Infrastruktur Media dan Telekomunikasi S

Infrastruktur Media dan Telekomunikasi
Sebagai Motor Pertumbuhan Ekonomi
Oleh : Paulina Damayanti
NIM : 00000012663

Berbicara mengenai teknologi media dan telekomunikasi dari sisi ilmu elektro
maupun mesin, maka kita bisa mendapatkan begitu banyak essay dan buku yang dapat
memberikan kita informasi mengenai hal tersebut, baik dari segi infrastruktur, software dan
hardwarenya hingga perkembangannya dari generasi ke generasi. Namun, lain hanyanya
ketika kita berbicara mengenai teknologi media dan telekomunikasi dalam konteks ilmu
komunikasi dan pengaruhnya terhadap masyarakat, maka sangat jarang kita bisa
mendapatkan buku, essay ataupun penelitian yang menyoroti hal tersebut. Padahal jika
ditelaah lebih jauh, dilihat dari perspektif teori komunikasi, kemajuan di bidang teknologi
media dan telekomunikasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya masyarakat, gaya hidup,
bahkan berefek pada pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.
Perkembangan teknologi media dan komunikasi yang kini telah, tengah dan akan kita
nikmati, tak lepas dari peran infrastruktur yang menyusunnya. Infrastruktur media dan
telekomunikasi menurut Grant & Meadows yaitu struktur fisik yang menjadi prasarana dalam
jaringan komunikasi. Jika infrastruktur teknologi media dan telekomunikasi berkembang
dengan baik, maka hal tersebut juga akan semakin meningkatkan efek kemajuan dibidang
teknologi media dan telekomunikasi.

Infrastruktur media dan telekomunikasi telah ada sejak jaman Yunani kuno, dimana
infrastruktur masih tradisional dan bersifat analog. Infrastruktur analog yaitu struktur fisik
yang lebih banyak melibatkan panca indra untuk memproses informasi, misalnya manusia
menggunakan api, asap atau lampu sebagai media penyampaian informasi, dalam hal ini
asap, lampu, atau api merupakan contoh infrastruktur media analog. Kelemahan infrastruktur
ini adalah rentan terhadap cuaca buruk ataupun noise; jaringan frekuensi penerima informasi
relatif sempit; alat-alat masih sederhana dimana satu alat hanya bisa memberikan satu fungsi,
yaitu untuk memproduksi, mendistribusikan atau menyimpan informasi; kurang efektif dan
efisien dalam kecepatan penyampaian, memproses ataupun menangkap informasi.

Infrastruktur teknologi telekomunikasi tradisional seperti asap, api, ataupun lampu,
mengalami perkembangan sejak pada tanggal 24 Mei 1844 Morse berhasil memecahkan kode
Morse dan menandai dimulainya era telekomunikasi. Setelah kode morse terpecahkan, para
ahli dibidang teknologi pun mulai mengembangkan berbagai penelitian dibidang infrastruktur
telekomunikasi,

menggunakan

elektromagnet.


Berkat

infrastruktur

yang

semakin

berkembang, teknologi telekomunikasipun semakin berkembang. Secara berturut-turut pada
tahun 1876 Alexander Graham Bell berhasil menciptakan alat yang kini kita kenal dengan
telepon, dan tahun 1896 Marconi menemukan telegraf. Inilah cikal bakal dari infrastruktur
penyusun teknologi telepon, radio, televisi, dan internet.
Infrastruktur teknologi media analog yang masih banyak menggunakan tenaga
manusia untuk penyampaian informasi, kini semakin berkembang dan maju dengan adanya
infrastruktur teknologi media digital. Yaitu struktur fisik yang menggunakan konsep 0 dan 1,
yang dapat memproses, mendistribusikan dan sekaligus mengkonsumsi informasi. Sehingga
tidak lagi banyak menggunakan tenaga manusia. Di era ini, infrastruktur media mempunyai
multi fungsi, yaitu input, process, output dan sekaligus strorage. Terdiri dari struktur
hardware, software, procedure, brainware dan content dari informasi. Infrastruktur teknologi
media digital ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan infrastruktur analog, yaitu lebih

tahan menghadapi cuaca buruk ataupun noise; jaringan frekuensi penerima informasi relatif
lebih luas; hasil informasi yang diterima lebih cepat, jelas dan akurat; lebih efektif dan efisien
karena satu alat dapat berfungsi sebagai input, process, output dan sekaligus strorage; lebih
sedikit menggunakan tenaga manusia, karena semua dilajankan dengan sistem digital.
Perkembangan infrastruktur media dan telokomunikasi membuka jalan bagi
terciptanya berbagai teknologi media dan telekomunikasi yang makin canggih dan
berdayaguna tinggi. Hal tersebut tentu akan memberikan pengaruh besar terhadap budaya
masyarakat, gaya hidup, bahkan berefek pada pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Berkat
infrastruktur yang semakin berkembang, teknologi telekomunikasipun semakin berkembang,
hal tersebut yang mendorong Pemerintah untuk semakin meningkatkan infrastruktur media
dan telekomunikasi di Indonesia secara merata, sehingga berbagai menfaat teknologi
komunikasi bener-bener dapat dimaksimalkan sebagai sarana kemajuan dan pertumbuhan
ekonomi.
Ketersediaan infrastruktur teknologi komunikasi di Indonesia yang memadai, dalam
hal ini jumlah akses, kualitas jaringan, jangkauan frekuensi, menjadi hal vital yang harus
dipenuhi agar teknologi media dan telekomunikasi tidak hanya memberi manfaat untuk alat

komunikasi tetapi berperan pula dalam menghasilkan peluang ekonomi masyarakat untuk
mengembangkan bisnis, pendidikan, traveling, pariwisata, hiburan, industri ekonomi kreatif
dan lain sebagainya.

Infrastruktur teknologi telekomunikasi yang merata di setiap wilayah Indonesia, akan
meningkatkan kualiatas informasi bagi masyarakat, arus informasi yang diciptakan menjadi
lebih lancar dan cepat sampai pada sasaran, dan dapat menjadi motor penggerak untuk
kegiatan yang lebih produktif, seperti membuka peluang usaha, kegiatan bisnis, pendidikan,
transportasi, pariwisata, dan kemajuan dalam industri perfilman dan musik.
Hudson dari University of San Francisco, meneliti tentang vitalnya infrastruktur
teknologi media dan komunikasi di suatu Negara, yaitu : memberikan pemahaman atau
promosi tentang suatu produk, sehingga menjadi media antara produsen dan konsumen dalam
melakukan transaksi ekonomi; menjadi motor penggerak untuk membangun daerah dan
efisiensi di bidang transportasi; dapat membantu suatu daerah yang terisolir mendapatkan
akses komunikasi dan informasi sehingga dalam keadaan darurat dapat segera mendapat
bantuan dari luar; menjalin kerjasama Internasional dengan Negara-negara lain di bidang
pemerintahan, pariwisata dan bisnis. Jika diringkas, maka manfaat infrastruktur teknologi
media dan telekomunikasi yaitu : efisiensi (menghemat pengeluaran), efektivitas
(meningkatkan kualitas) dan equity (memberi manfaat bagi masyarakat).
Coba kita tengok, kini kota-kota yang menjadi sentral industri pariwisata dan kuliner,
seperti Bali, Yogyakarta, Surakarta, dan Lombok, sudah sangat familiar dengan adanya
kampung cyber. Kampung cyber bisa diartikan sebagai ’desa dunia maya’, dimana
kampung/desa tersebut dapat memaksimalkan setiap potensi wilayahnya, mulai dari tempat
wisata, kuliner, kerajinan tangan, dan pertunjukan seni, melalui blog, facebook, ataupun

twitter. Setiap warga di kampung cyber boleh menulis ulasan tentang potensi wilayahnya
tersebut. Hal itu tentu sangat membantu dalam mempromosikan potensi tiap-tiap daerah
hingga jangkauan nasional dan Internasional.
Kampung cyber terbentuk tentu membutuhkan infrastruktur teknologi yang
menyusunnya, antara lain adanya laptop, komputer, dan konektivitas layanan berupa telepon
ataupun WIFI yang diberikan oleh Pemerintah ataupun sponsor dari beberapa perusahaan
telekomunikasi. Selain ketersediaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, juga diperlukan
pelatihan/training

bagi

warga

agar

dapat

memaksimalkan

fungsi


dari

teknologi

telekomunikasi di kampong cyber tersebut, sehingga warga tidak hanya kaya akan informasi

dan pengetahuan, namun juga dapat menjaga nilai-nilai lokal budaya setempat agar tidak
terpengaruh dari budaya luar, dalam artian walaupun berwawasan luas, namun tetap
mempertahankan ciri khas budaya setempat dan tidak kehilangan jati diri.
Tidak

hanya

mengajarkan

masyarakat

untuk


melek

teknologi

dan

lebih

memaksimalkan manfaat teknologi komunikasi, namun kampung cyber juga bermanfaat
untuk meningkatkan pendapatan daerah dan negara, membuka peluang usaha dan lapangan
pekerjaan, dan sarana untuk saling sharing informasi antar sesama produsen/pengelola
tempat

wisata,

baik

untuk

menciptakan


produk,

mengelola,

hingga

mendistribusikan/memasarkannya.

BukuAcuan
Deloitte. (2008). Nusantara Terhubung, Peran Internet dalam Pembangunan Ekonomi
Indonesia. Jakarta
Dominick, J. R. (2008). The Dynamics of Mass Communication: Media in the Digital Age,
Tenth Edition, McGraw-Hill, International Edition
Grant, A. E. & Meadows, J. H. (2010). Communication Technology Update and
Fundamentals. 12th Edition. Focal Press
Hudson E. Heather. (1995). Director Telecommunications Management and Policy Program
McLaren School of Business University of San Francisco, Economic and Social
benefits of Rural Telecommunications, World bank.
Mirabito, M.A.M & Morgenstern, B.L. (2004). The New Communications Technology:

Applications, Policy, and Impact. Fifth Edition. Focal Press
Straubhaar, J., LaRose, R. & Davenport R., (2011). Media Now: Understanding Media,
Culture, and Technology, Update Seventh Edition. Thomson-Wadsworth