Manajemen Tenaga Kependidikan Sesuai Sta (1)

Manajemen Tenaga Kependidikan Sesuai Dengan
Standar Nasional Pendidikan

Disusun Oleh:
Putri Aryani (171011500267)
02PPKp002 / 439

PROGRAM STUDI PPKn S1
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2018

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga pendidik dan kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan
strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan
kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pendidikan,
peranan pendidik dalam masyarakat Indonesia tetap dominan meskipun teknologi
yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Begitu
pun dengan tenaga kependidikan mereka bertugas melaksanakan administrasi,

pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang
proses pendidikan pada satuan pendidikan.

B. Ruang Lingkup Kajian
Pada makalah ini saya membahas tentang manajemen tenaga kependidikan, yang di
dalam nya terdapat definisi, fungsi, tujuan, seleksi, manfaat, ruang lingkup yang
membahas tentang manajemen tenaga kependidikan
Pendidik akan berhadapan langsung dengan para peserta didik, namun ia tetap
memerlukan dukungan dari para tenaga kependidikan lainnya, sehingga ia dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena pendidik akan mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya apabila berada dalam konteks yang hampa, tidak ada aturan
yang jelas, tidak didukung sarana prasarana yang memadai, tidak dilengkapi dengan
pelayanan dan sarana perpustakaan serta sumber belajar lain yang mendukung maka
semua itu tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien.

C. Tujuan
 Untuk memahami definisi manajemen tenaga kependidikan
 Untuk mengetahui dan memahami tujuan manajemen tenaga pendidik dan
kependidikan
 Untuk mengetahui tugas dan fungsi manajemen tenaga pendidik

 Untuk mengetahui jenis-jenis manajemen tenaga pendidik
 Untuk mengetahui aktivitas manajemen tenaga pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Manajemen Tenaga Kependidikan Sesuai Dengan Standar Nasional
Pendidikan

1. Definisi
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 6,
Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Dalam organisasi pendidikan tenaga pendidik dan kependidikan ini merupakan
sumber daya manusia potensial yang turut berperan dalam mewujudkan tujuan
pendidikan nasional,Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 5, tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Pendidik akan berhadapan langsung dengan para peserta didik, namun ia tetap

memerlukan dukungan dari para tenaga kependidikan lainnya, sehingga ia dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena pendidik akan mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya apabila berada dalam konteks yang hampa, tidak ada aturan
yang jelas, tidak didukung sarana prasarana yang memadai, tidak dilengkapi dengan
pelayanan dan sarana perpustakaan serta sumber belajar lain yang mendukung. Karena
itulah pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dan posisi yang sama penting
dalam konteks penyelenggaraan pendidikan (pembelajaran).

2. Fungsi Dan Tujuan Manajemen Tenaga Kependidikan
Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan
untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai
hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan.
Secara khusus tugas dan fungsi tenaga pendidik(guru dan dosen) didasarkan pada
undang-undang no 14 Tahun 2007, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni, serta pengabdi kepada masyarakat. Dalam pasal 6 disebutkan bahwa : kedudukan
guru dan dosen sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya secara professional tenaga pendidik dan
kependidikan harus memiliki kompetensi yang disyaratkan baik oleh peraturan
pemerintah maupun kebutuhan masyarakat antara lain (1) pendidik harus memiliki
kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.(2)pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi di hasilkan oleh
perguruan tinggi yang terakreditasi.1

3. Seleksi Manajemen Tenaga Kependidikan
“Selection” atau seleksi di definisikan sebagai suatu proses pengambilan keputusan
dimana individu di pilih untuk mengisi suatu jabatan yang di dasarkan pada penilaian
terhadap seberapa besar karakteristik individu yang bersangkutan, sesuai dengan yang
di persyaratkan oleh jabatan tersebut.
Tujuan utama dari seleksi adalah untuk :
1) Mengisi

kekosongan


jabatan

dengan

personil

yang

memenuhi

persyaratan yang di tentukan dan di nilai mampu dalam:
 Menjalankan tugas dalam jabatan tersebut,
 Mendapatkan kepuasan dalam jabatannya sehingga dapat
bertahan dalam sistem,
 Menjadi kontributor efektif bagi pencapaian tujuan dalam sistem,
 Memiliki motivasi untuk mengembangkan diri.

1


Endang Herawan dan Nani Hartini.Manajemen Tenaga Pendidik dan
Kependidikan(Bandung:ALFABETA,2017),hlm233

2) Membantu meminimalisasi pemborosan waktu, usaha dan biaya yang
harus di investasikan bagi pengembangan pendidikan para pegawai.2
Manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup (1) perencanaan
pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4)
promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai,(6) kompensasi, dan (7) penilaian
pegawai. Semua itu perlu di lakukan dengan baik dan benar agar apa yang di harapkan
tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang di perlukan dengan kualifikasi
dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan
berkualitas.
Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai,
baik secara kuantitatif maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan. Penyusunan
rencana personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas
tentang pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan dalam organisasi. Karena itu sebelum
menyusun rencana, perlu di lakukan analisis pekerjaan (job analisis) dan analisis jabatan
untuk memperoleh deskripsi pekerjaan (gambaran tentang tugas-tugas dan pekerjaan
yang harus di laksanakan). Informasi ini sangat membantu dalam menentukan jumlah
pegawai yang di perlukan, dan untuk menghasilkan spesifikas pekerjaan (job

specification). Spesifikasi jabatan ini memberi gambaran tentang kualitas minimum
pegawai yang dapat di terima dan yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan
sebagaimana meestinya.
Dalam kaitan nya dengan tenaga kependidikan di sekolah, khususnya pegawai
negeri sipil, sebab-sebab pemberhentian pegawai ini dapat di kelompokkan ke dalam
tiga jenis (1) pemberhentian atas permohonan sendiri,(2) pemberhentian oleh dinas atau
pemerintah;dan (3) pemberhentian sebab lain-lain. Pemberhentian atas permohonan
pegawai sendiri, misalnya karena pindah lapangan pekerjaan yang bertujuan
memeperbaiki nasib.
Pemberhentian oleh dinas atau pemerintah bisa dilakukan dengan beberapa
alasan berikut:
1. Pegawai yang bersangkutan tidak cakap dan tidak memiliki kemampuan
untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik;
2. Perampingan atau penyederhanaan organisasi;
2

Ibid.,hlm.237

3. Peremajaan, biasanya pegawai yang telah berusia 50 tahun dan berhak
pensiun harus diberhentikan dalam jangka waktu satu tahun;

4. Tidak sehat jasmani dan rohani sehingga tidak dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik;
5. Melakukan pelanggaran tindak pidana sehingga di hukum penjara atau
kurungan;
6. Melanggar sumpah atau janji pegawai negeri sipil.
Sementara pemberhentian karena alasan lain penyebabnya adalah pegawai yang
bersangkutan meninggal dunia, hilang, habis menjalani cuti di luar tanggungan negara
dan tidak melaporkan diri kepada yang berwenang, serta telah mencapai batas usia
pensiun.3

4. Manfaat Manajemen Tenaga Kependidikan
Manfaat Manajemen Tenaga Kependidikan yaitu:
 Terwujudnya

suasana

belajar

dan


proses

pembelajaran

yang

aktif,kreatif,efektif, menyenangkan dan bermakna
 Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di
perlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara;
 Terpenuhinya

salah

satu

dari

5


kompetensi

tenaga

kependidikan(tertunjangnya kompetensi manajerial tenaga kependidikan
sebagai manajer)
 Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
 Terbengkalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan
tugas administrasi pendidikan(tertunjangnya profesi sebagai manajer
atau konsultan manajemen pendidikan);
 Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu di
sebabkan oleh manajemen nya;
 Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan
akuntabel;
3

Mulyasa.Manajemen Berbasis Sekolah(Bandung:PT REMAJA ROSDAKARYA,2005),hlm44

 Meningkatnya citra positif pendidikan4


5. Ruang Lingkup Manajemen Tenaga Kependidikan
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) nomor 20 tahun 2003
menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau pelatihan bagi peranan nya di masa yang akan
datang. Sedangkan pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945” proses
dan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara sadar dan sistematis oleh pendidik
dan peserta didik, pemerintah dan masyarakat luas.
Usaha itu berupa kegiatan dan proses yang terjadi dalam hubungan interaktif belajar
mengajar antara guru dan siswa yang di fasilitasi oleh pemerintah dan di dukung oleh
masyarakat, di samping suatu upaya atau perbuatan, pendidikan juga merupakan suatu
ilmu memenuhi persyaratan yang di tuntut bagi setiap ilmu. Usaha itu menurut
Makmun(2000:26) di konseptualkan sebagai kegiatan atau aktivitas sistem pendidikan
nasional

secara

keseluruhan,

baik

tatar

makroskopik

unsur

organisasi

penyelenggaraannya (instansi pemerintah dan institusi masyarakat), maupun pada tatar
mesokopiknya(satu-satuan pendidikan pada semua jenjang dan jenis), serta tatar
mikroskopiknya (kegiatan operasional layanan belajar, bimbingan, pengajaran dan/atau
latihan).5
Pembudayaan karakter dapat berupa kebijakan dan atau aturan dengan segala
sanksinya, namun yang lebih penting harus melalui keteladanan perilaku sehari-hari.
Keteladanan dalam hal kedisiplinan, tanggung jawab, perilaku bersih daan sehat, serta
adil merupakan sebagian dari pendidikan karakter yang selama ini masih sulit di
lakukan.
Selain kepala sekolah, guru merupakan personalia penting dalam pendidikan karakter
di sekolah. Sebagian besar interaksi yang terjadi di sekolah, adalah interaksi peserta
didik dengan guru. Baik melalui proses pembelajaran akademik kurikuler,maupun

4

https://asikbelajar.com/tujuan-manfaat-manajemen-pendidikan/ (diambil pada tanggal 28 juni 2018
pukul 15:03)
5
Syaiful sagala.Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan(Bandung:ALFABETA
CV,2010)hlm21

ekstrakurikuler. Pemahaman guru tentang pentingnya pendidikan karakter sangat
menentukan keberhasilan implementasi pendidikan karakter di sekolah.
Di sekolah pendidik merupakan figure yang di harapkan mampu mendidik anak yang
berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Merujuk Undang-Undang Sistem Pendidikan
Tahun 2003 Pasal 1, semua tenaga kependidikan baik yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor,pamong belajar,widyaiswara,tutor,instruktur,fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan tugas
dalam mendidik karakter.6
Secara khusus tugas dan fungsi tenaga pendidik (guru dan dosen) didasarkan pada
Undang-Undang No 14 Tahun 2007, yaitu sebagai agen pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni, serta pengabdi kepada masyarakat.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Pengelolaan Dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal 171 Pendidik mempunyai tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut:
 guru

sebagai

pendidik

profesional

mendidik,

mengajar,

membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.
 dosen sebagai pendidik profesional dan ilmuwan mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, pada jenjang
pendidikan tinggi
 konselor sebagai pendidik professional memberikan pelayanan konseling kepada
peserta didik di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi
 pamong belajar sebagai pendidik professional mendidik, membimbing,
mengajar,

melatih,

menilai,

dan

mengevaluasi

peserta

didik,

dan

mengembangkan model program pembelajaran, alat pembelajaran, dan
pengelolaan pembelajaran pada jalur pendidikan nonformal

6

Zubaedi.Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga
Pendidikan(Jakarta:KENCANA PRENADA MEDIA GROUP,2011)hlm164

 widyaiswara sebagai pendidik professional mendidik, mengajar, dan melatih
peserta didik pada program pendidikan dan pelatihan prajabatan dan/atau dalam
jabatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah
 tutor sebagai pendidik professional memberikan bantuan belajar kepada peserta
didik dalam proses pembelajaran jarak jauh dan/atau pembelajaran tatap muka
pada satuan pendidikan jalur formal dan nonformal
 instruktur sebagai pendidik professional memberikan pelatihan teknis kepada
peserta didik pada kursus dan/atau pelatihan
 fasilitator sebagai pendidik professional melatih dan menilai pada lembaga
pendidikan dan pelatihan
 pamong pendidikan anak usia dini sebagai pendidik profesional mengasuh,
membimbing, melatih, menilai perkembangan anak usia dini pada kelompok
bermain, penitipan anak dan bentuk lain yang sejenis pada jalur pendidikan
nonformal
 guru pembimbing khusus sebagai pendidik profesional membimbing, mengajar,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik berkelainan pada satuan pendidikan
umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan keagamaan
 narasumber teknis sebagai pendidik profesional melatih keterampilan tertentu
bagi peserta didik pada pendidikan kesetaraan.
Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 1,
tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.7

7

https://ernisusiyawati.wordpress.com/2013/06/01/manajemen-tenaga-pendidik-dan-kependidikan/
(diambil pada tanggal 28 juni 2018 pukul 22:17)

B. Standar Nasional Pendidikan Tentang Manajemen Tenaga Kependidikan
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik yang di maksudkan di atas adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus di penuhi oleh seorang pendidik yang di buktikan dengan
ijazah dan sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:
-Kompetensi pedagogik;
-Kompetensi kepribadian
-Kompetensi professional dan
-Kompetensi sosial
Berikut ini, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republika Indonesia yang
berkaitan dengan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 12 Tahun
2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 13 Tahun
2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 24 Tahun
2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah.
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 25 Tahun
2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah.
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 27 Tahun
2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 40 Tahun
2009 tentang Standar Penguji pada kursus dan pelatihan.

 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 41 Tahun
2009 tentang Standar Kualifikasi Pembimbing pada kursus dan pelatihan
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 42 Tahun
2009 tentang Standar Pengelola Kursus dan Pelatihan.
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 43 Tahun
2009 Standar Tenaga administrasi pendidikan pada program Paket A,
Paket B, Paket C.
 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 44 Tahun
2009 Standar Pengelola pendidikan pada Program Paket A, Paket B, dan
Paket C8

C. Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Tenaga
Kependidikan
Penguasaan dan kemampuan melaksanakan kompetensi secara prima dalam arti
efektif dan efisien, menempatkan profesi guru sebagai sebuah profesi. Sehubungan
dengan itu Djojonegoro(1998) menyatakan bahwa profesionalisme dalam suatu
jabatan ditentukan oleh tiga faktor penting ketiga faktor tersebut di sajikan berikut ini:
 Memiliki keahlian khusus yang di persiapkan oleh program pendidikan keahlian
atau spesialisasi
 Kemampuan untuk memperbaiki kemampuan(keterampilan dan keahlian khusus
yang dikuasai)
 Penghasilan yang memadai sebagai imbalan terhadap keahlian khusus yang
dimilikinya.
Untuk memahami betapa beratnya profesi guru yang dalam uraian terdahulu
telah dikemukakan bahwa guru harus memiliki keahlian ganda berupa keahlian
dalam bidang pendidikan dan keahlian dalam bidang studi yang di ajarkannya,
berbeda dari profesi lainnya yang hanya menuntut satu keahlian bidangnya, akan

8

http://bsnp-indonesia.org/standar-pendidikan-dan-tenaga-kependidikan/ (diambil pada tanggal 28 juni
2018, pukul14:04)

di ketengahkan secara rinci kompetensi itu menurut Richard D. Kellough(1998)
adalah:
1. Guru harus menguasai pengetahuan tentang materi pelajaran yang di
ajarkannya
2. Guru merupakan anggota aktif organisasi profesi guru,membaca jurnal
professional, melakukan dialog dengan sesame guru, mengembangkan
kemahiran meodologi, membina siswa dan materi pelajaran
3. Guru memahami proses belajar dalam arti siswa memahami tujuan belajar,
harapan-harapan dan prosedur yang terjadi di kelas.
4. Guru adalah “Perantara pendidikan” yang tidak perlu tahu segala-galanya,
tetapi paling tidak tahu bagaimana dan dimana dapat memperoleh
pengetahuan.
5. Guru melaksanakan perilaku sesuai model yang di inginkan di depan siswa.
6. Guru terbuka untuk berubah, berani mengambil resiko dan siap bertanggung
jawab
7. Guru tidak berprasangka jender, membedakan jenis kelamin, ethnis, agama,
penderita cacat dan status sosial.
8. Guru mengorganisasi kelas dan merencanakan pelajaran secara cermat
9. Guru merupakan komunikator-komunikator yang efektif
10. Guru harus berfungsi secara efektif sebagai pengambil keputusan.
Conny R. Semiawan mengemukakan bahwa kompetensi guru memiliki tiga kriteria
yang terdiri dari:
1. Knowledge criteria, yakni kemampuan intelektual yang di miliki seorang
guru yang meliputi penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai
cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar, dan tingkah laku individu,

pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang
kemasyarakatan dan pengetahuan umum.
2. Performance criteria, adalah kemampuan guru yang berkaitan dengan
berbagai keterampilan dan perilaku, yang meliputi keterampilan
mengajar, membimbing, menilai, menggunakan alat bantu pengajaran,
bergaul dan berkomunikasi dengan siswa dan keterampilan menyusun
persiapan mengajar atau perencanaan mengajar.
3. Product criteria, yakni kemampuan guru dalam mengukur kemampuan
dan kemajuan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Dengan demikian jelas bahwa profesi guru merupakan sebuah profesi, yang hanya dapat
di laksanakan secara efektif dan efisien oleh seseorang yang di persiapkan untuk
menguasai kompetensi guru melalui pendidikan dan atau pelatihan khusus. Oleh karena
itu pendayagunaan profesi guru secara formal dilakukan di lingkungan pendidikan
formal termasuk madrasah yang bersifat berjenjang dan berbeda jenisnya, maka guru
harus memenuhi persyaratan atau kualifikasi atau kompetensi sesuai jenis dan jenjang
sekolah tempatnya bekerja9
Beberapa pertimbangan yang penting untuk di perhatikan adalah perspektif yang di
butuhkan para pemimpin pendidikan yang meliputi hal-hal berikut.
1. Vision and symbols. Kepala sekolah harus mengkomunikasikan nilai-nilai lembaga
terhadap staf, pelajar-pelajar dan masyarakat luas
2. Management by walking about (WBWA),yaitu suatu cara bagi pemimpin untuk
memahami, berkomunikasi, dan mendiskusikan proses yang berkembang dalam
lembaga dengaan tidak hanya duduk di belakang meja kerjnaya.
3. For the kids, yaitu perhatian yang sungguh-sungguh kepada semua anggota
lembaganya, baik pelajar(primary customer)maupun pelanggan lain

9

Sudarwan Danim dan Khairil (Bandung: ALFABETA CV,2010)hlm9-11

4. Autonomy, experimentations, and support for failure, yaitu memiliki otonomi, suka
mencoba hal-hal baru dan memberikan dukungan bagi sikap inisiatif dan inovatif
untuk memperbaiki kegagalan.
5. Create a sense of family,yaitu cara untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan di antara
sesame guru, pelajar, karyawan, dan staf pimpinan lain nya.
6. Sense of the whole, rbytme,passion, intensity, and enthbusias, yaitu menumbuhkan
rasa kebersamaan, keinginan, semangat, dan potensi dari setiap staf.
Peranan kepemimpinan pada setiap level organisasi akan menentukan pencapaian
perbaikan mutu. Komitmen terhadap mutu harus merupakan sikap utama dari pemimpin
lembaga pendidikan tertentu. Ini merupakan alasan bahwa manajemen mutu terpadu
menjadi penting sebagai proses dari atas ke bawah.10
Dalam bidang pendidik dan tenaga kependidikan, satuan pendidikan sekolah
melaksanakan program dengan standar manajemen sebagai berikut:
1. Sekolah/madrasah menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan
2. Program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan:
 Di susun dengan memperhatikan standar pendidik dan tenaga
kependidikan
 Di kembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah termasuk
pembagian tugas, mengatasi bila terjadi kekurangan tenaga,menentukan
sistem penghargaan dan pengembangan profesi bagi setiap pendidik dan
tenaga kependidikan serta menerapkannya secara professional,adil dan
terbuka
3. Pengangkatan pendidik dan tenaga kependidikan tambahan di laksanakan
berdasarkan ketentuan yang di tetapkan oleh penyelenggara sekolah/madrasah
10

Syafaruddin,Mutu Terpadu Dalam Pendidikan(Jakarta:PT Gramedia Widiasarana
Indonesia,2002)hlm57-58

4. Sekolah atau madrasah perlu mendukung upaya:
A. Promosi

pendidik

dan

tenaga

kependidikan

berdasarkan

asas

kemanfaatan, kepatuhan, dan profesionalisme
B. Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan yang di identifikasi
secara sistematis sesuai dengan aspirasi individu, kebutuhan kurikulum
dan sekolah/madrasah
C. Penempatan tenaga kependidikan disesuaikan dengan kebutuhan baik
jumlah maupun kualifikasinyadengan menetapkan prioritas
D. Mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi keposisi lain di dasarkan
pada analisis jabatan dengan di ikuti orientasi tugas oleh pimpinan
tertinggi sekolah/madrasah yang di lakukan setelah empat tahun, tetapi
bisa

di

perpanjang

berdasarkan

alasan

yang

dapat

di

pertanggungjawabkan sedangkan untuk tenaga kependidikan tambahan
tidak ada mutasi.
5. Sekolah atau madrasah mendayagunakan:
A. Kepala Sekolah/madrasah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pimpinan pengelolaan sekolah/madrasah
B. Wakil kepala SMP/MTs melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pembantu kepala sekolah/madrasah
C. Wakil kepala SMA/SMK,MA/MK bidang kurikulum melaksanakan tugas
dan tanggung jawab nya sebagai pembantu kepala sekolah/madrasah dalam
mengelola bidang kurikulum11

11

Suparlan.Manajemen Berbasis Sekolah(Jakarta:PT Bumi Aksara,2015)hlm80-81

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tenaga pendidik dan
kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategis terutama dalam
upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan lain-lain yang
di inginkan. Di pandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik dalam masyarakat
Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat di manfaatkan dalam proses
pembelajaran berkembang amat cepat.
Manajemen tenaga pendidik dan kependidikan adalah aktifitas yang harus di lakukan
mulai dari tenaga pendidik dan kependidikan itu sangat penting demi kemajuan bangsa,
karena jika tidak ada nya tenaga pendidik tidak akan ada yang mencerdaskan anak
bangsa,membentuk akhlak mulia dan menjadikan anak bangsa Indonesia mempunyai
moral yang baik.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini saya harapkan pembaca dapat menambah wawasan dan
memahami definisi,fungsi dan tujuan, ruang lingkup dan seleksi dalam Manajemen
Tenaga Kependidikan Sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan untuk itu saya selaku
penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, serta
meminta kritik dan saran bagi para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
https://asikbelajar.com/tujuan-manfaat-manajemen-pendidikan/ (diambil pada tanggal
28 juni 2018 pukul 15:03)
https://ernisusiyawati.wordpress.com/2013/06/01/manajemen-tenaga-pendidik-dankependidikan/ (diambil pada tanggal 28 juni 2018 pukul 22:17)
http://bsnp-indonesia.org/standar-pendidikan-dan-tenaga-kependidikan/ (diambil pada
tanggal 28 juni 2018, pukul14:04)
Herawan Endang dan Hartini Nani.(2017).Manajemen Tenaga Pendidik dan
Kependidikan.Bandung:ALFABETA.
Mulyasa.(2005).Manajemen Berbasis Sekolah.Bandung:PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Sagala syaiful.(2010).Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan.Bandung:ALFABETA CV
Zubaedi.(2011). Desain Pendidikan Karakter.Jakarta:KENCANA PRENADA MEDIA
GROUP
Danim Sudarwan dan Khairil.(2010).Profesi Kependidikan.Bandung: ALFABETA CV
Syafaruddin.(2002).Mutu Terpadu Dalam Pendidikan.Jakarta:PT Gramedia
Widiasarana Indonesia
Suparlan.(2015).Manajemen Berbasis Sekolah.Jakarta:PT Bumi Aksara