Asas HUKUM PIDANA Subjek hukum pidana

HUKUM PIDANA
PENGANTAR HUKUM INDONESIA

Disajikan oleh : Amelia Sri Kusuma
Dewi, S.H., M.Kn

1

1

DEFINISI
HUKUM PIDANA
Disajikan oleh : Amelia Sri
Kusuma Dewi, S.H., M.Kn

2

DEFINISI HUKUM PIDANA
☼ IUS PONEALE ☼

• Menurut MEZGER hukum pidana dapat

didefinisikan sebagai berikut : “aturan
hukum, yang mengikatkan kepada suatu
perbuatan yang memenuhi syarat- syarat
tertentu suatu akibat yang berupa pidana”.
• Jadi definisi itu hukum pidana berpokok
pangkal pada :
1. Perbuatan yang memenuhi syarat tertentu;
2. Pidana.
• Pengertian “hukum pidana” tersebut juga
dikenal dengan “Ius poneale”.
Disajikan oleh : Amelia Sri
Kusuma Dewi, S.H., M.Kn

3

Perbuatan yang memenuhi syarat tertentu
• Dengan “perbuatan yang memenuhi syaratsyarat tertentu” itu dimaksudkan perbuatan yang
dilakukan orang, yang memungkinkan adanya
pemberian pidana.
• Perbuatan semacam itu dapat disebut “perbuatan

yang dapat dipidana” atau disingkat “perbuatan
jahat”.
• Oleh karena itu dalam perbuatan jahat tersebut
harus ada orang yang melakukannya, maka
persoalan tentang ”perbuatan tertentu” itu
diperinci menjadi 2 yaitu:
1. perbuatan yang dilarang dan;
Disajikan oleh : Amelia Sri
4
2. orang yang melanggar
larangan
itu.
Kusuma Dewi, S.H.,
M.Kn

Pidana









Pidana adalah penderitaan yang sengaja dibebankan
kepada orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi
syarat- syarat perbuatan itu.
Di dalam hukum pidana modern, pidana ini meliputi
”tindakan tata tertib” (tuchtmaatregel).
Di dalam KUHP yang sekarang berlaku jenis-jenis pidana
yang dapat diterapkan seperti yang tercantum pada pasal
10 KUHP, yaitu dalam hukuman pokok dan hukuman
tambahan, sebagai berikut:
Yang termasuk hukuman pokok:
1. hukuman mati;
2. hukuman penjara;
3. hukuman kurungan;
4. hukuman denda.
Yang termasuk hukuman tambahan:
1. pencabutan hak- hak tertentu;

2. perampasan barang- barang tertentu;
3. pengumuman keputusan
Disajikan olehhakim.
: Amelia Sri
Kusuma Dewi, S.H., M.Kn

5

DEFINISI HUKUM PIDANA
☼ IUS PUNIENDI ☼

• Di samping Ius poneale ada Ius puniendi.
• Ius puniendi dapat diartikan secara luas dan
sempit :
Dalam arti luas  Hak dari negara atau alat-alat
perlengkapan negara untuk mengenakan atau
mengancam pidana terhadap perbuatan tertentu.
Dalam arti sempit  Hak untuk menuntut perkaraperkara pidana, menjatuhkan dan melaksanakan
pidana terhadap orang yang melakukan
perbuatan yang dilarang.

Hak ini dilakukan oleh badan peradilan.
• Jadi hak puniendi adalah hak mengenakan
pidana, dan ius puniendi
harus berdasarkan pada
Disajikan oleh : Amelia Sri
6
Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
ius poneale.

DEFINISI HUKUM PIDANA YANG LAIN
NO
1.

TOKOH
SIMONS

DEFINISI
Kesemuanya perintah2 & larangan2 yg diadakan o/ negara & yg diancam
dgn suatu nestapa (pidana) bg barang siapa yg tdk mentaatinya,
kesemuanya aturan-aturan yg menentukan syarat-syarat bg akibat

hukum itu & kesemuanya aturan2 u/ mengadakan (menjatuhi) &
menjalankan pidana tsb.
SIMONS melakukan pembagian hukum pidana sbb :
1. Hk. Pidana subjektif >< Hk. Pidana objektif
 Hk. Pidana subjektif  hak dr negara u/ mengaitkan pelanggaran thd
suatu peraturan dgn hukuman yg disebut ius poeniendi.
 Hk. Pidana objektif  hukum pidana yg berlaku atau hukum pidana
positif yg disebut ius poenale.
2. Hk. Pidana material >< Hk. Pidana formal
 Hk. Pidana material  memuat ketentuan2 serta rumusan dr suatu
tindak pidana, ketentuan2 mengenai pertanggungjawaban pidana,
ketentuan2 mengenai pelaku & ketentuan2 mengenai pidana
 Hk. Pidana formal  mengatur ttg cara2 mewujudkan hak memidana
& menjalankan pidana
3. Hk. Pidana termasuk hukum publik (>< VAN KAN, PAUL
SCHOLTEN, LOGEMAN, LEMAIRE, UTRECHT)
 Dalam meperbandingkan individu2 dgn masyarakat negara,
penerapan hk. Pidana hanya dilakukan apabila kepentingan
Disajikan
oleh : Amelia Sri

masyarakat
menuntutnya
7
Kusuma Dewi, S.H.,
M.Kn tetap & tdk berubah, sekalipun
 Pertanggungjawaban
hk. Pidana

Lanjutan …..
DEFINISI HUKUM PIDANA YANG LAIN

NO

TOKOH

DEFINISI

2.

POMPE


3.

SUTHERLAND The criminal law in turn is defined conventionally as a body of
& CRESSEY
specific rules regarding human conduct which have been
promulgated by political authority which apply uniformly to all
members of the classes to which the rules refer, and which are
enforced by punishment administrated by the state.

4.

Mr. J.M. VAN
BEMMELEN

Semua aturan hukum yg menetukan thd tindakan apa yg
seharusnya dijatuhkan pidana & apa macam pidana-nya yg
bersesuaian.

HUKUM PIDANA MATERIIL tdr a/ tindak pidana yg disebut

berturut-turut, peraturan umum yg dpt diterapkan thd perbuatan
itu, & pidana yg dpt diancamkan thd perbuatan itu.
HUKUM PIDANA FORMIL mengatur cara bagaimana acara
pidana seharusnya dilakukan & menentukan tata tertib yg harus
diperhatikan pd kesempatan itu.
Disajikan oleh : Amelia Sri
Kusuma Dewi, S.H., M.Kn

8

Lanjutan …..
DEFINISI HUKUM PIDANA YANG LAIN

NO
5.

TOKOH

DEFINISI


WIRJONO
PROJODIKORO

HUKUM PIDANA ialah Peraturan hukum mengenai pidana.
PIDANA  hal yg dipidanakan, yaitu o/ instansi yg berkuasa dilimpahkan
kpd seorang oknum sbg hal yg tdk enak dirasakannya & jg hal yg
tdk sehari-hari dilimpahkan.
Unsur pokok hukum pidana  Norma (larangan atau aturan) & sanksi a/
pelanggaran norma tsb berupa ancaman hukuman pidana, &
bahwa dasar dr segala hukum ialah rasa keadilan.
Pembidangan hukum pidana :
1. Hukum pidana materiil, yaitu isi drpd hukum pidana sbb :
 penunjukan & gambaran dr perbuatan2 yg diancam dgn hk.
Pidana;
 penunjukan syarat umum yg harus dipenuhi agar perbuatan itu
mrpk perbuatan yg pembuatnya dpt dihukum pidana;
 penunjukan orang atau badan hukum yg pd umumnya dpt dihukum
pidana;
 penunjukan jenis hukuman pidana yg dpt dijatuhkan.
2. Hukum pidana formil, yaitu hukum acara pidana yg berkaitan erat

dgn diadakannya hukum pidana, o/ krn itu, mrpk suatu rangkaian
peraturan yg memuat cara bagaimana badan2 pemerintah yg
berkuasa, yi kepolisian, kejaksaan & pengadilan harus bertindak
guna mencapai tujuan negara dgn mengadakan hukum pidana
Disajikan oleh : Amelia Sri
Kusuma Dewi, S.H., M.Kn

9

Lanjutan …..
DEFINISI HUKUM PIDANA YANG LAIN

NO

TOKOH

DEFINISI

6.

PROF.
MOELJATNO

Hukum pidana adalah bagian dr hukum yg mengadakan dasar &
aturan2 u/ menentukan :
 Perbuatan2 mana yg tdk boleh dilakukan, yg dilarang dgn diserta
ancaman sanksi brp suatu pidana ttt, bg barang siapa yg melanggar
larangan tsb;
Kapan & dalam hal apa kpd mereka yg telah melanggar larangan2 itu
dpt dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yg telah diancamkan;
Dgn cara bagaimana pengenaan pidana itu dpt dilaksanakan apabila
ada orang yg disangka telah melanggar larangan tsb.

7.

Mr.
TIRTAAMIDJAJA

HUKUM PIDANA MATERIIL adalah kumpulan aturan hukum yg
menentukan pelanggaran pidana, menetapkan syarat-syarat bagi
pelanggaran pidana u/ dpt dihukum, menunjukkan orang yg dpt
dihukum & menetapkan hukuman a/ pelanggaran pidana.
HUKUM PIDANA FORMIL adalah kumpulan aturan hukum yg mengatur
cara mempertahankan hukum pidana materiil thd pelanggaran yg
dilakukan o/ orang2 ttt, atau dgn kata lain, mangatur cara bagaimana
hukum pidana materiil diwujudkan sehingga diperoleh keputusan hakim
serta mengatur cara melaksanakan keputusan hakim.

8.

SATAUCHID

Disajikan oleh : Amelia Sri
Kusuma Dewi, S.H., M.Kn

Sejumlah peraturan2 yg mrpk bahagian dr hukum positif yg

10

FUNGSI HUKUM PIDANA








Dapat dibedakan dua fungsi dari hukum pidana yaitu :
1. Fungsi yang umum;
2. Fungsi yang khusus.
Ad.1
Oleh karena hukum pidana itu merupakan sebagian dari
keseluruhan lapangan hukum, maka fungsi hukum pidana
sama juga dengan fungsi hukum pada umumnya, ialah
mengatur hidup kemasyarakatan atau menyelenggarakan
tata dalam masyarakat.
Ad.2
Fungsi yang khusus dari hukum pidana ialah melindungi
kepentingan hukum terhadap perbuatan yang hendak
memperkosannya, dengan sanksi yang berupa pidana yang
sifatnya lebih tajam jika dibandingkan dengan sanksi yang
terdapat pada cabang – cabang hukum yang lainnya.
Dapat dikatakan bahwa hukum pidana itu memberi aturanaturan untuk menanggulangi
perbuatan jahat.
Disajikan oleh : Amelia Sri
Kusuma Dewi, S.H., M.Kn

11

2
SUBYEK
HUKUM PIDANA
Disajikan oleh : Amelia Sri
Kusuma Dewi, S.H., M.Kn

12

• Subyek hk pidana adalah manusia
atau individu sebagai pelaku tindak
pidana.
• Hk positif Indonesia belum
memberikan pengaturan scr tegas
mengenai badan hukum sebagai
pelaku tindak pidana.

3
OBYEK/RUANG
LINGKUP
HUKUM PIDANA
Disajikan oleh : Amelia Sri
Kusuma Dewi, S.H., M.Kn

14

Menurut Adami Chazawi
• Bagian 1 :
– Pendahulun (pngrtian, pembagian,
fungsi, ilmu hk pdana)
– Stelsel pidana (pengertian, jenis2,
penjathan dan pelepasan pidana
bersyarat)
– Tindak pidana
– Teori2 pemidanaan
– Batas berlakunya hk pidana

• Bagian 2 :
– Penafsiran hk pdn, dasar peniadan,
pemberatan, peringanan, delik aduan,
perbarengan, ajrn kausalitas

• Bagian 3 :
– Percobaan dan penyertaan

4
SUMBER DAN
DASAR HK PIDANA
Disajikan oleh : Amelia Sri
Kusuma Dewi, S.H., M.Kn

17

Dasar hukum
• KUHP (ketntuan umum, kejahatan,
pelnggran)
• UU Drt 8/1955 – t.p. Imigrasi
• UU 16/2003 – anti terorisme
• dll

5
AZAS-AZAS
HUKUM PIDANA
Disajikan oleh : Amelia Sri
Kusuma Dewi, S.H., M.Kn

19

Asas Legalitas


Pasal 1 KUHP :

1)

Tiada suatu perbuatan dapat dipidana, kecuali berdasarkan
kekuatan ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada
sebelumnya
Jika ada perubahan dalam perundang-undangan sesudah
perbuatan dilakukan, maka terhadap terdakwa diterapkan
ketentuan yg paling menguntungkannya

2)



Asas – asas yang terkandung dalam Ps. 1 KUHP :






Azas Legalitas : nullum delictum nulla poena sine preavia
lege poenali (Hakim dilarang mencipta hukum apapila
ketentuan pidana dalam UU tidak mengaturnya)  Pasal 1
ayat 1 KUHP
Azas Tidak Berlaku Surut : Hukum pidana tidak berlaku
surut/mundur  Pasal 1 ayat 1 KUHP
Tetapi sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 ayat 2 KUHP,
asas tsb tidak secara mutlak dianut
Azas Larangan Penggunaan Analogi : Hukum pidana tidak
Disajikan oleh : Amelia Sri
dapat ditafsir secara
analogi
 Pasal
Kusuma
Dewi, S.H.,
M.Kn 1 ayat 1 KUHP

20

Asas tiada pidana tanpa kesalahan

• Utk menjatuhkan pdn pd orang yg
telah melakukna t.p. Harus dilakukan
bilamn ada unsur kesalhan yaitu
suasana kebatinan bg si pelaku t.p.
• Kesalahan dpt brp kesengajaan atau
kekurang hati2an

Disajikan oleh : Amelia Sri
Kusuma Dewi, S.H., M.Kn

21

Asas Nasionalitas
• Aktif – ps. 5 KUHP  berpatokan pd
status kewarganegaran si pelaku
dmn hk pdn Indonesia mengikuti
setiap WNI yg ada di LN
• Pasif – ps. 4 KUHP  hk pdn Indonesia
mengikuti atau berlaku pd semua
perbuatan atau t.p. Sepanjang
mengncam dan merugikan
kepentingan nasional.

asas universal
• Berlakunya Ps. 2-5, 8 KUHP dibatasi
o/ pengeculian dlm hk internas.