Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak. docx

Mata Kuliah

: Hukum Pajak

Semester

: VII (Ganjil)

Prog. Studi

: S1 Akuntansi C1

Dosen Pembina

: Nurfatmawati SH,MH

PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PERPAJAKAN

Oleh :

Dinianggaeni

NIM : 13 12 335
Firna
NIM : 13 12 336
Fitriani
NIM : 1312337

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
TRI DARMA NUSANTARA
MAKASSAR
2016

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah perpajakan yang berjudul
“Pemeriksaan dan Penyidikan” ini.
Makalah ini membahas tentang pengertian, tujuan, tata cara pemeriksaan dan
penyidikan pajak.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan banyak dukungan dan
informasi dari berbagi sumber. Untuk itu, pernyataan terima kasih kami sampaikan kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat-Nya dalam penulisan makalah ini.
2. Orang tua tercinta, atas dukungan dan doanya.
3. Bapak Panca Mukti Wibowo, M.Si, Akt, BKP, selaku dosen mata kuliah Perpajakan II.
4. Teman-teman yang kami sayangi.
Penulis menyadari bahwa, masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu kami mohon kritik dan saran yang membangun.

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Yang mendasari penulisan makalah ini adalah tugas presentasi kelompok sebagai
bagian dari aspek penilaian mata kuliah Perpajakan II. Sehingga kita mencoba menjelaskan
mengenai pengertian, tujuan, tata cara, metode, ruang lingkup, jangka waktu, penyelesaian,
pembatan, dan gugatan dalam pemeriksaan pajak.
Dalam proses perpajakan di Indonesia yang menggunakan system self-assessment
maka tidak lepas dari kesalahan dan kelalaian dari Wajib Pajak sendiri. Sehingga diperlukan
proses pemeriksaan atas penghitungan atau data-data yang terdapat dalam SSP. Dan untuk
menguji kepatuhan serta merupakan upaya pengawasan terhadap Wajib Pajak.


B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dan tujuan pemeriksaan pajak?
2. Apa saja ruang lingkup pemeriksaan pajak?
3. Apa saja jenis dan jangka waktu pemeriksaan pajak?
4. Apa saja metode dan tehnik pemeriksaan pajak?
5. Bagaimanakah penjelasan mengenai :


Pemeriksaan khusus



Pemeriksaan bukti permulaan



Pemeriksan ulang




Perluasan dan pengalihan pemeriksaan

6. Bagaimanakan jika WP menolak pemeriksaan dan dalam kondisi seperti apakah penyegelan
dilakukan?
7. Apa pengertian dari penyelesaian dan pembatalan pemeriksaan pajak?
8. Apa yang dimaksud gugatan dalam pemeriksaan pajak?

C. Tujuan Penulisan
1. Memenuhi kelengkapan penilaian kelulusan mata kulian Perpajakan II.
2. Untuk menjelaskan mengenai :
a.

Pengertian dan tujuan pemeriksaan pajak

b. Ruang lingkup pemeriksaan pajak

c.

Jenis dan jangka waktu pemeriksaan pajak


d. Metode dan tehnik pemeriksaan pajak
e.

Penjelasan mengenai :



Pemeriksaan khusus



Pemeriksaan bukti permulaan



Pemeriksan ulang




Perluasan dan pengalihan pemeriksaan

f.

Jika WP menolak pemeriksaan dan dalam kondisi penyegelan dilakukan

g. Pengertian dari penyelesaian dan pembatalan pemeriksaan pajak
h. Gugatan dalam pemeriksaan pajak

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Tujuan Pemeriksaan Pajak
Menurut UU Nomor 16 Tahun 2009 KUP, pengertian pemeriksaan adalah serangkaian
kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan
secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Tujuan Pemeriksaan

a. Untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak, dan
b. Untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Yang menghasilkan SKP-KB, SKP-LB, SKP-N, atau STP.
2. Ruang Lingkup Pemeriksaan Pajak
 Satu atau beberapa bulan (masa): ruang lingkup untuk menguji kewajiban pemungutan atau
pemotongan. Seperti PPn, PPnBM, PPh pasal 21, PPh pasal 22, 23, 26, PPh pasal 4 (2)
 Bagian tahun pajak atau tahun pajak: menguji kewajiban PPh badan atau PPh OP. Tidak selalu
12 bulan. Contoh: bulan Mei sebuah perusahaan dibubarkan dan likuidasi bulan Agustus.
Maka pemeriksaan tahun tersebut disebut bagian tahun pajak.
3. Jenis dan Jangka Waktu Pemeriksaan Pajak
Jenis Pemeriksaan:
a. Pemeriksaan Lapangan dilakukan di tempat WP atas satu jenis pajak, beberapa jenis pajak
atau seluruh jenis pajak, untuk tahun-tahun yang lalu maupun untuk tahun berjalan.
b. Pemeriksaan Kantor adalah Pemeriksaan yang dilakukan di kantor Direktorat Jenderal
Pajak.
Jangka Waktu:
a. Pemeriksaan Lapangan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) bulan dan
dapat diperpanjang menjadi paling lama 8 (delapan) bulan yang dihitung sejak tanggal Surat
perintah Pemeriksaan sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan.


b. Pemeriksaan Kantor dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan dapat
diperpanjang menjadi 6 (enam) bulan yang dihitung sejak tanggal Wajib Pajak datang
memenuhi surat panggilan dalam rangka Pemeriksaan Kantor sampai dengan tanggal
Laporan Hasil Pemeriksaan.
Apabila dalam pemeriksaan lapangan ditemukan indikasi yang terkait dengantransfer pricing
dan atau transaksi khusus lain.
Dalam hal pemeriksaan dilakukan berdasarkan kriteria pemeriksaan pajak.

4. Metode dan Tehnik Pemeriksaan Pajak
Metode Pemeriksaan Pajak :
1. Metode Langsung adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan melakukan pengujian
atas kebenaran pos-pos Surat Pemberitahuan (SPT) termasuk lampirannya, yang dilakukan
secara langsung terhadap buku, catatan, dan dokumen terkait.
2. Metode Tidak Langsung adalah teknik dan prosedur pemeriksaan dengan melakukan
pengujian atas kebenaran pos-pos Surat Pemberitahuan (SPT) termasuk lampirannya, yang
dilakukan secara tidak langsung melalui suatu pendekatan penghitungan tertentu.
Pendekatan:
a. Transaksi Tunai dan Bank;
b. Sumber dan Penggunaan Dana;

c. Penghitungan Rasio;
d. Satuan dan/atau Volume;
e. Pertambahan Kekayaan Bersih (Net Worth);
f.Penghitungan Biaya Hidup
Tehnik Pemeriksaan Pajak
a.

Pemanfaatan informasi internal dan/atau eksternal Direktorat Jenderal Pajak;

b.

Pengujian keabsahan dokumen;

c.

Evaluasi;

d.

Analisis angka-angka


e.

Penelusuran angka-angka (tracing)

f.

Penelusuran bukti

g.

Pengujian keterkaitan

h.

Ekualisasi atau rekonsiiasi

i.

Permintaan keterangan atau bukti


j.

Konfirmasi

k.

Inspeksi

l.

Pengujian kebenaran fisik

m.

Pengujian kebenaran pengitungan matematis

n.

Wawancara

o.

Uji petik (sampling)

p.

Teknik audit berbantuan computer (TABK)

q.

Teknik-teknik lainnya.

5. Pemeriksaan Hal Tertentu
a. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Khusus harus dilakukan melalui PL atau PSL untuk satu, beberapa atau seluruh
jenis pajak kewajiban Wajib Pajak termasuk Wajib Pajak yang diberikan fasilitas
pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak, berdasarkan:


Adanya dugaan melakukan tindak pidana di bidang perpajakan



Pengaduan masyarakat, termasuk melalui Kotak Pos 5000



Data baru atau data yang semula belum terungkap



Permintaan Wajib Pajak



SPT lebih bayar hasil edit



Pertimbangan Direktur Jendral Pajak
Khusus untuk kriteria pemeriksaan pada butir 3 hanya diberlakukan terhadap Wajib Pajak
yang telah diberikan fasilitas pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak.

b. Pemeriksaan Bukti Permulaan
Adalah Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendapatkan bukti permulaan tentang adanya
dugaan telah terjadi tindak pidana di bidang perpajakan.
Bukti Permulaan
Keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan, tulisan, atau benda yang dapat
memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang atau telah terjadi suatu tindak

pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara.
c.

Pemeriksaan Ulang
Pemeriksaan ulang berdasarkan:



Persetujuan Dirjen Pajak, dan



Intruksi Dirjen Pajak.
Pemeriksaan ulang hanya dapat dilakukan dalam hal :



Terdapat data baru dan atau data yang semula belum terungkap yang dapat mengakibatkan
penambahan pajak terutang



Pertimbangan Dirjen Pajak



Terdapat indikasi bahwa Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang perpajakan
Ruang lingkup dari Pemeriksaan Ulang :



Semua jenis pajak



Beberapa jenis pajak



Satu jenis pajak

d. Perluasan Pemeriksaan
Perluasan pemeriksaan dilakukan karena adanya :
 SPT Tahunan PPh Tahun-Tahun Pajak Sebelumnya menyatakan RugiTidak Lebih Bayar
 SPT Masa PPN masa-masa sebelumnya menyatakan LB Kompensasi
Pengalihan Pemeriksaan
Dilakukan karena:
WP pindah domisili ke KPP lain;
Instruksi/Persetujuan/Penugasan/LP2 telah terbit; dan
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan/Panggilan Pemeriksaan Kantor
belum
disampaikan ke WP.
6. Penolakan dan Penyegelan dalam Pemeriksaan
Penolakan Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Lapangan

Diakukan karena WP tidak memenuhi kewajiban pasal 29 ayat (3) huruf a, b, c UU KUP. Dan
WP diwajibkan menandatagani Surat Pernyataan Penolakkan Pemeriksaan. Lalu Pemeriksa
membuat BA penolakan Pemeriksaan.
b. Pemeriksaan Kantor
Dilakukan karena WP memenuhi panggilan namun menolak adanya pemeriksaan. Dan sama
seperti pemeriksaan lapangan WP harus menandatangani Surat Pernyataan Penolakan
Pemeriksaan. Lalu Pemeriksa membuat BA penolakan Pemeriksaan.
7. Penyelesaian dan Pembatalan Pemeriksaan
Penyelesaian Pemeriksaan
Pemeriksaan Lapangan dan Kantor dapat diselesaikan dengan cara:
1. Menghentikan pemeriksaan dengan membuat LHP Sumir
Dikarenakan:
- WP tidak ditemukan
- Pemeriksaan untuk SPT yang bukan restitusi (bukan Ps 17B UU KUP )
disetujui dilakukan Pemeriksaan Bukper
- Pemeriksaan atas permohonan restitusi (Ps 17B UU KUP)ditangguhkan
karena dilakukan pemeriksaan Bukper
2. Membuat LHP sebagai dasar penerbitan SKP
Dikarenakan:
- WP tidak

ditemukan & Pemeriksaan

dilakukan

terhadap

permohonan restitusi Ps 17B

UU KUP
- WP ditemukan & Pemeriksaan dapat diselesaikan sesuai jangka waktu pemeriksaan
- WP ditemukan & SPHP belum dapat diselesaikan sampai dengan berakhirnya perpanjangan
jangka waktu pemeriksaan
3. Mengusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan
Pembatalan Pemeriksaan
Pembatalan pemeriksaan ada dua, yaitu pembatalan hasil pemeriksaan dan pembatalan
penugasan pemeriksaan. Pembatalan hasil pemeriksaan artinya yang dibatalkan adalah
“hasil” pemeriksaan berupa surat ketetapan pajak (SKP). Sedangkan pembatalan penugasan
adalah pembatalan atas Surat Perintah Pemeriksaan [SP2]. Dengan dibatalkannya SP2 maka
“seolah-olah” tidak ada SP2. Sehingga atas pemeriksaan tersebut tidak ada Surat
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan [SPHP] dan Laporan Hasil Pemeriksaan [LHP].

8. Gugatan dalam Pemeriksaan Pajak
Dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
 Acara cepat
Dilakukan oleh majelis dan dinyatakan terbuka untuk umum dengan kegiatan :
 Pembukaan sidang
 Pemeriksaan kelengkapan
 Memanggil tergugat dan penggugat
 Penjelasan sengketa
 Pernyataan kepada tergugat
 Pertanyaan kepada saksi
 Penyelesaian siding
 Acara cepat
Dilakukan oleh majelis atau hakim tunggal. Pemeriksaan dilakukan terhadap :
 Sengketa pajak tertentu
 Sengketa pajak yang tergugatnya tidak memenuhi ketentuan :
 Gugatan diajukan dengan surat gugatan dalam bahasa Indonesia kepada pengadilan pajak
 Satu pelaksana penagihan atau satu keputusan diajukan satu surat gugatan.
 Gugatan yang tidak diputus dalam waktu 6 bulan sejak surat gugatan diterima
 Keputusan peradilan pajak tidak sesuai ketentuan atau kesalahan tulis dan atau kesalahan
hitung dalam putusan peradilan pajak
 Sengketa berdasarkan pertimbangan hokum bukan merupakan wewenang pengadilan pajak.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
 Pemeriksaan pajak adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengelola data, keterangan,
dan/atau bukti untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain.
 Tujuan Pemeriksaan Pajak adalah untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
WP.
 Jenis pemeriksaan : pemeriksaan kantor dan pemeriksaan lapangan.
 Ruang lingkup pemeriksaan pajak ada 2, yaitu : satu atau beberapa bulan (masa) dan bagian
tahun pajak atau tahun pajak.
 Teknik pemeriksaan pajak antara lain : pemanfaatan informasi internal dan atau eksternal
Direktoral Jendral Pajak, pengujian keabsahan dokumen, dll.
 Metode pemeriksaan yaitu metode langsung dan tidak langsung.
 Pemeriksaan khusus harus dilakukan melalui PL/PSL untuk satu, beberapa, atau seluruh jenis
pajak kewajiban WP, termasuk WP yang diberikan fasilitas pengembalian pendahuluan
kelebihan pembayaran pajak.
 Perluasan pemeriksaan SPT Tahunan PPh tahun-tahun pajak sebelumnyaa menyatakan LB
kompensasi.
 Gugatan pemeriksaan ada 2 yaitu acara cepat dan acara biasa.

PERTANYAAN
1.

Kelompok 8 – Rianisa
Misal kondisi sebagai berikut : Perusahaan melaporkan SPT Nihil. Dulu wartel digolongkan menjadi
PT, sekarang tidak lagi sedangkan SPT wartel dilaporkan nihil. Apakah kondisi ini juga dilakukan
pemeriksaan?

 Ya wajib diperiksa. Dan jika pendapatan nihil terus-menerus maka tidak perlu melaporkan SPT dan
dapat menon-efektifkan NPWP.
2.

Kelompok 7 – Yahya
Pemeriksaan kantor melebihi jangka waktu, apakah dapat diperpanjang? Dan jika setelah
perpanjangan tersebut pemeriksaan belum terselesaikan, bagaimana perlakuannya?

 Pemeriksaan Kantor dapat dilakukan perpanjangan paling lama 6 bulan dengan alasan tertentu yaitu :


Ruang lingkup Pemeriksaan meliputi seluruh jenis pajak



Diperluas ke Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak lainnya



Terdapat konfirmasi atau permintaan data dan/atau keterangan kepada pihak ketiga



Berdasarkan pertimbangan tertentu dari Kepala UP2
Apabila jangka waktu perpanjangan berakhir maka pemeriksaan harus diselesaikan. Apabila dalam
pemeriksaan kantor ditemukan indikasi transaksi yang terkait transfer pricing dan/atau transaksi
khusus lain yang berindikasi adanya rekayasa transaksi keuangan, maka pemeriksaan dapat
diperpanjang paling lama 1 tahun.

3.

Kelompok 10 – Seno
Jika perusahaan (PT A) diperiksa, apakah dampaknya terhadap pengurus dan pemegang saham
yaitu WP OP dan memiliki NPWP?

 Jika PT A diperiksa beserta pengurusnya, dan jika ditemukan pengurus ternyata juga pemilik
perusahaan maka dikhawatirkan ada indikasi hubngan khusus seperti memanipulasi laporan
keuangan (Window Dressing), maka WP OP tersebut harus diperiksa.
4.

Kelompok 1 – Albert
Bagaimana jika ketika akan dilakukan pemeriksaan, WP keberatan, apa yang harus dilakukan WP
tersebut?

 Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak sebagaimana yang diatur
dalam pasal 26 UU KUP.