Makalah Penulisan Unsur Serapan PBI dan

MAKALAH
PENULISAN UNSUR SERAPAN (PBI) DAN TANDA BACA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Bahasa Indonesia
Dosen: Drs. Endang Hidayat, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Muhamad Mukromin
2. Meli Yulianigsih
3. Indah Paujiah
4. Dilla Mutiara
5. Assyfa Guska M
6. Ratna Kurniati
7. Silviana Patricia w
Kelompok 4
Kelas 2C PGSD

(NIM.1507339)
(NIM.1500787)
(NIM.1501261)
(NIM.1501352)
(NIM.1505563)

(NIM.1505607)
(NIM.1504263)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS PURWAKARTA
Jalan Veteran nomor 8, Purwakarta (41115) Telp. (0264) 20039

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah ini dengan judul “Penulisan
unsur serapan dan tanda baca". Tugas ini tunjukkan untuk Mata kuliah Pendidikan Bahasa
Indonesia. Makalah ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Endang Hidayat, M.pd
2. Orang Tua
3. Semua pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini yang tidak bisa
penyusun sebutkan satu persatu.
Tak ada gading yang tak retak. Demikian pula, tak ada karya yang sempurna. Oleh karena itu,
penyaji mengharapkan kritik dan saran dari pembahas untuk kemajuan makalah ini di masa
mendatang.

Akhir kata, diharapkan makalah ini dapat berguna. Selain itu, penulis berharap melalui
presentasi ini, teman - teman dapat mempelajariya dengan baik.

Purwakarta, Maret 2016

i

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAHASAN I PENULISAN UNSUR SERAPAN
A. Penulisan Unsur Serapan.............................................................................3
BAHASAN II TANDA BACA
B. Tanda Baca...................................................................................................12
Pemakaian Tanda Baca.................................................................................13
a. Tanda Titik..............................................................................13
b. Tanda Koma............................................................................13
c. Tanda Titik Koma...................................................................13
d. Tanda Titik Dua......................................................................13
e. Tanda Hubung.........................................................................14

f. Tanda Pisah.............................................................................14
g. Tanda Elipsis...........................................................................15
h. Tanda Tanya............................................................................15
i. Tanda Seru...............................................................................15
j. Tanda Kurung..........................................................................15
k. Tanda Kurung Siku..................................................................16
l. Tnda Petik................................................................................16
m. Tanda Petik Tunggal................................................................17
n. Tnda Garis Miring....................................................................17
o. Tanda Penyingkat atau Apostrof..............................................17
SOAL........................................................................................................................18
A. Pilihan Ganda................................................................................................18
B. Essay..............................................................................................................19

ii

BAHASAN I
PENULISAN UNSUR SERAPAN
A. Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai

bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun bahasa asing. Berdasarkan taraf
integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat di bagi menjadi dua
golongan besar :
1. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa
Indonesia. Unsur – unsur ini di pakai dalam konteks bahasa Indonesia tapi
pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Contoh :
- Reshuffle
- Shuttle cock
- L’exploitation de L’homme per L’homme
2. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia.Dalam hal ini ejaanya diubah seperlunya
sehingga bentuk Indonesiannya masih dapat di bandingkan dengan bentuk
asalnya.
Kaidah yang berlaku bagi unsur serapan itu berpedoman pada “Pedoman umum ejaan Bahasa
Indobesia yang Disempurnakan” (KBBI, 1993: 1155-1159) adalah sebagai berikut :
aa

ae


(Belanda)

menjadi

a

Paal

pal

Baal

bal

Octaaf

oktaf

tetap ae jika tidak bervariasi dengan e, menjadi e
aerobe


aerob

aerodinamics

aerodinamika

ae jika bervariasi dengan e, menjadi e
haemoglobin

hemoglobin

haematite

hematite

ai tetap ai
trailer

trailer


1

au tetap au
audiogram

audiogram

c di muka a, u, o dan konsonan menjadi k
calomel

kalomel

construction

konstruksi

c di muka e, i, oe dan y menjadi s
central


sentral

cent

sen

cc di muka o, u, dan konsonan menjadi k
accommodation

akomodasi

acculturation

akulturasi

cc di muka e dan i menjadi ks
accent

aksen


cch dan ch di muka a, o dan konsonan menjadi k
saccharin

sakarin

charisma

karisma

ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
echelon

eselon

ch yang lafalnya c menjadi c
check

cek

c (Sanskerta) menjadi s

cabda

sabda

e tetap e
effect

efek

ea tetap ea
idealist

idealis

ee (Belanda) menjadi e
2

stratosfer

stratosfer


ei tetap ei
eicosane

eikosam

eo tetap eo
stereo

stereo

eu tetap eu
neutron

neutron

f tetap f
fanatic

fanatik

factor

factor

gh menjadi g
sorghum

sorgum

gue menjadi ge
igue

ige

gigue

gige

i, pada awal suku kata di muka vokal, tetap i
iambus

iambus

ion

ion

iota

iota

ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i
politiek

politik

riem

rim

ie tetap ie jika lafalnya bukan i
variety
patient
efficient

varietas
pasien
efisien
3

kh (Arab) tetap kh
khusus

khusus

akhir

akhir

ng tetap ng
contingent

kontingen

congres

kongres

linguistics

lingulistik

oe (oi Yunani) menjadi e
oestrogen

estrogen

oenology

enologi

foetus

fetus

oo (Belanda) menjadi o
komfoor

kompor

provost

provos

oo (Inggris) menjadi u
cartoon

kartun

proof

pruf

pool

pul

oo (vokal ganda) tetap oo
zoology

zoology

coordination

koordinasi

ou menjadi u jika lafalnya u
gouverneur
coupon
contour

gubernur
kupon
kontur

ph menjadi f
phase

fase
4

physiology

fisiologi

apectrograph

spektograf

ps tetap ps
pseudo

pseudo

psychiatry

psikiatri

psychosomatic

psikosomatik

pt tetap pt
pterosaur

pterosaur

pteridology

pteridology

ptyalin

ptyalin

q menjadi k
aquarium

akuarium

frequency

frekuensi

equator

ekuator

rh menjadi r
rhapsody

rapsodi

rhombus

rombus

rhythm

ritme

rhetoric

retorika

sc di muka a, o, u, dan konsonan menjadi sk
scandium

skandium

scotopia

skotopia

scutella

skutela

sclerosis

sklerosis

scriptie

skripsi

sc di muka e, i, dan y menjadi s
scenography

senografi
5

scintillation

sintilasi

scyphistoma

sifistoma

sch di muka vokal menjadi sk
schema

skema

schizophrenia

skizofrenia

scholasticism

skolastisisme

t dimuka i menjadi s jika lafalnya s
ratio

rasio

action

aksi

patient

pasien

th menjadi t
theocracy
orthography
thiopental
thrombosis
methode

teokrasi
ortografi
tipental
thrombosis
metode

u tetap u
unit

unit

nucleolus

nucleolus

structure

struktur

institute

institut

ua tetap ua
dualisme
aquarium

dualisme
aquarium

ue tetap ue
suede
duet

sued
duet

ui tetap ui
equinox

ekuinoks
6

conduit

konduite

uo tetap uo
fluoeresein
quorum
quota

fluoresein
kuorum
kuota

uu menjadi u
prematurr
vacuum

premature
vakum

v tetap v
vitamin
television
cavalry

vitamin
televise
kavaleri

x pada awalnya kata tetap x
xanthate
xenon
xylophone

xantat
xenon
xilofon

x pada posisi lain menjadi ks
executive
taxi
exudation
latex

eksekutif
taksi
eksudasi
lateks

xc dimuka e dan i menjadi ks
exception
excess
excision
excitation

ekspesi
ekses
eksisi
ekstitasi

xc dimuka a, o, u dan konsonan menjadi ksk
excavation
excommunication
exscursive
exclusive

ekskavasi
ekskomuniasi
ekskursif
eksklusif

7

y tetap y jika lafalnya y
yakitori
yangonin
yen
yuan

yakitori
yangonin
yen
yuan

y menjadi i jika lapalnya i
yttrium
dynamo
propyl
psychology

itrium
dynamo
propil
psikologi

z tetap z
zenith
zirconium
zodiac
zygote

zenit
zirconium
zodiac
zigot

konsonan ganda menjadi konsonan tunggal kecuali kalau dapat membingungkan
misalnya :
gabbro
gabro
accu
aki
effect
efek
commission komisi
ferrum
ferum
solfeggio
solfegio
tetapi :
mass
massa
catatan :
1. unsure pungutan yang sudah lazim dieja secara Indonesia tidak perlu lagi di ubah
misalnya :
nalar
paham
kabar
ikan
bengkel
sirsak
perlu
hadir

8

2. Sekalipun dalam ejaan yang d sempurakan huruf q dan x diteria sebagai bagaian
abjad bahasa indnesia, unsur yang mengandung kedua huruf itu diindonesiakan
menurut kaidah yang terurai di atas. Kedua huruf itu diperthankan dalam
penggunaan tertentu saja seperti dalam pembedaan nama dan istilah khusus.
Disamping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut diatas, berikut ini
didaftarkan juga akhir-akhiran akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa
indonesia. Akhiran itu diserap sebagai bagian dan implementasi di serap secara
untuh di samping kata standar, efek, dan implemen.
-aat (Belanda) menjadi -at
advokaat
advokat
tractaat
traktat
-age Menjadi -ase
percentage
etalage

persentase
etalase

-al, -ell (Belanda), -all (Belanda) menjadi -al
formal,formeel
formal
normal,normaal
normal
-ant menjadi -ant
accountant
informant

akuntan
informan

-archy, -archie (Belanda) menjadi arki
anarchy,anarchie
anarki
oligarchy,oligarchie oligarki
-ary,air (Belanda) menjadi -er
primary,primair
primer
scondary,secundair skunder
-(a)tion,-(a)tie (Belanda) menjadi -asi, -si
action, actie
aksi
publication, publicatie
publikasi
-eel (Belanda) yang tidak ada padanannya dalam bahasa Inggris menjadi -il
materieel
materiil
moreel
moril

9

-ein tetap ein
casein
protein

kasein
protein

-ic, -ics, -ique, -iek, -ica (nomia) menjadi -ik, -ika
logic,logica
logika
physics, physica
fisika
-ic (nomia) menjadi -ik
electronic
statistic

elektronik
statistik

-ic, -ical, -isch (adjektiva) menjadi -is
practical,practisch
praktis
economical,economisch
ekonomis
-ile, -iel menjdi -il
precentile,precentiel
mobile,mobiel

presentil
mobil

-ism, -isme (Belanda) menjadi -isme
modernism,modernisme
modernisme
communism,communisme
komunisme
-ist menjadi -is
publicist
egoist

publisis
egois

-ive, -ief (Belanda) menjadi ) -if
descriptive,descriptief
deskriptif
demonstrative,demonstratief demonstratif
-longue menjadi -log
catalogue
dialogue

katalog
dialog

-logy, -logie (Belanda) menjadi -logi
technology,technologie
teknologi
analogy,analogie
analogi
-loog (Belanda) menjadi -log
analoog
analog
epiloog
epilog
-oid, -oide (Belanda) menjadi -oid
hominoid,homonoide
homonooid
anthropoid,anthropoide
anthropoid

10

-oir(e) menjadi -oar
trottoir
repertoire

trotoar
repertoar

-or, -eur (Belanda) menjadi -ur, ir
direcor, directeur
direktur
amateur
amatiir
-or tetap -or
dictator
corrector

dictator
korektor

-ty, -teit (Belanda) menjadi -tas
university,universiteit
universitas
quality,kwalitieit
kualitas
-ure, -uur (Belanda) menjadi -ur
structure, struktuur
struktur
premature,prematuur
prematur

11

BAHASAN II
TANDA BACA

B. Tanda Baca
Tanda baca merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penulisan tetapi
hal ini banyak sekali di abaikan. Adanya tanda baca, akan membantu pembaca
memahami suatu tulisan dengan tepat.
Pemakaian Tanda Baca
A. Tanda titik (.)
Penggunaan tanda titik
1. Tanda titik dipakai diakhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya :
hari ini tanggal 13 Februari 2016.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.
3. Misalnya :
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jenderal Agraria
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukan waktu. Misalnya : pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam , menit, dan detik yang
menunjukan jangka waktu. Misalnya : 1.32.20 jam ( 1 jam, 32 menit, 20 detik)
6. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya : Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara.
7. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya : Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
8. Tanda titik dipakai pada singkatan nama orang. Misalnya : BJ. Habibie
9. Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Misalnya :
Dra. Isah Cahyati, M.Pd.
Tanda titik tidak dipakai apabila :
1. Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunjukan
jumlah. Misalnya pada angka kode pos, penulisan tahun.
2. Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala
ilustrasi, tabel dan sebagainya.
3. Tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran takaran, timbangan,
dan mata uang.
4. Tidak dipakai dibelakang alamat pengirim.

12

B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dpakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan. Misalnya : saya membeli kertas, pena, dan tinta
2. Tanda koma dipakai utnuk memisahkan kalimat yang setara yang satu kalimat
dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
Misalnya :
 Saya ingin datang, tetapi hari hujan
 Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya. Misalnya : kalau hari hujan, saya tidak
akan datang.
4. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat. Misalnya : Kata ibu, “ saya gembira sekali“
5. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur alamat yang ditulis berurutan.
Misalnya : Kuala Lumpur, Malaysia
6. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka. Misalnya : Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tata Bahasa
Baru Bahasa Inndonesia. Jilid 1 dan 2. Jakarta : PT Pustaka Rakyat
7. Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki.
8. Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang menikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya :
Ny. Khadijah, M.A
9. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau diantara rupiah dan sen
yang dinyatakan dengan angka. Misalnya : 12,5 m
10. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi. Misalnya : semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti
latihan paduan suara
11. Tanda koma dipakai memisahkan petikan langsung dari bagian lain.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara. Misalnya : malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Misalnya : ayah
mengurus tanamannya di kebun itu ; ibu sibuk memasak di dapur.
D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu penyataan lengkap jika diikuti
rangkaian atau pemerian. Misalnya : kita sekarang memerlukan perabot rumah
tangga : kursi, meja, dan lemari.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Ketua : Ahmad Wijaya
Sekertaris : Handayani
13

3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku
dalam percakapan.
Ibu : (meletakan beberapa koper ) “Bawa koper ini, Mir!”
Amir : “baik, Bu.”
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor halaman, (ii) di antara bab
dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta
(iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Misalnya :
Tempo, I (1971), 34:7
Surah Yasin :9
Karangan Ali Hakkim, Pendidikan Seumur Hidup : Sebuah Studi, sudah terbit.
Jakarta : Eresco
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambungkan suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris
2. Tanda hubung menyambungkan awaln dengan bagian kata di belakangnya atau
akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Misalnya : anak-anak
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal. Misalnya: p-a-n-i-t-i-a dan 8-4-1973
5. Tanda hubung boleh dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital (ii) ke- ddengan angka (iii) angka dengan –an,
dan (iv) singkatan dengan huruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama
jabatan rangkap.
Misalnya ; Se- Indonesia, juara ke-2, tahun 90-an, hari-H, sinar- X, MenteriSekertaris Negara
Penggunaan tanda titik dua ( : ) yang tepat terdapat dalam kalimat ….
A. Ibu membeli: apel, mangga, dan jeruk.
B. Aisyah membawa : sayur, nasi dan lauk untuk ayahnya di sawah.
C. Difla sedang menyanyi : lagu pop
D. Bibi membeli berbagai macam buah: salak, manggis, dan jambu
Jawaban : A
F. Tanda Pisah (―)
1. Membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan diluar bangun
kalimat.
Contoh: Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh bangsa
itu sendiri.
2. Menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat
menjadi lebih jelas.

14

Contoh: Rangkaian temuan ini-evolusi,teori kenisbian, dan yang kini juga
pembelahan atom-telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai”
Contoh: 1945-1955
Tanggal 18-20 Maret 2016
Pukul 09.30-11.10

G. Tanda Elipsis (…)
1. Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh: Pengawasan yang ketat . . . akan mendukung kelancaran dan ketepatan
pelaksanaan pembangunan.
2. Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
H. Tanda Tanya (?)
1. Dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh: Dimana dia tinggal?
Saudara sudah tahu, bukan?
2. Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan pada tahun 1945 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
I. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat. Tanda ini
digunakan sebagai akhir kalimat dan tidak boleh disertai dengan tanda titik.
Contoh: Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya!
Merdeka!

J. Tanda Kurung ((…))
1. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan)
kantor itu.
15

2. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh: Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali)
ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran
dalam negeri.
3. Mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Contoh: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain (a).
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
4. Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c)
modal.
K. Tanda Kurung Siku ([…])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda ini
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah
asli.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
Misalnya :
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 35-38] tidak dibicarakan)
perlu dibentangkan di sini.
L. Tanda Petik (“…”)
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
atau bahan tertulis lain.
Misalnya :
“Saya belum siap” kata Mira, “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia.”
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Misalnya :
Bacalah “Bola lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA”
diterbitkan dalam Tempo.
Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai
arti khusus.
Misalnya :
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
Ia bercelana panjang yang di kalangang remaja dikenal dengan nama “cutbrai”
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung
Misalnya :
16

Kata Tono, “Saya juga minta satu.”
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
kalimat atau bagian kalimat.
Misalnya :
Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “Si Hitam”
Bang Komar sering disebut “pahlawan”, ia sendiri tidak tahu sebabnya.

M. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya :
Tanya Basri, “kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu kamar depanm kudengar teriak anakku, Ibu, Bapak pulang, dan
rasa letihku lenyap seketika,” ujar Bapak Hamdan.
1. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan
asing.
Misalnya :
Feed-back ‘balikan’
N. Tanda Garis Miring
1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya :
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat II/10
Tahun anggaran 1985/1986
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau tiap.
Misalnya :
Mahasiswa/mahasiswi
Harganya Rp 150,00/lembar
O. Tanda Penyingkat Atau Apostrof (‘)
Tanda penyingkat atau apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian
angka tahun.
Misalnya :
Ali ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
Malam ‘lah tiba (‘lah = telah)
1 Januari ’88 (’88 = 1988)

17

18

SOAL
I.
Pilihan Ganda
1. Di dalam kalimat tanda pisah kedudukannya dapat digantikan oleh tanda…?

a. Koma
b. Seru
c. Tanya
d. Titik

2.

Bagian yang dihilangkan perlu dipakai empat buah titik untuk ... ?

a.
b.

Kalimat yang terputus-putus
Mengakhiri sebuah kalimat

c. Menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
d. Satu urutan keterangan
3. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk … ?
a. Kalimat yang terputus-putus
b.

c.
d.

Mengakhiri sebuah kalimat
Menyatakan bagian kalimat yang disangsikan
Satu urutan keterangan

4. Tanda ini digunakan sebagai akhir kalimat dan tidak boleh disertai dengan tanda…?
a. Koma

b. Seru
c. Tanya
d.

Titik

5. Tanda kurung digunakan untuk…?

a.

Kalimat yang terputus-putus

b. Mengapit keterangan atau penjelasan
c. Satu urutan keterangan
d.

Mengakhiri sebuah kalimat

19

6. Tanda petik dipakai untuk…
a. Mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain
b. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
c. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing
d. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas

20

7. Tanda kurung siku dipakai untuk…
a. Mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain
b. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
c. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing
d. Mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan
8. Tanda petik tunggal dipakai untuk…
a. Mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain
b. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
c. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing
d. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
9. Tanda garis miring dipakai untuk…
a. Dipakai sebegai kata ganti dan, atau, atau tiap
b. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
c. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing
d. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
10. Tanda penyingkat dipakai untuk…
a. Menunjukkan penghilangan bagian kata atau angka tahun
b. Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
c. Mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata ungkapan asing
d. Mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
II.

Essay

1. Berdasarkan taraf integrasinya unsure pinjaman/serapan dalam bahasa Indonesia
di bagi menjadi dua golongan besar yaitu........ dan....... (berikan contohnya masing
– masing)!
2. Dalam penulisan unusr serapan kaidah ejaan yang berlaku berpedoman pada?......

21