DEVELOPMENT OF INTRODUCTORY TO ECONOMIC MODULE COMPENTENCY BASED AT TENTH GRADE OF SMK ODD SEMESTER PENGEMBANGAN MODUL PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS BERBASIS KOMPETENSI UNTUK SISWA SMK KELAS X SEMESTER GANJIL

(1)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF INTRODUCTORY TO ECONOMIC MODULE COMPENTENCY BASED

AT TENTH GRADE OF SMK ODD SEMESTER By

SRI RETNO WINARNI

The aims of research are to result introductory to economic module competency based at tenth grade of SMK interesting and feasible used in learning, and to find out the effectiveness of module in increasing student competency. Design of research used design (R & D). Design of learning development follows steps Dick and Carey. To know the effectiveness product was done by Experiment Model Test Pretest – Pos test (Control Group Design).

The result of development research can conclude: 1) the result of matter expert assessment, design expert, student and teacher product can be said to be feasible (2) according to result of product t-test can be said that module is very effective in improving student competency, the effectiveness was tested by using t-test was gotten t-test coefficient is higher than t- table coefficient (3,759> 1,997), it means introductory to economic module learning is very effective.


(2)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL PENGANTAR EKONOMI DAN BISNIS BERBASIS KOMPETENSI UNTUK SISWA SMK

KELAS X SEMESTER GANJIL

Oleh

SRI RETNO WINARNI

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan Modul Pengantar Ekonomi Berbasis Kompetensi Siswa SMK Kelas X yang menarik dan layak digunakan dalam pembelajaran, dan mengetahui efektifitas modul dalam meningkatkan kompetensi siswa. Desain penelitian menggunakan R&D. Desain pengembangan pembelajaran mengikuti langkah-langkah Dick and Carey. Untuk mengetahui efektifitas produk dilakukan dengan Uji Eksperimen Model Pretest-Postest (Control Group Design).

Hasil pengembangan dapat disimpulkan: (1) Hasil penilaian ahli materi, ahli desain, siswa dan guru produk dapat dikatakan layak digunakan (2) Berdasarkan hasil uji coba produk dapat dikatakan bahwa Modul efektif digunakan untuk meningkatkan kompetensi siswa. Efektifitas diuji dengan menggunakan uji-t diperoleh koefisien t hitung lebih besar dari data koefisien t table (3,759 >1,997), dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan modul pengantar ekonomi dinyatakan lebih efektif.


(3)

BERBASIS KOMPETENSI UNTUK SISWA SMK KELAS X SEMESTER GANJIL

Oleh

YS. SRI RETNO WINARNI

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MAGISTER PENDIDIKAN IPS

Pada

Program Pascasarjana Pendidikan IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2014


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Tanjungkarang pada tanggal 30 Nopember 1960, merupakan anak ketiga dari lima bersaudara pasangan dari bapak St.Y. Sudadi Darmawan (almarhum) dan ibu A. Sri Suratmi (almarhumah)

Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Sejahtera 1 Tanjungkarang pada tahun 1972, Sekolah Menengah Pertama di SMP Xaverius Tanjungkarang tahun 1975, dan Pendidikan Menengah Atas di SMPP Negeri Tanjungkarang pada tahun 1981, Selanjutnya penulis kuliah S1 Fakultas Keguruan/ IPS/ Ekonomi Perusahaan Universitas Lampung dan selesai tahun 1986.

Peneliti menikah dengan Drs.Yohanes Suharyono SBR, MM pada tanggal 10 April 1985 dan dikaruniai tiga orang anak, dua orang laki-laki dan satu orang perempuan yang bernama Alexander Adisetyo Nugroho, Maria Sri Retno Wijayanti, dan Pius Wahyo Adityo Raharjo.

Peneliti diangkat menjadi PNS pada bulan Maret 1988 dan saat ini peneliti bertugas menjadi guru di SMK Negeri 1 Bandar Lampung sampai sekarang. Pada tahun 2012 peneliti melanjutkan S2 di Universitas Lampung pada program studi Pascasarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan


(8)

MOTO

Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baiknya dan kasihnya tidak diketahui orang lain

(Kahlil Gibran)

Semua orang tidak perlu malu karena pernah berbuat kesalahan, selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya.


(9)

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang yang sangat saya

cintai dan sayangi, yang selalu ada dalam lubuk hatiku yang paling dalam

Ibu dan bapak (Alm)

Ibu (Alm) dan Bapak Mertua

Suami

Putra dan putriku

Kakak dan adik-adikku

Keluarga besar SMK N1 Bandar Lampung

Almamater


(10)

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan kekuatan khususnya kepada penulis, sehingga atas karunia-Nya penulisan tesis yang berjudul “Pengembangan Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi Untuk Siswa Kelas X Semester Ganjil” dapat terselesaikan dengan baik tanpa hambatan yang berarti.

Dalam menyelesaikan tesis ini, penulis tidak melakukan sendiri melainkan banyak memperoleh bantuan baik pemikiran, kerjasama, motivasi serta dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. Rektor Universitas Lampung. 2. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S., selaku Direktur Pascasarjana Universitas

Lampung dan sebagai Pembahas I.

3. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. M. Thoha B.S Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. H. Iskandarsyah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.


(11)

7. Bapak Dr. Hi. Pargito, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan IPS dan sekaligus selaku pembimbing pertama yang dengan sabar membimbing, memberi motivasi, saran serta ide sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

8. Bapak Dr. R. Gunawan Sudarmanto, S.Pd. S.E., M.M., selaku Sekretaris Program Studi Magister Pendidikan IPS dan sekaligus selaku pembimbing kedua yang dengan sabar membimbing, memberi motivasi, saran serta ide sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

9. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd. yang telah memberi bantuan dan masukan dalam penyelesaian tesis ini, sebagai Pembahas II.

10. Ibu Dr. Pujiati, M.Pd. yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan tesis ini.

11. Bapak Dr. Eddy Purnomo, M.Pd. yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan tesis ini.

12. Bapak dan ibu dosen Program Pascasarjana Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung yang dengan tulus dan iklas memberikan ilmu dan pengalaman kepada peneliti.

13. Ibu Dra. Hj. Mike Elly Rose, M.Pd. selaku Kepala SMK Negeri 1 Bandar Lampung yang telah memberi motivasi, memberikan izin penelitian, dan juga mendoakan peneliti hingga selesainya tesis ini.

14. Suamiku tercinta Yohanes Suharyono SBR dan anak-anakku Alexander Adisetyo Nogroho, Maria Sri Retno Wijayanti, Pius Wahyo Adityo Raharjo yang penuh pengertian, kesabaran dan juga sering terabaikan dalam peneliti menyelesaikan tesis ini.


(12)

15. Sahabat-sahabatku angkatan 2012 MPIPS bu Maryani, bu Sophia, bu Fatma, Mba Marti, Desi, Ima, Dewi, Yunda, Dwi, Lita, bu Hurus, Cherly, mas Waluyo, Mas Dani, dan yang lainnya yang tak dapat disebutkan satu persatu, atas kerjasamanya, motivasi, dan doanya hingga tesis ini selesai dan tidak akan terlupakan kebersamaan dan kekompakan kita.

16. Seluruh anak didikku terutama kelas X PBR 1, X PBR 2, dan X PBR 3 yang telah banyak membantu peneliti selama penelitian berlangsung.

Terimakasih atas bantuan yang diberikan kepada penulis, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya dan membalas budi dari semua pihak yang telah berjasa kepada penulis.

Bandar Lampung, 11 Maret 2014 Penulis,


(13)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ...

I PENDAHULUAN ……… 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 10

1.3. Pembatasan Masalah ... 10

1.4. Rumusan Masalah ... 11

1.5. Tujuan Penelitian dan Pengembangan ... 11

1.6. Pentingnya Pengembangan ... 12

1.7. Kegunaan Penelitian dan pengembangan ... 12

1.8. Spesifikasi Produk yang diharapkan ... 13

1.9. Defenisi Istilah ... 14

1.10. Ruang Lingkup ... 16

II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 19

2.1 Kajian Pustaka ... 19

2.1.1 Teori Pengembangan Modul ... 19

2.1.1.1 Pentingnya Bahan Ajar Dalam Pembelajaran .. 19

2.1.1.2 Pengertian dan Pentingnya Modul ... 21

2.1.1.3 Perbedaan Modul dengan Bahan Ajar lain ... 26

2.1.1.4 Landasan Teori Penggunaan Modul ... 27

2.1.1.5 Karakteristik Modul ... 41

2.1.1.6 Teknik Penulisan Modul ... 44

2.1.2 Efektif dan Efisien ... 48

2.1.2.1 Perbedaan efektif dan efisien ... 48

2.1.2.2 Pengertian efektif menurut para ahli ... 49

2.1.3 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 50

2.1.3.1 Model ASSURE ... 51

2.1.3.2 Model ADDIE ... 52

2.1.3.3 Model Bela H. Banathy ... 52

2.1.3.4 Model Hanafin and Peck ... 53

2.1.3.5 Model Pengembangan 4-D ... 53


(14)

2.1.3.7 Model Dick dan Carey ... 55

2.1.4 Pembelajaran IPS Berbasis Kompetensi ... 57

2.1.4.1 Pembelajaran Berbasis Kompetensi ... 57

2.1.4.2 Asesmen Berbasis Kompetensi ... 61

2.1.4.3 Pembelajaranan Pengantar Ekonomi Berbasis Kompetensi ... 62

2.1.4.4 Prestasi Belajar Pengantar Ekonomi ... 67

2.1.5 Ruang Lingkup Pendidikan IPS ... 68

2.1.5.1 Pengertian Pendidikan IPS... 68

2.1.5.2 Ruang Lingkup Pendidikan IPS ... 70

2.1.5.3 Mata Pelajaran PEB dalam kelompok IPS ... 71

2.1.5.4 PEB sebagai kelompok Mata Pelajaran Dasar Kejuruan di SMK/MAK ... 73

2.1.5.5 Standar Pedagogik Guru IPS ... 78

2.2 Kerangka Pikir ... 79

2.3 Asumsi Pengembangan ... 81

III METODE PENGEMBANGAN ... 82

3.1. Pendekatan Pengembangan ... 82

3.2. Prosedur Pengembangan ... 84

3.3. Uji Validitas Produk ... 93

3.3.1 Uji Coba Ahli ... 94

3.3.2 Uji Coba Perorangan... 94

3.3.3 Uji Coba Kelompok Kecil ... 94

3.3.4 Uji Coba Lapangan ... 95

3.4. Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data ... 95

3.5. Teknik Analisa data... 99

3.5.1 Untuk data hasil evaluasi Uji Ahli ... 99

3.5.2 Untuk evalusi Uji Lapangan ... 100

IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 102

4.1. Gambaran Umum Lokasi penelitian ... 102

4.1.1 Sejarah berdirinya SMK Negeri1 Bandar Lampung . 102 4.1.2. Analisis SWOT ... 103

4.1.3 Analisis SWOT Visi dan Misi ... 106

4.1.4 Analisis SWOT SMK Negeri 1 Bandar Lampung ... 107

4.1.5 Kondisi peserta didik dalam penelitian ... 110

4.2. Hasil Penelitian dan Pengembangan ... 111

4.2.1. Analisis kebutuhan ... 112

4.2.2. Mengidentifikasi Tujuan Pembelajaran ... 114

4.2.3. Melaksanakan Analisis Pembelajaran ... 116

4.2.4. Mengidentifikasi Karakteristik Siswa ... 117

4.2.5. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 118


(15)

4.2.7. Mengembangkan Strategi Pembelajaran ... 120

4.2.8. Penulisan Draft Modul... 122

4.2.9. Evaluasi Formatif ... 127

4.2.9.1 Evaluasi Formatif I Reviu Ahli ... 128

4.2.9.2 Evaluasi Formatif II UJI Coba Perorangan ... 137

4.2.9.3 Evaluasi Formatif III Uji Coba Kelompok Kecil 141 4.2.9.4 Evaluasi Formatif IV Uji Coba lapangan ... 143

4.3. Pembahasan ... 153

4.4. Perbedaan Produk yang ada dengan Produk Hasil Pengembangan 158 4.5. Keterbatasan Penelitian. ... 158

V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 159

5.1. Simpulan ... 159

5.2. Implikasi ... 160

5.3. Saran ... 162 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Prestasi Belajar IPS Ulangan Semester Genap siswa kelas

X SMK Negeri 1 Bandar Lampung tahun 2012/2013 ... 9

2.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis kelas X semester 1 ……... 64

2.2 Struktur Kurikulum Mata Pelajaran SMK/MAK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen …... 73

2.3 Kompetensi Dasar Pengantar Ekonomi dan Bisnis Kelas X Kurikulum 2013 ... 75

3.1 Pernyataan penilaian responden terhadap produk pengembangan... 97

3.2 Kreteria penilaian responden ... 99

3.3 Kontingensi Untuk Uji Beda Chi Kuadrat ... 101

4.1 Data Keadaan Peserta Didik Kelas X (Sepuluh) Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 111

4.2 Rentang Skor Penilaian Ahli Materi Pelajaran terhadap Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi ... 129

4.3 Penilaian Ahli Materi terhadap kelengkapan komponen-komponen Draft Modul Pengantar Ekonomi Berbasis Kompetensi ... 129

4.4 Konversi hasil penilaian ahli materi pelajaran terhadap Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi... 130

4.5 Hasil penilaian Ahli Materi terhadap Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi... 131

4.6 Penilaian ahli desain pembelajaran terhadap kelengkapan Komponen-komponen Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi ... 133

4.7 Konversi hasil penilaian ahli desain pembelajaran terhadap Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi ... 134

4.8 Hasil Penilaian ahli desain pembelajaran terhadap paket Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi ... 135

4.9 Konversi hasil penilaian guru terhadap Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi... 136

4.10 Rentang Skor Penilaian guru terhadap Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi... 137

4.11 Hasil penilaian guru terhadap paket Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi... 137

4.12 Konversi hasil penilaian siswa terhadap Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi pada uji coba perorangan ... 138

4.13 Rentang Skor Penilaian siswa terhadap paket pembelajaran Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi... 139

4.14 Hasil penilaian siswa pada uji coba perorangan terhadap paket pembelajaran Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi... 140


(17)

Tabel Halaman 4.15 Penilaian kelompok kecil terhadap uji coba Pembelajaran

Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis ... 141

4.16 Rentang Skor Penilaian siswa terhadap Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi pada uji coba kelompok kecil ... 142

4.17 Hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol... 144

4.18 Uji Normalitas Data Penelitian ... 145

4.19 Uji Homogenitas Data Penelitian ... 146

4.20 Hasil Analisis Uji F... 147

4.21 Hasil Analisis Uji t ... 149

4.22 Distribusi penilaian siswa kelas eksperimen terhadap Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi pada uji coba lapangan ... 151

4.23 Rentang Skor Penilaian siswa terhadap Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi pada uji coba lapangan ... 151

4.24 Distribusi frekuensi penilaian guru terhadap Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi ... 152

4.25 Rentang Skor Penilaian guru terhadap Draft Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi ... 153

4.26 Perbedaan LKS dengan Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi ... 157


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Bagan Kerangka Pikir... 81 3.1 Model Pengembangan Dick dan Carey ……... 83 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan draft Modul Pengantar Ekonomi

dan Bisnis dimodifikasi dari model Dick and Carey 2001 ... 93


(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi wawancara Need Assesment ... 168

2. Rumusan pertanyaan wawancara Need Assesment ... 169

3. Kisi-kisi instrumen penilaian ahli Materi dan Ahli Desain ... 173

4. Kisi-kisi instrumen penilaian siswa dan guru ... 174

5. Kisi-kisi instrumen uji coba utama ... 175

6. Angket penilaian Ahli Materi ... 177

7. Angket penilaian Ahli Desain ... 181

8. Angket penilaian Draft Modul ... 185

9. Instrumen penilaian Kelayakan Modul ... 188

10. Pemetaan KI, KD, Indikator, Materi dan tahapan berfikir ... 189

11. Silabus Pengantar Ekonomi dan Bisnis ... 192

12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 205

13. Kisi-kisi soal ... 250

14. Soal Uji Coba Instrumen Penelitian ... 253

15. Analisis Butir Soal ... 261

16. Analisis Reabilitas ... 267

17. Analisis validitas Butir Soal ... 268

18. Nilai Pre Test kelas Eksperimen ... 269

19. Nilai Post Test kelas Eksperimen ... 270

20. Gain Eksperimen ... 271

21. Nilai Pre Test kelas Kontrol ... 272

22. Nilai Post Test kelas Kontrol ... 273

23. Gain Kontrol ... 274

24. Uji Normalitas ... 275

25. Uji Homogenitas ... 276

26. Penilaian Guru terhadap Draft Modul ... 277

27. Penilaian perorangan terhadap Draft Modul ... 278

28. Penilaian kelompok kecil terhadap Draft Modul ... 279

29. Penilaian siswa terhadap kelayakan Modul ... 281


(20)

I. PENDAHULUAN

Pada bab ini pembahasan akan difokuskan pada beberapa sub tentang latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang diharapkan, pentingnya pengembangan, definisi istilah, dan ruang lingkup penelitian.

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Dalam pendidikan ada dua konsep yang saling berkaitan yaitu belajar (learning) dan pembelajaran (instruction).

Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu alternatif untuk mendapatkan pengetahuan yang berorientasi pada kesiapan para siswa untuk terjun ke dalam dunia kerja. Pendidikan Menengah Kejuruan adalah pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan yang dipilih, disesuaikan dengan minat siswa dan standar yang ditetapkan di dunia usaha/ dunia industri. SMK dalam Sistem Pendidikan Nasional menekankan pemberian bekal kemampuan dan pengembangan diri tamatan dan lebih berorientasi kepada kebutuhan pemakai tamatan.


(21)

Berdasarkan kurikulum SMK, tujuan SMK sebagai berikut.

1. Mempersiapkan tamatan yang memiliki kepribadian dan berakhlak mulia sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten sesuai program keahlian pilihannya.

2. Membekali peserta didik untuk berkarir, mandiri yang mampu beradaptasi di lingkungan kerja sesuai bidangnya dan mampu menghadapi perubahan yang terjadi di masyarakat.

3. Membekali peserta didik sikap profesional untuk mengembangkan diri dan mampu berkompetisi di tingkat nasional, regional, dan internasional (http://smknegeri1ketahun.blogspot.com/2011/02/tujuan-sekolah-smk.html) Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan SMK Negeri 1 Bandar Lampung yaitu (1) menyiapkan siswa agar memiliki kepribadian yang bermoral dan beretika sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup dan memiliki keahlian yang andal di bidangnya, (2) menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang trampil produktif untuk dapat mengisi lowongan kerja yang ada dan mampu menciptakan lapangan kerja sesuai bidangnya, (3) menyiapkan siswa agar mampu menguasai dan mengikuti perkembangan teknologi, dan (4) memberikan peluang masa depan yang lebih baik, jika tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

SMK Negeri 1 Bandar Lampung mempunyai visi yaitu menjadikan lembaga diklat yang menghasilkan tenaga kerja profesional, beriman dan bertakwa yang berstandar nasional dan internasional di bidang keahlian bisnis dan manajemen yang mampu menghadapi era global. Adapun misi SMK Negeri 1 Bandar Lampung yaitu (1) meningkatkan mutu pendidikan tingkat menengah sesuai tuntutan masyarakat dan kebutuhan DUDI , (2) menghasilkan tamatan yang mampu menciptakan kerja sendiri dan meningkatkan kualitas dirinya dengan kemajuan IPTEK , (3) menjadikan lembaga diklat sebagai PPKT (Pusat Pelatihan Kerja Terpadu) yang berstandar nasional dan internasional, sehingga dapat


(22)

memberi bekal pada peserta didik untuk dapat meningkatkan kreatifitas dan berinovatif maupun berproduktivfitas dalam mengembangkan diri secara mandiri maupun berkelompok, menciptakan iklim yang kondusif baik di kelas, di sekolah maupun lingkungan, dapat mengantisipasi dan menyesuaikan masuknya perkembangan teknologi dan informasi secara global.

Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rumusan-rumusan tentang apa yang akan dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi dasar yang telah ditentukan, sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Dasar pengembangan pembelajaran merupakan desain pembelajaran atau tahun 1975 istilahnya disebut sebagai Prosedur Pengembangan Sistem Pembelajaran (PPSI). Sebagai suatu prosedur, desain pembelajaran dapat diartikan sebagai langkah yang sistematis untuk menyusun rencana atau persiapan pembelajaran dan bahan pembelajaran. Produk dari desain pembelajaran adalah berupa persiapan pembelajaran, silabus, modul, bahan tutorial dan bentuk sarana pedagogis lainnya. Proses pengembangan perencanaan pembelajaran terkait erat dengan unsur-unsur dasar kurikulum yaitu tujuan materi pelajaran, pengalaman belajar dan penilaian hasil belajar. Perangkat yang harus dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran adalah : (a) memahami kurikulum; (b) menguasai bahan ajar; (c) menyusun program pengajaran; (d) melaksanakan program pengajaran dan (e) menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Dalam perencanaan pembelajaran sampai saat ini masih mempergunakan pendekatan sistem, artinya perencanaan pembelajaran merupakan kesatuan utuh


(23)

yang memiliki komponen (tujuan, materi, pengalaman belajar dan evaluasi) yang satu sama lain saling berinteraksi.

Untuk mencapai tujuan pendidikan dan mewujudkan visi SMK dalam kegiatan pembelajaran , salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa di SMK adalah pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis.

Pengantar Ekonomi dan Bisnis merupakan mata pelajaran dasar Bidang Kejuruan Bisnis dan Manajemen ( kelompok C) yang diberikan di kelas X (sepuluh) dan kelas XI (sebelas) pada program keahlian Tata Niaga, Keuangan dan Administrasi Perkantoran pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) , adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi untuk membentuk sikap peserta didik sebagai individu agar memiliki (1) perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri dan bertanggung dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia, (2) memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan meta kognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian, (3) memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Sebagai dasar mata pelajaran Bidang Keahlian diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan menguasai “apa” dan “bagaimana” suatu pekerjaan dilakukan, tetapi memberi juga pemahaman dan penguasaan tentang “mengapa”


(24)

hal tersebut harus dilakukan. Mata pelajaran dasar program keahlian terdiri dari kelompok mata pelajaran yang berlaku sama bagi semua program keahlian dan mata pelajaran yang hanya berlaku bagi program keahlian tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing program keahlian.

Sesuai dengan profil kemampuan tamatan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berbasis kompetensi, maka pembelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis disekolah harus menekankan pada penciptaan dan peningkatan kemampuan siswa untuk mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang harus dikuasai, sehingga akan tercapai standar kelulusan secara tuntas. Ini berarti pembelajaran Pengantar Ekonomi Dan Bisnis harus dapat membantu siswa baik secara individual maupun klasikal untuk pembentukan dan pengembangan kompetensi inti dan kompetensi dasarnya, sehingga tercapai standar kompetensi lulusan. Tercapainya kompetensi tersebut sekurang-kurangnya siswa dapat menguasai pengetahuan, memiliki nilai-nilai, sikap, dan ketrampilan dasar pokok yang dibutuhkan untuk bekal hidup di masyarakat atau untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Keberhasilan proses pembelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis sangat tergantung pada kemampuan dan apresiasi guru. Guru bukan satu-satunya sumber belajar bagi siswa dan tidak hanya berperan sebagai pengajar yang memberikan informasi dan pengetahuan kepada siswa, tetapi guru harus berperan sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator bagi upaya belajar siswa dalam menggunakan berbagai sumber belajar yang dikembangkan bersama antara guru dan siswa sesuai dengan minat, bakat, dan taraf perkembangan siswa (Sukadi, 2003: 6).


(25)

Dalam konteks pendidikan berbasis kompetensi, guru diberi kebebasan untuk menetapkan materi yang cocok untuk siswanya, sehingga guru mempunyai peluang besar untuk mengembangkan materi sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Sesuai dengan Permen No. 19 Tahun 2005 pasal 20, dan Permen Diknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses, yaitu mengatur tentang perencanaan pembelajaran yang mengharuskan guru mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran. Salah satu komponen RPP adalah sumber belajar berupa modul.

Pengembangan bahan ajar penting dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu dan efisiensi pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar. Saat ini pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul menjadi kebutuhan yang sangat mendesak. Hal ini merupakan konsekuensi diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berbasis kompetensi di sekolah. Pendekatan kompetensi mempersyaratkan penggunaan modul dalam pelaksanaan pembelajarannya (Direktorat Pembinaan SMK, 2008 : 8).

Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran tidak bermaksud mengganti metode atau cara mengajar akan tetapi media pembelajaran untuk melengkapi dan membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran diharapkan, terjadi interaksi pembelajaran antara guru dengan murid secara maksimal, sehingga tujuan belajar akan tercapai secara efektif dan efisien. Banyak ragam media pembelajaran salah satunya adalah media pembelajaran dengan menggunakan modul . Pada pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis pada kompetensi inti (1) menghayati dan


(26)

mengamalkan ajaran agama yang dianutnya, (2) menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia, (3) memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah, (4) mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung, apabila siswa dalam proses pembelajaran dilakukan dengan metode konvensional yaitu ceramah maka kemungkinan prestasi belajar yang diperoleh siswa sangat rendah.

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistimatis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik.

Modul berfungsi sebagai sarana yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing peserta didik. Kegiatan pembelajaran ini banyak melibatkan peran siswa secara individu dibandingkan dengan guru.


(27)

Peranan modul dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas, dan hasil yang jelas. Dengan belajar tuntas diharapkan siswa dapat menguasai kompetensi secara menyeluruh sesuai dengan kecepatan belajarnya.

Pembelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis di SMK N 1 Bandar Lampung kebanyakan sumber belajar yang dipakai Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diterbitkan oleh salah satu penerbit yang komersial, dan siswa tidak memiliki buku sebagai literatur untuk belajar, sedangkan buku paket Pengantar Ekonomi dan Bisnis di perpustakaan masih minim. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran guru akan pentingnya menyusun sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan manfaatnya dalam pembelajaran.

Pemakaian sumber belajar LKS dalam pembelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis di SMK Negeri 1 Bandar Lampung terdapat banyak kekurangan antara lain: (1) uraian materi pelajaran masih terlalu singkat sehingga masih perlu adanya penjelasan secara rinci dari guru dan sumber belajar yang lain, (2) soal tes tidak semuanya sesuai dengan indikator pencapaian yang telah dikembangkan guru dalam silabus dan lebih mengarah kepada kognitif sehingga kurang menunjang efektifitas pembelajaran.

Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan LKS dapat disimpulkan belum memenuhi karakteristik, kebutuhan, dan keberagaman siswa serta belum dapat untuk memecahkan kesulitan belajar siswa. Hal ini akan berpengaruh terhadap minat dan motivasi siswa belajar Pengantar Ekonomi dan Bisnis, yang akan berpengaruh pada prestasi belajar. Indikasi rendahnya minat tersebut dapat


(28)

diketahui dari rendahnya prestasi belajar ulangan semester genap yang diperoleh siswa sebelum dilakukan remedial tahun 2012/2013 dengan nilai IPS (materi Ekonomi) kelas XAP1 dan X AP 2 sebagai berikut.

Tabel 1.1 Prestasi Belajar IPS Ulangan Semester Genap siswa kelas X SMK N 1 Bandar Lampung tahun 2012/2013

No Kelas KKM Jumlah Siswa

Tinggi 85-100

Sedang 70-84

Rendah <70

Jum % Jum % Jum %

1. X AP 1 75 36 6 16’7 7 19,4 23 63,9

2. X AP 2 75 36 5 13,9 8 22,2 23 63,9

Jumlah 72 11 15,3 15 20,83 46 63,9

Sumber: Dukumen Guru Mata Pelajaran

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 yang memperoleh nilai diatas 70 sebanyak 36,1% dan dibawah nilai 70 sebanyak 63,9%. Nilai standar ketuntasan keberhasilannya pembelajaran akan tercapai jika daya serapnya minimal 65% dari pembelajaran pada kurikulum. Dilihat dari aspek penguasaan materi dan nilai kreteria ketuntasan minimal sebesar 70, maka prestasi yang diperoleh siswa kelas X AP SMK N 1 Bandar Lampung secara total daya serap masih rendah.

Menindaklanjuti kondisi sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis sehingga upaya mencapai kompetensi siswa sesuai dengan profil kemampuan siswa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka dilakukan penelitian dalam Pengembangan Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi Di SMK Negeri 1 Bandar Lampung. Pembelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis pada jenjang SMK dimulai dari kelas X sampai dengan kelas XI. Apabila pencapaian KI dan KD pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis di kelas X tuntas, maka akan memudahkan siswa untuk mempelajari dan memahami pada pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis


(29)

di kelas XI. Oleh karena itu Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis berbasis kompetensi yang akan dikembangkan pada penelitian pengembangan adalah Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis berbasis kompetensi untuk siswa SMK dan MAK kelas X.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1) Belum adanya sumber belajar berupa modul yang dapat dipelajari secara mandiri oleh siswa sesuai dengan ketuntasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang menganjurkan pembelajaran individu, mandiri dan tuntas. 2) Bahan ajar Pengantar Ekonomi dan Bisnis yang dipergunakan tidak

seluruhnya sesuai dengan indikator pencapaian yang dirumuskan dalam silabus dan RPP.

3) Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis kurang sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik sasaran. 4) Motivasi dan prestasi belajar siswa SMK N 1 Bandar Lampung dalam

pembelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis masih rendah.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam identifikasi masalah ternyata masih terdapat beberapa masalah yang dapat diteliti sehubungan dengan pembelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis untuk lebih mengerucutkan penelitian ini perlu diberi batasan permasalahan yang akan


(30)

dikaji yaitu pada pengembangan Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi di SMK Negeri 1 Bandar Lampung.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut.

1) Bagaimana mengembangkan produk berupa Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis berbasis kompetensi untuk siswa SMK Kelas X semester Ganjil yang menarik dan layak digunakan dalam pembelajaran?

2) Apakah Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis berbasis kompetensi untuk siswa SMK/MAK efektif digunakan dalam meningkatkan kompetensi siswa.

1.5 Tujuan Penelitian dan Pengembangan

Berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian pengembangan ini sebagai berikut .

1) Menghasilkan Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis berbasis kompetensi untuk siswa SMK/MAK yang menarik dan layak digunakan dalam pembelajaran.

2) Mengetahui efektifitas modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis berbasis kompetensi untuk siswa SMK/MAK untuk meningkatkan kompetensi siswa.


(31)

1.6. Pentingnya Pengembangan

Permasalahan di lapangan belum adanya bahan ajar yang berupa buku ataupun modul yang sesuai dengan kurikulum 2013 dan berupa anggapan siswa terhadap mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis adalah mata pelajaran yang sulit, kesulitan pemahaman konsep-konsepnya, rendahnya minat dan prestasi belajar pengantar ekonomi dan bisnis, serta penggunaan pembelajaran yang kurang menarik perlu dicari pemecahannya. Salah satu pemecahan yang diharapkan bisa mengatasi permasalahan ini adalah dengan penggunaan pembelajaran yang menarik dan membuat peserta didik dapat belajar mandiri. Pengembangan tersebut berupa pengembangan pembelajaran menggunakan modul pada mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis. Dengan pembelajaran menggunakan modul pada mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis ini, peserta didik diharapkan akan memiliki pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, yang membuat mereka merasa nyaman belajar.

1.7 Kegunaan Penelitian dan Pengembangan

Kegunaan yang diharapkan dari penelitian dan pengembangan ini sebagai berikut.

1.7.1 Untuk siswa

1) Pembelajaran lebih efektif dan efisien karena modul dilengkapi dengan gambar dan media lainnya.

2) Meningkatkan motivasi dan minat untuk belajar Pengantar Ekonomi dan Bisnis.

3) Sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan individu.


(32)

4) Meningkatkan kompetensi siswa dalam mencapai ketuntasan belajar Pengantar Ekonomi dan Bisnis

1.7.2 Untuk Guru

1) Tersedianya sumber belajar Pengantar Ekonomi dan Bisnis yang kontektual, efektif, dan menarik.

2) Memperlancar guru dalam melaksanakan pembelajaran dalam upaya mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar.

3) Meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar Pengantar Ekonomi dan Bisnis.

1.7.3. Untuk Sekolah

1) Sebagai penambahan bahan ajar yang dapat digunakan sebagai referensi belajar atau pengganti tatap muka antara guru dengan peserta didik

2) Sebagai media pembelajaran yang bersifat fleksibel sehingga dapat mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik guru maupun peserta didik

Kegunaan khusus bagi penulis adalah memperoleh bekal untuk melaksanakan pengembangan modul dalam mengembangkan bahan ajar, sehingga dapat ditulis secara ilmiah.

1.8 Spesifikasi Produk Yang Diharapkan

Produk pengembangan yang akan dibuat dalam karya ilmiah adalah Modul mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis SMK kelas X semester ganjil. Secara


(33)

spesifik modul yang dikembangkan untuk mencapai kompetensi inti memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah. Sedangkan kompetensi dasarnya (1) memahami sejarah perkembangan, ruang lingkup, dan jenis ilmu ekonomi, (2) menganalisis kelangkaan, (3) menganalisis masalah pokok ekonomi dan alternatif pemecahannya melalui berbagai sistem ekonomi, (4) model dan pelaku ekonomi, ( 5) memahami perilaku konsumen dan produsen serta peranannya dalam kegiatan ekonomi, (6) mendeskripsikan teori kepuasan berdasarkan Hukum Gossen, (7) mendeskripsikan Teori kebutuhan (berdasarkan teori Maslow)

Modul berisi (1) peta modul yang terdapat pada bagian awal untuk mengetahui kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi serta lamanya waktu yang digunakan, (2) prasyarat kemampuan awal siswa sebelum mempelajari modul, (3) petunjuk penggunaan modul, (4) tujuan pembelajaran, (5) uraian materi, (6) soal-soal evaluasi dan tugas-tugas, (7) kunci jawaban, (8) lembar penilaian, (9) glosarium dan daftar pustaka.

1.9 Definisi Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahan penafsiran, maka perlu adanya penjelasan terhadap beberapa istilah yang terdapat pada judul.

1) Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik yang berkaitan dengan cara yang sistimatis dalam


(34)

mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran, melaksanakan analisa pembelajaran, mengidentifikasi kemampuan awal dan karakterristik siswa, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan bahan ajar, merancang dan melaksanakan soal-soal latihan, serta melakukan revisi pembelajaran.

2) Modul adalah suatu bentuk bahan ajar yang ditulis, dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik, berfungsi sebagai sarana belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru sesuai dengan kecepatan masing-masing. 3) Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang menekankan

pada kemampuan yang harus dimiliki siswa untuk mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar pengantar ekonomi dan bisnis yang harus dikuasai siswa, sehingga akan tercapai standar kompetensi lulusan secara tuntas. 4) Pengantar Ekonomi dan Bisnis di SMK termasuk pelajaran dasar bidang

keahlian bisnis dan manajemen yang terdiri dari pengantar ekonomi dan bisnis, pengantar akuntansi, dan pengantar administrasi perkantoran. Sedangkan peneliti akan meneliti kompetensi inti adalah memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.


(35)

1.10 Ruang Lingkup Penelitian

1.10.1 Tempat Penelitian Pengembangan

Tempat penelitian pengembangan bahan ajar modul mata pelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis dilaksanakan di SMK Negeri 1 Bandar Lampung pada kelas X semester Ganjil tahun pelajaran 2013-2014. Dasar pertimbangannya adalah peneliti adalah guru yang bertugas di sekolah tersebut. Disamping itu peneliti ingin memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya pengembangan bahan ajar bagi sekolah berupa modul, dan sumber isnpirasi kepada pendidik lain untuk selalu mengembangakan kreativitas dan inovasi bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

1.10.2 Subyek dan Obyek Penelitian

Sunyek penelitian pengembangan ini adalah peserta didik kelas X semester ganjil SMK Negeri 1 Bandar Lampung dengan alasan peneliti adalah guru kelas X disamping itu belum ada bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran untuk kelas X sesuai dengan kurikulum 2013. Sedangkan obyek penelitian pengembangan ini adalah Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi untuk siswa SMK/MAK kelas X di SMK Negeri 1 Bandar Lampung.

1.10.3 Waktu Penelitian Pengembangan

Penelitian Pengembangan modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis ini dilaksanakan pada kelas X semester ganjil di SMK Negeri 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013-2014.


(36)

1.10.4 Ruang lingkup Ilmu

Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah sangat erat kaitannya dengan disiplin ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi dengan humaniora dan ilmu-ilmu pengetahuan alam yang dikemas secara alamiah dan pedagogis untuk pembelajaran di sekolah. Para ahli ilmu-ilmu sosial telah merinci sekitar delapan disiplin ilmu sosial yang mendukung untuk pengembangan program social studies yang meliputi : antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, filsafat, ilmu politik, psikologi, dan sosiologi (Sapriya,2009: 22). Berarti pengantar ekonomi dan bisnis termasuk kelompok IPS termasuk dalam ruang lingkup pembelajaran di SMK/MAK.

Ada lima perspektif IPS yaitu : (1) IPS sebagai transmisi kewarganegaraan (Social studies as citizenentship transmission), (2) IPS sebagai Ilmu-Ilmu sosial (Social studies as social sciences), (3) IPS sebagai penelitian mendalam (Social studies as reflective inquiry), (4) IPS sebagai kritik kehidupan sosial (Social studies as social criticism), (5) IPS sebagai pengembangan pribadi individu (Social studies aspersonal development of individual) (Sapriya, 2009: 13), Kelima tradisi/perspektif tersebut tidak saling menguntungkan secara eklusif, tetapi saling melengkapi.

Ruang lingkup ilmu pengembangan modul pengantar ekonomi dan bisnis berbasis kompetensi termasuk dalam tiga tradisi yaitu :

(1) Pengembangan modul pengantar ekonomi dan bisnis berbasis kompetensi bagian dari ruang lingkup tradisi/perspektif Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) sebagai ilmu-ilmu sosial.


(37)

(2) Pengembangan modul pengantar ekonomi dan bisnis berbasis kompetensi termasuk bagian dari ruang lingkup tradisi/perspektif Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) sebagai refleksi inquiri/penelitian mendalam. Modul yang akan dikembangkan bertujuan agar siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan tanpa atau dengan bimbingan guru, siswa diberi kebebasan memahami isi modul sesuai dengan kecepatan kemampuannya.

(3) Pengembangan Modul pengantar ekonomi dan bisnis berbasis kompetensi juga termasuk ruang lingkup tradisi/perspektif Ilmu Pengetahuhan Sosial (PIPS) sebagai pengembangan pribadi individu, karena pembelajaran IPS berfungsi mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur dan bertanggung jawab.

Ada sepuluh tema social studies dari National Council for the Social Studies (NCSS, 2000) yang membentuk kerangka standar penelitian sosial, yaitu (1) culture, (2) time, continuity and change, (3) peolple places and environment, (4) individual development and identity, (5) individuals, group, and institutions, (6) power, authority and govermance, (7) production, distribution and consumption, (8) science, technology and society, (9) global connection, dan, (10) civic ideals and practices.


(38)

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Pada bab ini akan memaparkan teori-teori, tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan asumsi penelitian pengembangan yang digunakan untuk memperkuat serta mengarahkan penelitian pengembangan. Teori-teori diambil dari litelatur dan internet.

2.1 Kajian Pustaka

Pada bagian awal akan dibahas tentang teori pengembangan modul , kemudian pengembangan perangkat pembelajaran, pembelajaran berbasis kompetensi dan terakhir pengembangan dalam ruang lingkup pendidikan IPS, yang masing-masing terdiri dari sub-sub bahasan.

2.1.1 Teori Pengembangan Modul

2.1.1.1 Pentingnya Bahan Ajar Dalam Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu sistem yang lebih sempit dari sistem pendidikan. Melalui sistem pembelajaran peserta didik dibentuk kognitif, afektif, dan psikomotornya. Sebagai suatu sistem, pembelajar an memiliki berbagai komponen yang berperan dan berinteraksi dengan komponen lain dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Salah satu komponen yang penting dalam sistem pembelajaran adalah keberadaan bahan ajar bagi peserta didik. Dalam meningkatkan kompetensinya, guru memerlukan bantuan berbagai


(39)

bahan ajar, baik yang berupa hand out, buku ajar, modul, LKS, dan lain-lain yang dapat membantu melaksanakan proses pembelajaran dengan baik dan lancar.

Bahan ajar merupakan salah satu masukan dalam proses pembelajaran yang merupakan pendekatan implementasi kurikulum yang berlaku. Dengan demikian apabila kurikulum suatu negara berubah, maka secara otomatis bahan ajarnyapun akan berubah. Bahan ajar merupakan sarana yang harus secara jelas dapat mengkomunikasikan informasi, konsep, pengetahuan, dan mengembangkan kemampuan sehingga dapat dipahami dengan baik oleh guru dan peserta didik. Bahan ajar harus mampu menyajikan suatu objek secara terurut bagi keperluan pembelajaran dan memberikan sentuhan nilai-nilai afektif, sosial, dan kutural yang baik agar dapat secara komprehensif menjadikan peserta didik bukan hanya dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya, tetapi juga afektif dan psikomotornya.

Dalam mengajar seorang guru pasti memerlukan bahan ajar. Hal ini berarti bahwa bahan ajar, baik dalam bentuk buku, modul, LKS atau bentuk-bentuk yang lain merupakan komponen yang sangat dibutuhkan dalam membantu proses pembelajaran di kelas. Oleh karena pentingnya bahan ajar, wajarlah kalau setiap guru belajar menyediakan bahan ajar sendiri agar bahan ajar tersebut benar-benar sesuai dan tepat dalam membantu belajar peserta didik.


(40)

2.1.1.2Pengertian dan Pentingnya Modul

Modul merupakan salah satu jenis bahan ajar cetak. Pengertian modul menurut Daryanto (2013: 9) adalah

merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing.

Satyasa (2009: 9) mengatakan bahwa modul adalah

suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang memperhatikan fungsi pendidikan. Didalam modul memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Cara pengorganisasian materi pembelajaran mengandung sequencing yang mengacu pada pembuatan urutan penyajian materi pelajaran, dan synthesizing yang mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada peserta didik keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang terkandung dalam materi pembelajaran.

Direktorat pembinaan SMK, (2008: 10) menyatakan bahwa,

modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistimatis, di dalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan desain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing.

Sedangkan pengertian modul berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Komponen dari suatu sistem yang berdiri sendiri, tetapi menunjang program dari sistem itu; unit kecil dari satu pelajaran yang dapat beroprasi sendiri; kegiatan program belajar-mengajar yang dapat dipelajari oleh murid dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilai, mengukur keberhasilan murid dalam penyelesaiaan pembelajaran.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa, modul dapat diartikan seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistimatis dilengkapi


(41)

petunjuk untuk belajar sendiri sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang guru. Artinya, peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara langsung. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing serta dapat mengukur keberhasilan belajar sendiri.

Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, maka modul paling tidak berisi tentang: (1) petunjuk belajar, (2) kompetensi yang akan dicapai, (3) isi materi, (4) informasi pendukung, (5) latihan-latihan, (6) lembar kerja, (7) evaluasi, dan (8) balikan terhadap hasil evaluasi (Direktorat Pembinaan SMK, 2008: 13).

Menurut Badan Diklat Keuangan (2009: 4) Tujuan penulisan modul sebagai sarana kegiatan pembelajaran sebagai berikut.

1) Sebagai medium referensi belajar.

Modul harus dapat dipakai sebagai referensi belajar atau pengganti tatap muka antara guru dengan peserta didik.

2) Sebagai medium referensi materi.

Modul harus merupakan suatu paket pembelajaran yang disusun secara sistematis, terarah, dan lengkap sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasarnya.

3) Sebagai medium referensi lanjutan belajar.

Pendalaman lanjutan tentang suatu obyek studi tertentu dalam modul disajikan juga dalam bentuk kepustakaan.


(42)

4) Sebagai medium motivator.

Modul digunakan untuk memperjelas dan mempermudah penyajian materi agar tidak terlalu bersifat verbal. Modul juga dapat untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar peserta didik serta mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan.

5) Sebagai media pembelajaran yang fleksibel.

Pembelajaran menggunakan modul dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik guru maupun peserta didik.

6) Sebagai medium evaluator

Modul digunakan oleh peserta didik untuk mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.

Berdasarkan pada tujuan-tujuan di atas, maka modul sama efektifnya dengan pembelajaran tatap muka. Hal ini tergantung pada proses penulisan modul. Modul yang baik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (1) didahului oleh pernyataan sasaran belajar, (2) pengetahuan disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menyertakan partisipasi peserta didik secara aktif, (3) memuat sistem penilaian berdasarkan penguasaan, (4) memuat semua unsur bahan pelajaran dan tugas, (5) memberi peluang bagi perbedaan antara individu peserta didik, (6) mengarah pada suatu tujuan belajar tuntas (Satyasa, 2009: 9).

Banyak keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan menggunakan modul. Satyasa (2009: 11) menyatakan, keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul sebagai berikut.

a. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.


(43)

b. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil.

c. Siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya. d. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.

e. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjang akademik.

Menurut Eninadiron (2011) keunggulan pembelajaran modul sebagai berikut. a. Berfokus pada kemampuan individual peserta didik, karena pada

hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakannya.

b. Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh peserta didik. c. Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara

pencapaiannya, sehingga peserta didik dapat mengetahui keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang diperoleh.

Sedangkan keterbatasan pembelajaran modul sebagai berikut.

a. Penyusunan modul yang baik membutuhkan keahlian tertentu, sukses tidaknya suatu modul tergantung penyusunannya.

b. Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan serta membutuhkan manajemen pendidikan yang berbeda dari pembelajaran konvensional. Hal ini karena setiap peserta didik menyelesaikan modul dalam waktu yang berbeda-beda, tergantung kecepatan dan kemampuan masing-masing. c. Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya cukup

mahal, karena setiap peserta didik harus mencarinya sendiri. Berbeda dengan pembelajaran konvensional, sumber belajar seperti alat peraga dapat digunakan bersama-sama dalam pembelajaran.

Pembelajaran dengan menggunakan modul juga perlu perencanaan kegiatan. Berikut perencanaan kegiatan pelaksanaan pembelajaran modul.

1) Modul dibagikan kepada peserta didik paling lambat seminggu sebelum pembelajaran.

2) Pembelajaran menggunakan modul kooperatif kontruktivistik dan diskusi. 3) Pada setiap akhir unit pembelajaaran dilakukan tes penggalan, tes sumatif


(44)

4) Hasil tes dan tugas yang dikerjakan peserta didik dikoreksi dan dikembalikan dengan feed back yang terstruktur, paling lambat sebelum pembelajaran unit materi ajar berikutnya.

5) Memberi kesempatan kepada peserta didik yang belum berhasil menguasai materi ajar berdasarkan hasil analisis tes penggalan dan sumatif. Hasilnya dipertimbangkan sebagai diagnosis untuk menyelenggarakan program remedial di luar jam pembelajaran (Satyasa, 2009: 9).

Modul sebagai sumber belajar memiliki sifat-sifat yang khas yang menjadikan berbeda dengan model sumber belajar yang lain. Sifat-sifat tersebut adalah: (1) merupakan paket pembelajaran terkecil dan terlengkap, (2) memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dan sistematis, (3) memuat tujuan belajar (SK dan KD) yang dirumuskan secara eksplisit dan spesifik, (4) memungkinkan bagi siswa belajar mandiri, (5) merupakan realiasi pengakuan perbedaan individual.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka pembelajaran menggunakan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kemampuan belajar tinggi akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dibandingkan dengan peserta didik lain.

Pembelajaran secara efektif akan dapat mengubah konsepsi peserta didik menuju konsep ilmiah, sehingga prestasi belajar mereka dapat ditingkatkan seoptimal mungkin baik kualitas maupun kuantitasnya.

Pembelajaran yang dilakukan guru akan lebih berkualitas dan efisien, hal ini tentunya akan lebih meningkatkan prestasi belajar siswa.


(45)

Pembelajaran dengan modul di sekolah, guru sebagai fasilitator tetap mengelola pembelajaran dengan strategis, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai. Pembelajaran juga perlu diselang dengan menggunakan multimedia lain agar tidak membosankan. Modul yang dibuat guru setiap tahunnya perlu dievaluasi dan dilakukan revisi. Untuk peserta didik yang lebih cepat menyelesaikan belajarnya diberikan pengayaan dengan materi yang lebih menantang.

2.1.1.3 Perbedaan Modul dengan bahan Ajar Lain

Menurut Badan Diklat Keuangan (2009: 8) perbedaan modul dengan bahan ajar lain sebagai berikut.

1) Perbedaaan lembar kerja siswa dengan modul

Lembar Kerja Siswa (LKS) dikemas dengan menekankan pada latihan, tugas atau soal-soal saja. LKS menyajikan uraian materi namun disajikan secara ringkas, sehingga siswa masih membutuhkan buku-buku referensi sebagai penunjang belajar. Sedangkan modul dapat digunakan untuk belajar secara mandiri tanpa bantuan buku literatur lain.

2) Perbedaan modul dengan buku teks

Buku teks merupakan naskah yang berupa kata-kata asli dari pengarang; kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau alasan, bahan ditulis untuk dasar memberikan pelajaran, berpidato; diskursif teks yang mengaitkan fakta secara bernalar; ekspressif teks yang mengungkapkan perasaan dan pertimbangan dalam diri pengarang; evaluatif teks untuk mempengaruhi pendapat dan perasaan pembaca; informatif teks yang hanya menyajikan berita faktual tanpa komentar; naratif teks yang tidak bersifat dialog, dan


(46)

isinya merupakan suatu kisah sejarah, deretan peristiwa, dan sebagainya; persuatif teks yang fungsi utamanya mempengaruhi pendapat, perasaan, dan perbuatan pembaca.

Berdasarkan pengertian tersebut, diketahui bahwa buku teks lebih menyajikan kutipan langsung dari nara sumber atau suatu kejadian yang faktual (data-data empiris) tanpa berusaha untuk menyederhanakannya agar mudah untuk mentransfer pengetahuannya. Sedangkan modul, terdapat usaha-usaha meringkas dan menyajikannya untuk pemakai agar lebih mudah dipahami.

3) Perbedaan modul dengan handout

Handout adalah buku pegangan siswa yang berisi tentang suatu materi pelajaran secara lengkap serta sebagai dasar penyamaan persepsi terhadap bahan ajar yang akan diberikan. Bahasa dalam handout kaku dan tidak komutatif, dan di dalamnya terdapat kutipan langsung dari nara sumber. Handout digunakan sebagai pendukung slide presentasi agar peserta didik lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh pengajar. Handout memerlukan tatap muka dengan guru karena keterbatasan yang dimilikinya. Berbeda dengan modul, isinya disajikan per unit terkecil dari materi, bahasa yang disajikan komunikatif, dan modul dapat dipelajari siswa tanpa bantuan guru.

2.1.1.4 Landasan Teori Pembelajaran Menggunakan Modul

Belajar merupakan salah satu faktor penting dan berpengaruh dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu, bahkan bagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Guru merupakan pencipta kondisi belajar


(47)

yang didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru. Perpaduan keduanya akan melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai medianya. Guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran saling mempengaruhi dan memberi masukan. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran harus merupakan aktifitas yang hidup, sarat dengan nilai, dan memiliki tujuan.

Pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru untuk memilih tindakan yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran, Guru akan terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tetapi ternyata tidak berhasil meningkatkan proses belajar , guru dapat mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan aktifitas belajar peserta didik.

Pengembangan Modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis Berbasis Kompetensi yang akan digunakan dalam pembelajaran juga berlandaskan pada teori-teori belajar, prinsip-prinsip belajar, dan strategi pembelajaran. Teori belajar yang melandasi antara lain; teori Jean Piaget, teori David Ausubel, dan teori Konstruktivisme.

1) Teori belajar Jean Piaget

Perkembangan proses belajar pada anak-anak menurut pendapat Pieget adalah sebagai berikut.

a. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil, mereka mempunyai cara yang khas untuk menyatakan kenyataan dan untuk


(48)

menghayati dunia sekitarnya. Maka perlu adanya pelayanan tersendiri dalam belajar.

b. Perkembangan mental anak melalui tahap-tahap tertentu menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.

c. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu, tetapi jangka waktu untuk berlatih dari tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak.

d. Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu (1) kemasakan, (2) pengalaman, (3) interaksi sosial, (4) eguilibration. Sedangkan tahap perkembangannya ada tiga, yaitu (1) berfikir secara intuitif ± 4 tahun, (2) beroperasi secara konkret ± 7 tahun, dan beroperasi secara formal ± 11 tahun.

Menurut Jean Piaget pendidikan yang optimal membutuhkan pengalaman yang menantang bagi pebelajar sehingga proses asimilasi dan akomodasi dapat menghasilkan pertumbuhan intelektual. Untuk menciptakan jenis pengalaman, guru harus tahu level fungsi kognitif peserta didik. Tingkat kognitif adalah tingkat berfikir peserta didik (Hergenhahn Matthew, 2010: 324). Jean Piaget juga berpendapat bahwa,

tingkat berfikir seseorang sesuai dengan perkembangan usia. Misalnya (1) umur 1-2 tahun, tingkat berfikir seseorang berada pada tingkat sensori motoritas; (2) umur 2-7 tahun, tingkat berfikir seseorang berada pada tingkat pra-operasional; (3) umur 7-11 tahun, tingkat berfikir seseorang berada pada tingkat konkrit, dan (4) umur 11 tahun keatas, tingkat berfikir seseorang berada pada operasi formal. Sesuai dengan tingkat berfikirnya, setiap orang atau peserta didik diberi rangsangan yang berbeda. Sehingga rangsangan itu bisa direspon dengan mempengaruhi perilaku yang diharapkan. Manusia belajar melalui pergaulan dengan lingkungan itu seseorang melewati tiga tahap belajar, yaitu: tingkat konkrit, tingkat skematis, dan tingkat abstrak (Trianto, 2012: 71)


(49)

Kecepatan perkembangan tiap individu melalui urutan tahapan ini berbeda-beda dan tidak ada individu yang melompati salah satu tahap tersebut. Tiap-tiap tahap ditandai dengan munculnya kemampuan intelektual baru yang memungkinkan orang memahami dunia dengan cara yang semakin komplek.

Menurut Piaget, anak membangun sediri skemata-skemata dari pengalamannya dengan lingkungannya. Peran guru sebagai fasilitator perlu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi siswanya (Trianto, 2012: 72).

Beberapa implikasi teori Piaget dalam pembelajaran, sebagai berikut.

1) Memfokuskan pada proses berfikir anak, tidak sekedar pada produknya. Dalam pengcekkan kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sampai pada jawaban tersebut.

2) Pengenalan dan pengakuan atas peranan peserta didik penting sekali, inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam pembelajaran.

3) Penerimaan perbedaan individu dalam perkembangan kemajuan, bahwa seluruh anak berkembang melalui urutan perkembangan yang sama, namun mereka memperolehnya pada kecepatan yang berbeda. 4) Dalam menata kegiatan di kelas, guru harus melakukan upaya khusus

untuk individu-individu dan kelompok-kelompok kecil bukan untuk kelompok klasikal.

5) Dalam kelas tidak menyajikan pengetahuan jadi, anak didorong untuk menemukan sendiri pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan. Guru harus mempersiapkan beraneka ragam kegiatan yang memungkinkan anak melakukan kegiatan secara langsung (Trianto, 2012: 73).

Berdasarkan uraian teori Piaget, beberapa implikasi dapat diambil untuk pembelajaran Pengantar Ekonomi dan Bisnis, yaitu (1) setiap peserta didik hendaknya diberi rangsangan yang berbeda sesuai dengan tingkat berfikir, (2) peserta didik didorong untuk menemukan sendiri pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya, (3) materi belajar yang disajikan tepat


(50)

guna, (4) materi belajar disesuaikan dengan tingkat kemampuan berfikir peserta didik, (5) strategi dan media pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik individu peserta didik.

Prinsip utama yang dikembangkan dalam pembelajaran menggunakan modul adalah pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan individu dan usia peserta didik, meliputi perkembangan kognitif, emosi, minat, dan bakat. Untuk peserta didik tingkat SMK/MAK yang berusia rata-rata 14-18 tahun, sesuai perkembangan kognitif Piaget, telah memiliki kemampuan berfikir abstrak sehingga dapat dirancang pembelajaran yang melatih peserta didik untuk memecahkan masalah melalui kegiatan eksperimen. Materi dalam modul disusun secara sistimatis sehingga peserta didik mudah memahaminya. Materi yang luas dikembangkan kedalam beberapa kegiatan belajar. Belajar dengan modul akan ada proses secara bertahap dalam penerimaan materi ke otak peserta didik sesuai denagn kemaampuan dan waktu yang dibutuhkaan. Peserta didik dapat menemukan sendiri pengetahuannya tanpa atau dengan bimbingan guru.

2) Teori Belajar Bermakna David Ausubel

Teori belajar David Ausubel terkenal dengan nama teori belajar bermakna. Ausubel mengartikan belajar adalah suatu proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang (Dahar,1996: 112). Hal senada juga diungkapkan oleh Nasution (2009: 10), bahwa meaningfull Lerning atau belajar bermakna hanya akan


(51)

tercapai apabila terjadi keterkaitan intelektual antara apa yang telah dipelajari dengan pengetahuan barunya.

Menurut Ausubel faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna adalah struktur kognitif yang telah ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan suatu bidang studi pada waktu tertentu. Sifat-sifat struktur kognitif menentukan vailiditas dan arti-arti yang timbul, informasi baru masuk kedalam struktur kognitif itu, demikian juga sifat proses yang terjadi (Dahar, 1996: 116).

Selanjutnya dikatakan bahwa pembelajaran dapat bermakna jika memenuhi syarat yaitu materi yang dipelajari bermakna secara potensial, dan anak yang belajar bertujuan melaksanakan belajar bermakna. Materi bermakna secara potensial adalah materi yang memiliki kebermaknaan logis dan gagasan yang relevan, harus terdapat dalam struktur kognitif peserta didik.

Berdasarkan pandangan belajar bermakna, maka David Ausubel mengajukan empat prinsip pembelajaran (Winataputra, 1997: 25).

a. Pengatur awal (advance organizer)

Pengatur awal atau bahan pengait dapat digunakan guru dalam membantu mengaitkan konsep lama dengan yang baru dan lebih tinggi maknanya. Penggunaaan pengatur awal yang tepat dapat meningkatkan pemahaman berbagai macam materi, terutama materi pelajaran yang mempunyai struktur teratur. Pada saat mengawali pembelajaran suatu pokok bahasan sebaiknya pengatur awal digunakan, agar pembelajaran lebih bermakna.


(52)

b. Diferensiasi progresif

Proses belajar bermakna perlu ada pengembangan dan kolaborasi konsep-konsep. Caranya, unsur yang paling umum dan inklusif diperkenalkan dahulu kemudian yang lebih mendetail, berarti proses pembelajaran dari umum ke khusus.

c. Belajar superordinat

Belajar superordinat adalah proses struktur kognitif yang mengalami pertumbuhan ke arah deferensiasi, terjadi sejak perolehan informasi dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar akan terus berlangsung hingga ditemukan hal-hal baru. Belajar super ordinat akan terjadi bila konsep-konsep lebih luas dan inklusif. d. Penyesuaian Integratif

Suatu saat siswa akan menghadapi kenyataan bahwa dua atau lebih nama konsep digunakan untuk menyatakan konsep yang sama atau yang tidak sama diterapkan pada lebih dari satu konsep. Untuk mengatasi pertentangan kognitif itu. Ausubel mengajukan konsep pembelajaran penyesuaian integratif. Caranya, materi pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga guru dapat menggunakan herarkhi-herarkhi konseptual ke atas dan ke bawah selama informasi disajikan.

Penerapan prinsip belajar Ausubel, dalam pembelajaran guru perlu perlu melakukan langkah-langkah berikut.

1) Mengukur kesiapan peserta didik (minat, kemampuan, struktur kognitif) melalui tes awal, review, interviu, atau pertanyaan.


(53)

3) Memilih materi dan mengaturnya dalam bentuk penyajian konsep kunci mulai dari kongkrit, controversial, atau yang bersifat aneh/tidak biasa.

4) Menyajikan pandangan secara menyeluruh, memakai advance organizers.

5) Siswa diajarkan untuk memahami konsep dan prinsip yang ada dengan memberikan fokus pada hubungan yang ada.

3) Teori Belajar Konstruktivisme

Teori Kontruktivisme adalah suatu pendapat yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem arti dan pemahaman realita melalui pengalaman dan interaksi mereka (Trianto, 2012: 74).

Menurut teori pembelajaran Konstruktivisme, satu prinsip terpenting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini dengan memberikan siswa kesempatan untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan membelajarkan siswa dengan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa kepemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjatnya. (Slavin, 1994: 225).

Dalam proses pembelajaran guru tidak memberikan pengetahuan yang sudah jadi, tetapi hanya berupa rangsangan dan permasalahan untuk dibangun sendiri oleh siswa. Guru sebagai fasilitator dan motivator hanya memberi arahan, motivasi dan fasilitas agar siswa dapat berinteraksi bersama teman-temannya.


(54)

Prinsip-prinsip yang sering diambil dariKonstruktivisme sebagai berikut. 1) Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif.

2) Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa. 3) Mengajar adalah membantu siswa belajar.

4) Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir.

5) Kurikulum menekankan partisipasi siswa. 6) Guru sebagai fasilitator (Trianto, 2012:75).

Berdasarkan pendapat maka diperoleh kesimpulan bahwa teori belajar konstruktivisme menghendaki pengetahuan yang dibentuk sendiri oleh peserta didik. Peserta didik harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya untuk memperoleh pengetahuannya. Oleh karena itu maka perlu disediakan sarana belajar seperti bahan ajar, media pembelajaran, alat-alat, dan fasilitas lain. Pembelajaran Pengantar Ekonomi dengan bermodul dikembangkan menurut paham konstruktivisme yang menyatakan, bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. Belajar bermakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah, tetapi mengalami sendiri merupakan kunci untuk kebermaknaan. Pembelajaran Pengantar Ekonomi dengan bermodul diupayakan menyediakan rangsangan dan informasi yang ditata dan diorganisisr dengan baik dan menarik agar peserta didik termotivasi untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan kondisi, karakteristik, dan tingkat kemampuan peserta didik.


(55)

Pengembangan modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis berlandaskan pada prinsip-prinsip belajar dan strategi pembelajaran. Ada beberapa prinsip-prinsip dan strategi pembelajaran sebagai landasan pengembangan modul Pengantar Ekonomi dan Bisnis ini.

1) Prinsip-prinsip pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam implementasi pendidikan berbasis kompetensi.

a. Prinsip-Pinsip Belajar Kontrukstivisme

Sukadi (2003: 3) menyatakan bahwa konstrukstivisme dalam pembelajaran pendidikan IPS sangat diperlukan, agar tujuan belajar dapat tercapai lebih powerfull dan bermakna, sebagaimana dijelaskan dalam kurikulum Standar Social Studies di Amerika bahwa, “….. The Subject matter standarts for social studies teachers that are presented assume that social studies should be taught in manners that are consistens with (1) a constructivis view of learning, and (2) the principles of teaching

social studies that have been identified….as”essential; charactheristic of

powerfull social studies” (NCSS, 2000).

Pandangan konstruktivisme tentang belajar, termasuk belajar Pengantar Ekonomi dan Bisnis adalah proses intelektual dimana peserta didik mengembangkan apa yang mereka ketahui melalui proses penyelarasan gagasan-gagasan baru dengan gagasan-gagasan yang telah dipelajari sebelumnya, dan mereka melakukan penyesuaian melalui cara-cara yang unik.


(56)

Hasil penelitian Sukadi (2003 : 6) menjelaskan bahwa, pembelajaran konstruktivisme sangat relevan diterapkan dalam pembelajaran Ilmu Sosial berbasis kompetensi, khususnya pembelajaran menurut pandangan konstrukstivisme social yang menekankan pentingnya aspek sosio-moral dalam aktivitas akademis. Prinsip-prinsip yang perlu dilaksanakan anatara lain: (1) menciptakan situasi aktif terkait dengan tujuan-tujuan siswa, (2) memajukan interaksi sosial yang berpusat pada aktivitas akademis, (3) membangkitkan kebutuhan siswa untuk berkomunikasi dan keinginan untuk berkolaborasi, (4) mengembangkan aktivitas akademis dalam konteks moral, (5) mendorong penalaran siswa mulai dari apa yang diketahui siswa, menghormati kesalahan siswa, dan mengajar disesuaikan dengan jenis pengetahuan (fisik, logika dan sosial) yang ingin dibangun atau dikembangkan, dan (6) memberikan waktu yang cukup untuk proses kontruksi pengetahuan.

b. Pendidikan IPS yang Powerfull.

NCSS (2000 :11-13) menjelaskan bahwa IPS yang powerfull memilki lima prinsip dalam aplikasinya yang berimplikasi pada apa yang harus diketahui guru, apa yang harus dilakukan dan disposisi apa yang harus dimilikinya. Kelima prinsip itu adalah (1) pembelajaran IPS harus bermakna (meaningful), (2) integrative, (3) berbasis nilai-nilai (value-based), (4) menantang (challenging), dan (5) belajar yang aktif (learning is active).


(57)

Pembelajaran IPS dikatakan bermakna apabila siswa dapat mengintegrasikan seluruh pengetahuan, keyakinan, nila-nilai, sikap, keterampilan sosial dan kewarganegaraan yang bermanfaat untuk dirinya, kehidupan di masyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Pembelajaran harus menekankan pada pendalaman perkembangan ide-ide penting dalam cakupan topik yang cukup esensial, sehingga peserta didik mampu meningkatkan pemahaman, apresiasi, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan di masyarakat. Kebermaknaan tergantung pula pada bagaimana content pelajaran dipelajari siswa dan bagaimana aktivitas siswa dapat ditingkatkan. Untuk ini materi tidak perlu banyak tetapi bersifat artificial, cukup yang esensial tetapi bermakna.

Pembelajaran dikatakan integratif apabila pembelajaran dapat melalui tema-tema dengan pendekatan yang bersifat multidiscipline, interdiscipline, dan crossdiscpline dengan memadukan pengetahuan, keyakinan, nilai-nilai atau norma, dan lintas kurikulum.

Pembelajaran dikatakan berbasis nilai apabila pembelajaran tidak hanya concern pada fakta-fakta, peristiwa, konsep dan generalisasi saja, melainkan lebih memfokuskan pada etika di balik tema-tema yang dikaji dan memungkinkan siswa membahas isu-isu kontroversial serta menyediakan arena untuk refleksi bagi pengembangan kebijakan sosial


(1)

menarik perhatian dengan memberikan warna, ukuran teks, atau jenis teks yang menarik.

5) Dalam mempelajari modul siswa didorong untuk selalu bekerja sama, karena dengan bekerja sama dengan siswa lain dalam suatu kelompok akan memberikan pengalaman nyata yang bermanfaat.

6) Tujuan pembelajaran pada modul perlu diinformasikan secara jelas dan tegas pada siswa agar siswa dapat memfokuskan perhatian pada hal-hal yang menjadi tujuan.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, peneliti memberikan saran sebagai berikut.

5.3.1 Saran untuk guru dan kepala sekolah

1. Guru sebaiknya mengembangkan modul atau bahan ajar sendiri yang menarik dengan langkah-langkah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sehingga dapat untuk menjawab atau dapat untuk memecahkan masalah kesulitan belajar siswa.

2. Untuk menulis modul yang baik, diperlukan ketrampilan pengetahuan yang memadai, baik tentang pengetahuan materi, penggunaan bahasa, dan teknik-teknik penulisan modul. Oleh karena itu perlu dilaksanakan Diklat dengan mengundang fasilitator atau nara sumber yang berkompeten di bidang pengembangan modul.


(2)

5.3.2 Saran untuk peneliti dan pengembang lain.

1. Tidak menutup kemungkinan Modul Pengantar Ekonomi Berbasis Kompetensi ini untuk dikembangkan lagi baik isi maupun yang lainnya, sehingga hasilnya akan lebih lengakap dan lebih sempurna.

2. Sebaiknya uji coba lapangan terhadap penggunaan modul hasil pengembangan dilakukan di wilayah yang lebih luas, sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Asyhar, Rayandra, 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Gaung Persada Press. Jakarta

Badarudin. 2011. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran.

http://ayahalby.wordpress.com/2011.02/23/model-pengembangan-perangkat-pembelajaran.

Badan Pendidikan Latihan Keuangan Departemen Keuangan RI. 2009. Pedoman Penulisan modul Diklat Keuangan. Departemen Keuangan RI. Jakarta Dahar, R.W. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Daryanto, 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk persiapan guru dalam mengajar. Gava Media. Yogyakarta

Dick, W dan Carey L. 2001. The Systematic Design of Instruction (5thed). New York: Addison-Wesley Education Publisher Inc.

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rinneka Cipta. Jakarta Direktorat Pembinaan SMA. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.

Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pelaksanaan Penilaian Dalam Implementasi KTSP di SMA. Kementrian Pendidikan Nasional. Jakarta Direktorat Pembinaan SMK. 2008. Teknik Penyusunan Modul, seri Bahan

Bimbingan Teknis Implementasi KTSP. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik danTenaga Kependidikan, 2008, Penulisan Modul, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain 2010. Strategi Belajar Mengajar, Renieka Cipta. Jakarta.


(4)

Dunia Pendidikan Indonesia. 2009. Pengertian Kompetensi dan Kurikulum

Berbasis Kompetensi. http://weblog-pendidikan.blogspot.Com/2009/08/ pengertian-kompetensi-dan-kurikulum.html.

Eninadiron, 2011. Pembelajaran Dengan Modul: http://id.shvoong.com/social scientics/education/2186225.

Fathurrohman pupuh, Sobry Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

Hergenhahn B.R., Matthew H. Olson, 2010. Theories Of Learning ( Teori Belajar). Jakarta: Kementrian Prenada Media Group.

Kidispur. 2009. Prinsip Pembelajaran Berbasis Kompetensi.

http://kidispur.blogspot.com/2009/01/prinsip-pembelajaran- berbasis. html diakses tanggal 1 Mei 2013.

Mulyasa, 2010. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi. PT Remaja Rosda karya offset. Bandung Lestari, Eka. 2010. Model Pembelajaran. http://ekalestari359.blog.com/tugas-

desain-intruksional.html. Diakses 2 Mei 2013

NCSS. 2000. National Standards for Social Studies Teachers. Washington DC: NCSS.

Nasution, S. 2009. Pengembangan Kurikulum. Citra Aditya Bakti. Bandung Pargito. 2009. Penelitian dan Pengembangan Bidang Pendidikan.

Bandar Lampung: Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Lampung.

--- 2010. Dasar-Dasar Pendidikan IPS. Bandar Lampung: Fakultas Pendidikan dan Keguruan Universitas Lampung.

Pusat Kurikulum, Balitbang. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi Akuntansi Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Rahayu Dyah. 2008. Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Makalah), Universitas Islam. Jakarta

Reigulut, C.M. 1983. Intructional Design Theories and Model: An Overview of Their Current Status. Hilldate, N.J: Lawrence Erlbaum Associates. Satyasa wayan I. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori


(5)

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. PT remaja Rosdakarya. Bandung

Sedarmayanti, 2009. Sumber Daya Manusis dan Produktivitas Kerja. Mandar. Bandung

Slavin, RE, 1994, Educational Psychologi Theory and Practise Fourth Edition. Massachusetts: Allyn and Bacon

Somantri, Nu’man, 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. PPS-FPIPS

UPI dan PT Remaja Rosda Karya. Bandung

Sugiyono. 2000. Statistik Untuk Penelitian, CV Alfabeta. Bandung. Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Pendidikan, CV Alfabeta. Bandung. Supriyono, R.A. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. BPFE.Yogyakarta. Susanto. Azhar. 2007. Sistem Informasi Manajemen. Lingga Jaya. Bandung Suhartati Tri. 2011 Pengembangan Bahan Ajar Matematika Berbasis Teknologi

Informasi Dan Komunikasi Kelas X Semester II SMK Negeri 2 Bandar Lampung. Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan. Universitas Negeri Jakarta.

Sukadi, et al., 2003. Implementasi Model Konstruktivis dalam Pembelajaran IPS (Model Praktik Belajar Kewarganegaraan pada Pembelajaran PPKn Tingkat SLTP) IKIP Singaraja. Singaraja

SMK N 1, 2011. Tujuan Sekolah SMK http://smk negeri.blogspot com /html. Diakses 2 Mei 2013

Tanra Komang Dewa, Dip.App. ling. 2009. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Makalah). Universitas Pendidikan ganesha. Singaraja

Trianto, 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta

Tu’u, Tulus. 2004, Peran Disiplin Pada Prilaku-Prilaku Prestasi Siswa. Rineka

Cipta. Jakarta

Universitas Lampung. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Winataputra, Udin S. 1997, Strategi Belajar Mengajar, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta


(6)

Yamit, Zulian. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Ekonisia FE UII. Yogyakarta

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum.