T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Pembelajaran Melalui Manajemen Biaya Operasional Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Mijen ebonagung Demak T2 BAB II
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pembelajaran
Makna kata pembelajaran secara
garis besar dapat didefinisikan sebagai
suatu
proses
interaksi
antara
komponen-komponen
sistem
pembelajaran dengan tujuan
untuk
mencapai suatu hasil belajar. Hal ini
berarti
bahwa
pembelajaran
adalah
suatu
proses
transaksional
(saling
memberikan
timbal
balik)
komponen-komponen
diantara
sistem
pembelajaran, yakni pendidik, peserta
didik, bahan ajar, media, alat, prosedur
dan
proses
belajar
guna
mencapai
suatu perubahan yang komprehensif
pada diri peserta didik.
Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2011:
62)
pembelajaran
adalah
11
kegiatan
dalam
guru
desain
secara
terprogram
instruksional,
membuat belajar secara
untuk
aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber
belajar. Perubahan yang komprehensif
tersebut
berarti
perubahan
yang
mendalam dan esensial pada perilaku,
sikap, pengetahuan dan kemampuan
pemaknaan pada peserta didik yang
dapat berguna untuk menyelesaikan
tugas/kewajiban-kewajiban
hidupnya,
sehingga
kegiatan
melalui
sebuah
pembelajaran
yang
berkelanjutan,
hidup
dalam
seluruh
kebutuhan
peserta didik tersebut sebagai
seorang insan manusia akan dapat
terpenuhi.
Oemar
Hamalik
(1994:
69)
mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah
prosedur
ditempuh
oleh
dan
metode
pengajar
yang
untuk
memberikan kemudahan bagi peserta
didik
12
untuk
melakukan
kegiatan
belajar
secara
aktif
dalam
rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Lebih
lanjut
Ruhiat
memberikan
(2012:
2)
pengertian
juga
bahwa
pembelajaran adalah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan perilaku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut, dapat ditarik beberapa key
word dari istilah pembelajaran, yakni
bahwa
sebuah
pembelajaran
merupakan
prosedur/proses
yang
melibatkan interaksi antara pengajar
dan peserta didik, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan berbagai
media pembelajaran, serta ditempuh
guna memperoleh sebuah perubahan
perilaku secara keseluruhan pada diri
siswa.
13
2.2 Peningkatan Pembelajaran
Peningkatan
perubahan
yang
peningkatan
proses
berarti
lebih
baik.
pembelajaran
pencapaian
ada
suatu
Jadi
adalah
kegiatan
belajar dengan hasil dan keuntungan
yang besar tanpa harus mengurangi
mutu
dan
kualitas
dari
suatupembelajaran. Jadi peningkatan
di sini mempunyai arti berusaha secara
optimal untuk hasil yang dicapai dalam
pembelajaran
pada
dampak
pengelolaan dana BOS di sekolah yang
sesuai dengan harapan dan tujuan
yang telah direncanakan. Optimal erat
kaitannya dengan kriteria untuk hasil
yang diperoleh. Sebuah sekolah dapat
dikatakan optimal apabila memperoleh
hasil yang maksimal dengan kerugian
yang minimal
Optimalisasi
pembelajaran
mengajar
proses
merupakan
suatu kegiatan yang tidak terlepas dari
14
tugas dan tanggung
jawab seorang
guru adalah mengelola proses belajar
mengajar yang selalu berusaha untuk
meningkatkan
kualitas
belajar.
Menurut Sumiati dan Asra (2009: 4)
bahwa:
peran guru dalam pembelajaran
yang
dapat
membangkitkan
aktivitas siswa setidak-tidaknya
menjalankan tugas utama yaitu:
(a) merencanaan pembelajaran,
yang terinci dalam empat sub
kemampuan yaitu perumusan
tujuan pembelajaran, penetapan
materi pembelajaran, penetapan
kegiatan
belajar
mengajar,
penetapan metode dan media
pembelajaran, penetapan alat
evaluasi.
(b)
pelaksanaan
pengajaran yang termasuk di
dalamnya
adalah
penilaian
pencapaian
tujuan
pembelajaran. (c) mengevaluasi
pembelajaran dimana evaluasi
ini merupakan salah satu
komponen pengukur derajat
keberhasilan
pencapaian
tujuan, dan keefektifan proses
pembelajaran
yang
dilaksanakan. (d) memberikan
umpan balik.
15
Menurut Stone (2009: 7) umpan
balik
mempunyai
fungsi
untuk
membantu siswa memelihara minat
dan
antusias
siswa
dalam
melaksanakan
tugas
belajar.
Pembelajaran
merupakan
proses
interaksi peserta didik dengan pendidik
dan
sumber
lingkungan
belajar
belajar.
pada
suatu
Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan
pendidik
agar
terjadi
proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
serta pemberian sikap dan kepercayaan
kepada
peserta didik. Jadi dapat
disimpulkan
adalah
bahwa
proses
pembelajaran
untuk
membantu
peserta didik dapat berjalan dengan
baik.
Selain peran guru, pembelajaran
akan
meningkat
lebih
optimal
jika
didukung oleh sarana dan prasarana
yang disediakan oleh sekolah, baik
berupa
alat
tulis,
sumber
belajar
maupun media pembelajaran. Sarana
16
prasarana
tersebut
bisa
dilengkapi
secara maksimal dengan tersedianya
dana yang dianggarkan oleh sekolah,
dalam hal ini salah satunya adalah
dana BOS. Agar pelaksanaan proses
belajar mengajar dapat berlangsung
lebih optimal, maka sebaiknya guru
memiliki dan menggunakan beberapa
trik
dalam
strategi
disarankan
mengajar
untuk
yang
dapat
diimplementasikan oleh guru dalam
proses pembelajaran di dalam kelas.
Strategi yang dapat digunakan guru
sehingga
proses
dan
hasil
pembelajaran dapat lebih optimal yaitu:
a. Menggunakan
alat
peraga
yang
berwujud benda nyata, membantu
anak
untuk
memahami
konsep.
Penggunaan
dengan
berbagai
alat
cara,
suatu
peraga
observasi
terhadap alat peraga dan melihat
reaksi yang terjadi pada alat peraga
melatih
anak
untuk
17
mengembangkan daya fikir, nalar
sekaligus
melatih
keterampilan
fisiknya.
b. Memperkenalkan
layak
dan
kegiatan
yang
menarik. Lakukanlah
yang
keinginan
kegiatan
menarik
siswa.
sesuai
Jangan
memaksakan suatu kegiatan dan
berikanlah kebebasan kepada siswa
untuk
menolak
atau
menerima
saran-saran yang diajukan. Proses
belajar akan berjalan baik bila siswa
terlibat secara langsung.
c. Menciptakan
pertanyaan-
pertanyaan, masalah-masalah dan
pemecahannya. Metode
pembelajaran saat ini sudah mulai
diarahkan
pada
kemampuan
memecahkan permasalahan. Tetapi
jarang
diterapkan
pentingnya
perumusan masalah dan penciptaan
pertanyaan
Penciptaan
18
permasalahan.
pertanyaan
dan
perumusan masalah akan melatih
siswa
untuk
permasalahan
mengenali
yang
timbul
disekelilingnya dan berusaha untuk
memecahkan masalah yang ada.
Konstruksi
pertanyaan
dan
permasalahan
merupakan
bagian
paling
penting
dan
kreatif
yang
diabaikan dalam pendidikan ilmu
pengetahuan.
d. Mengajak
siswa
untuk
saling
berinteraksi. Menurut
pertukaran
dihindari
untuk
penalaran.
tidak
gagasan
Piaget,
tidak
perkembangan
Walaupun
dapat
langsung,
dapat
penalaran
diajarkan
secara
per-kembangkannya
dapat distimulasi melalui interaksi
dengan siswa pada tingkat yang
sama.
Para
dianjurkan
siswa
hendaknya
untuk
memiliki
pendapat sendiri, mengemukakan,
memperta-
hankan
dan
merasa
19
bertanggung jawab atasnya. Hal ini
akhirnya
memupuk
konstruktif
dan
ekuilibrasi,
membuat
para
siswa lebih cerdas dan termotivasi
untuk terus belajar dibandingkan
dengan
belajar
untuk
jawaban
siswa
berpikir
benar saja.
e. Menganjurkan
dengan cara mereka sendiri. Ada
kalanya siswa membandingkan hal
yang
salah
namun
mereka
hendaknya tetap dianjurkan untuk
berpikir
dengan
sendiri.
Sebagian
cara
mereka
intuisi
mereka
mungkin ada yang salah dan ada
juga
yang
benar.
Yang
perlu
dilakukan ialah menelusuri ide yang
mereka
miliki
mengkoordinasikannya
siswa
terbiasa
dan
agar
dengan
para
proses
berpikir itu sendiri.
Kegiatan yang dilakukan di atas
diharapkan dapat merangsang daya
20
tarik siswa terhadap suatu pelajaran.
Dengan
demikian
konsep
yang
haruslah
mengacu
pada
diajarkan
materi yang dapat membantu siswa
dalam
anak
memahami
yang
dunianya. Dunia
dimaksud
ialah
segala
sesuatu yang dihadapi anak baik di
rumah, di sekolah maupun di tempat
bermain. Berkaitan dengan pengajaran
di
Sekolah
Dasar,
dunia
anak
merupakan segala sesuatu yang ada di
masyarakat atau gejala-gejala sosial
yang berada di sekitar lingkungan anak
baginya merupakan pertanyaan yang
ingin
dipecahkan
dijawab
dan
dengan
berkenaan.
akan
pengajaran
segera
yang
Sehubungan dengan hal
tersebut, pemilihan metode mengajar
pun harus sesuai dengan materi yang
akan
disampaikan
dan
membuat
suasana belajar yang menyenangkan.
Setiap kali mengajar, sesuai dengan
pendekatan
hendaknya
konstruktivisme,
menggunakan
guru
apersepsi
21
untuk mengungkapkan pengetahuan
awal
siswa. Hal
ini
mampermudah
proses
karena
telah
guru
akan
pembelajaran
terlebih
dulu
mengetahui apa yang sudah ketahui
oleh siswa sehingga dengan mudah
guru dapat menyampaikan materi yang
baru.
Optimalisasi
pembelajaran
di
SDN Mijen 3 Kebonagung Demak dapat
tercapai
dengan
menerapkan
baik
apabila
strategi
pembelajaran
guru
dalam
dengan
diimbangi
ketersediaan sarana prasarana yang
lengkap
yang
keberhasilan
direncanakan
dapat
tujuan
mendukung
yang
oleh
sudah
sekolah.
Keberhasilan tersebut didukung oleh
pengelolaan yang baik terhadap dana
BOS
yang
diterima
oleh
sekolah.
Adapun penggunaan dana BOS pada
prinsipnya untuk peningkatan kualitas
pembelajaran, hal ini menjadi prioritas
terhadap
22
keberhasilan
pendidikan.
Peningkatan
kualitas
pelatihan,
KKG
guru
dll.
melalui
Ketersediaan
sarana prasarana pembelajaran yang
lengkap,
serta
tambahan
pemberian
dalam
pembelajaran.
jam
kegiatan
Hal
tersebut
memerlukan
pendanaan
yang
bisa
dikeluarkan
dari
BOS
yang
diterima
oleh
peningkatan
dana
Sekolah,
kualitas
sehingga
pembelajaran
dapat dicapai apabila aspek tersebut
juga dapat terpenuhi.
2.3 Pengelolaan / Manajemen
Manajemen
merupakan
istilah
lain dari pengelolaan yang menurut
Suharsimi Arikunto (1996: 2) adalah
pengadministrasian, pengaturan, dan
penataan suatu kegiatan. M. Sobry
Sutikno (2012: 25) Manajemen adalah
kemampuan dan ketrampilan khusus
untuk melakukan suatu kegiatan, baik
23
bersama orang lain atau melalui orang
lain dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam
konteks
pendidikan,
memang masih ditemukan kontroversi
dan inkonsistensi dalam penggunaan
istilah manajemen. Pada satu pihak
ada
yang
tetap
cenderung
menggunakan
istilah
manajemen,
sehingga
dikenal
dengan
istilah
manajemen pendidikan. Di lain pihak,
tidak sedikit pula yang menggunakan
istilah administrasi sehingga dikenal
istilah adminitrasi pendidikan. Dalam
studi ini, penulis cenderung untuk
mengidentikkan
kedua
istilah
keduanya,
ini
dapat
sehingga
digunakan
dengan makna yang sama.
Menurut
Mulyasa,
Engkoswara
2007:
8),
(dalam
manajemen
pendidikan dalam arti yang seluasluasnya
adalah
suatu
ilmu
yang
mempelajari penataan sumber daya
yaitu
sumber
daya
manusia,
kurikulum atau sumber belajar dan
24
fasilitas
untuk
pendidikan
mencapai
secara
tujuan
optimal
dan
menciptakan suasana yang baik bagi
manusia,
yang
turut
serta
dalam
pencapaian tujuan pendidikan yang
disepakati.
Manajemen
pendidikan
pada dasarnya adalah suatu media
belaka
untuk
pendidikan
efektif
mencapai
secara
dan
tujuan
produktif
efisien.
yaitu
Berdasarkan
pendapat Engkoswara di atas dengan
lebih
memperhatikan
manajemen
aspek
pendidikan
maka
diharapkan tujuan pendidikan atau
target
program
pendidikan
dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
Manajemen pendidikan yang juga
sering
disebut
pendidikan,
dengan
yaitu
administrasi
segenap
proses
pengerahan dan pengintegrasian segala
sesuatu,
maupun
paut
baik
personil,
material,
dengan
pendidikan.
yang
spiritual
bersangkut
pencapaian
Jadi
di
dalam
tujuan
proses
25
administrasi pendidikan segenap usaha
orang-orang yang terlibat di dalam
proses pencapaian tujuan pendidikan
itu
terintegrasi,
diorganisasi
dan
dikoordinasi secara efektif, dan semua
materi yang diperlukan dan yang telah
ada
dimanfaatkan
secara
efesien
(Purwanto, 2006: 3-4). Suryosubroto
(2004:
26-27)
mendefinisikan
manajemen pendidikan sebagai semua
bentuk
usaha
mencapai
bersama
tujuan
untuk
pendidikan
itu
dengan merancang, mengadakan, dan
memanfaatkan
sumber-sumber
(manusia, uang, peralatan, dan waktu).
Berdasarkan
beberapa
pengertian di atas dapat dikatakan
bahwa
manajemen
merupakan
faktor
penyelenggaraan
manajemen
pendidikan
utama
dalam
pendidikan,
karena
pendidikan
merupakan
suatu usaha bersama yang dilakukan
untuk
sumber
26
mendayagunakan
daya
baik
manusia,
semua
uang,
bahan dan peralatan serta metode
untuk
mencapai
tujuan
pendidikan
secara efektif dan efisien. Jadi dalam
manajemen
pendidikan
unsur-unsur
(a)
tujuan
terkandung
yang
akan
dicapai, (b) adanya proses kegiatan
bersama,
(c)
adanya
pemanfaatan
sumber daya, dan (d) adanya kegiatan
perencanaan,
penggerakan,
pengorganisasian,
pengawasan
terhadap
sumber daya yang ada.
Berdasarkan uraian di atas maka
peningkatan
penelitian
pembelajaran
ini
dapat
dilihat
dalam
dari
perubahan segi perencanaan proses
belajar
mengajar
pengorganisasian
mengajar
yang
yang
proses
efektif,
baik,
belajar
pengarahan
proses belajar mengajar yang baik,
pengendalian proses belajar mengajar
yang baik.
27
2.3.1
Tahapan
Pengelolaan
(Managemen)
Dalam
sebuah
organisasi,
manajemen adalah suatu hal yang jelas
tak
terpisahkan,
karena
sebuah
organisasi yang tidak dimanage dengan
baik akan mengalami kesulitan dalam
proses pelaksanaan tugas organisasi
tersebut.
Menurut
Daft
dan
steers
(dalam Syaiful Sagala, 2007: 52) bahwa
salah
satu
bagian
penting
dalam
manajemen adalah proses planning,
organizing,
actuating
dan
controlling untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Proses tersebut merupakan
kesatuan utuh dari proses manajemen
yang saling terintegrasi satu sama lain
dimana masing-masing tahap memiliki
fungsi
masing-masing
yang
akan
mempengaruhi tahapan yang lain.
1. Planning
adalah
tahapan
perencanaan awal dimana semua
proses berikutnya akan ditentukan
28
oleh
tahapan
merencanakan
ini,
dalam
suatu
program
dibutuhkan ketelitian yang tinggi
karena kita harus memprediksikan
dan mempersiapkan apa saja yang
harus
dilakukan
pada
langkah-
langkah selanjut- nya, ingat; jika
kita gagal dalam merencanakan, itu
sama
saja
kita
merencanakan
kegagalan, pada tahap inilah kita
memerlukan
analisis
SWOT (strength,
opportunity
adalah
adalah
dan
weakness,
treat).
kekuatan,
apa
saja
Strength
maksudnya
kekuatan
yang
dimiliki oleh suatu organisasi yang
dapat dimanfaatkan dalam proses
manajemen organisasi tersebut, kita
harus
mampu
memanfaatkan
kelebihan
sebisa
mungkin
kekuatan
tersebut
atau
untuk
meminimalisir kekurangan yang kita
miliki.
kekurangan,
Weakness
maksudnya
artinya
hal-hal
29
apa saja yang mungkin menjadi titik
lemah
suatu
organisasi
dalam
menjalankan proses manajemen, hal
ini
harus
sebisa
mungkin
kita
antisipasi. Opportunity maksudnya
peluang,
dimana kita
harus
jeli
dalam melihat aspek-aspek yang
memiliki
potensi
untuk
dimanfaatkan dalam menjalankan
proses manajemen, sekecil apapun
potensi tersebut. Terakhir adalah
treat, maksudnya adalah ancaman,
kita harus mampu mendeteksi halhal apa saja yang mungkin akan
menghambat
proses
manajemen
sehingga kita mampu untuk sebisa
mungkin menghindarinya.
2. Organizing
adalah
tahap
seseorang
melakukan
pengorganisasian
wewenang
setiap
dan
orang
manajemen
30
dimana
tentang
tugas,
tanggung
jawab
dalam
organisasi.
proses
Seseorang
harus mampu menyesuaikan tugas,
wewenang
tersebut
dan
tanggung
dengan
kemampuan
jawab
potensi
yang
dimiliki
dan
setiap
orang dalam organisasi agar proses
pelaksanaan
manajemen
dapat
berjalan dengan baik, karena jika
menyerahkan tugas dan tanggung
jawab pada seseorang yang bukan
ahlinya, tunggulah kehancurannya.
3. Actuating Pada tahapan inilah setiap
orang
dalam
organisasi
melaksanakan tugas, wewenang dan
tanggung jawabnya masing-masing
dalam
pelaksanaan
organisasi.
Dalam
manajemen
tahapan
ini,
diperlukan komitmen yang tinggi
oleh
setiap
menjalankan
orang
dalam
tugasnya
masing-
masing untuk menjaga stabilitas
organisasi, karena dalam organisasi
setiap
tugas
terintergarsi
dan
wewenang
satu
sama
itu
lain,
31
sehingga kegagalan satu orang akan
mempengaruhi yang lain.
4. Controlling adalah tahapan dimana
seorang pemimpin dalam organisasi
melakukan pengawasan atas kinerja
atau
proses
actuating masing-
masing anggota dalam menjalankan
tugas dan wewenangnya masingmasing,
proses
controlling
dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu: (a)
Direct Controlling, dimana pemimpin
organisasi mengawasi dan melihat
langsung kinerja dari setiap anggota
dalam
menjalankan
wewenangnya
Indirect
masing-masing.
Controlling,
pemimpin
tugas
tidak
dan
(b)
dimana
langsung
mengawasi kinerja setiap anggota
dalam
menjalankan
wewenangnya
tugas
dan
masing-masing,
melainkan melalui beberapa orang
kepercayaannya untuk mengawasi
anggota-anggota
32
yang
berada
di
bawah garis instruktifnya masingmasing dalam struktur organisasi
tersebut.
2.3.2 Tata Cara Pelaksanaan BOS
Pelaksanaan
dana
bantuan
oprasional sekolah SD/SMP baik negeri
maupun swasta mengalami perubahan
dibandingkan tahun 2010. Dana BOS
kali ini langsung ditransfer ke Kas
Umum
Daerah
dan
mekanisme
penyalurannya pun terjadi perbedaan
antar
sekolah
negeri
dan
sekolah
swasta. Kalau pada tahun sebelumnya
dana BOS dari kas negeri langsung
ditranfer ke rekening masing-masing
sekolah untuk kali ini dana ditransfer
terlebih dahulu ke kas Umum Daerah
Kabupaten/Kota, kemudian ditransfer
ke Rekening masing-masing sekolah.
Untuk
sekolah
ditransfer
swasta
melalui
dana
belanja
BOS
tidak
langsung dengan jenis belanja hibah,
33
sementara
untuk
sekolah
negeri
ditransfer dari belanja langsung yang
terurai dalam tiga jenis belanja, yaitu
belanja pegawai, belanja barang dan
jasa serta belanja modal. Tata cara
penyalurannya
diatur
melalui
surat
edaran bersama Menteri Dalam Negeri
dan
Menteri
Pendidikan
Nasional,
sedangkan petunjuk pelaksanaannya
diatur dengan Permendiknas No. 37
Tahun 2010.
Berdasarkan uraian tersebut bisa
dikatakan
bahwa
pelaksanaan
pencairan
mengalami
perubahan
tata
cara
dana
BOS
teknis,
yaitu
pencairan satu pintu dan berubah
melalui pintu lain. Dalam satu sisi, ada
nilai
positifnya,
dengan
pencairan
melalui kas daerah kabupaten/kota,
maka segala sesuatu akibat pencairan
menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah kabupaten, serta memudahkan
pengawasan tingkat lokal. Namun sisi
negatifnya, pencairan bisa lebih lama
34
karena
mengulur
sementara
pihak
menunggu
dan
waktu
1
sekolah
tahap
sudah
membutuhkan
pencairan dana.
2.3.3 Prinsip Dasar BOS
Dana BOS pada prinsipnya agar
bisa disalurkan kepada sekolah lebib
efektif dan efisien, dan pengelolaannya
menjadi
wewenang
masing-masing
sekolah dengan pengawasan pihak Tim
BOS
kabupaten/kota.
Dalam
buku
panduan BOS (2010:2) Prinsip dasar
dana BOS adalah sebagai berikut:
(1) Pengalihan
mekanisme
penyaluran Dana BOS tidak
mengubah prinsip dasar
pengelolaan Dana BOS di
sekolah. (2) BOS tidak
terlambat disalurkan ke
sekolah setiap Triwulannya.
(3) Penyaluran dana BOS
dalam bentuk uang tunai
(tidak
dalam
bentuk
barang), tepat jumlah, dan
tepat sasaran. (4) BOS
tidak
digunakan
untuk
kepentingan di luar BOS.
35
Petunjuk
pelaksanaan/penggunaan
tetap berpedoman pada
Panduan Kemendiknas. (5)
Penyaluran Dana BOS ke
Sekolah
tidak
perlu
menunggu
pengesahan
APBD.
(6)
Disamping
menyediakan
BOSDA
(Bantuan
Operasional
Sekolah
di
Daerah),
Kab./Kota
harus
menyediakan dana untuk
manajemen
Tim
BOS
Kab./Kota
(termasuk
monitoring dan evaluasi) (7)
Kewenangan
mengelola
dana BOS tetap berada di
sekolah (prinsip Manajemen
Berbasis Sekolah).
2.3.4
Penggunaan Dana BOS
Berdasarkan
buku
petunjuk
teknis penggunaan dana BOS tahun
2011, ketentuan sekolah Penggunaan
Dana BOS, antara lain:
1. Pembelian/penggandaan buku teks
pelajaran.
Jenis
dibeli/digandakan
buku
untuk
yang
SD
adalah satu buku untuk Penjaskes,
36
dan untuk SMP sebanyak 2 buku
yaitu (1) Penjaskes dan (2) Seni
Budaya dan ketrampilan.
2. Pembiayaan
seluruh
kegiatan
dalam rangka penerimaan siswa
baru
yaitu
biaya
pendaftaran,
penggandaan formulir, administrasi
pendaftaran,
ulang,
dan
pendaftaran
pembuatan
spanduk
sekolah, serta kegiatan lain yang
berkaitan
langsung
dengan
kegiatan tersebut.
3. Pembiayaan kegiatan pembelajaran
remedial, pembelajaran pengayaan,
pemantapan
persiapan
ujian,
olahraga, kesenian, karya ilmiah
remaja, pramuka, palang merah
remaja, Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS)
untuk
dan
sejenisnya
honor
jam
(misalnya
mengajar
tambahan di luar jam pelajaran,
biaya transportasi dan akomodasi
siswa/guru
dalam
rangka
37
mengikuti lomba, fotocopy, membeli
alat olah raga, alat kesenian dan
biaya
pendaftaran
mengikuti
lomba).
4. Pembiayaan
ulangan
harian,
ulangan umum, ujian sekolah dan
laporan
hasil
(misalnya
belajar
untuk
siswa
fotocopi/
penggandaan soal, honor koreksi
ujian dan honor guru dalam rangka
penyusunan rapor siswa).
5. Pembelian
bahan-bahan
habis
pakai seperti buku tulis, kapur
tulis, pensil, spidol, kertas, bahan
praktikum,
buku
buku
inventaris,
koran/majalah
minuman
dan
induk
siswa,
langganan
pendidikan,
makanan
ringan
untuk kebutuhan sehari-hari di
sekolah,
serta
pengadaan
suku
cadang alat kantor.
6. Pembiayaan langganan daya dan
jasa,
38
yaitu
listrik,
air,
telepon,
internet,
termasuk
untuk
pemasangan baru jika sudah ada
jaringan di sekitar sekolah. Khusus
di sekolah yang tidak ada jaringan
listrik, dan jika sekolah tersebut
memerlukan listrik untuk proses
belajar mengajar di sekolah, maka
diperkenankan
untuk
membeli
genset.
7. Pembiayaan
perawatan
sekolah,
yaitu pengecatan, perbaikan atap
bocor, perbaikan pintu dan jendela,
perbaikan
mebeler,
perbaikan
sanitasi sekolah, perbaikan lantai
ubin/keramik
dan
perawatan
fasilitas sekolah lainnya.
8. Pembayaran honorarium bulanan
guru
honorer
kependidikan
dan
honorer.
tenaga
Untuk
sekolah SD diperbolehkan untuk
membayar
honor
tenaga
yang
membantu administrasi BOS.
39
9. Pengembangan profesi guru seperti
pelatihan,
KKG/MGMP
KKKS/MKKS.
sekolah
Khusus
yang
dan
untuk
memperoleh
hibah/block grant pengembangan
KKG/MGMP atau sejenisnya pada
tahun anggaran yang sama tidak
diperkenankan menggunakan dana
BOS untuk peruntukan yang sama.
10. Pemberian
bantuan
biaya
transportasi bagi siswa miskin yang
menghadapi
masalah
biaya
transport dari dan ke sekolah. Jika
dinilai lebih ekonomis, dapat juga
untuk membeli alat transportasi
sederhana
yang
akan
menjadi
barang inventaris sekolah (misalnya
sepeda,
perahu
penyeberangan,
dll).
11. Pembiayaan
seperti
alat
penggandaan,
insentif
40
bagi
pengelolaan
tulis
kantor
BOS
(ATK),
surat-menyurat,
bendahara
dalam
rangka penyusunan laporan BOS
dan
biaya
transportasi
dalam
rangka mengambil dana BOS di
Bank.
12. Pembelian komputer (desktop/work
station) dan printer untuk kegiatan
belajar
siswa,
maksimum
1
masing-masing
unit
dalam
satu
tahun anggaran.
13. Bila seluruh komponen 1 s.d 12 di
atas telah terpenuhi pendanaannya
dari BOS dan masih terdapat sisa
dana, maka sisa dana BOS tersebut
dapat digunakan untuk membeli
alat peraga, media pembelajaran,
mesin ketik dan mebeler sekolah
dan peralatan untuk UKS.
Berdasarkan
uraian
mengenai
penggunaan dana BOS, maka dana
BOS
penggunaannya
menjadi
wewenang dan tanggung jawab pihak
sekolah
dengan
memprioritaskan
untuk kelancaran proses pembelajaran.
41
2.3.5 Mekanisme Penggunaan BOS
Penetapan
alokasi
dana
BOS
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Tim
Manajemen
BOS
Kabupaten/Kota dengan koordinasi
Tim
Manajemen
menyerahkan
BOS
data
Provinsi
jumlah
siswa
tiap sekolah kepada Kementerian
Pendidikan Nasional.
2. Atas dasar data jumlah siswa tiap
sekolah,
Kementerian
Nasional
membuat
Pendidikan
alokasi
dana
BOS tiap kabupaten/kota, untuk
selanjutnya dikirim ke Kementerian
Keuangan;
3. Kementerian Keuangan menetapkan
alokasi
anggaran
sementara
per
kabupaten/kota melalui Peraturan
Menteri Keuangan.
4. Alokasi prognosa definitif BOS akan
ditetapkan,
42
setelah
Kementerian
Keuangan
menerima
rekonsiliasi
mengenai
data
jumlah
sekolah dan jumlah siswa tahun
ajaran
baru
(2011-2012)
dari
Kementerian Pendidikan Nasional.
5. Alokasi
dana
BOS
per
sekolah
negeri ditetapkan oleh Kementerian
Pendidikan
alokasi
Nasional,
per
sedangkan
sekolah
swasta
ditetapkan oleh pemerintah daerah
(melalui Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah)
atas
usulan
Pendidikan
Dinas
Kabupaten/Kota
berdasarkan data jumlah siswa.
Berdasarkan uraian mekanisme
dana BOS tersebut, mekanisme alokasi
dana BOS diatur secara seimbang guna
mendefisiensikan
dana
BOS
secara
merata dan tepat sasaran. Dana BOS
yang
diperoleh
di
SDN
Mijen
3
Kebonagung Demak dialokasikan yang
berkaitan
menunjang
guru,
dengan
kegiatan
peningkatan
misalkan
kegiatan
yang
kompetensi
pelatihan,
seminar, KKG, Pembelian alat peraga,
43
media pembelajaran, Pembelian buku
pelajaran
dan
Pembiayaan
program
remaja,
buku
referensi,
kegiatan
pengayaan,
olah
raga
kesiswaan:
karya
dan
ilmiah
kesenian
Pemberian dana BOS pada sekolah
negeri merupakan langkah yang baik
karena
sekolah
negeri
dituntut
memiliki image yang baik dan bermutu.
Berdasarkan uraian di atas maka
Mekanisme
yang
baik
pada
penggunaan dana BOS adalah, apabila
dana
tersebut
digunakan
untuk
Pengembangan perpustakaan Kegiatan
pembelajaran
dan
ekstra
kurikuler
siswa Kegiatan ulangan dan ujian,
Pembelian bahan-bahan habis pakai,
Perawatan
Sekolah,
Pembayaran
honorarium bulanan guru honorer dan
tenaga
kependidikan
Pengembangan
Pembelian
honorer.
profesi
alat
guru,
peraga/media
pembelajaran serta meja dan kursi
belajar.
44
2.3.6 Tujuan dari Program BOS
Dalam
(2010:28-29)
buku
Tujuan
panduan
BOS
program
BOS
adalah:
1. Menggratiskan seluruh siswa miskin
di tingkat pendidikan dasar dari
beban biaya operasional sekolah,
baik
di
sekolah
negeri
maupun
sekolah swasta.
2. Menggratiskan seluruh siswa SD
negeri dan SMP negeri terhadap
biaya operasional sekolah, kecuali
pada
Rintisan
Sekolah
Bertaraf
Internasional (RSBI) dan Sekolah
Bertaraf Internasional (SBI).
3. Meringankan
beban
biaya
opersional sekolah bagi siswa di
sekolah
swasta.
menggambarkan
Hal
tersebut
bahwa
program
BOS bermanfaat pada penuntasan
wajib belajar 9 tahun, yakni sekolah
dasar
pertama
dan
sekolah
negeri
menengah
maupun
swasta.
45
Sekolah program kejar Paket A dan
B serta SMP terbuka tidak termasuk
dalam
sasaran
dari
PKPS-BBM
(Program Kompensasi Pengurangan
Subsidi
Bahan
Bakar
Minyak)
bidang pendidikan, karena hampir
semua
program
komponen
dari
tersebut
dibiayai
pemerintah
(Santoso,
ketiga
oleh
2007:
20).
Madrasah Diniyah juga tidak berhak
memperoleh BOS, karena siswanya
telah terdaftar di sekolah reguler
yang telah menerima BOS.
4. Membebaskan seluruh siswa SD/MI
negeri
dan
SMP/MTs
negeri
terhadap biaya operasional sekolah,
kecuali
pada
rintisan
sekolah
bertaraf internasional (RSBI) dan
sekolah bertaraf internasional (SBI).
5. Membebaskan seluruh siswa miskin
dari
seluruh
pungutan
dalam
bentuk apapun, baik di sekolah
negeri maupun sekolah swasta.
46
6. Meringankan
operasional
beban
sekolah
bagi
biaya
siswa
SD/MI dan SMP/MTs swasta.
Berdasarkan uraian tujuan dana
BOS tersebut bisa dikatakan bahwa
target utama dari program dana BOS
adalah pemberian fasilitas pada siswa
untuk memperoleh pendidikan wajib
belajar secara layak dan merata.
2.4 Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Penelitian
Abdurrahman
(2010). Pengelolaan Dana BOS Guna
Pemberdayaan pembelajaran di SDN 1
Purworejo Tahun ajaran 2008/2009.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan pembelajaran di SDN 1
Purworejo Tahun ajaran 2008/2009
menjadi lebih baik dan efektif karena
adanya pengelolaan dana BOS yang
47
profesional.
Dana
memfasilitasi
BOS
anggaran
mampu
pendidikan
siswa tanpa harus memungut biaya
pada wali siswa, sehingga menjadi hal
menonjol dan menarik dengan motto
“Sekolah Gratis”. Hal ini berdampak
positif
pada
mencukupi
jumlah
target
siswa
baik
yang
secara
kuantitas maupun kualitas.
Penelitian Karding (2008), dalam
judul Evaluasi Pelaksanaan Program
Bantuan
Operasional
Sekolah
(BOS)
Sekolah Menengah Pertama Negeri di
kota Semarang. Rekomendasi antara
lain, Searah tujuan BOS hendaknya
pemanfaatan dana BOS benar-benar
diarahkan untuk operasional sekolah
yang
menunjang
kelancaran
proses
belajar, sumber dana sekolah berasal
dari APBD, BOS dan Sumbangan orang
tua siswa, ketiga komponen ternyata
sumbangan orang tua murid paling
dominan.
Keberadaan
BOS
tetap
dipertahankan. Jumlah anggaran perlu
48
ditingkatkan
dan
serta
realisasi
pencairan dana BOS yang dilakukan
tiap triwulan dan pencairannya diawal
bulan harus dapat terwujud, Hal ini
dimaksudkan agar efektif. Agar sasaran
BOS
tercapai
secara
efektif
yaitu
memberikan akses bagi siswa keluarga
miskin maupun siswa keluarga tidak
mampu
mendapatkan
layanan
pendidikan dasar yang bermutu, sudah
seharusnya untuk melakukan seleksi
secara
transparan
miskin/tidak
bagi
mampu
siswa
dengan
membentuk tim kecil yang melakukan
tugas melakukan pengecekan kondisi
siswa yang sebenarnya di lapangan
disamping
berdasarkan
surat
keterangan dari Kepala Kelurahan.
Kusno, Masluyah Suib, Wahyudi
(tt) dalam Pengelolaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah
Dasar
Negeri.
Hasil
analisis
data
diperoleh simpulan bahwa pengelolaan
dana
Bantuan
Operasional
Sekolah
49
(BOS) di SD Negeri 01 Muara Pawan
Kabupaten
Ketapang
dilaksanakan
telah
sesuai
dengan
mekanisme yang tertuang di
buku panduan BOS yang
unsur
perencanaan,
pengawasan
dan
dalam
meliputi
pelaksanaan,
evaluasi,
serta
pelaporan dana BOS.
2.5 Kerangka Berpikir
Kualitas pembelajaran menjadi
prioritas utama program pendidikan di
suatu
institusi.
peningkatan
Salah
satu
pembelajaran
upaya
adalah
dengan meningkatkan kompetensi guru
yaitu dengan mengikutkan program
pelatihan
guru.
Selain
melengkapi
sarana
pembelajaran
di
maksimal.
perlu
prasarana
kelas
Untuk
itu
dengan
meningkatkan
kompetensi guru melalui pelatihan dan
melengkapi
50
sarana
prasarana
pembelajaran diperlukan alokasi dana
dari sekolah yang cukup. Dalam hal
ini, maka diperlukan anggaran dana
BOS dari pihak sekolah untuk kedua
komponen tersebut sehingga mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah.
Setelah
sampai
pada
tahap
pengaplikasian dana BOS, maka pihak
sekolah maupun komite perlu mengcontrol kembali guna menyesuaikan
apakah pengeluaran dana BOS sesuai
dengan rencana awal ataukah terjadi
penyimpangan,
dan
juga
untuk
mengetahui kendala serta upaya untuk
mengatasi kendala penggunaan dana
BOS. Dengan adanya controlling ini
pihak
sekolah
perkembangan
mengetahui
pengelolaan
secara
maksimal serta mampu mengatasi jika
terjadi
hambatan
khususnya
untuk
di
dalamnya
mengoptimalkan
pembelajaran di sekolah.
51
Peneliti sebagai instrumen utama
penelitian sekaligus pengumpul data.
Instrumen
selain
digunakan
yang
seperti
wawancara,
dapat
pedoman
observasi,
dan
catatan
lapangan. Alat bantu lain seperti foto
dan dokumen tetapi fungsinya terbatas
sebagai
pendukung
tugas
peneliti
sebagai instrumen. Sebagai instrumen
penelitian, peneliti bertindak sebagai
observer
(pengamat).
lapangan
dilakukan secara terperinci
untuk
Interview di
mendapatkan
komprehensif
atas
data
fenomena
yang
yang
ditieliti. Adapun yang menjadi informan
kunci
Kepala
dalam
penelitian
Sekolah,
ini
bendahara
adalah
BOS,
komite, dan guru SD Negeri Mijen 3
Kebonagung
bisa
Demak.
dilihat
gambar berikut:
52
Manajemennya
sebagaimana
skema
Gambar 2.1
Pengelolaan Dana BOS
Dana BOS
Faktor
penghambat
Alokasi dana
BOS
Pelatihan guru dan
perlengkapan
sarpras
Pembelajaran
yang optimal
Faktor pendukung
Sumber: data diolah, 2014
53
LANDASAN TEORI
2.1 Pembelajaran
Makna kata pembelajaran secara
garis besar dapat didefinisikan sebagai
suatu
proses
interaksi
antara
komponen-komponen
sistem
pembelajaran dengan tujuan
untuk
mencapai suatu hasil belajar. Hal ini
berarti
bahwa
pembelajaran
adalah
suatu
proses
transaksional
(saling
memberikan
timbal
balik)
komponen-komponen
diantara
sistem
pembelajaran, yakni pendidik, peserta
didik, bahan ajar, media, alat, prosedur
dan
proses
belajar
guna
mencapai
suatu perubahan yang komprehensif
pada diri peserta didik.
Menurut Dimyati dan Mudjiono
(2011:
62)
pembelajaran
adalah
11
kegiatan
dalam
guru
desain
secara
terprogram
instruksional,
membuat belajar secara
untuk
aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber
belajar. Perubahan yang komprehensif
tersebut
berarti
perubahan
yang
mendalam dan esensial pada perilaku,
sikap, pengetahuan dan kemampuan
pemaknaan pada peserta didik yang
dapat berguna untuk menyelesaikan
tugas/kewajiban-kewajiban
hidupnya,
sehingga
kegiatan
melalui
sebuah
pembelajaran
yang
berkelanjutan,
hidup
dalam
seluruh
kebutuhan
peserta didik tersebut sebagai
seorang insan manusia akan dapat
terpenuhi.
Oemar
Hamalik
(1994:
69)
mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah
prosedur
ditempuh
oleh
dan
metode
pengajar
yang
untuk
memberikan kemudahan bagi peserta
didik
12
untuk
melakukan
kegiatan
belajar
secara
aktif
dalam
rangka
mencapai tujuan pembelajaran. Lebih
lanjut
Ruhiat
memberikan
(2012:
2)
pengertian
juga
bahwa
pembelajaran adalah suatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan perilaku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan beberapa pendapat
tersebut, dapat ditarik beberapa key
word dari istilah pembelajaran, yakni
bahwa
sebuah
pembelajaran
merupakan
prosedur/proses
yang
melibatkan interaksi antara pengajar
dan peserta didik, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan berbagai
media pembelajaran, serta ditempuh
guna memperoleh sebuah perubahan
perilaku secara keseluruhan pada diri
siswa.
13
2.2 Peningkatan Pembelajaran
Peningkatan
perubahan
yang
peningkatan
proses
berarti
lebih
baik.
pembelajaran
pencapaian
ada
suatu
Jadi
adalah
kegiatan
belajar dengan hasil dan keuntungan
yang besar tanpa harus mengurangi
mutu
dan
kualitas
dari
suatupembelajaran. Jadi peningkatan
di sini mempunyai arti berusaha secara
optimal untuk hasil yang dicapai dalam
pembelajaran
pada
dampak
pengelolaan dana BOS di sekolah yang
sesuai dengan harapan dan tujuan
yang telah direncanakan. Optimal erat
kaitannya dengan kriteria untuk hasil
yang diperoleh. Sebuah sekolah dapat
dikatakan optimal apabila memperoleh
hasil yang maksimal dengan kerugian
yang minimal
Optimalisasi
pembelajaran
mengajar
proses
merupakan
suatu kegiatan yang tidak terlepas dari
14
tugas dan tanggung
jawab seorang
guru adalah mengelola proses belajar
mengajar yang selalu berusaha untuk
meningkatkan
kualitas
belajar.
Menurut Sumiati dan Asra (2009: 4)
bahwa:
peran guru dalam pembelajaran
yang
dapat
membangkitkan
aktivitas siswa setidak-tidaknya
menjalankan tugas utama yaitu:
(a) merencanaan pembelajaran,
yang terinci dalam empat sub
kemampuan yaitu perumusan
tujuan pembelajaran, penetapan
materi pembelajaran, penetapan
kegiatan
belajar
mengajar,
penetapan metode dan media
pembelajaran, penetapan alat
evaluasi.
(b)
pelaksanaan
pengajaran yang termasuk di
dalamnya
adalah
penilaian
pencapaian
tujuan
pembelajaran. (c) mengevaluasi
pembelajaran dimana evaluasi
ini merupakan salah satu
komponen pengukur derajat
keberhasilan
pencapaian
tujuan, dan keefektifan proses
pembelajaran
yang
dilaksanakan. (d) memberikan
umpan balik.
15
Menurut Stone (2009: 7) umpan
balik
mempunyai
fungsi
untuk
membantu siswa memelihara minat
dan
antusias
siswa
dalam
melaksanakan
tugas
belajar.
Pembelajaran
merupakan
proses
interaksi peserta didik dengan pendidik
dan
sumber
lingkungan
belajar
belajar.
pada
suatu
Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan
pendidik
agar
terjadi
proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
serta pemberian sikap dan kepercayaan
kepada
peserta didik. Jadi dapat
disimpulkan
adalah
bahwa
proses
pembelajaran
untuk
membantu
peserta didik dapat berjalan dengan
baik.
Selain peran guru, pembelajaran
akan
meningkat
lebih
optimal
jika
didukung oleh sarana dan prasarana
yang disediakan oleh sekolah, baik
berupa
alat
tulis,
sumber
belajar
maupun media pembelajaran. Sarana
16
prasarana
tersebut
bisa
dilengkapi
secara maksimal dengan tersedianya
dana yang dianggarkan oleh sekolah,
dalam hal ini salah satunya adalah
dana BOS. Agar pelaksanaan proses
belajar mengajar dapat berlangsung
lebih optimal, maka sebaiknya guru
memiliki dan menggunakan beberapa
trik
dalam
strategi
disarankan
mengajar
untuk
yang
dapat
diimplementasikan oleh guru dalam
proses pembelajaran di dalam kelas.
Strategi yang dapat digunakan guru
sehingga
proses
dan
hasil
pembelajaran dapat lebih optimal yaitu:
a. Menggunakan
alat
peraga
yang
berwujud benda nyata, membantu
anak
untuk
memahami
konsep.
Penggunaan
dengan
berbagai
alat
cara,
suatu
peraga
observasi
terhadap alat peraga dan melihat
reaksi yang terjadi pada alat peraga
melatih
anak
untuk
17
mengembangkan daya fikir, nalar
sekaligus
melatih
keterampilan
fisiknya.
b. Memperkenalkan
layak
dan
kegiatan
yang
menarik. Lakukanlah
yang
keinginan
kegiatan
menarik
siswa.
sesuai
Jangan
memaksakan suatu kegiatan dan
berikanlah kebebasan kepada siswa
untuk
menolak
atau
menerima
saran-saran yang diajukan. Proses
belajar akan berjalan baik bila siswa
terlibat secara langsung.
c. Menciptakan
pertanyaan-
pertanyaan, masalah-masalah dan
pemecahannya. Metode
pembelajaran saat ini sudah mulai
diarahkan
pada
kemampuan
memecahkan permasalahan. Tetapi
jarang
diterapkan
pentingnya
perumusan masalah dan penciptaan
pertanyaan
Penciptaan
18
permasalahan.
pertanyaan
dan
perumusan masalah akan melatih
siswa
untuk
permasalahan
mengenali
yang
timbul
disekelilingnya dan berusaha untuk
memecahkan masalah yang ada.
Konstruksi
pertanyaan
dan
permasalahan
merupakan
bagian
paling
penting
dan
kreatif
yang
diabaikan dalam pendidikan ilmu
pengetahuan.
d. Mengajak
siswa
untuk
saling
berinteraksi. Menurut
pertukaran
dihindari
untuk
penalaran.
tidak
gagasan
Piaget,
tidak
perkembangan
Walaupun
dapat
langsung,
dapat
penalaran
diajarkan
secara
per-kembangkannya
dapat distimulasi melalui interaksi
dengan siswa pada tingkat yang
sama.
Para
dianjurkan
siswa
hendaknya
untuk
memiliki
pendapat sendiri, mengemukakan,
memperta-
hankan
dan
merasa
19
bertanggung jawab atasnya. Hal ini
akhirnya
memupuk
konstruktif
dan
ekuilibrasi,
membuat
para
siswa lebih cerdas dan termotivasi
untuk terus belajar dibandingkan
dengan
belajar
untuk
jawaban
siswa
berpikir
benar saja.
e. Menganjurkan
dengan cara mereka sendiri. Ada
kalanya siswa membandingkan hal
yang
salah
namun
mereka
hendaknya tetap dianjurkan untuk
berpikir
dengan
sendiri.
Sebagian
cara
mereka
intuisi
mereka
mungkin ada yang salah dan ada
juga
yang
benar.
Yang
perlu
dilakukan ialah menelusuri ide yang
mereka
miliki
mengkoordinasikannya
siswa
terbiasa
dan
agar
dengan
para
proses
berpikir itu sendiri.
Kegiatan yang dilakukan di atas
diharapkan dapat merangsang daya
20
tarik siswa terhadap suatu pelajaran.
Dengan
demikian
konsep
yang
haruslah
mengacu
pada
diajarkan
materi yang dapat membantu siswa
dalam
anak
memahami
yang
dunianya. Dunia
dimaksud
ialah
segala
sesuatu yang dihadapi anak baik di
rumah, di sekolah maupun di tempat
bermain. Berkaitan dengan pengajaran
di
Sekolah
Dasar,
dunia
anak
merupakan segala sesuatu yang ada di
masyarakat atau gejala-gejala sosial
yang berada di sekitar lingkungan anak
baginya merupakan pertanyaan yang
ingin
dipecahkan
dijawab
dan
dengan
berkenaan.
akan
pengajaran
segera
yang
Sehubungan dengan hal
tersebut, pemilihan metode mengajar
pun harus sesuai dengan materi yang
akan
disampaikan
dan
membuat
suasana belajar yang menyenangkan.
Setiap kali mengajar, sesuai dengan
pendekatan
hendaknya
konstruktivisme,
menggunakan
guru
apersepsi
21
untuk mengungkapkan pengetahuan
awal
siswa. Hal
ini
mampermudah
proses
karena
telah
guru
akan
pembelajaran
terlebih
dulu
mengetahui apa yang sudah ketahui
oleh siswa sehingga dengan mudah
guru dapat menyampaikan materi yang
baru.
Optimalisasi
pembelajaran
di
SDN Mijen 3 Kebonagung Demak dapat
tercapai
dengan
menerapkan
baik
apabila
strategi
pembelajaran
guru
dalam
dengan
diimbangi
ketersediaan sarana prasarana yang
lengkap
yang
keberhasilan
direncanakan
dapat
tujuan
mendukung
yang
oleh
sudah
sekolah.
Keberhasilan tersebut didukung oleh
pengelolaan yang baik terhadap dana
BOS
yang
diterima
oleh
sekolah.
Adapun penggunaan dana BOS pada
prinsipnya untuk peningkatan kualitas
pembelajaran, hal ini menjadi prioritas
terhadap
22
keberhasilan
pendidikan.
Peningkatan
kualitas
pelatihan,
KKG
guru
dll.
melalui
Ketersediaan
sarana prasarana pembelajaran yang
lengkap,
serta
tambahan
pemberian
dalam
pembelajaran.
jam
kegiatan
Hal
tersebut
memerlukan
pendanaan
yang
bisa
dikeluarkan
dari
BOS
yang
diterima
oleh
peningkatan
dana
Sekolah,
kualitas
sehingga
pembelajaran
dapat dicapai apabila aspek tersebut
juga dapat terpenuhi.
2.3 Pengelolaan / Manajemen
Manajemen
merupakan
istilah
lain dari pengelolaan yang menurut
Suharsimi Arikunto (1996: 2) adalah
pengadministrasian, pengaturan, dan
penataan suatu kegiatan. M. Sobry
Sutikno (2012: 25) Manajemen adalah
kemampuan dan ketrampilan khusus
untuk melakukan suatu kegiatan, baik
23
bersama orang lain atau melalui orang
lain dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam
konteks
pendidikan,
memang masih ditemukan kontroversi
dan inkonsistensi dalam penggunaan
istilah manajemen. Pada satu pihak
ada
yang
tetap
cenderung
menggunakan
istilah
manajemen,
sehingga
dikenal
dengan
istilah
manajemen pendidikan. Di lain pihak,
tidak sedikit pula yang menggunakan
istilah administrasi sehingga dikenal
istilah adminitrasi pendidikan. Dalam
studi ini, penulis cenderung untuk
mengidentikkan
kedua
istilah
keduanya,
ini
dapat
sehingga
digunakan
dengan makna yang sama.
Menurut
Mulyasa,
Engkoswara
2007:
8),
(dalam
manajemen
pendidikan dalam arti yang seluasluasnya
adalah
suatu
ilmu
yang
mempelajari penataan sumber daya
yaitu
sumber
daya
manusia,
kurikulum atau sumber belajar dan
24
fasilitas
untuk
pendidikan
mencapai
secara
tujuan
optimal
dan
menciptakan suasana yang baik bagi
manusia,
yang
turut
serta
dalam
pencapaian tujuan pendidikan yang
disepakati.
Manajemen
pendidikan
pada dasarnya adalah suatu media
belaka
untuk
pendidikan
efektif
mencapai
secara
dan
tujuan
produktif
efisien.
yaitu
Berdasarkan
pendapat Engkoswara di atas dengan
lebih
memperhatikan
manajemen
aspek
pendidikan
maka
diharapkan tujuan pendidikan atau
target
program
pendidikan
dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
Manajemen pendidikan yang juga
sering
disebut
pendidikan,
dengan
yaitu
administrasi
segenap
proses
pengerahan dan pengintegrasian segala
sesuatu,
maupun
paut
baik
personil,
material,
dengan
pendidikan.
yang
spiritual
bersangkut
pencapaian
Jadi
di
dalam
tujuan
proses
25
administrasi pendidikan segenap usaha
orang-orang yang terlibat di dalam
proses pencapaian tujuan pendidikan
itu
terintegrasi,
diorganisasi
dan
dikoordinasi secara efektif, dan semua
materi yang diperlukan dan yang telah
ada
dimanfaatkan
secara
efesien
(Purwanto, 2006: 3-4). Suryosubroto
(2004:
26-27)
mendefinisikan
manajemen pendidikan sebagai semua
bentuk
usaha
mencapai
bersama
tujuan
untuk
pendidikan
itu
dengan merancang, mengadakan, dan
memanfaatkan
sumber-sumber
(manusia, uang, peralatan, dan waktu).
Berdasarkan
beberapa
pengertian di atas dapat dikatakan
bahwa
manajemen
merupakan
faktor
penyelenggaraan
manajemen
pendidikan
utama
dalam
pendidikan,
karena
pendidikan
merupakan
suatu usaha bersama yang dilakukan
untuk
sumber
26
mendayagunakan
daya
baik
manusia,
semua
uang,
bahan dan peralatan serta metode
untuk
mencapai
tujuan
pendidikan
secara efektif dan efisien. Jadi dalam
manajemen
pendidikan
unsur-unsur
(a)
tujuan
terkandung
yang
akan
dicapai, (b) adanya proses kegiatan
bersama,
(c)
adanya
pemanfaatan
sumber daya, dan (d) adanya kegiatan
perencanaan,
penggerakan,
pengorganisasian,
pengawasan
terhadap
sumber daya yang ada.
Berdasarkan uraian di atas maka
peningkatan
penelitian
pembelajaran
ini
dapat
dilihat
dalam
dari
perubahan segi perencanaan proses
belajar
mengajar
pengorganisasian
mengajar
yang
yang
proses
efektif,
baik,
belajar
pengarahan
proses belajar mengajar yang baik,
pengendalian proses belajar mengajar
yang baik.
27
2.3.1
Tahapan
Pengelolaan
(Managemen)
Dalam
sebuah
organisasi,
manajemen adalah suatu hal yang jelas
tak
terpisahkan,
karena
sebuah
organisasi yang tidak dimanage dengan
baik akan mengalami kesulitan dalam
proses pelaksanaan tugas organisasi
tersebut.
Menurut
Daft
dan
steers
(dalam Syaiful Sagala, 2007: 52) bahwa
salah
satu
bagian
penting
dalam
manajemen adalah proses planning,
organizing,
actuating
dan
controlling untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Proses tersebut merupakan
kesatuan utuh dari proses manajemen
yang saling terintegrasi satu sama lain
dimana masing-masing tahap memiliki
fungsi
masing-masing
yang
akan
mempengaruhi tahapan yang lain.
1. Planning
adalah
tahapan
perencanaan awal dimana semua
proses berikutnya akan ditentukan
28
oleh
tahapan
merencanakan
ini,
dalam
suatu
program
dibutuhkan ketelitian yang tinggi
karena kita harus memprediksikan
dan mempersiapkan apa saja yang
harus
dilakukan
pada
langkah-
langkah selanjut- nya, ingat; jika
kita gagal dalam merencanakan, itu
sama
saja
kita
merencanakan
kegagalan, pada tahap inilah kita
memerlukan
analisis
SWOT (strength,
opportunity
adalah
adalah
dan
weakness,
treat).
kekuatan,
apa
saja
Strength
maksudnya
kekuatan
yang
dimiliki oleh suatu organisasi yang
dapat dimanfaatkan dalam proses
manajemen organisasi tersebut, kita
harus
mampu
memanfaatkan
kelebihan
sebisa
mungkin
kekuatan
tersebut
atau
untuk
meminimalisir kekurangan yang kita
miliki.
kekurangan,
Weakness
maksudnya
artinya
hal-hal
29
apa saja yang mungkin menjadi titik
lemah
suatu
organisasi
dalam
menjalankan proses manajemen, hal
ini
harus
sebisa
mungkin
kita
antisipasi. Opportunity maksudnya
peluang,
dimana kita
harus
jeli
dalam melihat aspek-aspek yang
memiliki
potensi
untuk
dimanfaatkan dalam menjalankan
proses manajemen, sekecil apapun
potensi tersebut. Terakhir adalah
treat, maksudnya adalah ancaman,
kita harus mampu mendeteksi halhal apa saja yang mungkin akan
menghambat
proses
manajemen
sehingga kita mampu untuk sebisa
mungkin menghindarinya.
2. Organizing
adalah
tahap
seseorang
melakukan
pengorganisasian
wewenang
setiap
dan
orang
manajemen
30
dimana
tentang
tugas,
tanggung
jawab
dalam
organisasi.
proses
Seseorang
harus mampu menyesuaikan tugas,
wewenang
tersebut
dan
tanggung
dengan
kemampuan
jawab
potensi
yang
dimiliki
dan
setiap
orang dalam organisasi agar proses
pelaksanaan
manajemen
dapat
berjalan dengan baik, karena jika
menyerahkan tugas dan tanggung
jawab pada seseorang yang bukan
ahlinya, tunggulah kehancurannya.
3. Actuating Pada tahapan inilah setiap
orang
dalam
organisasi
melaksanakan tugas, wewenang dan
tanggung jawabnya masing-masing
dalam
pelaksanaan
organisasi.
Dalam
manajemen
tahapan
ini,
diperlukan komitmen yang tinggi
oleh
setiap
menjalankan
orang
dalam
tugasnya
masing-
masing untuk menjaga stabilitas
organisasi, karena dalam organisasi
setiap
tugas
terintergarsi
dan
wewenang
satu
sama
itu
lain,
31
sehingga kegagalan satu orang akan
mempengaruhi yang lain.
4. Controlling adalah tahapan dimana
seorang pemimpin dalam organisasi
melakukan pengawasan atas kinerja
atau
proses
actuating masing-
masing anggota dalam menjalankan
tugas dan wewenangnya masingmasing,
proses
controlling
dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu: (a)
Direct Controlling, dimana pemimpin
organisasi mengawasi dan melihat
langsung kinerja dari setiap anggota
dalam
menjalankan
wewenangnya
Indirect
masing-masing.
Controlling,
pemimpin
tugas
tidak
dan
(b)
dimana
langsung
mengawasi kinerja setiap anggota
dalam
menjalankan
wewenangnya
tugas
dan
masing-masing,
melainkan melalui beberapa orang
kepercayaannya untuk mengawasi
anggota-anggota
32
yang
berada
di
bawah garis instruktifnya masingmasing dalam struktur organisasi
tersebut.
2.3.2 Tata Cara Pelaksanaan BOS
Pelaksanaan
dana
bantuan
oprasional sekolah SD/SMP baik negeri
maupun swasta mengalami perubahan
dibandingkan tahun 2010. Dana BOS
kali ini langsung ditransfer ke Kas
Umum
Daerah
dan
mekanisme
penyalurannya pun terjadi perbedaan
antar
sekolah
negeri
dan
sekolah
swasta. Kalau pada tahun sebelumnya
dana BOS dari kas negeri langsung
ditranfer ke rekening masing-masing
sekolah untuk kali ini dana ditransfer
terlebih dahulu ke kas Umum Daerah
Kabupaten/Kota, kemudian ditransfer
ke Rekening masing-masing sekolah.
Untuk
sekolah
ditransfer
swasta
melalui
dana
belanja
BOS
tidak
langsung dengan jenis belanja hibah,
33
sementara
untuk
sekolah
negeri
ditransfer dari belanja langsung yang
terurai dalam tiga jenis belanja, yaitu
belanja pegawai, belanja barang dan
jasa serta belanja modal. Tata cara
penyalurannya
diatur
melalui
surat
edaran bersama Menteri Dalam Negeri
dan
Menteri
Pendidikan
Nasional,
sedangkan petunjuk pelaksanaannya
diatur dengan Permendiknas No. 37
Tahun 2010.
Berdasarkan uraian tersebut bisa
dikatakan
bahwa
pelaksanaan
pencairan
mengalami
perubahan
tata
cara
dana
BOS
teknis,
yaitu
pencairan satu pintu dan berubah
melalui pintu lain. Dalam satu sisi, ada
nilai
positifnya,
dengan
pencairan
melalui kas daerah kabupaten/kota,
maka segala sesuatu akibat pencairan
menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah kabupaten, serta memudahkan
pengawasan tingkat lokal. Namun sisi
negatifnya, pencairan bisa lebih lama
34
karena
mengulur
sementara
pihak
menunggu
dan
waktu
1
sekolah
tahap
sudah
membutuhkan
pencairan dana.
2.3.3 Prinsip Dasar BOS
Dana BOS pada prinsipnya agar
bisa disalurkan kepada sekolah lebib
efektif dan efisien, dan pengelolaannya
menjadi
wewenang
masing-masing
sekolah dengan pengawasan pihak Tim
BOS
kabupaten/kota.
Dalam
buku
panduan BOS (2010:2) Prinsip dasar
dana BOS adalah sebagai berikut:
(1) Pengalihan
mekanisme
penyaluran Dana BOS tidak
mengubah prinsip dasar
pengelolaan Dana BOS di
sekolah. (2) BOS tidak
terlambat disalurkan ke
sekolah setiap Triwulannya.
(3) Penyaluran dana BOS
dalam bentuk uang tunai
(tidak
dalam
bentuk
barang), tepat jumlah, dan
tepat sasaran. (4) BOS
tidak
digunakan
untuk
kepentingan di luar BOS.
35
Petunjuk
pelaksanaan/penggunaan
tetap berpedoman pada
Panduan Kemendiknas. (5)
Penyaluran Dana BOS ke
Sekolah
tidak
perlu
menunggu
pengesahan
APBD.
(6)
Disamping
menyediakan
BOSDA
(Bantuan
Operasional
Sekolah
di
Daerah),
Kab./Kota
harus
menyediakan dana untuk
manajemen
Tim
BOS
Kab./Kota
(termasuk
monitoring dan evaluasi) (7)
Kewenangan
mengelola
dana BOS tetap berada di
sekolah (prinsip Manajemen
Berbasis Sekolah).
2.3.4
Penggunaan Dana BOS
Berdasarkan
buku
petunjuk
teknis penggunaan dana BOS tahun
2011, ketentuan sekolah Penggunaan
Dana BOS, antara lain:
1. Pembelian/penggandaan buku teks
pelajaran.
Jenis
dibeli/digandakan
buku
untuk
yang
SD
adalah satu buku untuk Penjaskes,
36
dan untuk SMP sebanyak 2 buku
yaitu (1) Penjaskes dan (2) Seni
Budaya dan ketrampilan.
2. Pembiayaan
seluruh
kegiatan
dalam rangka penerimaan siswa
baru
yaitu
biaya
pendaftaran,
penggandaan formulir, administrasi
pendaftaran,
ulang,
dan
pendaftaran
pembuatan
spanduk
sekolah, serta kegiatan lain yang
berkaitan
langsung
dengan
kegiatan tersebut.
3. Pembiayaan kegiatan pembelajaran
remedial, pembelajaran pengayaan,
pemantapan
persiapan
ujian,
olahraga, kesenian, karya ilmiah
remaja, pramuka, palang merah
remaja, Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS)
untuk
dan
sejenisnya
honor
jam
(misalnya
mengajar
tambahan di luar jam pelajaran,
biaya transportasi dan akomodasi
siswa/guru
dalam
rangka
37
mengikuti lomba, fotocopy, membeli
alat olah raga, alat kesenian dan
biaya
pendaftaran
mengikuti
lomba).
4. Pembiayaan
ulangan
harian,
ulangan umum, ujian sekolah dan
laporan
hasil
(misalnya
belajar
untuk
siswa
fotocopi/
penggandaan soal, honor koreksi
ujian dan honor guru dalam rangka
penyusunan rapor siswa).
5. Pembelian
bahan-bahan
habis
pakai seperti buku tulis, kapur
tulis, pensil, spidol, kertas, bahan
praktikum,
buku
buku
inventaris,
koran/majalah
minuman
dan
induk
siswa,
langganan
pendidikan,
makanan
ringan
untuk kebutuhan sehari-hari di
sekolah,
serta
pengadaan
suku
cadang alat kantor.
6. Pembiayaan langganan daya dan
jasa,
38
yaitu
listrik,
air,
telepon,
internet,
termasuk
untuk
pemasangan baru jika sudah ada
jaringan di sekitar sekolah. Khusus
di sekolah yang tidak ada jaringan
listrik, dan jika sekolah tersebut
memerlukan listrik untuk proses
belajar mengajar di sekolah, maka
diperkenankan
untuk
membeli
genset.
7. Pembiayaan
perawatan
sekolah,
yaitu pengecatan, perbaikan atap
bocor, perbaikan pintu dan jendela,
perbaikan
mebeler,
perbaikan
sanitasi sekolah, perbaikan lantai
ubin/keramik
dan
perawatan
fasilitas sekolah lainnya.
8. Pembayaran honorarium bulanan
guru
honorer
kependidikan
dan
honorer.
tenaga
Untuk
sekolah SD diperbolehkan untuk
membayar
honor
tenaga
yang
membantu administrasi BOS.
39
9. Pengembangan profesi guru seperti
pelatihan,
KKG/MGMP
KKKS/MKKS.
sekolah
Khusus
yang
dan
untuk
memperoleh
hibah/block grant pengembangan
KKG/MGMP atau sejenisnya pada
tahun anggaran yang sama tidak
diperkenankan menggunakan dana
BOS untuk peruntukan yang sama.
10. Pemberian
bantuan
biaya
transportasi bagi siswa miskin yang
menghadapi
masalah
biaya
transport dari dan ke sekolah. Jika
dinilai lebih ekonomis, dapat juga
untuk membeli alat transportasi
sederhana
yang
akan
menjadi
barang inventaris sekolah (misalnya
sepeda,
perahu
penyeberangan,
dll).
11. Pembiayaan
seperti
alat
penggandaan,
insentif
40
bagi
pengelolaan
tulis
kantor
BOS
(ATK),
surat-menyurat,
bendahara
dalam
rangka penyusunan laporan BOS
dan
biaya
transportasi
dalam
rangka mengambil dana BOS di
Bank.
12. Pembelian komputer (desktop/work
station) dan printer untuk kegiatan
belajar
siswa,
maksimum
1
masing-masing
unit
dalam
satu
tahun anggaran.
13. Bila seluruh komponen 1 s.d 12 di
atas telah terpenuhi pendanaannya
dari BOS dan masih terdapat sisa
dana, maka sisa dana BOS tersebut
dapat digunakan untuk membeli
alat peraga, media pembelajaran,
mesin ketik dan mebeler sekolah
dan peralatan untuk UKS.
Berdasarkan
uraian
mengenai
penggunaan dana BOS, maka dana
BOS
penggunaannya
menjadi
wewenang dan tanggung jawab pihak
sekolah
dengan
memprioritaskan
untuk kelancaran proses pembelajaran.
41
2.3.5 Mekanisme Penggunaan BOS
Penetapan
alokasi
dana
BOS
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Tim
Manajemen
BOS
Kabupaten/Kota dengan koordinasi
Tim
Manajemen
menyerahkan
BOS
data
Provinsi
jumlah
siswa
tiap sekolah kepada Kementerian
Pendidikan Nasional.
2. Atas dasar data jumlah siswa tiap
sekolah,
Kementerian
Nasional
membuat
Pendidikan
alokasi
dana
BOS tiap kabupaten/kota, untuk
selanjutnya dikirim ke Kementerian
Keuangan;
3. Kementerian Keuangan menetapkan
alokasi
anggaran
sementara
per
kabupaten/kota melalui Peraturan
Menteri Keuangan.
4. Alokasi prognosa definitif BOS akan
ditetapkan,
42
setelah
Kementerian
Keuangan
menerima
rekonsiliasi
mengenai
data
jumlah
sekolah dan jumlah siswa tahun
ajaran
baru
(2011-2012)
dari
Kementerian Pendidikan Nasional.
5. Alokasi
dana
BOS
per
sekolah
negeri ditetapkan oleh Kementerian
Pendidikan
alokasi
Nasional,
per
sedangkan
sekolah
swasta
ditetapkan oleh pemerintah daerah
(melalui Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah)
atas
usulan
Pendidikan
Dinas
Kabupaten/Kota
berdasarkan data jumlah siswa.
Berdasarkan uraian mekanisme
dana BOS tersebut, mekanisme alokasi
dana BOS diatur secara seimbang guna
mendefisiensikan
dana
BOS
secara
merata dan tepat sasaran. Dana BOS
yang
diperoleh
di
SDN
Mijen
3
Kebonagung Demak dialokasikan yang
berkaitan
menunjang
guru,
dengan
kegiatan
peningkatan
misalkan
kegiatan
yang
kompetensi
pelatihan,
seminar, KKG, Pembelian alat peraga,
43
media pembelajaran, Pembelian buku
pelajaran
dan
Pembiayaan
program
remaja,
buku
referensi,
kegiatan
pengayaan,
olah
raga
kesiswaan:
karya
dan
ilmiah
kesenian
Pemberian dana BOS pada sekolah
negeri merupakan langkah yang baik
karena
sekolah
negeri
dituntut
memiliki image yang baik dan bermutu.
Berdasarkan uraian di atas maka
Mekanisme
yang
baik
pada
penggunaan dana BOS adalah, apabila
dana
tersebut
digunakan
untuk
Pengembangan perpustakaan Kegiatan
pembelajaran
dan
ekstra
kurikuler
siswa Kegiatan ulangan dan ujian,
Pembelian bahan-bahan habis pakai,
Perawatan
Sekolah,
Pembayaran
honorarium bulanan guru honorer dan
tenaga
kependidikan
Pengembangan
Pembelian
honorer.
profesi
alat
guru,
peraga/media
pembelajaran serta meja dan kursi
belajar.
44
2.3.6 Tujuan dari Program BOS
Dalam
(2010:28-29)
buku
Tujuan
panduan
BOS
program
BOS
adalah:
1. Menggratiskan seluruh siswa miskin
di tingkat pendidikan dasar dari
beban biaya operasional sekolah,
baik
di
sekolah
negeri
maupun
sekolah swasta.
2. Menggratiskan seluruh siswa SD
negeri dan SMP negeri terhadap
biaya operasional sekolah, kecuali
pada
Rintisan
Sekolah
Bertaraf
Internasional (RSBI) dan Sekolah
Bertaraf Internasional (SBI).
3. Meringankan
beban
biaya
opersional sekolah bagi siswa di
sekolah
swasta.
menggambarkan
Hal
tersebut
bahwa
program
BOS bermanfaat pada penuntasan
wajib belajar 9 tahun, yakni sekolah
dasar
pertama
dan
sekolah
negeri
menengah
maupun
swasta.
45
Sekolah program kejar Paket A dan
B serta SMP terbuka tidak termasuk
dalam
sasaran
dari
PKPS-BBM
(Program Kompensasi Pengurangan
Subsidi
Bahan
Bakar
Minyak)
bidang pendidikan, karena hampir
semua
program
komponen
dari
tersebut
dibiayai
pemerintah
(Santoso,
ketiga
oleh
2007:
20).
Madrasah Diniyah juga tidak berhak
memperoleh BOS, karena siswanya
telah terdaftar di sekolah reguler
yang telah menerima BOS.
4. Membebaskan seluruh siswa SD/MI
negeri
dan
SMP/MTs
negeri
terhadap biaya operasional sekolah,
kecuali
pada
rintisan
sekolah
bertaraf internasional (RSBI) dan
sekolah bertaraf internasional (SBI).
5. Membebaskan seluruh siswa miskin
dari
seluruh
pungutan
dalam
bentuk apapun, baik di sekolah
negeri maupun sekolah swasta.
46
6. Meringankan
operasional
beban
sekolah
bagi
biaya
siswa
SD/MI dan SMP/MTs swasta.
Berdasarkan uraian tujuan dana
BOS tersebut bisa dikatakan bahwa
target utama dari program dana BOS
adalah pemberian fasilitas pada siswa
untuk memperoleh pendidikan wajib
belajar secara layak dan merata.
2.4 Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Penelitian
Abdurrahman
(2010). Pengelolaan Dana BOS Guna
Pemberdayaan pembelajaran di SDN 1
Purworejo Tahun ajaran 2008/2009.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan pembelajaran di SDN 1
Purworejo Tahun ajaran 2008/2009
menjadi lebih baik dan efektif karena
adanya pengelolaan dana BOS yang
47
profesional.
Dana
memfasilitasi
BOS
anggaran
mampu
pendidikan
siswa tanpa harus memungut biaya
pada wali siswa, sehingga menjadi hal
menonjol dan menarik dengan motto
“Sekolah Gratis”. Hal ini berdampak
positif
pada
mencukupi
jumlah
target
siswa
baik
yang
secara
kuantitas maupun kualitas.
Penelitian Karding (2008), dalam
judul Evaluasi Pelaksanaan Program
Bantuan
Operasional
Sekolah
(BOS)
Sekolah Menengah Pertama Negeri di
kota Semarang. Rekomendasi antara
lain, Searah tujuan BOS hendaknya
pemanfaatan dana BOS benar-benar
diarahkan untuk operasional sekolah
yang
menunjang
kelancaran
proses
belajar, sumber dana sekolah berasal
dari APBD, BOS dan Sumbangan orang
tua siswa, ketiga komponen ternyata
sumbangan orang tua murid paling
dominan.
Keberadaan
BOS
tetap
dipertahankan. Jumlah anggaran perlu
48
ditingkatkan
dan
serta
realisasi
pencairan dana BOS yang dilakukan
tiap triwulan dan pencairannya diawal
bulan harus dapat terwujud, Hal ini
dimaksudkan agar efektif. Agar sasaran
BOS
tercapai
secara
efektif
yaitu
memberikan akses bagi siswa keluarga
miskin maupun siswa keluarga tidak
mampu
mendapatkan
layanan
pendidikan dasar yang bermutu, sudah
seharusnya untuk melakukan seleksi
secara
transparan
miskin/tidak
bagi
mampu
siswa
dengan
membentuk tim kecil yang melakukan
tugas melakukan pengecekan kondisi
siswa yang sebenarnya di lapangan
disamping
berdasarkan
surat
keterangan dari Kepala Kelurahan.
Kusno, Masluyah Suib, Wahyudi
(tt) dalam Pengelolaan Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah
Dasar
Negeri.
Hasil
analisis
data
diperoleh simpulan bahwa pengelolaan
dana
Bantuan
Operasional
Sekolah
49
(BOS) di SD Negeri 01 Muara Pawan
Kabupaten
Ketapang
dilaksanakan
telah
sesuai
dengan
mekanisme yang tertuang di
buku panduan BOS yang
unsur
perencanaan,
pengawasan
dan
dalam
meliputi
pelaksanaan,
evaluasi,
serta
pelaporan dana BOS.
2.5 Kerangka Berpikir
Kualitas pembelajaran menjadi
prioritas utama program pendidikan di
suatu
institusi.
peningkatan
Salah
satu
pembelajaran
upaya
adalah
dengan meningkatkan kompetensi guru
yaitu dengan mengikutkan program
pelatihan
guru.
Selain
melengkapi
sarana
pembelajaran
di
maksimal.
perlu
prasarana
kelas
Untuk
itu
dengan
meningkatkan
kompetensi guru melalui pelatihan dan
melengkapi
50
sarana
prasarana
pembelajaran diperlukan alokasi dana
dari sekolah yang cukup. Dalam hal
ini, maka diperlukan anggaran dana
BOS dari pihak sekolah untuk kedua
komponen tersebut sehingga mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah.
Setelah
sampai
pada
tahap
pengaplikasian dana BOS, maka pihak
sekolah maupun komite perlu mengcontrol kembali guna menyesuaikan
apakah pengeluaran dana BOS sesuai
dengan rencana awal ataukah terjadi
penyimpangan,
dan
juga
untuk
mengetahui kendala serta upaya untuk
mengatasi kendala penggunaan dana
BOS. Dengan adanya controlling ini
pihak
sekolah
perkembangan
mengetahui
pengelolaan
secara
maksimal serta mampu mengatasi jika
terjadi
hambatan
khususnya
untuk
di
dalamnya
mengoptimalkan
pembelajaran di sekolah.
51
Peneliti sebagai instrumen utama
penelitian sekaligus pengumpul data.
Instrumen
selain
digunakan
yang
seperti
wawancara,
dapat
pedoman
observasi,
dan
catatan
lapangan. Alat bantu lain seperti foto
dan dokumen tetapi fungsinya terbatas
sebagai
pendukung
tugas
peneliti
sebagai instrumen. Sebagai instrumen
penelitian, peneliti bertindak sebagai
observer
(pengamat).
lapangan
dilakukan secara terperinci
untuk
Interview di
mendapatkan
komprehensif
atas
data
fenomena
yang
yang
ditieliti. Adapun yang menjadi informan
kunci
Kepala
dalam
penelitian
Sekolah,
ini
bendahara
adalah
BOS,
komite, dan guru SD Negeri Mijen 3
Kebonagung
bisa
Demak.
dilihat
gambar berikut:
52
Manajemennya
sebagaimana
skema
Gambar 2.1
Pengelolaan Dana BOS
Dana BOS
Faktor
penghambat
Alokasi dana
BOS
Pelatihan guru dan
perlengkapan
sarpras
Pembelajaran
yang optimal
Faktor pendukung
Sumber: data diolah, 2014
53