PENGARUH ASAM ASKORBAT DARI EKSTRAK NANAS TERHADAP KOAGULASI LATEKS (STUDI PENGARUH VOLUME DAN WAKTU PENCAMPURAN)

  

PENGARUH ASAM ASKORBAT DARI EKSTRAK NANAS

TERHADAP KOAGULASI LATEKS (STUDI PENGARUH

VOLUME DAN WAKTU PENCAMPURAN)

  • *

    Septriani Laoli, Imelda Magdalena S , Farida Ali

  Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662

  Email: Imeldamagdalena@ymail.com, Septrianilaoli@ymail.com

  

Abstrak

  Lateks adalah cairan berwarna putih menyerupai susu yang keluar dari tanaman yang dilukai yang berasal dari tanaman Hevea brasiliensi. Lateks Hevea brasiliensi dapat diolah menjadi karet karena memiliki sifat yang baik yang memiliki kandungan partikel karet berupa hidrokarbon poli isopropena yang merupakan komponen utama karet. Pada penelitian ini koagulasi lateks menggunakan ekstrak nanas. Variabel yang digunakan adalah jenis koagulan, volume ekstrak nanas, dan waktu. Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah lateks dengan koagulan ekstrak nanas. Kondisi optimal berat karet yang didapatkan adalah pada saat volume ekstrak nanas berkulit 20 ml dengan volume lateks 20 ml yaitu sebesar 26,2284 gram. Waktu menggumpal terbaik yaitu selama 97 detik.

  Kata kunci : lateks, karet, koagulasi, nanas.

  

Abstract

  Latex is a white colored that resembles milk out derived from plant a wounded Hevea Brasiliensi. Hevea Brasiliensi latex can be processed into rubber because it has a good nature that has the content of rubber particles in the form of hydrocarbon poly-isopropena which is the main component of the rubber.

  Manufacture of rubber can be done to dense of latex with a coagulant called coagulation with coagulation materials. In research, the coagulation latex used pineapple extract. The variables are used type of coagulant, volume of pineapple’s extract, and time. The material used for this research is latex with pineapple’s extract. The optimum condition obtained when volume extract of pineapple skin 20 ml with volume latex 20 ml is 26.2284 gram. The best time of latex dense is 97 seconds.

  Keywords: latex, rubber, coagulation, pineapple.

  Hal ini mendorong kami untuk meneliti ekstrak

1. PENDAHULUAN

  nanas sebagai bahan alternatif penggumpal lateks Koagulasi lateks yang biasa dilakukan kebun sebagai perlakuan variasi volume dan petani di Sumatera Selatan dengan cara waktu pencampuran yang akhirnya dapat menambahkan cuka asam (asam asetat) dan asam digunakan sebagai pengganti asam formiat. formiat kedalam lateks. Harga asam formiat yang cukup mahal dipasaran dan ketersedian yang

  Lateks

  langka sehingga sangat membebanin petani Karet adalah polimer hidrokarbon yang karet. Selain itu pengunaaan asam formiat terbentuk dari emulsi kesusunan (dikenal sebagai sebagai koagulan lateks menyebabkan bau yang lateks) atau getah pada beberapa jenis tumbuhan tidak sedap. Fakta diatas membuka peluang tetapi dapat juga diproduksi secara sintetis. untuk pengembangan bahan penggumpal Lateks karet adalah suspensi koloid poliisopren alternatif. yang diperoleh dari tumbuhan Havea Brasiliensi.

  Bahan alternatif yang digunakan berupa Lateks merupakan sistem koloid, yaitu sistem ekstrak nanas yang umumnya memiliki pH 3-4. yang terdiri dari zat pendispersi dari zat terdispersi.

  Tabel 1. Komposisi Havea Brasiliensis Komposisi Persentase (%)

  tropis yang berasal dari Brazil, Bolivia, dan Paraguay. (Martyasari Aziya,2001 dikutip di Rukmana, 1996).

  Bahan baku nanas berkulit dan tak berkulit. Nanas dipotong kecil-kecil dan diblender kemudian disaring menggunakan kain, lalu hasil dari penyaringan tersebut diperas. Lalu nanas itu diukur pH-nya. Lateks segar disiapkan dalam wadah. Lateks disaring menggunakan saringan kawat. Setelah penyaringan, lataks tersebut diukur pH-nya.

  2. METODOLOGI

  Sumber : USDA National Nutrient Database for Standard Reference, Release 23 (2010).

  Vitamin K (phylloquinone) mcg 0,7

  58 VitaminE(alpha- tocopherol) mg 0,02

  IU

  35 Vitamin A, IU

  3 Carotene, beta mcg

  18 Choline, total mg 5,5 Betaine mg 0,1 Vitamin A, RAE mcg_RAE

  18 Folate, DFE mcg_DFE

  18 Folate, food mcg

  Thiamin mg 0,079 Riboflavin mg 0,032 Niacin mg 0,500 Pantothenic acid mg 0,213 Vitamin B-6 mg 0,112 Folate, total mcg

  Vitaminc C, Total asam ascorbat mg 47,8

  Tabel 2. Komposisi Buah Nanas Mentah per 100 gram. (Vitamins) Vitamins Unit Per 100 gr

  comosus (L.) Merr.) adalah sejenis tumbuhan

  hidrokarbon air Protein

  Dehidrasi Koagualasi lateks secara dehidrasi deilakukan dengan menambah bahan atau zat menyerap lapisan molekul air disekeliling partikel karet yang bersifat sebagai pelindung pada lateks, zat yang dapat digunakan misalnya alcohol, aseton, dan sebagainya.

  Lipid Garam-garam

  Mineral Ammonia

  37,69 59,62

  1,06 0,23 0,40 0,68 0,32

  Sumber : Arta Sihombing, 2010 dikutip Syntia Rahutami, 2009

  Koagulasi lateks adalah peristiwa terjadinya perubahan fase sol menjadi gel dengan bantuan koagulan. Koagulasi lateks dapat terjadi karena: a.

  b.

  Nanas, nenas, atau ananas (Anenas

  Penurunan pH lateks Penurunan pH terjadi karena terbentuknya asam hasil penguraian oleh bakteri. Apabila lateks ditambahkan dengan asam akan terjadi penurunan pH sampai pada titik isoelektrik sehingga partikel karet menjadi tidak bermuatan. Protein pada lateks yang kehilangan muatan akan mengalami denaturasi sehingga selubung protein yang berfungsi melindungi partikel karet akan terjadi tumbukan yang menyebabkan terjadinya koagulasi.

  c.

  Penambahan Elektrolit Penambahan larutan elektrolit yang mengandung kation berlawanan dengan partikel karet akan menurunkan potensial elektro kinetik sehingga lateks menjadi koagulasi. Kation dari logam alkali dapat juga digunakan sebagai koagulan.

  d.

  Pengaruh Enzim Enzim yang terdapat didalam lateks, terutama enzim proteolitik akan menghidrolisa ikatan peptida dari protein menjadi asam amino akibatnya partikel karet kehilangan selubung sehingga partikel karet menjadi tidak bermuatan maka lateks menjadi tidak stabil atau mengalami koagulasi (Arta Sihombing, 2010 dikutip Syntia Rahutami, 2009).

  Nanas

  Setelah persiapan bahan, yaitu ekstrak nanas dan lateks, lalu bahan tersebut diletakkan dalam masing-masing beker gelas 500 ml. Kemudian volume ekstrak nanas divariasikan dengan berbagai volume lateks, yaitu; 5 ml, 10 ml, 15 ml, dan 20 ml. Begitu juga dengan lateks, divariasikan dengan berbagai volume, yaitu; 5 ml, 10 ml, 15 ml dan 20 ml. Masukkan lateks dengan volume 5 ml kedalam erlenmeyer kemudian tambahkan volume ekstrak nanas yang telah ditentukan yaitu: 5 ml, 10 ml, 15 ml, dan 20 ml. Catat waktu pertama lateks menggumpal. Setelah lateks benar-benar menggumpal, pindahkan dalam wadah dengan posisi wadah mempunyai kemiringan yang tepat. Timbang berat karet yang diperoleh dengan variasi waktu, yaitu ; 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam. Selanjutnya proses tersebut di atas diulang dengan variasi volume lateks 10 ml, 15 ml, dan 20 ml.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengaruh Volume Ekstrak Nanas Berkulit Terhadap Berat Karet Yang Dihasilkan

   karet  yang  dihasilkan  (gram) Waktu  Pencampuran (jam) 15ml  lateks vs 5ml ekstak nanas berkulit 15ml  lateks vs 10ml ekstak nanas berkulit 15ml  lateks vs 15ml ekstak nanas berkulit 15ml  lateks vs 20ml ekstak nanas berkulit

  5

  10

  15

  20

  25

  30

  35

  1

  2

  3

  4

  5 Berat

  5

  5 Berat

  10

  15

  20

  25

  30

  35

  1

  2

  3

  4

  5

  berat  karet  yang  dihasilkan  (gram) Waktu  Pencampuran (jam) 20ml  lateks vs 5ml ekstak nanas berkulit 20ml  lateks vs 10ml ekstak nanas berkulit 20ml  lateks vs 15ml ekstak nanas berkulit 20ml  lateks vs 20ml ekstak nanas berkulit

   karet  yang  dihasilkan  (gram) Waktu  Pencampuran (jam) 10ml  lateks vs 5ml ekstak nanas berkulit 10ml  lateks vs 10ml ekstak nanas berkulit 10ml  lateks vs 15ml ekstak nanas berkulit 10ml  lateks vs 20ml ekstak nanas berkulit

  Gambar 1. Waktu pencampuran terhadap berat

  karet pada volume lateks 5 ml dengan volume nanas berkulit (5 ml,10ml,15ml,20ml) Pada Gambar 1 terlihat bahwa berat karet yang optimun diperoleh pada volume lateks 5 ml dengan volume nanas berkulit 20 ml jam ke-5 adalah 8,1851 gram.

  14

  Gambar 2. Waktu pencampuran terhadap berat

  karet pada volume lateks 10 ml dengan volume nanas berkulit (5 ml,10ml,15ml,20ml) Pada gambar 2 terlihat bahwa berat karet yang optimun diperoleh pada volume lateks 10 ml dengan volume nanas berkulit 20 ml jam ke-5 adalah 15,3809 gram.

  Gambar 3. Waktu pencampuran terhadap berat

  karet pada volume lateks 15 ml dengan volume nanas berkulit (5 ml,10ml,15ml,20ml) Pada gambar 3 terlihat bahwa berat karet yang optimun diperoleh pada volume lateks 15 ml dengan volume nanas berkulit 15 ml jam ke-5 adalah 22,1612 gram.

  Gambar 4. Waktu pencampuran terhadap berat

  karet pada volume lateks 20 ml dengan volume nanas berkulit (5 ml,10ml,15ml,20ml) Pada Gambar 4 terlihat bahwa berat karet yang optimun diperoleh pada volume lateks 20 ml dengan volume nanas berkulit 15 ml adalah 26,6097 gram.

  Pada Gambar diatas secara keseluruhan terlihat bahwa pada jam ke-1, berat karet masih

  2

  4

  6

  8

  10

  12

  1

  3 besar, hal ini dikarenakan pada pada kondisi ini

  2

  3

  4

  5 Berat

   karet  yang  dihasilkan  (gram) Waktu  Pencampuran (jam) 5ml  lateks vs 5ml ekstak nanas berkulit 5ml  lateks vs 10ml ekstak nanas berkulit 5ml

   lateks vs 15ml ekstak nanas berkulit 5ml  lateks vs 20ml ekstak nanas berkulit

  5

  10

  15

  20

  25

  1

  2

  4

  25 kandungan air pada lateks masih banyak. Pada jam ke-2 berat karet mengalami penurunan yang sangat tajam, hal imi dikarenakan air yang ada

  20

   (gram)

  didalam molekul lateks keluar dan proses koagulasi hampir sempurna. Pada jam ke-3 dan jam ke-4, penurunan berat karet tidak terlalu

  15 besar dan beratnya sudah stabil. Pada jam ke-5

   dihasilkan berat karet yang dihasilkan sudah optimum.

  10 Penyusut berat karet tiap jam dikarenakan

   yang

  bila suatu asam dimasukkan ke dalam sistem emulsi lateks, maka akan menyebabkan partikel–

   karet

  5

  partikel koloid menjadi tidak stabil sehingga

  10ml  lateks vs 5ml ekstak nanastak  berkulit

  10ml  lateks vs 10ml ekstak nanas tak berkulit

  menyebabkan struktur protein pada lateks akan

  berat 10ml  lateks vs 15ml ekstak nanas tak berkulit

  terganggu. Pada kondisi ini semua emulgator

  10ml  lateks vs 20ml ekstak nanas tak berkulit

  telah pecah, karet sehingga untuk waktu

  1

  2

  3

  4

  5 pencampuran yang lebih lama jumlah karet yang

  Waktu

  dihasilkan cenderung menurun.  Pencampuran (jam) Pada gambar keseluruhan menunjukkan

  Gambar 6. Waktu pencampuran terhadap berat

  berat karet paling besar diperoleh pada volume karet pada volume lateks 10 ml dengan volume lateks 20 ml dengan volume nanas berkulit 20 ml nanas tidak berkulit (5 ml,10ml,15ml,20ml) jam ke-5 adalah 26,2284 gram.

  Pada gambar 6 terlihat bahwa berat karet yang optimun diperoleh pada volume lateks 10 ml dengan volume nanas berkulit 20 ml jam ke-5

3.2. Pengaruh Volume Ekstrak Nanas Tidak adalah 14,0866 gram. Berkulit Terhadap Berat Karet Yang Dihasilkan.

  35

  16

  30

  14

   (gram)

  25

   (gram)

  12

  20

  10

   dihasilkan

  15

  8

   dihasilkan  yang

  10

  15ml  lateks vs 5ml ekstak nanas tak berkulit

  6

  15ml  lateks vs 10ml ekstak nanas tak berkulit  yang

  5ml  lateks vs 5ml ekstak nanas tak berkulit

  4

  5

   karet 15ml  lateks vs 15ml ekstak nanas tak berkulit 5ml

   lateks vs 10ml ekstak nanas tak berkulit 15ml  lateks vs 20ml ekstak nanas tak berkulit  karet

  2

  5ml  lateks vs 15ml ekstak nanas tak berkulit berat

  5ml  lateks vs 20ml ekstak nanas tak berkulit

  1

  2

  3

  4

  5

  berat

  1

  2

  3

  4

  5 Waktu

   Pencampuran (jam) Waktu  Pencampuran (jam) Gambar 7. Waktu pencampuran terhadap berat

  karet pada volume lateks 15 ml dengan volume

  Gambar 5. Waktu pencampuran terhadap berat

  nanas tidak berkulit (5 ml,10ml,15ml,20ml) karet pada volume lateks 5 ml dengan volume nanas tidak berkulit (5 ml,10ml,15ml,20ml)

  Pada gambar 7 terlihat bahwa berat karet yang optimun diperoleh pada volume lateks 15 Pada Gambar 5 terlihat bahwa berat karet ml dengan volume nanas berkulit 20 ml jam ke-5 yang optimun diperoleh pada volume lateks 5 ml adalah 22,3025 gram. dengan volume nanas berkulit 20 ml jam ke-5 adalah 8,0459 gram.

  3.3. Perbandingan antara nanas berkulit

  35

  dengan nanas tidak berkulit

  30

  3.3.1 Perbandingan antara berat karet yang dihasilkan dengan volume ekstrak nanas 5ml

  25

   dihasilkan)

  20

  8

  7

  15

   yang

  6

   (gram)

  10

  20ml  lateks vs 5ml ekstak nanas tak berkulit  karet

  5

  20ml  lateks vs 10ml ekstak nanas tak berkulit

  5

  4

  berat 20ml  lateks vs 15ml ekstak nanas tak berkulit 20ml  lateks vs 20ml ekstak nanas tak berkulit  dihasilkan

  3

  1

  2

  3

  4

  5 nanas

  2  tidak berkulit

   yang Waktu  Pencampuran (jam)

  nanas

  1  berkulit

  Gambar 8. Waktu pencampuran terhadap berat  karet

  karet pada volume lateks 20 ml dengan volume

  1

  2

  3

  4

  5 nanas tidak berkulit (5 ml,10ml,15ml,20ml)

  berat waktu  pengamatan (jam)

  Pada gambar 8. terlihat bahwa berat karet yang optimun diperoleh pada volume lateks

  Gambar 9. Perbandingan antara volume nanas

  20 ml dengan volume nanas berkulit 20 ml jam berkulit (5 ml) dan volume nanas tidak berkulit ke-5 adalah 25,6176 gram.

  (5ml) pada lateks 5ml Secara keseluruhan gambar diatas menunjukkan pada jam ke-1, berat karet masih

  12 besar, dikarenakan pada kondisi ini kandungan

   

  air pada lateks masih banyak. Pada jam ke-2

  10 berat karet mengalami penurunan yang sangat tajam, dikarenakan air yang ada didalam molekul

  8 lateks keluar dan proses koagulasi hampir

   dihasilkan

  sempurna. Pada jam ke-3 dan jam ke-4,

  6 penurunan berat karet tidak terlalu besar dan

   yang (gram)

  beratnya sudah stabil. Pada jam ke-5 berat karet nanas

  4  tidak berkulit yang dihasilkan sudah optimum.

   karet

  nanas Hal ini dikarenakan semakin banyaknya  berkulit

  2 asam yang digunakan akan mempercepat

  berat penurunan muatan listrik molekul lateks.

  penurunan pH lateks terjadi pada titik isoelektrik.

  1

  2

  3

  4

  5 Protein pada lateks yang kehilangan muatan akan

  mengalami denaturasi sehingga selubung protein yang berfungsi melindungi partikel lateks akan

  waktu  pengamatan (jam)

  Gambar 10. Perbandingan antara volume nanas terjadi tumbukan yang menyebabkan koagulasi.

  berkulit (10 ml) dan volume nanas tidak berkulit Pada kondisi ini ekstrak nanas tidak

  (10 ml) pada lateks 5 ml berkulit cukup stabil dan sesuai yang dibutuhkan sehingga interaksi antara air dengan asam meningkat. Oleh karena itu partikel-partikel terdispersi akan lebih mudah bergabung untuk membentuk agregat yang lebih besar sehingga menyebabkan emulsi pecah berat karet yang dihasilkan meningkat. Sehingga diperoleh berat karet yang optimum pada volume nanas tidak berkulit 20 ml dengan volume lateks 20 ml adalah 25,6176 gram.

  Gambar 11. Perbandingan antara volume nanas

  nanas  tidak berkulit nanas  berkulit

  14

  12

  10

  8

  6

  4

  2

  berat  karet  yang  dihasilkan   (gram) waktu  pengamatan (jam)

  18

  5

  4

  3

  2

  1

  12

  10

  16

  1

  6

  20

  berat  karet  yang  dihasilkan   (gram) waktu  pengamatan (jam)

  5

  4

  3

  2

  1

  25

  15

  2

  10

  5

  nanas  tidak berkulit nanas  berkulit

  berat  karet  yang  dihasilkan   (gram) waktu  pengamatan (jam)

  5

  4

  3

  8

  4

  berkulit (15ml) dan volume nanas tidak berkulit (15ml) pada lateks 5ml

  2

  1

  14

  12

  10

  8

  6

  4

  berkulit (15ml) dan volume nanas tidak berkulit (15ml) pada lateks 10ml

  3

  Gambar 15. Perbandingan antara volume nanas

  berkulit (10ml) dan volume nanas tidak berkulit (10ml) pada lateks 10ml

  Gambar 14. Perbandingan antara volume nanas

  berkulit (5ml) dan volume nanas tidak berkulit (5ml) pada lateks 10ml

  3.3.2 Perbandingan antara berat karet yang dihasilkan dengan volume ekstrak nanas 10 ml Gambar 13. Perbandingan antara volume nanas

  berkulit (20ml) dan volume nanas tidak berkulit (20ml) pada lateks 5ml Perbedaan berat karet signifikan terlihat pada volume nanas berkulit 20 ml dengan berat karet 8,1951 gram sedangkan pada nanas tidak berkulit 20 ml diperoleh berat karet 8,0459 gram.

  Gambar 12. Perbandingan antara volume nanas

  2

  4

  2

  16

  nanas  tidak berkulit nanas  berkulit

  berat  karet  yang  dihasilkan   (gram) waktu  pengamatan (jam)

  5

  4

  3

  2

  1

  14

  5

  12

  10

  8

  6

  4

  2

  nanas  tidak berkulit nanas  berkulit

  berat  karet  yang  dihasilkan   (gram) waktu  pengamatan (jam)

  nanas  tidak berkulit nanas  berkulit

  25

  25

  20

  20

   (gram)  (gram)

  15

  15

  10

  10

   dihasilkan  dihasilkan

  nanas nanas

   tidak berkulit  tidak berkulit

  5

   yang nanas  yang

  5  berkulit nanas  berkulit

   karet  karet

  1

  2

  3

  4

  5

  1

  2

  3

  4

  5

  berat berat waktu  pengamatan (jam) waktu  pengamatan (jam)

Gambar 16. Perbandingan antara volume nanas Gambar 18. Perbandingan antara volume nanas

  berkulit (20ml) dan volume nanas tidak berkulit berkulit (10ml) dan volume nanas tidak berkulit (20ml) pada lateks 10ml (10ml) pada lateks15ml Perbedaan berat karet signifikan terlihat pada

  30

   

  volume nanas berkulit 20 ml dengan berat karet

  25 15,3809 gram sedangkan dengan nanas tidak berkulit 20 ml diperoleh berat karet 14,0866

  20 gram.

   dihasilkan

  15

3.3.3. Perbandingan antara berat karet yang  yang (gram)

  nanas 10  tidak berkulit

  dihasilkan dengan volume ekstrak nanas 15

  nanas

  ml

   berkulit

   karet

  5

  19

    berat

  18,5

  1

  2

  3

  4

  5

  18

  waktu

  17,5

   pengamatan (jam)  dihasilkan

  17 16,5

  Gambar 19. Perbandingan antara volume nanas  yang (gram)

  16 berkulit (15ml) dan volume nanas tidak berkulit 15,5

  (15ml) pada lateks15ml

   karet

  15 nanas  tidak berkulit

  14,5 nanas  berkulit

  35

  berat  

  14

  30

  1

  2

  3

  4

  5

  25

  waktu  pengamatan (jam)  dihasilkan

  20 Gambar 17. Perbandingan antara volume nanas

  15

   yang (gram)

  berkulit (5ml) dan volume nanas tidak berkulit

  10 nanas (5ml) pada lateks15ml

   tidak berkulit

   karet

  5 nanas  berkulit

  berat

  1

  2

  3

  4

  5

  waktu  pengamatan (jam) Gambar 20. Perbandingan antara volume nanas

  berkulit (20ml) dan volume nanas tidak berkulit (20ml) pada lateks 15ml Perbedaan berat karet yang signifikan terlihat

  35

   

  pada volume nanas berkulit 15 ml dengan berat

  30 karet 22,1612 gram sedangkan nanas tidak berkulit diperoleh berat karet 20,8425 gram.

  25

   dihasilkan

  20

3.3.4. Perbandingan antara berat karet yang

  15

   yang (gram) dihasilkan dengan volume ekstrak nanas 20

  10

  ml

  nanas  tidak berkulit

   karet

  5 nanas

  30  berkulit

    berat

  25

  1

  2

  3

  4

  5

  20

  waktu  pengamatan (jam)  dihasilkan

  15

   yang Gambar 23. Perbandingan antara volume nanas

  (gram)

  10 berkulit (15ml) dan volume nanas tidak berkulit nanas

   tidak berkulit

   karet

  (15ml) pada lateks 20ml

  5 nanas  berkulit

  berat

  40

   

  35

  1

  2

  3

  4

  5

  30

  waktu  pengamatan (jam)

  25

   dihasilkan Gambar 21. Perbandingan antara volume nanas

  20 berkulit (5ml) dan volume nanas tidak berkulit

   yang (gram)

  (5ml) pada lateks 20ml

  15 nanas  tidak berkulit

  10

   karet

  27 nanas 5  berkulit

  berat

  26

  1

  2

  3

  4

  5

   (gram) waktu  pengamatan (jam)

  25 Gambar 24. Perbandingan antara volume nanas berkulit (20ml) dan volume nanas tidak berkulit

  24

   dihasilkan

  (20ml) pada lateks 20ml

   yang

  23 Perbedaan berat karet signifikan terlihat pada volume nanas berkulit 20 ml dengan berat

   karet nanas

  22  tidak berkulit karet 26,2284 gram sedangkan nanas tidak nanas

   berkulit berkulit diperoleh berat karet 25,6176 gram.

  berat

  21

  1

  2

  3

  4

  5 Gambar secara keseluruhan menunjukkan pada berat karet yang diperoleh dengan

  waktu  pengamatan (jam)

  mengunakan ekstrak nanas berkulit lebih berat

  Gambar 22. Perbandingan antara volume nanas

  dibandingkan dengan mengunakan ekstrak nanas berkulit (10ml) dan volume nanas tidak berkulit tidak berkulit. Perbedaan berat paling besar dapat (10ml) pada lateks 20ml dilihat pada volume ekstrak nanas berkulit 20 ml.

  Hal ini dikarenakan semakin besar volume asam yang dimasukkan kedalam lateks akan menghasilkan berat karet yang semakin besar. Hal ini dikarenakan semakin banyak asam akan mempercepat proses penurunan pH lateks ke titik isoelektrik (pH 4,7) yang menyebabkan pecahnya emulsi lateks. Pada waktu terjadinya pemecahan emulsi lateks, ada dua gaya yang mempengaruhi proses pemecahan emulsi lateks tersebut yaitu gaya tarik – menarik yang dikenal dengan gaya Van Der Walls, dimana gaya ini menyebabkan partikel – partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan mengendap. Kemudian gaya tolak – menolak yang disebabkan oleh pertumpang- tindihan lapisan ganda elektrik yang bermuatan sama.

  Semakin lama waktu koagulasi dilakukan maka akan semakin baik proses koagulasi berjalan. Pada kondisi ini ekstrak nanas berkulit cukup stabil dan sesuai yang dibutuhkan sehingga interaksi antara air dengan asam meningkat. Oleh karena itu partikel-partikel terdispersi akan lebih mudah bergabung untuk membentuk agregat yang lebih besar sehingga menyebabkan emulsi pecah berat karet yang dihasilkan meningkat. Berat karet yang diperoleh meningkat bersamaan dengan semakin besarnya volume ekstrak nanas yang digunakan. Hal ini dikarenakan adanya ekstrak nanas yang bergabung dengan lateks sehingga menambah berat karet yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat pada volume ekstrak nanas berkulit 20 ml dengan volume lateks 20 ml dapat diperoleh berat karet sebesar 26,2284 gram

  50 100 150 200 250

  volume  lateks 5 ml volume  lateks 10 ml volume  lateks 15 ml volume  lateks 20 ml

  Gambar 26. Hubungan waktu penggumpalan

  pertama pada volume lateks (5ml, 10ml, 15ml, 20ml) terhadap volume ekstrak nanas tidak berkulit (5ml, 10ml, 15ml, 20ml)

  Dari gambar diatas secara keseluruhan terlihat bahwa terjadi peningkatan waktu penggumpalan pertama berbanding lurus dengan semakin banyaknya volume ekstrak nanas yang diberikan. Sehingga waktu penggumpalan pertama paling cepat adalah 97 detik yang ditunjukkan pada volume ekstrak nanas berkulit 5 ml dengan volume lateks 5ml.Waktu penggumpalan pertama yang meningkat bersamaan dengan bertambahnya volume ekstrak nanas, dikarenakan pada kondisi awal atau jam ke-0 kandungan air pada koagulan masih banyak. Kondisi ini menyebabkan proses koagulasi lateks menjadi terhambat, sehinggga butuh waktu hingga jam ke -5 agar koagulasi menjadi stabil. Hal dikarenakan semakin lama waktu pencampuran maka struktur protein pada lateks akan terganggu yang menyebabkan pecahnya emulsi lateks dan mengeluarkan molekul air. Pada kondisi ini akan dihasilkan berat karet cenderung menurun bersamaan dengan semakin banyaknya molekul air yang keluar.

   penggumpalan  pertama   (detik) volume  lateks nanas tidak berkulit (ml)

  20 Waktu

  10

3.4 Hubungan antara waktu penggumpalan pertama dengan volume ekstrak nanas.

  60 nitrogen yang bervariasi, tergantung dari pada ekstrak nanas tidak berkulit pada aktivitas enzim dan adanya bahan pengawet yang variasi volume lateks (5ml, 10ml, 15ml, ditambahkan. Menurut Johnsons dan Peterson 20ml). (1964), cara efisien untuk hidrolisis protein 6)

  Gambar 25. Hubungan waktu penggumpalan

  10

  20 Waktu

   Penggumpalan  Pertama  (detik) Volume  ekstrak nanas berkulit (ml)

  volume  lateks 5ml volume  lateks 10 ml volume  lateks 15 ml volume  lateks 20 ml

  40

  20

  Protein tersusun atas asam-asam amino yang Karet alam yang dihasilkan dengan penambahan ekstrak nanas memiliki kadar

  Penggumpalan lateks dapat disebabkan oleh penurunan pH. Ekstrak nanas dapat menggumpalkan lateks dikarenakan adanya kandungan asam askorbat maka lateks akan mengalami penurunan pH sampai titik isolistrik (pH 4,7). Hal ini akan menyebabkan protein lateks (lapisan pelindungan) kehilangan muatan atau menjadi netral sehingga tidak terdapat lagi daya tolak partikel yang selanjutnya mengakibatkan terjadinya pengumpalan.

  pertama pada volume lateks (5ml, 10ml, 15ml, 20ml) terhadap volume ekstrak nanas berkulit (5ml, 10ml, 15ml, 20ml)

  80 100 120 140 160 180

  Waktu penggumpalan pertama yang paling dengan menggunakan enzim protease. Kerja cepat adalah 97 detik pada ekstrak nanas enzim proptease sebagai katalis hidrolisis protein berkulit 5 ml dengan lateks 5 ml. digantikan oleh enzim bromelin yang ada pada ekstrak nanas. Pada proses hirdrolisis protein akan mengalami pemutusan ikatan peptida, hal DAFTAR PUSTAKA ini akan menyebabkan terjadi denaturasi protein..

  Penurunan kadar nitrogen pada Aziya, Martyasari, 2001. Pemakaian Resin penggunaan ekstrak nanas berkulit lebih besar Deulite A-7 untuk Dekolorisasi pada dari pada ekstrak nanas tidak berkulit. Hal ini Clarified Pineaplle Juice Concentrate dikarenakan komposisi enzim bromelin lebih (CPC). Teknologi Pertanian Institut besar pada ekstrak nanas berkulit, sehingga Pertanian Bogor. reaksi hidrolisis protein lebih efisien. Pada kondisi ini denaturasi protein lateks akan Muis, Yugia, 2004. Pemanfaatan Limbah Cair semakin cepat dan mengakibatkan semakin Pabrik Tahu sebagai Pengumpal banyaknya kandungan air yang keluar dari Lateks. Mipa Kimia Universitas partikel lateks. Sumatera Utara.

  Rahutami, Syntia, 2009. Koagulasi Lateks

  dengan menggunakan ekstrak Jeruk

4. KESIMPULAN Nipis. Teknik Kimia Universitas Sriwijaya.

  1) Asam askorbat yang terdapat pada ekstrak nanas dapat digunakan sebagai penggumpal Sihombing, Arta dan Ahmad Fauzi, 2010. lateks.

  Koagulasi Lateks dengan menggunakan

  2)

  ekstrak gadung. Teknik Kimia

  Semakin besar volume ekstrak nanas berkulit dan tidak berkulit maka semakin Universitas Sriwijaya. besar berat karet. 3)

  Solichin, M dan A. Anwar, 2006. Deorub K Variasi waktu mempengaruhi berat akhir karet yang diperoleh. Dimana semakin lama Pembeku Lateks dan Pencegah Bau waktu koagulasi, maka semakin menurun Busuk Karet. Pusat Penelitian Karet berat karet yang diperoleh. Sembawa.

  4) Kandungan asam askorbat pada ekstrak nanas berkulit sebesar 0,1% sedangkan USDA National Nutrient Database for Standard pada ekstrak nanas berkulit sebesar 0,7%. Reference Home Page, http://

  5) ndb.nal.USDA.gov (akses pada 31 Mei

  Koagulan ekstrak nanas berkulit menghasilkan karet yang lebih berat dari 2011)