Makalah Perang 100Tahun Inggris dan Pera

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Abad-abad terakhir zaman pertengahan merupakan penobatan Henry III
sebagai raja Inggris waktu itu ia masih berusia 9 tahun, dan karena itu dibentuklah suatu
dewan yang terdiri dari “justiciar” dan beberapa uskup untuk memerintah atas namanya.
Saat umur 20 tahun Henry mulai memerintah sendiri, setelah memegang pemerintah
sendirinya ini Henry III tampak jelas berkepribadian lemah dan bukan seorang
negarawan yang bijaksana. Henry III juga saat itu mengleluasakan dan jabatan-jabatan
penting raja diberikan kepada kerabat-kerabat dan teman-temannya yang berasal dari
Perancis, kemudian timbullah rasa tidak senang di antara orang-orang Inggris terhadap
orang-orang luar ini karena mereka tentunya merasa disaingi, dan selain itu kesadaran
sentiment nasional sudah mulai timbul dalam diri mereka.
Selain itu Henry III melancarkan usaha sia-sia untuk merebut kembali daerahdaerah di Perancis yang dahulu pernah dikuasai oleh keluarga Plantagenet. Tetapi yang
paling mahal dan paling menjengkelkan hamba-hambanya ialah usaha-usahanya di
bantu Paus untuk mendapatkan tahta kerajaan Silsilia, kegagalan usaha ini sama sekali
tidak ada hubungannya dengan kepentingan Inggris ini akhirnya menghabiskan
kesabaran para “barons” sehingga menimbulkan gerakan perlawanan. Dengan semangat
“Magna Carta”, para “barons” yang berkumpul di kota Oxford menantang usaha-usaha
Henry III untuk menaikkan pajak, dan mereka berhasil memaksannya untuk
menyerahkan kekuasaannya kepada suatau dewan yang terdiri dri 15 “barons” yang

akan memerintah atas nama raja. Para “barons” ini juga menghendaki agar orang-orang
asing yang telah diberi kedudukan penting dipecat, dan agar “Great Concil”1, yang
waktu itu sudah mulai disebut “parliament”, bersidang tiga kali setahun. TindakanGreat Council (Majelis Agung) merupakan majelis para “barons” agung dan hambahamba raja lainnya yang dipandang penting. Majelis ini membicarakan segala rupa
masalah dengan raja misalnya politik dalam dan luar negeri, keluhan-keluhan,
peradilan, keuangan, peperangan dan lain-lain yang dipandang cukup penting, sesudah
bermusyawarah, raja dan majelis itu bertindak.
1

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 1

tindakan para “barons” ini untuk sementara memang berhasil membatasi kekuasaan
raja, tetapi untuk selanjutnya mereka tidak mampu melaksanakan usul-usulnya sendiri.
Adanya perpecahan yang timbul antara kaum bangsawan yaitu “knights” atau
gentry” yang merupakan “vassals”. Para “gentry ini menuntut keadilan dari para “lords”
mereka seperti yang dituntut para bangsawan agung ini dari raja. Henry III
memanfaatkan perpecahan ini agar sebagian dari mereka memihak kepada raja dan
sebagianya tetap meneruskan untuk merombak tata-pemerintahan. Ini merupakan suatu
paradox yang dimana dipimpin oleh ipar Henry III yakni Simon de Monfort (bangsawan

Perancis) yang telah diangkat sebagai Earl of Leicester. Kelompok ini beranggotakan
para “barons” agung yang juga diikuti oleh para “gentry”. Dalam pertempurannya
sendiri antara dua kelompok ini tahun 1264, raja serta puteranya, yaitu Edward, dapat
dikalahkan. Tahun berikutnya Simon de Monfort memanggil siding “Great Council”
dimana ia akan mengajukan suatu usul revolusioner, ialah mengganti monarki dengan
oligarki. Tetapi rencana Monfort ini gagal karena para bangsawan saling mencurigai.
Tahun 1265 pangeran Edward berhasil lolos dari tahanan, dan dengan pasukannya ia
berhasil mengalahkan Simon de Monfort di Evesham. Simon de Monfort dikenal
sebagai orang asing yang berjasa dalam pembentukan tata-kehidupan Inggirs, ia tewas
dalam pertempuran, namun ia berhasil memperoleh kemenangan idil terhadap lawanya.
Pada tahun 1266, Henry III sekali lagi mempertegas “Magna Carta” dan secara
berangsur-angsur menyerahkan kekuasaannya kepada Edward. Enam tahun kemudian
Henry III meninggal. Kemudian kekuasaan Inggris dipimpin oleh Edward I, Inggris
mengalami pertumbuhan di berbagai bidang seperti; Ekonomi, Politik dan Hukum.
Edward I pula menaklukan Wales, akan tetapi tidak dengan Skotlandia. Kemudian
kepemimpinan Edward I berlanjut kepada penerusnya yakni Edward II, kepemimpinan
Edward II dikenal sangat lemah, sehingga Edward II diturunkan oleh Bangsawan.
Kemudian kepemimpinan selanjutnya ialah Edward III.2 Ia berhasil memulihkan
martabat serta kewibawan raja. Edward III juga tidak menemui kesulitan seperti
2 Damaring Tyas Wulandari,


Hilda Kitti,dkk, Sejarah Dunia: Edisi Revisi (Terj: Simon
Adams, Britania Raya; Dorling Kinderseley Limited, 1994, revisi 2007), Jakarta;
Erlangga, 2008, hlm 158.

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 2

ayahnya, karena dia tidak lagi berusaha untuk merongrong hak-hak mereka. Maka para
bangsawan dengan senang hati membantunya dengan kegiatan yang disukainya, yakni
berperang. Skotlandia berhasil ditaklukan pada tahun 1333, tetapi berhasil
membebaskan diri lagi. Namun pada abad ke-14 Edward III lebih disibukan dengan
Perang 100 tahun lebih melawan Perancis pada masa Philip VI. Tahun 1337 Edward
menyatakan perang terhadap perancis. peristiwa ini menandai dimulainya Perang 100
Tahun yang terus berlanjut hingga 1453. Pada 1346 Edward memimpin pasukan
melintasi sungai Channel memasuki wilayah Perancis dan memperoleh kemenangan
besar melawan pasukan Philip di Crecy. Pada 1360 Edward menyerahkan kembali tahta
Perancis dan memperoleh wilayah di Perancis Barat sebagai gantinya. Namun perang
terus berlanjut setelah peristiwa itu karena Henry V dari Inggris kembali menuntut

kekuasaan atas Perancis. tetapi secara terputus-putus, peperangan yang memanjang ini
bersifat politis dan ekonomis. Pada mulanya perang ini bercorak perang feodal berakhir
menjadi perang nasional.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa latar belakang serta penyebab perang seratus tahun?
2. Bagaimana proses berlangsungnya perang seratus tahun?
3. Bagaimana akibat-akibat dari perang seratus tahun?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui latar belakang dari perang seratun tahun.
2. Memahami proses berlangsungnya perang seratus tahun.
3. Mengetahui akibat-akibat dari perang seratus tahun.

BAB II
LATAR BELAKANG DARI
PERANG SERATUS TAHUN

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 3


Pada kenyataannya, perang antara Inggris dan Prancis telah dimulai sejak Inggris
diduduki bangsa Normandy dan perang itu bertahan mulai dari pemerintahan Valois
yang pertama hingga pada masa modern. Perang yang terjadi paling lama dan paling
pahit ini diperpanjang oleh berbagai macam permusuhan dinasti, insiden dan kepurapuraan. Namun hal lain yang paling mendasari terjadinya perang ini adalah kondisi
Inggris yang pada saat itu merupakan negara dengan pulau yang terjepit dan tidak
mampu berkembang tanpa menjajah dan memperluas kekuasaan mereka ke daerah lain.
Sebelum ditemukannya Australia dan perluasan kekusaan Inggris di seluruh
dunia, tidak ada tempat yang tersisa untuk Inggris di benua Eropa. Bagaimanapun juga
pada awalnya bangsa Inggris berpikir bahwa benua Eropa hanyalah Perancis Barat dan
Flanders. Hal lain yang menjadi penyebab konflik antara Inggris dan Perancis adalah
karena adanya banyak peran signifikan dari Gascony dalam penjualan anggur yang
sangat penting. Peran bangsa Capetian di Gascony membuat Raja Edward III dan warga
negaranya marah.3 Perselisihan politik antara monarki Inggris dan monarki Perancis
sesungguhnya sudah berlangsung lama. Salah satu sumber persengketaan ini ialah
bahwa monarki Inggris masih menguasai suatu daerah di Perancis Selatan, yaitu
Gascony, sehingga menyukarkan raja Perancis untuk mengkonsolidasikan daerahdaerah di seluruh kerajaannya. Gascony sebagai status “vassal” raja Perancis, akan
tetapi raja Inggris sebagai penguasannya, tetapi ia pastilah bukan seorang bawahan yang
mau tunduk begitu saja kepada segala kehendak atasannya, Edward III kemudian
bahkan merasa berhak atas tahta Perancis. rasa permusuhan antara monarki kedua

negara ini makin diperburuk dengan adanya persekutuan antara Perancis dan
Skotlandia, yang tentunya mempersulit raja Inggris untuk melebarkan sayapnya ke
negeri orang Skot itu.4
Dalam bidang ekonomi terdapat persaingan dalam masalah angkutan laut
sehingga sering terjadi pembajakan antara pelaut Inggirs dan Perancis tanpa ada sanksi
Lucien Romien, A. History of France, Translated (A.L.Rowse), New York: ST
Martin’s Press, 1953. hlm 143-144.
3

4 Sanekto,

Ikhtisar Sejarah Bangsa Inggris, Jakarta: Sastra Hudaya, 1982. hlm74

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 4

hukum apapun dari pemerintah negara masing-masing disamping itu Edward III tidak
menyatakan haknya untuk mahkota Perancis sampai saat di mana Philip VI of Valois
mengalahkan pasukan Flemish Cassel dan mengancam untuk mengeluarkan Inggris dari

outlet vitalnya dalam industri pakaian bangsa Flanders yang menjadi tempat para
saudagar menjual wol (bulu domba). 5
Pada saat itulah seorang pedagang kain dari Ghent bernama Jacques van
Artevelde, menghubungkan penyebab industry Flemish dengan perdagangan Inggris,
mengatakan kepada Flemings bahwa tanpa raja Inggris mereka tidak bias hidup karena
pencarian utama bangsa Flanders adalah membuat pakaian dan tanpa wol, mereka tidak
bias melakukan apa-apa. Dengan itu diakuilah Edward III sebagai raja Perancis oleh
bangsa Flemings dan Inggris menghancurkan pasukan raja Philip VI dipelabuhan Sluys.
Selain dari perselisihan politik dan ekonomi, ada sebab yang tak langsung bagi
pecahnya dan memanjangnya perang ini. Pada zaman pertengahannya di Inggris,
walaupun relative kecil, merupakan salah satu negara Eropa yang terkuat berkat
pemerintahan serta lembaga-lembaganya yang berhasil menjaga keamanan dan
ketertiban di dalam negeri dan menjamin ikut sertanya hampir semua golongan dalam
masyarakat dalam usaha-usaha yang menyangkut kepentingan seluruh bangsa.
Kesadaran akan kekuatan negaranya ini menimbulkan kesadaran dan kebanggan
nasional dalam diri orang Inggris. Perasaan-perasaan semacam ini memerlukan
pernyataan dan tampak dalam usaha-usaha expansi ke negeri-negeri lain yang terdekat
dalam usaha-usaha expansi ke negeri-negeri lain yang terdekat yakni; Wales dan
Skotlandia, dan kemudian juga ke Perancis. lebih-lebih Perancis mempunyai daya-tarik
besar bagi orang-orang Inggris, karena negara itu besar, lebih kaya dan lebih beradab,

tetapi sebaliknya relative masih lemah karena tidak memiliki organisasi dan lembagalembaga kenegaraan yang baik.

5 Lucien

Romien, Op cit, hlm 144.

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 5

BAB III
PROSES BERLANGSUNGNYA
PERANG SERATUS TAHUN
A. Perang Seratus Tahun pada Abad ke-14.
Pangeran muda Edward III pada awalnya memperlihatkan itikad baik untuk
mematuhi keadaan, dan datang menghaturkan sumpah kevassalan kepada Philppe VI

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 6


untuk mendapatkan Guyenne. Akan tetapi, ia kemudian mengingkari sumpahnya,
menantang kekuasaan Philippe VI pada tahun 1338, dan merebut gelar raja Perancis.
ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh Edward: pijakan wilayah kekuasaan yang
cukup luas di Guyenne dan juga di Ponthieu, dukungan banyak penduduk di Flanders
serta sejumlah barons di Normandie dan terutama Bretagne. Ia pulalah yang berprakarsa
melancarkan serangan. Pada tahun 1340, ia menghancurkan armada laut Perancis di L’
Ecluse, sebuah bandar di kawasan Flandre.
Sesudah itu, ia mampu memimpin penyerbuan dengan pasukan yang kecil
jumlahnya namun penuh semangat untuk melahap kekayaan berlimpah di Perancis,
dengan membawa persenjataan panah asal Wales yang begitu mengentarakan.
Menghadapi

“serangan

pasukan

berkuda”

Inggris


pasukan

penyerbu

yang

memorakporandakan desa dan menjarah kota, Philippe VI mengumpulkan pasukan
dengan membayar mahal sejumlah ksatria yang kurang disiplin, lebih mengutamakan
kejayaan pribadi, namun tak mampun bergerak lincah karena beban perisai yang terlalu
berat. Sesudah ditaklukan Edward III di Crecy pada tahun 1346, Philippe VI terpaksa
menyerakan Calais setahun kemudian. Putranya, Jean le Bon, yang kalah dan ditawan di
tahun 1360, dan terpaksa menyerahkan kepada Edward III, selain Calais, juga rampasan
perang sejumlah tiga juta keping emas ecus, dan seluruh wilayah barat daya Perancis,
dari kawasan pegunungan Pyrences sampai ke tepi Sungai Loire. Sekitar tahun 1375,
orang Inggris hanya menduduki Calais, daerah Pontheu dan wilayah Guyenne. Meski
tiada perjanjian perdamaian yang ditandatangani, namun pada tahun itu bisa dikatakan
bahwa babak pertama Perang Seratus Tahun telah berakhir, dan babak pertama ini
sekaligus kekalahan pertama bangsawan Perancis.
B. Perang Sipil: Pendudukan Inggris di Paris (Kelompok Bangsawan dari

Wilayah Armagnac dan Bourgogne).
Pewaris kerajaan saat itu, Pangeran Charles VI, masih berumur dibawah 12 tahun
saat ayahnya wafat. Ia adalah pemuda yang baik dan murah hati serta ayahnya telah
memberikannya pendidikan yang baik. Namun sayangnya Charles VI kurang
bersemangat dalam mengurus kerajaan, hingga akhirnya ke empat pamannya yaitu the

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 7

Dukes of Anjou, Berry, Burgundy dan Bourbon berbagi kekuatan untuk mengeksploitasi
kerajaan. Kesalahan terbesar bangsa Capetian dari awal abad ke 13 adalah memberikan
wilayah kekuasaan yang banyak dan seluruh provinsi kepada putra-putra termuda raja.
Sehingga akhirnya sekali lagi terbentuk lah pemerintahan yang tidak disiplin dan
menjadi parasit bagi kerajaan. Valois yang pertama, dengan sifat tidak bertanggung
jawabnya, membuat setengah dari wilayah kerajaan berada dibawah kekuasaanya. Hal
ini lah yang akhirnya membuat penyatuan Perancis menjadi penyiksaan yang
mengerikan. Salah satu dari keempat orang yang mengambil keuntungan dari Raja dan
membagi daerah kekuasaan serta mengeksploitasinya, Duke of Bourbon, adalah
keturunan langsung dari Santa Louis, sedangkan ketiga lainnya adalah anak dari John
the Good. Yang terakhir yaitu Philip the Bold atau Duke of Burgundy yang selanjutnya
menjadi Pangeran Flander adalah seseorang yang penuh akan ambisi.6
Tidak butuh waktu lama sampai rakyat menyadari bahwa paman-paman dari
Sang Raja ikut campur dalam pemerintahan dan membuat mereka sengsara. Muncul di
Flanders kemudian ke Inggris, kabar ini pun segera menyebar ke berbagai penjuru
kerajaan. Terbentuklah gerakan-gerakan pemberontakan yang satu diantaranya bernama
Malliotins. Gerakan ini terdiri dari penduduk kota Paris yang memberontak dengan
membawa pemukul dan membunuh penagih pajak, merusak penjara dan menjarah tokotoko.
Beberapa tahun kemudian, Raja yang masih muda tersebut mencoba untuk
melepaskan diri dari paman-pamannya dengan memanggil kembali penasihat raja
terdahulu. Sang penasihat adalah orang burgeois dan berasal dari keluarga yang baik,
dan Raja memanggilnya Marmousets. Pamannya Duke of Burgundy menikahkannya
dengan seorang gadis cantik dari Jerman yang dalam hidupnya memuja kepuasan dan
kemewahan. Saat Sang Raja menderita kegilaan, ia baru berumur 22 tahun. Ia tak
pernah tertarik dengan politik, dan hanya peduli pada pesta dan hidup bermewahmewahan. Dalam salah satu pesta yang disebut pesta liar, Raja menyamar menggunakan
pakaian lusuh dan mengamati pesta, namun malangnya ia hampir mati terbakar.
6 Lucien

Romien, Op cit, hlm 154-155.

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 8

Yang memimpin jalannya pesta saat itu adalah saudara dari Raja Charles VI yang
bernama Louis, Duke of Orleans. Ia adalah seorang pemuda yang mempesona dan
pintar berbicara, namun terlalu memuja kemewahan dan hidup berlebihan. Philip, Duke
of Burgundy, wafat dan anaknya yang bernama John the Good menjadi pewarisnya.
Kedua bersaudara, Luois dan John sangat membenci satu sama lain. Duke of Burgundy
yang baru adalah pemuda yang kasar, acuh, dan pembicara yang buruk, namun gigih,
keras dan bertekad untuk membalas dendam pada Louis. Ia membunuh Duke of Orleans
pada suatu malam di bulan November tahun 1407 saat ia tengah keluar dari hotel
Queen.
Perang Sipil antara orang Burgundy dan Argmanac pun dimulai. Pernikahan antara
pewaris keluarga Orleans dengan putri dari Pangeran dari Argmanac. Kubu orang
Burgundy, bertudung hijau dan salib merah, yang didukung oleh penguasa dari utara
dan selatan, Duke of Brabant dan Lorraine dengan penduduk Paris merasa terhina oleh
kesombongan orang-orang Orleans.7 Kubu Argmanac, berslempang merah dan salib
putih, didukung oleh para bangsawan Gascon, para penguasa dari daerah barat dan
tengah serta para Dukes dari Berry, Bourbon dan Brittany. Kerajaan pun kembali jatuh
dalam penderitaan dan kemalangan yang menandai masa Raja John the Good.
Kekecewaan rakyat pun semakin menjadi, dan membawa pada terbentuknya gerakan
Cabochien yang dipimpin oleh Caboche dan berisi para tukang kulit dan tukang daging
pada tahun 1413. Seperti pada masa pemberontakan Etienne Marcel, para pemberontak
menginvasi istana para bangsawan dan membuat penghuni istana yang paling dibenci
meninggalkan istana. Mereka membawa terror dan ketakutan di ibu kota. Para
penduduk kota pun merasa jengah dengan hal yang terjadi sehingga mereka pun
membebaskan John the Fearless dan memukul mundur kubu Argmanac. Pemimpin
gerakan Argmanac pun dieksekusi mati.
Dalam keadaan ini, Raja Inggris yang baru memutuskan untuk bekerja sama dengan
John the Fearless dan tiba di Normandy. Ia tidak bisa maju lebih jauh lagi dan kembali
ke utara. Setelah kematian Duguesclin, pasukan Perancis kembali menjadi tentara yang
7 Ibid

hlm 156.

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 9

konyol dan angkuh seperti pada masa Philip V dan John the Good. Di Agincourt,
Picardy, 20.000 pasukan Perancis bertempur melawan tentara Inggris yang berjumlah
hanya setengah dari mereka, namun kompak dan disiplin. Bencana yang lebih buruk
dari yang terjadi Poitiers dan Crecy pun terjadi. Raja Henry V yang tak ingin
merepotkan diri dengan jumlah tawanan yang banyak pun membunuh mereka secara
masal. Beberapa tahun berikutnya, Inggris pun menduduki Normandy. Selanjutnya
Rouen pun ditaklukkan oleh Raja Henry V setelah pengepungan yang menakutkan
selama tujuh bulan dan memakan ribuan korban.
Kaum Burgundian yang merebut kembali Paris melalui penghianatan memberi
tanda akan adanya pembunuhan besar-besaran yang akan terjadi. John the Fearles
adalah tuan dari para pengikut Raja Charles VI yang malang, ia pun menguasai Ratu
Isabel. Dauphin Charles yang saat itu berumur 16 tahun berhasil melarikan diri ke
Bourges. John the Fearless mencoba untuk menyeretnya kembali. Pada tanggal 10
September 1419, di sebuah jembatan di Montereau, tanpa diduga ia pun terbunuh.
Putra dari John the fearless, Ratu Isabel, dan kaum Parisian dengan kebencian dan
penuh keinginan untuk membalas dendam menyerahkan Perancis pada Inggris. Pada
tahun 1420, Raja Charles VI harus menandatangani Perjanjian Troyes yang menyatakan
Raja Inggris sebagai pewaris tahta, menyerahkan pemerintahan kerajaan padanya, dan
menikahkannya dengan Catherine, saudara perempuan dari Dauphin yang terkenal. Raja
Henry V pun memasuki Paris dengan damai bersama pasukannya. Sang Raja wafat dua
tahun kemudian, bersamaan dengan wafatnya Raja Charles VI pada tahun 1422.
Tahun ini menandai titik terendah dari kerajaan Perancis sepanjang sejarah monarki
Perancis, dan dapat dikatakan bahwa saat itu adalah akhir dari monarki Perancis yang
berdasar kekesatriaan.8
C. Pertempuran Agincourt 1415.
Pada tahun 1415 raja Henry V, Raja Inggris, adalah mengulang kembali peristiwa
Calais ketika tentara Perancis, unggul dalam Jumah. Setelah kemenangan ini Henry V
8 Ibid,

hlm 157.

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 10

menaklukkan utara dan barat dari Perancis sehingga masa ini merupakan puncak
kekuasaan Inggris di Perancis. Pertempuran Agincourt mengadu tentara Inggris yang
kelelahan dan terserang wabah penyakit melawan pasukan Perancis yang besarnya
hampir kali lipat. Pasukan Perancis bertekad mematahkan rantai kemenangan Inggris
dan mencegah Raja Henry V mencapai Calais dengan pasukannya.
Perang ini tidak berlangsung terus-menerus, pada tahun itu Perancis melemah
akibat perang saudara, dan Henry V dari Inggris memutuskan bahwa itu waktu yang
tepat untuk melanjutkan peperangan. Pada pertengahan tahun 1415, tentaranya
mendarat di Perancis dan mengepung Benteng Harfleur. Lima minggu kemudian,
sekalipun dilanda wabah disentri dan menanggung penderitaan peperangan lainnya.
Henry merebut benteng tersebut. Dia kemudian bergerak dengan sisa pasukannya
menuju Calais, bermaksud menghabiskan musim dingin disana. Orang Perancis
terdorong dengan serangkaian kekalahan yang mereka derita, cenderung mengadopsi
sikap yang sangat defensive saat Inggris menyerang. Dalam praktiknya, ini berarti
mundur ke dalam benteng dan menyerahkan instiatif kepada orang Inggris. Namun,
dengan pasukan yang jelas lebih banyak, Jagabaya Perancis, Charles d’Albret,
memutuskan untuk menghadapi pasukan Inggris dalam pertempuran. Anak buahnya
memasang kayu tajam dan menumpuk onggokan ditempat-tempat penyebrangan sungai,
membuat pasukan Inggris harus menempuh jalan yang lebih panjang dan berbahaya.
Tentara Henry telah berkurang perbekalan saat mereka bergerak ke Calais.
Berjuang untuk memperoleh suatu tempat penyeberangan sungai bisa digunakan
semakin membuang waktu mereka, tetapi akhirnya tentara tersebut dapat menyeberangi
Somme di St. Quentin. Berjuang untuk terus bergerak, para prajurit Inggris yang sakit
dan kelelahan akhirnya menghadapi pasukan kuat d’Albert yang berkemah merintangi
jalur perjalanan mereka. Pasukan d’Albert dibagi menjadi tiga barisan tempur, seperti
biasanya. Garis depan dan garis kedua terutama terdiri atas pasukan tak berkuda,
sementara garis ketiga terdiri atas pasuka berkuda. D’Albert juga menempatkan dua
pasukan professional yang berkuda, masing-masing berjumlah 600 orang, dikedua
sayapnya. Dia berharap dapat melancarkan suatu serangan kavealeri langsung ke para

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 11

pemanah Inggris sehingga dapat membubarkan mereka agar tidak menembaki serangan
utama. Pasukan yang ditugaskan untuk melancarkan serangan ini terdiri atas banyak
ksatria yang menunggangi kuda berbaju zirah. Dia yakin bahwa Henry bisa di pancing
untuk menyerang, yang akan berbalik menghancurkan pasukan Inggris.
D. Perang Seratus Tahun pada Abad ke-15.
Pada tahun 1413 di Inggris, Henry V naik tahta sebagai raja. Sebagai bagian dari
dinasti yang baru, yakni dinasti Lancaster, ia berupaya mengangkat pamor golongan
bangsawannya dan menghantarkannya untuk menyerbu Perancis. Keberhasilannya pun
diraih begitu cepat. Ia hancurkan bangsawan Perancis di Agincourt pada tahun 1415,
merebut Normadie dan bergerak mendekati Paris. Perang Saudara tengah melumpuhkan
Perancis, terutama setalah terbunuhnya Jean san Peur oleh kelompok Armagnac pada
tahun 1419. Berkat dukungan duc Bourgogne yang baru, Philippe le Bon, Henry V
berhasil memaksakan penandatanganan Perjanjian Troyes pada tahun 1420. Dengan
begitu, Charles VI terpaksa mencopot hak putranya sebagai pewaris tahta, dan
menyerahkan kedudukan itu pada Henry V yang menjadi menantunya. Ketika kedua
raja tersebut wafat pada tahun 1422, Henry V meninggalkan seorang putra yang baru
berusia satu tahun.
Perancis, atau lebih tepatnya aneka belahan Perancis, yakni belahan milik Inggris
dari Normadie sampai ke wilayah Paris; belahan milik Bourgogne, dari Bourgogne
samapi ke Flandre; belahan milik kelompok Armagnacs dan putra mahkota yang
terletak diseputar Bourges dan Poitiers, dan ironisnya, disebut kerajaan Bourges. Untuk
menaklukkannya, setelah itu sebuah keajaiban terjadi keadaan berbalik berkat
kemunculan Jeanne d’Arc9, yang menimbulkan semangat luar biasa hingga berhasil
9 Jeanne d’Arc (dalam bahasa Inggris :Joan of Arc) dalam perjalanan historis Perancis.
Sosok kontroversial ini seringkali muncul dalam dua sisi berbeda; sebagai pahlawan
Perancis dalam perang melawan tentara Inggris sekaligus sebagai seorang gadis muda
yang dianggap memiliki keistimewaan dalam kehidupannya. Sosok Jeanne d’Arc
dipandang sebagai tonggak penting peran wanita dalam kancah politik dan sosiokultural masyarakat Perancis dan Eropa. Rentang panjang evolusi dan revolusi sejarah
melibatkan peran sosok-sosok wanita sejak Jeanne d’Arc sampai rezim Republik V

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 12

membebaskan Orleans dan mendorong penobatan Raja Charles VII di Reims pada tahun
1429.
Tetapi dia gagal merebut wilayah Paris. Setelah tertangkap pasukan dari
Bourgogne, dia diserahkan kepada pasukan Inggris lalu dijatuhi hukuman bakar di
Rouen pada tahun 1431. Charles VII dan duc Bourgogne berdamai pada tahun 1435,
dan kedudukan Inggris pun terongrong habis: Paris direbut kembali pada tahun 1436,
Normandie tahun 1450, lalu Guyenne tahun 1453, setelah kemenangan di Castillon
yang merupakan pertempuran terakhir dalam Perang Seratus Tahun.10 Yang tersisa bagi
Inggris tinggal Calais, dan meski tak ada satupun perjanjian ditandatangani, seperti pada
masa Charles V (hanya persetujuan gencatan senjata di Picquigy pada tahun 1475),
Perang Seratus Tahun Praktis telah berakhir.

BAB IV
AKIBAT-AKIBAT DARI
PERANG SERATUS TAHUN
Akibat dari Perang Seratus Tahun ini, walaupun Inggris akhirnya kalah dalam
Perang Seratus Tahun, akibat-akibat yang dialaminya tidaklah sejelek yang diderita
Perancis di mana semua pertempuran berlangsung. Bahkan bagi Inggris akibatakibatnya boleh dikatakan postif dalam hampir segala segi kehidupannya, sebagai
berikut, dampak yang terjadi di Inggris setelah Perang Seratus Tahun;

Perancis saat ini.
10 Jean Carpentier, Francois Lebrun, Sejarah Perancis; Dari Zaman Prasejarah hingga
Akhir Abad ke-20, Forum Jakarta-Paris; Kepustakaan Populer Gramedia, 2011. hlm
167-168.

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 13

1. Bidang Politik; Inggris tidak lagi mudah terlibat dalam maalah-masalah yang
timbul di daerah Eropa, karena negara itu sudah kehilangan semua wilayahnya di
Perancis. Perhatian daya dan dana hanya dicurahkan guna mneyelesaikan
masalah-masalah dalam negeri, dan untuk expansi ke benua-benua lain di
seberang lautan.
2. Bidang Parlemen; bertambah kuat karena selama perang berlangsung, dewasa ini
telah menerima banyak konsensi dari raja yang selalu memerlukan dana tambahan
untuk membiayai perang.
3. Bidang Ekonomi; keperluan akan dana perang yang memaksa Inggris untuk lebih
mengintefsikan pemanfaatan sumber-sumber daya yang ada, terutama produksi
industri wol. Sehingga abad ke-15 Inggris merupakan salah satu pengexport
tekstil wol terbesar di Eropa.11
4. Bidang Sosial ; meningkatkan martabat golongan menengah meningkatkan pula
martabat bahasa yang mereka gunakan, ialah bahasa Inggris. Berkat meningkatnya
kesadaran nasional akbiat peperangan dan berkat meningkatnya status sosial
pemakai-pemakai bahasa Inggris, bahasa Perancis yang dirasakan sebagai bahasa
musuh dengan cepat terdesak sehingga bahasa Inggris sudah pulih kembali
sebagai bahasa tunggal diseluruh negara dan di segala lapisan masyarakat.

Dampak negative yang dihasikan perang itu ialah merajalela kerusuhan-kerusuhan
yang dilakukan oleh pasukan-pasukan sewaan yang kembali ke medan perang.
Kemudian dampak dari Perang Seratus Tahun bagi Perancis sudah terlihat saat
terjadinya perang tersebut. Beda halnya dengan Inggris yang sedikit menguntungkan
dari dampaknya, justru saat itu Perancis mengalami berbagai cobaan yang dialami
rakyatnya, beberapa diantaranya yakni;
1. Wabah Penyakit Sampar; pada abad ke-14, laju pertumbuhan penduduk telah
berakhir, bahkan menunjukkan tanda-tanda penurunan. Penurunan ini kian
menaik drastic akibat terjangan sampar. Dibawa dari Asia Tengah oleh kafilahkafilah dagang yang menyusuri jalur perdangan sutera serta para kapal Italia di
laut Tengah, wabah ini sampai ke Marseille di penghujung tahun 1347. Dalam
11

Sanekto, Op cit, hlm 77-78.

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 14

jangka waktu dua tahun, wabah ini menyebar ke seluruh kerajaan hingga
“sepertiga penduduk sekarat” (Froissart).
2. Resensi Ekonomi; tahun 1315-1317 memang terjadi bencana kelaparan besar
akibat malapetaka yang berkaitan dengan buruknya cuaca. Selain itu penduduk
yang hidup dari pendapatan hasil bumi atau upah menggarap tanah betul-betul
menderita karena resesi ekonomi yang demikian panjang dan disertai
merosotnya nilai uang secara terus-menerus. Para petani, sekalipun lahan
garapannya semakin luas dan pungutan tuan tanah semakin berkurang
menderita akibat merosotnya harga produk pertanian dan naiknya pajak
kerajaan, diluar itu, semua pihak menjadi korban akibat peperangan; kerusakan
bangunan, perkebunan anggur, lahan perkebunan, pembantaian ternak.
3. Krisis Gereja; dampaknya dalam hal pendapatan maupun perekrutan pejabat,
terjerumus ke dalam konflik internal: penempatan paus di Avignon (1309-1377)
dan Skisma Besar (1378-1417) yang menimbulkan pertikaian antara dua paus
yang saling bersaing, satu Roma dan satu di Avignon. Konsili Konstanz (14141418) berhasil memulihkan persatuan, namun kekuasaan kepausan telah
sedemikian melemah. Gereja Perancis, yang terhimpit banyak kesulitan hingga
selalu bersedia menuruti kemauan raja, tak mampu menjawab kerisauan
penduduk yang tengah diterpa penderitaan. Pada masa ini muncul dua
kecenderungan praktik ibadat: praktik yang bersifat perseorangan yang
mengarah pada bentuk-bentuk mistisisme, dan upacara-upacara keagamaan
besar – khotbah siraman rohani, pawai keagamaan, pertunjukan drama
kesengsaraan kritus di pelataran-pelataran gereja – yang menonjolkan aspirasi
kesengsaraan dan penyerahan diri bagi keselematan bersama.12
4. Kericuhan Sosial ; di kawasan pedesaan, di wilayah makmur IIe-de-France,
setelah kekalahan Perang Poitiers para petani bangkit melawan kesewenangwenangan kaum bangsawan, aksi pemalakan kelompok-kelompok bersenjata
dan pungutan pajak kerajaan. Pemberontakan yang sering meledak tiba-tiba,
terutama pada abad ke-14, kerap menjadi tumpuan pengungkapan aspirasi
politik kaum borjuis, contohnya adalah aksi-aksi pemberontakan yang terjadi di
12

Jean Carpentier, Francois Lebrun, Op cit, hlm 169-170.

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 15

Paris, seperti pemberontakan Etienne Marcel, pemberontakan Maillontins tahun
1382, dan Pemberontakan Caboche di Jagal, tahun 1413.

BAB V
KESIMPULAN
Perang Seratus Tahun adalah sebuah konflik bersenjata sepanjang 116 Tahun
antara Kerajaan Inggris dan Perancis, yang berawal dari 1337 dan berakhir pada 1453.
Meski perang ini berlangsung sepanjang masa kekuasaan lima raja Inggris dan lima raja
Perancis (Valois), masa ini bukanlah peperangan yang terjadi terus-menerus, melainkan
rangkaian kampanye yang dipisahkan kadang oleh masa gencatan senjata yang panjang
atau konflik bertekanan tinggi, baik diluar negeri maupun didalam negeri.
Perang ini kebanyakan terjadi di Perancis, dan meski ia mirip sebuah perang
saudara Perancis maupun konflik Internasional. Perang ini penting karena penggunaan
senjata dan taktik baru yang mengakhiri zaman ksatria, kehadiran pasukan tentara

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 16

pertama di Eropa Barat sejak masa Kekaisaran Romawi Timur, perubahan dalam peran
para orang-orang bijak dan rakyat miskin, dan perkembangan penting dalam
pertumbuhan bangsa dan monarki baru secara rata-rata. Perang ini sering dipandang
sebagai salah satu konflik terpenting dalam peperangan zaman pertengahan.

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Damaring Tyas Wulandari, Hilda Kitti,dkk, Sejarah Dunia: Edisi Revisi (Terj:
Simon Adams, Britania Raya; Dorling Kinderseley Limited, 1994, revisi 2007), Jakarta;
Erlangga, 2008.
Lucien Romien, A. History of France, Translated (A.L.Rowse), New York: ST
Martin’s Press, 1953.

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 17

Sanekto, Ikhtisar Sejarah Bangsa Inggris, Jakarta: Sastra Hudaya, 1982
Jean Carpentier, Francois Lebrun, Sejarah Perancis; Dari Zaman Prasejarah
hingga Akhir Abad ke-20, Forum Jakarta-Paris; Kepustakaan Populer Gramedia, 2011.
Carlton J. H. Hayes, Marshall Whethed Baldwin, dkk, History of Europe (Revised
Edision), New York; The Macmillan Company,
Wahjudi Djaja, Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern,
Yogyakarta; Ombak, 2012.
Marvin Perry, Peradaban Barat: Dari Zaman Kuno sampai Zaman Pencerahan
(Terj: Saut Pasaribu, Judul Asli; Western Civilization, A Brief History), Bantul: Kreasi
Wacana, 2012.

Sumber Internet (Jurnal, Artikel, pdf, dll):
http://www.wikiwand.com/id/Pertempuran_seratus_tahun (diakses tanggal 8/9/2016
Jam: 07;42)
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_PERANCIS/196310241988031DADANG_SUNENDAR/Refleksi_Peran_Sejarah_Jeanne_d
%92Arc_dan_Wanita_Kontemporer_P.pdf. (diakses tanggal 8/9/2016 Jam: 07:49)
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/sudrajat-spd-mpd/kuliah-ketujuh.pdf.

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 18

(diakses tanggal 8/9/2016 Jam: 07;56).

http://www.englandshistoricalspectacular.com/ (diakses tanggal 20/9/2016 Jam: 20:45)
http://www.azincourt-alliance.org.uk/ (diakses tanggal 20/9/2016 Jam: 20:47)
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bataille_de_Magenta.jpg (diakses

tanggal

20/9/2016 Jam: 20:47)
http://www.nuttyhistory.com/100-years-war.html (diakses

tanggal 20/9/2016 Jam:

20:51)
https://www.flickr.com/photos/uconnlibrariesmagic (diakses

tanggal 20/9/2016 Jam:

20:54).

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 19

LAMPIRAN

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 20

Gambar 1.1 Raja Edward III
Ket: Raja Inggris Edward III, gambar ini diakses melalui
http://www.wikiwand.com/id/Pertempuran_seratus_tahun (diakses tanggal
8/9/2016 Jam: 07;42).

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 21

Ket: King Charles VII, Gambar ini diakses
http://www.wikiwand.com/id/Pertempuran_se
ratus_tahun (diakses tanggal 8/9/2016 Jam:
07;42)

Ket: Charles IX, Dinasty Valois.
http://www.wikiwand.com/id/Pertempuran
_seratus_tahun (diakses tanggal 8/9/2016
Jam: 07;42)

Ket:
King
Henry
V.
Diakses
http://www.wikiwand.com/id/Pertempuran_seratus
_tahun (diakses tanggal 8/9/2016 Jam: 07;42)

Ket:

Peta

Wilayah

Normady.

http://www.wikiwand.com/id/Pertempuran_serat
us_tahun (diakses tanggal 8/9/2016 Jam: 07;42)

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 22

Ket: Gambaran Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis.
http://www.englandshistoricalspectacular.com/ (diakses tanggal 20/9/2016 Jam: 20:45)

Ket: Perang Agincourt 1415. http://www.azincourt-alliance.org.uk/ (diakses
20/9/2016 Jam: 20:47)

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

tanggal

Page 23

Ket: Perang Agincourt, salah satu pasukan terkena panah.

http://www.nuttyhistory.com/100-years-war.html
(diakses tanggal 20/9/2016 Jam: 20:51)

Ket: Perang Agincourt, saat pasukan siap memanah lawan.

http://www.nuttyhistory.com/100-years-war.html
tanggal 20/9/2016 Jam: 20:51)

(diakses

Perang Seratus Tahun antara Inggris dan Perancis

Page 24

Ket: Peta ketika Inggris menginfasi sebagian wilayah Perancis dan Perancis kembali
merebut wilayahnya kembali.
https://www.flickr.com/photos/uconnlibrariesmagic
(diakses tanggal 20/9/2016 Jam: 20:54).

Ket:
Pertarungan
Crecy
Froissart.
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Bataille_de_Magenta.jpg (diakses tanggal
20/9/2016 Jam: 20:47)

Ket: Alur
PerangSeratus
Seratus Tahun
antara
InggrisInggris
dan Perancis.
Perang
Tahun
antara
dan http://www.nuttyhistory.com/100-years-war.html
Perancis
Page 25

(diakses tanggal 20/9/2016 Jam: 20:51)