MODEL EVALUASI KINERJA VENDOR
MODEL EVALUASI KINERJA VENDOR
Tiena G. Amran, SD Tri Wulandari, Oktabrianto Prasyudi
Program Studi Magister Teknik IndustriUniversitas Trisakti tiena_amran@yahoo.com , sd_triwulandari@yahoo.com, oktabrianto@gmail.com
ABSTRAK
Dalam melakukan proses produksi, PT. XYZ bekerja sama dengan banyak vendor untuk membuat part – part, karena perusahaan tidak memiliki teknologi pembuatan part tersebut. Dengan tujuan untuk minimasi cost dan kontrol kualitas yang lebih mudah. Saat ini jumlah part yang di supply oleh vendor kurang lebih sebanyak 9000 nomor part yang berasal dari 210 vendor. Karena jaminan kualitas menggunakan sistem sampling, tidak mungkin memastikan semua delivery vendor tepat waktu, dan proses seleksi vendor hanya berdasarkan harga. Maka perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan terhadap kinerja vendor. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat : model penilaian evaluasi kinerja vendor, model audit evaluasi vendor, dan model kontrol perbaikan hasil audit dengan statistical process control (SPC). Penelitian ini menghasilkan model penilaian evaluasi kinerja dengan 3 kriteria utama quality, delivery, dan service, serta model ini juga merekomendasikan jenis audit yang perlu dilakukan. Model audit evaluasi vendor dibagi menjadi 3 jenis sesuai dengan kriteria penilaian, dengan tujuan proses audit menjadi lebih detail dan mempersingkat waktu audit. Model kontrol perbaikan hasil dengan SPC memberikan informasi pada auditor mengenai hasil perbaikan sudah dijalankan dengan baik dan berjalan stabil atau tidak.
Kata Kunci : SPC, Quality, Delivery, Service.
ABSTRACT
In the production process, PT. XYZ works with many vendors to make the parts, because the company does not have the parts making technology. With the aim of minimizing the cost and quality control easier. Currently the number of parts that are supplied by the vendor of approximately 9000 part numbers from 210 vendors. Due to quality assurance sampling system, it is impossible to make sure all the vendors on time delivery, and vendor selection process based on price. Then need to be evaluated and improved the performance of the vendor. The purpose of this research is to create : a model of vendor performance evaluation appraisal, a model of vendor evaluation audit, and a model of improved control of audit results with statistical process control (SPC). This research resulted in the model of vendor performance evaluation appraisal with 3 main criteria of quality, delivery, and service, and this model also recommends the type of audit needs to be done. A model of vendor evaluation audit is divided into three types according to the appraisal criteria, with the goal of becoming more detailed audit process and shorten the time of the audit. A model of improved control of audit results with SPC give the auditor information regarding the results of improvement has been run and is running stable or not.
Keyword : SPC, quality, delivery, service.
1. Pendahuluan
minimasi cost dan kontrol kualitas yang
1.1 Latar Belakang
lebih mudah.
Perusahaan dibidang manufaktur Gadde dan Hakkanson (2001) saat
menyatakan bahwa vendor adalah strategi menghasilkan produk yang berkualitas
ini berlomba-lomba
dalam
utama yang penting untuk sebagian besar dengan harga yang bersaing. Untuk
perusahaan saat ini. Karena sejumlah mencapai hal tersebut, maka tiap
besar material atau part yang digunakan perusahaan memiliki strategi berbeda-
oleh suatu perusahaan ketersediannya beda. Salah satu strategi yang menjadi
dibuat oleh vendor. Jumlah pembelian pilihan adalah membuat part pada pihak
dari vendor umumnya lebih dari setengah eksternal (vendor), dengan tujuan
total cost pada sebagian besar perusahaan Model evaluasi vendor (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
untuk mencegah perusahaan bukan hanya terkait keuangan
ketidaksesuaian
terulangnya. Tindakan korektif harus saja, karena kinerja vendor berdampak
sesuai dengan pengaruh ketidaksesuaian langsung pada efisiensi dan efektivitas
yang dihadapi.
perusahaan pelanggan dan merupakan hal
ditetapkan prosedur yang vital.
Harus
untuk menetapkan Untuk memastikan bahwa kinerja
terdokumentasi
persyaratan bagi :
vendor cukup memadai, program evaluasi
ketidaksesuaian vendor pun telah dikembangkan.
a) peninjauan
(termasuk keluhan pelanggan), Beberapa program memastikan bahwa
b) penetapan penyebab ketidaksesuaian, vendor memenuhi harapan dalam jangka
c) penilaian kebutuhan tindakan untuk pendek, sementara fokus jangka panjang
memastikan bahwa ketidaksesuaian adalah melakukan pengembangan vendor
tidak terulang,
yang berkaitan dengan kinerja. Krause
d) penetapan dan penerapan tindakan dan Ellram (1997), dalam sebuah survei
yang diperlukan, terhadap 350 - 500 perusahaan
e) rekaman hasil tindakan yang disimpulkan bahwa evaluasi kinerja
dilakukan, dan
merupakan hal penting terhadap program
efektifitas tindakan pengembangan
f) peninjauan
korektif yang dilakukan. perusahaan tidak memiliki program
supplier .
Meskipun
Terkait hal tersebut, PT. XYZ pengembangan formal, evaluasi supplier
merupakan perusahaan manufaktur yang merupakan hal penting. Menurut Hugos
memproduksi produk elektronik. Dalam (2003) nilai dari kualitas produk,
melakukan proses produksinya PT. XYZ pelayanan
bekerja sama dengan banyak vendor pengiriman adalah beberapa faktor yang
untuk membuat part – part yang dapat
teknologinya tidak dimiliki perusahaan, mengevaluasi vendor. Metode tersebut
dipertimbangkan
dalam
dengan tujuan untuk minimasi cost dan dapat membantu organisasi mengevaluasi
kontrol kualitas yang lebih mudah. vendor
Sebagian besar part yang digunakan di efisiensinya. Sedangkan pada penilaian
dan untuk
mengetahui
area assembly dibuat oleh vendor. Saat kinerja tradisional, harga dan biaya
ini jumlah part yang di supply oleh digunakan sebagai
vendor kurang lebih sebanyak 9000 mendominasi dalam evaluasi kinerja
dimensi yang
nomor part yang berasal dari 210 vendor. vendor (Wilson,1994).
Dalam penentuan pemilihan vendor Menurut ISO 9001 : 2008 pada
tersebut, saat ini lebih dititik-beratkan klausul 8 pengukuran, analisis, dan
terkait pada harga karena belum ada perbaikan.
mekanisme proses seleksi vendor. harusmerencanakan
Organisasi
Dalam memastikan kualitas part mengimplementasikan
dan
vendor , dilakukan dengan cara inspeksi pemantauan, pengukuran, analisis dan
proses
oleh Incoming Quality Control (IQC). perbaikan yang diperlukan untuk:
Part yang dikirim oleh vendor dilakukan
a) memperagakan kesesuaian terhadap inspeksi dengan metode sampling persyaratan produk,
Acceptance Quality Level (AQL) dan Fix
Sampling oleh IQC untuk memastikan manajemen mutu, dan
b) memastikan kesesuaian
sistem
kualitasnya sebelum digunakan oleh
bagian produksi. Jika ditemukan keefektifan sistem manajemen mutu.
c) terus-menerus
memperbaiki
ketidaknormalan pada saat inspeksi, Kemudian pada poin 8.5 perbaikan,
maka lot delivery tersebut dinyatakan lot
8.5.2 tindakan korektif dinyatakan out dan perlu dilakukan tindakan lebih bahwa : Organisasi harus melakukan
lanjut yaitu sortir, repair, atau reject. Model evaluasi vendor (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
Tetapi tidak semua part dilakukan penanganan masalah kualitas dan inspeksi, terhadap part – part yang tidak
delivery yang terjadi.
ditemukan masalah pada saat inspeksi Kondisi aktual di PT XYZ adalah IQC sebanyak 25 lot delivery maka tidak
bagian Quality dan Procurement masing dilakukan inspeksi. Karena jaminan
– masing melakukan penilaian dan kualitas oleh IQC berupa inspeksi
perbaikan terhadap vendor . Bagian sampling , sehingga potensi suatu masalah
quality melakukan penilaian dan terloloskan ke bagian produksi selalu ada.
perbaikan dari segi kualitas, sedangkan Maka dari itu, bagian IQC perlu
bagian procurement melakukan penilaian mereview kinerja dan melakukan
dan perbaikan dari segi delivery. Kondisi perbaikan
ini menyebabkan pekerjaan antara meminimasi
vendor dalam
rangka
keduanya sering berbenturan, karena permasalahan yang diakibatkan oleh
dan
menghilangkan
hubungan antara quality dan delivery vendor .
saling terkait dan saling mempengaruhi Kemudian dalam menjamin supply
kinerja kedua aspek tersebut. Untuk itu yang baik dari vendor, PT XYZ
perlu dilakukan integrasi pekerjaan melakukan penilaian terhadap kinerja
penilaian dan perbaikan vendor antara delivery vendor . Kondisi ini perlu
kedua bagian tersebut. Agar dapat dilakukan untuk menjamin part yang
diketahui masalah utama suatu vendor dikirim oleh vendor dapat diterima sesuai
apakah kualitas saja, delivery saja, atau schedule delivery . PT XYZ melakukan
keduanya. Dan setelah dilakukan penilaian terhadap ketepatan waktu
perbaikan, apakah terjadi peningkatan delivery terhadap purchase order yang
kinerja kualitas saja, delivery saja, atau dikeluarkan oleh bagian purchasing PT
keduanya.
XYZ. Dari hasil penilaian delivery Perbaikan vendor bisa dilakukan secara tersebut diketahui vendor mana saja yang
proses dan secara sistem. Perbaikan memiliki kinerja delivery yang baik dan
proses dilakukan untuk melakukan buruk. Berdasarkan
perbaikan terhadap permasalahan massal sebelumnya
data periode
diketahui 22 vendor atau gangguan terhadap proses internal memiliki kinerja delivery yang buruk.
PT XYZ. Perbaikan sistem bertujuan Terkait
untuk melakukan pencegahan terhadap penjelasan tersebut, penelitian ini
permasalahan
dan
terjadinya masalah yang sama dengan mengkaji mengenai permasalahan yang
cara melakukan rencana perbaikan, disebabkan oleh vendor. Tindakan yang
implementasi, dan standarisasi terhadap dilakukan adalah melakukan evaluasi
sistem kerja vendor. Kegiatan perbaikan yang dilakukan terhadap vendor adalah
kinerja vendor dari sudut pandang dengan cara melakukan audit, untuk itu Departemen Quality dan Procurement. perlu dirumuskan sistem audit yang dapat Evaluasi vendor ini dilakukan untuk
mengakomodir permasalahan quality, menilai kinerja vendor dalam satu
delivery , dan sistem vendor. Sehingga periode, menentukan jenis audit yang
dapat dilakukan perbaikan secara tepat dilakukan, dan metode kontrol terhadap
terhadap masalah aktual yang terjadi pada perbaikan hasil audit.
vendor .
Perbaikan vendor yang tepat,
diharapkan dapat berefek langsung
1.2 Perumusan Masalah
terhadap performa PT XYZ. Semakin Berdasarkan latar belakang yang baik
telah dikemukakan, maka permasalahan deliveryvendor maka akan membuat daya
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai saing vendor terkait menjadi semakin
berikut :
1. Sistem penilaian atau evaluasi semakin baik, karena kualitas dan
baik. Daya saing PT XYZ pun menjadi
kinerja vendor dilakukan secara delivery yang baik serta efisiensi terhadap
terpisah antara quality dan delivery, Model evaluasi vendor (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
dirinya sendiri dan bekerja sendiri),
2. Sistem audit tidak fokus untuk atau sebagai pemilik "satu-satunya memperbaiki masalah quality dan
'(seorang individu dalam bisnis untuk delivery , karena semua item pada
dirinya sendiri dan pemilik dari sistem vendor dilakukan audit dan
industri rumahtangga atau bisnis). membutuhkan waktu audit yang
Menurut PT XYZ (Standard lama.
Operating
Procedure Incoming
3. Kontrol perbaikan dilakukan dengan Inspection ) pengertian vendor atau memastikan tindakan perbaikan
supplier adalah sebagai berikut : sudah dilaksanakan, belum ada
“Vendor adalah perusahaan yang kontrol efektifitas hasil perbaikan.
membantu PT. XYZ dalam membuat part-part yang dipesan sesuai drawing
1.3 Perumusan Masalah
yang dibuat PT XYZ dengan bahan baku Berdasarkan perumusan masalah
dari perusahaan tersebut”. diatas, penelitian ini bertujuan melakukan
“Supplier adalah perusahaan yang rancang
membantu menyediakan part umum perbaikan kinerja vendor . Adapun
(yang tidak membutuhkan spesifikasi tahapan yang dilakukan adalah dengan
khusus) yang beredar dipasaran dengan membuat model
standar international bagi PT XYZ”. penilaian kinerja vendor dan sistem audit
integrasi sistem
2.1.2 Evaluasi Vendor
yang dapat menentukan jenis audit yang Menurut Gordon, S (2005), kenapa perlu dilakukan untuk perbaikan vendor.
suatu perusahaan harus mengukur atau Kemudian penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi kinerja pemasok. Karena : merancang sistem kontrol efektifitas
• Anda tidak bisa mengelola apa yang perbaikan dengan penerapan metode
tidak anda ukur.
statistical process control (SPC) .
• Jika
anda mengukur kinerja pemasok, mereka akan melakukan
2. Tinjauan Pustaka
perbaikan.
2.1 Evaluasi Vendor
• Anda dapat menemukan dan
pemborosan yang Menurut Guideline for Vendor
2.1.1 Pengertian Vendor
menghapus
tersembunyi dan pemborosan biaya Registration and Vendor Eligibility
dalam rantai pasokan. (web.worldbank.org) ,
dapat memfasilitasi didefinisikan menjadi 2 yaitu :
vendor • Anda
peningkatan kinerja pemasok.
a. Suatu bisnis yang didefinisikan • Anda dapat meningkatkan daya saing sebagai organisasi yang telah
dengan mengecilkan waktu siklus dimasukkan, atau terdaftar sebagai
pesanan dan tingkat persediaan. perusahaan (korporasi, perusahaan
• Anda dapat membuat keputusan terbatas, kemitraan) yang telah
yang berdampak bagi ditetapkan untuk menawarkan barang
bisnis
perusahaan.
dan/atau jasa untuk mendapatkan
Pearson (1999) keuntungan.
Carr
dan
menyatakan secara umum mengenai terdaftar
Organisasi
yang
evaluasi vendor "membantu bagian profit" (yaitu, universitas, rumah
sebagai
"not-for
pembelian perusahaan lebih memahami sakit) atau milik negara juga
vendor yang berkinerja baik dan yang dianggap bisnis.
tidak berkinerja baik". Jenis informasi
b. Pemilik
yang mungkin didapat, misalnya, Independen didefinisikan sebagai
tunggal/Kontraktor
mengidentifikasi pihak yang terlibat dalam bisnis baik
digunakan
"untuk
pemasok yang dapat memberikan sebagai 'individu yang bekerja
maksimal dari upaya Model evaluasi vendor (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
manfaat
assurance atau purchasing biasanya perusahaan berharap untuk memperoleh
2001).Melalui
evaluasi,
tujuan audit dan pemahaman tentang pemasok dan
menentukan
mengkomunikasikan kepada auditee. kemampuan yang mereka miliki yang
Tujuan utama dari audit pihak kedua akan
adalah untuk menilai supplier untuk (Corum. A, 2009).
menguntungkan
perusahaan
memverifikasi bahwa persyaratan kontrak Terdapat tiga jenis evaluasi vendor,
dijalankan sesuai kesepakatan atau untuk yaitu : Informal use of records, After The
menilai kemampuan calon supplier yang Fact Evaluation , dan Before The Fact
memenuhi persyaratan tertentu untuk Designed (Al-Dossary, 2001).
suatu produk atau jasa. Dengan
1. Informal use of records menentukan bahwa supplier yang Mengumpulkan data dari berbagai
memenuhi persyaratan yang ditentukan sumber seperti jurnal, buku harian,
dalam kontrak, pembeli memperoleh log book , atau catatan keuangan, dan
keyakinan dalam kualitas barang dan jasa mengetahui apa yang terjadi di masa
yang disampaikan.
Tujuan dari audit pihak kedua mengevaluasi sebuah kejadian dalam
lalu memungkinkan
untuk
adalah
rangka untuk membuat keputusan
menilai kemampuan yang lebih baik untuk masa depan.
• Untuk
perusahaan XYZ untuk memenuhi
2. After The Fact Evaluation persyaratan kontrak melalui review Setelah peristiwa telah terjadi, ketika
dari sumber daya yang tersedia dan seorang manajer mungkin bertanya?
dengan memperoleh bukti obyektif Apa yang terjadi? Bagaimana bisa
manajemen untuk terjadi? Mengapa itu berhasil? atau
komitmen
persyaratan kualitas produk kami mengapa gagal? Seberapa baik ia
• Untuk memverifikasi bahwa bahan, lakukan? Jawaban untuk pertanyaan-
peralatan, dan pekerjaan yang pertanyaan
dilakukan di bawah kontrak 12345- menyediakan
tersebut
biasanya
sesuai dengan pengambilan
dokumen pengadaan, sebagaimana perencanaan masa depan setelah
keputusan
dan
ditentukan dalam pasal 6 dari kejadian selesai.
kontrak ini, dan bahwa pekerjaan
3. Before The Fact Designed yang sedang dilaksanakan oleh Jenis ini terjadi ketika evaluator
personil yang berkualitas merencanakan
mengidentifikasi mengumpulkan data awal dalam
penyebab sejarah proyek. Evaluasi kemampuan
kemungkinan
ketidaksesuaian terbaru dengan vendor dapat menjadi contoh dari
penilaian yang jenis ini.
melakukan
komprehensif dari tugas, prosedur, catatan, dan dokumentasi sistem
2.2 Pengertian Audit
yang terkait dengan produksi. Menurut panduan audit sistem
manajemen mutu dan/atau lingkungan
2.3 Pengukuran Kinerja
(SNI 19-19011-2005), audit adalah
2.3.1 Pengertian Kinerja
proses yang sistematik, independen dan Menurut Spitzer (2007), Organisasi terdokumentasi untuk memperoleh bukti
adalah konglomerasi banyak sistem. audit dan mengevaluasinya secara
Pengukuran sebenarnya adalah sistem objektif untuk menentukan sampai sejauh
yang paling mendasar dari semua. Ketika mana kriteria audit dipenuhi.
sistem pengukuran bekerja dengan baik, Menurut Russel (The Quality Audit
manajemen cenderung mengelola dengan Handbook , 2000), Audit supplier baik dan hasil yang diinginkan dapat
termasuk dalam kategori audit pihak Model evaluasi vendor (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
untuk keberhasilan saat ini dan masa sistem manajemen.
depan (Parmenter, D. 2010). KPI adalah sebuah indikator yang menunjukkan
kinerja (performance) sebuah organisasi atau bagian dari organisasi termasuk kinerja seorang job holder . Fungsi dari KPI menjadi sebuah alat ukur (measure tool) yang tentu saja jenis atau bentuknya disesuaikan dengan "hal"
diukur (http://iman- hr.blogspot.com, 2010).
yang
Gambar 1. Pengukuran : Hal paling
2.4.2 Tujuh Karakteristik KPI
mendasar dalam sistem manajemen Dari analisis yang ekstensif dan
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Pengertian
dari diskusi dengan lebih dari 3.000 peserta dalam lokakarya KPI, yang
Kinerja
meliputi sebagian besar jenis organisasi Pengukuran kinerja mempunyai di sektor publik dan swasta , telah tujuan pokok yaitu untuk memotivasi didefinisikan tujuh karakteristik KPI : karyawan dalam mencapai sasaran
1. Bukan pengukuran finansial organisasi dan dalam mematuhi standar
2. Sering dilakukan pengukuran perilaku
3. Ditindak lanjuti oleh CEO dan tim sebelumnya, agar membuahkan tindakan manajemen senior dan hasil yang diinginkan. (Mulyadi,
4. Menunjukkan tindakan apa yang 2001, dalam Kiswara dkk, 2005),
dibutuhkan oleh staf secara jelas manfaat sistem pengukuran kinerja
mengikat dan adalah sebagai berikut: tanggungjawab diturunkan pada tim
5. Pengukuran
1. Mengelola operasi organisasi secara
6. Memiliki dampak yang signifikan efektif
7. Memicu pada tindakan yang tepat pemotivasian
2.4.3 Jenis – jenis KPI
2. Membantu pengambilan keputusan Beberapa jenis KPI yang familiar yang bersangkutan dengan karyawan
atau biasa digunakan dalam dunia praktis seperti promosi, pemberhentian dan
adalah sebagai berikut : mutasi.
1. KPI Eksak adalah KPI yang sangat
3. Mengidentifikasi
dekat derajat kebenarannya dalam pelatihan
kebutuhan
mengindikasikan kinerja dari sasaran karyawan dan untuk menyediakan
dan
pengembangan
yang diukur. Dalam bahasa yang kriteria seleksi dan evaluasi program
lebih mudah, KPI Eksak adalah KPI pelatihan karyawan.
yang paling bagus karena hampir
4. Menyediakan umpan balik bagi pasti hasil valid karena dapat karyawan mengenai bagaimana
dipertanggung jawabkan. Kelemahan atasan mereka menilai kinerja
dari KPI eksak adalah selain karena mereka.
memakan banyak waktu, juga
5. Menyediakan suatu dasar bagi memerlukan biaya yang cukup tinggi distribusi penghargaan.
(walaupun tidak semua).
2. KPI Proksi adalah jenis yang banyak
2.4 Key Performance Indicator (KPI)
sekali digunakan karena selain
2.4.1 Pengertian KPI
simple, tidak memakan banyak KPI merupakan satu set langkah-
waktu dan biaya tetapi derajat langkah yang berfokus pada aspek-aspek kebenarannya lebih rendah dari KPI
Model evaluasi vendor (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 70
Eksak. Agar KPI Proksi powefull, alternatif-alternatif yang paling maka jangan hanya menggunakan
bawah.
satu KPI Proksi saja untuk mengukur
c. Membuat matriks perbandingan sebuah sasaran, tetapi gunakan KPI
berpasangan yang menggambarkan Proksi yang lain sebagai pengukuran
konstribusi relatif atau pengaruh dalam perspektif yang lain.
setiap elemen terhadap masing –
3. KPI Aktifitas adalah KPI yang masing tujuan atau kriteria yang mengukur hal-hal dari
setingkat diatasnya. Perbandingan aktifitas
sebuah
dilakukan berdasarkan “judgement” berdampak sasaran, seperti waktu,
dari pengambilan keputusan dengan jumlah, atau biayanya.
menilai kepentingan suatu elemen
4. KPI juga dibedakan atas KPI Hasil dibanding elemen lainnya. (lagging) dan KPI Proses (leading).
d. Melakukan
perbandingan
berpasangan sehingga diperoleh mengukur hasil, seperti New
KPI Hasil adalah KPI yang
“judgement” seluruhnya sebanyak Customer,
nx{(n − i)}/ 2 buah, dengan n adalah Customer,
Percentage
Retain
elemen yang sedangkan KPI Proses adalah KPI
yang lebih berorientasi dari proses,
e. Menghitung nilai eigen dan menguji seperti Visit to Customer, Gathering,
konsistensinya, jika tidak konsisten Training Hour.
maka pengambilan data diulangi.
f. Mengulangi langkah c, d, e untuk
2.5 Analytic Hierarchy Process (AHP)
seluruh tingkat hierarkhi. Analytic Hierarchy Process (AHP) g. Menghitung vektor eigen dari setiap
mencerminkan cara alami kita dalam matriks perbandingan berpasangan. bertingkah laku dan berfikir. Namun
Nilai vektor eigen merupakan bobot AHP memperbaiki proses alami itu dan
setiap elemen. Langkah ini untuk mempercepat proses berpikir dan
mensistesis “judgement” dalam meluaskan kesadaran kita agar mencakup
penentuan prioritas elemen-elemen lebih banyak faktor dari pada yang biasa
yang terendah sampai pencapaian kita pertimbangkan. AHP adalah suatu
tujuan.
proses “rasionalitas sistematik”(Saaty,
h. Memeriksa konsistensi hierarkhi, 1993 dalam Susanto, I.D. 2005).
jika nilai lebih dari 10% maka Konsep dasar
penilaian nilai “judgement” harus penggunaan
AHP adalah
diperbaiki (Susanto, I.D. 2005). comparison (matriks
matriks pairwise
perbandingan
berpasangan) untuk menghasilkan bobot
2.6 Pemodelan Sistem
relative antar kriteria maupun alternative. Model adalah suatu representasi Suatu kriteria akan dibandingkan dengan
atau formalisasi dalam bahasa tertentu kriteria lainnya dalam hal seberapa
dari suatu sistem nyata. Sistem nyata penting terhadap pencapaian tujuan di
adalah sistem yang sedang berlangsung atasnya (Saaty,
dalam kehidupan, sistem yang dijadikan funpreuner.blogspot.com).
dalam
titik perhatian dan dipermasalahkan Langkah – langkah penerapan metode
(Simatupang. T.M, 1995). AHP
a. Mendefinisikan
masalah
dan
2.6.1 Prinsip – prinsip Pemodelan
Pengembangan model biasanya menentukan solusi yang diinginkan
menggunakan prinsip – prinsip dasar
b. Membuat struktur hierarkhi yang
sebagai berikut.
diawali dengan tujuan umum,
1. Elaborasi
dilanjutkan dengan sub tujuan-sub tujuan, kriteria dan kemungkinan
Pengembangan
model dimulai dengan yang sederhana dan secara
Model evaluasi vendor (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 71 Model evaluasi vendor (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 71
hingga
2.6.2 Tahapan Pen engembangan Model
diperoleh model el
Ada beberapa apa kriteria yang harus representatif.
yang
lebih
dipenuhi dalam memodelkan suatu dilakukan dengan an menggunakan
Penyederhanaan
sistem, antara lain :
sistem asumsi ya yang ketat yang - Model harus us mewakili sistem tercermin pada jum jumlah, sifat dan
nyatanya
relasi variabel – va variabelnya. Tetapi - Model merupa pakan penyederhanaan asumsi yang dibu ibuat tetap harus
dari kompleksn ksnya sistem, sehingga memenuhi persya yaratannya yakni
diperbolehkan a n adanya penyimpangan konsistensi,
pada batas-bata atas tertentu. ekuivalensi, dan rele elevansi.
independensi,
Pengembanga gan model tidak lain
2. Sinektik adalah suatu usaha ha memperoleh model Sinektik adalah met etode yang dibuat
baru yang memilik iliki kemampuan lebih untuk mengembang angkan pengenalan
didalam beberapa a aspek. Langkah –
langkah pengemba bangan model yang (Dunn,
masalah-masalah s secara analogis
dimaksud dapat d dilihat pada gambar mengembangkan model dengan
sinektik ini dapat d t dihasilkan empat tipe analogi :
a. Analogi personifik fikasi Dalam
menyu yusun
analogi
personifikasi, analis an
berusaha
membayangkan di dirinya mengalami masalah sistem ny nyata seperti yang dihadapi oleh peng engambil keputusan dalam perusahaa aan atau bagian perusahaan.
b. Analogi langsung Analis mencari i hubungan yang serupa diantara dua atau lebih
situasi problematik tik. Gambar 2. Langkah Lan – langkah
c. Analogi simbolik pengembangan mod odel
Analis berusaha aha
menemukan hubungan yang g serupa antara
2.7 Verifikasi Au Audit
situasi problemati atic sistem nyata dengan proses simb imbolik.
Verifikasi aud audit adalah mereview
d. Analogi fantasi respon tindakan per perbaikan dan ketepatan Analis sama sekal kali bebas mencari
waktu pelaksanaan, n, atau dalam beberapa kasus semua tindak ti lanjut yang
kesamaan
an antara
situasi
problematik yang ng dihadapi dan diperlukan oleh k klien atau prosedur beberapa masalah ah perusahaan lain
organisasi.
yang bersifat khaya ayali. Salah satu me metode verifikasi yang digunakan oleh au auditor adalah dengan
melihat kembali i area kerja, periksa
3. Iteratif Pengembangan m model bukanlah
proses yang baru ru, pastikan tindakan proses yang bersifa ifat mekanistik dan
perbaikan dilakuk ukan dan karyawan linear. Oleh karena na itu dalam tahap
dilakukan training ng metode yang baru
pengembangannya a mungkin saja
(Russel, 2000).
dilakukan pengu ngulangan
atau
2.8 Statistical Pro Process Control (SPC)
peninjauan – peni eninjauan kembali
Process Control (iteratif).
Statistical
merupakan alat pe pengambilan keputusan Model evaluasi vendor (Tien (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri stri ISSN: 1411-6340 72 merupakan alat pe pengambilan keputusan Model evaluasi vendor (Tien (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri stri ISSN: 1411-6340 72
dengan karakteristik distribusi proses memungkinkan untuk mengetahui proses
analitis
yang
yang sebenarnya (Shu, M. H & Lu, K. H, berjalan dengan benar dan tidak. Variasi
langkah dalam kapan variasi adalah hal yang alami dan
terjadi dalam setiap proses, memutuskan
Langkah
melakukan process capability analysis kapan dibutuhkan tindakan koreksi
menurut PQM Consultant adalah sebagai merupakan kunci dari pengendalian
berikut :
kualitas (Hart. M. K., Hart. R. F. 2007). - Tetapkan parameter yang akan di Menurut TEDCO. Inc, Statistical
analisis
Process Control merupakan metodologi - Kumpulkan data untuk setiap standar industri untuk mengukur dan
parameter yang akan di analisa, n ≥ mengendalikan kualitas selama proses
30 (populasi homogen) manufaktur. Data atribut (pengukuran)
- Buat control chart sesuai jenis data yang dikumpulkan dari produk pada saat
- Hitung normality test sedang diproduksi.
- Hitung Cp dan atau Cpk SPC adalah
Nilai-nilai dari indeks Cpk berikut pengendalian
suatu
metode
mewakili tingkat tertentu kepercayaan menggunakan data dan teknik statistik
proses
dengan
dalam kemampuan proses: untuk menjaga kestabilan proses agar
- Cpk <1 Situasi di mana produsen produk yang dihasilkan memenuhi
tidak mampu dan pasti terdapat persyaratan
output yang tidak sesuai dari proses Consultant ).
pelanggan
(PQM
- Cpk = 1 Situasi di mana produsen tidak benar-benar mampu, karena
2.8.1 Process Capability Analysis
setiap perubahan dalam proses akan Process capability analysis adalah
menghasilkan beberapa output yang suatu analisa untuk memprediksi
terdeteksi tidak sesuai. seberapa konsisten proses memenuhi
- Cpk = 1,33 Masih jauh dari situasi spesifikasi yang ditentukan pelanggan
diterima karena ketidaksesuaian internal atau eksternal (PQM Consultant).
tidak mungkin terdeteksi oleh Kemampuan potensial (Cp) adalah
diagram kontrol proses. Index yang menunjukkan kemampuan
- Cpk = 1.5 Belum memuaskan karena suatu sistem dalam memenuhi spesifikasi
output yang tidak sesuai akan terjadi limit (limit atas-USL dan limit bawah-
dan kemungkinan mendeteksinya LSL ).
masih belum cukup baik. Indeks kemampuan proses (Cpk)
1,67 Menjanjikan, adalah ukuran yang berkaitan kinerja
- Cpk =
ketidaksesuaian output akan terjadi aktual dari proses terhadap kinerja yang
tapi ada kesempatan yang sangat ditetapkan, di mana proses merupakan
baik bahwa itu akan terdeteksi. kombinasi dari pabrik atau peralatan,
- Cpk = 2 Produsen dengan metode, orang, bahan dan lingkungan
kepercayaan tingkat tinggi, dengan (Oakland, J. S. 2003).
catatan grafik kontrol digunakan Indeks kemampuan proses (Cpk)
secara teratur.
diusulkan untuk mengukur kemampuan
2.9 Posisi Penelitian
proses untuk produksi kembali suatu item Setelah dilakukan studi literatur
agar memenuhi persyaratan yang telah terhadap beberapa jurnal yang memiliki ditetapkan oleh para desainer produk atau
karakteristik pembahasan yang sama. spesifikasi pelanggan. Beberapa indeks
Dapat disimpulkan mengenai posisi kemampuan, diantaranya CP, CPU, CPL,
akan dilakukan Cpk,
Cpmk yang
dibandingkan dengan beberapa jurnal dikembangkan untuk tujuan tersebut.
yang dijadikan acuan. Berikut adalah Indeks tersebut pada dasarnya
rangkuman dari beberapa jurnal yang membandingkan
spesifikasi produk Model evaluasi vendor (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
performance indicator or untuk lingkup
evaluasi kinerja vendo dor/supplier dapat
dilihat pada lampiran 1 .
3. Tahapan Penelitia itian
Tahapan dalam penelitian ini
Gambar 4. Alur r proses perancangan seperti yang tertuang ng pada gambar model evaluasi kine nerja vendor berikut:.
Gambar 5. Alur r proses perancangan model audit evaluas asi vendor
Gambar 6. Alur r proses perancangan model kontrol perba rbaikan hasil audit
4. Model Yang D g Dihasilkan
4.1 Model Evalua luasi Kinerja Vendor
Pada pengem embangan model ini dilakukan bebera erapa tahapan yang dilakukan, berikut ut langkah – langkah yang dilakukan.
a. Identifikasi
Key Performance
Indicator (KPI) PI)
pertama dalam merancang sist istem penilaian kinerja vendor adalah ah menentukan kriteria atau key perform ormance indicator (kpi). Untuk membu buat model evaluasi
Tahap
Gambar
kinerja vendor or perlu ditetapkan kpi pengembangan model
3. flowc wchart
tahapan
yang sesuai den dengan tujuan penilaian. Mengacu pada a permasalahan kondisi
Untuk mengetah tahui alur input, aktual dan tar target yang ditetapkan proses, dan output sec secara lebih detail
oleh departeme men Procurement dan pada masing – masing m g model yang akan
QA , kpi yang ng digunakan saat ini dirancang dapat dilihat p t pada gambar 4, 5,
dapat dikemba bangkan dalam rangka dan 6.
meningkatkan kinerja vendor dan mencapai
target ta departemen. Perbandingan KPI dan KPI usulan
dalam melaku akukan evaluasi atau penilaian kinerj erja vendor dapat dilihat
pada lampiran 2 2.
Model evaluasi vendor (Tien (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri stri ISSN: 1411-6340 74
Tabel 2. Bobot penilaian tiap kpi per
b. Menentukan kriteria penilaian tiap
kriteria
KPI Nama KPI
Persentase Bobot
vendor PT. XYZ dibuat berdasarkan
KPI 1
pada target perusahaan dan referensi
KPI 2
beberapa penelitian terdahulu.
KPI 3
c. Menentukan bobot penilaian dengan
KPI 4
metode pairwise comparison
KPI 5
Pembobotan ini dilakukan
Delivery
dengan menggunakan metode AHP, 41.82%
KPI 6
yaitu 33.03% dengan menentukan
perbandingan prioritas tiap kpi dan
Service
melakukan perhitungan
sehingga didapat bobot penilaian dari
KPI 10
tiap kpi. - Menentukan bobot seluruh KPI
d. Uji konsistensi matriks pairwise Penentuan bobot yang akan
comparison
digunakan untuk menilai kinerja Untuk mengetahui penilaian vendor
matriks pairwise comparison bersifat Berikut adalah hasil penentuan
secara
keseluruhan.
maka dilakukan bobot untuk seluruh kpi.
konsisten,
perhitungan uji konsistensi. Berikut Tabel 1. Hasil perhitungan bobot tiap KPI
adalah langkah-langkah perhitungan
Bobot KPI
Dalam %
uji konsistensi.
nilai eigen
maksimum ( λmaks) - Menghitung nilai indeks
konsistensi (CI )
KPI 4 0.0274
- Menghitung nilai rasio konsistensi
Nilai CR untuk seluruh KPI
KPI 7 0.1077
adalah 0.089, karena nilai CR hitung
KPI 8 0.1352
lebih kecil dari CR standar maka
pairwise comparison
dinyatakan konsisten. Untuk hasil perhitungan CR - Menentukan bobot KPI 3 kriteria
KPI 10 0.0419
pada kriteria quality, delivery, dan utama yaitu quality, delivery, dan
service , dapat dilihat pada tabel service.
berikut.
Penentuan bobot yang akan Tabel 3. Nilai CR kriteria quality, digunakan untuk menentukan
delivery, & service
Nilai CR Keterangan
berdasarkan kriteria quality,
1 Quality
0.091 Konsisten
delivery , dan service. Berikut
2 Delivery
0.093 Konsisten
adalah hasil penentuan bobot
3 Service
0.000 Konsisten
untuk masing – masing kpi pada Hasil pengembangan model ini tiap kriteria.
dihasilkan form penilaian kinerja yang dapat menampilkan penilaian kinerja
keseluruhan dan merekomendasikan jenis audit yang perlu
vendor secara
Model evaluasi vendor (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 75 Model evaluasi vendor (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 75
kontrol hasil perbaikan temuan audit lampiran 3.
dengan SPC. Verifikasi dilakukan pada 5
4.2 Model Audit Evaluasi Vendor
vendor yang mewakili 5 jenis material Pada pengembangan model ini
part mekanik, yaitu : metal stamping, dilakukan identifikasi terhadap standar
screw , plastik, kertas, dan karet. penilaian audit, kondisi saat ini terdapat
Hasil penilaian kinerja diketahui
12 item audit dengan 47 sub-item. bahwa dari 5 vendor, 1 vendor perlu Identifikasi dilakukan dengan cara
dilakukan tindakan audit karena memiliki mengklasifikasikan tiap item audit
nilai poor . Tindakan audit yang menjadi 3, yaitu quality, delivery dan
direkomendasikan adalah audit quality service . Hasil identifikasi standar
dan audit service.
penilaian audit adalah audit quality (8 Hasil pelaksanaan dan penilaian item audit, 34 sub-item), audit delivery (4
audit diketahui bahwa sistem manajemen item audit, 13 sub-item), dan audit mutu tidak dilaksanakan sepenuhnya. service (1 item audit, 4 sub-item).
Standar penilaian audit hasil pemodelan Hasil audit juga diperoleh 2 temuan, sistem dapat dilihat pada lampiran 4 . salah satu temuan perlu dilakukan
perhitungan
SPC karena terkait
4.3 Model Kontrol Perbaikan Hasil
permasalahan proses.
Audit dengan SPC
Hasil perhitungan SPC (control Model
chart, normality test, dan process memastikan hasil perbaikan berjalan
capability ) diperoleh nilai Cp (0.774) dan stabil atau tidak. Pada pengembangan
Cpk (0.759). Sehingga hasil perbaikan model ini dilakukan dengan cara merevisi
dinyatakan tidak capable, karena nilai Cp form temuan audit, form tindakan dan Cpk <1 yang artinya produsen tidak perbaikan temuan audit, dan membuat mampu dan pasti terdapat output yang
process capability analysis form . Berikut adalah revisi yang dilakukan.
tidak sesuai dari proses. - Form temuan audit, penambahan
Validasi dilakukan dengan cara option process capability check .
wawancara pada supervisor departemen Sebagai tanda pada temuan yang
quality dan purchasing. Dengan tujuan memerlukan perhitungan SPC dalam
untuk menilai apakah model dapat proses verifikasi perbaikan.
diterapkan dan sesuai dengan kondisi - Form tindakan perbaikan temuan
perusahaan saat ini. Dari hasil wawancara audit, penambahan proses verifikasi
terhadap pakar, dapat disimpulkan bahwa dengan hasil perhitungan SPC.
model dapat diterapkan. Model – model - Process capability analysis form ,
tersebut dapat digunakan dengan dibuat untuk pengumpulan data dan
beberapa penyesuaian lagi terhadap perhitungan SPC.
kondisi aktual perusahaan. Form hasil pemodelan sistem dapat
6. Kesimpulan dan Saran
dilihat pada lampiran 5.
6.1 Kesimpulan
5. Verifikasi dan Validasi
Dari tahap analisis sistem dan pemodelan Untuk
melakukan
verifikasi
sistem, dapat disimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut.
terhadap model usulan perbaikan kinerja
Penilaian Evaluasi vendor yaitu model penilaian kinerja
a. Model
KinerjaVendor
vendor , model audit, dan model kontrol Penelitian ini menghasilkan model
hasil perbaikan temuan audit dengan SPC. penilaian evaluasi kinerja dengan 3 Verifikasi dilakukan dengan cara
kriteria utama yaitu quality, delivery melakukan perhitungan penilaian kinerja
dan service yang terdiri dari 10 KPI. Model evaluasi vendor (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
Penilaian kinerja dilakukan dengan
dengan melakukan menentukan bobot tiap KPI sesuai
difokuskan
evaluasi kinerja vendor yang sudah dengan derajat kepentingan masing –
bertransaksi, penelitian ini dapat masing KPI (Pairwise Comparison).
dikembangkan dengan memperluas Hasil penilaian evaluasi kinerja ini
cakupannya agar dapat digunakan menghasilkan nilai kinerja vendor
untuk menilai kinerja vendor – secara keseluruhan dan rekomendasi
vendor baru yang potensial. jenis audit yang perlu dilakukan
b. Penelitian ini dapat dikembangkan berdasarkan nilai yang diperoleh.
lebih lanjut dengan mengembangkan
b. Model Audit Evaluasi Vendor KPI saat ini dengan melibatkan KPI Proses audit sebelumnya dilakukan
dari aspek cost dan engineering. untuk semua item audit (12 item audit dengan 47 sub-item), sehingga
6.3 Daftar Pustaka
proses audit kurang detail dan Al-Dossary, R.A. (2001). Vendor membutuhkan waktu cukup lama.
Evaluation & Quality Auditing. Berdasarkan
Carr,. Pearson. (1994). Evaluation of dilakukan identifikasi ulang semua
kondisi
tersebut
supplier Performance. In item audit berdasarkan 3 kriteria
Fredriksson, P., Gadde, L.E. (2012). utama, yaitu quality, delivery, dan
Corum, A. (2009). Design and service . Sehingga dihasilkan proses
Development of Supplier audit evaluasi vendor yang terbagi
Evaluation Process. Massachusetts. menjadi 3 kriteria tersebut. Hal
Forker,. Mendez. (2001). Evaluation of tersebut bertujuan memastikan dan
Performance. In memperbaiki kondisi vendor yang
Supplier
Fredriksson, P., Gadde, L.E. (2012). buruk saja dan efisiensi waktu
Fredriksson, P., Gadde, L.E. (2012). pelaksanaan audit.
Evaluation of Supplier Performance.
c. Model Kontrol Perbaikan Hasil Gadde., Hakkanson. (2009). Evaluation Audit
of Supplier Performance. In Kontrol perbaikan temuan audit
Fredriksson, P., Gadde, L.E. (2012). dilakukan dengan cara menentukan
Gordon, S. (2005). Seven Steps To temuan audit perlu dilakukan
Measure Supplier Performance. pemastian dengan SPC atau tidak.
Quality Progress . Jika ya, maka perlu dilakukan
Hanuma, S., Kiswara, E. (2005). pengumpulan data untuk perhitungan
Balanced Scorecard SPC , yaitu untuk perhitungan dan
Analisis
Sebagai Alat Pengukur Kinerja pembuatan control chart, normality
Perusahaan.
test , dan process capability analysis. Hart, M.K., Hart, R.F. (2007). Perhitungan
Introduction Statistical Process memberikan informasi mengenai
tersebut
dapat
Control Techniques. Statit Custom hasil perbaikan temuan audit sudah
QC Overview .
berjalan stabil atau tidak. Heru. (2006). Analytic Hierarchy Detail perubahan sistem, yaitu
Retrieved from kondisi sebelum dan setelah perubahan
Process .
http://heru.wordpress.com/2006/09/ dapat dilihat pada lampiran 6.
21/analytic-hierarchy-process-ahp/. Hugos. (2003). Efficiency & Ranking
6.2 Saran
Measurement of Vendors by Data Beberapa saran yang dapat
Analysis. in diberikan dari hasil penelitian untuk
Envelopment
H., (2011). penelitian lebih lanjut :
Shirouyehzad.
International Business Research ,
a. Penelitian ini dapat dikembangkan Vol 4 (2), 137 - 146. agar cakupan penilaian menjadi lebih
Iman. (2010). Key Performance luas. Saat ini penelitian ini
Retrieved from Model evaluasi vendor (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340
Indicator .
2/02/mengenal-metode-ahp- performance-indicator-kpi.html.
disertai-studi.html Krause., Ellram. (1997). Evaluation of
Tedco Inc. (2011). Statistical Process Supplier
Performance.
In
Control Basics
Fredriksson, P., Gadde, L.E. (2012). Thanaraksakul, W., Phruksaphanrat, B. Oakland, J.S. (2003). Statistical Process
Supplier Evaluation Control (Fifth Edition) . Burlington
Framework Based on Balanced : Butterworth Heinemann.
with Integrated Parmenter, D. (2010). Key Performance
Scorecard
Corporate Social Responsibility Indicator
Perspective. In Phruksaphanrat, Implementing, and Using Winning
Developing,
Proceedings of the KPIs (Second Edition) . Hoboken -
B(Ed),
International MultiConference of New Jersey : Jon Wiley & Sons Inc.
Engineers and Computer Scientists PQM Consultant. (2013). Pengantar
2009 Vol II. Hong Kong SPC.
Wilson, (1994). Evaluation of Supplier PT XYZ. (2013). Standard Operation
Performance. In Fredriksson, P., Procedure Incoming Inspection.
Gadde, L.E. (2012). Russel, J.P. (2000). The Quality Audit
Worldbank., (2012). Guideline for Handbook
Vendor Registration and Vendor Milwaukee - Wisconsin.: ASQ
(Second
Edition) .
Retrieved from Quality Press.
Eligibility .
http://web.worldbank.org Shu, M.H., Lu, K.H. (2006). Testing Quality Assurance Using Process Capability Indices Cpu & Cpl Based on Several Groups of Samples with Unequal Size. Information
Management
Sciences , Vol 17 (1), 47 - 65. Simatupang, T.M. (1995). Pemodelan Sistem . Klaten : Nindita. SNI ISO 9001 : 2008, Sistem Manajemen Mutu – Persyaratan . Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.
Spitzer, D.R. (2007). Transforming Performance
Measurement
Rethinking the Way We Measure and Drive Organizational Succes . Newyork : Amacom.
Susanto, I.D. (2005). Penentuan Prioritas Peningkatan Kinerja di Badan
Kepegawaian
Daerah
Klaten Dengan Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) .
Skripsi
diterbitkan.
Surakarta : Jurusan Teknik Industri Universitas
Muhammadiyah
Surakarta. Syaiful, R. (2012). Mengenal Metode AHP .
Retrieved
from
Model evaluasi vendor (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411-6340 78
Lampiran 1 : Posisi Pene nelitian
Tabel 4. Hasil penelitian terdahulu
NO PENELITI
HASIL PE PENELITIAN 1 Al Dossary.
JUDU UL PENELITIAN
Vendor Ev Evaluation & Quality
- Sebuah sistem peringkat ven vendor
R.A (2001) Auditing - Penelitian ini menyediakan p n program evaluasi vendor - Sebuah program audit secara ara menyeluruh juga disediakan dalam penelitian ini
2 Fredrikson. P, Evaluation tion of Supplier Analisis bagaimana perusahaa haan pembeli mengevaluasi et al
Performan ance kinerja pemasok yang mereka ka gunakan 3 Corum. A
Design & & Development of a Proses evaluasi pemasok yang ang potensial untuk mendapatkan (2002)
Supplier E r Evaluation Process
sumber daya yang murah
4 Thanaraksakul. Supplier E r Evaluation Kerangka evaluasi pemasok b k berdasarkan Balaced Scorecard W, et al (2009)
Framewor ork Based on (BSC) yang terintegrasi denga gan Corporate Social Balanced ed Scorecard with
Responsibility (CSR)
Integrated ted Corporate Social Responsib sibility Perspective
Tabel 5. Ruang lingkup penelitian terdahulu T
LINGK GKUP PENELITIAN NO
PENELITI
JUDUL PENELITIAN
Evaluasi
Kontrol
Sistem Audit Perbaikan Vendor/Supplier Hasil Audit 1 Al Dossary. R.A
Kinerja
V V - (2001)
Vendo dor Evaluation & Quality
Auditi diting
2 Fredrikson. P, et al
V - - 3 Corum. A (2002)
Evalu luation of Supplier Performance
Design sign & Development of a Supplier
Evalu luation Process
4 Thanaraksakul. W,
Suppli plier Evaluation Framework
et al (2009)
Based sed on Balanced Scorecard with
Integr egrated Corporate Social Respo ponsibility Perspective
5 Prasyudi. O (2013)
Mode del Analisis Perbaikan Kinerja
Vendo dor
Tabel 6. Key Perform ormance Indicator untuk lingkup evaluasi kinerj erja vendor/supplier
Model evaluasi vendor (Tien (Tiena dkk) Jurnal Teknik Industri stri ISSN: 1411-6340 79
Model evaluasi vendor (Tiena dkk)
Lampiran 2 : Perbandingan KPI d
1 Al Dossary. R.A (2001) Vendor Evaluation & Quality Auditing
Fredrikson. P, et al Evaluation of Supplier Performance
Corum. A (2002) Design & Development of a Supplier Evaluation Process
Thanaraksakul. W, et al (2009)
Supplier Evaluation Framework Based on Balanced Scorecard with Integrated Corporate Social Responsibility Perspective
5 PT XYZ
6 Prasyudi, O (2013) Model Evaluasi Kinerja Vendor
NO PENELITI JUDUL PENELITIAN
) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411
dan KPI usulan
Tabel 7. Matriks KPI
Tabel 8.KPI Usulan
Product Realization
Lampiran 3 : Form penilaian kine inerja hasil pemodelan sistem
Tabel 9.Form pen enilaian kinerja vendor + penentuan rekomenda ndasi jenis audit
Model evaluasi vendor (Tiena dkk) ) Jurnal Teknik Industri ISSN: 1411 1411-6340 81
Lampiran 4 : Standar Penilaian Audit Hasil Pemodelan Sistem
Tabel 10. Item audit quality
ITEM EVALUASI
STANDAR PENILAIAN
Diorganisir dan aktivitasnya
Memperjelas Struktur Organisasi dan
Diorganisir dengan baik dan
Job yang berhubungan dengan
Quality Assurance
aktivitasnya dilaksanakan secara
Diorganisir, tetapi aktivitasnya tidak
Kemauan untuk mengorganisir ada,
penuh.
dilaksanakan mendekati rencana.
berjalan.
tetapi tidak dilaksanakan.
Organisasinya tidak ada.
Menunjukkan dengan jelas kebijakan
Kebijakan dasarnya dibuat dengan
Kebijakan dasarnya dibuat dengan
Kebijakan dasarnya dibuat dengan
Kemauan untuk membuat ada,
Kebijakan dasarnya tidak ada/
dasar yang berhubungan dengan
jelas, dan diketahui dengan baik dan
jelas dan dipublikasikan di dalam
jelas, tetapi tidak dipublikasikan di
tetapi belum dibuat (belum
kualitas
komplit oleh seluruh karyawan.
perusahaan.
dalam perusahaan.
dilaksanakan).
A Q Target dan Aktivitas dari kebijakan dasar yang berhubungan dengan kualitas\
terencana, dan ada Check & Aktivitasnya dilaksanakan secara
Targetnya dibuat dengan jelas, dan
Targetnya dibuat dengan jelas, dan
Targetnya ada, tetapi aktivitasnya
Action terhadap target.
aktivitasnya dilaksanakan pada
level yang mendekati terencana.
kontinu. aktivitasnya dijalankan dengan tidak
tidak dilaksanakan.
Tidak ada target dan aktivitas.
IS T E S
1 Assurance)
Pendidikan terhadap QA (Quality
Isi pendidikan sudah terstandarisasi,
dilaksanakan, dan dilakukan
Isi pendidikannya sudah
distandarisasi, dilaksanakan setiap
Isi pendidikannya sudah ditentukan,
OJT dilaksanakan sesuai dengan
terekam dalam catatan pelatihan. evaluasi berkala yang hasilnya
berkala.
waktu, dan dilakukan evaluasi
dilaksanakan.
distandarisasi, dan sudah
kebutuhan.
Tidak ada pendidikan.
Seluruh kegiatan distandarisasi dan
Distandarisasi dan dilaksanakan
Hampir seluruh prosedur telah
Prosedur Operasi Standar (SOP)
revisi oleh Penanggung Jawab dilaksanakan pengaplikasian &