LECTURE NOTE BISNIS INTERNASIONAL EKM 40
LECTURE NOTE
BISNIS INTERNASIONAL
EKM 406 (3 SKS)
SEMESTER VII/ MANAJEMEN
DOSEN PEMBIMBING:
TOTI SRIMULYATI,SE. MT.
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS
2012
Kuliah ke
Mata Kuliah
Dosen
Sumber Bacaan
: II
: Bisnis internasional
: Toti Srimulyati
: Hill
Tujuan
: Menjelaskan pengertian Globalisasi dan hal-hal yang
berhubungan dengan globalisasi
Judul
: Globalisasi
Pokok Bahasan
: 1. Pengertian Globalisasi
2. Perkembangan Globalisasi
3. Perubahan Demografi Ekonomi Globalisasi
4. Ekonomi Globalisasi Abad ke 21
Uraian:
1. Pengertian Globalisasi
Yaitu perubahan perekonomian dunia ke arah yang lebih terintegrasi dan saling
adanya ketergantungan
Globalisasi memiliki 2 komponen, yaitu
Globalisasi pasar, penggabuingan beberapa pasar nasional yang berdiri sendiri ke
dalam satu pasar global yang lebih besar, dan memeudahkan rintangan untuk
memasuki pasar internasional
Globalisasi produksi, memproduksi barang dan jasa yang sumberdayanya berasal
dari beberapa negara dengan tujuan mendapat keun tungan dari perbedaan secara
umum dari faktor biaya dan kualitas dari tenaga kerja, energi,tanah dan modal.
2. Perkembangan Globalisasi
Ada 2 faktor utama yang mempengaaaruhi Perkembangan Globalisasi
1. Penurunan hambatan Perdagangan dan Investasi
Perdagangan internasional terjadi ketika perusahaan mengekspor barang dan jasa
yang dihasilkan di berbagai negara. Secara umum hambatan dari perdagangan
internasional adalah tingginya tarif pajak barang yang bertujuan untuk melindungi
industri domestik.
Investasi asing langsung terjadi ketika perusahaan menginvestasikan sumberdaya
dalam kegiatan bisnis luar negeri
2. Perubahan Teknologi, Perubahan teknologi
membuat membuat globalisasi
menjadi jelas dan nyata, karena memperlihatkan fakta-fakta yang dramatis dari
perkembangan baru dalam komunikasi, proses informasi dan teknologi
transportasi. Begitu juga dengan kemajuan teknologi komputer dan komunikasi
global, serta penggunaan internet.
3.
Perubahan Demografi Ekonomi Globalisasi
Ada 4 trend fakta yang menggambarkan demografi ekonomi global, yaitu:
Dominasi Amerika dalam ekonomi dan perdagangan dunia
Dominasi Amerika dalam investasi asing langsung dunia
Dominasi yang luas dari perusahaan multinasional Amerika dalam bisnis
interansional
Umumnya separo perekonomian dunia dikuasai oleh perdagangan
internacional barat
Perubahan Demografi Ekonomi Global antara lain:
Perubahan output dunia dan bentuk pasar dunia.
Awal 1960 kekuasaaan industri didominasi oleh Amerika dan tahun 2000 Jepang
telah ikut menyumbang peningkatan dalam output dunia, diikuti oleh Cina,
Thailand dll
Perubahan investasi asing langsung
Motivasi bagi perusahaan di negara lain (selain Amerika) untuk melakukan
investasi asing langsung ada;ah untuk mengoptimalkan lokasi pasar dan
membangun keberadaan langsung pada pasar asing yang besar
Perubahan alami dari perusahaan multinasional
Perusahaan mulitinasional adalah semua bisnis yang memiliki aktivitas produksi
pada dua atau lebih negara. Semenjak 1960 an ada 2 tren dalam demografi
perusahaan multinasional, yaitu:
a.
Peningkatan dsari perusahaan multinasional non- Amerika,
sebagian dari perusahaan multinasional Jepang
b.
Pertumbuhan dari perusahaan minimultinasional seperti Exon,
Gweneral Motor dll
4. Ekonomi Globalisasi Abad ke 21
Pada seperempat abad terakhir terjadi perubahan yang sangat cepat pada ekonomi global.
Volume perdagangan internasional dan investasi sberkembang lebih cepat dibandingkan
output secara global, yang mengindikasikan ekonomi nasional menjadi lebih menyatu
dan lebih terpadu serta adanya saling ketergantungan dalam ekoomi global. Kesempatan
untuk melakukan bisnis dalam ekonomi global mungkin memberikan nilai yang tingggi
tetapi perlu diperhatikan risiko yang berdampak buruk
5. Perdebatan Globalisasi
Protes dari anti globalisasi
Globalisasi, pekerjaan dan perdagangan
Globalisasi, kebijakan tenaga kerja dan lingkungan
Globalisasi dan kedaulatan nasional
Globalisasi dan kemiskinan dunia
6.
Pengelolaan Pasar Global
Sebuah bisnis internasional adalah suatu perusahaan yangterlibat dalam perdagangan
internasional atau invesatasi antar negara. Pengelolaan bisnis internasional berbeda
dengan pengelolaan bisnis lokal dalam berbagai hal. Alasan adanya perbedaan tersebut
antara lain:
Perbedaan negara
Jarak dari masalah-masalah yang dihadapi menajer. Manajer pada bisnis
internasional menghadapi masalah yang lebih kompleks dan luas diabandingkan
menajer bisnis lokal
Bisnis internasional bekerja dibawah batasan peraturan pemerintah tentang
perdagangan internasional dan sisitem investasi
Transaksi internasional melibatkan berbagai konversi mata uang ke dalam mata
uang asing yang berbeda.
Kuliah ke
Mata Kuliah
Dosen
Sumber Bacaan
: III
: Bisnis internasional
: Toti Srimulyati
: Hill
Tujuan
: Menjelaskan perkembangan Teori Perdagangan Internasional
mulai dari Teori Klasik sampai ke Teori Modern
Judul
: Perkembangan Teori Perdagangan Internasional
Pokok Bahasan
: 1. Teori Merkantilisme
2. Teori Keunggulan Absolut
3. Teori KEunggulan Komparatif
4. Teori H-O
5. Model Diamond Porter
Uraian
:
Teori Perdagangan Internasional Dari Teori Klasik nya Adam Smith sampai
Teori Modern nya Porter dan Perkembangan Teori Porter
Teori Klasik
Suatu aliran/filsafat ekonomi tumbuh dan berkembang dengan pesat pada abad XVI
sampai XVIII di Eropa Barat yang disebut merkantilisme H. Hady (2001). Ide pokok
merkantilisme ini diantaranya adalah bahwa suatu negara/raja akan makmur dan kuat bila
ekspor lebih besar daripada impor (X > M). Pada waktu itu logam mulia (LM) yaitu emas
dan perak digunakan sebagai alat pembayaran (uang ) sehingga negara/raja yang
memiliki LM yang banyak akan kaya dan makmur. Untuk melaksanakan ide tersebut
merkantilisme menjalankan kebijakan perdagangan (trade policy) yaitu: mendorong
ekspor sebesar-besarnya kecuali LM dan melarang/membatasi impor dengan ketat
kecuali LM. Kebijakan merkantilisme pada saat ini masih dijalankan oleh banyak negara
dalam bentuk “Neo Merkantilisme”, yaitu kebijakan proteksi untuk melindungi dan
mendorong ekonomi industri nasional dengan menggunakan kebijakan tarif atau Tariff
Barrier (TB) dan kebijakan Non Tariff Barrier (NTB). Biasanya Tariff Barrier
dilaksanakan dengan menggunakan countervailing duty, bea anti dumping dan zurchage.
Karena ide merkantilisme mengatakan bahwa negara/raja yang kaya identik dengan
jumlah LM yang dimilikinya, maka berarti jumlah uang yang beredar (Money supply/Ms)
banyak Jika produksi tetap maka akan terjadi inflasi atau kenaikan harga. Kenaikan
harga dalam negeri tentu akan juga akan menaikkan harga barang-barang ekspor (Px)
sehingga kuantitas ekspor (Qx) akan menurun. Harga barang impor (Pm) akan menjadi
lebih rendah sehingga quantitas impor (Qm) menjadi lebih tinggi. Akibatnya ekspor (X)
akan lebih kecil dari impor (M), sehingga jumlah LM akan menurun yang berarti negara
menjadi miskin. Perubahan negara kaya menjadi miskin menurut paham merkantilisme
ini dikritik oleh David Hume sebagai “Merkantisme Otomatis” dari “Price Specific Flow
Mechanism” atau PSFM. Dengan adanya kritik David Hume ini, maka teori Pra-Klasik
atau merkantilisme dianggap tidak relevan, selanjutnya muncul teori klasik atau absolute
advantage dari Adam Smith.
Menurut teori klasik, suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional (gain from trade) karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak (absolute advantage), serta
mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidak unggulan mutlak (absolute
disadvantage).
Kelemahan teori absolute advantage yaitu karena perdagangan internasional akan terjadi
dan menguntungkan kedua negara bila masing-masing negara memiliki keunggulan
absolute yang berbeda. Bila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolute untuk
kedua jenis barang maka tidak akan terjadi perdagangan internasional yang
menguntungkan. Kelemahan teori absolute advantage ini diperbaiki /disempurnakan oleh
David Ricardo dengan teori comparative advantage (keunggulan komparatif), baik
secara cost comparative (labor efficiency) maupun production comparative (labor
productivity)
Menurut cost comparative (labor efficiency), suatu negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang
dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang
dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang/ tidak efisien. Berdasarkan maupun
production comparative (labor productivity), suatu negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang
dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang
dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif kurang/tidak produktif.
Kelemahan teori comparative advantage adalah (1) menurut teori ini perdagangan
internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja)
yang menimbulkan terjadinya perbedaan produktivitas ataupun perbedaan efisiensi.
Akibatnya terjadi perbedaan harga barang yang sejenis diantara dua negara. (2) Jika
fungsi faktor produksi (tenaga kerja) sama atau produktivitas dan efisiensi di kedua
negara sama, maka tentu tidak akan terjadi perdagangan internasional karena harga
barang sejenis akan menjadi sama di kedua negara. (3) Pada kenyataannya, walaupun
fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) sama diantara dua negara, ternyata
harga barang yang sejenis dapat berbeda, sehingga dapat terjadi perdagangan
internasional. Dalam hal ini teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terjadi
perbedaan harga untuk barang /produk sejenis walaupun fungsi faktor produksi sama di
kedua negara. Ini dapat dijelaskan oleh teori Heckscher-Ohlin atau teori H-O, yang
merupakan teori modern (Heckser, E., 1879-1952 dan Ohlin, B., 1899-1979 dalam Hady,
H, 2001 dan Halwani, 2002).
Menurut teori modern H-O, perbedaan oportunity cost suatu produk antara satu negara
dengan negara lain dapat terjadi karena adanya perbedaan jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki (endowments faktor) masing-masing negara. Perbedaan
oportunity cost tersebut dapat menimbulkan terjadinya perdagangan internasional.
Negara-negara yang memiliki faktor produksi yang relatif banyak atau murah dalam
memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya.
Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut
memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya. Dalam
analisisnya, teori modern H-O menggunakan dua kurva, yaitu kurva isocost (kurva yang
menggambarkan total biaya produksi yang sama) dan kurva isoquant (kurva yang
menggambarkan total kuantitas produk yang sama).
Teori H-O masih mepunyai kelemahan. Menurut H-O, perbedaan harga barang sejenis
dapat terjadi karena adanya perbedaan proporsi atau jumlah faktor produksi yang dimiliki
masing-masing dalam memproduksi barang. Dengan demikian harga barang yang sejenis
akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Kenyataannya,
walaupun jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara
relatif sama sehingga harga barang yang sejenispun sama, ternyata perdagangan
internasional tetap dapat terjadi. Untuk menjelaskan ini dan menyempurnakan teori H-O,
maka G. Harberler (dalam Hady, 2001) mengemukakan suatu teori oportunity cost.
Opportunity cost digambarkan sebagai Production Possibility Curve (PPC) yang
menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu negara dengan
sejumlah faktor produksi secara full employment.
Wassily Leontief, seorang pelopor utama dalam analisis Input-Output Matriks, melalui
studi empiris yang dilakukannya tahun 1953 (dalam Hady, 2001 dan Halwani, 2002)
menemukan fakta mengenai struktur perdagangan luar negeri (ekspor- impor) Amerika
Serikat tahun 1947 yang bertentangan denga teori H-O sehingga disebut “Paradox
Leontief”. Secara umum AS diasumsikankan sebagai negara yang relatif memiliki
kapital/modal lebih banyak dan tenaga kerja/labor lebih sedikit dibandingka negaranegara lain. Berdasarkan teori H-O, maka ekspor AS akan terdiri atas barang-barang yang
padat modal (capital intensive), sebaliknya impornya akan terdiri atas barang-barang
yang padat karya (labor intensive). Hasil studi empiris yang dilakukan W. Leontief,
ternyata ekspor AS justru terdiri atas barang-barang yang padat karya dan impornya
terdiri atas barang-barang yang padat modal.
Dalam batasan tertentu penemuan Leontief sesuai bahkan mendukung teori H-O, karena
ekspor AS yang padat karya sangat logis. AS lebih banyak tenaga kerja terdidik (skilled
labor) dibandingkan negara lain, sehingga ekspornya lebih banyak terdiri atas barang
yang padat tenaga kerja terdidik.
Current theory of international trade adalah yang dikemukakan oleh M. Porter dengan
Model Competitive of Diamond, D’ Aveni dengan Hyper Competitive Theory dan
Competitive Liberalization. Porter (1990 dalam Halwani, 2004) mengemukakan tentang
tidak adanya korelasi langsung antara dua faktor produksi (sumberdaya alam yang
melimpah dan sumberdaya manusia yang murah) yang dimiliki suatu negara yang
dimanfaatkan menjadi keunggulan daya saing dalam perdagangan internasional. Porter
menyatakan bahwa dalam era persaingan global saat ini, suatu bangsa atau negara yang
memiliki competitive advantage of nation dapat bersaing di pasar internasional bila
memilki empat faktor penentu, yaitu faktor kondisi, kondisi permintaan, faktor strategi,
struktur dan persaingan perusahaan serta faktor industri pendukung dan terkait (Porter,
1990 dalam Hady, 2001 dan Halwani, 2002).
Proses liberalisasi perdagangan dunia, baik secara regional maupun internasional yang
berlangsung hingga saat ini, telah menyebabkan persaingan global yang semakin ketat,
bahkan menuju kepada hyper competitive. Kondisi ini memaksa setiap negara/perusahaan
untuk memikirkan/menemukan suatu strategi yang tepat. Strategi yang tepat ini berupa
perencanaan dan kegiatan operasional terpadu yang mengaitkan lingkungan eksternal dan
internal sehingga dapat mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang dengan
keberhasilan dalam mempertahankan/meningkatkan sustainable real income secara
efektif dan efisien. Strategi ini dikenal sebagai “Sustainable Competitive Advantage of
Nation “ (SCA) yaitu “keunggulan daya saing berkelanjutan (terus menerus)”. Menurut
Richard D’ Aveni (1994), pada situasi hyper competitive, tidak ada lagi perusahaan/
negara yang dapat memiliki keunggulan daya saing berkelanjutan atau SCA
H. Hady (1996) memberikan beberapa catatan tentang pendapat D’ Aveni, yaitu: (1) Pada
situasi hyper competitive, keunggulan daya saing suatu perusahaan/negara tetap
didasarkan pada keunggulan kompetitif dinamis, walaupun dengan periode yang relatif
pendek. (2) SCA diartikan sebagai keunggulan yang diperoleh karena invention dan
innovation secara terus menerus sehingga tetap unggul dari pesaing. (3) Invention dan
innovation diperoleh dari hasil research and development baik yang bersifat scientific
maupun applied. (4) SCA ini relatif lebih tepat dan paling menguntungkan untuk
dilakukan dalam sektor agro industri karena sumber (resource base) nya dapat
diperbaharui (renewable).
Current Theory lain sehubungan dengan perdagangan internasional adalah competitive
liberalization ( persaingan liberalisasi). Keinginan masing-masing negara untuk dapat
bekerja secara produktif, efisien dan efektif agar dapat bersaing di pasar global pada
dekade terakhir ini, telah mendorong terjadinya competitive liberalization, terutama di
kawasan Asia Pasifik, khususnya dibidang perdagangan dan investasi. Competitive
liberalization ini dilakukan karena masing-masing negara berusaha untuk membuat
situasi dan kondisi ekonominya menjadi menarik (favourable) bagi investor asing (H.
Hady, 1996).
Model Teori Keunggulan Bersaing
Untuk melihat daya saing nasional ada beberapa teori yang dikemukakan dan sudah
dikembangkan diantaranya adalah:
Konsep Teori “Diamond of Competitive “ dikemukakan oleh Porter.
Porter menciptakan suatu teori tentang keunggulan kompetitif dari penelitiannya pada 10
negara dagang yang sudah sukses dalam mencapai keunggulan bersaing. Industri yang
diteliti meliputi seluruh jenis industri yaitu industri barang dan jasa. Analisis penelitian
dilakukan untuk tiap-tiap negara dan dibandingkan dengan negara lain (seringkali
dibandingkan dengan Jepang). Penelitian dilakukan dengan menggunakan data statistik
dan publikasi dan interview di lapangan serta sejarah keberhasilan industri di suatu
negara. Dalam penelitiannya ini sebagai kerangka teori digunakan berbagai teori yang
berhubungan dengan inovasi teknologi, ekonomi industri, ekonomi pembangunan,
ekonomi geografi, perdagangan internasional, ilmu politik dan sosiologi industri.
Menurutnya, sebuah perusahaan tidak akan sukses kecuali mereka mendasarkan
strateginya pada perbaikan dan peningkatan keinginan untuk bersaing dan menciptakan
lingkungan nasional persaingan. Untuk melihat keunggulan kompetitif suatu negara harus
ditinjau per industri atau per sektor.
Bagaimana suatu negara atau regional bisa menciptakan situasi yang bisa mendorong
perusahaan-perusahaan
yang
berlokasi
di
negara/regional
tersebut
agar
bisa
mengembangkan keunggulan bersaingnya., akan ditentukan oleh empat faktor pokok,
yang dikenal dengan diamond of Porter, faktor-faktor tersebut adalah: faktor kondisi
(factor conditions), kondisi permintaan (demand condition), industri-industri pendukung
dan industri terkait, serta strategi, struktur dan persaingan antar wilayah. Disamping
keempat faktor pokok ini, masih ada dua faktor penunjang yang juga mempengaruhi
keunggulan daya saing suatu wilayah, yaitu peluang (chance) dan peran pemerintah (role
of government). Model Diamond of zCompetitive Porter dapat dilihat pada gambar
berikut.
Pelu
ang
Strategi, struktur
Strategi,
struktur
dan
persaingan
dan
persaingan
perusahaan
perusahaan
Kondisi faktor
Kondisi faktor
Kondisi permintaan
Kondisi permintaan
Industri terkait
Industri terkait
dan industri
dan industri
pendukung
pendukung
Pemeri
ntah
Gambar : “Competitive of Diamond” Porter
Sumber: Porter (1990)
Kuliah ke
Mata Kuliah
Dosen
Sumber Bacaan
Tujuan
: IV
: Bisnis internasional
: Toti Srimulyati
: Hill
: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berbeda pada masingmasing negara, baik faktor politik, sosial, ekonomi dan budaya
yang akan mempengaruhi bisnis yang akan kita lakukan pada suatu
negara
Judul
: Country Faktor
Pokok Bahasan
: 1. National Difference in Political Economic
2. Difference in Culture
Uraian
:
1. PERBEDAAN NASIONAL DI DALAM EKONOMI NEGARA
Perubahan Sistem Ekonomi Negara Dengan Cara Kerjasama Antar Negara Dan
Membuka Diri Terhadap Pasar Dunia.
PENDAHULUAN
Internasional Bisnis jauh lebih rumit dibanding dengan bisnis domestik, sebab
negara-negara yang terlibatpun banyak dan mempunyai sistem yang berbeda-beda.
Negara-Negara tersebut mempunyai tingkat perkonomian yang berbeda, dan sistem yang
sah atau undang-undang yang berbeda begitupun dengan budaya. Dengan adanya
hubungan bisnis antar negara, budaya practies dapat bertukar-tukar secara dramatis dari
satu negara ke negara lain seperti pendidikan dan ketrampilan serta tingkat populasi,
begitupun dengan sistem pembangunan ekonomi.
SISTEM POLITIK
Sistem yang sah atau undang-undang perekonomian suatu negara dibentuk oleh
sistem politiknya. Untuk itu, penting bagi kita untuk memahami sifat sistem politik
sebelum mendiskusikan sistem yang sah atau undang-undang dan ekonomi. Dengan
mempelajari sistem politik berarti kita telah mempelajari sistem pemerintah di suatu
bangsa. Sistem politik dapat ditaksir menurut dua dimensi terkait. Yang pertama adalah
tingkat yang menekankan kolektivisme sebagai lawan dari individualisme. Dimensi yang
kedua adalah tingkat derajat mereka yaitu totaliter atau demokratis. Semua dimensi ini
saling berhubungan. Sistem yang menekankan kolektivisme cenderung untuk menjadi
totaliter, sedangkan sistem yang menempatkan suatu nilai tinggi pada individualisme
cenderung untuk menjadi demokratis. Namun tidak menutup kemungkinan untuk adanya
sistem dimensi yang tidak jelas. Biasanya pada sistem yang tidak jelas ini, masyarakat
menempatkan suatau sistem campuran antara kolektivisme dan individualisme.
SISTEM EKONOMI
Dari hal yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil benang merah
antara sistem ekonomi dan ideologi politis. Pada negara-negara yang menempatkan dan
memberikan keunggulan terhadap pencapaian individu di atas pencapaian kolektif,
memungkinkan kita untuk menemukan sistem ekonomi pasar bebas. Negara memberikan
kebebasan sepenuh nya kepada pihak swasta untuk mengelola usahanya sesuai dengan
yang mereka kehendaki namun tetap berpatokan pada peraturan yang berlaku di negara
tersebut. Keadaan kontras terjadi pada negara-negara yang memberikan keunggulan
terhadap pencapaian kolektif, status tersebut mengharuskan pemerintah mengambil
kendali atas perusahaan-perusahaan swasta yang berada didalam pasar negara tersebut
seperti hal nya yang terjadi di India sebelun tahun 90an. Hal ini dikarenakan tujuan
pemerintah yang menghendaki tercapainya kebutuhan dan keinginan secara menyeluruh
sehinga tidak terjadinya ketimpangan ekonomi di negara tersebut.
Kita dapat mengidentifikasi empat jenis sistem ekonomi: sistem ekonomi pasar,
sistem ekonomi perintah, sistem ekonomi campuran dan suatu sistem ekonomi terpimpin.
SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-undang yang berlaku disuatu negara mengacu pada peraturan atau
hukum, yang mengatur seluruh kegiatan serta perilaku bersama. Selain itu undangundang di suatu negara juga dapat menjadi tolak ukur untuk dapat terjun ke bisnis
internasional. Suatu hukum negara mengatur praktek bisnis, menggambarkan, serta
mengawaki, di mana diharapkan transaksi bisnis dapat dieksekusi, serta menentukan hak
dan kewajiban yang ada dalam transaksi tersebut. Negara yang baik mempunyai undangundang yang baik pula. Seperti yang akan kita lihat, perbedaan sistem atau undang-
undang dapat mempengaruhi daya pikat suatu negara sebagai suatu lokasi investasi atau
pasar.
Seperti hal nya dengan sistem perekonomian suatu negara, undang-undang atau
peraturan mendapatkan pengaruh yang cukup signifikan dari sistem politik. Bahkan
pemerintah pada suatu negara berani mendevinisikan bahwa undang-undang merupakan
bingkai dari sebuah negara yang akan menemtukan arah perjalanan bangsa itu sendiri.
Seperti contoh sebuah negara kapilatisme yang mempunyai sistem sosialis
cenderung mempunyai undang-undang yang mengikat dan menjadikan pemerintah
sebagai salah satu leader dalam seluruh kegiatan.
POLITIK EKONOMI DAN PROSES EKONOMI
Seperti yang sudah serinng diperdebatkan bahwa perkembangan ekonomi suatu
negara merupakan fungsi dari sistem politk dan ekonominya. Apakah hubungan
sebenarnya dari politik ekonomi dengan proses ekonomi? Hal ini telah lama
diperdebatkan dan belum menemukan hasil yang pasti.
Pembaharuan dan kewirausahaan merupakan motor pertumbuhan
Pembaharuan tidak hanya mencakup produk baru tetapi juga proses pembuatan,
organisasi, managemen dan strategi yang baru. Begitu juga dengan kewiraushaan.
Kesimpulannya, apabila perkembangan ekonomi suatu negara untuk menyokong dalam
jangka waktu panjang, lingkungan bisnisnya harus memproduksi produk secara kondusif
dan menjalankan proses pembaharuan dan aktivitas kewirausahaan.
Pembaharuan dan kewirausahaan menghasilkan pasar ekonomi
Dengan mempertimbangkan kedua point tersebut akan menghasilkan keuntngan
dlam pasar ekonomi. Dalam pasar ekonomi, siapapun yang memiliki ide-ide baru dapat
dengan bebas mengembangkan bisnisnya. Begitu juga dengan bisnisnya itu sendiri dapat
dengan mudah dikembangkan secara bebas dengan adanya ide-ide yang baru. Kedua hal
tersebut merupakan cikal bakal dari kesuksesan seseorang. Kekurangan dalam sistem
ekonomi bebas yang banyak dianut oleh negara-negara komunis adalah kebebasan
ekonomi dan pembaharuan. Hal tersebut terjadi karena adanya monopoli di berbagai
bidang.
2. Perbedaan Budaya
Pengalaman salah seorang mahasiswa asal Indonesia yang mengambil gelar masternya
di Jepang
PENDAHULUAN
Kebudayaan telah didefinisikan dengan berbagai cara. Salah satu definisi klasik
menyatakan bahwa kebudayaan adalah seperangkat pola perilaku yang diperoleh secara
sosial dan disalurkan secara simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain kepada anggota
masyarakat tertentu. Definisi lain menyatakan bahwa kebudayaan adalah kumpulan
interaktif dari karakteristik umum yang mempengaruhi respon kelompok terhadap
lingkungan nya. Kebudayaan dapat dibedakan oleh pengaturan perilaku mereka: sikap,
nilai dan gaya hidup orang-orang dalam kebudayaan dan oleh tingkat toleransi mereka
terhadap kebudayaan lain.
Kebudayaan juga “adaptif”, yang berarti bahwa ia berubah ketika masyarakat
menghadapi masalah baru dan kesempatan baru. Jika organisme berkembang, maka
demikian pula halnya dengan kebudayaan. Mereka mengambil ciri-ciri baru dan
membuang yang lama untuk membentuk dasar kebudayaan baru.
Seorang ahli antropologi Edward Tylor menggambarkan bahwa kultur sangat
komplek dan merupakan satu kesatuan yang utuh meliputi ilmu pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, dan kebiasaan serta kemampuan yang diperoleh oleh
anggota sosial.
KOMPONEN-KOMPONEN KEBUDAYAAN
Semua masyarakat mempunyai perangkat norma yang berbeda. Dimana norma
adalah lebih spesifik daripada nilai. Mereka mendikte perilaku berdasarkan dapat (layak)
atau tidak dapat (tak layak) diterimanya sebuah tindakan. Ada dua jenis norma yang
umum: norma tang dijalankan (enacted norm), dan norma kresive (cresive norm). Norma
yang dijalankan, biasanya diungkapkan secara eksplisit dan kadang-kadang dalam bentuk
undang-undang. Sedangkan norma kresive tertanam dalam kebudayaan dan hanya
dipelajari melalui interaksi yang luas dengan orang-orang yang menganut kebudayaan
tersebut.Ada tiga jenis norma kresive: (1) kebiasaan: (2) adat istiadat: (3) konvensi.
Perubahan Budaya
Budaya yang ada di suatu daerah tidak selalu tetap atau mengalami pembekuan karena
budaya selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Sebagai contoh pada tahun 1960an
nilai-nilai budaya Amerika yang terpusat ke arah peranan wanita, cinta, jenis kelamin, dan
perkawinan mengalami perubahan penting. Banyaknya huru-hara sosial yang terjadi pada waktu
itu mencerminkan perubahan ini.
Dengan cara yang sama, sistem nilai dari banyak bekas Negara komunis, seperti
Rusia, juga mengalami perubahan penting. Negara-negara itu bergeser dari nilai-nilai
yang menekankan kolektivisme dan ke arah yang menekankan individualisme.
Sedangkan huru-hara sosial adalah suatu dampak yang tak bisa diacuhkan dari pergeseran
seperti itu, pergeseran akan namun mungkin terjadi.
Implikasi terhadap bisnis
Bisnis internasional terjadi karena negara-negara dan
masyarakat berbeda
menimbulkan kebutuhan yang berbeda pula dan mempunyai hubungan saling melengkapi
satu sama lain. Persinggungan yang terjadi ketika melakukan bisnis menyebabkab adanya
pergeseran budaya sebagai dampak dari hubungan yang kontiniu. Kultur mereka
bertukar-tukar karena perbedaan dalam dalam struktur sosial, agama, bahasa, pendidikan,
filosofi ekonomi, dan filosofi politis. Tiga implikasi penting untuk bisnis internasional
yang menyebabkan terjadinya perbedaan ini adalah: pentingnya perkembangan budaya,
koneksi antara kultur dan etika di dalam pengambilan keputusan, serta koneksi budaya
dengan kegiatan nasional.
HUBUNGAN ANTARA KEBUDAYAAN DAN SISTEM EKONOMI
Sama halnya dengan sistem politik, kebudayaan juga mempengaruhi sistem
ekonomi. Banyak contoh yang dapat kita temukan, seperti: kebudayaan islam yang sangat
menentang adanya sistim bunga. Dari segi produk dan jasa yang ditawarkan pun akan
mengalami pengaruh dari kebudayaan disuatu negara. Jadi dapat dikatakan pengaruh
budaya sangat kompleks terhadap sistem ekonomi suatu negara.
Orientasi nilai kebudayaan
Para peneliti berusaha untuk mengidentifikasi dimensi dimana nilai dari berbagai
kebudayaan berbeda. Dalam suatu ringkasan atas riset ini para ilmuan mengidentifikasi
enam dimensi dasar dari nilai kebudayaan.
1. Individual/Kolektif: sejauh mana nilai kebudayaan individu lebih besar daripada
kelompok atau sebaliknya.
2. Maskulinitas/Femininitas: sejauh mana karakteristik suatu jenis kelamin dinilai
lebih dari jenis kelamin lainnya.
3. Orientasi Waktu: apakah para anggota masyarakat berorientasi pada masa lalu,
kini, atau yang akan datang.
4. Penghindaran Ketidak Pastian: sejauh mana anggota masyarakat mau
mentolerir ambiguitas dan perilaku yang tidak biasa.
5. Orientasi Kegiatan: sejauh mana masyarakat menilai tindakan atas refleksi.
6. Hubungan Dengan Alam: sejauh mana masyarakat hidup selaras dengan alam
atau mencoba mendominasi alam.
Kuliah ke
Mata Kuliah
Dosen
Sumber Bacaan
Tujuan
:V
: Bisnis internasional
: Toti Srimulyati
: Hill
: Untuk mengetahui faktor-faktor politik ekonomi yang
mempengaruhi perdagangan internasional, yang berhubungan
dengan kebijakan perdagangan internasional
Judul
: Political Economy of International Trade
Pokok Bahasan
: 1. Regional Economy Integration
2. Global Economy Integration
Uraian
:
POLITIK EKONOMI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
( INTEGRASI EKONOMI REGIONAL DAN GLOBAL )
I.
Kebijakan perdagangan
Kebijakan perdagangan memiliki 7 alat utama sebagai berikut :
a. Tarif
Defenisi tarif
Menurut Donald adalah pajak atas barang impor dengan tujuan menaikkan
harganya untuk mengurangi persaingan bagi produsen lokal atau merangsang
produksi lokal.
Adalah pajak yang dikenakan terhadap barang-barang impor
Menurut Charles W.L Hill, 2007 adalah pajak pada impor
Tarif terbagi dua menurut Charles W.L Hill, 2007 yaitu:
1. Spesifik tarif
Adalah retribusi yang dikenakan pada tiap-tiap unit barang yang masuk
Contoh : 1 unit komputer dikenakan pajak per rupiah
2. Ad valorem tarif
Adalah tarif retribusi yang diberikan sebanding dengan nilai (kualitas) barang
yang masuk
Contoh :
Nilai retribusi emas beda dengan nilai retribusi kayu artinya pajak 1kg
kayu.
b. Subsidi
Menurut Charles W.L Hill, 2007 supsidi adalah bantuan dana yang di berikan
kepada pengusaha lokal
Menurut Donald subsidi adalah sumbangan keuangan yang diberikan secara
langsung oleh pemerintah tanpa imbalan keuntungan termasuk hibah,
perlakuan pajak dan asumsi pemerintah mengenai pengeluaran bisnis yang
normal.
Bentuk-bentuk subsidi yaitu:
Uang tunai
Pinjaman lunak
Pembebasan pajak
Upaya hukum pemerintah terhadap badan usaha yang memiliki badan hukum.
Dengan adanya pengurangan biaya produksi, subsidi membantu pengusaha lokal
yaitu subsidi membantu pengusaha lokal dalam menghadapi impor dari luar dan
membantu meraih dan memasuki pasar ekspor.
c. Quota impor dan pengendalian ekspor sukarela
1. Quota Impor
adalah penbatasan langsung atas jumlah beberapa barang yang masuk ke
suatu negara. Pembatasan tersebut biasanya dilakukan dengan membuat izin
impor atas suatu kelompok atau perusahaan.
Contoh : Amerika memiliki Quota atas barang-barang impor dari Cina
“Pakaian” artinya cina dibatasi pasaran pakaiannya di Amerika.
2. Pengendalian Ekspor Sukarela
Quota pembatasan atas penetapan perdagangan yang dilakukan
oleh
eksporting country, biasanya atas permintaan pemerintah importing country.
Negara pengekspor yang suka rela mengurangi ekspornya ke negara lain.
Contoh : yang paling terkenal pembatasan atas ekspor mobil (auto export ) ke
Amerika yang dibuat oleh produsen mobil dari jepang tahun 1981.
d. Permintaan Produk Lokal
Adalah permintaan akan salah satu jenis barang yang di produksi di dalam negeri.
Permintaan terdiri dari:
1. Permintaan tersebut dapat berupa fisik
contoh : 75% dari komponen barang tersebut harus diproduksi oleh lokal
2. Permintaan berupa nilai
contoh : 75% dari nilai barang tersebut harus diproduksi dalam lokal
e. Kebijakan Administrative
Kebijakan perdagangan administrative
Adalah aturan-aturan birokrasi yang dirancang untuk mempersulit produk impor
memasuki suatu negara.
f. Kebijakan anti dumping
Dalam konteks perdagangan internasional dumping adalah didefenisikan
secara beragam dengan menjual barang dipasar asing dengan harga dibawah biaya
produksinya atau menjual barang dipasar asing dengan harga dibawah nilai atau
harga pasar yang wajar.
Kebijakan anti dumping dibuat untuk memberikan sangsi pada perusahaan
luar negeri yang terlibat dalam dumping. Pada akhirnya tujuannya adalah untuk
melindungi produsen lokal dari persaingan yang tidak adil.
Kuliah ke
Mata Kuliah
Dosen
Sumber Bacaan
Tujuan
: VI
: Bisnis internasional
: Toti Srimulyati
: Hill
: Untuk mengetahui beberapa hal yang berhubungan dengan
investasi asing langsung yang dapat digunakan dalam perdagangan
internasional
Judul
: Foreign Direct Investment
Pokok Bahasan
: 1. Pengertian FDi
2. Bentuk-bentuk FDI
3. Dampak FDI
4. Keuntungan FDI
Foreign Direct Investment
PENDAHULUAN
Sebagai modal untuk membiayai pembangunan nasional di Indonesia, sesuai
dengan amanat GBHN, dana pembiayaan pembangunan terutama digali dari sumber
kemampuan sendiri. Namun karena diperlukannya dana dalam jumlah yang sangat besar,
baik untuk pembangunan maupun untuk kegiatan rutin dan kehidupan masyarakat pada
umumnya, maka dan yang bersumber dari dalam negeri selalu jauh daripada memadai.
Untuk mengatasi kekurangan dana yang diperlukan dalam proses pembangunan di
Indonesia maka dilakukan pemasukan modal dari luar negeri yaitu penanaman modal
langsung (PMA) atau Foreign Direct Investment (FDI)
Dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan PMA langsung dari luar negeri,
maka pertama-tama perlu diketahui bagaimana perkembangan kedudukan dan pangsa
PMA yang mengalir ke Indonesia diantara sesama Negara-negara berkembang, yang juga
berupaya menarik investasi asing dalam pembangunan ekonomi negaranya. Dengan
demikian, akan dapat diketahui posisi, daya tarik dan daya saing Negara kita dalam
menarik penanaman modal ( asing ) di antara negara-negara berkembang tersebut.
Sebenarnya perkembangan penanaman modal asing di Indonesia telah dimulai
sejak Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Rancangan Undang-undang
penanaman modal asing pertama kali diajukan pada tahun 1952 pada masa kabinet
Alisastroamidjojo, tetapi belum sempat diajukan ke parlemen karena jatuhnya kabinet ini.
Kemudian pada tahun 1953 rancangan tersebut diajukan kembali tetapi ditolak oleh
pemerintah.
Secara resmi undang-undang yang mengatur mengenai penanaman modal asing
untuk pertama kalinya adalah UU Nomor 78 Tahun 1958, akan tetapi karena pelaksanaan
Undang-undang ini banyak mengalami hambatan, UU Nomor 78 Tahun 1958 tersebut
pada tahun 1960 diperbaharui dengan UU Nomor 15 Tahun 1960 .
Pengertian Penanaman Modal Asing
FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah
satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah
perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah
perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa
disebut 'home country') bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan
investasi (biasa disebut 'host country') baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dengan si
penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan
modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli sahamnya sekurangnya
10%.
Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya pembelian
atau konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau bangunan; atau konstruksi
peralatan atau bangunan yang baru yang dilakukan oleh perusahaan asing. Penanaman
kembali modal (reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman
jangka pendek dan panjang antara perusahaan induk dan perusahaan anak atau afiliasinya
juga dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini mulai muncul corak-corak baru
dalam FDI seperti pemberian lisensi atas penggunaan teknologi tinggi.
Sebuah perusahaan yang akan melakukan penanaman modal asing secara
langsung, akan melibatkan langkah-langkah berikut :
1. Horizontal foreign direct investment
Langkah ini merupakan perluasan produksi ke wilayah yang lebih luas. Apa yang
telah di produksi di dalam negeri juga hendak diproduksi di luar negeri.
2. Vertical foreign direct investment
Langkah ini merupakan betuk dari sebagian penanaman modal asing langsung di
negara-negara berkembang dan sejumlah negara-negara maju yang kaya dengan
bahan tambang.
Integrasi vertical yang melibatkan perusahaan-perusahaan multinasional tersebut
juga dapat meningkat lebih jauh menjadi peguasaan atas jaringan penjualan atau disribusi
negara lain seperti yang selama ini telah banyak dilakukan oleh perusahaan pembuat
mobil terkemuka di berbagai penjuru dunia
Bentuk-bentuk FDI: Akuisisi & Green-field Investment
Keuntungan FDI Bagi Negara Tuan Rumah ‘Host Country’
Pertama, lewat pembangunan pabrik-pabrik baru yang berarti penambahan output
atau produk domestik, total ekspor dan kesempatan kerja. Ini adalah suatu dampak
langsung. Pertumbuhan ekspor berarti penambahan cadangan devisa yang selanjutnya
menjadi peningkatan kemampuan dari negara penerima untuk membayar utang luar
negeri dan impor. Kedua, masih dari sisi suplai, namun sifatnya tidak langsung, adalah
sebagai berikut: adanya pabrik-pabrik baru berarti ada penambahan permintaan di dalam
negeri terhadap barang-barang modal, barang-barang setengah jadi, bahan baku dan
input-input lainnya. Jika permintaan antara ini sepenuhnya dipenuhi oleh sektor-sektor
lain di dalam negeri (tidak ada yang diimpor), maka dengan sendirinya efek positif dari
keberadaan atau kegiatan produksi di pabrik-pabrik baru tersebut sepenuhnya dinikmati
oleh sektor-sektor domestik lainnya; jadi output di sector-sektor tersebut mengalami
pertumbuhan.
Berikut ini adalah keuntungan lain bagi Host Country :
a. Untuk menyediakan lapangan kerja;
b. Melaksanakan substitusi import untuk meningkatkan devisa;
c. Mendorong ekspor untuk mendapatkan devisa;
d. Membangun daerah-daerah tertinggal dan sarana prasarana;
e. Untuk industrialisasi atau alih teknologi.
SUMBER : arbitrase sebagai penyelesaian sengketa dalam penanaman modal asing (www.google.com)
4. Dampak FDI Bagi ‘Host Country’ dan ‘Home Country’
Dewasa ini hampir di semua negara, khususnya negara berkembang
membutuhkan modal asing. Modal asing itu merupakan suatu hal yang semakin penting
bagi pembangunan suatu negara. Sehingga kehadiran investor asing nampaknya tidak
mungkin dihindari. Yang menjadi permasalahan bahwa kehadiran investor asing ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi internal suatu negara, sepertI stabilitas ekonomi, politik
negara, penegakan hukum. Tetapi dari kegiatan penanaman modal asing ini terdapat
dampak yang kurang baik bagi negara tuan rumah (Host Country), yang tentu saja
merugikan negara tuan rumah tersebut, misalnya saja :
(1) Perspektif Lingkungan (environmental perspective). PMN
kurang
memperhatikan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan, serta strategi mereka
yang merelokasi pabriknya ke negara tuan rumah yang lebih longgar
pengawasan lingkungannya. PMN menghasilkan pencemaran polusi dan
limbah dari kegiatannya..
(2) Konsumerisme Global (global consumerism): berusaha mengidentifikasi
dampak sosial dan budaya yang muncul atas ekspansi global PMN, yang
menjadi suatu kebudayaan baru yang didasarkan pada barang dan jasa yang
ditawarkan oleh PMN, yang cenderung membentuk gaya hidup baru yang
berbeda dengan nilai tradisional di negara lokal, melalui peranan media
transnasional dan perusahaan periklanan sebagai pencipta image yang
mendorong pembentukan selera pasar. Budaya konsumsi yang dibawa
Perusahaan multinasional sering kali merugikan budaya konsumsi local dan
mematikan unit-unit usaha budaya tradisional
Kuliah ke
Mata Kuliah
Dosen
Sumber Bacaan
Tujuan
: VII
: Bisnis internasional
: Toti Srimulyati
: Hill
: Untuk mengetahui beberapa hal yang berhubungan dengan
investasi asing langsung yang dapat digunakan dalam perdagangan
internasional
Judul
: The Global Monetary System
Pokok Bahasan
: 1. Foreign Exchange Market
2. International Monetary System
3. Global Capital Market
PASAR VALUTA ASING
Pasar valuta asing adalah sebuah pasar yang gunanya untuk merubah atau
menukar mata uang suatu negara terhadap negara lain. Nilai tukar mata uang akan dinilai
jika mata uang suatu negera tersebut diubah menjadi mata uang negara lain. Tanpa
adanya pasar valuta asing, pasar internasional dan investasi internasional dalam skala
yang kita lihat saat ini akan mustahil terlaksana. Perusahaan-perusahaan membutuhkan
suatu wadah untuk transaksi, pasar valuta asing adalah wadah pelancar yang
memungkinkan perusahaan-perusahaan dari beberapa negara yang menggunakan mata
uang berbeda untuk berdagang antara satu sama lain.
Ada Dua fungsi utama dalam pasar valuta asing yaitu :
1. Untuk mengubah mata uang satu negara ke dalam mata uang Negara lain
2. Untuk menyediakan beberapa asuransi terhadap resiko valuta asing, artinya
melindungi dari kerugian atas perubahan mata uang yang tak dapat
diprediksi
Pertukaran Mata Uang
Setiap Negara memiliki mata uang tersendiri, dimana nilai mata uang setiap
negara berbeda-beda. hal inilah yang menyebabkan terjadinya pasar pertukaran mata
uang. Di Amerika Serikat mata uang yang dipakai adalah Dollar ($), di inggris Pound (₤),
Indonesia Rupiah (Rp), Jepang memakai mata Uang Yen (¥), dan beberapa negara seperti
Jerman, Perancis, serta negara-negara lain yang berada di zona eropa menggunakan mata
uang Euro (E), dan sebagainya.
Dalam bisnis internasional, ada empat pokok utama kegunaan dari pasar valuta
asing, yaitu:
1. Pembayaran, suatu perusahaan menerimanya dari hasil ekspor, pendapatan itu
diterima dari investasi asing, atau pendapatan itu diterima dari persetujuan
perijinan dengan perusahaan asing mungkin dengan mata uang asing. Untuk
menggunakan dana-dana tersebut, perusahaan yang bersangkutan harus terlebih
dahulu menukarkan mata uang asing itu dengan mata uang negaranya.
2. Bisnis internasional menggunakan pasar valuta asing saat mereka harus
membayar perusahaan asing untuk produk atau jasanya dengan mata uang Negara
yang bersangkutan
3. Bisnis internasional menggunakan pasar valuta asing saat sebuah perusahaan
memiliki dana cadangan yang akan diinvestasikan dalam pasar uang
4. Spekulasi mata uang adalah kegunaan lain dari pasar valuta asing. spekulasi mata
uang secara khas melibatkan pergeseran dalam jangka pendek suatu dana dari satu
mata uang ke mata uang lain dengan harapan mendapat untung dari pergeseran
nilai tukar tersebut.
Mengasuransikan terhadap resiko valuta asing.
Fungsi kedua dari pasar valuta asing adalah menyediakan asuransi untuk
melindungi dari kemungkinan konsekuensi yang merugikan dari pergeseran nilai tukar
yang tidak dapat diprediksi (Resiko valuta asing). Untuk menjelaskan bagaimana pasar
melaksanakan fungsi ini, kita harus membedakan antara Spot Exchange Rate (Spot nilai
tukar), Forward Exchange rate (nilai tukar kedepan) dan Currency Swap (tukar menukar
mata uang).
Spot Exchange Rate
Pada saat dua belah pihak setuju untuk melakukan pertukaran mata uang,
dan melaksanakan kesepakatan dengan segera, transaksi dikenal sebagai suatu
titik tukar. Nilai tukar yang mengatur seperti perdagangan dengan segera dikenal
sebagai Spot Exchange Rate atau nilai tukar spot. Spot Exchange Rate adalah nilai
dimana dealer pertukaran mata uang asing menukar suatu mata uang kedalam
mata uang lain pada hari tertentu.
Forward Exchange rate
Kenyataannya spot nilai tukar selalu berubah secara terus menerus, karena
ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang relatif untuk mata uang yang
berbeda dapat menjadi suatu masalah bagi bisnis internasional. Untuk
menghindari masalah yang timbul maka digunakanlah Forward Exchange Rate
atau nilai tukar kedepan. Forward Exchange Rate terjadi pada saat dua
perusahaan sepakat dengan pertukaran mata uang dan melaksanakan kesepakatan
itu pada waktu yang spesifik di masa depan.
Currency Swap
Currency Swap atau Tukar-menukar mata uang adalah pembelian secara
serentak dan penjualan diberikan banyak untuk pertukaran mata uang asing untuk
dua tanggal dengan nilai yang berbeda. Tukar menukar terjadi diantara pelaku
bisnis internasional dengan bank, diantara bank dengan bank, dan diantara
pemerintah dengan pemerintah yang dibutuhkan sekali untuk menggeser mata
uang ke mata uang lain dalam jangka waktu yang terbatas tanpa menimbulkan
resiko pertukaran mata uang asing.
Sifat dasar dari pasar Valuta asing.
Sejauh ini kita menguraikan tentang pasar valuta asing hanya sebagai konsep
yang abstrak. Pasar valuta asing berlokasi tidak hanya pada satu tempat saja. Tapi
merupakan suatu jaringan kerja global dari bank, pedagang, dan dealer valuta asing
dihubungkan dengan sistim komunikasi elektronik. Pasar valuta asing berkembang
dengan langkah yang cepat setiap waktu. Dua keistimewaan dari pasar valuta asing
adalah: Pasar Valuta asing tidak pernah tidur dan Pasar Valuta asing menggunakan
teknologi sistim jaringan komputer yang cepat diantara pusat-pusat perdagangan
diseluruh dunia sehingga berhasil dibuat pasar tunggal. Keistimewaan lain dari pasar
valuta asing adalah peran penting yang dimainkan oleh Dollar Amerika. Dimana suatu
transaksi secara teori melibatkan dua mata uang selain Dollar, kebanyakan transaksi
selalu melibatkan Dollar.
SISTEM MONETER INTERNASIONAL
Sistem Moneter Internasional adalah Sistem Keuangan internasional yang
mengacu pada pengaturan kelembagaan dimana seluruh negara setuju untuk mengurus
nilai tukar.
Standar Emas
Menetapkan mata uang ke emas dan menjamin konvertibilitas dikenal sebagai
standar emas. Standar emas merupakan asal dari penggunaan koin emas sebagai alat
pembayaran. Pada saat perdagangan internasional dibatasi volumenya, pembayaran untuk
produk dibeli dari negara lain secara khusus dengan emas atau perak.
Pada tahun 1880, kebanyakan dari Negara-negara utama perdagangan yang
meliputi
Inggris, Jerman, Jepang dan Amerika Serikat menggunakan standar emas.
Berdasarkan standar emas umum, nilai pertukaran antar mata uang dengan mudah dapat
ditentukan. Tiap-tiap negara menetapkan jumlah unit tertentu dari mata uangnya per-ons
emas dan perbandingan jumlah unit per-ons dari Negara ke Negara merupakan kurs
antara dua mata uang manapun berdasarkan standar emas.
Didalam standar emas, pemerintah tidak dapat menciptakan uang tanpa didukung
oleh harga emas, karena untuk menciptakan uang lebih banyak untuk kepentingan politik
tanpa mempedulikan akibat ekonominya. Pemerintah tidak dapat melakukannya tanpa
menetapkan jumlah emas. Dengan demikian membuat emas merupakan aset cadangan
bangsa berdasarkan situasi dewasa ini, dimana Dollar amerika merupakan aset cadangan
yang tidak lagi dapat dipertahankan. Dan akhirnya, pada tahun 1939 standar emas tidak
dipergunakan lagi. Hal ini disebabkan oleh adanya tekanan ekonomi dan lahirnya perang
dunia II.
The Bretton Woods System
Pada tahun 1944, dimana terjadinya puncak perang dunia II, perwakilan dari
beberapa negara di dunia mengadakan pertemuan di Bretton Woods, New Hampshire.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk mendesain system keuangan internasional yang baru.
Dimana telah runtuhnya standar emas dan adanya tekanan berat pada tahun 1930an, dan
mereka memiliki tujuan untuk membangun dan memudahkan sistim ekonomi sehabis
masa perang.
Persetujuan di bretton woods menetapkan dua institusi multinasional. Yaitu :
1. International Monetery Fund (IMF)
2. World Bank
IMF (International Monetary System)
IMF adalah suatu organisasi yang bertugas mengatur dan memelihara sistem keuangan
internasional. IMF dibentuk pada tahun 1944 pada Konferensi Bretton Woods.
Tujuan IMF (Intenational Monetary Fund):
1. Membantu perkembangan tertib keuangan dunia
2. Membantu perkembangan mata uang yang konvertibel
3. Mempersingkat masa dan mengurangi derajat ketidakseimbangan neraca
pembayaran
Disamping itu IMF juga harus menjaga neraca pembayaran Negara-negara
anggotanya agar tidak defisit. Neraca pembayaran sebuah Negara merupakan indikator
yang sangat penting mengenai apa yang bisa terjadi terhadap perekonomian Negara itu,
termasuk apa yang dialami pemerintah.
World Bank (Bank Dunia)
Nama Resmi dari World Bank atau Bank Dunia adalah International Bank for
Reconstruction and Development (IBRD) atau Bank dunia untuk pembangunan dan
pengembangan. Tugas dari Bank Dunia adalah akan mempromosikan pembangunan
ekonomi umum di seluruh dunia pasca perang dunia II.
Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah:
Suatu ikhtisar atau catatan yang tersusun secara sistemmatis tentang transaksi
ekonomi internasional antara suatu Negara dengan Negara lainnya dalam jangka
waktu tertentu (1 tahun). Neraca Pembayaran meliputi transakasi kredit (transaksi
yang menimbilkan atau menanbah hak suatu Negara untuk menerima pembayaran
dari Negara lain (Hak +)) dan transaksi debit (Transakasi yang menimbulkan/
menambah kewajiban suatu negara untuk melakukan pembayaran dari Negara
lain (Kewajiban +))
Kuliah ke
Mata Kuliah
Dosen
Sumber Bacaan
: VIII
: Bisnis internasional
: Toti Srimulyati
: Hill
Tujuan
: Menjelaskan tentang Manajemen Keuangan pada Bisnis
Internasional
Judul
: Manajemen Keuangan dalam Bisnis Internasional
Pokok Bahasan
: 1. Keputusan Investasi
2. Keputusan Finansial
3. Manajemen Keuangan Global: Objek Efisiensi
4. Manajemen Keuangan Global: Objek Pajak
5. Pergerakan Uang Lintas Batas
Uraian
:
Manajemen keuangan adalah fungsi, tugas dan tanggung jawab seorang manajer
keuangan yang harus mengambil keputusan dalam tiga fungsi utamanya yaitu:
Investment decision, aktivitas suatu organisasi dalam mengivestasikan dana
yang dimiliki ke dalam berbagai asset yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.
Financing decision, segala aktivitas yang har
BISNIS INTERNASIONAL
EKM 406 (3 SKS)
SEMESTER VII/ MANAJEMEN
DOSEN PEMBIMBING:
TOTI SRIMULYATI,SE. MT.
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS
2012
Kuliah ke
Mata Kuliah
Dosen
Sumber Bacaan
: II
: Bisnis internasional
: Toti Srimulyati
: Hill
Tujuan
: Menjelaskan pengertian Globalisasi dan hal-hal yang
berhubungan dengan globalisasi
Judul
: Globalisasi
Pokok Bahasan
: 1. Pengertian Globalisasi
2. Perkembangan Globalisasi
3. Perubahan Demografi Ekonomi Globalisasi
4. Ekonomi Globalisasi Abad ke 21
Uraian:
1. Pengertian Globalisasi
Yaitu perubahan perekonomian dunia ke arah yang lebih terintegrasi dan saling
adanya ketergantungan
Globalisasi memiliki 2 komponen, yaitu
Globalisasi pasar, penggabuingan beberapa pasar nasional yang berdiri sendiri ke
dalam satu pasar global yang lebih besar, dan memeudahkan rintangan untuk
memasuki pasar internasional
Globalisasi produksi, memproduksi barang dan jasa yang sumberdayanya berasal
dari beberapa negara dengan tujuan mendapat keun tungan dari perbedaan secara
umum dari faktor biaya dan kualitas dari tenaga kerja, energi,tanah dan modal.
2. Perkembangan Globalisasi
Ada 2 faktor utama yang mempengaaaruhi Perkembangan Globalisasi
1. Penurunan hambatan Perdagangan dan Investasi
Perdagangan internasional terjadi ketika perusahaan mengekspor barang dan jasa
yang dihasilkan di berbagai negara. Secara umum hambatan dari perdagangan
internasional adalah tingginya tarif pajak barang yang bertujuan untuk melindungi
industri domestik.
Investasi asing langsung terjadi ketika perusahaan menginvestasikan sumberdaya
dalam kegiatan bisnis luar negeri
2. Perubahan Teknologi, Perubahan teknologi
membuat membuat globalisasi
menjadi jelas dan nyata, karena memperlihatkan fakta-fakta yang dramatis dari
perkembangan baru dalam komunikasi, proses informasi dan teknologi
transportasi. Begitu juga dengan kemajuan teknologi komputer dan komunikasi
global, serta penggunaan internet.
3.
Perubahan Demografi Ekonomi Globalisasi
Ada 4 trend fakta yang menggambarkan demografi ekonomi global, yaitu:
Dominasi Amerika dalam ekonomi dan perdagangan dunia
Dominasi Amerika dalam investasi asing langsung dunia
Dominasi yang luas dari perusahaan multinasional Amerika dalam bisnis
interansional
Umumnya separo perekonomian dunia dikuasai oleh perdagangan
internacional barat
Perubahan Demografi Ekonomi Global antara lain:
Perubahan output dunia dan bentuk pasar dunia.
Awal 1960 kekuasaaan industri didominasi oleh Amerika dan tahun 2000 Jepang
telah ikut menyumbang peningkatan dalam output dunia, diikuti oleh Cina,
Thailand dll
Perubahan investasi asing langsung
Motivasi bagi perusahaan di negara lain (selain Amerika) untuk melakukan
investasi asing langsung ada;ah untuk mengoptimalkan lokasi pasar dan
membangun keberadaan langsung pada pasar asing yang besar
Perubahan alami dari perusahaan multinasional
Perusahaan mulitinasional adalah semua bisnis yang memiliki aktivitas produksi
pada dua atau lebih negara. Semenjak 1960 an ada 2 tren dalam demografi
perusahaan multinasional, yaitu:
a.
Peningkatan dsari perusahaan multinasional non- Amerika,
sebagian dari perusahaan multinasional Jepang
b.
Pertumbuhan dari perusahaan minimultinasional seperti Exon,
Gweneral Motor dll
4. Ekonomi Globalisasi Abad ke 21
Pada seperempat abad terakhir terjadi perubahan yang sangat cepat pada ekonomi global.
Volume perdagangan internasional dan investasi sberkembang lebih cepat dibandingkan
output secara global, yang mengindikasikan ekonomi nasional menjadi lebih menyatu
dan lebih terpadu serta adanya saling ketergantungan dalam ekoomi global. Kesempatan
untuk melakukan bisnis dalam ekonomi global mungkin memberikan nilai yang tingggi
tetapi perlu diperhatikan risiko yang berdampak buruk
5. Perdebatan Globalisasi
Protes dari anti globalisasi
Globalisasi, pekerjaan dan perdagangan
Globalisasi, kebijakan tenaga kerja dan lingkungan
Globalisasi dan kedaulatan nasional
Globalisasi dan kemiskinan dunia
6.
Pengelolaan Pasar Global
Sebuah bisnis internasional adalah suatu perusahaan yangterlibat dalam perdagangan
internasional atau invesatasi antar negara. Pengelolaan bisnis internasional berbeda
dengan pengelolaan bisnis lokal dalam berbagai hal. Alasan adanya perbedaan tersebut
antara lain:
Perbedaan negara
Jarak dari masalah-masalah yang dihadapi menajer. Manajer pada bisnis
internasional menghadapi masalah yang lebih kompleks dan luas diabandingkan
menajer bisnis lokal
Bisnis internasional bekerja dibawah batasan peraturan pemerintah tentang
perdagangan internasional dan sisitem investasi
Transaksi internasional melibatkan berbagai konversi mata uang ke dalam mata
uang asing yang berbeda.
Kuliah ke
Mata Kuliah
Dosen
Sumber Bacaan
: III
: Bisnis internasional
: Toti Srimulyati
: Hill
Tujuan
: Menjelaskan perkembangan Teori Perdagangan Internasional
mulai dari Teori Klasik sampai ke Teori Modern
Judul
: Perkembangan Teori Perdagangan Internasional
Pokok Bahasan
: 1. Teori Merkantilisme
2. Teori Keunggulan Absolut
3. Teori KEunggulan Komparatif
4. Teori H-O
5. Model Diamond Porter
Uraian
:
Teori Perdagangan Internasional Dari Teori Klasik nya Adam Smith sampai
Teori Modern nya Porter dan Perkembangan Teori Porter
Teori Klasik
Suatu aliran/filsafat ekonomi tumbuh dan berkembang dengan pesat pada abad XVI
sampai XVIII di Eropa Barat yang disebut merkantilisme H. Hady (2001). Ide pokok
merkantilisme ini diantaranya adalah bahwa suatu negara/raja akan makmur dan kuat bila
ekspor lebih besar daripada impor (X > M). Pada waktu itu logam mulia (LM) yaitu emas
dan perak digunakan sebagai alat pembayaran (uang ) sehingga negara/raja yang
memiliki LM yang banyak akan kaya dan makmur. Untuk melaksanakan ide tersebut
merkantilisme menjalankan kebijakan perdagangan (trade policy) yaitu: mendorong
ekspor sebesar-besarnya kecuali LM dan melarang/membatasi impor dengan ketat
kecuali LM. Kebijakan merkantilisme pada saat ini masih dijalankan oleh banyak negara
dalam bentuk “Neo Merkantilisme”, yaitu kebijakan proteksi untuk melindungi dan
mendorong ekonomi industri nasional dengan menggunakan kebijakan tarif atau Tariff
Barrier (TB) dan kebijakan Non Tariff Barrier (NTB). Biasanya Tariff Barrier
dilaksanakan dengan menggunakan countervailing duty, bea anti dumping dan zurchage.
Karena ide merkantilisme mengatakan bahwa negara/raja yang kaya identik dengan
jumlah LM yang dimilikinya, maka berarti jumlah uang yang beredar (Money supply/Ms)
banyak Jika produksi tetap maka akan terjadi inflasi atau kenaikan harga. Kenaikan
harga dalam negeri tentu akan juga akan menaikkan harga barang-barang ekspor (Px)
sehingga kuantitas ekspor (Qx) akan menurun. Harga barang impor (Pm) akan menjadi
lebih rendah sehingga quantitas impor (Qm) menjadi lebih tinggi. Akibatnya ekspor (X)
akan lebih kecil dari impor (M), sehingga jumlah LM akan menurun yang berarti negara
menjadi miskin. Perubahan negara kaya menjadi miskin menurut paham merkantilisme
ini dikritik oleh David Hume sebagai “Merkantisme Otomatis” dari “Price Specific Flow
Mechanism” atau PSFM. Dengan adanya kritik David Hume ini, maka teori Pra-Klasik
atau merkantilisme dianggap tidak relevan, selanjutnya muncul teori klasik atau absolute
advantage dari Adam Smith.
Menurut teori klasik, suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional (gain from trade) karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor
barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak (absolute advantage), serta
mengimpor barang jika negara tersebut memiliki ketidak unggulan mutlak (absolute
disadvantage).
Kelemahan teori absolute advantage yaitu karena perdagangan internasional akan terjadi
dan menguntungkan kedua negara bila masing-masing negara memiliki keunggulan
absolute yang berbeda. Bila hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolute untuk
kedua jenis barang maka tidak akan terjadi perdagangan internasional yang
menguntungkan. Kelemahan teori absolute advantage ini diperbaiki /disempurnakan oleh
David Ricardo dengan teori comparative advantage (keunggulan komparatif), baik
secara cost comparative (labor efficiency) maupun production comparative (labor
productivity)
Menurut cost comparative (labor efficiency), suatu negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang
dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang
dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang/ tidak efisien. Berdasarkan maupun
production comparative (labor productivity), suatu negara akan memperoleh manfaat dari
perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang
dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang
dimana negara tersebut dapat berproduksi relatif kurang/tidak produktif.
Kelemahan teori comparative advantage adalah (1) menurut teori ini perdagangan
internasional dapat terjadi karena adanya perbedaan fungsi faktor produksi (tenaga kerja)
yang menimbulkan terjadinya perbedaan produktivitas ataupun perbedaan efisiensi.
Akibatnya terjadi perbedaan harga barang yang sejenis diantara dua negara. (2) Jika
fungsi faktor produksi (tenaga kerja) sama atau produktivitas dan efisiensi di kedua
negara sama, maka tentu tidak akan terjadi perdagangan internasional karena harga
barang sejenis akan menjadi sama di kedua negara. (3) Pada kenyataannya, walaupun
fungsi faktor produksi (produktivitas dan efisiensi) sama diantara dua negara, ternyata
harga barang yang sejenis dapat berbeda, sehingga dapat terjadi perdagangan
internasional. Dalam hal ini teori klasik tidak dapat menjelaskan mengapa terjadi
perbedaan harga untuk barang /produk sejenis walaupun fungsi faktor produksi sama di
kedua negara. Ini dapat dijelaskan oleh teori Heckscher-Ohlin atau teori H-O, yang
merupakan teori modern (Heckser, E., 1879-1952 dan Ohlin, B., 1899-1979 dalam Hady,
H, 2001 dan Halwani, 2002).
Menurut teori modern H-O, perbedaan oportunity cost suatu produk antara satu negara
dengan negara lain dapat terjadi karena adanya perbedaan jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki (endowments faktor) masing-masing negara. Perbedaan
oportunity cost tersebut dapat menimbulkan terjadinya perdagangan internasional.
Negara-negara yang memiliki faktor produksi yang relatif banyak atau murah dalam
memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barangnya.
Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang tertentu jika negara tersebut
memiliki faktor produksi yang relatif langka atau mahal dalam memproduksinya. Dalam
analisisnya, teori modern H-O menggunakan dua kurva, yaitu kurva isocost (kurva yang
menggambarkan total biaya produksi yang sama) dan kurva isoquant (kurva yang
menggambarkan total kuantitas produk yang sama).
Teori H-O masih mepunyai kelemahan. Menurut H-O, perbedaan harga barang sejenis
dapat terjadi karena adanya perbedaan proporsi atau jumlah faktor produksi yang dimiliki
masing-masing dalam memproduksi barang. Dengan demikian harga barang yang sejenis
akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi. Kenyataannya,
walaupun jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara
relatif sama sehingga harga barang yang sejenispun sama, ternyata perdagangan
internasional tetap dapat terjadi. Untuk menjelaskan ini dan menyempurnakan teori H-O,
maka G. Harberler (dalam Hady, 2001) mengemukakan suatu teori oportunity cost.
Opportunity cost digambarkan sebagai Production Possibility Curve (PPC) yang
menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu negara dengan
sejumlah faktor produksi secara full employment.
Wassily Leontief, seorang pelopor utama dalam analisis Input-Output Matriks, melalui
studi empiris yang dilakukannya tahun 1953 (dalam Hady, 2001 dan Halwani, 2002)
menemukan fakta mengenai struktur perdagangan luar negeri (ekspor- impor) Amerika
Serikat tahun 1947 yang bertentangan denga teori H-O sehingga disebut “Paradox
Leontief”. Secara umum AS diasumsikankan sebagai negara yang relatif memiliki
kapital/modal lebih banyak dan tenaga kerja/labor lebih sedikit dibandingka negaranegara lain. Berdasarkan teori H-O, maka ekspor AS akan terdiri atas barang-barang yang
padat modal (capital intensive), sebaliknya impornya akan terdiri atas barang-barang
yang padat karya (labor intensive). Hasil studi empiris yang dilakukan W. Leontief,
ternyata ekspor AS justru terdiri atas barang-barang yang padat karya dan impornya
terdiri atas barang-barang yang padat modal.
Dalam batasan tertentu penemuan Leontief sesuai bahkan mendukung teori H-O, karena
ekspor AS yang padat karya sangat logis. AS lebih banyak tenaga kerja terdidik (skilled
labor) dibandingkan negara lain, sehingga ekspornya lebih banyak terdiri atas barang
yang padat tenaga kerja terdidik.
Current theory of international trade adalah yang dikemukakan oleh M. Porter dengan
Model Competitive of Diamond, D’ Aveni dengan Hyper Competitive Theory dan
Competitive Liberalization. Porter (1990 dalam Halwani, 2004) mengemukakan tentang
tidak adanya korelasi langsung antara dua faktor produksi (sumberdaya alam yang
melimpah dan sumberdaya manusia yang murah) yang dimiliki suatu negara yang
dimanfaatkan menjadi keunggulan daya saing dalam perdagangan internasional. Porter
menyatakan bahwa dalam era persaingan global saat ini, suatu bangsa atau negara yang
memiliki competitive advantage of nation dapat bersaing di pasar internasional bila
memilki empat faktor penentu, yaitu faktor kondisi, kondisi permintaan, faktor strategi,
struktur dan persaingan perusahaan serta faktor industri pendukung dan terkait (Porter,
1990 dalam Hady, 2001 dan Halwani, 2002).
Proses liberalisasi perdagangan dunia, baik secara regional maupun internasional yang
berlangsung hingga saat ini, telah menyebabkan persaingan global yang semakin ketat,
bahkan menuju kepada hyper competitive. Kondisi ini memaksa setiap negara/perusahaan
untuk memikirkan/menemukan suatu strategi yang tepat. Strategi yang tepat ini berupa
perencanaan dan kegiatan operasional terpadu yang mengaitkan lingkungan eksternal dan
internal sehingga dapat mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang dengan
keberhasilan dalam mempertahankan/meningkatkan sustainable real income secara
efektif dan efisien. Strategi ini dikenal sebagai “Sustainable Competitive Advantage of
Nation “ (SCA) yaitu “keunggulan daya saing berkelanjutan (terus menerus)”. Menurut
Richard D’ Aveni (1994), pada situasi hyper competitive, tidak ada lagi perusahaan/
negara yang dapat memiliki keunggulan daya saing berkelanjutan atau SCA
H. Hady (1996) memberikan beberapa catatan tentang pendapat D’ Aveni, yaitu: (1) Pada
situasi hyper competitive, keunggulan daya saing suatu perusahaan/negara tetap
didasarkan pada keunggulan kompetitif dinamis, walaupun dengan periode yang relatif
pendek. (2) SCA diartikan sebagai keunggulan yang diperoleh karena invention dan
innovation secara terus menerus sehingga tetap unggul dari pesaing. (3) Invention dan
innovation diperoleh dari hasil research and development baik yang bersifat scientific
maupun applied. (4) SCA ini relatif lebih tepat dan paling menguntungkan untuk
dilakukan dalam sektor agro industri karena sumber (resource base) nya dapat
diperbaharui (renewable).
Current Theory lain sehubungan dengan perdagangan internasional adalah competitive
liberalization ( persaingan liberalisasi). Keinginan masing-masing negara untuk dapat
bekerja secara produktif, efisien dan efektif agar dapat bersaing di pasar global pada
dekade terakhir ini, telah mendorong terjadinya competitive liberalization, terutama di
kawasan Asia Pasifik, khususnya dibidang perdagangan dan investasi. Competitive
liberalization ini dilakukan karena masing-masing negara berusaha untuk membuat
situasi dan kondisi ekonominya menjadi menarik (favourable) bagi investor asing (H.
Hady, 1996).
Model Teori Keunggulan Bersaing
Untuk melihat daya saing nasional ada beberapa teori yang dikemukakan dan sudah
dikembangkan diantaranya adalah:
Konsep Teori “Diamond of Competitive “ dikemukakan oleh Porter.
Porter menciptakan suatu teori tentang keunggulan kompetitif dari penelitiannya pada 10
negara dagang yang sudah sukses dalam mencapai keunggulan bersaing. Industri yang
diteliti meliputi seluruh jenis industri yaitu industri barang dan jasa. Analisis penelitian
dilakukan untuk tiap-tiap negara dan dibandingkan dengan negara lain (seringkali
dibandingkan dengan Jepang). Penelitian dilakukan dengan menggunakan data statistik
dan publikasi dan interview di lapangan serta sejarah keberhasilan industri di suatu
negara. Dalam penelitiannya ini sebagai kerangka teori digunakan berbagai teori yang
berhubungan dengan inovasi teknologi, ekonomi industri, ekonomi pembangunan,
ekonomi geografi, perdagangan internasional, ilmu politik dan sosiologi industri.
Menurutnya, sebuah perusahaan tidak akan sukses kecuali mereka mendasarkan
strateginya pada perbaikan dan peningkatan keinginan untuk bersaing dan menciptakan
lingkungan nasional persaingan. Untuk melihat keunggulan kompetitif suatu negara harus
ditinjau per industri atau per sektor.
Bagaimana suatu negara atau regional bisa menciptakan situasi yang bisa mendorong
perusahaan-perusahaan
yang
berlokasi
di
negara/regional
tersebut
agar
bisa
mengembangkan keunggulan bersaingnya., akan ditentukan oleh empat faktor pokok,
yang dikenal dengan diamond of Porter, faktor-faktor tersebut adalah: faktor kondisi
(factor conditions), kondisi permintaan (demand condition), industri-industri pendukung
dan industri terkait, serta strategi, struktur dan persaingan antar wilayah. Disamping
keempat faktor pokok ini, masih ada dua faktor penunjang yang juga mempengaruhi
keunggulan daya saing suatu wilayah, yaitu peluang (chance) dan peran pemerintah (role
of government). Model Diamond of zCompetitive Porter dapat dilihat pada gambar
berikut.
Pelu
ang
Strategi, struktur
Strategi,
struktur
dan
persaingan
dan
persaingan
perusahaan
perusahaan
Kondisi faktor
Kondisi faktor
Kondisi permintaan
Kondisi permintaan
Industri terkait
Industri terkait
dan industri
dan industri
pendukung
pendukung
Pemeri
ntah
Gambar : “Competitive of Diamond” Porter
Sumber: Porter (1990)
Kuliah ke
Mata Kuliah
Dosen
Sumber Bacaan
Tujuan
: IV
: Bisnis internasional
: Toti Srimulyati
: Hill
: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berbeda pada masingmasing negara, baik faktor politik, sosial, ekonomi dan budaya
yang akan mempengaruhi bisnis yang akan kita lakukan pada suatu
negara
Judul
: Country Faktor
Pokok Bahasan
: 1. National Difference in Political Economic
2. Difference in Culture
Uraian
:
1. PERBEDAAN NASIONAL DI DALAM EKONOMI NEGARA
Perubahan Sistem Ekonomi Negara Dengan Cara Kerjasama Antar Negara Dan
Membuka Diri Terhadap Pasar Dunia.
PENDAHULUAN
Internasional Bisnis jauh lebih rumit dibanding dengan bisnis domestik, sebab
negara-negara yang terlibatpun banyak dan mempunyai sistem yang berbeda-beda.
Negara-Negara tersebut mempunyai tingkat perkonomian yang berbeda, dan sistem yang
sah atau undang-undang yang berbeda begitupun dengan budaya. Dengan adanya
hubungan bisnis antar negara, budaya practies dapat bertukar-tukar secara dramatis dari
satu negara ke negara lain seperti pendidikan dan ketrampilan serta tingkat populasi,
begitupun dengan sistem pembangunan ekonomi.
SISTEM POLITIK
Sistem yang sah atau undang-undang perekonomian suatu negara dibentuk oleh
sistem politiknya. Untuk itu, penting bagi kita untuk memahami sifat sistem politik
sebelum mendiskusikan sistem yang sah atau undang-undang dan ekonomi. Dengan
mempelajari sistem politik berarti kita telah mempelajari sistem pemerintah di suatu
bangsa. Sistem politik dapat ditaksir menurut dua dimensi terkait. Yang pertama adalah
tingkat yang menekankan kolektivisme sebagai lawan dari individualisme. Dimensi yang
kedua adalah tingkat derajat mereka yaitu totaliter atau demokratis. Semua dimensi ini
saling berhubungan. Sistem yang menekankan kolektivisme cenderung untuk menjadi
totaliter, sedangkan sistem yang menempatkan suatu nilai tinggi pada individualisme
cenderung untuk menjadi demokratis. Namun tidak menutup kemungkinan untuk adanya
sistem dimensi yang tidak jelas. Biasanya pada sistem yang tidak jelas ini, masyarakat
menempatkan suatau sistem campuran antara kolektivisme dan individualisme.
SISTEM EKONOMI
Dari hal yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil benang merah
antara sistem ekonomi dan ideologi politis. Pada negara-negara yang menempatkan dan
memberikan keunggulan terhadap pencapaian individu di atas pencapaian kolektif,
memungkinkan kita untuk menemukan sistem ekonomi pasar bebas. Negara memberikan
kebebasan sepenuh nya kepada pihak swasta untuk mengelola usahanya sesuai dengan
yang mereka kehendaki namun tetap berpatokan pada peraturan yang berlaku di negara
tersebut. Keadaan kontras terjadi pada negara-negara yang memberikan keunggulan
terhadap pencapaian kolektif, status tersebut mengharuskan pemerintah mengambil
kendali atas perusahaan-perusahaan swasta yang berada didalam pasar negara tersebut
seperti hal nya yang terjadi di India sebelun tahun 90an. Hal ini dikarenakan tujuan
pemerintah yang menghendaki tercapainya kebutuhan dan keinginan secara menyeluruh
sehinga tidak terjadinya ketimpangan ekonomi di negara tersebut.
Kita dapat mengidentifikasi empat jenis sistem ekonomi: sistem ekonomi pasar,
sistem ekonomi perintah, sistem ekonomi campuran dan suatu sistem ekonomi terpimpin.
SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-undang yang berlaku disuatu negara mengacu pada peraturan atau
hukum, yang mengatur seluruh kegiatan serta perilaku bersama. Selain itu undangundang di suatu negara juga dapat menjadi tolak ukur untuk dapat terjun ke bisnis
internasional. Suatu hukum negara mengatur praktek bisnis, menggambarkan, serta
mengawaki, di mana diharapkan transaksi bisnis dapat dieksekusi, serta menentukan hak
dan kewajiban yang ada dalam transaksi tersebut. Negara yang baik mempunyai undangundang yang baik pula. Seperti yang akan kita lihat, perbedaan sistem atau undang-
undang dapat mempengaruhi daya pikat suatu negara sebagai suatu lokasi investasi atau
pasar.
Seperti hal nya dengan sistem perekonomian suatu negara, undang-undang atau
peraturan mendapatkan pengaruh yang cukup signifikan dari sistem politik. Bahkan
pemerintah pada suatu negara berani mendevinisikan bahwa undang-undang merupakan
bingkai dari sebuah negara yang akan menemtukan arah perjalanan bangsa itu sendiri.
Seperti contoh sebuah negara kapilatisme yang mempunyai sistem sosialis
cenderung mempunyai undang-undang yang mengikat dan menjadikan pemerintah
sebagai salah satu leader dalam seluruh kegiatan.
POLITIK EKONOMI DAN PROSES EKONOMI
Seperti yang sudah serinng diperdebatkan bahwa perkembangan ekonomi suatu
negara merupakan fungsi dari sistem politk dan ekonominya. Apakah hubungan
sebenarnya dari politik ekonomi dengan proses ekonomi? Hal ini telah lama
diperdebatkan dan belum menemukan hasil yang pasti.
Pembaharuan dan kewirausahaan merupakan motor pertumbuhan
Pembaharuan tidak hanya mencakup produk baru tetapi juga proses pembuatan,
organisasi, managemen dan strategi yang baru. Begitu juga dengan kewiraushaan.
Kesimpulannya, apabila perkembangan ekonomi suatu negara untuk menyokong dalam
jangka waktu panjang, lingkungan bisnisnya harus memproduksi produk secara kondusif
dan menjalankan proses pembaharuan dan aktivitas kewirausahaan.
Pembaharuan dan kewirausahaan menghasilkan pasar ekonomi
Dengan mempertimbangkan kedua point tersebut akan menghasilkan keuntngan
dlam pasar ekonomi. Dalam pasar ekonomi, siapapun yang memiliki ide-ide baru dapat
dengan bebas mengembangkan bisnisnya. Begitu juga dengan bisnisnya itu sendiri dapat
dengan mudah dikembangkan secara bebas dengan adanya ide-ide yang baru. Kedua hal
tersebut merupakan cikal bakal dari kesuksesan seseorang. Kekurangan dalam sistem
ekonomi bebas yang banyak dianut oleh negara-negara komunis adalah kebebasan
ekonomi dan pembaharuan. Hal tersebut terjadi karena adanya monopoli di berbagai
bidang.
2. Perbedaan Budaya
Pengalaman salah seorang mahasiswa asal Indonesia yang mengambil gelar masternya
di Jepang
PENDAHULUAN
Kebudayaan telah didefinisikan dengan berbagai cara. Salah satu definisi klasik
menyatakan bahwa kebudayaan adalah seperangkat pola perilaku yang diperoleh secara
sosial dan disalurkan secara simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain kepada anggota
masyarakat tertentu. Definisi lain menyatakan bahwa kebudayaan adalah kumpulan
interaktif dari karakteristik umum yang mempengaruhi respon kelompok terhadap
lingkungan nya. Kebudayaan dapat dibedakan oleh pengaturan perilaku mereka: sikap,
nilai dan gaya hidup orang-orang dalam kebudayaan dan oleh tingkat toleransi mereka
terhadap kebudayaan lain.
Kebudayaan juga “adaptif”, yang berarti bahwa ia berubah ketika masyarakat
menghadapi masalah baru dan kesempatan baru. Jika organisme berkembang, maka
demikian pula halnya dengan kebudayaan. Mereka mengambil ciri-ciri baru dan
membuang yang lama untuk membentuk dasar kebudayaan baru.
Seorang ahli antropologi Edward Tylor menggambarkan bahwa kultur sangat
komplek dan merupakan satu kesatuan yang utuh meliputi ilmu pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, dan kebiasaan serta kemampuan yang diperoleh oleh
anggota sosial.
KOMPONEN-KOMPONEN KEBUDAYAAN
Semua masyarakat mempunyai perangkat norma yang berbeda. Dimana norma
adalah lebih spesifik daripada nilai. Mereka mendikte perilaku berdasarkan dapat (layak)
atau tidak dapat (tak layak) diterimanya sebuah tindakan. Ada dua jenis norma yang
umum: norma tang dijalankan (enacted norm), dan norma kresive (cresive norm). Norma
yang dijalankan, biasanya diungkapkan secara eksplisit dan kadang-kadang dalam bentuk
undang-undang. Sedangkan norma kresive tertanam dalam kebudayaan dan hanya
dipelajari melalui interaksi yang luas dengan orang-orang yang menganut kebudayaan
tersebut.Ada tiga jenis norma kresive: (1) kebiasaan: (2) adat istiadat: (3) konvensi.
Perubahan Budaya
Budaya yang ada di suatu daerah tidak selalu tetap atau mengalami pembekuan karena
budaya selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Sebagai contoh pada tahun 1960an
nilai-nilai budaya Amerika yang terpusat ke arah peranan wanita, cinta, jenis kelamin, dan
perkawinan mengalami perubahan penting. Banyaknya huru-hara sosial yang terjadi pada waktu
itu mencerminkan perubahan ini.
Dengan cara yang sama, sistem nilai dari banyak bekas Negara komunis, seperti
Rusia, juga mengalami perubahan penting. Negara-negara itu bergeser dari nilai-nilai
yang menekankan kolektivisme dan ke arah yang menekankan individualisme.
Sedangkan huru-hara sosial adalah suatu dampak yang tak bisa diacuhkan dari pergeseran
seperti itu, pergeseran akan namun mungkin terjadi.
Implikasi terhadap bisnis
Bisnis internasional terjadi karena negara-negara dan
masyarakat berbeda
menimbulkan kebutuhan yang berbeda pula dan mempunyai hubungan saling melengkapi
satu sama lain. Persinggungan yang terjadi ketika melakukan bisnis menyebabkab adanya
pergeseran budaya sebagai dampak dari hubungan yang kontiniu. Kultur mereka
bertukar-tukar karena perbedaan dalam dalam struktur sosial, agama, bahasa, pendidikan,
filosofi ekonomi, dan filosofi politis. Tiga implikasi penting untuk bisnis internasional
yang menyebabkan terjadinya perbedaan ini adalah: pentingnya perkembangan budaya,
koneksi antara kultur dan etika di dalam pengambilan keputusan, serta koneksi budaya
dengan kegiatan nasional.
HUBUNGAN ANTARA KEBUDAYAAN DAN SISTEM EKONOMI
Sama halnya dengan sistem politik, kebudayaan juga mempengaruhi sistem
ekonomi. Banyak contoh yang dapat kita temukan, seperti: kebudayaan islam yang sangat
menentang adanya sistim bunga. Dari segi produk dan jasa yang ditawarkan pun akan
mengalami pengaruh dari kebudayaan disuatu negara. Jadi dapat dikatakan pengaruh
budaya sangat kompleks terhadap sistem ekonomi suatu negara.
Orientasi nilai kebudayaan
Para peneliti berusaha untuk mengidentifikasi dimensi dimana nilai dari berbagai
kebudayaan berbeda. Dalam suatu ringkasan atas riset ini para ilmuan mengidentifikasi
enam dimensi dasar dari nilai kebudayaan.
1. Individual/Kolektif: sejauh mana nilai kebudayaan individu lebih besar daripada
kelompok atau sebaliknya.
2. Maskulinitas/Femininitas: sejauh mana karakteristik suatu jenis kelamin dinilai
lebih dari jenis kelamin lainnya.
3. Orientasi Waktu: apakah para anggota masyarakat berorientasi pada masa lalu,
kini, atau yang akan datang.
4. Penghindaran Ketidak Pastian: sejauh mana anggota masyarakat mau
mentolerir ambiguitas dan perilaku yang tidak biasa.
5. Orientasi Kegiatan: sejauh mana masyarakat menilai tindakan atas refleksi.
6. Hubungan Dengan Alam: sejauh mana masyarakat hidup selaras dengan alam
atau mencoba mendominasi alam.
Kuliah ke
Mata Kuliah
Dosen
Sumber Bacaan
Tujuan
:V
: Bisnis internasional
: Toti Srimulyati
: Hill
: Untuk mengetahui faktor-faktor politik ekonomi yang
mempengaruhi perdagangan internasional, yang berhubungan
dengan kebijakan perdagangan internasional
Judul
: Political Economy of International Trade
Pokok Bahasan
: 1. Regional Economy Integration
2. Global Economy Integration
Uraian
:
POLITIK EKONOMI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
( INTEGRASI EKONOMI REGIONAL DAN GLOBAL )
I.
Kebijakan perdagangan
Kebijakan perdagangan memiliki 7 alat utama sebagai berikut :
a. Tarif
Defenisi tarif
Menurut Donald adalah pajak atas barang impor dengan tujuan menaikkan
harganya untuk mengurangi persaingan bagi produsen lokal atau merangsang
produksi lokal.
Adalah pajak yang dikenakan terhadap barang-barang impor
Menurut Charles W.L Hill, 2007 adalah pajak pada impor
Tarif terbagi dua menurut Charles W.L Hill, 2007 yaitu:
1. Spesifik tarif
Adalah retribusi yang dikenakan pada tiap-tiap unit barang yang masuk
Contoh : 1 unit komputer dikenakan pajak per rupiah
2. Ad valorem tarif
Adalah tarif retribusi yang diberikan sebanding dengan nilai (kualitas) barang
yang masuk
Contoh :
Nilai retribusi emas beda dengan nilai retribusi kayu artinya pajak 1kg
kayu.
b. Subsidi
Menurut Charles W.L Hill, 2007 supsidi adalah bantuan dana yang di berikan
kepada pengusaha lokal
Menurut Donald subsidi adalah sumbangan keuangan yang diberikan secara
langsung oleh pemerintah tanpa imbalan keuntungan termasuk hibah,
perlakuan pajak dan asumsi pemerintah mengenai pengeluaran bisnis yang
normal.
Bentuk-bentuk subsidi yaitu:
Uang tunai
Pinjaman lunak
Pembebasan pajak
Upaya hukum pemerintah terhadap badan usaha yang memiliki badan hukum.
Dengan adanya pengurangan biaya produksi, subsidi membantu pengusaha lokal
yaitu subsidi membantu pengusaha lokal dalam menghadapi impor dari luar dan
membantu meraih dan memasuki pasar ekspor.
c. Quota impor dan pengendalian ekspor sukarela
1. Quota Impor
adalah penbatasan langsung atas jumlah beberapa barang yang masuk ke
suatu negara. Pembatasan tersebut biasanya dilakukan dengan membuat izin
impor atas suatu kelompok atau perusahaan.
Contoh : Amerika memiliki Quota atas barang-barang impor dari Cina
“Pakaian” artinya cina dibatasi pasaran pakaiannya di Amerika.
2. Pengendalian Ekspor Sukarela
Quota pembatasan atas penetapan perdagangan yang dilakukan
oleh
eksporting country, biasanya atas permintaan pemerintah importing country.
Negara pengekspor yang suka rela mengurangi ekspornya ke negara lain.
Contoh : yang paling terkenal pembatasan atas ekspor mobil (auto export ) ke
Amerika yang dibuat oleh produsen mobil dari jepang tahun 1981.
d. Permintaan Produk Lokal
Adalah permintaan akan salah satu jenis barang yang di produksi di dalam negeri.
Permintaan terdiri dari:
1. Permintaan tersebut dapat berupa fisik
contoh : 75% dari komponen barang tersebut harus diproduksi oleh lokal
2. Permintaan berupa nilai
contoh : 75% dari nilai barang tersebut harus diproduksi dalam lokal
e. Kebijakan Administrative
Kebijakan perdagangan administrative
Adalah aturan-aturan birokrasi yang dirancang untuk mempersulit produk impor
memasuki suatu negara.
f. Kebijakan anti dumping
Dalam konteks perdagangan internasional dumping adalah didefenisikan
secara beragam dengan menjual barang dipasar asing dengan harga dibawah biaya
produksinya atau menjual barang dipasar asing dengan harga dibawah nilai atau
harga pasar yang wajar.
Kebijakan anti dumping dibuat untuk memberikan sangsi pada perusahaan
luar negeri yang terlibat dalam dumping. Pada akhirnya tujuannya adalah untuk
melindungi produsen lokal dari persaingan yang tidak adil.
Kuliah ke
Mata Kuliah
Dosen
Sumber Bacaan
Tujuan
: VI
: Bisnis internasional
: Toti Srimulyati
: Hill
: Untuk mengetahui beberapa hal yang berhubungan dengan
investasi asing langsung yang dapat digunakan dalam perdagangan
internasional
Judul
: Foreign Direct Investment
Pokok Bahasan
: 1. Pengertian FDi
2. Bentuk-bentuk FDI
3. Dampak FDI
4. Keuntungan FDI
Foreign Direct Investment
PENDAHULUAN
Sebagai modal untuk membiayai pembangunan nasional di Indonesia, sesuai
dengan amanat GBHN, dana pembiayaan pembangunan terutama digali dari sumber
kemampuan sendiri. Namun karena diperlukannya dana dalam jumlah yang sangat besar,
baik untuk pembangunan maupun untuk kegiatan rutin dan kehidupan masyarakat pada
umumnya, maka dan yang bersumber dari dalam negeri selalu jauh daripada memadai.
Untuk mengatasi kekurangan dana yang diperlukan dalam proses pembangunan di
Indonesia maka dilakukan pemasukan modal dari luar negeri yaitu penanaman modal
langsung (PMA) atau Foreign Direct Investment (FDI)
Dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan PMA langsung dari luar negeri,
maka pertama-tama perlu diketahui bagaimana perkembangan kedudukan dan pangsa
PMA yang mengalir ke Indonesia diantara sesama Negara-negara berkembang, yang juga
berupaya menarik investasi asing dalam pembangunan ekonomi negaranya. Dengan
demikian, akan dapat diketahui posisi, daya tarik dan daya saing Negara kita dalam
menarik penanaman modal ( asing ) di antara negara-negara berkembang tersebut.
Sebenarnya perkembangan penanaman modal asing di Indonesia telah dimulai
sejak Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Rancangan Undang-undang
penanaman modal asing pertama kali diajukan pada tahun 1952 pada masa kabinet
Alisastroamidjojo, tetapi belum sempat diajukan ke parlemen karena jatuhnya kabinet ini.
Kemudian pada tahun 1953 rancangan tersebut diajukan kembali tetapi ditolak oleh
pemerintah.
Secara resmi undang-undang yang mengatur mengenai penanaman modal asing
untuk pertama kalinya adalah UU Nomor 78 Tahun 1958, akan tetapi karena pelaksanaan
Undang-undang ini banyak mengalami hambatan, UU Nomor 78 Tahun 1958 tersebut
pada tahun 1960 diperbaharui dengan UU Nomor 15 Tahun 1960 .
Pengertian Penanaman Modal Asing
FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah
satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah
perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah
perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa
disebut 'home country') bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan
investasi (biasa disebut 'host country') baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dengan si
penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan
modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli sahamnya sekurangnya
10%.
Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya pembelian
atau konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau bangunan; atau konstruksi
peralatan atau bangunan yang baru yang dilakukan oleh perusahaan asing. Penanaman
kembali modal (reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman
jangka pendek dan panjang antara perusahaan induk dan perusahaan anak atau afiliasinya
juga dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini mulai muncul corak-corak baru
dalam FDI seperti pemberian lisensi atas penggunaan teknologi tinggi.
Sebuah perusahaan yang akan melakukan penanaman modal asing secara
langsung, akan melibatkan langkah-langkah berikut :
1. Horizontal foreign direct investment
Langkah ini merupakan perluasan produksi ke wilayah yang lebih luas. Apa yang
telah di produksi di dalam negeri juga hendak diproduksi di luar negeri.
2. Vertical foreign direct investment
Langkah ini merupakan betuk dari sebagian penanaman modal asing langsung di
negara-negara berkembang dan sejumlah negara-negara maju yang kaya dengan
bahan tambang.
Integrasi vertical yang melibatkan perusahaan-perusahaan multinasional tersebut
juga dapat meningkat lebih jauh menjadi peguasaan atas jaringan penjualan atau disribusi
negara lain seperti yang selama ini telah banyak dilakukan oleh perusahaan pembuat
mobil terkemuka di berbagai penjuru dunia
Bentuk-bentuk FDI: Akuisisi & Green-field Investment
Keuntungan FDI Bagi Negara Tuan Rumah ‘Host Country’
Pertama, lewat pembangunan pabrik-pabrik baru yang berarti penambahan output
atau produk domestik, total ekspor dan kesempatan kerja. Ini adalah suatu dampak
langsung. Pertumbuhan ekspor berarti penambahan cadangan devisa yang selanjutnya
menjadi peningkatan kemampuan dari negara penerima untuk membayar utang luar
negeri dan impor. Kedua, masih dari sisi suplai, namun sifatnya tidak langsung, adalah
sebagai berikut: adanya pabrik-pabrik baru berarti ada penambahan permintaan di dalam
negeri terhadap barang-barang modal, barang-barang setengah jadi, bahan baku dan
input-input lainnya. Jika permintaan antara ini sepenuhnya dipenuhi oleh sektor-sektor
lain di dalam negeri (tidak ada yang diimpor), maka dengan sendirinya efek positif dari
keberadaan atau kegiatan produksi di pabrik-pabrik baru tersebut sepenuhnya dinikmati
oleh sektor-sektor domestik lainnya; jadi output di sector-sektor tersebut mengalami
pertumbuhan.
Berikut ini adalah keuntungan lain bagi Host Country :
a. Untuk menyediakan lapangan kerja;
b. Melaksanakan substitusi import untuk meningkatkan devisa;
c. Mendorong ekspor untuk mendapatkan devisa;
d. Membangun daerah-daerah tertinggal dan sarana prasarana;
e. Untuk industrialisasi atau alih teknologi.
SUMBER : arbitrase sebagai penyelesaian sengketa dalam penanaman modal asing (www.google.com)
4. Dampak FDI Bagi ‘Host Country’ dan ‘Home Country’
Dewasa ini hampir di semua negara, khususnya negara berkembang
membutuhkan modal asing. Modal asing itu merupakan suatu hal yang semakin penting
bagi pembangunan suatu negara. Sehingga kehadiran investor asing nampaknya tidak
mungkin dihindari. Yang menjadi permasalahan bahwa kehadiran investor asing ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi internal suatu negara, sepertI stabilitas ekonomi, politik
negara, penegakan hukum. Tetapi dari kegiatan penanaman modal asing ini terdapat
dampak yang kurang baik bagi negara tuan rumah (Host Country), yang tentu saja
merugikan negara tuan rumah tersebut, misalnya saja :
(1) Perspektif Lingkungan (environmental perspective). PMN
kurang
memperhatikan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan, serta strategi mereka
yang merelokasi pabriknya ke negara tuan rumah yang lebih longgar
pengawasan lingkungannya. PMN menghasilkan pencemaran polusi dan
limbah dari kegiatannya..
(2) Konsumerisme Global (global consumerism): berusaha mengidentifikasi
dampak sosial dan budaya yang muncul atas ekspansi global PMN, yang
menjadi suatu kebudayaan baru yang didasarkan pada barang dan jasa yang
ditawarkan oleh PMN, yang cenderung membentuk gaya hidup baru yang
berbeda dengan nilai tradisional di negara lokal, melalui peranan media
transnasional dan perusahaan periklanan sebagai pencipta image yang
mendorong pembentukan selera pasar. Budaya konsumsi yang dibawa
Perusahaan multinasional sering kali merugikan budaya konsumsi local dan
mematikan unit-unit usaha budaya tradisional
Kuliah ke
Mata Kuliah
Dosen
Sumber Bacaan
Tujuan
: VII
: Bisnis internasional
: Toti Srimulyati
: Hill
: Untuk mengetahui beberapa hal yang berhubungan dengan
investasi asing langsung yang dapat digunakan dalam perdagangan
internasional
Judul
: The Global Monetary System
Pokok Bahasan
: 1. Foreign Exchange Market
2. International Monetary System
3. Global Capital Market
PASAR VALUTA ASING
Pasar valuta asing adalah sebuah pasar yang gunanya untuk merubah atau
menukar mata uang suatu negara terhadap negara lain. Nilai tukar mata uang akan dinilai
jika mata uang suatu negera tersebut diubah menjadi mata uang negara lain. Tanpa
adanya pasar valuta asing, pasar internasional dan investasi internasional dalam skala
yang kita lihat saat ini akan mustahil terlaksana. Perusahaan-perusahaan membutuhkan
suatu wadah untuk transaksi, pasar valuta asing adalah wadah pelancar yang
memungkinkan perusahaan-perusahaan dari beberapa negara yang menggunakan mata
uang berbeda untuk berdagang antara satu sama lain.
Ada Dua fungsi utama dalam pasar valuta asing yaitu :
1. Untuk mengubah mata uang satu negara ke dalam mata uang Negara lain
2. Untuk menyediakan beberapa asuransi terhadap resiko valuta asing, artinya
melindungi dari kerugian atas perubahan mata uang yang tak dapat
diprediksi
Pertukaran Mata Uang
Setiap Negara memiliki mata uang tersendiri, dimana nilai mata uang setiap
negara berbeda-beda. hal inilah yang menyebabkan terjadinya pasar pertukaran mata
uang. Di Amerika Serikat mata uang yang dipakai adalah Dollar ($), di inggris Pound (₤),
Indonesia Rupiah (Rp), Jepang memakai mata Uang Yen (¥), dan beberapa negara seperti
Jerman, Perancis, serta negara-negara lain yang berada di zona eropa menggunakan mata
uang Euro (E), dan sebagainya.
Dalam bisnis internasional, ada empat pokok utama kegunaan dari pasar valuta
asing, yaitu:
1. Pembayaran, suatu perusahaan menerimanya dari hasil ekspor, pendapatan itu
diterima dari investasi asing, atau pendapatan itu diterima dari persetujuan
perijinan dengan perusahaan asing mungkin dengan mata uang asing. Untuk
menggunakan dana-dana tersebut, perusahaan yang bersangkutan harus terlebih
dahulu menukarkan mata uang asing itu dengan mata uang negaranya.
2. Bisnis internasional menggunakan pasar valuta asing saat mereka harus
membayar perusahaan asing untuk produk atau jasanya dengan mata uang Negara
yang bersangkutan
3. Bisnis internasional menggunakan pasar valuta asing saat sebuah perusahaan
memiliki dana cadangan yang akan diinvestasikan dalam pasar uang
4. Spekulasi mata uang adalah kegunaan lain dari pasar valuta asing. spekulasi mata
uang secara khas melibatkan pergeseran dalam jangka pendek suatu dana dari satu
mata uang ke mata uang lain dengan harapan mendapat untung dari pergeseran
nilai tukar tersebut.
Mengasuransikan terhadap resiko valuta asing.
Fungsi kedua dari pasar valuta asing adalah menyediakan asuransi untuk
melindungi dari kemungkinan konsekuensi yang merugikan dari pergeseran nilai tukar
yang tidak dapat diprediksi (Resiko valuta asing). Untuk menjelaskan bagaimana pasar
melaksanakan fungsi ini, kita harus membedakan antara Spot Exchange Rate (Spot nilai
tukar), Forward Exchange rate (nilai tukar kedepan) dan Currency Swap (tukar menukar
mata uang).
Spot Exchange Rate
Pada saat dua belah pihak setuju untuk melakukan pertukaran mata uang,
dan melaksanakan kesepakatan dengan segera, transaksi dikenal sebagai suatu
titik tukar. Nilai tukar yang mengatur seperti perdagangan dengan segera dikenal
sebagai Spot Exchange Rate atau nilai tukar spot. Spot Exchange Rate adalah nilai
dimana dealer pertukaran mata uang asing menukar suatu mata uang kedalam
mata uang lain pada hari tertentu.
Forward Exchange rate
Kenyataannya spot nilai tukar selalu berubah secara terus menerus, karena
ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang relatif untuk mata uang yang
berbeda dapat menjadi suatu masalah bagi bisnis internasional. Untuk
menghindari masalah yang timbul maka digunakanlah Forward Exchange Rate
atau nilai tukar kedepan. Forward Exchange Rate terjadi pada saat dua
perusahaan sepakat dengan pertukaran mata uang dan melaksanakan kesepakatan
itu pada waktu yang spesifik di masa depan.
Currency Swap
Currency Swap atau Tukar-menukar mata uang adalah pembelian secara
serentak dan penjualan diberikan banyak untuk pertukaran mata uang asing untuk
dua tanggal dengan nilai yang berbeda. Tukar menukar terjadi diantara pelaku
bisnis internasional dengan bank, diantara bank dengan bank, dan diantara
pemerintah dengan pemerintah yang dibutuhkan sekali untuk menggeser mata
uang ke mata uang lain dalam jangka waktu yang terbatas tanpa menimbulkan
resiko pertukaran mata uang asing.
Sifat dasar dari pasar Valuta asing.
Sejauh ini kita menguraikan tentang pasar valuta asing hanya sebagai konsep
yang abstrak. Pasar valuta asing berlokasi tidak hanya pada satu tempat saja. Tapi
merupakan suatu jaringan kerja global dari bank, pedagang, dan dealer valuta asing
dihubungkan dengan sistim komunikasi elektronik. Pasar valuta asing berkembang
dengan langkah yang cepat setiap waktu. Dua keistimewaan dari pasar valuta asing
adalah: Pasar Valuta asing tidak pernah tidur dan Pasar Valuta asing menggunakan
teknologi sistim jaringan komputer yang cepat diantara pusat-pusat perdagangan
diseluruh dunia sehingga berhasil dibuat pasar tunggal. Keistimewaan lain dari pasar
valuta asing adalah peran penting yang dimainkan oleh Dollar Amerika. Dimana suatu
transaksi secara teori melibatkan dua mata uang selain Dollar, kebanyakan transaksi
selalu melibatkan Dollar.
SISTEM MONETER INTERNASIONAL
Sistem Moneter Internasional adalah Sistem Keuangan internasional yang
mengacu pada pengaturan kelembagaan dimana seluruh negara setuju untuk mengurus
nilai tukar.
Standar Emas
Menetapkan mata uang ke emas dan menjamin konvertibilitas dikenal sebagai
standar emas. Standar emas merupakan asal dari penggunaan koin emas sebagai alat
pembayaran. Pada saat perdagangan internasional dibatasi volumenya, pembayaran untuk
produk dibeli dari negara lain secara khusus dengan emas atau perak.
Pada tahun 1880, kebanyakan dari Negara-negara utama perdagangan yang
meliputi
Inggris, Jerman, Jepang dan Amerika Serikat menggunakan standar emas.
Berdasarkan standar emas umum, nilai pertukaran antar mata uang dengan mudah dapat
ditentukan. Tiap-tiap negara menetapkan jumlah unit tertentu dari mata uangnya per-ons
emas dan perbandingan jumlah unit per-ons dari Negara ke Negara merupakan kurs
antara dua mata uang manapun berdasarkan standar emas.
Didalam standar emas, pemerintah tidak dapat menciptakan uang tanpa didukung
oleh harga emas, karena untuk menciptakan uang lebih banyak untuk kepentingan politik
tanpa mempedulikan akibat ekonominya. Pemerintah tidak dapat melakukannya tanpa
menetapkan jumlah emas. Dengan demikian membuat emas merupakan aset cadangan
bangsa berdasarkan situasi dewasa ini, dimana Dollar amerika merupakan aset cadangan
yang tidak lagi dapat dipertahankan. Dan akhirnya, pada tahun 1939 standar emas tidak
dipergunakan lagi. Hal ini disebabkan oleh adanya tekanan ekonomi dan lahirnya perang
dunia II.
The Bretton Woods System
Pada tahun 1944, dimana terjadinya puncak perang dunia II, perwakilan dari
beberapa negara di dunia mengadakan pertemuan di Bretton Woods, New Hampshire.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk mendesain system keuangan internasional yang baru.
Dimana telah runtuhnya standar emas dan adanya tekanan berat pada tahun 1930an, dan
mereka memiliki tujuan untuk membangun dan memudahkan sistim ekonomi sehabis
masa perang.
Persetujuan di bretton woods menetapkan dua institusi multinasional. Yaitu :
1. International Monetery Fund (IMF)
2. World Bank
IMF (International Monetary System)
IMF adalah suatu organisasi yang bertugas mengatur dan memelihara sistem keuangan
internasional. IMF dibentuk pada tahun 1944 pada Konferensi Bretton Woods.
Tujuan IMF (Intenational Monetary Fund):
1. Membantu perkembangan tertib keuangan dunia
2. Membantu perkembangan mata uang yang konvertibel
3. Mempersingkat masa dan mengurangi derajat ketidakseimbangan neraca
pembayaran
Disamping itu IMF juga harus menjaga neraca pembayaran Negara-negara
anggotanya agar tidak defisit. Neraca pembayaran sebuah Negara merupakan indikator
yang sangat penting mengenai apa yang bisa terjadi terhadap perekonomian Negara itu,
termasuk apa yang dialami pemerintah.
World Bank (Bank Dunia)
Nama Resmi dari World Bank atau Bank Dunia adalah International Bank for
Reconstruction and Development (IBRD) atau Bank dunia untuk pembangunan dan
pengembangan. Tugas dari Bank Dunia adalah akan mempromosikan pembangunan
ekonomi umum di seluruh dunia pasca perang dunia II.
Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah:
Suatu ikhtisar atau catatan yang tersusun secara sistemmatis tentang transaksi
ekonomi internasional antara suatu Negara dengan Negara lainnya dalam jangka
waktu tertentu (1 tahun). Neraca Pembayaran meliputi transakasi kredit (transaksi
yang menimbilkan atau menanbah hak suatu Negara untuk menerima pembayaran
dari Negara lain (Hak +)) dan transaksi debit (Transakasi yang menimbulkan/
menambah kewajiban suatu negara untuk melakukan pembayaran dari Negara
lain (Kewajiban +))
Kuliah ke
Mata Kuliah
Dosen
Sumber Bacaan
: VIII
: Bisnis internasional
: Toti Srimulyati
: Hill
Tujuan
: Menjelaskan tentang Manajemen Keuangan pada Bisnis
Internasional
Judul
: Manajemen Keuangan dalam Bisnis Internasional
Pokok Bahasan
: 1. Keputusan Investasi
2. Keputusan Finansial
3. Manajemen Keuangan Global: Objek Efisiensi
4. Manajemen Keuangan Global: Objek Pajak
5. Pergerakan Uang Lintas Batas
Uraian
:
Manajemen keuangan adalah fungsi, tugas dan tanggung jawab seorang manajer
keuangan yang harus mengambil keputusan dalam tiga fungsi utamanya yaitu:
Investment decision, aktivitas suatu organisasi dalam mengivestasikan dana
yang dimiliki ke dalam berbagai asset yang dibutuhkan secara efektif dan efisien.
Financing decision, segala aktivitas yang har