Hukum Bisnis Pertanggungan dan Asurans
Kelompok 5
Pertanggungan dan Asuransi
1. Al Hakim Aditra 115030400111090
2. Ayi Nugraha 115030407111088
3. Brandon Girindra
115030407111012
4. Damara Debrina 115030407111090
5. Hafis D. A.
135030400111063
6. Rahmad Riefky 115030401111036
7. Sarah Octavia
115030400111088
8. Yanuar P. P. 115030400111050
9. Zulistyowati 115030407111078
Pengertian Asuransi dan Pertanggungan
Pasal
246
KUHD
Suatu perjanjian, dengan
mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada
seorang tertanggung, dengan
menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian
kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin
akan dideritanya karena suatu
peristiwa yang tak tertentu.
UU No.2
Th 1992
Psl 1
Perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak
Penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
Unsur-unsur Asuransi dalam Pasal 246 KUHD
• Adanya kepentingan.
• Adanya peristiwa tak tentu.
• Adanya kerugian.
Hal-hal dalam Asuransi
• Premi: uang yang harus dibayarkan setiap bulannya sebagai kewajiban dari
tertanggung atas keikutsertaannya di asuransi.
• Klaim asuransi: permintaan resmi kepada perusahaan asuransi, untuk meminta
pembayaran berdasarkan ketentuan perjanjian.
• Polis Asuransi: perjanjian asuransi atau pertanggungan bersifat konsensual
(adanya kesepakatan), harus dibuat secara tertulis dalam suatu
akta antara pihak yang mengadakan perjanjian.
• Penanggung: pihak yang yang memberikan jasa dalam penanggulanggan risiko
yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang yang
diasuransikan.
• Tertanggung: pihak yang yang memanfaatkan jasa dari perusahaan asuransi dan
berjanji membayar uang kepada pihak penanggung.
• Suatu peristiwa belum tentu akan terjadi (evenement).
Perjanjian Asuransi
Pengertian
Kontrak legal yang
menjelaskan setiap
istilah dan kondisi
yang dilindungi,
premi yang harus
dibayar oleh
tertanggung kepada
penanggung sebagai
jasa pengalihan risiko
tersebut, serta
besarnya dana yang
bisa diklaim di masa
depan, termasuk
biaya administratif
dan keuntungan.
Objek
a. Benda dan jasa
b. Jiwa dan raga
c. Kesehatan
d. Tanggung
jawab hukum
e. Berbagai
kepentingan lain
yang mungkin
hilang, rusak,
atau berkurang
nilainya.
Syarat Sah
1. Adanya
kesepakatan antara
pihak-pihak yang
saling
mengikatkan diri.
2. Adanya
kecakapan untuk
membuat suatu
perjanjian.
3. Adanya hal
tertentu yang
menjadi sebab
yang halal.
Polis
sebagai
Bukti
Tertulis
Isi Polis (kecuali asuransi jiwa), pasal 256 KUHD:
a. Hari pembuatan perjanjian asuransi
b. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau untuk
orang ketiga.
c. Uraian yang jelas mengenai benda objek asuransi
d. Jumlah yang dipertanggungkan.
e. Bahaya yang ditanggung oleh penanggung.
f. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang
menjadi tanggungan penanggung.
g. Premi asuransi.
h. Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui
oleh penanggung dan segala syarat yang
diperjanjikan
antara pihak-pihak.
i. Dalam polis juga harus dicantumkan isi polis dari
berbagai asuransi yg diadakan lebih dahulu (sebelumnya),
dengan ancaman batal jika tidak
dicantumkan (Psl 271,
272, 280, 603, 606, 615 KUHD).
Jenis Asuransi
Menurut Psl 247
KUHD
• Asuransi terhadap
kebakaran.
• Asuransi terhadap
bahaya hasil-hasil
pertanian.
• Asuransi terhadap
kematian orang
(asuransi jiwa).
• Asuransi terhadap
bahaya dilaut dan
perbudakan.
• Asuransi terhadap
bahaya dalam
pengangkutan didarat
dan di sungai-sungai.
Jenis Usaha
Perasuransian
• Usaha Asuransi
Kerugian: jasa dalam
penanggulangan risisko
atas kerugian, kehilangan
manfaat, dan tanggung
jawab hukum kepada
pihak ketiga, yang timbul
dari peristiwa tidak pasti.
• Usaha Asuransi Jiwa:
jasa dalam
penanggulangan risiko
yang dikaitkan dengan
hidup/matinya seseorang
yang dipertanggungkan.
• Usaha Reasuransi: jasa
dalam pertanggungan
ulang terhadap risiko
yang dihadapi oleh
Perusahaan Asuransi
Kerugian dan Perusahaan
Asuransi Jiwa.
Kepemilikan
Perusahaan
Perasuransian
• WNI dan atau badan
hukum Indonesia
yang sepenuhnya
dimiliki WNI.
• Perusahaan
perasuransian yang
pemiliknya
sebagaimana angka 1
di atas, dengan
perusahaan
perasuransian yang
tunduk pada hukum
asing.
Beberapa Perusahaan Asuransi di Indonesia
Perizinan
Usaha
Asuransi
Setiap usaha perasuransian wajib mendapat izin
usaha Menteri Keuangan, kecuali bagi
perusahaan yang menyelenggarakan Program
Asuransi Sosial.
Pemberian izin harus dipenuhi persyaratan:
a. Anggaran dasar.
b. Susunan organisasi
c. Permodalan.
d. Kepemilikan.
e. Keahlian di bidang perasuransian.
f. Kelayakan rencana kerja.
g. Hal-hal lain yg diperlukan untuk
mendukung pertumbuhan usaha
peransuransian secara sehat.
Pembinaan dan
Pengawasan Usaha
Perasuransian
• Penyelenggaraan
usaha asuransi:
syarat-syarat polis,
tingkat premi,
penyelesaian klaim,
persyaratan kehlian di
bidang persuransian,
ketentuan lain yang
berhubungan dengan
penyeleggaraan usaha.
• Kesehatan Keuangan:
batas tingkat
solvabilitas, retensi
sendiri, reasuransi,
investasi, cadangan
teknis dan ketentuan
lain yang berhubungan
dengan kesehatan
keuangan.
Kejahatan
Perasuransian
• Menjalankan usaha
perasuransian tanpa
izin.
• Penggelapan premi
asuransi.
• Penggelapan kekayaan
perusahaan asuransi.
• Penerima, penadah,
pembeli, penjual
kembali, pengagun
kekayaan perusahaan
asuransi hasil
penggelapan.
• Pemalsuan dokumen
perusahaan asuransi.
• Tindak pidana yang
dilakukan oleh atau
atas nama nama badan
hukum/bukan berbadan
hukum.
Kepailitan dan
Likuidasi Perusahaan
Asuransi
• Menteri Keuangan
dapat memintakan
kepada pengadilan agar
perusahaan tersebut
dinyatakan pailit.
• Hak pemegang Polis
atas pembagian harta
perusahaan asuransi
yang dilikuidasi
merupakan hak utama.
Tuntutan
Keperdat
aan
Terhadap perusahaan perasuransian
yang tidak memenuhi ketentuan UU No. 2
Tahun 1992 dan peraturan pelaksanaannya
sehingga merugikan pihak lain
dimungkinkan untuk dituntut secara perdata
supaya mengganti kerugian.
TERIMA KASIH
Pertanggungan dan Asuransi
1. Al Hakim Aditra 115030400111090
2. Ayi Nugraha 115030407111088
3. Brandon Girindra
115030407111012
4. Damara Debrina 115030407111090
5. Hafis D. A.
135030400111063
6. Rahmad Riefky 115030401111036
7. Sarah Octavia
115030400111088
8. Yanuar P. P. 115030400111050
9. Zulistyowati 115030407111078
Pengertian Asuransi dan Pertanggungan
Pasal
246
KUHD
Suatu perjanjian, dengan
mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada
seorang tertanggung, dengan
menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian
kepadanya karena suatu
kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin
akan dideritanya karena suatu
peristiwa yang tak tertentu.
UU No.2
Th 1992
Psl 1
Perjanjian antara dua pihak atau
lebih, dengan mana pihak
Penanggung mengikatkan diri
kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian,
kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan
suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
Unsur-unsur Asuransi dalam Pasal 246 KUHD
• Adanya kepentingan.
• Adanya peristiwa tak tentu.
• Adanya kerugian.
Hal-hal dalam Asuransi
• Premi: uang yang harus dibayarkan setiap bulannya sebagai kewajiban dari
tertanggung atas keikutsertaannya di asuransi.
• Klaim asuransi: permintaan resmi kepada perusahaan asuransi, untuk meminta
pembayaran berdasarkan ketentuan perjanjian.
• Polis Asuransi: perjanjian asuransi atau pertanggungan bersifat konsensual
(adanya kesepakatan), harus dibuat secara tertulis dalam suatu
akta antara pihak yang mengadakan perjanjian.
• Penanggung: pihak yang yang memberikan jasa dalam penanggulanggan risiko
yang dikaitkan dengan hidup atau matinya seseorang yang
diasuransikan.
• Tertanggung: pihak yang yang memanfaatkan jasa dari perusahaan asuransi dan
berjanji membayar uang kepada pihak penanggung.
• Suatu peristiwa belum tentu akan terjadi (evenement).
Perjanjian Asuransi
Pengertian
Kontrak legal yang
menjelaskan setiap
istilah dan kondisi
yang dilindungi,
premi yang harus
dibayar oleh
tertanggung kepada
penanggung sebagai
jasa pengalihan risiko
tersebut, serta
besarnya dana yang
bisa diklaim di masa
depan, termasuk
biaya administratif
dan keuntungan.
Objek
a. Benda dan jasa
b. Jiwa dan raga
c. Kesehatan
d. Tanggung
jawab hukum
e. Berbagai
kepentingan lain
yang mungkin
hilang, rusak,
atau berkurang
nilainya.
Syarat Sah
1. Adanya
kesepakatan antara
pihak-pihak yang
saling
mengikatkan diri.
2. Adanya
kecakapan untuk
membuat suatu
perjanjian.
3. Adanya hal
tertentu yang
menjadi sebab
yang halal.
Polis
sebagai
Bukti
Tertulis
Isi Polis (kecuali asuransi jiwa), pasal 256 KUHD:
a. Hari pembuatan perjanjian asuransi
b. Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau untuk
orang ketiga.
c. Uraian yang jelas mengenai benda objek asuransi
d. Jumlah yang dipertanggungkan.
e. Bahaya yang ditanggung oleh penanggung.
f. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang
menjadi tanggungan penanggung.
g. Premi asuransi.
h. Umumnya semua keadaan yang perlu diketahui
oleh penanggung dan segala syarat yang
diperjanjikan
antara pihak-pihak.
i. Dalam polis juga harus dicantumkan isi polis dari
berbagai asuransi yg diadakan lebih dahulu (sebelumnya),
dengan ancaman batal jika tidak
dicantumkan (Psl 271,
272, 280, 603, 606, 615 KUHD).
Jenis Asuransi
Menurut Psl 247
KUHD
• Asuransi terhadap
kebakaran.
• Asuransi terhadap
bahaya hasil-hasil
pertanian.
• Asuransi terhadap
kematian orang
(asuransi jiwa).
• Asuransi terhadap
bahaya dilaut dan
perbudakan.
• Asuransi terhadap
bahaya dalam
pengangkutan didarat
dan di sungai-sungai.
Jenis Usaha
Perasuransian
• Usaha Asuransi
Kerugian: jasa dalam
penanggulangan risisko
atas kerugian, kehilangan
manfaat, dan tanggung
jawab hukum kepada
pihak ketiga, yang timbul
dari peristiwa tidak pasti.
• Usaha Asuransi Jiwa:
jasa dalam
penanggulangan risiko
yang dikaitkan dengan
hidup/matinya seseorang
yang dipertanggungkan.
• Usaha Reasuransi: jasa
dalam pertanggungan
ulang terhadap risiko
yang dihadapi oleh
Perusahaan Asuransi
Kerugian dan Perusahaan
Asuransi Jiwa.
Kepemilikan
Perusahaan
Perasuransian
• WNI dan atau badan
hukum Indonesia
yang sepenuhnya
dimiliki WNI.
• Perusahaan
perasuransian yang
pemiliknya
sebagaimana angka 1
di atas, dengan
perusahaan
perasuransian yang
tunduk pada hukum
asing.
Beberapa Perusahaan Asuransi di Indonesia
Perizinan
Usaha
Asuransi
Setiap usaha perasuransian wajib mendapat izin
usaha Menteri Keuangan, kecuali bagi
perusahaan yang menyelenggarakan Program
Asuransi Sosial.
Pemberian izin harus dipenuhi persyaratan:
a. Anggaran dasar.
b. Susunan organisasi
c. Permodalan.
d. Kepemilikan.
e. Keahlian di bidang perasuransian.
f. Kelayakan rencana kerja.
g. Hal-hal lain yg diperlukan untuk
mendukung pertumbuhan usaha
peransuransian secara sehat.
Pembinaan dan
Pengawasan Usaha
Perasuransian
• Penyelenggaraan
usaha asuransi:
syarat-syarat polis,
tingkat premi,
penyelesaian klaim,
persyaratan kehlian di
bidang persuransian,
ketentuan lain yang
berhubungan dengan
penyeleggaraan usaha.
• Kesehatan Keuangan:
batas tingkat
solvabilitas, retensi
sendiri, reasuransi,
investasi, cadangan
teknis dan ketentuan
lain yang berhubungan
dengan kesehatan
keuangan.
Kejahatan
Perasuransian
• Menjalankan usaha
perasuransian tanpa
izin.
• Penggelapan premi
asuransi.
• Penggelapan kekayaan
perusahaan asuransi.
• Penerima, penadah,
pembeli, penjual
kembali, pengagun
kekayaan perusahaan
asuransi hasil
penggelapan.
• Pemalsuan dokumen
perusahaan asuransi.
• Tindak pidana yang
dilakukan oleh atau
atas nama nama badan
hukum/bukan berbadan
hukum.
Kepailitan dan
Likuidasi Perusahaan
Asuransi
• Menteri Keuangan
dapat memintakan
kepada pengadilan agar
perusahaan tersebut
dinyatakan pailit.
• Hak pemegang Polis
atas pembagian harta
perusahaan asuransi
yang dilikuidasi
merupakan hak utama.
Tuntutan
Keperdat
aan
Terhadap perusahaan perasuransian
yang tidak memenuhi ketentuan UU No. 2
Tahun 1992 dan peraturan pelaksanaannya
sehingga merugikan pihak lain
dimungkinkan untuk dituntut secara perdata
supaya mengganti kerugian.
TERIMA KASIH