Kapasitas Jalan Perkotaan dan Luar Kota

MODUL PERKULIAHAN

Rekayasa
Transportasi
Kapasitas Jalan Perkotaan dan
Luar Kota
Fakultas

Program Studi

Tatap Muka

Kode MK

Disusun Oleh

Teknik

Teknik Sipil

03-04


11020

Reni Karno Kinasih, S.T.,M.T

Abstract

Kompetensi

Modul ini berisi mengenai kapasitas
jalan perkotaan dan luar kota,
karakteristik,
faktor
yang
mempengaruhi kapasitas dan tingkat
pelayanan serta standar dan analisa
operasional jalan perkotaan

Mahasiswa memahami kapasitas jalan
perkotaan dan luar kota, karakteristik,

faktor yang mempengaruhi kapasitas
dan tingkat pelayanan serta standard
an analisa operasional jalan perkotaan

Definisi & Karakteristik Segmen Jalan
Perkotaan dan Luar Kota
Segmen jalan didefinisikan sebagai panjang jalan:
-

Diantara dan tidak dipengaruhi oleh simpang bersinyal atau simpang tak bersinyal
utama, dan mempunyai karakteristik yang hampir sama sepanjang jalan.

Suatu segmen jalan didefinisikan sebagai jalan perkotaan/semi perkotaan atau luar kota,
menurut MKJI 1997 adalah sebagai berikut:


Segmen jalan perkotaan/semi perkotaan: Mempunyai perkembangan secara
permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hamper seluruh jalan, minimum
pada satu sisi jalan, apakah berupa perkembangan lahan atau bukan. Jalan di atau
dekat pusat perkotaan dengan penduduk lebih dari 100.000 selalu digolongkan

dalam kelompok ini. Jalan di daerah perkotaan dengan penduduk kurang dari
100.000 juga digolongkan dalam kelompok ini jika mempunyai perkembangan
samping jalan yang permanen dan menerus.



Segmen Jalan Luar Kota: Tidak ada perkembangan yang menerus pada setiap sisi
jalan, walaupun mungkin terdapat beberapa perkembangan permanen seperti
rumah makan, pabrik, atau perkampungan. (Catatan: Kios kecil dan kedai di sisi jalan
bukan merupakan perkembangan permanen.)

Indikasi penting lainnya tentang daerah perkotaan atau semi perkotaan adalah karakteristik
arus lalu-lintas puncak pada pagi dan sore hari, secara umum lebih tinggi dan terdapat
perubahan komposisi lalu-lintas (dengan prosentase kendaraan pribadi dan sepeda motor
yang lebih tinggi, dan persentase truk berat yang lebih rendah dalam arus lalu-lintas).
Lalu-lintas di jalan perkotaan berpengaruh besar terhadap berbagai jenis kebutuhan
manusia khususnya yang berhubungan dengan lalu-lintas. Adapun faktor-faktor yang
memengaruhi lalu-lintas di jalan perkotaan, antara lain sebagai berikut:1
1. Arus dan komposisi lalu-lintas
2. Kecepatan arus bebas


1

Budi Hartono Susilo, Rekayasa Lalu Lintas (Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2011), hlm. 111

2018

2

Rekayasa Transportasi
Reni Karno Kinasih, S.T.,M.T.

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

3. Kapasitas
4. Derajat kejenuhan
5. Kecepatan

PERHITUNGAN KAPASITAS JALAN

PERKOTAAN DENGAN MKJI
Bab V Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 memberikan prosedur perhitungan kapasitas
dan ukuran perilaku lalu-lintas pada segmen jalan di daerah perkotaan dan semi perkotaan.
Untuk menggunakan prosedur ini hanya dapat digunakan pada kondisi berikut:
1. Digunakan untuk jalan perkotaan dan semi perkotaan
2. Untuk perhitungan segmen jalan (bukan simpang bersinyal/tak bersinyal, bukan
bagian jalinan)
3. Alinyemen datar atau hamper datar
4. Pada segmen jalan yang tidak dipengaruhi antrian akibat persimpangan, atau arus
iringan kendaraan yang tinggi dari simpang bersinyal.
5. Penentuan akses segmen jalan ke jalan perkotaan bebas hambatan, jalur
penghubung dan daerah jalinan harus dipisahkan dari segmen jalan yang umum, dan
dianalisa menggunakan prosedur pada Bab 4 MKJI (Bagian Jalinan) dan atau Bab 7
(Jalan Bebas Hambatan)
6. Analisa kapasitas jalan dilakukan untuk periode satu jam puncak; arus dan kecepatan
rata-rata ditentukan untuk periode tersebut pada manual ini.
7. Untuk perancangan, dimana arus biasanya hanya diketahui dalam LHRT, telah
disediakan table untuk mengubah arus secara langsung dari LHRT menjadi ukuran
kinerja dan sebaliknya.


KARAKTERISTIK YANG BERPENGARUH
Karakteristik utama jalan yang akan mempengaruhi kapasitas yang digunakan pada
prosedur MKJI diantaranya adalah:
1. Geometri
-

2018

Tipe jalan; tipe jalan yang berbeda akan menunjukkan kinerja yang berbeda

3

Rekayasa Transportasi
Reni Karno Kinasih, S.T.,M.T.

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

-


Lebar jalur lalu-lintas; kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan
pertambahan lebar jalur lalu-lintas

-

Kereb; kereb member dampak hambatan samping pada kapasitas dan kecepatan.
Kapasitas jalan dengan kereb lebih kecil dari jalan dengan bahu

-

Bahu; bahu jalan member dampak kepada hambatan samping yang disebabkan
kejadian di sisi jalan seperti kendaraan angkutan umum berhenti, pejalan kaki, dan
sebagainya

-

Median; median yang direncanakan dengan baik meningkatkan kapasitas

-


Alinyemen jalan: lengkung horizontal dengan jari-jari kecil mengurangi kecepatan
arus bebas. Tanjakan yang curam juga mengurangi kecepatan arus bebas. Karena
secara umum kecepatan arus bebas di perkotaan adalah rendah maka pengaruh ini
diabaikan.

2. Komposisi arus dan pemisahan arah;
-

Pemisahan arus lalu-lintas; pemisahan arah pada jalan dua arah paling tinggi adalah
50-50 yaitu jika arus pada kedua arah adalah sama pada periode waktu yang
dianalisa (umumnya satu jam)

-

Komposisi lalu-lintas; komposisi lalu-lintas memengaruhi hubungan kecepatan-arus
jika arus dan kapasitas dinyatakan dalam kend/jam, tergantung pada rasio sepeda
motor atau kendaraan berat dalam arus lalu-lintas. Jika arus lalu lintas dinyatakan
dalam smp, mala lecepatan kendaraan ringan dan kapasitas (smp/jam) tidak
dipengaruhi oleh komposisi lalu-lintas


3. Pengaturan Lalu-Lintas; aturan lalu lintas yang berpengaruh pada kinerja lalu-lintas
adalah pembatasan parker dan berhenti sepanjang sisi jalan; pembatasan akses tipe
kendaraan tertentu, pembatasan akses dari lahan samping.
4. Aktivitas Samping Jalan (Hambatan Samping)
Pada MKJI hambatan samping diberikan perhatian utama jika dibandingkan dengan
manual Negara Barat. Hambatan samping yang terutama berpengaruh pada
kapasitas dan kinerja jaan perkotaan adalah:

2018

-

Pejalan kaki

-

Angkutan umum dan kendaraan lain berhenti,

-


Kendaraan lambat atau tidak bermotor (becak, kereta kuda),

-

Kendaraan masukk dan keluar dari lahan di samping jalan

4

Rekayasa Transportasi
Reni Karno Kinasih, S.T.,M.T.

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Untuk menyederhanakan perannannya dalam prosedur perhitungan, tingkat
hambatan samping telah dikelompokkan dalam lima kelas dari sangat rendah
sampai sangat tinggi. Tersedia photo khusus yang ditunjukkan dalam manual
untuk memudahkan pemilihan kelas hambatan samping yang akan digunakan
dalam analisa.
5. Perilaku pengemudi dan populasi kendaraan

Karakteristik perilaku pengemudi dan populasi kendaraan (umur, tenaga, komposisi
kendaraan dan kondisi kendaraan) yang beragam dimasukkan ke dalam prosedur
perhitungan secara tidak langsung melalui ukuran kota. Kota yang lebih kecil
menunjukkan perilaku pengemudi yang kurang gesit dan kendaraan yang kurang
modern, menyebabkan kapasitas dan kecepatan lebih rendah pada arus teertentu,
jika dibanding dengan kota yang lebih besar.

METODOLOGI
1. Prosedur perhitungan secara umum mirip dengan U.S. Highway Capacity Manual 1985
(US-HCM, revisi 1994)
2. Periode analisa
-

Analisa kapasitas jalan dilakukan untuk periode satu jam puncak; arus dan kecepatan
rata-rata ditentukan untuk periode tersebut pada manual ini.

-

Penggunaan periode analisa satu hari penuh (LHRT) terlalu kasar untuk analisa
operasional dan perencanaan. DI lain pihak, penggunaan 15 menit puncak dari jam
puncak terlalu rinci.

-

Pada MKJI arus dinyatakan dalam satuan mobil penumpang per jam (smp/jam),
kecuali dinyatakan lain.

-

Untuk perancangan, di mana arus biasanya hanya diketahui dalam LHRT, table telah
disediakan untuk mengubah arus secara langsung dari LHRT menjadi ukuran kinerja
dan sebaliknya, untuk kondisi asumsi tertentu.

-

Untuk jalan tak terbagi, analisa dilakukan pada kedua arah lalu-lintas

-

Untuk jalan terbagi, analisa dilakukan terpisah pada masing-masing arah lalu-lintas,
seolah-olah masing-masing arah merupakan jalan satu arah yang terpisah.

-

Nilai arus lalu lintas (q) mencerminkan komposisi lalu-lintas, dengan menyatakan
arus dalam satuan mobil penumpang (smp).

2018

5

Rekayasa Transportasi
Reni Karno Kinasih, S.T.,M.T.

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

-

Semua nilai arus lau-lintas (per arah dan total) diubah menjadi satuan mobil
penumpang (smp) dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang yang
diturunkan secara empiris untuk tipe kendaraan berikut:
a. Kendaraan ringan (LV); termasuk mobil penumpang, minibus, pick-up, truk kecil
dan jeep
b. Kendaraan berat (HV); termasuk truk dan bus
c. Sepeda motor (MC)

-

Pengaruh kendaraan tak bermotor dimasukkan sebagai kejadian terpisah dalam
faktor penyesuaian hambatan samping.

TINGKAT ANALISA
Prosedur yang diberikan memungkinkan analisa untuk dua tingkat yang berbeda yaitu:
-

Analisa operasional dan perencanaan; penentuan kinerja segmen jalan akibat arus
lalu-lintas yang ada atau yang diramalkan.

-

Analisa perancangan; untuk memperkirakan jumlah lajur yang diperlukan untuk jalan
rencana

Metode perhitungan yang digunakan dalam operasional, perencanaan dan perancangan
pada dasarnya sama dan hanya berbeda dalam tingkat perincian masukan dan keluaran.

TUJUAN
1. Tujuan analisa operasional untuk segmen jalan tertentu dengan kondisi geometric,
lalu-lintas dan lingkungan yang ada atau diramalkan, dapat berupa salah satu atau
semua kondisi berikut:
- Untuk menentukan kapasitas;
- Untuk menentukan derajat kejenuhan sehubungan dengan arus lalu-lintas
sekarang atau yang akan datang;
- Untuk menentukan kecepatan pada jalan tersebut
2. Tujuan utama dari analisa perencanaan adalah untuk menentukan lebar jalan yang
diperlukan untuk mempertahankan perilaku lalu-lintas yang diinginkan pada arus
lalu-lintas tahun rencana tertentu. Ini dapat berupa lebar jalur lalu-lintas atau jumlah
lajur, memperkirakan pengaruh dari perubahan perencanaan.
Prosedur perhitungan untuk analisa operasional dan perencanaan adalah sama.
2018

6

Rekayasa Transportasi
Reni Karno Kinasih, S.T.,M.T.

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

PROSEDUR PERHITUNGAN
Menggunakan formulir UR -1, UR-2 dan UR- 3 dengan mengikuti instruksi mulai dari Langkah A: Data
Masukan, Langkah B: Analisa Kecepatan Arus Bebas, Langkah C: Analisa Kapasitas, Langkah D:
Perilaku Lalu-Lintas.

CATATAN:
-

Pada jalan luar kota ada analisa tambahan pada analisa kapasitasnya, yakni kelandaian
khusus. Analisa kelandaian khusus dilakukan pada jalan dua lajur, dua arah tak-terbagi (2/2
UD) pada alinyemen bukit dan gunung dengan ruas tanjakan yang panjang akan
menguntungkan jika menambah lajur pendakian untuk menaikkan kondisi lalu-lintas yang
aman dan efisien.

-

ada indicator tambahan yang harus diperhatikan, yakni derajat iringan yang terjadi yaitu
rasio arus kendaraan di dalam peleton terhadap arus total. Peleton didefinisikan sebagai
gerakan dari kendaraan yang beriringan dengan waktu antara (gandar depan ke gandar
depan dari kendaraan yang di depan) dari setiap kendaraan, kecuali kendaraan pertama
pada peleton, sebesar ≤ 5 detik. Kendaraan tak bermotor tidak dianggap sebagai bagian
peleton.

-

Derajat iringan hanya dianalisa (analisa perilaku lalu lintas) untuk jalan tipe dua lajur, dua
arah tak terbagi (2/2 UD)

Daftar Pustaka
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta.

2018

7

Rekayasa Transportasi
Reni Karno Kinasih, S.T.,M.T.

PusatBahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id