Bab 12 Translasi LK entitas asing

  Multinational Accounting

Multinational Accounting

  • Pada saat perusahaan Multinasional Indonesia menyusun Laporan Keuangan untuk pelaporan kepada pemegang sahamnya, perusahaan harus memasukkan operasi yang berbasis di luar negeri yang dinyatakan dalam mata uang Rupiah dan dilaporkan dengan menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
  • Operasi di luar negeri tersebut termasuk anak perusahaan, cabang atau investasi dari perusahaan Indonesia.

  Multinational Accounting

Multinational Accounting

  • Bab ini membahas tentang translasi (penjabaran) laporan keuangan entitas luar negeri ke Rupiah. Penyajian kembali ini diperlukan sebelum laporan keuangan induk perusahaan Indonesia, yang sudah dinyatakan dalam Rupiah.
  • Akuntan harus mempertimbangkan perbedaan dalam prinsip-prinsip akuntansi dan perbedaan dalam mata uang

    yang digunakan untuk mengukur operasi entitas luar negeri.

  • Contoh, anak perusahaan Indonesia di Inggris memberikan laporan keuangan ke induk perusahaan yang dinyatakan dalam poundsterling, menggunakan sistem akuntansi Inggris yang berbeda dengan metode akuntansi dan pengukuran di Indonesia.

  Multinational Accounting

Multinational Accounting

  Induk Perusahaan di Indonesia secara umum harus melakukan langkah-langkah berikut dalam proses translasi dan konsolidasi anak perusahaan di Inggris tersebut

  • Menerima laporan keuangan anak perusahaan Inggris yang dilaporkan dalam poundsterling.
  • Menyajikan kembali laporan keuangan tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
  • Mentranslasikan laporan keuangan yang diukur dalam poundsterling menjadi nilai setara dalam Rupiah.
  • Mengkonsolidasi akun-akun anak perusahaan yang telah ditranslasikan yang sudah diukur dalam Rupiah, dengan akun- akun induk perusahaan.

  

Perbedaan dalam Prinsip Akuntansi

Perbedaan dalam Prinsip Akuntansi

  • Beberapa negara mengembangkan prinsip akuntansinya berdasarkan kebutuhan informasi dari otoritas pajak.
  • Negara lain mempunyai prinsip akuntansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari pemerintah pusat sebagai perencana ekonomi.
  • Model di Indonesia berfokus pada kebutuhan informasi pemegang saham biasa atau pihak pemberi kredit melalui penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

  

Perbedaan dalam Prinsip Akuntansi

Perbedaan dalam Prinsip Akuntansi

  • Standar pelaporan keuangan yang utama saat ini sedang dalam proses penyusunan oleh International Accounting Standards Board (IASB), adalah sebuah badan yang memperoleh mandat untuk menyusun seperangkat standar laporan keuangan internasional dan mendorong seluruh pihak untuk mengadopsi standar yang berlaku secara Internasional tersebut

  

Differences in Accounting Principles

Differences in Accounting Principles

  • IASB mengumumkan sebuah standar pelaporan yang disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards-IFRSs). Sebelum terbentuknya IASB, International Accounting Standards Comittee telah menerbitkan International Accounting Standards (IASs). IASs diterbitkan dari tahun 1973 hingga tahun 2001.

  IASB mengadopsi IASs secara keseluruhan dan sekaligus mengembangkannya yang disebut

  IFRSs.

  

Differences in Accounting Principles

Differences in Accounting Principles

  • IFRS sekarang relatif banyak digunakan di banyak negara, termasuk telah diadopsi oleh negara Uni Eropa dan lainnya.
  • Banyak pihak yang berpendapat bahwa jika hanya ada satu set standar akuntansi yang berlaku secara internasional akan meningkatkan kepercayaan diri investor di pasar dan meningkatkan efisiensi pasar karena memudahkan investor untuk membandingkan berbagai pilihan investasi di berbagai negara.

  

Differences in Accounting Principles

Differences in Accounting Principles

  • Bentuk pelaporan keuangan yang juga berpengaruh adalah GAAP Amerika Serikat.
  • Keberadaan berbagai bentuk standar akuntansi ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan Indonesia dan juga perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia. Hal ini disebabkan karena penyusunan laporan keuangan harus menggunakan standar akuntansi dimana mereka berlokasi, kemudian mentranslasikan agar sesuai dengan prinsip Akuntansi Berterima Umum Indonesia untuk memudahkan penyusunan laporan konsolidasi.

  

Differences in Accounting Principles

Differences in Accounting Principles

  • Hal yang sama terjadi jika perusahaan Indonesia memilih untuk mendaftarkan sahamnya di bursa efek di luar Indonesia atau dual listing (di Indonesia dan di luar negeri), maka perusahaannya itu harus menyesuaikan dengan standar negara di mana mereka mendaftarkan sahamnya.
  • Oleh karena itulah, maka meminimalkan perbedaan di antar berbagai standar di dunia ini khususnya GAAP AS dan IFRS, menjadi perhatian utama.

  

Differences in Accounting Principles

Differences in Accounting Principles

  • Konvergensi akan mengurangi biaya bagi penerbit laporan keuangan, karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyiapkan laporan keuangan dalam berbagai standar.
  • FASB terus bekerja sama dengan IASB untuk meningkatkan kualitas standar pelaporan internasional dan mengkonversikan kedua set standar tersebut.

  

Differences in Accounting Principles

Differences in Accounting Principles

  • Pada bulan September 2001, FASB menerbitkan “The Norwalk Agreement” di mana baik FASB dan IASB sepakat bekerja sama untuk meningkatkan kualitas standar pelaporan keuangan dengan meminimalisasi perbedaan diantara mereka.
  • Usaha konvergensi ini berfokus pada evaluasi standar yang telah ada dan mengawasi implementasi standar tersebut saat ini serta standar baru yang kedua kelompok tersebut dikembangkan.

  Penentuan Mata Uang Fungsional Penentuan Mata Uang Fungsional

  • PSAK No.11 tentang “Translasi Mata Uang

  Asing “ memberikan panduan khusus untuk mentranslasikan laporan keuangan dari mata uang asing menjadi mata uang rupiah .

  • Tujuan PSAK 11 adalah menyajikan hasil yang secara langsung memperlihatkan pengaruh perubahan ekonomi dari pergerakan nilai tukar.
  • PSAK 11 juga menjelaskan tentang pencapaian keuangan dan hubungannya dalam laporan keuangan dengan mata uang asing melalui proses translasi

  

Determining the Functional Currency

Determining the Functional Currency

  • PSAK mengadopsi konsep mata uang

  

fungsional (Fungtional currency) yang

  didefinisikan sebagai “mata uang dari lingkungan ekonomi primer di mana entitas tersebut beroperasi, umumnya, mata uang tersebut adalah mata uang dari lingkungan dimana entitas tersebut terutama menghasilkan dan menerima kas” Penentuan Mata Uang Fungsional

Penentuan Mata Uang Fungsional

  • PSAK menyajikan tiga indikator yang harus dinilai untuk menentukan mata uang fungsional suatu entitas, yaitu :
  • arus kas,
  • harga jual
  • beban .

  

Determining the Functional Currency

Determining the Functional Currency

  • Jika afiliasi asing menggunakan mata uang lokal sebagai mata uang fungsional untuk sebagian besar transaksinya dan jika kas yang dihasilkan tidak secara rutin disetorkan pada induk perusahaan di Indonesia, maka mata uang negara tempat entitas tersebut beroperasi umumnya digunakan juga
  • Juga, afiliasi asing umumnya mempunyai pasar aktif dinegara sendiri dan memperoleh pendanaan dari sumber lokal

  

Determining the Functional Currency

Determining the Functional Currency

  • Beberapa entitas asing menggunakan mata uang fungsional yang berbeda dengan mata uang lokalnya. Contoh, sebuah anak perusahaan dari induk perusahan Indonesia yang berlokasi di Venezuela dapat melakukan hampir semua bisnisnya di Brasil atau sebuah cabang atau anak perusahaan dari induk perusahaan Indonesia yang beroperasi di Inggris dapat menggunakan rupiah sebagai mata uang utamanya walaupun ia menggunakan poundsterling untuk pencatatan akuntansinya.

  

Determining the Functional Currency

Determining the Functional Currency

  • Faktor-faktor berikut mengindikasikan apakah Rupiah adalah mata uang fungsional dari anak perusahaan Inggris
    • – Sebagian besar transaksi kas dalam Rupiah.
    • – Pasar penjualan utama di Indonesia
    • – Komponen produksi umumnya diperoleh dari Indonesia.
    • – Induk perusahaan di Indonesia yang paling bertanggungjawab dalam pendanaan anak perusahaan di Inggris tersebut.

  

Determining the Functional Currency

Determining the Functional Currency

  • Pendekatan mata uang fungsional mengharuskan entitas asing untuk mentranslasikan seluruh transaksinya ke dalam mata uang fungsional
  • Jika suatu entitas mempunyai transaksi yang dinyatakan dalam mata uang selain uang fungsional, maka transaksi asing harus disesuaikan menjadi nilai setara mata uang fungsional sebelum perusahaan menyusun laporan keuangan konsolidasi.

  Penentuan Mata Uang Fungsional di Penentuan Mata Uang Fungsional di

  

Lingkungan denag Tingkat Inflasi Tinggi

Lingkungan denag Tingkat Inflasi Tinggi

  • Pengecualian atas kriteria pemilihan mata uang asing dikhususkan jika entitas asing berlokasi di negara seperti, Argentina dan Peru yang mengalami inflasi yang sangat tinggi.
  • Inflasi yang sangat tinggi didefinisikan sebagai inflasi yang melebihi 100% selama periode 3 tahun.

  

Ekonomi dengan inflasi sangat tinggi

Ekonomi dengan inflasi sangat tinggi

  • PSAK memutuskan bahwa volatilitas dalam mata uang asing dengan hiperinflasi mendistorsi laporan keuangan jika mata uang lokal dipergunakan sebagai mata uang fungsional entitas asing.
  • Oleh karena itu, dalam kasus operasi entitas asing yang berada dalam perekonomian dengan tingkat inflasi yang sangat tinggi, mata uang pelaporan dari induk perusahaan Indonesia- Rupiah-harus sebagai mata uang fungsional entitas asing.
  • Contoh : Asumsikan bahwa anak perusahaan di luar negeri membangun gedung dengan biaya 1.000.000 peso pada saat nilai tukar adalah Rp.500 = 1 peso. Kemudian diasumsikan bahwa karena adanya hiperinflasi di negara anak perusahaan luar negeri tersebut, maka nilai tukar menjadi Rp.0,05 = 1 peso. Nilai gedung hasil translasi pada saat dibangun dan setelah

  hiperinflasi adalah sebagai berikut : Jumlah Tanggal Pembangunan Setelah hiperinflasi (peso)

  Nilai Tukar Jumlah hasil Nilai Tukar Jumlah Hasil Translasi Translasi 1.000.000 Rp.500 Rp.500 juta Rp.0,05 Ro.50.000 Perekonomian dengan inflasi tinggi

Perekonomian dengan inflasi tinggi

  • Setelah penentuan mata uang asing dari afiliasi asing, mata uang tersebut harus digunakan secara konsisten.
  • Akan tetapi, jika perubahan dalam kondisi perekonomian mengharuskan perubahan dalam penentuan mata uang fungsional afiliasi asing, maka perubahan akuntansi tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan dalam estimasi hanya perlakuan saat itu dan perspektif saja, tidak diperlukan penyajian kembali laporan dari periode sebelumnya

  Translasi versus Pengukuran Translasi versus Pengukuran

  Kembali Laporan Keuangan Asing

Kembali Laporan Keuangan Asing

  • Terdapat dua metode yang berbeda untuk menyajikan kembali laporan keuangan entitas asing ke dalam rupiah
    • – Translasi laporan keuangan entitas asing ke Rupiah
    • – Pengukuran kembali laporan keuangan entitas asing ke mata uang fungsional entitas tersebut

  

Translation versus Remeasurement

Translation versus Remeasurement

  • Translasi adalah metode yang umum digunakan

    dan diterapkan jika mata uang lokal adalah mata

    uang fungsional entitas asing.
  • Ini merupakan kasus normal dimana, sebagai

    contoh, anak perusahaan Indonesia di Perancis

    menggunakan euro untuk pencatatan dan mata

    uang fungsional.
  • Laporan keuangan anak perusahaan harus

    ditranslasikan dari euro ke Rupiah.
  • Setiap selisih translasi yang terjadi akan

    dimasukkan sebagai komponen laba komprehensif

  

Translation versus Remeasurement

Translation versus Remeasurement

  • Pengukuran kembali adalah pengukuran kembali laporan keuangan entitas asing dari mata uang lokal yang digunakan entitas ke mata uang fungsional asing
  • Pengukuran kembali hanya diharuskan jika mata uang fungsional berbeda dengan mata uang yang digunakan untuk pembukuan dan pencatatan entitas asing

  

Translation versus Remeasurement

Translation versus Remeasurement

  • Setelah pengukuran kembali, laporan keuangan harus di translasi jika mata uang fungsional tidak dalam rupiah. Jika entitas asing menggunakan Rupiah untuk mata uang pencatatan dan pelaporan maka translasi atau pengukuran kembali tidak diperlukan; laporan keuangannya sudah dinyatakan dalam Rupiah dan siap untuk digabungkan dengan laporan keuangan kantor pusat Indonesia.

  

Translation versus Remeasurement

Translation versus Remeasurement

  • Contoh, perusahaan Indonesia mempunyai cabang penjualan di Singapura yang relatif independen dapat menggunakan rupiah sebagai mata uang fungsional tetapi memilih menggunakan dolar singapura sebagai mata uang pencatatan dan pelaporan
  • Tentu saja, jika cabang Singapura tersebut menggunakan Rupiah untuk mata uang fungsional dan pelaporan maka translasi atau pengukuran kembali tidak diperlukan.

  

Translation versus Remeasurement

Translation versus Remeasurement

  • Penerapan yang paling sering dilakukan dan pengukuran

    kembali adalah untuk afiliasi yang berlokasi di negara yang

    mengalami hiperinflasi.
  • Sebagai contoh, anak perusahaan di Argentina dari induk

    perusahaan Indonesia mencatat dan melaporkan laporan

    keuangan dalam mata uang lokal yaitu peso Argentina.
  • Akan tetapi, karena perekonomian Argentina mengalami

    inflasi yang lebih tinggi dari 100% selama periode tiga

    tahun, rupiah ditetapkan sebagai mata uang fungsional

    untuk tujuan pelaporan sehingga laporan keuangan anak

    perusahaan harus diukur kembali dari peso Argentina ke

    rupiah

  Translation

Translation

  • Sebagian besar entitas bisnis transaksi dan mencatat aktivitas bisnisnya dalam mata uang lokal.
  • Oleh karena itu, mata uang lokal dari entitas asing adalah mata uang fungsional.
  • Translasi laporan keuangan entitas asing kedalam rupiah merupakan proses yang relatif sederhana

  Translation Exchange Rates

Translation Exchange Rates

  

ACCOUNTS EXCHANGE RATES_______ Revenue & Expense Umumnya nilai tukar rata- rata tertimbang untuk periode laporan Assets & Liabilities Nilai tukar sekarang pada tanggal neraca Stockholders’ Equity Nilai tukar historis Translation Adjustment Translation Adjustment

  • Oleh karena untuk translasi masing-masing akun entitas asing digunakan kurs yang berbeda-beda, maka umumnya debit dan kredit dalam neraca percobaan setelah translasi tidak sama
  • Pos penyeimbang debit neraca percobaan translasi dengan kreditnya disebut Selisih

  Translasi

  Contoh

Contoh

  • Pada tgl. 1 Januari 2011 PT Induk perusahaan Indonesia membeli 100% saham German Comp. seharga Rp.860.000.000. Harga tersebut Rp.60.000.000 lebih tinggi dari nilai buku. Selisih tersebut dialokasikan ke paten dan diamortisasi selama 10 tahun
  • Mata uang lokal German Company adalah euro merupakan mata uang fungsional
  • Pada tanggal 1 Oktober 2011 anak perusahaan umumkan dan membayar dividen 6.250 euro
  • Anak perusahaan menerima Rp.72.000.000 kurs 1 euro = Rp.16.000

  Neraca percobaan (euro) Kurs Neraca Percobaan (Rp) Kas Piutang Persediaan Aset Tetap

  2.500 10.000 7.500 50.000

  16.000 16.000 16.000 16.000

  40.000.000 160.000.000 120.000.000 800.000.000

  Total debit 70.000 1.120.000.000 Akm depresiasi

  Utang usaha Utang Obligasi Saham Biasa Saldo laba

  5.000 2.500 12.500 40.000 10.000 16.000

  16.000 16.000 16.000 16.000

  80.000.000 40.000.000 200.000.000 640.000.000 160.000.000 Total kredit 70.000

  1.120.000.000

  • Investasi pada saham German Comp 860.000.000

  Ayat jurnal pada saat akuisisi (1 jan 2011)

   Kas 860.000.000 (mencatat pembelian German Comp)

  Jurnal eliminasi •

  Saham biasa-German Comp 640.000.000 Saldo laba 160.000.000 Diferensial 60.000.000 Investasi pada saham German Comp 860.000.000 (mencatat eliminasi saldo investasi) Paten

  60.000.000 Diferensial 60.000.000 (mencatat alokasi diferensial ke Paten) Pada saat anak perusahaan menerima rupiah

  Pada saat anak perusahaan menerima rupiah Unit Mata uang asing (rp) Penjualan (mencatat penjualan dan penerimaan Rp.72.000.000 pada kurs tunai pada tgl. Penerimaan Rp.72.000.000/kurs Rp.16.000 = 4.500 4.500 4.500 Kerugian transaksi mata uang asing Unit mata uang asing (Rp) (menyesuailkan akun yang didenominasi dalam unit mata uang asing menjadi kurs sekarang Rp.72.000.000/Rp.18.000 = 4.000 Saldo sebelum disesuaikan = (4.500) Kerugian transaksi mata uang asing 500 500 500

  110.000.000 Investasi pada saham German comp 110.000.000

  31 Des 2011 Investasi pada saham German Comp 212.500.000 Pendapatan dari anak Perusahaan

  212.500.000 Investasi pada saham German comp 110.000.000 pendapatan komprehensif lainnya- selisih 110.000.000 translasi Translation Adjustment

Translation Adjustment

  • Selisih kurs yang terjadi dari proses translasi adalah bagian dari pendapatan komprehensif entitas untuk periode tersebut.
  • FASB 130 membutuhkan pelaporan laba rugi komprehensif sebagai bagian dari laporan keuangan utama perusahaan.

  Remeasurement Remeasurement

  • Metode kedua, laporan keuangan afiliasi asing dalam Rupiah adalah pengukuran kembali. Meskipun pengukuran kembali tidak seperti yang biasa digunakan sebagai translasi, beberapa situasi yang ada di mana mata uang fungsional dari afiliasi asing tidak mata uang lokal.

  Remeasurement Remeasurement

  • Pengukuran ini mirip dengan translasi dalam bahwa tujuannya adalah untuk mendapatkan nilai Rupiah yang setara untuk akun afiliasi asing sehingga mereka dapat dikombinasikan atau dikonsolidasikan dengan laporan perseroan. Kurs yang digunakan untuk pengukuran kembali, bagaimanapun, adalah berbeda dari yang digunakan untuk translasi, sehingga nilai Rupiah yang berbeda untuk akun afiliasi asing

  Remeasurement Remeasurement

  • Proses pengukuran kembali membagi neraca ke rekening moneter dan nonmoneter. aktiva dan kewajiban moneter, seperti uang tunai, jangka pendek atau piutang jangka panjang, dan jangka pendek atau hutang jangka panjang, memiliki jumlah mereka tetap dalam hal unit mata uang. aset nonmoneter adalah akun seperti persediaan, dan peralatan pabrik, yang tidak tetap dalam kaitannya dengan satuan moneter

  Remeasurement Remeasurement

  • Akun-akun moneter diukur kembali dengan menggunakan kurs saat ini. Akun ini tunduk pada keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai tukar. Kurs historis yang tepat digunakan untuk mengukur saldo non neraca moneter akun dan pendapatan terkait, beban, keuntungan, dan saldo rekening rugi

  Remeasurement Gain or Loss Remeasurement Gain or Loss

  • Karena berbagai tarif yang digunakan untuk mengukur keseimbangan jejak mata uang asing, debit dan kredit dari neraca saldo setara Rupiah mungkin tidak akan sama. Dalam hal ini, item balancing adalah keuntungan pengukuran kembali atau kerugian, yang dimasukkan dalam laporan laba rugi periodik.

  Remeasurement Gain or Loss

Remeasurement Gain or Loss

  • Laba atau rugi selisih kurs dari proses pengukuran kembali termasuk dalam laporan laba rugi periode berjalan, biasanya di bawah "Penghasilan." Berbagai judul akun yang digunakan, seperti Devisa Laba (Rugi), Mata Laba (Rugi), Exchange Laba (Rugi), atau Pengukuran Laba

  (rugi).

  Pos Saldo € Kurs Saldo Rp

  Kas 10.750 1,40 15.050 Unit mata uang asing

  3.000 1,40 4.200 Piutang 10.500 1,40 14.700 Persediaan

  5.000 1,40 6.900 Aktiva tetap 50.000 1,40 60.000 Harga pokok penjualan 22.500 1,30 28.100

  Beban operasi 14.500 1,30 18.600 Kerugian transaksi mata uang asing 500 1,30 650

  Dividen dibayarkan 6.250 1,36 8.500 Total debit 123.000 156.700

  Akumulasi depresiasi 7.500 1,40 9.000 Utang usaha 3.000 1,40 4.200 Utang obligasi

  12.500 1,40 17.500 Saham biasa 40.000 1,20 48.000 Laba ditahan 10.000 (a) 12.000 Penjualan 50.000 1,30 65.000 Total kredit

  155.700 Keuntungan pengukuran kembali 1.000 156.700

  Pos Dalam Kurs Dalam Rupiah euro

  (a) Harga Pokok penjualan Persediaan awal 7.500 1,20 9.000 Pembelian

  20.000 1,30 26.000 Barang tersedia 27.500 35.000 dikurangi: persediaan akhir (5.000) (6.900)

  Harga pokok penjualan 22.500 28.100 (b) Beban operasi Beban tunai

  12.000 15.600 Beban depresiasi 2.500 3.000 14,500 18.600

  (c) Dibawa dari kertas kerja tanggal 1 januari 2011

  Hedge of a Net Investment Hedge of a Net Investment

  • FASB 133 menyatakan bahwa keuntungan atau kerugian atas bagian efektif dari lindung nilai dari investasi bersih diambil untuk pendapatan komprehensif lainnya sebagai bagian dari penyesuaian penjabaran. Namun, jumlah offset laba rugi komprehensif terbatas pada penjabaran untuk investasi bersih.

  Contoh: Contoh:

  • Pada tanggal 1 Januari 2011, Peerless memutuskan

    untuk lindung nilai bagian investasinya yang baru saja

    dilakukan di German Company yang terkait dengan nilai

    buku aktiva bersih German Company. Peerless tidak

    yakin apakah kurs langsung euro akan meningkat atau

    menurun untuk tahun tersebut dan ingin melindungi nilai

    investasi aktiva bersihnya. Pada tanggal 1 Januari 2011,

    kepemilikan 100 persen. Peerless atas aktiva bersih

    German Company dengan €50.000 (€40.000

    sahammodal ditambah €10.000 laba ditahan). Peerles

    meminjam €50.000 pada tingkat bunga 5% untuk lindung

    nilai investasinya di German Company serta pokok dan

    bunga jatuh tempo dan terutang pada tanggal 1 Januari

    2012

  1 Januari 2011 Kas 60.000 Utang pinjaman (€)

  60.000 Meminjam utang yang didenominasi dalam euro untuk lindung nilai investasi bersih di anak perusahaan German, Rp.60.000 = €50.000 x Rp.1,20 kurs tunai

  31 Desember 2011 Pendapatan komprehensif lainnya 10.000 Utang pinjaman (€)

  10.000 Menilai kembali utang yang didenominasi dalam mata uang asing berdasarkan kurs tunai akhir periode, Rp.60.000 = €50.000 x (Rp.1,40 - Rp.1,20) Beban bunga

  3.250 Kerugian transaksi mata uang asing 250 Utang bunga (€)

  3.500 Akru beban dan utang bunga atas utang euro Rp.3.250 = €50.000 x 0,05 bunga x Rp.1,30 kurs rata-rata Rp.3.500 = €50.000 x 0,05 bunga x Rp.1,40 kurs tunai akhir periode

  31 Desember 2011 Akumulasi pendapatan komprehensif lainnya-selisih translasi

  10.000 Ikhtisar laba rugi (atau laba ditahan) 250 Kerugian transaksi mata uang asing

  250 Pendapatan komprehensif lainnya 10.000 Menutup akun nominal terkait dengan lindung nilai investasi bersih di anak perusahaan luar negeri

  1 Januari 2012 Utang bunga (€) 3.500 Utang pinjaman (€)

  70.000 Kas 73.500 Membayar pokok dan bunga terkait dengan lindung nilai yang didenominasi dalam euro Rp.70.000 = Rp.60.000 + Rp.10.000

  

Additional Disclosure Requirements

Additional Disclosure Requirements

  • FASB 52 mensyaratkan bahwa keuntungan transaksi

    asing agregat atau kerugian termasuk dalam

    penghasilan harus diungkapkan secara terpisah dalam

    laporan laba rugi atau dalam catatan yang menyertainya.

    Ini termasuk keuntungan atau kerugian diakui dari

    transaksi mata uang asing, kontrak berjangka, dan

    keuntungan pengukuran atau rugi.
  • Jika tidak diungkapkan sebagai item satu baris pada

    laporan laba rugi, pengungkapan ini biasanya catatan

    kaki satu kalimat yang meringkas operasi asing

    perusahaan

  Peerless Products dan anak perusahaan Laporan laba rugi konsolidasi Untuk tahun berakhir 31 Desember 2011 Penjualan

  Rp.465.000 Harga Pokok penjualan (199.250) Laba kotor

  266.750 Beban operasi (109.500) Kerugian transaksi mata uang asing

  (650) Laba bersih konsolidasi untuk hak pengendali Rp.155.600

  .

  Peerless Products dan anak perusahaan Laporan pendapatan komprehensif konsolidasi Untuk tahun berakhir 31 Desember 2011 Laba bersih konsolidasi untuk hak pengendali Rp.155.600

  Pendapatan komprehensif lainnya: selisih translasi mata uang asing Rp. 11.950 Pendapatan komprehensif untukhak pengendali Rp.167.550

  Peerless Products dan anak perusahaan Laporan perubahan ekuitas konsolidasi Untuk tahun berakhir 31 Desember 2011 total Pendapat Laba Akm Saham an ditahan pendap modal komprehe atan nsif kompre lainnya hensif Pendapatan komprehensif: Laba bersih 155.600 155.600 155.600 Saldo awal 800.000 300.000 500.000 Pendapatan komprehensif 167.550 selisih translasi mata uang asing 11.950 11.950 11.950 Pendapatan komprehensif lainnya Saldo akhir 907.550 395.600 11.950 500.000 biasa Dividen diumumkan atas saham (60.000) (60.000)

  Pendapatan dari anak perusahaan Bagian induk perusahaan atas laba anak

  Amortisasi paten perusahaan (Rp.6.000/10 tahun) 600 (Rp.18.650 x 1) 18.650 Saldo 31 desember 2011 18.650 Pendapatan dari anak perusahaan

  18.050 Dividen diumumkan 8.500 Investasi pada saham German Company 9.550 Mengeliminasi pendapatan dari anak perusahaan

  Saham biasa-German Co 48.000 Laba ditahan, 1 januari 2011 12.000 Diferensial

  6.000 Investasi pada saham German Company 66.000 Paten

  6.000 Diferensial 6.000 Mengaolaksikan diferensial ke paten

  Beban operasi-amortisasi paten 600 Paten

  600 Amortisasi paten Pembuktian pengukuran kembali Pengukuran kembali German Company Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 Skedul 1

  Laporan posisi moneter bersih Akhir tahun Awal tahun Aktiva moneter Kas

  €10.750 €2.500 Unit mata uang asing 3.000 Piutang

  10.500 10.000 Total €24.250 €12.500 Dikurangi: ekuitas moneter

  Utang usaha €3.000 €2.500 Utang obligasi 12.500 12.500 Total

  €15.500 €15.000 Kewajiban moneter bersih €(2.500) Aktiva moneter bersih

  €8.750 Peningkatan aktiva moneter bersih selama tahun berjalan

  €11.250 You Will Survive This Chapter !!! You Will Survive This Chapter !!!

  • Penyajian kembali dari afiliasi asing laporan keuangan dalam Rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan terjemahan atau pengukuran kembali metode, tergantung pada mata uang fungsional entitas asing. pernyataan yang paling afiliasi asing dijabarkan dengan menggunakan metode tarif saat karena unit mata uang lokal biasanya mata uang fungsional.