Tugas RTJ Jaringan Jalan dan Lalu lintas
Tugas Rekayasa Tranpostasi Jalan
“Jaringan Jalan dan Lalu Lintas”
Muhammad Rizky Rinaldi , 161134020
1 D4 TRJJ
Abstrak
: Paper ini memaparkan secara
singkat mengenai Jaringan jalan.
Penulisan
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api,
paper ini dilandasi atas kesadaran akan
jalan
pentingnya pengetahuan mengenai jaringan
(http://pelayanan.jakarta.go.id/download/re
jalan dan lalu lintas, selaku mahasiswa teknik
sipil.
Maka
menjelaskan
pengertian
dari
itu,
paper
beberapa
jalan,
ini
aspek
akan
pengenai
penggunaan
lori,
dan
jalan
kabel.
gulasi/peraturan-pemerintah-nomor-34tahun-2006-tentang-jalan.pdf )
jalan,
pengelompokan jalan umum, dan keterkaitan
2. Penggunaan Jalan
Spesifikasi jalan bebas hambatan
jaringan jalan dengan lalu lintas.
Kata Kunci
jalan,
: pengertian jalan, penggunaan
pengelompokan
jalan
umum,
dan
keterkaitan jaringan jalan dengan lalu lintas.
meliputi pengendalian jalan masuk
secara
penuh,
tidak
ada
persimpangan sebidang, dilengkapi
pagar ruang milik jalan, dilengkapi
dengan
median,
paling
sedikit
mempunyai 2 (dua) lajur setiap
I.
arah, dan lebar lajur paling sedikit
PEMBAHASAN MATERI
3,5 (tiga koma lima) meter.
Spesifikasi jalan raya adalah jalan
1. Pengertian Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat
yang
meliputi
termasuk
segala
bangunan
bagian
pelengkap
jalan,
dan
umum untuk lalu lintas secara
menerus dengan pengendalian jalan
masuk
secara
terbatas
dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
dilengkapi dengan median, paling
lalu lintas, yang berada pada permukaan
sedikit 2 (dua) lajur setiap arah,
tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
lebar lajur paling sedikit 3,5 (tiga
koma lima) meter.
Spesifikasi jalan sedang adalah
jalan umum dengan lalu lintas jarak
sedang dengan pengendalian jalan
masuk tidak dibatasi, paling sedikit
dengan
memperhatikan
keterhubungan antar kawasan.
● Sistem Jaringan Primer
2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah
Sistem jaringan jalan primer disusun
dengan lebar jalur paling sedikit 7
berdasarkan
(tujuh) meter.
Spesifikasi jalan kecil sebagaimana
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3)
nasional, dengan menghubungkan semua
adalah jalan umum untuk melayani
simpul jasa distribusi yang berwujud
lalu lintas setempat, paling sedikit
pusat-pusat kegiatan sebagai berikut: a.
2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah
menghubungkan secara menerus pusat
dengan lebar jalur paling sedikit
kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah,
5,5
pusat kegiatan lokal sampai ke pusat
(lima
koma
lima)
meter.
rencana
tata
ruang
dan
pengembangan semua wilayah di tingkat
(http://pelayanan.jakarta.go.id/dow
kegiatan
nload/regulasi/peraturanpemerintah
menghubungkan
-nomor-34-tahun-2006-tentang-
nasional.
jalan.pdf
(http://pelayanan.jakarta.go.id/download/re
(http://dokumen.tips/documents/pengertia
lingkungan;
antarpusat
dan
b.
kegiatan
gulasi/peraturan-pemerintah-nomor-34tahun-2006-tentang-jalan.pdf )
n-jembatan.html )
● Sistem Jaringan Sekunder
3. Pengelompokan Jalan Umum
Jalan umum merupakan jalan yang
diperuntukan
bagi
berdasarkan rencana tata ruang wilayah
lintas
kabupaten/kota dan pelayanan distribusi
umum. Dikelompokkan menurut
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
sistem, fungsi , status, dan kelas.
kawasan perkotaan yang menghubungkan
3.1 Menurut Sistem
Sistem jaringan jalan merupakan
secara menerus kawasan yang mempunyai
suatu hirarki yang tersusun atas
fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder
sistem
dan
ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.
sekunder. Sistem jaringan mengacu
(http://pelayanan.jakarta.go.id/download/re
pada rencana tata ruang wilayah
gulasi/peraturan-pemerintah-nomor-34-
jaringan
lalu
Sistem jaringan jalan sekunder disusun
primer
fungsi primer, fungsi sekunder kesatu,
tahun-2006-tentang-jalan.pdf )
(1) Jalan arteri sekunder ,menghubungkan
3.2 Menurut Fungsi
Jalan umum menurut fungsinnya
kawasan primer dengan kawasan sekunder
kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan
terbagi menjadi arteri, kolektor,
kawasan sekunder kesatu, atau kawasan
lokal, dan lingkungan.
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder
kedua.
Primer :
(2)
Jalan
kolektor
sekunder,
(1) Jalan arteri primer , menghubungkan
menghubungkan kawasan sekunder kedua
secara berdaya guna antarpusat kegiatan
dengan kawasan sekunder kedua atau
nasional
kawasan sekunder kedua dengan kawasan
atau
antara
pusat
kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan wilayah.
sekunder ketiga.
(2) Jalan kolektor primer, menghubungkan
(3) Jalan lokal sekunder, menghubungkan
secara berdaya guna antara pusat kegiatan
kawasan
nasional dengan pusat kegiatan lokal,
perumahan,
antarpusat kegiatan wilayah, atau antara
dengan perumahan, kawasan sekunder
pusat kegiatan wilayah dengan pusat
ketiga
kegiatan lokal.
perumahan.
(3) Jalan lokal primer, menghubungkan
(4)
secara
kegiatan
menghubungkan
kegiatan
kawasan
berdaya
nasional
guna
dengan
pusat
pusat
sekunder
kesatu
kawasan
dan
sekunder
seterusnya
Jalan
dengan
kedua
sampai
lingkungan
ke
sekunder,
antarpersil
dalam
perkotaan.
lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan
(http://pelayanan.jakarta.go.id/download/re
pusat kegiatan lingkungan, antarpusat
gulasi/peraturan-pemerintah-nomor-34-
kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal
tahun-2006-tentang-jalan.pdf )
dengan pusat kegiatan lingkungan, serta
antarpusat kegiatan lingkungan.
(4)
Jalan
lingkungan
primer,
menghubungkan antarpusat kegiatan di
dalam kawasan perdesaan dan jalan di
dalam lingkungan kawasan perdesaan.
(http://pelayanan.jakarta.go.id/download/re
gulasi/peraturan-pemerintah-nomor-34tahun-2006-tentang-jalan.pdf )
Sekunder :
3.3 Menrut Status
Menurut statusnya jalan umum
dikelompokkan menjadi jalan
nasional, provinsi, kota, kabupaten,
dan desa.
Jalan nasional terdiri atas:
a. jalan arteri primer;
b. jalan kolektor primer yang
menghubungkan
provinsi;
antaribukota
c. jalan tol; dan d. jalan strategis
nasional.
Jalan
provinsi
terdiri
Jalan kota adalah jalan umum pada
jaringan jalan sekunder di dalam
atas:
a. jalan kolektor primer yang
kota.
Jalan desa adalah jalan lingkungan
menghubungkan ibukota provinsi
primer dan jalan lokal primer yang
dengan ibukota kabupaten atau
tidak termasuk jalan kabupaten
kota;
sebagaimana
b. jalan kolektor primer yang
Pasal 28 huruf b di dalam kawasan
menghubungkan
perdesaan, dan merupakan jalan
kabupaten
c.
jalan
antaribukota
atau
kota;
strategis
provinsi;
d. jalan di Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, kecuali jalan sebagaimana
umum
dimaksud
yang
dalam
menghubungkan
kawasan
dan/atau
antarpermukiman di dalam desa.
(http://pelayanan.jakarta.go.id/dow
dimaksud dalam Pasal 26.
Jalan kabupaten terdiri atas:
nload/regulasi/peraturanpemerintah
a. jalan kolektor primer yang tidak
jalan.pdf )
termasuk
jalan
sebagaimana
dimaksud
-nomor-34-tahun-2006-tentang-
nasional
dalam
3.4 Menurut Kelas
Kelas
jalan
dikelompokkan
Pasal 26 huruf b dan jalan provinsi
berdasarkan penggunaan jalan dan
sebagaimana
kelancaran lalu lintas dan angkutan
dimaksud
dalam
Pasal 27;
b.
jalan, serta spesifikasi penyediaan
jalan
lokal
primer
yang
prasarana
jalan.
Kelas
jalan
menghubungkan ibukota kabupaten
berdasarkan spesifikasi penyediaan
dengan ibukota kecamatan, ibukota
prasarana jalan dikelompokkan atas
kabupaten
jalan bebas hambatan, jalan raya,
dengan
pusat
desa,
antaribukota kecamatan, ibukota
kecamatan
dengan
desa,
dan
antardesa;
c.
jalan
sekunder
yang
termasuk
jalan
sebagaimana
dimaksud
tidak
provinsi
dalam
Pasal 27 huruf d dan jalan sekunder
dalam kota;
d. jalan strategis kabupaten.
jalan sedang, dan jalan kecil.
Spesifikasi jalan bebas hambatan
meliputi pengendalian jalan masuk
secara
penuh,
tidak
ada
persimpangan sebidang, dilengkapi
pagar ruang milik jalan, dilengkapi
dengan
median,
paling
sedikit
mempunyai 2 (dua) lajur setiap
arah, dan lebar lajur paling sedikit
dihubungkan dengan simpul-simpul, yang
3,5 (tiga koma lima) meter.
Spesifikasi jalan raya adalah jalan
berperan penting dalam pengembangan
umum untuk lalu lintas secara
Sedangkan lalu lintas merupakan gerak
menerus dengan pengendalian jalan
kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas
masuk
Jalan.
secara
terbatas
dan
wilayah dan melayani aktifitas kawasan.
Maka,
dapat
diartikan
bahwa
jaringan
jalan
sangat
dilengkapi dengan median, paling
kelancaran
sedikit 2 (dua) lajur setiap arah,
bergantung kepada lalu lintas sebagai
lebar lajur paling sedikit 3,5 (tiga
pengontrol
koma lima) meter.
Spesifikasi jalan sedang adalah
jalan umum dengan lalu lintas jarak
sedang dengan pengendalian jalan
masuk tidak dibatasi, paling sedikit
2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah
yang
distribusi
massa/kendaraan
melaksanakan
kegiatan,
agar
terciptanya ketertiban. Bisa dibilang juga,
jaringan jalan berperan sebagai perencana
tata ruang wilayah, dan lalu lintas sebagai
yang mengatur pelaksanaannya.
dengan lebar jalur paling sedikit 7
Beberapa kasus mengalami hal serupa,
(tujuh) meter.
Spesifikasi jalan kecil sebagaimana
dimana jaringan jalan banyak mengalami
dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3)
adalah jalan umum untuk melayani
lalu lintas setempat, paling sedikit
2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah
dengan lebar jalur paling sedikit
masalah dalam pelaksanaannya. Situasi ini
biasanya terjadi dimana pintu jalannya
sedikit tapi sumber populasinya banyak,
sehingga
terjadi
penumpukan
yang
memperlambat distribusi.
meter.
Contohnya di Antapani, dengan populasi
(http://pelayanan.jakarta.go.id/dow
warganya yang banyak, dan lokasinya
nload/regulasi/peraturanpemerintah
yanng berada di kota, tentu lokasi ini
-nomor-34-tahun-2006-tentang-
terdapat banyak jaringan jalan, baik itu
jalan.pdf )
primer maupun sekunder. Problemnya
5,5
(lima
koma
lima)
sama
4. Keterkaitan Jaringan dengan Lalu
lintas
seperti
yang
disebutkan
tadi,
Kawasan Antapani ini pintunya hanya satu,
tapi sumber populasinya banyak. Ada yang
dari Arcamanik, Ujungberung dan lainnya.
Jaringan jalan tentunya berkaitan erat
Jadi kalau di perempatan ini, ekornya itu
dengan lalu lintas. Dimana jaringan sendiri
panjang. Terlebih persimpangan Antapani
merupakan rangkaian ruas-ruas jalan yang
itu dilalui oleh tujuh trayek angkutan kota.
Melihat masalah ini, pemerintah pun
akhirnya memberi solusi dengan membuat
flyover
di
persimpangan
antapani.
Diharpakan dengan adanya flyover, dapat
mengatasi kemacetan dan melancarkan
gerak
kendaraan
di
lokasi
tersebut.
Sehingga aktifitas warganya dapat berjalan
normal.
“Jaringan Jalan dan Lalu Lintas”
Muhammad Rizky Rinaldi , 161134020
1 D4 TRJJ
Abstrak
: Paper ini memaparkan secara
singkat mengenai Jaringan jalan.
Penulisan
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api,
paper ini dilandasi atas kesadaran akan
jalan
pentingnya pengetahuan mengenai jaringan
(http://pelayanan.jakarta.go.id/download/re
jalan dan lalu lintas, selaku mahasiswa teknik
sipil.
Maka
menjelaskan
pengertian
dari
itu,
paper
beberapa
jalan,
ini
aspek
akan
pengenai
penggunaan
lori,
dan
jalan
kabel.
gulasi/peraturan-pemerintah-nomor-34tahun-2006-tentang-jalan.pdf )
jalan,
pengelompokan jalan umum, dan keterkaitan
2. Penggunaan Jalan
Spesifikasi jalan bebas hambatan
jaringan jalan dengan lalu lintas.
Kata Kunci
jalan,
: pengertian jalan, penggunaan
pengelompokan
jalan
umum,
dan
keterkaitan jaringan jalan dengan lalu lintas.
meliputi pengendalian jalan masuk
secara
penuh,
tidak
ada
persimpangan sebidang, dilengkapi
pagar ruang milik jalan, dilengkapi
dengan
median,
paling
sedikit
mempunyai 2 (dua) lajur setiap
I.
arah, dan lebar lajur paling sedikit
PEMBAHASAN MATERI
3,5 (tiga koma lima) meter.
Spesifikasi jalan raya adalah jalan
1. Pengertian Jalan
Jalan adalah prasarana transportasi darat
yang
meliputi
termasuk
segala
bangunan
bagian
pelengkap
jalan,
dan
umum untuk lalu lintas secara
menerus dengan pengendalian jalan
masuk
secara
terbatas
dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
dilengkapi dengan median, paling
lalu lintas, yang berada pada permukaan
sedikit 2 (dua) lajur setiap arah,
tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
lebar lajur paling sedikit 3,5 (tiga
koma lima) meter.
Spesifikasi jalan sedang adalah
jalan umum dengan lalu lintas jarak
sedang dengan pengendalian jalan
masuk tidak dibatasi, paling sedikit
dengan
memperhatikan
keterhubungan antar kawasan.
● Sistem Jaringan Primer
2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah
Sistem jaringan jalan primer disusun
dengan lebar jalur paling sedikit 7
berdasarkan
(tujuh) meter.
Spesifikasi jalan kecil sebagaimana
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3)
nasional, dengan menghubungkan semua
adalah jalan umum untuk melayani
simpul jasa distribusi yang berwujud
lalu lintas setempat, paling sedikit
pusat-pusat kegiatan sebagai berikut: a.
2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah
menghubungkan secara menerus pusat
dengan lebar jalur paling sedikit
kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah,
5,5
pusat kegiatan lokal sampai ke pusat
(lima
koma
lima)
meter.
rencana
tata
ruang
dan
pengembangan semua wilayah di tingkat
(http://pelayanan.jakarta.go.id/dow
kegiatan
nload/regulasi/peraturanpemerintah
menghubungkan
-nomor-34-tahun-2006-tentang-
nasional.
jalan.pdf
(http://pelayanan.jakarta.go.id/download/re
(http://dokumen.tips/documents/pengertia
lingkungan;
antarpusat
dan
b.
kegiatan
gulasi/peraturan-pemerintah-nomor-34tahun-2006-tentang-jalan.pdf )
n-jembatan.html )
● Sistem Jaringan Sekunder
3. Pengelompokan Jalan Umum
Jalan umum merupakan jalan yang
diperuntukan
bagi
berdasarkan rencana tata ruang wilayah
lintas
kabupaten/kota dan pelayanan distribusi
umum. Dikelompokkan menurut
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
sistem, fungsi , status, dan kelas.
kawasan perkotaan yang menghubungkan
3.1 Menurut Sistem
Sistem jaringan jalan merupakan
secara menerus kawasan yang mempunyai
suatu hirarki yang tersusun atas
fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder
sistem
dan
ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.
sekunder. Sistem jaringan mengacu
(http://pelayanan.jakarta.go.id/download/re
pada rencana tata ruang wilayah
gulasi/peraturan-pemerintah-nomor-34-
jaringan
lalu
Sistem jaringan jalan sekunder disusun
primer
fungsi primer, fungsi sekunder kesatu,
tahun-2006-tentang-jalan.pdf )
(1) Jalan arteri sekunder ,menghubungkan
3.2 Menurut Fungsi
Jalan umum menurut fungsinnya
kawasan primer dengan kawasan sekunder
kesatu, kawasan sekunder kesatu dengan
terbagi menjadi arteri, kolektor,
kawasan sekunder kesatu, atau kawasan
lokal, dan lingkungan.
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder
kedua.
Primer :
(2)
Jalan
kolektor
sekunder,
(1) Jalan arteri primer , menghubungkan
menghubungkan kawasan sekunder kedua
secara berdaya guna antarpusat kegiatan
dengan kawasan sekunder kedua atau
nasional
kawasan sekunder kedua dengan kawasan
atau
antara
pusat
kegiatan
nasional dengan pusat kegiatan wilayah.
sekunder ketiga.
(2) Jalan kolektor primer, menghubungkan
(3) Jalan lokal sekunder, menghubungkan
secara berdaya guna antara pusat kegiatan
kawasan
nasional dengan pusat kegiatan lokal,
perumahan,
antarpusat kegiatan wilayah, atau antara
dengan perumahan, kawasan sekunder
pusat kegiatan wilayah dengan pusat
ketiga
kegiatan lokal.
perumahan.
(3) Jalan lokal primer, menghubungkan
(4)
secara
kegiatan
menghubungkan
kegiatan
kawasan
berdaya
nasional
guna
dengan
pusat
pusat
sekunder
kesatu
kawasan
dan
sekunder
seterusnya
Jalan
dengan
kedua
sampai
lingkungan
ke
sekunder,
antarpersil
dalam
perkotaan.
lingkungan, pusat kegiatan wilayah dengan
(http://pelayanan.jakarta.go.id/download/re
pusat kegiatan lingkungan, antarpusat
gulasi/peraturan-pemerintah-nomor-34-
kegiatan lokal, atau pusat kegiatan lokal
tahun-2006-tentang-jalan.pdf )
dengan pusat kegiatan lingkungan, serta
antarpusat kegiatan lingkungan.
(4)
Jalan
lingkungan
primer,
menghubungkan antarpusat kegiatan di
dalam kawasan perdesaan dan jalan di
dalam lingkungan kawasan perdesaan.
(http://pelayanan.jakarta.go.id/download/re
gulasi/peraturan-pemerintah-nomor-34tahun-2006-tentang-jalan.pdf )
Sekunder :
3.3 Menrut Status
Menurut statusnya jalan umum
dikelompokkan menjadi jalan
nasional, provinsi, kota, kabupaten,
dan desa.
Jalan nasional terdiri atas:
a. jalan arteri primer;
b. jalan kolektor primer yang
menghubungkan
provinsi;
antaribukota
c. jalan tol; dan d. jalan strategis
nasional.
Jalan
provinsi
terdiri
Jalan kota adalah jalan umum pada
jaringan jalan sekunder di dalam
atas:
a. jalan kolektor primer yang
kota.
Jalan desa adalah jalan lingkungan
menghubungkan ibukota provinsi
primer dan jalan lokal primer yang
dengan ibukota kabupaten atau
tidak termasuk jalan kabupaten
kota;
sebagaimana
b. jalan kolektor primer yang
Pasal 28 huruf b di dalam kawasan
menghubungkan
perdesaan, dan merupakan jalan
kabupaten
c.
jalan
antaribukota
atau
kota;
strategis
provinsi;
d. jalan di Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, kecuali jalan sebagaimana
umum
dimaksud
yang
dalam
menghubungkan
kawasan
dan/atau
antarpermukiman di dalam desa.
(http://pelayanan.jakarta.go.id/dow
dimaksud dalam Pasal 26.
Jalan kabupaten terdiri atas:
nload/regulasi/peraturanpemerintah
a. jalan kolektor primer yang tidak
jalan.pdf )
termasuk
jalan
sebagaimana
dimaksud
-nomor-34-tahun-2006-tentang-
nasional
dalam
3.4 Menurut Kelas
Kelas
jalan
dikelompokkan
Pasal 26 huruf b dan jalan provinsi
berdasarkan penggunaan jalan dan
sebagaimana
kelancaran lalu lintas dan angkutan
dimaksud
dalam
Pasal 27;
b.
jalan, serta spesifikasi penyediaan
jalan
lokal
primer
yang
prasarana
jalan.
Kelas
jalan
menghubungkan ibukota kabupaten
berdasarkan spesifikasi penyediaan
dengan ibukota kecamatan, ibukota
prasarana jalan dikelompokkan atas
kabupaten
jalan bebas hambatan, jalan raya,
dengan
pusat
desa,
antaribukota kecamatan, ibukota
kecamatan
dengan
desa,
dan
antardesa;
c.
jalan
sekunder
yang
termasuk
jalan
sebagaimana
dimaksud
tidak
provinsi
dalam
Pasal 27 huruf d dan jalan sekunder
dalam kota;
d. jalan strategis kabupaten.
jalan sedang, dan jalan kecil.
Spesifikasi jalan bebas hambatan
meliputi pengendalian jalan masuk
secara
penuh,
tidak
ada
persimpangan sebidang, dilengkapi
pagar ruang milik jalan, dilengkapi
dengan
median,
paling
sedikit
mempunyai 2 (dua) lajur setiap
arah, dan lebar lajur paling sedikit
dihubungkan dengan simpul-simpul, yang
3,5 (tiga koma lima) meter.
Spesifikasi jalan raya adalah jalan
berperan penting dalam pengembangan
umum untuk lalu lintas secara
Sedangkan lalu lintas merupakan gerak
menerus dengan pengendalian jalan
kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas
masuk
Jalan.
secara
terbatas
dan
wilayah dan melayani aktifitas kawasan.
Maka,
dapat
diartikan
bahwa
jaringan
jalan
sangat
dilengkapi dengan median, paling
kelancaran
sedikit 2 (dua) lajur setiap arah,
bergantung kepada lalu lintas sebagai
lebar lajur paling sedikit 3,5 (tiga
pengontrol
koma lima) meter.
Spesifikasi jalan sedang adalah
jalan umum dengan lalu lintas jarak
sedang dengan pengendalian jalan
masuk tidak dibatasi, paling sedikit
2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah
yang
distribusi
massa/kendaraan
melaksanakan
kegiatan,
agar
terciptanya ketertiban. Bisa dibilang juga,
jaringan jalan berperan sebagai perencana
tata ruang wilayah, dan lalu lintas sebagai
yang mengatur pelaksanaannya.
dengan lebar jalur paling sedikit 7
Beberapa kasus mengalami hal serupa,
(tujuh) meter.
Spesifikasi jalan kecil sebagaimana
dimana jaringan jalan banyak mengalami
dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3)
adalah jalan umum untuk melayani
lalu lintas setempat, paling sedikit
2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah
dengan lebar jalur paling sedikit
masalah dalam pelaksanaannya. Situasi ini
biasanya terjadi dimana pintu jalannya
sedikit tapi sumber populasinya banyak,
sehingga
terjadi
penumpukan
yang
memperlambat distribusi.
meter.
Contohnya di Antapani, dengan populasi
(http://pelayanan.jakarta.go.id/dow
warganya yang banyak, dan lokasinya
nload/regulasi/peraturanpemerintah
yanng berada di kota, tentu lokasi ini
-nomor-34-tahun-2006-tentang-
terdapat banyak jaringan jalan, baik itu
jalan.pdf )
primer maupun sekunder. Problemnya
5,5
(lima
koma
lima)
sama
4. Keterkaitan Jaringan dengan Lalu
lintas
seperti
yang
disebutkan
tadi,
Kawasan Antapani ini pintunya hanya satu,
tapi sumber populasinya banyak. Ada yang
dari Arcamanik, Ujungberung dan lainnya.
Jaringan jalan tentunya berkaitan erat
Jadi kalau di perempatan ini, ekornya itu
dengan lalu lintas. Dimana jaringan sendiri
panjang. Terlebih persimpangan Antapani
merupakan rangkaian ruas-ruas jalan yang
itu dilalui oleh tujuh trayek angkutan kota.
Melihat masalah ini, pemerintah pun
akhirnya memberi solusi dengan membuat
flyover
di
persimpangan
antapani.
Diharpakan dengan adanya flyover, dapat
mengatasi kemacetan dan melancarkan
gerak
kendaraan
di
lokasi
tersebut.
Sehingga aktifitas warganya dapat berjalan
normal.