Makalah strategi pertumbuhan dan pembang

Makalah Ekonomi Pembangunan

Disusun oleh:
Reno (11.22.13071)
Piawati (11.22.13252)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
Tahun 2012

DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan

1

A. Latar Belakang

1

B. Identifikasi Masalah


1

C. Pemecahan Masalah

1

D. Tujuan

1

Bab II Pembahasan

2

A. Lingkaran Kemiskinan

2

B. Teori Kausasi Kumulatif


3

C. Teori Perangkap Keseimbangan Tingkat Rendah

4

D. Strategi Upaya Minimum Kritis

5

E. Strategi Pembangunan Seimbang

7

Bab III Penutup

8

Daftar Istilah


9

Daftar Pustaka

10

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ekonomi negar a-negar a di dunia memiliki tingkatan yang ber beda-beda. Dalam
hal ini ter dapat suatu klasifikasi dimana ada yang disebut negar a maju, negar a
ber kembang, dan negar a miskin. Negar a maju menguasai ber bagai sektor pr oduktif
yang mendor ong laju per tumbuhan ekonomi negar a ter sebut. Ter sedianya tenaga ahli
dan teknologi yang memadai menyokong negar a maju untuk tumbuh ke ar ah yang
lebih maju. Sementar a itu, negar a-negar a ber kembang memiliki kelemahan-kelemahan
yang menyebabkan mer eka kesulitan untuk membangun per ekonomiannya.
Kur angnya tenaga ahli menyebabkan sumber daya alam tidak dapat diber dayakan
secar a maksimal. Oleh kar ena itu, negar a-negar a ter belakang mengijinkan negar a maju
untuk mengelola sumber daya alam mer eka dalam hubungan ker jasama. Namun,
ter nyata negar a maju memanfaat kan kondisi ini untuk memperoleh pr ofit yang

sebesar -besar nya. Kondisi lingkungan yang semakin r usak menimbulkan ber bagai
musibah di negar a ter belakang. Hal ini menjadi tantangan dan hambatan yang dihadapi
oleh negar a-negar a ter belakang.
Dunia ini dihuni oleh segelintir negar a-negar a kaya. Mer eka memanfaatkan
sumber daya alam dar i negar a-negar a ter belakang untuk diber dayakan. Selanjutnya,
bahan baku yang diper oleh dar i negar a-negar a ter belakang diolah menjadi pr oduk jadi
kemudian dijual kembali.
Pembangunan ekonomi menjadi sesuatu yang mahal bagi negar a-negar a
ter belakang. Oleh kar ena itu, mer eka har us membentuk str ategi untuk mengatasi
hambatan-hambatan yang ada di negar anya.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
C.

Apa yang dimaksud dengan lingkar an kemiskinan?
Apa yang dimaksud dengan teor i kausasi kumulatif?

Apa yang dimaksud dengan teor i per angkap keseimbangan tingkat r endah?
Bagaimana str ategi upaya minimum kr itis?
Bagaimana str ategi pembangunan seimbang?

PEMECAHAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.

Menjelaskan definisi
Menjelaskan definisi
Menjelaskan definisi
Menjelaskan definisi
Menjelaskan definisi

singkat
singkat
singkat

singkat
singkat

lingkar an kemiskinan.
teor i kausasi kumulatif.
teor i per angkap keseimbangan tingkat r endah.
str ategi upaya minimum kritis.
str ategi pembangunan seimbang.

D. TUJUAN
Member ikan gambar an mengenai teor i-teor i dan str ategi-str ategi
pembangunan ekonomi sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

dalam

St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 1

BAB I I
PEMBAHASAN
A. LINGKARAN KEMISKINAN ( The Vicious Cir cles)

Lingkar an kemiskinan atau teor i lingkar an per angkap kemiskinan yaitu
seper angkat kekuatan yang saling mempengar uhi secar a ter tentu yang menyebabkan
suatu negar a menjadi tet ap miskin dan sangat lamban untuk ber kembang. Hal ini
menjadi latar belakang lahir nya str ategi pembangunan seimbang di negar a-negar a
ber kembang.
Menur ut Nur kse, sebuah negar a adalah miskin kar ena mer upakan negar a miskin
( A countr y is poor because it is poor ) . Ada dua jenis per angkap kemiskinan yang
menjadi penghalang bagi negar a-negar a ber kembang, yaitu penaw ar an modal dan
per mintaan modal.
Dalam hal penaw ar an modal, tingkat pendapatan masyar akat yang r endah
diakibatkan oleh pr oduktivitas yang r endah sehingga menyebabkan kapabilitas
masyar akat untuk menabung juga r endah. Hal ini menyebabkan pembentukan modal
di suatu negar a menjadi r endah. Dengan demikian, tingkat pr oduktivitas suatu negar a
akan tet ap r endah. Dalam hal per mintaan modal, luas pasar yang t er batas
menyebabkan r endahnya per angsang penanaman modal. Rendahnya per angsang
penanaman modal ini juga dipengar uhi oleh r endahnya pendapatan masyar akat yang
disebabkan kar ena r endahnya pr oduktivitas masyar akat. Ter batasnya pembentukan
modal masa lalu mer upakan bentuk dar i pr oduktivitas yang r endah yang disebabkan
kur angnya r angsangan penanaman modal.
Meier dan Baldw in menambahkan, di samping kedua per angkap kemiskinan di

atas, per angkap kemiskinan juga timbul karena keter belakangan masyar akat yang
masih tr adisionil dengan kekayaan alam yang masih belum diber dayakan.

Produkt ivit as Rendah

Pendapat an Riil Rendah
Tabungan Rendah
Kekayaan Alam
yang Kurang
Diberdayakan

M asyarakat yang
Terbelakang dan
M asih Tradisionil

Pembent ukan Rendah

Pembent ukan M odal Rendah

Kekurangan M odal


Ilustr asi Teor i Lingkar an Kemiskinan
Oleh: Reno

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahw a per angkap kemiskinan masyar akat
dipengar uhi faktor -faktor sebagai ber ikut:
1. Masyar akat tidak mampu mengelola tabungan dengan baik.
2. Kur angnya stimulan dalam hal penanaman modal.
3. Rendahnya pendidikan dan pengetahuan masyar akat.
4. Kur angnya tenaga ahli dan r endahnya tingkat keahlian masyar akat.

St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 2

B. TEORI KAUSASI KUMULATIF ( Cummulative Causation Theor y)
Pada tahun 1955, Profesor Gunnar Myr dal mengemukan bahw a daer ah-daer ah
maju mengalami akumulasi keunggulan kompetitif dibanding daer ah-daer ah
ber kembang. Jika suatu daer ah mengalami per kembangan, maka per kembangan
ter sebut akan member i dampak ke daer ah yang lainnya. Pr ofesor Myr dal menyatakan
bahw a dampak sebar di negar a t er belakang disingkir kan oleh dampak balik. Ir onisnya,
kekuatan pasar dan per dagangan bebas cender ung menghambat potensi ekspor

negar a-negar a ter belakang kar ena pr oduk mer eka disingkir kan oleh produk negar anegar a maju.
Hubungan ker jasama yang dilakukan antar a negar a maju dengan negar a
ber kembang ter nyat a menimbulkan ketimpangan dalam hal pembangunan ekonomi.
Negar a maju memper oleh dampak sebar yang mendorong laju per kembangan
per ekonomian negar anya. Sebaliknya, negar a ber kembang memper oleh dampak balik
dar i hubungan ker jasama ter sebut yang menghambat pembangunan ekonomi mer eka.
Negar a-negar a maju telah mencekik per ekonomian negar a-negar a ber kembang.
Mer eka menjual hasil pr oduksinya ke negar a-negar a ber kembang dengan har ga yang
jauh lebih mur ah sehingga pr oduk nasional dan r egional menjadi ter singkir kan.
Tidak dapat disangkal, negar a maju yang menguasai teknologi telah menjadi
setan kemiskinan bagi negar a ter belakang. Dapat dikatakan negar a maju telah
menghantui negar a ter belakang. Ketimpangan r egional memiliki hubungan yang er at
dengan sistem kapitalis yang ber motif laba. Ketimpangan r egional menjadi semakin
par ah jika suatu daer ah tumbuh dengan mer ugikan daer ah lain yang mengalami
stagnasi.
Intinya, pembangunan ekonomi menjadi suatu hal yang ekspensif dan sangat
lama bagi negar a-negar a ter belakang. Pendapat ini diper kuat dengan adanya bukti
nyata yang menunjuk bahw a tesis Pr ofesor Myr dal ter bukti kebenar annya.
Pr ofesor Myr dal mengemukan tiga kesimpulan penting yaitu:
1. Dunia dihuni oleh segelintir negar a-negar a yang sangat kaya dan sejumlah

besar negar a-r egar a yang sangat miskin.
2. Negar a-negar a kaya melaksanakan pola per kembangan ekonomi yang ter us
mener us sedangkan negar a-negar a miskin mengalami per kembangan yang
sangat lamban dan bahkan ada yang mandek.
3. Jur ang ketidakmer ataan ekonomi antar a negar a-negar a kaya dan negar anegar a miskin semakin ber tambah besar .
Pembangunan Ekonomi

Spr ead Effects  Negar a Kaya

Jur ang Ketimpangan
Backw ash Effects  Negar a Ter belakang
Ilustr asi Dampak Balik dan Dampak Sebar

oleh: Reno

St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 3

C.

TEORI PERANGKAP KESEIMBANGAN TINGKAT RENDAH
Teor i ini mer upakan hasil pemikir an R. Nelson. Teor i ini juga ber dasar kan
hipotesa Malthus bahw a penduduk suatu negar a akan cender ung meningkat apabila
pendapatan per kapita naik di atas tingkat biaya penghidupan minimum. Pada
mulanya, penduduk tumbuh cepat ber sama kenaikan pendapatan per kapita. Namun,
tingkat per tumbuhan penduduk akan mulai menur un jika telah mencapai batas fisik
atas seir ing kenaikan lebih lanjut pada pendapatan per kapita.
Teor i ini sama halnya dengan tesis Leibenstein dalam str ategi upaya minimum
kr itis. Menur ut Nelson, penyakit ekonomi negar a ter belakang dapat didiagnosa sebagai
tingkat keseimbangan stabil pendapatan per kapita pada atau dekat dengan kebutuhan
biaya hidup.
Dalam teor i Nelson, ada empat kondisi teknologis dan sosial yang mendatangkan
per angkap keseimbangan tingkat r endah, yaitu:
1. Kor elasi tinggi antar a tingkat pendapat an per kapita dan laju per tumbuhan
penduduk.
2. Kecender ungan yang r endah untuk menggunakan pendapat an per kapita
tambahan untuk meningkatkan investasi per kapita.
3. Kekur angan lahan yang baik untuk ditanami.
4. Metode pr oduksi yang tidak efisien.
Selain itu, kelambanan budaya dan kelambanan ekonomi juga mer upakan faktor
yang menjadi per angkap ter sebut. Nelson menggunakan tiga jenis hubungan untuk
menggambar kan per angkap ekonomi pada tingkat pendapatan r endah, yaitu:
1. Pendapatan mer upakan fungsi dar i per sediaan modal, tingkat teknologi, dan
besar nya penduduk.
2. Investasi netto ter dir i dar i modal yang ter cipta dar i tabungan dalam bentuk
tambahan bahan lahan bar u pada luas lahan yang sedang diolah.
3. Dengan pendapatan per kapita yang r endah, per ubahan jangka pendek laju
per tumbuhan penduduk mer upakan akibat dar i per ubahan tingkat kematian,
dan per ubahan tingkat kematian itu mer upakan akibat dar i per ubahan
tingkat pendapatan per kapita. Namun demikian, w aktu pendapatan per
kapita mencapai tingkat jauh di atas kebutuhan hidup. Kenaikan ber ikutnya
pada pendapatan per kapita tidak ter lalu ber pengar uh pada tingkat kematian.
Dalam teor inya, Nelson menekankan sejumlah faktor yang dibutuhkan untuk
melepaskan dir i dar i per angkap keseimbangan tingkat r endah, yaitu:
1. Lingkungan sosial dan politik yang menguntungkan di negar a yang
ber sangkutan.
2. Str uktur sosial har us diubah dengan member ikan tekanan lebih besar pada
penghematan dan kew ir asw astaan. Per angsang yang lebih besar har us
diber ikan untuk mempr oduksi lebih banyak dan untuk membatasi besar nya
keluar ga.
3. Langkah-langkah har us diambil untuk mengubah distr ibusi pendapatan, pada
w aktu yang sama memungkinkan akumulasi kekayaan oleh penanam modal.
4. Pr ogr am investasi pemer intah yang menyelur uh.
5. Pendapatan dan modal har us dinaikkan dengan dana yang didapat dar i luar
neger i.
6. Teknologi produksi yang lebih memadai.

St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 4

D. STRATEGI UPAYA MINIMUM KRITIS ( Str ategi of Cr itical Minimum Effor t)
Pr ofesor Har vey Leibenstein ber pendapat bahw a negar a ter belakang dicekam
oleh lingkar an setan kemiskinan yang menyebabkan mer eka tetap ber ada di sekitar
tingkat keseimbangan pendapat an per kapita yang r endah. Oleh kar ena itu, str ategi
upaya minimum kr itis menjadi jalan keluar dar i kebuntuan ini. Dengan menaikkan
pendapatan per kapita pada tingkat pembangunan yang ber kesinambungan, maka
ter jadi laju per tumbuhan penduduk. Namun, kenaikan pendapat an per kapita yang
melampaui titik ter tentu akan menur unkan tingkat kesubur an. Ketika pembangunan
mencapai tahap maju, maka laju per tumbuhan penduduk akan tur un.
Per tumbuhan penduduk mer upakan fungsi dar i pendapatan per kapita. Menur ut
tesis Dumont, naiknya pendapatan per kapita akan mengur angi keinginan untuk
memper oleh ketur unan. Di samping itu, spesialisasi meningkat ser ta mobilitas
ekonomi dan sosial. Dengan demikian, laju per tumbuhan penduduk menjadi konstan
dan menur un.
Adapun yang menjadi faktor yang mempengar uhi per tumbuhan pendapatan per
kapita dar i pelaksanaan upaya minimum kr itis adalah skala disekonomis inter nal dan
skala disekonomis ekster nal. Skala disekonomis inter nal mer upakan akibat dar i faktor
pr oduksi yang tidak dapat dibagi. Sedangkan skala disekonomis ekster nal mer upakan
akibat dar i keter gantungan ekster nal, hambat an budaya dan kelembagaan di negar a
ber kembang. Par a pengusaha, investor , penabung, dan inovator merupakan agen
per tumbuhan penduduk. Dengan adanya agen-agen ter sebut, maka akan muncul
kew ir asw ast aan, peningkatan sumber pengetahuan, pengembangan ket er ampilan
masyar akat, peningkat an laju tabungan dan investasi.
Rangsangan per tumbuhan ter bagi menjadi dua, yaitu:
1. Rangsangan Zer o-Sum
Rangsangan ini tidak meningkatkan pendapatan nasional tetapi ber sifat
upaya distr ibutif, yaitu melalui:
a. Kegiatan non komer sial dengan posisi monopolistik, kekuatan politik dan
pr estise sosial.
b. Kegiatan komer sial dengan tidak menambah sumber agr egat.
c. Kegiatan spekulatif dengan membor oskan sumber kew ir asw ast aan yang
langka.
d. Kegiatan tabungan netto dengan nilai sosial yang lebih r endah dar i
pr ivatnya.
2. Rangsangan Positive-Sum
Rangsangan ini menuju pada pengembangan pendapatan nasional.
Dar i kedua r angsangan ter sebut di at as, kegiatan positive-sum ter sebut yang
menghasilkan pembangunan ekonomi. Namun, kondisi di negar a ter belakang tidak
memungkinkan sehingga par a pengusaha cender ung melaksanakan kegiat an zer o-sum.
Di negar a ter belakang, ada beber apa pengar uh yang anti per ubahan sehingga menekan
pendapatan per kapita, yaitu:
1. Kegiatan usaha zer o-sum yang ditujukan untuk memper tahankan hak-hak
istimew a ekonomi yang ada melalui pembatasan peluang-peluang ekonomi
yang memiliki potensi ber kembang.
2. Tindakan konser vatif par a bur uh yang ter organisir maupun tidak ter or ganisir
yang ber tujuan untuk menentang per ubahan.

St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 5

3. Per law anan ter hadap gagasan dan pengetahuan bar u ser ta daya tar ik
pengetahuan klasik dan gagasan lama.
4. Kenaikan pengeluar an konsumsi mew ah pr ibadi atau publik yang dasar nya
tidak pr oduktif dengan menggunakan sumber -sumber yang sebenar nya dapat
diper gunakan untuk akumulasi modal.
5. Per tumbuhan penduduk dan per tumbuhan angkatan bur uh yang
ditimbulkannya dengan hal-hal lain tetap sama memiliki pengar uh yaitu
menipiskan modal per peker ja yang ter sedia.
6. Rasio modal output yang tinggi.
Dengan upaya minimum kr itis, maka pendapatan per kapita akan naik dan
cender ung menaikkan tabungan dan invest asi sehingga ter jadi:
1. Ekspansi agen per tumbuhan.
2. Sumbangan masyar akat ter hadap per unit modal naik seir ing r asio modal
output turun.
3. Ber kur angnya keefektivan faktor -faktor yang menghambat per tumbuhan.
4. Penciptaan kondisi lingkungan dan sosial sehingga mobilitas ekonomi dan
sosial naik.
5. Peningkatan spesialisasi dan per kembangan sektor sekunder dan ter sier .
6. Ter ciptanya iklim yang cocok bagi per ubahan yang lebih mendatangkan
per ubahan ekonomi dan sosial khususnya pada lingkungan sehingga
menur unnya kesubur an dan laju per tumbuhan penduduk.

St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 6

E.

STRATEGI PEMBANGUNAN SEIMBANG
Istilah pembangunan seimbang per tama kali dikemukan oleh Pr ofesor Paul N.
Rosenstein-Rodan pada tahun 1953 yang kemudian diper kenalkan oleh Nur kse pada
tahun yang sama. Teor i dor ongan besar -besar an digagas untuk menciptakan
pembangunan di Er opa Timur dan Tenggar a dengan industr ialisasi secar a besarbesar an.
Str ategi pembangunan seimbang atau disebut juga teor i dorongan besar -besar an
( big push theor y) dengan membangun ber bagai industr i yang saling ber kaitan secar a
besar -besar an dalam w aktu yang ber samaan. St r ategi ini meliputi ber bagai sektor yang
saling melengkapi, dimana pembangunannya dilakukan secar a ser entak dan har monis.
Str ategi ini ber tujuan agar pr oses pembangunan tidak kesulitan dalam memper oleh
bahan baku, tenaga ahli, sumber daya ener gi, dan pasar .
Menur ut teori ini, dalam suatu pembangunan diper lukan pr ogr am besar yang
menyelur uh dalam bentuk suatu jumlah minimum investasi. Car a ker ja sedikit demi
sedikit tidak akan mendor ong ekonomi pada tingkatan pembangunan. Dalam hal ini,
Rosenstein-Rodan membedakan antar a tiga macam syar at mutlak minimal dan
ekonomi ekster nal, yaitu:
1. Syar at Mutlak Minimal dalam Fungsi Pr oduksi
Syar at ini meliputi investasi minimal input, output atau proses. Modal aw al
dalam fungsi ini antar a lain tenaga, angkutan, dan per hubungan.
2. Syar at Mutlak Minimal pada Per mintaan
Agar tidak kekur angan pasar atau r isiko kecilnya pasar , dibutuhkan pendir ian
per usahaan yang saling ber kaitan. Misalnya per usahaan dalam sektor industr i
dan per tanian, sektor luar neger i dan domestik, sektor pr oduktif dan
pr asar ana.
3. Syar at Mutlak Minimal pada Per sediaan Tabungan
Tabungan mer upakan syar at minimum dalam investasi. Ketika pendapat an
meningkat, tingkat tabungan mar ginal har us lebih tinggi dari tingkat r ata-r ata
tabungan.
Dengan tiga syar at mutlak minimal di atas dan adanya ekonomi ekster nal yang
dapat dikembangkan, maka jumlah minimum investasi mer upakan jalan satu-satunya
untuk mengatasi hambatan-hambatan pembangunan di negar a ter belakang.

St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 7

BAB I I I
KESI MPULAN
Setiap negar a tidak ter lepas dar i pembangunan ekonomi. Dalam meningkatkan
per ekonomian negar a, maka dibutuhkan str at egi-str ategi yang mantap. Di samping itu,
modal atau investasi mer upakan syar at utama yang har us dimiliki suatu negar a.
Dalam teor i lingkar an per angkap kemiskinan, t er nyata pembangunan di suatu negar a
ditentukan oleh kondisi negar a itu sendir i. Keadaan masyar akat yang ter belakang dan
masih tr adisionil ser ta kekayaan alam yang kur ang diber dayakan menyebabkan
pr oduktivitas r endah. Pr oduktivitas yang r endah menjadi hambat an untuk masyar akat
memper oleh pendapatan r iil sehingga tabungan mer eka menjadi r endah pula. Selanjutnya,
tabungan yang r endah menyebabkan pembentukan modal r endah yang mengakibatkan
pembentukan modal suatu negar a menjadi r endah.
Teor i kausasi kumulatif yang dikemukakan oleh Pr ofesor Myr dal menyatakan bahw a
hubungan ker jasama antar a negar a maju dan negar a ber kembang t er nyata menimbulkan
ketimpangan. Negar a maju memper oleh banyak keuntungan dar i ker jasama ter sebut.
Sementar a itu, negar a ber kembang mener ima dampak baliknya.
Teor i per angkap keseimbangan tingkat r endah menyatakan hal yang sama dengan
str ategi upaya minimum kr itis sesuai hipotesa Malthus bahw a penduduk suatu negar a
akan meningkat jika pendapat an per kapita meningkat. Dalam teor i Nelson, ada empat
kondisi teknologis dan sosial yang mendat angkan per angkap keseimbangan tingkat
r endah. Nelson juga menggunakan tiga jenis hubungan untuk menggambar kan per angkap
ekonomi pada pendapatan r endah. Selain itu, Nelson menekankan sejumlah faktor yang
dibutuhkan untuk melepaskan dir i dar i per angkap keseimbangan tingkat r endah.
Str ategi upaya minimum kr itis dikemukakan oleh Pr ofesor Leibenst ein. Menur utnya,
pendapatan per kapita mer upakan tumpuan dalam pembangunan ekonomi. Dengan
menaikkan pendapatan per kapita pada tingkat pembangunan yang ber kesinambungan,
maka ter jadi laju per tumbuhan penduduk. Sementar a itu, per tumbuhan penduduk
mer upakan fungsi dar i pendapatan per kapit a. Dengan naiknya pendapat an per kapita,
keinginan masyar akat untuk memper oleh ketur unan akan menur un. Skala disekonomis
inter nal dan ekster nal mer upakan dua faktor yang mempengar uhi pendapatan per kapita.
Str ategi pembangunan seimbang ber tujuan untuk memajukan pembangunan
ekonomi dengan mendir ikan industr i-industr i dalam ber bagai sektor yang saling ber kait an
dalam w aktu yang ber samaan. Dengan adanya industr i-industr i ini maka akan ter cipta
suatu kondisi yang saling menguntungkan kar ena setiap per usahaan saling membutuhkan.
Di samping itu, dibutuhkan syar at-syar at mutlak minimal agar str ategi ini dapat ter penuhi.
Str ategi-str ategi ini sebenar nya dapat diter apkan. Namun, tidak semua negar a dapat
melakukannya kar ena ber bagai hambat an. Hal ini membutuhkan w aktu yang lama dan
modal yang cukup besar bahkan mahal bagi negar a-negar a ter belakang.

St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 8

DAFTAR I STI LAH
Akumulasi adalah penimbunan atau penghimpunan.
Dampak Balik adalah segala per ubahan yang ber sifat mer ugikan yang disebabkan oleh

ekspansi ekonomi dar i suatu tempat kar ena sebab-sebab di luar tempat ter sebut.
Disebut juga backw ash effects.
Dampak Sebar adalah pengaruh positif dar i ekspansi ekonomi suatu daer ah ke daer ah
lainnya. Disebut juga spr ead effects.
Ekspansi Ekonomi adalah perluasan per edar an ekonomi di dalam sir kulasi.
Eksternalitas adalah jasa-jasa yang diper oleh dengan cuma-cuma oleh suatu industr i dar i
satu atau beber apa industr i.
Kausasi adalah hubungan sebab dan akibat.
Korelasi adalah hubungan timbal balik.
Kumulatif adalah keadaan dimana ter jadi suatu tumpukan atau kumulasi.
Stagnasi Ekonomi adalah per tumbuhan ekonomi yang ber jalan lambat dimana
per tumbuhan ekonomi lebih kecil dar ipada per tumbuhan ekonomi potensial.

St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 9

DAFTAR PUSTAKA
Sukir no, Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan. Jakar ta: Lembaga Fakultas Ekonomi UI
dengan Bima Gr afika.
Jhingan, M.L. 1990. Ekonomi Pembangunan dan Per encanaan. Jakar ta: CV Rajaw ali.
Wahyu, Y. Istiyono dan Ostar ia Silaban. 2006. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Batam:
Kar isma Publishing Gr oup.
Website:

http:/ / w w w .smecda.com/ Buku_Sorotan/ 1-KELEMBAGAAN/ 2-PEMERINGKATAN/ 8BAB%202-Pemer ingkatan-executive.pdf
http:/ / sudjilah.lectur e.ub.ac.id/ 2010/ 05/ ekonomi-pembangunan-2/
http:/ / sucisetiyaningsih.blogspot.com/ 2009/ 08/ strategi-per tumbuhan-dan-pembangunan.html

http:/ / w w w .wikipedia.com/

Printed out by:
Printed on:

March 12, 2012

St r a t egi Per t u m bu h an d an Pem ba n gu n an Ek on om i 10