,5%). Hasil penelitian menunjukkan dari 63 orang responden
terdapat 56 responden memiliki kesehatan jantung yang sehat dengan persentase
88,9%, sedangkan 7 responden memiliki kesehatan jantung yang tidak sehat
dengan persentase 11,1%.

40
Universitas Sumatera Utara

41

6.2.

Saran
6.2.1. Pelayanan Keperawatan
Dengan

dilakukannya

penelitian

ini

diharapkan

pelayanan

keperawatan khususnya keperawatan gerontik agar dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada lansia seperti melakukan pemeriksaan
jantung bagi lansia yang berada di Pelayanan Sosial.
6.2.2. Instansi Terkait
Kepada instansi terkait agar lebih melakukan pemantaun terhadap
kebiasaan posisi tidur miring dengan kesehatan jantung lansia.
6.2.3. Penelitian Selanjutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengembangan
penelitian seperti melakukan observasi untuk melihat kebiasaan posisi
tidur dan melakukan pemeriksaan jantung dengan menggunakan metode
tertentu baik dalam ilmu keperawatan ataupun dalam ilmu kedokteran
sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik serta melakukan penelitian
bagi lansia yang memiliki riwayat penyakit jantung.
6.3.

Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilaksanakan sesuai dengan prosedur

ilmiah, namun demikian masih memiliki keterbatasan, yaitu: adanya keterbatasan
dalam mengetahui kesehatan jantung lansia.

Universitas Sumatera Utara