BAB 2 GAMBARAN UMUM TENTANG TEH JEPANG - Karakteristik Pembuatan Teh Jepang dalam Chanoyu

  

BAB 2

GAMBARAN UMUM

TENTANG TEH JEPANG

2.1 Sejarah Teh Jepang

  Lu Yu (Riku U) adalah seorang ahli teh dari yang menulis buku berjudul Ch'a Ching ( 茶经 ) atau Chakyō ( bahasa Inggris:

  ). Buku ini merupakamengenai sejarah teh, cara

  Classic of Tea

  menanam teh, sejarah minum teh, dan cara membuat dan menikmati teh. Produksi teh dan tradisi minum teh dimulai sejasetelah teh dibawa masuk ke Jepang oleh duta kaisar yang dikirim ke dinasti Tang. Literatur klas

  

  menulis tentang

  

  Catatan dalam Nihon Kōki merupakan sejarah tertulis pertama tentang tradisi minum teh di Jepang. Pada masa itu, teh juga masih berupa teh hasil setengah matang miriyang dikenal sekarang ini. Teh dibuat dengan cara merebus teh di dalam air panas dan hanya dinikmati di beberapa kuil agama Buddha. Teh belum banyak dinikmati sehingga kebiasaan minum teh tidak sempat menjadi populer. Dimenyebarkan ajaran yang dibawanya dari Tiongkok sebagai obat. Teh dan ajaran Zen menjadi populer sebagai unsur utama dalam penerangan spiritual. Penanaman teh lalu mulai dilakukan di mana-mana sejalan dengan makin meluasnya kebiasaan minum teh. berkembang diPermainan tebak-tebakan air minum disebut Tōsui dan menjadi populer sebagai judi yang disebut Tōcha. Pada Tōcha, permainan berkembang menjadi tebak-tebakan nama merek teh yang yang diminum.Pada masa itu, perangkat minum teh dardinilai dengan harga tinggi. Kolektor perlu mengeluarkan banyak uang untuk bisa mengumpulkan perangkat minum teh dari Tiongkok. Acara minum teh menjadi populer di kalangayang mengadakan upacara minum teh secara mewah menggunakan perangkat minum teh dari Tiongkok. Acara minum teh seperti ini dikenal sebagai Karamono suki dan ditentang oleh nenek moyang ahli minum teh Jepang yang bernam

   Menurut Jukō, minuman keras dan perjudian

  harus dilarang dari acara minum teh. Acara minum teh juga harus merupakan sarana pertukaran pengalaman spiritual antara pihak tuan rumah dan pihak yang dijamu. Acara minum teh yang diperke nalkan Jukō merupakan asal usul upacara minum teh alira

  Wabicha dikembangkan oleh seorang pedagang sukses dari kota

   Wabicha ala Rikyū menjadi populer di

  kalangan

   Selain itu, dari aliran Wabicha

  

  berkembang menjadi aliran-aliran baru yang dipimpin ole

  

  Bukesadō untuk upacara minum teh gaya

  kalangan samurai dan Daimyōcha untuk pembuatan teh gaya daimyō.

  Sampai di awalhli pembuatan teh sebagian besar terdiri dari kalangan terbatas seperti daimyo dan pedagang yang sangat kaya. Memasuki pertengahan zaman Edo, penduduk kota yang sudah sukses secara ekonomi dan membentuk kalangan menengah atas secara beramai-ramai menjadi peminat pembuatan teh. Kalangan penduduk kota yang berminat mempelajari pembuatan teh disambut dengan tangan terbuka oleh alira( tiga aliran Senke:

  

dan ) dan pecahan aliran Senke.

  

  Kepopuleran pembuatan teh menyebabkan jumlah murid menjadi semakin banyak sehingga perlu diatur dengan suatu sistemadalah peraturan yang lahir dari kebutuhan mengatur hirarki antara guru dan murid dalam seni tradisional Jepang ) dan

   ) dan murid senior Joshinsai yang

  

  bernama

  Upacara minum teh dapat dipelajari oleh banyak murid secara bersama-sama dengan metode Shichijishiki.

  Berbagai aliran pembuatan teh berusaha menarik minat semua orang untuk belajar pembuatan teh, sehingga kebiasaan minum teh makin populer di seluruh Jepang. Kebiasaan minum teh yang semakin populer di kalangan rakyat juga berdampak buruk terhadap pembuatan teh yang mulai dilakukan tidak secara mencegah kemunduran dalam pembuatan teh jepang dengan menekankan pentingnya nilai spiritual dalam pembuatan teh jepang.

  Pada waktu itu, kuilberperan penting dalam memperkenalkan nilai spiritual pembuatan teh sekaligus melahirkan prinsiyang berasal dari pembuatan teh aliran Rikyū. Di akhir Keshogunan Tokugawa

  

( satu kehidupan satu kesempatan ). Pada masa ini, pembuatan teh yang

  sekarang dikenal sebagai

  sadō berhasil disempurnakan dengan penambahan

  prosedur sistematis yang riil seperti otemae ( teknik persiapan, penyeduhan, penyajian teh ) dan masing-masing aliran menetapkan gaya serta dasar filosofi yang bersifat

  Memasuki akhirPembuatan teh jepang yang menggunakan

  

yang disempurnakan kalangan samurai menjadi tidak populer di kalangan

  masyarakat karena tata krama yang kaku. Masyarakat umumnya menginginkan pembuatan teh yang bisa dinikmati dengan lebih santai. Pada waktu itu, orang mulai menaruh perhatian pada teyang biasa dinikmati sehari-hari. Upacara minum teh yang menggunakan sencha juga mulai diinginkan orang banyak. Berdasarkan permintaan orang banyak, pendeta Baisaō yang dikenal juga sebagai

   berbagai aliran pembuatan teh, sehingga kesulitan keuangan melanda berbagai aliran pembuatan teh setelah pemerintah feodal dibubarkan di awal era

  Hilangnya bantuan finansial dari pemerintah feodal akhirnya digantikan oleh pengusaha sukses sepertilalu bertindak sebagai pengayom berbagai aliran upacara minum teh.Pada ta

2.2. Fungsi Teh bagi Masyarakat Jepang

  Dalam kehidupan sehari-hari kita pastinya telah akrab dengan minuman yang satu ini. Seduhan daun Teh merupakan minuman yang sangat familiar yang telah dikonsumsi oleh masyarakat di berbagai belahan dunia manapun terutama di asia sendiri. Teh merupakan tanaman daun yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis serta memiliki berbagai jenis dan yang paling umum digunakan ada 3 macam teh yaitu teh oolong, teh hitam, dan teh hijau.

  Salah satu teh yang sangat terkenal dan paling banyak dikonsumsi adalah Teh hijau, jenis teh ini sangat diminati setiap orang terutama oleh sebagian besar masyarakat Jepang dan juga di Cina. Dalam proses pengolahannya teh ini hanya melewati proses pemanasan sampai pengeringan dengan tujuan warna hijau pada daun teh dapat di pertahankan sehingga daun terlihat masih hijau segar walaupun sudah di jemur.

  Sedangkan teh oolong lebih merupakan sebuah jenis campuran antara teh hitam dan teh hijau. Pada masing-masing jenis teh tersebut memiliki khasiat kesehatan karena Polyfenol pada daun teh tersebut mengandung flavonoid yang buahan, dan minuman seperti teh dan anggur yang sangat bagus untuk menangkal radikal bebas yang didapatkan dari pengaruh lingkungan dan cuaca. Orang yang mengkonsumsi minuman teh secara rutin bisa dapat hidup lebih sehat dikarenakan teh dapat menekan kemungkinan resiko stroke jauh lebih besar sampai 70% lebih, mampu mengontrol kolesterol dan hipertensi yang berlebihan.

  Dikutip dari berbagai sumber, banyak diketahui bahwa para peneliti di seluruh dunia meyakini bahwa polifenol yang dikenal sebagai Cathecin yang terdapat pada teh hijau membantu tubuh manusia melawan sel kanker dan tumor walaupun belum ada penelitian yang jauh lebih mendalam akan hal tersebut. Teh juga bisa digunakan untuk detoksifikasi berbagai racun yang tersimpan didalam liver dengan antioksidan yang  dimilikinya. Kandungan antioksidan didalamnya mencegah berbagai penyakit seperti penuaan dini, kanker, penyakit jantung dan diabetes.

  Manfaat teh juga sebenarnya untuk menunjang kinerja otak agar lebih baik. Memang belum ada penelitian yang pasti mengenai hal tersebut, namun rata- rata setiap orang yang mengkonsumsi teh selalu merasa lebih rileks dan nyaman. Jadi sebenarnya manfaat teh itu sangatlah baik untuk kesehatan, sehingga teh bisa dijadikan minuman sehari-hari yang sehat. Para ahli menyarankan untuk mengkonsumsi teh 3 gelas perhari atau lebih supaya manfaatnya benar-benar terasa.

  Jepang memiliki beragam jenis teh yang baik untuk kesehatan. Sebagian orang mungkin sudah sangat mengenal seperti apa teh jepang ini. Teh dari jepang ini disebut dengan “Ocha” yang lebih dikenal di Indonesia dengan nama “Teh hijau”. Teh hijau ( ryokucha ) adalah teh yang sangat umum di Jepang, maka apabila di Jepang sana kita menyebut “teh” ( ocha ) maka kemungkinan besar yang dimaksud pastilah teh hijau, dan baru bisa disebut atau dikatakan sebagai teh jepang ( nihoncha ). Setiap Teh memiliki harga yang berbeda tergantung dari tanaman-nya itu sendiri.

  Berikut adalah Jenis-jenis dari Teh Jepang :

  a. Gyokuro

  Gyokuro adalah Teh ini masuk dalam kategori teh hijau berkualitas tinggi, teh ini teh terpilihdari daun teh kelas atas atas yang disebut Tencha.

  Teh dinamakan Gyokuro karena warna hijau pucat yang keluar dari daun teh. Daun dilindungi dari terpaan sinar matahari sehingga mempunyai aroma yang sangat harum. Biasanya pada proses produksi, teh ini ditutupi dengan sebilah bambu karena akan menghasilkan klorofil dari daun teh yang lebih banyak. Oleh karena itulah, teh ini memberikan rasa lebih kaya dibandingkan teh lainnya.

  b. Matcha

  Matcha adalah teh yang berwarna hijau. Kalau bicara teh matcha, sudah pasti banyak yang mengenalnya. Teh ini teh yang digiling menjadi Matcha mempunyai aroma yang harum sehingga digunakan sebagai perasa untuk es krim rasa teh hijau, berbagai jenis kue tradisional Jepang ( wagashi ), berbagai permen dan cokelat.

  c. Sencha

  Sencha adalah Teh hijau yang biasa diminum sehari-hari, dibuat dari daun yang dibiarkan terpapar sinar matahari. Teh sencha memiliki kulitas tinggi, dengan rasa hampir mirip dengan bayam.

  d. Genmaicha

  Genmaicha adalah merupakan teh hijau dengan biji beras yang sudah di panggang. Pada awalnya, teh ini muncul karena adanya legenda hamba Genmai, yaitu seorang samurai terkenal asal Negeri Sakura ini. Dirinya dengan sengaja menumpahkan beberapa kernel beras dalam teh tuannya. Meski melanggar, sang tuan ternyata sangat menikmati teh wangi tersebut. Nama yang diberikan untuk teh inipun bermaksud memberi hormat pada peraciknya.

  e. Kabusecha

  Kabusecha adalah sejenis teh sencha yang daunnya dilindungi untuk beberapa lama dari terpaan sinar matahari sebelum dipanen. Aroma teh kabusecha sedikit lebih lembut dibandingkan teh sencha.

  Bancha adalah teh kasar yang dibuat dari panenan yang kedua kali antara musim panas dan musim gugur. Daun teh untuk teh bancha biasanya lebih besar dari daun teh sencha dan aromanya tidak begitu harum. Bancha menjadi versi teh yang berkualitas rendah ketimbang sencha karena teh ini memiliki rasa pahit yang tajam meskipun sudah diberi pemanis sebelum di konsumsi. Teh inipun merupakan label teh paling standar di Jepang.

  g. Hojicha

  Hojicha adalah Teh yang dibuat dari daun teh bancha yang dipanggang dan digongseng di atas penggorengan atau di dalam oven, dimana rasa inilah yang menimbulkan aroma halus dan punya rasa bersahaja.

  h. Kukicha

  Kukicha adalah Teh berkualitas rendah dari daun teh bercampur tangkai daun teh. Teh ini dibuat dengan cara dipanggang selama empat kali, dimana bisa diubahnya menjadi warna cokelat gelap. Apalagi rasa pedas dari rasa ranting teh ini melengkapi makanan pedas. Upacara minum teh merupakan ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Pada zaman dahulu disebut chado atau chanoyu yang berkembang terutama dari pengaruh Buddhisme Zen. Dalam pembuatan teh jepang selayaknya dilakukan di dalam ruang bertatami dan di dalam ruangan tersebut tersedia tempat khusus air untuk membuat teh yaitu tungku yang selalu menyala dan terdapat

  ( tempat air panas ) yang terisi dengan air mendidih. Ruang tersebut

  mizusashi

  diatur dengan sedemikian rupa oleh tuan rumah beserta dengan semua perabot yang berada di dalamnya seperti kakejiku ( lukisan dinding ), chabana ( bunga hias ) dan mangkuk keramik untuk memenjakan tamu.

  Berikut ini merupakan alat-alat dan bahan yang digunakan pada pembuatan teh jepang :

  a. Chakin

  Chakin adalah Kain putih kecil persegi panjang atau kain rami yang digunakan untuk menyeka mangkuk teh atau sebagai penahan mangkuk teh.

  b. Chawan ( mangkuk teh )

  Chawan adalah Mangkuk teh yang tersedia dalam berbagai ukuran dan gaya yang berbeda dan berfungsi sebagai tempat minum teh.

  Natsume adalah Peti teh atau wadah yang mempunyai penutup kecil untuk tempat teh bubuk yang digunakan dalam pembuatan teh jepang. Natsume ( peti teh ) tersedia dalam berbagai ukuran dan berbagai macam bentuk.

  d. Chasaku ( sendok teh )

  Chasaku adalah Sendok panjang yang terbuat dari bambu namun ada juga yang dibuat dari gading atau kayu yang berfungsi untuk mengambil bubuk teh.

  e. Chasen ( pengocok teh )

  Chasen adalah Alat yang di gunakan untuk mencampur teh bubuk dengan air panas di dalam chawan. Chasen umumnya terbuat dari bambu.

  f. Hishaku ( sendok air )

  Hishaku adalah Sendok panjang yang berfungsi untuk mengambil air panas dari tempat air panas ( mizusashi ) selama upacara teh di lakukan.

  g. Fukusa

  Fukusa adalah Sapu tangan untuk membersihkan peralatan teh yang kotor, seperti chasaku ( sendok teh ), chasen ( pengocok teh ), dan chawan ( mangkuk teh ).

  Kaishi adalah Tisu yang digunakan untuk membersihkan pinggiran chawan ( mangkuk teh ) setelah tamu meminum teh.

i. Futa oki

  Futa oki adalah Tempat untuk menaruh gayung, fukusa, chakin, dan penutup tempat air panas ( mizusashi ).