TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH (3)

TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH
A. MENGHADAPI KEMATIAN
Sebelum masuk kepada Tata Cara Penyelenggaraan Jenazah, maka perlu juga
dibahas tentang cara menghadapi kematian.
1. Bila salah seorang kamu sakit, hendaklah dia bersabar, maka dosa-dosanya akan
diampuni Allah swt.
2. Hendaklah orang yang sakit itu bersangka baik kepada Allah swt.
3. Orang yang sakit itu hendaklah berwasiat, kalau dia meninggalkan barang milik
(harta benda).
4. Talqinkan (tuntunkan) orang yang akan meninggal dengan ucapan tahlil ( ( ‫ل إله إل ل‬
‫الله‬
Adapun membaca surat Yasin pada orang yang hampir mati, tidak ada dalilnya
yang
shahih.
5. Hadapkanlah orang sakit itu ke arah kiblat
6. Kalau ia sudah meninggal, pejamkanlah matanya, karena mata mengikuti
keluarnya
ruh dari badan.
7. Do’akanlah ia dengan do’a :

‫ز‬

‫حاقز ال ل ز‬
‫مزعاوري ز ب‬
‫س ز‬
‫رو ز‬
‫ب ز‬
‫ن ز‬
‫ز‬
‫حد دث ززنا أببو إ ر ل‬
‫ن عز ل‬
‫حد دث ززنا ب‬
‫حلر ر‬
‫فززاررىى‬
‫ة بل ب‬
‫حد دث زرنى بزهزي لبر ب ل ب‬
‫م ر‬
‫ب‬
‫ز‬
‫ح د‬
‫ت‬
‫ة عز‬

‫ذارء ع ز‬
‫ن ز‬
‫م ز‬
‫ص ز‬
‫ن أربى قرل زب ز ز‬
‫ة بل‬
‫خال رد ر ال ل ز‬
‫نأ م‬
‫م ز‬
‫ة زقال ز ل‬
‫سل ز ز‬
‫ن ذ بؤ زي ل ر‬
‫ن قزربي ز‬
‫ب عز ل‬
‫ل‬
‫ل‬
‫عز ل‬
‫ر‬
‫ز‬
‫ز‬

‫ز‬
‫د‬
‫سو ب‬
‫خ ز‬
‫ة وزقزد ل ز‬
‫دز ز‬
‫م ز‬
‫ل الل ر‬
‫ ع زلى أربى ز‬-‫صلى الله عليه وسلم‬- ‫ه‬
‫ل زر ب‬
‫صبره ب‬
‫سل ز‬
‫شقد ب ز ز‬
‫ز‬
‫ز‬
‫م زقا ز‬
‫ن أهلل رهر‬
‫س ر‬
‫ض د‬
‫ فز ز‬.« ‫صبر‬

‫ن الىرو ز‬
‫ل » إر د‬
‫م ز‬
‫ض ت زب رعز ب‬
‫ه ثب د‬
‫ض ب‬
‫فزأغ ل ز‬
‫ج زنا س‬
‫ه ال لب ز ز‬
‫ح إ رزذا قبب ر ز‬
‫م ل‬
‫قا ز‬
‫ما‬
‫عوا ع ززلى أ زن ل ب‬
‫فز ز‬
‫م إ رل د ب ر ز‬
‫ل » ل ز ت زد ل ب‬
‫مل زئ رك ز ز‬
‫ف ر‬
‫مبنو ز‬

‫خي لرر فزإ ر د‬
‫ن ع ززلى ز‬
‫ة ي بؤ ز م‬
‫ن ال ل ز‬
‫سك ب ل‬
‫ت‬
‫ما ع‬
‫واعر ت‬
‫م زقا ز‬
‫فى‬
‫تز ب‬
‫م ت‬
‫ه ف‬
‫غ ف‬
‫ع دتتر ت‬
‫ف ع‬
‫قوبلو ز‬
‫فعر لفبى ت‬
‫ل » الل م ه‬
‫جت ت ه‬

‫سل ت ت‬
‫ه م‬
‫ ث ب د‬.« ‫ن‬
‫ة ت‬
‫وا ع‬
‫خل ه ع‬
‫ب‬
‫فى ال ع ت‬
‫وا ع‬
‫فى ت‬
‫غ ف‬
‫ه ف‬
‫ع ف‬
‫ه ف‬
‫قب ف ف‬
‫ه ف‬
‫ه تيا تر م‬
‫م ع‬
‫ري ت‬
‫دييي ت‬

‫ول ت ه‬
‫ف ه‬
‫ال ع ت‬
‫فعر ل تتنا ت‬
‫ن ت‬
‫ن ت‬
‫غاب ف ف‬
‫فى ت‬
‫وا ع‬
.« ‫ه‬
‫ه ف‬
‫ه ف‬
‫في ف‬
‫ر ف‬
‫عال ت ف‬
‫س ع‬
‫ال ع ت‬
‫ف ت‬
‫مي ت‬
‫وعر ل ت ه‬

‫ح لت ه‬
‫ون ت ي‬
‫ ت‬.‫ه‬
‫ن ت‬
‫قب ع ف‬
‫ الباقى‬: ‫الغابر‬

: ‫معانى بعض الكلمات‬

Dari Ummu Salamah dia berkata : Rasulullah saw masuk ketempat Abu Salamah
(yang wafat) dan matanya terbuka, maka ditutupkannya, kemudian nabi berkata :
Sesungguhya ruh itu apabila dicabut, akan diikuti oleh mata. Maka manusia dari
keluarganya rebut. Lalu nabi saw berkata : Janganlah kamu do’akan atas diri
(keluargamu) kecuali yang baik, karena malaikat akan meng aminkan apa yang
kamu ucapkan. Kemudian nabi saw berdo’a : Ya Allah, ampunilah Abu Salamah
(……isi dgn nama yg dikunjungi ) , tinggikanlah derajatnya termasuk pada
orang-orang yang dapat petunjuk, dan gantilah sesudahnya pada orangorang yang ditinggalkan dan ampunilah kami dan untuknya yang Tuhan
seru sekalian alam, lapangkanlah kuburnya dan terangilah kuburnya.

HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasai, Ibnu Hibban, Baihaqi, Abu Ya’la,

Thabrani
8. Selubungilah dengan kain yang baik.
9. Lunasilah hutangnya segera, karena rohnya akan tertahan menghadap Allah
kalau
hutangnya belum dilunasi.
10. Segerakan pengurusan jenazahnya, jangan ditunda – tunda.
11. Kabarkanlah kepada kaum kerabat dan teman – temannya kaum muslimin
lainnya.

1.
2.
3.
4.

I.

Ada 4 ( empat ) kewajiban muslimin yang hidup terhadap muslim yang
meninggal, yang sering disebut FARDHU KIFAYAH. Pada hal istilah Fardhu kifayah
sebenarnya bukan hanya khusus untuk pengurusan jenazah. Fardhu kifayah yaitu
setiap kewajiban yang bila telah dikerjakan oleh sebagian orang, maka lepaslah

kewajiban yang lain, seperti menjawab salam, pengurusan jenazah, dll.
Fadhu kifayah yang 4 untuk jenazah itu ialah :
Memandikannya
Mengapaninya
Menshalatkannya
Menguburkannya
*Ketua Majlis Tarjih dan Tajdid PDM Kota Binjai dan Wakil Pimpinan Pesantren
Muhammadiyah Kwala Madu, serta anggota Komisi Fatwa MUI Binjai
MEMANDIKAN
A. ALAT – ALAT MEMANDIKAN JENAZAH
1. Tempat memandikan berupa dipan atau meja, dan kain penutup
tempat mandi itu.
2. Sabun yang sudah dicairkan, lebih baik sabun cuci tapi bisa juga sabun
mandi.
3. Air jeruk purut, cara membuatnya : 3 ( tiga ) buah jeruk purut diparut
dan disaring, banyaknya sekitar satu mangkok sedang.
4. Air kapur barus yang sudah dihaluskan sebanyak satu mangkuk
sedang.
5. Air biasa sekitar 3 ( tiga ) ember besar.
6. Sugi – sugi, yaitu lidi yang ujungnya dibungkus dengan kapas. Panjang

lidi itu ± 7 cm jumlah juga 7 buah.
7. Lidi untuk mencongkel kuku.
8. Sarung tangan.
9.

Handuk atau yang sejenisnya.

B. ADAB MEMANDIKAN JENAZAH
1. Kalau ada aib atau kekurangan tubuhnya, harus dirahasiakan, jangan
dicerita kan kepada orang lain.
2. Cara memandikan harus dengan pelan dan kasih sayang, tidak boleh
dengan kasar atau menunjukkan ketidak senangan.
3. Waktu memandikan aurat utama harus tetap ditutup dengan sarung
atau basahan.
4. Yang memandikan mayat laki–laki, harus laki–laki juga, kecuali istrinya.
5. Yang memandikan mayat perempuan harus perempuan juga, kecuali
suaminya
C.

4.
·
·
·
5.

6.

7.
·
·
·
8.
9.
·
·
·

CARA MEMANDIKAN
1.
Letakkan mayat diatas dipan, dan sebaiknya tidak dipangku.
2.
Cebokkan ( istinjakkan ) mayat itu dengan tangan kiri, dan
sebaiknya
pakai sarung tangan. Kawan membantu menyiramkan sampai ke
duburnya
berulang–ulang, hingga hilang warna kuningnya.
3.
Tangan boleh diluruskan pelan–pelan dan boleh juga dalam posisi
bersedekap.
Siramkan air ( biasa ) dari kepala sampai kaki dgn pelan–pelan, dengan cara :
Mula–mula sebelah kanan 3 kali
Kemudian sebelah kiri 3 kali
Terakhir tengah–tangah 1 kali
Jumlahnya sebanyak 7 kali ( ganjil )
Siramkan air sabun sampai semua tubuh kena secara merata.
Satu orang menggosok secara perlahan, dan yang lain menyiramnya.
Termasuk yang disiram / digosok ialah belakang kuping, ketiak, paha, sela – sela
jari, kepala, rambut, dll. (Tanda sudah bersih badannya sudah kesat, tidak licin lagi.)
Sesudah bersih badannya bagian depan, termasuk rambut dan kepalanya,
miringkan jenazah kekiri dan gosoklah bagian yang kanan dan punggungnya.
Kemudian miringkan jenazah kekanan, dan gosoklah bagian yang kiri dan
punggungnya.
Siramkan air jeruk dari kepala sampai kekaki :
Mula–mula sebelah kanan 1 kali
Kemudian sebelah kiri 1 kali
Terakhir tengah–tengah 1 kali
CATATAN : kalau mayatnya sudah agak uzur ( sudah mulai berbau ), maka boleh air
jeruk didahulukan dari air sabun ( sebelum no. 5 ).
Telentangkan jenazah dan siram dengan air biasa.
Gunakan sugi – sugi untuk :
telinga kanan, dan bersihkan sampai bersih
telinga kiri, dan bersihkan sampai bersih,
mata kanan, dan bersihkan sampai bersih

·
mata kiri, dan bersihkan sampai bersih
·
lubang hidung kanan, dan bersihkan sampai bersih
·
lubang hidung kiri, dan bersihkan sampai bersih
·
mulut, dan bersihkan sampai bersih
10. Bersihkan kuku tangan dan kaki dengan lidi sampai bersih.
11. Siram lagi dengan air biasa.
12. Terakhir siram dengan air kapur barus dari kepala sampai kaki, yaitu :
·
Bagian kanan
·
Bagian kiri
·
Tengah – tengah badan
13. Setelah ini tidak boleh lagi disiram dengan air.
14. Lap semua tubuhnya dengan handuk sampai kering.
15. Kalau untuk perempuan, rambutnya ditocang ( dijalin tiga ) dan diletakkan diubun
– ubunnya.
16. Tidak ada perbedaan mendasar antara cara memandikan mayat perempuan
dengan mayat laki – laki.
A.

II.
MENGKAFANI
BAHAN – BAHAN
Kain kapan (kain putih) sepanjang lebih kurang 12 m atau sesuai kebutuhan.
1. Kapas
2. Gaharu / Bidara
3. Cendana
4. Kapur barus yang sudah ditumbuk
B.
1.

CARA MENGAPANI MAYAT LAKI – LAKI

Ukurlah mayat dari kepala sampai ke ujung kaki ( ujung jari ), dan lebihkan
sekitar 30 cm ( segulungan lutut )
2.
Talinya 5 buah diambil dari pinggir kain.
Cara mengambil talinya : gunting sedikit dan koyakkan.
3.
Kain kapan harus dipotong secara ganjil ( 3 atau 5 potong )
4.
Yang paling luar/bawah, 2 bidang kain yang didampetkan, dan dianggap 1
lapis.
Yang kedua, 1 bidang kain atau satu setengah bidang kain yang panjangnya
sama
dengan yang dibawahnya.
Yang ketiga, 1 bidang kain atau satu setengah bidang kain yang panjangnya sama
dengan yang dibawahnya.
5.
Letakkan kapas diatas kain tang paling atas dan diatas kapas ditaruh gaharu.
6.
Letakkan jenazah diatas kain kapan.
7.
Letakkan kapas diatas mukanya, dagunya, diantara lipatan tangan, dikaki,
diantara kaki san paha dan didada.
8.
Gulunglah kain kapan bersama – sama ( 2 orang ) dengan arah yang sama atau
boleh juga berlawanan arah.
9.
Ikatkan jenazah itu sebanyak 5 ikatan, yaitu di ujung kaki, di lutut, di dada, di
kepala dan diujung kepala.
10. Yang di kepala diakhirkan mengikatnya, karena mungkin ada yg akan melihat /
mencium jenazah.

11. Simpul ikatan berada / diletakkan di sebelah kiri jenazah ( supaya mudah
membukanya waktu diliang lahat )

1.
2.
3.
4.

UNTUK JENAZAH PEREMPUAN
Ada tambahan kapannya, yaitu :
ada Jilbab, dari kain kapan itu juga.
ada sarung, dari kain kapan itu juga.
ada baju , seperti baju teluk belanga sederhana dan ada lehernya.
ada cawat sederhana.
Semua bahan diatas dari kain kapan.

URUTAN KAIN KAPAN PEREMPUAN
Yang paling awal ( paling dibawah ) adalah kain yang paling besar ( dua bidang
disambungkan ).
2.
Setalah itu yang agak kurang besar.
3.
Setalah itu Jilbabnya.
4.
Setelah itu sarungnya.
5.
Setelah itu bajunya.
Walaupun sebagian ulama men dha’ifkan tentang masalah pakaian jenazah itu.
1.

III.
MENSHALATKAN JENAZAH
1.
Shalatkanlah jenazah dengan syarat – syarat shalat seperti berwudhu’,
menutup aurat, dll.
2.
Waktu – waktu yang dilarang shalat jenazah adalah :
a)
Waktu terbit matahari ( kecuali matahari sudah naik )
b)
Waktu pas tengah hari ( kecuali matahari sudah tergelincir )
c)
Waktu akan terbenam ( kecuali sesudah terbenam )
3.
Tidak ada yang dibaca sebelum shalat jenazah
4.
Kalau jenazah pria, hendaklah imam berdiri dekat kepalanya
Kalau jenazah wanita, hendaklah imam berdiri dekat lambung / perutnya
( ditengah – tengah jenazah ).
5.
Usahakan menshalatkannya dalam 3 shaf, walaupun orangnya sedikit.
6.
Shalat jenazah terdiri dari 4 takbir, tanpa ruku’ dan sujud.
7.
Setiap takbir mengangkat kedua tangan.
A.

TAKBIR PERTAMA
Sesudah takbir pertama dengan membaca
shalawat.

‫ه ا زك لزبر‬
‫ازلل ب‬

maka dibaca al Fatihah dan

‫ن الدر ر‬
‫ن الدر ر‬
‫ب ال لزعال ز ر‬
‫( الدر ل‬2) ‫ن‬
‫مد ب ل رل دهر زر م‬
‫( ال ل ز‬1) ‫حيم ر‬
‫سم ر الدلهر الدر ل‬
‫بر ل‬
‫ح ز‬
‫ح ل‬
‫ح ز‬
‫مي ز‬
‫حيم ر‬
‫م ر‬
‫م ر‬
‫صزرا ز‬
‫ك ن زعلب بد ب وزإ رديا ز‬
‫( إ رديا ز‬4) ‫ن‬
‫ط‬
‫ك ي زولم ر ال م‬
‫مال ر ر‬
‫ك نز ل‬
‫( ز‬3)
‫( اهلد رزنا ال م‬5) ‫ن‬
‫ست زرعي ب‬
‫دي ر‬

‫ط ال دذي ز‬
‫م وززل‬
‫م )‪ (6‬ر‬
‫ست ز ر‬
‫مغل ب‬
‫م ل‬
‫ب ع زل زي لهر ل‬
‫م غ زي لرر ال ل ز‬
‫ت ع زل زي لهر ل‬
‫م ز‬
‫ن أن لعز ل‬
‫قي ز‬
‫ال ل ب‬
‫ضو ر‬
‫صزرا ز ر ز‬
‫ن )‪(7‬‬
‫ال د‬
‫ضاملي ز‬
‫ص م‬
‫ل‬
‫م ز‬
‫ح د‬
‫ل ع ززلى ب‬
‫الل دهب ل‬
‫م ز‬
‫مد ر وزع ززلى آ ر‬
‫م وززبارر ل‬
‫ل‬
‫م ز‬
‫ح د‬
‫ك ع ززلى ب‬
‫إب لزراه ري ل ز‬
‫مد ر وآ ر‬
‫م إن ز‬
‫ح ر‬
‫جيد س‬
‫ك ز‬
‫م ر‬
‫ميد س ز‬
‫إب لزراه ري ل ز‬

‫ما‬
‫م ز‬
‫مد ر ك ز ز‬
‫ح د‬
‫ب‬
‫ز‬
‫ما‬
‫م ز‬
‫مد ر ك ز‬
‫ح د‬
‫ب‬

‫ت‬
‫صل دي ل ز‬
‫ز‬
‫ل‬
‫ت‬
‫زبازرك ز‬

‫م‬
‫ع ززلى إب لزراه ري ل ز‬
‫م‬
‫ع ززلى إب لزراه ري ل ز‬

‫ل‬
‫زوآ ر‬
‫وآل‬

‫‪TAKBIR KEDUA‬‬
‫ه ا زك لزبر ‪Sesudah takbir kedua dengan membaca‬‬
‫‪ maka dibaca do’a :‬زالل ب‬

‫‪B.‬‬

‫ز‬
‫ه‪،‬‬
‫مد ل ز‬
‫ه‪ ،‬وز ز‬
‫ه‪ ،‬واع ل ب‬
‫عافر ر‬
‫م اغ ل ر‬
‫ه‪ ،‬زوالر ز‬
‫ه‪ ،‬وزأك لرر ل‬
‫ه‪ ،‬وزوز م‬
‫خل ز ب‬
‫سعل ب‬
‫م ن ببزل ز ب‬
‫ف ع زن ل ب‬
‫م ب‬
‫ح ل‬
‫فلر ل ز ب‬
‫"الل دهب د‬
‫ز‬
‫خ ز‬
‫ل‬
‫ن‬
‫ما ي بن ز د‬
‫ج زوال لب ززررد‪ ،‬وزن ز م‬
‫ن ال ل ز‬
‫ض ر‬
‫قه ر ر‬
‫زواغ ل ر‬
‫قى الث دول ب‬
‫طازيا ك ز ز‬
‫ه ربال ل ز‬
‫سل ل ب‬
‫ب الب لي ز ب‬
‫م ز‬
‫م زز‬
‫مارء زوالث دل ر‬
‫ز‬
‫ز‬
‫ن‬
‫جا ز‬
‫هل ز‬
‫داررا ز‬
‫ه‪ ،‬وزأ ل‬
‫خي لررا ر‬
‫ن أهلل ر ر‬
‫خي لررا ر‬
‫دارر ر‬
‫خي لررا ر‬
‫ه‪ ،‬وزززول ر‬
‫ن ز‬
‫ه ز‬
‫س‪ ،‬وزأب لد رل ل ب‬
‫م ل‬
‫م ل‬
‫م ل‬
‫الد دن ز ر‬
‫ز‬
‫ز‬
‫ن عز ز‬
‫ن عز ز‬
‫ب ال ل ز‬
‫ة‪ ،‬وزأ ر‬
‫جن د ز‬
‫ه‪ ،‬وزأد ل ر‬
‫ر‪ ،‬وز ر‬
‫عذ له ب ر‬
‫ج ر‬
‫ه ال ل ز‬
‫خل ل ب‬
‫ززول ر‬
‫ذا ر‬
‫ذا ر‬
‫م ل‬
‫م ل‬
‫ب الدنارر‬
‫قب ل ر‬
‫‪TAKBIR KETIGA‬‬
‫ه ا زك لزبر ‪Sesudah takbir ketiga dengan membaca‬‬
‫‪ maka dibaca do’a :‬زالل ب‬

‫‪C.‬‬

‫ز‬
‫غائ ربنا وصرغيرنا وك زبيرنا وذ زك زرنا وأ بنزثانا الل دهم م ز‬
‫مي مت رزنا وز ز‬
‫حي رهر ع ززلى‬
‫ه ر‬
‫شاه رد رزنا وز ز ر ز ز ز ر ز ز ر ر ز ز ر ز ز ل ز‬
‫م اغ ل ر‬
‫مدنا فزأ ل‬
‫نأ ل‬
‫فلر ل ر ز‬
‫حي زي لت ز ب‬
‫حي مزنا وز ز‬
‫الل دهب د‬
‫ب د ز ل‬
‫ز‬
‫ضل دزنا ب زعلد زه ب «‪.‬‬
‫جزره ب وزل ز ت ب ر‬
‫ه ر‬
‫مزنا أ ل‬
‫م ل زتز ل‬
‫ال ر ل‬
‫حر ر ل‬
‫ن الل دهب د‬
‫لي ز‬
‫مدنا فزت زوزفد ب‬
‫ن ت زوزفدي لت ز ب‬
‫سل زم ر وز ز‬
‫ما ر‬
‫م ل‬
‫ه ع ززلى ا ر‬
‫‪maka dibaca do’a :‬‬

‫‪TAKBIR KEEMPAT‬‬
‫ه ا زك لزبر ‪Sesudah takbir keempat dengan membaca‬‬
‫زالل ب‬

‫‪D.‬‬

‫ز‬
‫جزره ب وزل ز ت ب ر‬
‫مزنا أ ل‬
‫م ل زتز ل‬
‫ضل دزنا ب زعلد زه ب‬
‫حرر ل‬
‫الل دهب د‬
‫‪Mengucapkan salam (seperti salam shalat biasa) dengan membaca :‬‬

‫ة الل دهر وزب ززر ز‬
‫ه‬
‫م ب‬
‫م وززر ل‬
‫سل ب‬
‫ال د‬
‫كات ب ب‬
‫ح ز‬
‫م ع زل زي لك ب ل‬

‫‪Catatan : Do’a untuk jenazah anak – anak‬‬
‫‪dibaca sesudah takbir keempat :‬‬

‫فا وفزر ر ز‬
‫جررا‬
‫طا وزأ ل‬
‫ما ل‬
‫ه ل ززنا ز‬
‫جعزل ل ب‬
‫زالل دهب د‬
‫سل ز ر ز ز‬
‫‪MENGUBURKAN JENAZAH‬‬
‫– ‪1. Sesudah dishalatkan, bawalah jenazah itu ke kuburan dengan cepat‬‬
‫‪cepat ( segera ).‬‬
‫) ‪2. Iringkanlah dengan berjalan sekelilingnya dan diam ( tidak berbicara‬‬
‫‪3. Jangan ada wanita yang mengiringi jenazah.‬‬

‫‪IV.‬‬

4. Dan bila melihat jenazah lewat, baik muslim atau yahudi, maka berdirilah
sehingga dia lewat atau diletakkan.
5. Kuburlah jenazah dalam lubang ( kubur ) yang baik dan dalam.
6. Buatlah galian lahat.
7. Masukkan jenazah dari arah kaki kubur.
8. ketika meletakkan jenazah dalam kubur bacalah :

‫سدلم‬
‫سم ر الل دهر وزع ززلى ر‬
‫ه ع زل زي لهر وز ز‬
‫مل دةر زر ب‬
‫بر ل‬
‫صدلى الل د ب‬
‫ل الل دهر ز‬
‫سو ر‬
9. Yang turun ke dalam kubur adalah orang yang tidak junub tadi malam.
10.Tutuplah dengan kain diatas kubur mayat wanita, sedang laki – laki tidak.
11.Letakkanlah mayat itu menghadap kiblat.
12.Kubur tidak boleh ditinggikan lebih dari sejengkal.
13.Dilarang membuat tembok diatas kuburan.
14.Boleh membuat tanda diatas kuburan, umpamanya dengan batu di arah
kepalanya.
15.Taburilah kubur dengan tanah dari arah kepala, bukan dengan bunga atau air.
16.Larangan yang berhubungan dengan kuburan :


Duduk sebelum jenazah diletakkan di dalam kubur( harus berdiri
terus )



Duduk diatas kuburan



Berjalan diantara kuburan dengan memakai alas kaki



Meninggikan kuburan lebih dari sejengkal



Menembok ( membeton ) kuburan



Menjadikan kuburan sebagai bangunan mesjid,dll.



Menulisi kuburan dengan berbagai tulisan seperti nama keluarga,dll



1.

Semua yang menjurus ke arah syirik, seperti berwasilah kepada
orang yang telah mati, minta restu pada orang yang telah mati, dll.

MELAWAT ( BERTA’ZIAH )
Bila mendapat musibah atau mendengar musibah, maka ucapkan :

‫إنا ل رل ده وإنا إل زيه راجعون * الل ده ل‬
‫من لزها‬
‫ف رلى ز‬
‫صيب زرتى وزأ ز ل‬
‫خل ر ل‬
‫خي لررا ر‬
‫م ر‬
‫رد‬
‫مأ ب‬
‫ر ز رد ر ل ر ز ر ب ز‬
‫جلررنى رفى ب‬
‫ب د‬
*

Sesungguhnya kami milik Allah, dan dan kepadanya kami kembali. Ya Allah, berilah
aku pahala pada musibahku ini dan gantilah dengan yang lebih baik darinya.
2.
3.

Lawatlah ( berta’ziah ) kepada ahli mayit, dan anjurkanlah bersabar.
Jangan meratapi mayat, jangan pula menampar pipi, merobek pakaian dan
meratap dengan ratapan jahiliyah.
4.
Tapi dibolehkan menangis( tanda bersedih hati )
5.
Buatkanlah makanan bagi kerabat mayat.
6.
Dan jangan berkumpul makan –makan di rumah musibah itu.
ZIARAH KUBUR
Pergilah berziarah ke kubur agar ingat akhirat.
Jangan melakukan sesuatu di kuburan yang tidak diiznkan oleh Allah dan
Rasulnya, seperti meminta – minta kepada mayat, dan menjadikannya perantara
dengan Allah swt
3.
Bila kamu ziarah kubur, maka ucapkanlah :
1.
2.

‫ن ز‬
‫مل‬
‫ح ب‬
‫م لز ر‬
‫مؤ ل ر‬
‫قو ز‬
‫ن وزإ ردنا إ ر ل‬
‫م ز‬
‫سل ز ب‬
‫ال د‬
‫ن الل دهب د‬
‫ه ب رك ب ل‬
‫شازء الل د ب‬
‫دازر قزولم ر ب‬
‫م ع زل زي لك ب ل‬
‫مرني ز‬
‫ز‬
‫هم‬
‫ زول ت ز ل‬، ‫م‬
‫فت ردنا ب زعلد ز ب‬
‫مزنا أ ل‬
‫تز ل‬
‫جزرهب ل‬
‫حرر ل‬
Semoga selamat sejahtera bagimu, wahai rumah orang – orang mukmin, dan

insya
Allah kami akan menyusulkamu sekalian. Ya Allah, janganlah engkau
menjauhkan
kami dari pahala mereka, dan janganlah engkau timbulkan fitnah kepada
kami
sepeninggal mereka.
4.
Kemudian menghadaplah ke kiblat, dan berdo’a kepada Allah, dengan
meminta ampun dan ‘afiat bagi mereka.
5.
Janganlah orang perempuan sering ziarah kubur.
6.
Jangan ziarah kubur hanya mengkhususkan pada waktu - waktu tertentu,
seperti menjelang Ramadhan atau sekitar Idul Fithri.