EVALUASI VARIASI GENETIK TIGA RAS IKAN GURAME(

  Evaluasi variasi genetik tiga ras ikan gurame ..... (Estu Nugroho)

  • )
  • )
  • )

  Peneliti pada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor

EVALUASI VARIASI GENETIK TIGA RAS IKAN GURAME

( Osphronemus gouramy) DENGAN MENGGUNAKAN ISOZYME

  Est u Nugroho

  dan Irin Iriana Kusm ini

ABST RAK

  Evaluasi variasi genet ik t iga ras ik an guram e dilak uk an sebagai t ahap awal dalam m engatasi m asalah budi daya ikan guram e yaitu tum buh lam bat. Variasi genetik ras ikan guram e yait u bast ar, bule, dan blusafir yang dikoleksi dari daerah Parung- Bogor, Jawa Barat telah dievaluasi dengan m enggunakan isozym e. Tidak terdapat perbedaan yang nyata di antara tiga ras ikan guram e yang diuji. Jum lah alel per lokus dan alel p o l ym o r f i k b er t u r u t - t u r u t b er k i sar 1 ,2 5 —1 ,3 7 5 d an 2 5 %- - 3 7 ,5 %; sed an g k an het erosigosit as berkisar 0,125- - 0,137. Jarak genet ik ant ara ras blusafir dengan bast ar at au bule adalah lebih besar dibandingkan jarak genet ik ant ara ras bast ar dengan bule. Jarak genetik rata- rata di antara ketiga ras ikan guram e adalah 0,0003.

  

ABST RACT : Evaluation of genetic variability of three giant gouram y races

using isoz ym e. By: Est u Nugroho and Irin Iriana Kusm ini

Evaluation of genetic variability of three giant gouramy races is an initial effort to

solve the problem in culturing giant gouramy i.e. low growth. Genetic variability of

three giant gouramy races, i.e. bastar, bule, and blusafir collected from Parung-

Bogor, West Java is evaluated using isozyme. There is no significant difference among

three giant gouramy races. Number of allele per locus and polymorphism allele were

ranged 1.25--1.375 and 25.0%--37.5% respectively, while heterozygosity was ranged

0.125--0.137. Genetic distance between blusafir and bastar or bule is farthest than

genetic distance between bastar and bule. The average genetic distance among

giant gouramy races is 0.0003.

  KEYWORD S: genet ic var iabilit y, giant gour am y, isoz ym e PENDAHULUAN

  Bud i d aya i k an g ur am e (Osphronemus

  gouramy) telah banyak dilakukan oleh petani

  di beberapa daerah di Indonesia, khususnya daerah Jawa Barat dan Sum at era Barat (Dit jen Perikanan, 1989). Beberapa ras ikan guram e yang um um nya digunakan dalam budi daya yai t u soan g , b l u saf i r , p ar i s, d an p or sel i n (Sudart o, 1989). Terdapat perbedaan m orfo- logi dan pot ensi pert um buhan dari beberapa ras- ras ikan guram e tersebut (Nugroho et al., 1993).

  Beb er ap a p er m asal ah an u t am a yan g dihadapi oleh pet ani dalam usaha pengem - b an g an b u d i d aya i k an g u r am e ad al ah pert um buhan yang lam bat (Hat im ah, 1991).

  Pert um buhan yang lam bat ini dim ungkinkan oleh beberapa fakt or ant ara lain penggunaan b en i h yan g k u r an g b ai k m u t u n ya, car a p em elihar aan yang sek ed ar nya, t er m asuk pem berian pakan yang kurang baik. Tercat at p r od u k si i k an g u r am e yan g d i b er i p ak an hijauan (daun) baru m encapai 1.000- - 2.000 ekor/ pasang induk, dengan m ortalitas 40%- - 6 0 % sam p ai m en cap ai u k u r an d ed er an . Sedangkan produksi ikan guram e yang diberi pakan komersial dikombinasikan dengan daun talas hanya mempunyai kemampuan produksi yang rendah sam pai m encapai ukuran 0,5 g; yait u ant ara 1.000—3.000 ekor per t ahun, dengan produksi t elur 5.000- - 7.000 but ir. Produktivitas yang rendah ini juga terjadi pada ukuran konsumsi, untuk menghasilkan ukuran

  J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 51--57

  UPGMA dendrogram dalam program PHYLIP (Felstein, 1993).

  Elektroforesis

  Dua belas jenis enzim digunakan dalam proses staining gel hasil elektroforesis. Secara lengkap enzim sert a buffer yang digunakan t ert era pada Tabel 1.

  500- - 600 g dari benih dengan bobot rata- rata 20 g, diperlukan waktu pemeliharaan sampai 9 bulan (Bit t ner et al., 1989).

  Analisis Data

  Beberapa param et er yang diukur adalah het erozigosit as (h), polim orf ism e (F(p)), dan jarak genetik (Nei, 1987). Untuk mengevaluasi variasi protein- DNA antar ras ikan gurame, data f r ek u en s i al l el d i an al i s i s d en g an m en g g u n ak an an al i si s m o l ek u l er var i an s (AMOVA) dan Fst dalam program ARLEQUIN (Schneider et al., 1996). Kekerabat an ant ara ras ditunjukkan sebagai Jarak Genetik Standar,

  Ds, dari Nei (1972) dan dilukiskan dengan

  Ikan uji yang digunakan dalam penelit ian ini adalah ikan guram e ras bast ar, bule, dan blusafir yang berasal dari daerah Parung- Bogor, Jawa Barat dengan ukuran panjang 5- - 10 cm . Jum lah ikan yang diuji m asing- m asing ras adalah 20 ekor.

  Pew ar naan at au St aining

  BAHAN DAN METODE Ik an Uji

  Penelit ian ini bert ujuan unt uk m engevaluasi secara genet is t iga ras ikan guram e dengan m enggunakan analisis isozym e.

  breeding yang tepat dalam tahapan berikutnya.

  genetik masing- masing ras ikan gurame akan m em b an t u u n t u k m en en t u k an p r o g r am

  al., 1 9 9 5 ). Den g an d i k et ah u i n ya var i asi

  Sal ah sat u al t er n at i f u n t u k m en g at asi m asalah pert um buhan yang lam bat adalah d en g an m em p er b ai k i m u t u g en et i k i k an g u r am e, d en g an p en yed i aan b en i h yan g berkualitas (Royce, 1983). Langkah awal yang p er lu d ilak uk an ad alah m engk ar ak t er isasi secara genet is jenis- jenis ras ikan guram e. Penelaahan d at a d asar genet ik d ar i suat u spesies m erupak an persyarat an awal yang diperlukan unt uk m enent ukan variasi genetik atau kekerabatan yang dimiliki. Variasi genetik m er up ak an suat u inf or m asi p ent ing yang dapat digunakan unt uk m engevaluasi f it ness individu jangka pendek dan sint asan suat u populasi unt uk jangka panjang (Ferguson et

  Du a m acam buffer d i g u n ak an d al am elekt rof oresis unt uk penelit ian ini yait u TC (0,388 g tris; dan 0,252 g asam sitrat; 400 m L akuades; pH 6,7) dan LiOH (1,52 g LiOH; 11,1 g H3BO3; 600 m L akuades; pH 8,3). Gel yang digunakan untuk analisis isozyme disesuaikan d en g an l ar u t an buffer yan g d i g u n ak an . Met o d e el ek t r o f o r esi s p r o t ei n d i l ak u k an sesuai dengan m et ode Past eur et al. (1986).

HASIL DAN BAHASAN

  C jika t idak langsung digunakan.

  Sam pel berupa daging at au organ ik an lainnya sebanyak 1- - 3 g dimasukkan ke dalam t abung yang ber isi lar ut an “hom ogenize”. Sam pel dihancurkan dengan “grinder”, dan disentrifuse pada kecepatan 9.000 rpm selama 30 m enit . Larut an supernat an diam bil unt uk dianalisis dengan elekt rof oresis, dan dapat disim pan pada suhu 4

  Ekstraksi Protein

  Id en t i f i k asi d an k ar ak t er i sasi secar a genetik ras- ras ikan gurame dilakukan dengan m en g g u n ak an m et od e i soz ym e. Tah ap an pelaksanaan analisis isozym e terdiri atas per- siapan sam pel at au ekt raksi prot ein, elekt ro- foresis, dan pewarnaan dengan menggunakan berbagai jenis enzim .

  Isozyme

  Enam dari 12 enzim dan protein yang diuji dapat digunakan dalam analisis isozym e ikan guram e dengan m enghasilkan 8 lokus yait u,

  6Pgd, Ldh, Mdh- 1, Mdh- 2, Pt- 1, Pt- 2, Gpi, dan aGpdh. Dua sist em buffer yang diuji adalah Tris- Citrate pH 6,7 (TC 6,7) dan Tris- Lithium- Cit rat e- Borat e pH 8,3 (LiOH 8,3). Nam un dari dua buffer t ersebut , hanya buffer TC yang m enunj uk k an hasil yang b aik , sed angk an d engan buffer LiOH t idak ada lok us yang teridentifikasi (Tabel 1). Jadi sistem buffer LiOH t i d ak d ap at d i g unak an d al am i d ent i f i k asi keragaman dan kekerabatan ikan gurame. Salah sat u cont oh pola isozym e pada ikan guram e tercantum pada Gambar 1.

  Jumlah alel per lokus rata- rata yang teramati adalah 1,375 m asing- m asing pada ras bastar dan bule dan 1,25 pada ras blusafir. Sedangkan polim orf ism e unt uk set iap ras adalah 37,5% (bast ar dan bule) dan 25% (blusaf ir). Nilai het erozygosit as yang t eram at i pada ras- ras ikan guram e adalah 0,125 unt uk ras blusaf ir

  o

  Evaluasi variasi genetik tiga ras ikan gurame ..... (Estu Nugroho)

  TC 6.7 - LiOH 8.3 - TC 6.7 - LiOH 8.3 -

  4.2.1.2 L-Laktat dehidrogenase (LDH)

  1.1.1.1 Fumarase (FUM)

  Table 1. Types of enzyme, protein, buffer, and locus identified in giant gouramy Jenis enzim T ype of en zym e No mo r E.C. Buf er Buf f er Lo kus Locus

6-Phosphoglukonat dehidrogenase (6PGDH)

  1.1.1.44 TC 6.7

  6Pgd TC 6.7 Ldh LiOH 8.3 - TC 6.7 Mdh-1

  Mdh-2 LiOH 8.3 - TC 6.7 Pt-1 Pt-2

  LiOH 8.3 - TC 6.7 aGpdh LiOH 8.3 - Fruc tose biphosphatase (FBP)

  dan masing- masing 0,137 untuk ras bastar dan bule (Tabel 2). Variabilit as genet ik dari ket iga ras ikan guram e yang diam ati pada penelitian i n i t er g o l o n g san g at r en d ah . Ren d ah n ya variabilit as ikan guram e m erupakan kondisi yang um um nya juga dijum pai pada ikan air tawar lainnya seperti misalnya ikan threespine

  1.1.1.42 TC 6.7 - Mannose phosphate isomerase (MPI)

  5.3.1.8 TC 6.7 - Phosphogluc omutae (PGM)

  5.4.2.2 TC 6.7 - Alkohol dehidrogenase (ADH)

  Penyebab utam a dari fenom ena ini diduga adalah terisolirnya atau terbatasnya kemampu- an m igrasi dari ikan- ikan air t awar, sehingga m enur unk an k em ung k i nan b er cam p ur nya d en g an i k an - i k an d ar i p o p u l asi l ai n n ya. Kead aan i n i d i p er p ar ah d en g an ad an ya preferensi masyarakat untuk memelihara jenis t ert ent u dari ikan guram e, sehingga jenis ras i k an yan g k u r an g d i su k ai sem ak i n su k ar

  stickleback (Taniguchi et al., 1990) dan ikan belida (Nugroho et al., 2001).

  1.1.1.27 Malate dehidrogenase (MDH)

  1.1.1.37 Protein total (Pt) - Gpi TC 6.7 Alpha gliserolphosphate dehy drogenase (ℵGPDH) Glukosa-phosphat-isomerase (GPI)

  5.3.1.9 Gambar 1. Pola isozyme pada lokus Gpi dari tiga ras ikan gurame

Figure 1. Isozyme pattern of three giant gouramy races at locus Gpi

  Blusaf ir Bast ar Bu l e A B

  3.1.3.11 TC 6.7 - Isoc itrate dehy drogenase (IDHP)

  J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 51--57

  0.5 H

  1

  0.95 B

  0.05

  0.05 H 0.095 0.095 Pt-1 A

  0.5

  0.5

  0.5 B

  0.5

  0.5

  0.5

  1 H A

  0.5

  0.5 Pt-2 A

  1

  1

  1 H aGpdh A

  1

  1

  1 H Gpi Derajat polimorfisme Polymorphic degree Number of allele per locus Jumlah alel per lokus 1.375 1.25 1.375 37.50% 25% 37.50%

  

0.125 0.137 Heteroz igositas total

Total heterozygosity

  0.95

  1

  didapat kan t erlihat dari nilai het erozygosit as g u r am e r as b l u saf i r yan g l eb i h r en d ah d i b an d i n g k an d u a r as l ai n n ya yan g l eb i h populer.

  0.5

  Hasil analisis sidik ragam dengan m eng- gunakan AMOVA m enunjukkan bahwa secara st at ist ik t idak t erdapat perbedaan yang nyat a pada variasi frekuensi alel antara ras- ras ikan gurame yang diuji, dengan nilai Fst= 0,02 pada t araf P> 0,01. Ras- ras ikan guram e m em iliki m ajor alel (alel dengan frekuensi > 0,01) yang sam a ham pir pada set iap lokus, perbedaan h an ya t er d ap at p ad a l o k u s Gp i , n am u n perbedaan ini t idak t ercerm in secara nyat a.

  Sehingga dapat dikat akan bahwa f akt or yang bert anggung jawab pada perbedaan warna at au ek spresi f enot if pada k et iga ras ik an guram e belum dapat diketahui dengan tepat.

  Secara m orfom et rik (Kusm ini et al., 2000) juga m endapat kan hasil yang serupa, bahwa secara um um , t idak t erdapat perbedaan yang nyat a pada bent uk t ubuh ikan guram e dari k et i g a r as t er seb u t . Ik an g u r am e d i d u g a m em punyai bent uk dasar bast ar, dan hanya bagian- bagian bent uk t ubuh t ert ent u yang membedakan antar ras- ras tersebut. Lac.) ras bastar, blusafir, dan bule Table 2.

  Allele frequency of three giant gouramy (Osphronemus gouramy Lac.) races at eight loci

Lo kus Alel Bast ar Blusaf ir Bule

Locus Allele

  ( N=20) ( N=20) ( N=20) Mdh-1 A

  0.5

  0.5

  0.5 B

  0.5

  0.5 H

  1

  0.5

  0.5

  0.5 Mdh-2 A

  1

  1

  1 H Ldh A

  1

  1

  1 H

  6Pgd A

  0.137

  Evaluasi variasi genetik tiga ras ikan gurame ..... (Estu Nugroho)

  Mengingat hal di atas maka masih diperlu- kan analisis lain dengan menggunakan metode yang leb ih sensit if m isalnya m ik r osat elit . Perbedaan f rekuensi yang t erjadi pada lokus Gpi- B ini perlu diteliti lebih lanjut, apakah lokus Gp i m em an g d ap at d i g u n ak an seb ag ai pem beda at au marker. Menurut Haris et al. (1976), bahwa lokus 6- Pgd dan Gpi diperlukan dalam reaksi metabolisme karbohidrat terutama pada jalan pentosa fosfat (heksosa monofosfat shunt). Goundie et al. (1995) m engem ukakan b ah wa p er t u m b u h an i k an catfish san g at dipengaruhi oleh genotip, yaitu genotip GPI- B yang dipergunakan sebagai marker gen.

  Lebih j auh, r as blusaf ir m em ilik i lebih banyak alel tunggal dibandingkan dengan dua r as lainnya yait u b ast ar d an b ule. Hal ini m en an d ak an b ah wa u k u r an p op u l asi r as blusaf ir relat if lebih kecil dibandingkan ras bast ar dan bule. Keadaan ini dit andai dengan sem akin sedikit nya ras blusaf ir yang ada di m asyarakat . Fenom ena ini perlu penanganan yang serius, karena jika dibiarkan berlangsung suat u saat akan t erjadi kehilangan salah sat u sumber genetik ikan gurame yang cukup baik. Secara umum, ikan gurame mempunyai tingkat heterozigositas yang rendah. Heterozigositas yang rendah ini diduga m erupakan penyebab lambatnya pertumbuhan ikan gurame. Agnese

  et al. (1995) dan Kincaid (1983) menerangkan

  b ah w a p en u r u n an var i asi g en b er ak i b at hilangnya alel yang mengontrol pertumbuhan, k et ah an an t er h ad ap p en yak i t seh i n g g a b er ak i b at f at al b ag i t u r u n an b er i k u t n ya. Populasi dengan k eragam an genot ip yang lebih besar akan memiliki keragaman fenotipik yang lebih besar pula (Mit t on, 1987). Lebih jauh, Permana et al. (2000) berpendapat bahwa semakin banyak lokus yang polimorfik ukuran rat a- rat a bobot ikan sem akin besar. Jum lah p o l i m o r f i k l o k u s h et er o z i g o t d al am sat u individu akan m em pengaruhi pert um buhan ikan. Sem akin banyak lokus yang het erozigot d al am sat u i n d i vi d u ak an sem ak i n cep at pertumbuhannya.

  Jarak genet ik yang dihit ung m enurut Nei (1987), berdasarkan f rekuensi alel isozym e antara tiga ras ikan gurame tertera pada Tabel

  3. Jarak genetik rata- rata antara ras ikan gurame ad al ah sek i t ar 0 ,0 0 0 3 . Dend r og r am yang dibent uk berdasarkan jarak genet ik t ersebut m enunjukkan bahwa ikan guram e ras bule mempunyai jarak lebih dekat dengan ras bastar dibandingkan dengan jarak blusaf ir dengan bule at au blusaf ir dengan bast ar (Gam bar 2). Nilai kekerabatan ini kemungkinan dipengaruhi

  Tabel 3. Jarak genetik standar Nei ikan gurame ras bastar, bule, dan blusafir Table 3.

  Nei’s genetic distance of giant guramy (O. gouramy) races, bastar, bule, and blusafir Ras ( Ra ce ) Bast ar Blusaf ir Bule

  Bastar - Blusafir 0.0003 - Bule 0.0003 -

  Gambar 2. Dendrogram jarak genetik 3 ras ikan gurame (Osphronemus gouramy Lac.) Figure 2.

  Dendrogram of genetic distance of three races giant gouramy (Osphronemus gouramy Lac.)

  J. Ris. Akuakultur Vol. 2 No. 1 Tahun 2007: 51--57

  Kristanto. 2000. Karakterisasi dalam variasi f en o t i p b eb er ap a r as i k an g u r am e (Ospronem us gouram y) yang berpot ensi d al am b u d i d ay a d en g an an al i si s t rust m orpom et rik. Prosiding Simposium

  Perikanan. 18(1): 149- - 158. Royce, W.F. 1983. Introduction to the practice of fishery science. Acadam eic Press Inc.

  dan Pengembangan Sea Farming di Indo- nesia. Pusl i t b ang Ek sp l or asi Laut d an

  Perm ana, G..N., K. Sugam a, S.B. Moria, dan Har yant i. 2 0 0 0 . Pengar uh dom est ik asi terhadap variasi genetic dan pertumbuhan ikan bandeng dengan analisis allozym e elect rophoresis. Teknologi Budidaya Laut

  de Genetique par Electrophorese des pro- teins. Tec & Doc, Paris.

  Colum bia University Press, New York. 512 pp. Pasteur, N., G. Pasteur, F. Bonhomme, J. Catalan, and J.B. Davidian. 1986. Manual technique

  Nei, M. 1972. Genetic distance between popu- lations. American Nature. 106: 283- - 292. Nei, M. 1987. Molecular Evolutionary Genetics.

  Pusat Riset Perikanan Budidaya. 38 pp.

  Set yaningsih, dan A.H. Krist ant o. 2001. Ker ag am an g en et i k b eb er ap a p l asm a nutfah Indonesia. Laporan Teknis Penelitian

  Nugroho, E., A. Hardjamulia, T. Kadarini, W. Hadie, Sudarto, E.S. Girsang, S. Mardlijah, J. Widodo, Yo sm an i ar , M u r si d i n , I. Kh asan i , L.

  Penelitian Perikanan Darat. 12(1): 30- - 36.

  Rusm aedi. 1993. Evaluasi potensi genetic dari beberapa ras ikan guram e. Bulletin

  Mi t t o n , J.B. 1 9 8 7 . Rel at i o n sh i p b et w een het erozigosit y for enzym loci and varia- tion of morphological characters in natural populations. Nature. 273: 661- - 662. Nugroho, E., D. Sat yani, S. Hat im ahm , dan

  Nasional Pengelolan Pemuliaan dan Plasma Nutfah Menuju Ketahanan Nasional. 7 pp.

  Kincaid, H.L. 1983. Inbreeding in fish popula- tion used for aquaculture. Aquaculture. 33: 215- - 227. Kusm ini, I.I., L.E. Hadie, W. Hadie, dan A.H.

  keadaan st ok yang ada di m asyarakat . Meng- ingat ras bast ar dan bule lebih banyak dipeli- hara, maka kemungkinan adanya percampuran an t ar a k ed u a r as m en j ad i l eb i h b esar dibandingkan persilangan ant ara ras blusafir dengan salah sat u dari kedua ras lainnya.

  (Osphrenomus gouramy) di kolam. Buletin Penelit ian Perikanan Darat , Balit kanwar Bogor. 10 (1): 64- - 69.

  1995. Genet ic relat ionship of growt h, sex and glucophospat e isom erase- B pheno- t y p e i n ch an n el cat f i sh (Ictalurus punctatus). Aquaculture. 3: 9- - 24. Haris, H. and D.A. Hopkinson. 1976. Handbook of enzym e elect rophoresis in hum an ge- net ics. MRC. Human Biochemical Genetics Unit. Galton Laboratory University London. North- Holland Publishing Company. Hatim ah, S. 1991. Pengaruh padat penebaran t er h ad ap p er t u m b u h an i k an g u r am e

  Mc.Meel , C. Th o m p so n , C. St o n e, P. McGinnit y, and R.A. Hynes. 1995. The applicat ion of m olecular m arkers t o t he st u d y an d co n ser v at i o n o f f i sh p op ulat ions, wit h sp ecial r ef er ence t o Salmo. Journal of Fish Biology. 47: 103- - 126. Felstein, J. 1993. PHYLIP (PHYLogeny Interfer- ence Package), ver. 3.5c. Univ. of Wash- ington, Seattle. 163 pp. Goundie, C., Liu, B.A. Sim co, and K.B. Davis.

  Ferguson, A.J., B. Taggart , P.A. Prodohl, O.

  Indonesia, Jakarta. p. 151- - 174. Direkt orat Jenderal Perikanan. 1989. Statistik Perikanan Indonesia 1987. Jakarta. 136 pp.

  Potensi Budi Daya, Produktivitas dan Pertumbuhan Ikan Gurame (Osphrenomus gouramy Anabantoidae) di Asia Tenggara dalam Budi Daya Air. Yayasan Ob o r

  Pat anakanjoin. 1989. Usaha Peningkatan

  Ef f ect o f d o m est i cat i o o n g en et i c varability, fertility, survival and growth rate in t r op ical silur if or m (Heterobranchus longifilis, Valenciemes 1840). Aquaculture. 131: 197- - 204. Bi t t n er , A., R. Kep l er , P. Gei sl er , d an S.

  DAFTAR PUSTAKA Agnese, J.F., Z.J. Ot em e, and S. Gilles. 1995.

  ♦ Ikan guram e ras blusafir m em punyai jarak genet ik yang lebih jauh dengan kedua ras lainnya dibandingkan jarak genetik antara ras bule dan bastar. Jarak genetik rata- rata antara ras ikan gurame tercatat 0,0003.

  ♦ Jum lah alel per lokus berkisar ant ara 1,25 d an 1 , 3 7 5 ; d en g an h et er o z yg o si t as berkisar 0,125- - 0,137. Sedangkan persen- t ase alel yang polim orf ik yang t eram at i adalah 25,0%—37,5%.

  ♦ Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara ke t iga ras ikan guram e bule, bast ar, dan blusafir.

  KESIMPULAN

  Orlando, San Diego, New York, London, Toronto, Montreal, Sydney, Tokyo. 428pp.

  Evaluasi variasi genetik tiga ras ikan gurame ..... (Estu Nugroho)

  Sudarto. 1989. Porselin, blusafir dan paris yang Taniguchi, N., Y. Honma, and K. Kawamata. 1990. bert elur. Warta Penelitian dan Pengem- Genet ic different iat ion of freswat er and an ad r o m o u s t h r eesp i n e st i ck l eb ack s

  bangan Pertanian. 11(2): 1- - 2.

  (Gasterosteus aculeatus) f rom Nort hen Schneider, S., J.M. Kueffer, D. Roessli, and L. Japan. Japan J. Ichthyol. 37(3): 230- - 238. Ex cof f i er . 1 9 9 6 . Ar l eq ui n: A Software

  Package for Population Genetics. Univ. of Geneva, Geneva, Swit zerland. 173 pp.