sejarah perkembangan akuntansi Tekstil dan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi merupakan sebuah seni dalam pencatatan keuangan dalam
organisasi. Begitu gambaran umum dari definisi disiplin ilmu akuntansi.
Penggunaan ilmu akuntansi sangat mempengaruhi kondisi keuangan
perusahaan. Hal ini dikarenakan ilmu akuntansi berperan penting dalam
mencatat, mengidentifikasikan, mengikhtisarkan setiap transaksi ekonomi
perusahaan/organisasi sehingga bisa dilaporkan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan.
Perkembangan akuntansi pun hingga pada saat sekarang ini sudah
menunjukkan fase terbaik dibandingkan fase-fase puluhan bahkan ribuan
tahun yang lalu.

Regulasi atau peraturan yang mengikat, prinsip-prinsip

berlaku umum dan pencatatan berpasangan merupakan aspek yang terus
dikembangkan melalui pemikiran-pemikiran kritis sehingga dapat diterapkan
secara komprehensif di berbagai negara termasuk Indonesia.
Seiring dengan itu, pengaruh kemajuan ilmu dan teknologi
memberikan efek positif bagi pencatatan akuntansi secara umum. Jika

sekarang teknologi informasi mempermudah proses akuntansi, tentunya
dahulu tidak demikian. Untuk itu, melalui makalah ini penulis mencoba
membahas perkembangan akuntansi dengan menguraikan sejarah-sejarah
yang pernah ada pada masa-masa dahulu hingga pada saat sekarang ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan akuntansi di dunia?
2. Bagaimana perkembangan prinsip-prinsip akuntansi internasional
khususnya negara Amerika ?
3. Bagaimana isu-isu intnasional terkait dengan akuntansi ?

1.3 Tujuan Penulisan

1

1. Untuk mengetahui perkembangan akuntansi baik di dunia maupun
Indonesia
2. Untuk mengetahui

perkembangan


prinsip-prinsip

akuntansi

internasional khususnya negara Amerika
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Diharapkan dapat berguna sebagai bahan acuan atau referensi makalah
selanjutnya. Hal ini karena tidak ada suatu batasan dalam ilmu
pengetahuan

yang

semakin

hari

semakin

maju


mengikuti

perkembangan zaman.
2. Bagi pembaca
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
khususnya dalam bidang perkembangan akuntansi.

BAB II
PEMBAHASAN

2

A. Sejarah Perkembangan Akuntansi
Berbagai percobaan telah dilakukan untuk menyatakan lokasi dan
waktu dari lahirnya sistem pencatatan berpasangan yang telah menghasilkan
skenario. Kebanyakan skenario tersebut mengakui adanya kehadiran suatu
bentuk pelaksanaan pencatatan di sebagian besar kebudayaan sejak sekitar
3.000 tahun sebelum masehi. Termasuk didalamnya adalah kebudayaan
Chaldean-Babilonia, Asiria dan Sumeria, yang menemukan pemerintahan

teroganisasi pertama di dunia, termasuk juga beberapa bahasa tulisan tertua,
dan catatan usaha tertua yang masih dapat diselamatkan, kebudayaan mesir, di
mana para juru tulisnya menjadi “titik pusat dimana keseluruhan mesin
perbendaharaan dan bagian-bagian lainnya berputar,” kebudayaan cina,
dimana akuntansi pemerintahannya memainkan peranan yang vital dan rumit
pada masa dinasti Chao (1122-256 SM), kebudayaan yunani, dimana Zenon,
seorang manejer dari wilayah Appolonius yang luas, memperkenalkan di
tahun 256 SM sebuah sistem akuntansi pertanggungjawaban yang terperinci.
(Ahmed Riahi, 2006:2)
Pertemuan pertamanya berasal dari pedagang yang pertama dan tidak
ada seorangpun yang layak mengklaim hal tersebut pada masa itu selain
orang-orang Arab. Orang-orang Mesir menunjukkan kejayaannnya di dunia
perdagangan, memperoleh pemikiran melakukan perdagangan tersebut melalui
interaksinyadengan bangsa tersebut. Dari merekalah orang-orang Mesir
melakukan suatu bentuk pertama akuntansi, yang menurut cara perdagangan
yang umum, dikomunikasikan keseluruh kota-kota di Timur Tengah. Bisnis
perdagangan, yang untuk setiap kota-kota perdagangan di Eropa dihubungkan
oleh orang-orang Lombardia, ikut pula memperkenalkan metode mereka
dalam pencatatan rekening, melalui penggunaan pencatatan berpasangan yang
kini dikenal dengan sebutan pembukuan Italia. (Ahmed Riahi, 2006:3)

Pembukuan Italia ini berkembang, seiring dengan perkembangan
perdagangan dari republik Italia dan penggunaan metode pembukuan
pencatatan berpasangan di abad ke-14. Buku pencatatan berpasangan yang
pertama kai dikenal adalah pembukuan Massari dari Genoa, yang

3

bertanggal sejak tahun 1340. Pembukuan pencatatan berpasangan ini lebih
dahulu berkembang sekitar dua ratus tahundari pacioli. Raymond de Rover
menggambarkan awal dari akuntansi di Italia sebagai berikut: (Ahmed
Riahi 2006:3)
Pencapaian terbesar dari pedagang Italia, kira-kira berkisar antara
tahun 1250 dan 1400, adalah penggabungan dari berbagai elemen yang
heterogen ini kedalam sebuah sistem pengklasifikasian yang terintegrasi
yang

disebut

sebagai


rekening/perkiraan/akun

(accounts)

dan

dikembangkan dengan berdasarkan pada prinsip dari pencatatan ganda
untuk seluruh transaksi. Pada tahun 1400 pedagang telah mulai
menggunakan akuntansi sebagai salah satu alat pengendalian manajemen.
Seperti akrual dan hal-hal yang ditangguhan, dan dengan memberikan
perhatian kepada audit atas neraca. (Ahmed Riahi 2006:4)

1. Kontribusi Luca Pacioli
Nama Luca Pacioli, seorang pastur dari ordo Fransiskus, pada umunya
diasosiasikan dengan pengenalan pembukuan pencatatan berpasangan untuk
pertama kalinya. Pada tahun 1494 ia menerbitkan bukunya, Summa de
Arithmetica Geometria, Proportini yang didalamnya terdapat dua buah bab-de
Computis et Scripturis- yang menjelaskan pembukuan pencatatan berpasangan.
Risalahnya mencerminkan praktik-praktik yang berlakundi Venesia pada masa itu,
yang kemudian dikenal sebagai “Metode Venesia” atau “Metode Italia.” Debit

(adebeo) dan kredit (credito) digunakan dalam pencatatan untuk memastikan
sebuah pencatatan berpasangan. (Ahmed Riahi 2006:4)
Tiga buku digunakan disini: sebuah memorandum, sebuah jurnal, dan
sebuah buku besar. Pacioli menyarankan agar “tidak hanya nama dari pembeli
atau penjual saja yang dicatat, begitu pula deskripsi mengenai barangnya dengan
berat, ukuran atau hasil pengukuran, dan harganya, tetapi syarat pembayaran juga
harus ditamoilkan” dan “kapan saja uang diterima atau dikeluarkan, pencatatan

4

akan menyajikan jenis mata uang yang dipergunakan dan nilai tukarnya. (Ahmed
Riahi 2006:4)
2. Perkembangan pembukuan pencatatan berpasangan
“Metode Italia” ini menyebar ke seluruh Eropa pada abad ke-16 dan 17,
yang selanjutnya menerima karakteristik-karakteristik dan perkembanganperkembangan baru, untuk menjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai model
pencatatan berpasangan. Dalam sebuah usaha untuk menunjukkan bahwa model
pencatatan berpasangan telah mengalami evolusi dengan cara yang sangat mirip
dengan ilmu pengetahuan secara umum, Cushing mencatatkan serangkaian
perkembangan. Perkembangan tersebut meliputi hal-hal berikut ini: (Riadi Amet
2006:4)

1. Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan didalam teknik-teknik
pembukuan.perubahan yang patut dicatat adalah diperkenalkannya jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang
berbeda.
2. Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan
periodik. Sebagai tambahan di abad ke-17 dan 18 terjadi evolusi pada
personifikasi dari seluruh akun dan transaksi,sebagai suatu usaha untuk
merasionalisasikan aturan debit dan kredit yang digunakan pada akunakun yang tidak pasti hubungannya dan abstrak.
3. Penerapan dari sistem pencatatan berpasangan juga diperluas ke jenisjenis organisasi lain. Menurut Peragallo buku Teori Akuntansi (2006:5)
Tahun 1559 hingga 1795, telah muncul suatu unsur baru-kritik atas
pembukuan. Saat ini adalah juga periode dimana pencatatan
berpasangan memperluas bidang pengaplikasiannya ke jenis-jenis
organisasin yang lain, seperti biara dan negara bagian. Dengan
adanya kritik dan lingkungan yang semakin melebar atas
pembukuan, dimulailah pelaksanaan riset-riset teoritis atas subjek
ini.

5

4. Abad ke-17 juga mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persedian
yang terpisah untuk jenis barang yang berbeda. Menurut Yamey buku

Teori Akuntansi (2006:6)
Berbagai akun barang digabungkan dengan akun barang-barang
lain dalam konsinyasi, barang di dalam kemitraan (“perusahaan”),
dan akun dalam perjalanan mungkin dapat menjadi satu bagian
yang besar di dalam buku besar.
5. Dimulai dengan East India Company di abad ke-17 dan selanjutnya diikuti dengan perkembangan dari perusahaan tadi seiring dengan revolusi industri, akuntansi mendapatkan status yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya, dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai kelangsungan,
periodisitas dan akrual.
6. Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada
abad ke-18. Menurut Yamey buku Teori Akuntansi (2006:6)
Pertama-tama aktiva itu dicatat sesuai dengan biaya perolehannya,
perbedaan antara pembayaran “pendapatan” dan penerimaannya
(contohnya perbaikan rumah dan pendapatan sewa yang diterima),
yang umumnya dimasukkan kedalam akun aktiva, dipindahkan ke
akun laba rugi pada saat tanggal neraca. Kedua akun aktiva yang
berisi pencatatan-pencatatan mengenai pembiayaan-pembiayaan
awal dan pengeluaran-pengeluaran serta penerimaan-penerimaan
lain (termasuk penerimaan dari penjualan sebagai aktiva tersebut)
ditutup pada saat tanggal neraca dan perbedaan antara total debit
dan total kredit dibawa sebagai saldo akun.
7. Awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan

pada barang dagangan yang tidak terjual. Terdapat bukti yang ditunjukkan oleh Saliero pada tahun 1915, akan adanya metode-metode depresiasi berikut ini:
Garis lurus (straight line), metode saldo menurun (reducing
method), metode dana pelunasan dan anuitas (sinking fund and
annuity method), dan metode unit biaya (unit cost method).

6

8. Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri. Akuntansi biaya ini diawali oleh pabrik-pabrik tekstil
abad ke-15 D.R. Scott mencatat hasil berikut dari perkembangan
pabrik di dalam bukunya, The Cultural Significance of Accounts
Catatan-catatan dari pabrik-pabrik tekstil dan perusahaanperusahaan manufaktur raksasa di abad ke-19 dipakai untuk
mendukung kedua hipotesis berikut ini:
a. Hipotesis pertama adalah meningkatnya penggunaan aktiva
tetap memicu perkembangan dari akuntansi biaya pada industri.
b. Hipotesis kedua adalah bahwa perubahan pada bagaimana aktivitas ekonomi diorganisasikan, dan bukan hanya untuk perubahan sementara pada struktur biaya mereka, memicu
perkembangan dari prosedur akuntansi biaya internal pada abad
ke-19.
9. Pada paruh terakhir dari abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknikteknik akuntansi untuk pembayaran dibayar dimuka dan akrual, sebagai cara untuk memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodik.
10. Akhir abad ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan dana
11. Di abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi

untuk isu-isu kompleks, mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflansi, sewa jangka
panjang dan pensiun, sampai kepada masalah penting dari akuntansi
sebagai produk baru dari rekayasa keungan (financial engineering)
3. Sejarah Akuntansi di Indonesia
Sofyan Syafri Harahap (2007:46-51) menjelaskan bahwa sejarah
akuntansi di Indonesia dapat dibagi atas : Zaman kolonial dan zaman
kemerdekaan.
1. Zaman Kolonial VOC
Sebelum bangsa Eropa: Portugis, Spanyol, dan Belanda masuk
ke Indonesia transaksi dagang dilakukan secara barter. Cara ini tidak

7

melakukan pencatatan. Pada waktu orang-orang Belanda datang ke
Indonesia kurang lebih akhir abad ke-16, mereka datang dengan tujuan
untuk berdagang kemudian mereka membentuk perserikatan Maskapai
Belanda yang dikenal dengan nama Vereenigde Oost Indische
Compagnie (VOC), yang didirikan pada tahun 1602, sebagai peleburan
dari 14 maskapai yang beroprasi di Hindia Timur. Selanjutnya VOC
membuka cabangnya di Batavia tahun 1619 dan di tempat-tempat lain
di Indonesia. Kemudian dibentuk jabatan Gubernur Jenderal untuk
menangani urusan-urusan VOC. Akhir abad ke-18 VOC mengalami
kemunduran dan akhirnya dibubarkan pada 31 Desember 1799.
Dalam kurun waktu itu, VOC memperoleh hak monopoli
perdagangan rempah-rempah yang dilakukan secara paksa di
Indonesia, dimana jumlah transaksi dagangnya, baik frekuensi maupun
nilainya terus bertambah dari waktu ke waktu. Pada tahun itu bisa
dipastikan Maskapai Belanda telah melakukan pencatatan atas mutasi
transaksi keuangan.
Dalam

hubungan

itu,

Ans

Saribanon

Sapiie

(1980),

mengemukakan bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik
mengenai catatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah ada
menjelang pertengahan abad ke-17.
Hal itu ditunjukkan dengana adanya sebuah Instruksi Gubernur
Jenderal VOC pada tahun 1642 yang mengharuskan dilakukan
pengurusan pembukuan atas penerimaan uang, pinjaman-pinjaman, dn
jumlah uang yang diperlukan untuk penegeluaran (eksplorasi)
garnisun-garnisun dan galangan kapal yang ada di Batavia dan
Surabaya.
2. Zaman Penjajahan Belanda
Setelah VOC bubar pada tahun 1799, kekuasaannya diambil
alih oleh Kerajaan Belanda, zaman penjajahan Belanda dimulai tahun
1800-1942. Pada waktu itu, catatan pembukuan menekankan pada
mekanisme debet dan kredit, yang diantara lain dijumpai pada

8

pembukuan Amphioen Socyteit di Batavia. Amphioen socyteit
bergerak dalam

usaha morfin (amphioen) yang merupakan usaha

monopoli di Belanda.
Pada abad ke-19 banyak perusahaan Belanda didirikan atau
masuk ke Indonesia dengan membuka cabang atau perwakilan, yang
antara lain sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Deli Maatschaappij (perkebunan)
Biliton Maatschaappij (timah)
Bataafche Petroleum Maatschaappij (minyak)
Koninklijke
Paketvaart
Maatschaappij

(pelayaran

nusantara), setelah dinasionalisasikan oleh pemerintah RI
menjadi perusahaan pelayaran nasional (PELNI)
e. Rotterdamsch Lloyd (maskapai atau agen pelayaran
internasional), setelah dinasionalisasikan menjadi Djakarta
Lloyd
f. Koninklijke Nederlands Indische Luhtvaart Maatschaappij
(penerbangan
g.
h.
i.
j.

nusantara),

setelah

dinasionalisasikan

menjadi Garuda Indonesia Airways
Stoomvart Maatschaappij Nederlands
Firma Ruys of de Oost
Nederlands Handel’s Bank
Algeme Handel’s Bank

Untuk mengangkut hasil produksi perkebunan dan tambang,
dibuka jalan kereta api dari daerah asal menuju ke pelabuhan. Kereta
api yang pertama diadakan pada tahun 1870 yang menghubungkan
antara daerah pedalaman Jawa Tengah dengan Semarang, menyusul
dari pedalaman Jawa Barat ke pelabuhan Tanjung Priok, dari
pedalaman Jawa Timur ke pelabuhan Tanjung perak dan dri
pedalaman Sumatra Selatan ke Palembang. Di samping jalan kereta
api juga dibangun dan/atau ditingkatkan ke jalan darat untuk
melancarkan arus produksi perkebunandan pertambangan ke kotakota pelabuhan.

9

Catatan pembukuannya merupakan modifikasi sistem VenesiaItalia, dan tidak dijumpai adanya kerangka pemikiran konseptual
untuk mengembangkan sistem pencatatan tersebut karena kondisinya
sangat menekankan pada praktik-praktik dagang yang semata-,mata
untuk kepentingan perusahaan Belanda. Sedangkan, segmen bisnis
menengah kebawah dikuasai oleh pedagang keturunan, yaitu : Cina,
India, dan Arab. Sejalan dengan itu, ada kebebasan dalam
penyelenggaraan pembukuan sehingga praktik pembukuannya
menggunakan atau dipengaruhi oleh sistem asal etnis yang
bersangkutan.
Jadi, perkembangan akuntansi di indonesia pada awalnya dipengaruhi
oleh adanya kekuasaan para penjajah yang secara langsung membawa
tradisi pencatatan akuntansi di negaranya dan menerapkannya di Indonesia.
Setelah masa-masa kemerdekaan, barulah Indonesia mulai mengembangkan
akuntansi dari berbagai aspek. Sehingga pada masa sekarang dapat
dikatakan bahwa Indonesia telah mensejajarkan diri dengan negara-negara
lain terkait dengan penerapan Akuntansi Internasional.

B. Perkembangan Prinsip-Prinsip Akuntansi
1. Perkembangan Prinsip-Prinsip Akuntansi di Amerika
Di Amerika Serikat , dilakukan pengujian dan analisa pada prinsip
dan teori akuntansi yang berkembang melalui 4 fase yakni :
1. Fase Kontribusi Manajemen (1900-1933)
Pengaruh manajemen dalam pembentukan prinsip-prinsip
akuntansi muncul dari meningkatnya jumlah pemegang saham
dan peranan ekonomik dominan yang dimainkan oleh
korporasi industri stelah 1900.Penyebaran kepemilikan saham
memberi peluang bagi manajemen untuk mengendalikan

10

bentuk dan isi pengungkapan akuntansi. Ketergantungan pada
inisiatif manajemen menimbulkan konsekuensi sbb:
a) Sebagian besar teknik akuntansi tidak memiliki dukungan
teoritis.
b) Pusat perhatian pada penentuan penghasilan kena pajak
dan minimisasipajak penghasilan.
c) Teknik yang diadopsi adalah untuk meratakan pendapatan
d) Penghindaran dari masalah-masalah kompleks dan solusi
berdasarkan kebijakan dianut.
e) Perbedaan perlakuan teknik akuntansi dari perusahaan
yang berbeda untuk masalah yang sama.
Situasi ini menghasilkan ketidakpuasan, karena adanya
tuntutan dalam peningkatan standar pelaporan keuangan dan
meminta danya perlindunganterhadap investor.Perdebatan
teoritis dan kontrofersi pada saat itu terutama menyangkut
akuntansi kos untuk bunga.
Penentuan biaya overhead dalam kos produk menjadi isu
utama seiring dengan alokasi kos produk yang realistis,
meningkatnya investasi pada mesin-mesin dan kebutuhan
modal untuk jangka panjang. Pendapat The American Institute
of Accountants (AIA) menentukan bahwa tidak ada kos
penjualan,

beban bunga dan biaya

administrasi

yang

dimasukkan dalam kos overhead pabrik. Perselisihan tentang
akuntansi kos bunga dipandang sebagai konflik antara
teorientitas (entity) dan kepemilikan (proprietary).
Peristiwa penting lain adalah pengaruh pajak penghasilan
terhadap teori akuntansi yakni diakuinya pendapatan bersih
atas dasar periode akuntansi dan metode akuntansi yang
digunakan oleh pembukuan wajib pajak. Hal ini merupakan
tahap awal harmonisasi antara akuntansi pajak dengan
akuntansi keuangan.
2. Fase Kontribusi Institusi (1933-1959)

11

Fase ini ditandai dengan timbulnya badan/institusi dan
peningkatan

peranannya

dalam

pengembangan

prinsip

akuntansi, sbb:
a) Tahun 1934 Kongres membentuk Securities and Exchange
Commision (SEC) untuk melaksanakan berbagai peraturan
investasi federal. Komisi ini dapat merumuskan hal-hal,
informasi, metode-metode, yang harus ditunjukan dalam
laporan keuangan.
b) Adanya usulan agar The American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) mulai melakukan kerjasama
dengan bursa saham sehingga standar yang ditetapkan
dalam laporan keuangan dapat sesuai dengan eksekutif
perusahaan dan akuntan sesuai dengan praktek yang ada.
Alternatif yang lebih praktis ini menyebabkan metode
akuntansi berkembang secara luas dan konsisten. Selain
itu dikenal pula prinsip-prinsip dewan May mencakup:
a. Bahwa akun pendapatan harusnya tidak dimasukkan
dalam laba yang belum terealisir dan biaya yang dapat
dibebankan

pada

pendapatan

seharusnya

tidak

dibebankan.
b. Bahwa surplus modal seharusnya tidak dibebankan
dengan jumlah yang dibebankan pada pendapatan.
c. Bahwa laba ditahan yang diperoleh perusahaan anak
yang

diciptakan

sebelum

konsolidasi

bukan

merupakan surplus yang diperoleh perusahaan induk
konsolidasi.
d. Bahwa dividen atas saham treasury tidak dapat
dibebankan pada pendapatan.
e. Bahwa piutang dari pejabat, pegawai, dan perusahaan
afiliasi seharusnya tidak ditunjukan secara terpisah.
Setelah berdirinya American Accounting Association
(AAA) yang banyak mengkritik SEC maka AICPA memutuskan

12

untuk memberdayakan Committee Accounting Procedure (CAP)
menerbitkan Accounting Research Bulletins (ARBs). Adanya
praktek-praktek akuntansi yang banyak dikritik, isu-isu yang tidak
populer, kegagalan untuk mengembangkan pernyataan menyeluruh
tentang prinsip akuntansi menyebabkan konflik antara SEC dengan
CAP.
3. Fase Kontribusi Profesional (1953-1973)
Komite Khusus tentang Program Riset mengusulkan
pembubaran CAP dan departemennya yang diterima oleh AICPA
dan kemudian didirikan Accounting Principle Board (APB) dan
The Accounting Research Division (ARD) untuk meneliti tentang
isu-isu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
umum. APB kemudian menerbitkan berbagai pendapat untuk
membahas isu-isu kontroversial , namun upaya tersebut tidak
berhasil sehingga APB diserang dan dikritik karena opini yang
bersifat kontroversial termasuk tentang akuntansi pensiun, alokasi
pajak penghasilan, kredit pajak investasi, akuntansi untuk
penggabungan usaha dan goodwill.
4. Fase Politisasi (1973-sekarang)
Keterbatasan asosiasi professional dan manajemen dalam
merumuskan teori akuntansi mendorong diadopsinya pendekatan
yang lebih deduktif dan politis. Dalam situasi tersebut FASB
mengindikasikan proses penetapan standar akuntansi sebagai
proses demokratik.
Proses penetapan standar akuntansi tidak hanya didasarkan
kebutuhan pemakai tetapi juga mempertimbangkan beberapa
perspektif yang dapat mempresentasikan seluruh konstituensi. Juga
ditekankan agar Pemerintah federal dan Kongres harus berada pada
kepentingan umum dengan mempertahankan dan meningkatkan
akuntabilitasnya dimata publik. (Ahmed Riahi dan Balkoui,
2005:7-13)

13

2. Perkembangan Prinsip Akuntansi di Indonesia
Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan
pribumi yaitu Prof. Dr. Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo baru
menyelesaikan mendidikan akuntannya di Belanda pada tahun 1965.
Akuntan indonesia pertama yang bukan merupakan lulusan dalam negeri
adalah Basuki Siddaharta, Hendra Dermawan, Tan Tong Djoe Dan Go Tie
Siem. Mereka lulus pada pertengahan tahun 1957. Profesi akuntan sendiri
di Indonesia mulai berkembang dengan pesat sejak dikeluarkannya
Undang-Undang penanaman Modal Asing tahun 1967 dan UndangUndang Dalam Negeri tahun 1968. Peran pemerintahan membentuk tim
koordinasi pengembangan akuntansi serta reformasi perpajakan tahun1948
telah mendorong kiat pesatnya perkembanagn profesi ini. Akuntansi
sendiri pada mulanya dikenal mulai tahun 1642. Penghapusan UndangUndang Tanam Paksa yang dilakukan pemerintah kolonial tahun 1870,
memicu banyaknya kaum pengusaha Belanda menanamkan modal di
Indonesia dan hal ini mendorong perkembangan akuntansi. (Winwin
Yadiati, dkk, 2006:4)
Sedangkan untuk pembentukan Perkumpulan Akuntan
Indonesia diprakasai oleh Basuki Siddaharta, Hendra Dermawan, Tan
Tong Djoe Dan Go Tie Siem bersama Prof. Dr. Soemardjo. (Hery,
2009:21). Perkumpulan Akuntan Indonesia yang saat sekarang disebut
Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa Ikatan merupakan wadah
organisasi profesi akuntansi di indonesia, berdiri di Jakarta pada tanggal
23 Desembar 1957. IAI berhasil menyusun dan menerbitkan Prinsip
Akuntansi Indonesia padatahun 1973 dengan maksud antara lain
menghimpun prinsip-prinsip yang lazim berlaku di Indonesia dan sebagai
prasarana bagi terbentuknya pasar uang dan pasar modal di Indonesia pada
waktu itu (Sofyan Syafri H, 2007:52)
Seiring perkembangan IAI, maka Tahun 1978 berdiri Ikatan
Akuntansi Indonesia Kompartemen Akuntan Publik. Ikatan Akuntan

14

Indonesia terus melakukan pembenahan dan pengembamgan terhadap
organisasi profesi tersebut. Terbukti, Tahun 1986 berdiri Ikatan Akuntan
Kompartemen Manajemen dan Akuntan Pendidik. Dan pada tahun 2001
berdiri Kompartemen Akuntan Pemerintah. (Winwin Yadiati, 2006:6)
Pada tahun 1984 Prinsip Akuntansi Indonesia 1973 diganti dengan
Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 dengan konsep yang sama, namun ada
pembatasan pada hal-hal yang berhubungan dengan akuntansi keuangan
yang diungkapkan secara garis besar atau berlaku umum, tidak mencakup
praktik akuntansi untuk industri tertentu. Oleh karena itu prinsip-prinsip
yang memerlukan penjabaran lebih lanjut diatur dengan “pernyataan”
tersendiri.(Sofyan Syafri , 2007:55)
Pada tahun 1994, IAI melakukan revisi total terhadap PAI 1984
dan saat itu mengeluarkan serial standar keungan yang diberi nama
Standar Akuntansi Keuangan (SAK). SAK ini untuk pertama kalinya
diterbitkan pada tanggal 1 Oktober 1994, dimana mengadopsi pernyataan
resmi dari Internasional Accounting Standards Committee (IASC). Pada
tahun ini pula, komite PAI diubah namanya menjadi Komite Standar
Akuntansi Keuangan (Komite SAK) untuk masa 1994-1998. (Hery
2009:23)
Jadi, dalam perkembangan peraturan dan prinsip akuntansi di
Indonesia mengacu kepada Prinsip-pirinsip Akuntansi berlaku Umum
secara Internasional. Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)
menjadi contoh bagi Indonesia dalam penerapan peraturan dan prinsip
akuntansi terutama bagi perusahaan g public.
C. Relevansi Sejarah Akuntansi
Sejarah akuntansi adalah studi atas evolusi yang terjadi pada pemikiran,
praktik-praktik dan institusi akuntansi sebagai respons dari perubahanperubahan lingkungan dan kebutuhan sosial. Hal ini juga memperhitungkan
dampak yang timbul oleh evolusi tersebut pada lingkungan.
15

Sejarah akuntansi sangat berguna untuk memberikan pemahaman dan
apresiasi yang lebih baik mengenai bidang akuntansi dan evolusinya sebagai
salah satu ilmu sosial. Satu pemikiran yang bagus akan relevansi dari sejarah
akuntansi terhadap pedagogi yaitu:
1. Suatu profesi yang didasarkan pada tradisi yang dikembangkan selama
berabada-abad seharusnya mendidik para anggotanya untuk lebih menghargai warisan intelektual yang mereka miliki.
2. Adanya impor keunggulan-keunggulan pemikiran, kontribusi-kontribusi
besar pada literatur, dan studi-studi positif yang penting mungkin saja
akan hilang, terfragmentasi, atau dipelajari secara tidak sempurna didalam
jangka waktu yang lebih panjang kecuali jika mereka telah didokumentasikan dan digabungkan oleh orang-orang terpelajar yang memiliki
keahlian sejarah.
3. Tanpa memiliki akses kepada analisis dan interpretasi dari sejarah
perkembangan pemikiran dan praktik akuntansi, para empiris saat ini akan
berisiko mendasarkan investigasi yang mereka lakukan pada klaim-klaim
atas masa lalu yang tidak lengkap atau tidak berdasar.
Sejarah akuntansi melakukan peran yang instrumental

dalam

memberikan pemahaman yang lebih baik atas permasalahan-permasalahan
akuntansi dan konteks institusionalnya, sekaligus juga dalam formulasi
kebijakan umum.
Sejarah akuntansi dapat mmemberikan penilaian yang lebih baik atas
praktik-praktik yang berlaku dengan melakukan perbandingan terhadap
metode-metode yang pernah digunakan.
D. Isu-Isu Akuntansi
1. Definisi akuntansi internasional
Weirich dan beberapa penulis lainnya memberikan klarifikasi yang
bermanfaat atas definisi-definisiini, dengan pengidentifikasian tiga konsep
utama yang mereka lakukan:
a. Akuntansi untuk induk perusahaan dan anak perusahaan di luar negeri
atau akuntansi untu anak perusahaan
b. Akuntansi komparatif atau internasional
c. Akuntansi universal atau dunia

16

Tujuan dari akuntansi internasional ini adalah untuk mendapatkan
satu standarisasi Akuntansi Dunia. Akuntansi Internasional dianggap
sebagi sebuah sistem universal yang dapat diterapkan disemua negara.
Sebuah seperangkat prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(generally accepted accounting principls- GAAP) yang diterima diseluruh
dunia.
Konsep dari akuntansi komparatif atau akuntansi internasional
mengarahkan akuntansi internasional kepada studi dan pemahaman atas
perbedaan-perbedaan nasional didalam akuntansi. Hal ini meliputi:
a. Kesadran akan adanya keragaman internasionaldidalam akuntansi perusahaan dan praktik-praktik pelaporan
b. Pemahaman akan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dari
masing-masing negara
c. Kemampuan untuk menilai dampak dari beragamnya praktik-praktik
akuntansi pada pelaporan keuangan.
Akuntansi internasional mencakup dua pendekatan deskriptif dan
informatif. Akuntansi internasional meliputi seluruh jenis prinsip, metode
dan standar akuntansi yang dimiliki oleh senua negara. Gabungan dari
seluruh prinsip, metode dan standar dari seluruh negara dapat dinyatakan
sebagai sistem akuntansi internasional.
Munculnya paradigma baru didalam akuntansi internasional memperluas
keerangka kerja dan pemikiran untuk memasukkan ide-ide baru dari akuntansi
internasional. Sebagia akibatnya, terbit daftar yang sangat panjang akan konsepkonsep dan teori-teori akuntansi yang dibuat oleh Amenkhienan untuk
memasukkak hal-hal berikut;
a. Tori universal atau dunia, konsep ini dikembangkan oleh kaum pragmatis yang
percaya bahwa pemecahan dari permasalahan-peermasalahan yang terjadi
dalam pelaporan secara internal berada pada keseragaman akuntansi di seluruh
dunia.
b. Teori multinasional, konsep ini menyarankan agar akuntansi internasional
mencakup seluruh jenis prinsip-prinsip yang bererbeda, standar dan praktikpraktik dari seluruh negara.

17

c. Teori komparatif, konsep ini menyarankan adanya klasifikasi analitikal atas
sistem-sistem akuntansi tiap negar, seperti yang telah dilakukan di ilmu-ilmu
sosial lainnya seperti ilmu ekonomi, politik dan hukum
d. Teori transaksi-transaksi internasional, konsep ini dibangun disekitar informasi akuntansi yang dibutuhkan didalam keputusan-keputusan perdagangan
internasional dan investasi internasional
e. Teori translasi, konsep ini digunakan sebagai ciri-ciri pada akuntansi untuk induk perusahaan dan anak perusahaan di luar negeri.
Pengaruh akuntansi adala sasaran, standar, kebijakan dan teknik akuntansi
yang dihasilkan oleh faktor-faktor lingkungan di tiap negara. Jika faktor
lingkungan itu memiliki perbedaan yang signifikan ditiap-tiap negara, maka dapat
diperkirakan bahwa konsep-konsep dan praktik akuntansi utama yang digunakan
diberbagai

negara

tersebut

berbeda.

Kondisi-kondisi

lingkungan

yang

memberikan dampak kepada penentuan dari standar akuntansi yang mencakup
hal-hal berikut:
a. Relativisme kultural (cultural relativismi), dimana konsep-konsep akuntansi
disuatu negara-negara tertentu adalah sama uniknya dengan ciri-ciri kebudayaan lainnya.
b. Relativisme linguistik(linguistic relativismi), dimana akuntansi-akuntansi suatu bahasa dengan sifat leksikal dan tata bahasanya akan memngaruhi perilaku
linguistik dan non linguistik dari para penggunanya.
c. Relativisme politik dan sipil (political and civil relativism), diman konsepkonsep akuntansi disetiap negara manapun akan bergantuing kepada konteks
politik dan sipil dari negara tersebut.
d. Relativisme ekonomi dan demografis (economic and demographic relativism),
dimana konsep-konsep akuntansi disetiap negara mana pun akan bergantung
pada konteks ekonomi dan demografis negara tersebut.
e. Relativisme hukum dan perpajakan (legal and tax relativism), dimana konsepkonsep akuntansi disetiap negara mana pun bergantung kepada dasar hukum
dan perpajakan dari negara tersebut.
2. Harmonisasi Standar Akuntansi
a. Arti harmonisasi standar akuntansi
Wilson menyajikan pembedaan yang bermanfaat

yaitu istilah

harmonisasi merupakan kebalikan dari standarisasi yang memiliki arti

18

sebuah rekonsiliasi atas berbagi sudut pandang yang berbeda. Definisi dari
harmonisasi dianggap lebih realistis dan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk diterima dari pada standarisasi.
1. Bagi banyak negara belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi
dan audit yang memadai
2. Internasionalisasi yang berkembang dari perekonomian dunia dan
meningkatnya saling ketergantungan dari negar-negara didalam kaitannya dengan perdagangan dan arus kas investasi internasional
3. Adanya kebutuhan dari perusahaan-perusahaan untuk memperoleh
modal dari luar, mengingat tidak cukupnya jumlah lada ditahan untuk
mendanai proyek-proyek dan pinjamna luar nrgeri yang tersedia, telah
meningkatkan kebutuhan akan harmonisasi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sejarah pencatatan akuntansi secara global dimulai dari ratusan abad
sebelum masehi yaitu pada masa berawalnya kegiatan perdagangan antar
negara oleh orang-orang mesir.adapun metode pencatatan berpasangan mulai
diperkenalkan dan dikembangkan sejak masa kejayaan Republik Italia dalam
19

hubungan perdagangan di negara-negara eropa. Perkembangan tersebut terus
menjelajah ke seluruh belahan dunia termasuk Indonesia. Jalur perdagangan
merupakan jalur utama masuknya akuntansi di Indonesia.
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mulai muncul di
Amerika dengan berbagai fase perkembangan. Pengendalian manajemen,
hingga pada fase politisasi terus dikembangkan hingga pada saat ini. Di
indonesia, Prinsip Akuntansi Berlaku umum atau PABU diterbitkan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia. Sedangkan di Amerika, prinsip tersebut
diterbitkan oleh AICPA.
Perkembangan usaha multinasional menyebabkan adanya penyesuaian
relevansi akuntansi kearah internasional. Maka isu-isu akuntansi internasional
terus dibahas dan dikaji agar pencatatan dan pelaporannya tidak melanggar
Prinsip-Prinsip berlaku umum yang telah ditetapkan.
B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca pada umumnya mahasiswa agar
dapat menjadikan makalah ini sebagai referensi untuk meningkatkan wawasan
keilmuan khsusnya tentang akuntansi dan mengumpulkan lebih banyak
sumber bacaan.

DAFTAR PUSTAKA
Riahi Ahmed. 2006. Teori Akuntansi. (Jakarta : Salemba Empat)
Heri. 2009. Teori Akuntansi. (Jakarta : Kencana)
Yadiati Winwin, Ilham. 2006. Pengantar Akuntansi (Jakarta : Kencana)
Syafri, Sofyan H. 2007. Teori Akuntansi. (Jakarta : Rajagrafindo Persada)

20